����� �Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia � ISSN : 2541-0849
������ e-ISSN : 2548-1398
������ Vol. 3, No. 7 Juli 2018
PENERAPAN
SUPERVISI MULTI METODE UNTUK MENGOPTIMALKAN GURU SMKS ASSALAAM
MENGIMPLEMENTASIKAN HASIL KEGIATAN MAGANG DI DU/DI �KEPADA GURU PRODUKTIF LAINNYA MELALUI��� LEARNING� COMMUNITY
Lala
Susilawati
Pengawas SMK Kabupaten Bandung
Cabang Dinas Wilayah VIII Dinas
Pendidikan Propinsi Jawa Barat
Email: : [email protected]
Abstrak
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) sebagai institusi pendidikan, dituntut menghasilkan
tamatan sebagaimana yang diharapkan oleh dunia kerja. Maka, dalam upaya
memenuhi kebutuhan tersebut, SMKS Assalaam Cibaduyut membangun relevansi
lulusan dengan pasar tenaga kerja. Untuk itulah, guru produktif SMKS Assalaam
Cibaduyut pengampu mata pelajaran produktif diminta untuk belajar lagi dan
melaksanakan magang di DU/DI. Tujuannya, supaya mereka memiliki tambahan
keahlian dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu. Magang guru produktif dapat meningkatkan relevansi kompetensi keahlian guru
produktif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia
usaha dan dunia industri. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan sekolah yaitu melaksanakan pembinaan bagi sekelompok guru produktif di suatu sekolah,� melalui
beberapa siklus, mengunakan sistem spiral refleksi model Kemmis dan Mc Taggart
yang dimodifikasi. Strategi/Metode Kerja/Teknik Pembinaan
yang digunakan adalah supervisi multi metode. Pada
siklus 1 menggunakan learning community,�
Observasi-Refleksi-Rekomendasi, dan Focused Group Discussion (FGD),
sedangkan pada siklus 2 adalah learning community, metode Delphi, Observasi-Refleksi-Rekomendasi, dan
FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah
penerapan supervisi multi metode, kinerja guru dalam melaksanakan learning community, aktif menuliskan hasil FGD, membuat RPP, membuat materi
pelajaran dan membuat penilaian pembelajaran berbasis hasil kegiatan magang, sudah menunjukkan adanya peningkatan, dari siklus I ke siklus II. Siklus II mengakhiri pembinaan, dengan indikator keaktifan guru telah
diatas 80.00% dan skor� guru minimal
80.00 sudah diatas 85%.
Kata Kunci : Supervisi
multi metode, mengimplementasi kegiatan magang, learning community
Pendahuluan
Pembangunan bangsa Indonesia ke depan, sangat
tergantung pada kualitas SDM yang sehat secara fisik. Juga secara mental, �serta memiliki keterampilan dan kompetensi yang mampu bersaing di era
global (Cony, 1989). Dunia kerja saat ini dan yang akan datang membutuhkan sumber daya manusia
(SDM) yang tidak hanya memiliki kemampuan teoritis semata. Melainkan, juga
punya kompetensi keahlian khusus dan siap kerja. Untuk diketahui, dengan
diberlakukan ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan ASEAN Free Labor
Area (AFLA) sejak 2003 serta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai 2016
lalu, semakin membuka persaingan global, baik dari sisi ekonomi maupun tenaga
kerja. Upaya yang telah dilakukan pemerintah, untuk mempersiapkan SDM yang memiliki keterampilan
dan kompetensi yang mampu bersaing di era global, salah
satunya, menata jalur pendidikan (Retno,
2003).�
Sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016, tentang
membangun relevansi lulusan dengan pasar tenaga kerja, diperlukan adanya
penjaminan mutu, yakni standarisasi proses pembelajaran dan sertifikasi
keahlian berbasis industri. Selain itu, perlu adanya spesifikasi pembelajaran
di SMK. Spesifikasi pembelajaran sendiri bertujuan supaya lulusan bisa terserap
lapangan kerja yang relevan. Untuk itu, penting melakukan job matching mata pelajaran atau penjurusan sesuai dengan kebutuhan
Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI ). Untuk itulah guru produktif pengampu mata
pelajaran produktif diminta untuk belajar lagi dan melaksanakan magang di
DU/DI. Tujuannya, supaya mereka memiliki tambahan keahlian dalam melaksanakan
pembelajaran yang bermutu. Magang guru produktif dapat meningkatkan relevansi
kompetensi keahlian guru produktif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada di dunia usaha dan dunia industri.
Guru produktif dapat melihat
secara nyata, tamatan seperti apa yang dicari, yang dibutuhkan oleh DU/DI� itu nantinya. Magang guru produktif juga
dapat menambah wawasan guru produktif SMK untuk merintis pengembangan teaching factory.
Program magang guru
produktif akan lebih bermakna jika guru yang telah melaksanakan magang tersebut
mengimbaskan hasil magangnya kepada guru produktif lainnya (learning community). Sehingga diharapkan
guru produktif lainnya akan bertambah pengetahuan dan keterampilan untuk lebih aktual
mengimplentasikan pada proses pembelajarannya yang bermutu, berdasarkan standarisasi proses pembelajaran dan
sertifikasi keahlian berbasis industri.
Hal inilah yang mendorong
peneliti telah melaksanakan penelitian tindakan sekolah dengan menerapkan
supervisi multi metode untuk mengoptimalkan guru SMKS Assalaam Cibaduyut
mengimplementasikan hasil kegiatan magang di DU/DI kepada guru produktif
lainnya melalui learning community.
Metode
Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah yaitu melaksanakan
pembinaan bagi sekelompok guru produktif, di suatu sekolah, melalui beberapa
siklus, mengunakan sistem spiral refleksi model Kemmis dan Mc Taggart yang
dimodifikasi (Sukidin dkk, 2002), dengan tahapan mulai dari merencanakan pembinaan
setiap siklus, pelaksanan pembinaan setiap siklus, observasi pelaksanaan dan
refleksi setiap siklus, yang dilakukan dari siklus I sampai siklus II dan
seterusnya sampai diperoleh rekomendasi kemampuan guru produktif pada siklus
terakhir tuntas (Sumarno, 2005 & Wiriaatmadja, 1999). Indikator� ketuntasan apabila telah mencapai 85 % subjek
penelitian daya serapnya� ≥ 70 %
(Depdikbud RI, 1994, dalam Sudjana, 2001; Sudjana, 2001, & Arikunto, 2003).
Strategi/Metode
Kerja/Teknik Pembinaan
Strategi/Metode Kerja/Teknik Pembinaan
yang digunakan adalah supervisi multi metode, pada siklus 1 adalah learning community,� Observasi-Refleksi-Rekomendasi, dan FGD,
sedangkan pada siklus 2 adalah learning
community, metode Delphi, Observasi-Refleksi-Rekomendasi, dan
FGD.
Setting/Lokasi/Subyek
Penelitian
Setting
Penelitian
�������������� Secara garus
besar, prosedur siklus dilakukan melalui kegiatan perencanaan (plan), siklus
(act), observasi (observe) dan refleksi (reflect) (Kemmis dalam� Hopkin, 1993, dikutip Sukidin dkk, 2002).
1.
Subyek dan Waktu
Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru produktif� di SMKS Assalaam Cibaduyut, Jumlah guru
produktif yang diteliti� sebanyak� 15 orang. Penelitian dilaksanakan dari �tangga1 Agustus �� 8 September�
2017.� ������������
2.
Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang
diharapkan, maka dalam penelitian ini digunakan instrumen sebagai berikut: (1)
rencana pelaksanaan pembinaan;
(2) pedoman observasi aktivitas guru produktif ; (3) daftar chek aktivitas guru
produktif;� (4) instrumen evaluasi guru
produktif dalam menguasai materi hasil kegiatan magang; (5) format observasi
pembinaan;� (6) format diskusi balikan;
dan (7) daftar
hadir guru produktif.
3.
Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Data
yang telah diperoleh pada setiap tahapan siklus diolah dan dinalisis melalui tahap-tahap sebagai berikut : (1)
kategori data; (2) interpretasi data;�
(3) validitas data; (4) �� pelaksanaan siklus; (5) evaluasi; dan (6)
analisis dan refleksi.
Hasil
dan Pembahsan�
A. Hasil
Penelitian
1) Pelaksaan Pembinaan dari
Siklus I � II
Hasil observasi terhadap pelaksanaan
pembinaan menunjukkan bahwa kemampuan guru produktif dalam menguasai materi
hasil kegiatan magang pada siklus II lebih baik dan tinggi dibanding siklus I,
dengan demikian kegiatan pembinaan pada siklus II berupa kegiatan pembinaan
telah berhasil dengan baik meningkatkan kemampuan guru produktif dalam
menguasai materi hasil kegiatan magang.
Peneliti dalam melakukan diskusi balikan,
selalu memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada sehingga disempurnakan pada
siklus selanjutnya. Catatan lapangan (lembar observasi) dan lembar diskusi
balikan telah mencatat perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi tidak
hanya dari cara hasil pembinaan, tetapi dilihat juga dilihat dari proses
pembinaannya, yaitu aktivitas guru produktif. Aktivitas guru produktif dan
perolehan skor guru produktif, selama pembinaan dari siklus I sampai siklus II
telah mengalami perbaikan dan peningkatan.
2)
Perubahan
Aktivitas Guru produktif dari Siklus 1 � Siklus II����������������������������������������
������
Proses pembinaan pada
siklus II telah memperlihatkan adanya peningkatan aktivitas guru produktif
dibanding pada siklus I, mulai dari aktif dalam melaksanakan learning community, aktif menuliskan
hasil FGD, membuat RPP berbasis materi hasil kegiatan magang,
terampil membuat materi pelajaran berbasis materi hasil kegiatan magang, dan
terampil membuat penilaian pembelajaran berbasis hasil kegiatan magang.
Aktifitas
guru produktif selama pembinaan pada siklus II dapat dilihat dari Tabel 1
dibawah ini
����� Berdasarkan
hasil observasi aktivitas guru produktif selama penelitian dari siklus I sampai
siklus II, dapat dilihat pada Tabel� 1.
Tabel� 1�
Aktivitas
Guru Produktif Selama Pembinaan dari Siklus I � Siklus II
Jumlah Guru produktif & Prosentase |
Aktivitas Guru
produktif Selama Pembinaan pada Siklus I - II |
|||||||||
Aktif dalam
melaksanakan learning community |
Aktif menuliskan
hasil FGD |
Membuat RPP
berbasis materi hasil kegiatan magang |
Terampil membuat
materi pelajaran berbasis materi hasil kegiatan magang |
Terampil membuat
penilaian pembelajaran berbasis hasil kegiatan magang |
||||||
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
|
Jumlah Guru produktif |
11 |
13 |
9 |
11 |
8 |
11 |
10 |
12 |
9 |
11 |
Prosentase |
73.33 |
86.67 |
60.00 |
73.33 |
53.33 |
73.33 |
66.67 |
80.00 |
60.00 |
73.33 |
������
��������� Data pada Tabel 1 diatas menunjukkan
guru produktif yang aktif dalam melaksanakan learning community dari siklus I sampai siklus II mengalami
peningkatan. Pada siklus I guru produktif yang�
benar-benar aktif dalam melaksanakan learning
community berjumlah 11 orang (73.33%), dan pada siklus II berjumlah 13
orang (86.67%). Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 2
orang (13.33%). �
��������� Kemampuan guru produktif yang aktif
dalam� menuliskan hasil FGD dari siklus I
sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada��
siklus I guru produktif yang benar-benar terampil berjumlah 9 orang
(60.00%), dan pada siklus II berjumlah 11 orang (73.33%). Dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan sebanyak 2 orang (13.33%).� ��
��������� Berdasarkan Tabel 1 diatas kemampuan
guru produktif dalam membuat RPP berbasis materi hasil kegiatan magang dengan
terampil dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada�� siklus I guru produktif yang� benar-benar terampil berjumlah 8 orang
(53.33%), dan pada siklus II berjumlah 11 orang (73.33%). Dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan sebanyak 3 orang (20.00%).
��������� Berdasarkan data pada Tabel 1,
menunjukkan bahwa kemampuan guru produktif dalam membuat materi pelajaran
berbasis materi hasil kegiatan magang dengan terampil dari siklus I sampai
siklus II mengalami peningkatan. Pada��
siklus I guru produktif yang�
benar-benar terampil berjumlah 10 orang (66.67%), dan pada siklus II
berjumlah 12 orang (80.00%). Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan
sebanyak 2 orang (13.33%). �
��������� Berdasarkan data pada Tabel 1,
menunjukkan bahwa kemampuan guru produktif dalam membuat penilaian pembelajaran
berbasis hasil kegiatan magang dengan terampil dari siklus I sampai siklus II
mengalami peningkatan. Pada�� siklus I
guru produktif yang� benar-benar terampil
berjumlah 9 orang (60.00%), dan pada siklus II berjumlah 11 orang (73.33%).
Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 2 orang (13.33%).
3)
Skor� Guru
Produktif dari Siklus I � II
Berdasarkan hasil
skor guru produktif dalam menguasai materi hasil kegiatan magang selama
pembinaan, menunjukkan adanya peningkatan skor guru produktif pada siklus II
dibanding siklus I. Peningkatan skor guru produktif dapat dilihat pada
Tabel� 2
Tabel� 2�
Skor
Guru Produktif dari Siklus I � II
No |
Kode Guru Produktif |
Nilai |
|
Siklus I |
Siklus II |
||
1 |
AA |
60 |
70 |
2 |
AB |
60 |
70 |
3 |
AC |
80 |
90 |
4 |
AD |
60 |
70 |
5 |
AE |
50 |
60 |
6 |
AF |
80 |
90 |
7 |
AG |
70 |
80 |
8 |
AH |
80 |
90 |
9 |
AI |
60 |
70 |
10 |
AJ |
70 |
80 |
11 |
AK |
50 |
60 |
12 |
AL |
80 |
90 |
13 |
AM |
70 |
80 |
14 |
AN |
80 |
90 |
15 |
AO |
50 |
70 |
Rata-rata |
66.67 |
77.33 |
|
DSK |
53.33% |
86.67% |
���� Berdasarkan
data pada Tabel 2, dapat dijelaskan:
1)
Pada Siklus I, skor
tertinggi adalah 80.00, terendah 50.00 dan�
rata-ratanya adalah 66.67 serta jumlah guru produktif yang mengalami
ketuntasan belajarnya sebanyak 8 orang (53.33%).
2)
Pada Siklus II, nilai
rata-rata harian tertinggi adalah 90.00, terendah 60.00 dan rata-ratanya adalah
77.33 serta jumlah guru produktif yang mengalami ketuntasan belajarnya sebanyak
13 orang (86.67%).
Berdasarkan data pada Tabel 2 tersebut diatas, skor yang diperoleh
guru produktif dari siklus I sampai pada siklus II mengalami peningkatan. Pada
siklus� I skor rata-rata guru produktif
yaitu 66.67 point, dan pada siklus II meningkat menjadi 77.33 point. Begitu
juga dengan Daya Serap Klasikal (DSK) mengalami peningkatan.
B. Pembahasan.
1)
Pengaruh Pembinaan Terhadap Peningkatan Aktivitas Guru produktif dari Siklus I
� Siklus II
Hasil observasi proses
pembinaan dari siklus I sampai Siklus II, menggambarkan bahwa aktivitas guru
produktif menunjukan pola yang aktif, serta antusias mengikuti setiap sesi
pembinaan. Hampir semua guru produktif berperan aktif dalam melaksanakan learning community, aktif menuliskan hasil FGD, membuat RPP
berbasis materi hasil kegiatan magang, terampil membuat
materi pelajaran berbasis materi hasil kegiatan magang, dan terampil membuat
penilaian pembelajaran berbasis hasil kegiatan magang. Walaupun pada awalnya
banyak yang belum terampil, tetapi pada siklus II sudah menunjukkan kemajuan
yang sangat pesat�����������
2)
Pengaruh
Pembinaan terhadap Kemampuan dan Keterampilan Guru produktif dalam Menguasai
materi hasil kegiatan magang.
Hasil observasi proses
pembinaan dari siklus I sampai siklus II, menggambarkan bahwa skor guru
produktif menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan itu menunjukkan bahwa
setiap guru produktif telah melaksanakan dan mengikuti tahap-tahap jalannya
kegiatan pembinaan, serta menunjukan bahwa hampir semua guru produktif� berperan aktif mengikuti setiap sesi
pembinaan yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga pada saat dilaksanakan pengukuran kemampuan dan� keterampilan guru produktif dalam menguasai
materi hasil kegiatan magang, pada siklus II, sudah 86.67% guru produktif
memperoleh skor 70.00 ke atas. Selain itu proses bimbingan dan arahan selama
proses pembinaan yang dilakukan sudah diupayakan intensif. Sehingga guru
produktif tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembinaan
Kesimpulan
1)�� Hasil proses pembinaan pada siklus I, menunjukkan bahwa aktivitas
guru produktif dalam melaksanakan learning community, aktif menuliskan
hasil FGD, membuat RPP berbasis materi hasil kegiatan magang, terampil
membuat materi pelajaran berbasis materi hasil kegiatan magang, dan terampil
membuat penilaian pembelajaran berbasis hasil kegiatan magang masih perlu ditingkatkan, kemudian skor rata-rata hasil pembinaan guru
produktif, belum memuaskan yaitu 66.67. Aktivitas guru produktif dalam siklus
I, perlu ditingkatkan dan harus diperbaiki pada siklus II.
2)�� Hasil
proses pembinaan pada siklus II, menunjukkan bahwa aktivitas guru produktif dalam melaksanakan learning community,
aktif menuliskan hasil FGD, membuat RPP berbasis materi hasil kegiatan magang, terampil
membuat materi pelajaran berbasis materi hasil kegiatan magang, dan terampil
membuat penilaian pembelajaran berbasis hasil kegiatan magang sudah menunjukkan adanya peningkatan. Skor r ata-rata hasil pembinaan guru
produktif sudah meningkat menjadi 77.33 point, siklus II mengakhiri pembinaan,
dengan indikator Aktivitas Guru produktif telah diatas 70.00% dan Skor� guru produktif minimal 70.00 sudah diatas
85%, yaitu sebesar 86.67%�
3) Selama proses pembinaan mulai siklus I
sampai siklus II, peneliti berusaha memotivasi setiap guru produktif dan
melaksanakan bimbingan serta arahan secara intensif dan adil, supaya setiap
guru produktif berpartisifasi dalam mengikuti setiap sesi pembinaan, terutama aktif dalam
melaksanakan learning community, menuliskan hasil FGD, mencari data/informasi
melalui, membuat materi pelajaran berbasis materi hasil kegiatan magang, serta
terampil membuat RPP berbasis materi hasil kegiatan magang
Rekomendasi
1)
Model pembinaan ini, tidak hanya diterapkan di
SMKS Assalaam Cibaduyut, tetapi bisa diterapkan pada SMK lainnya baik negeri
maupun swasta. Sehingga peningkatan pembinaan dapat terjadi secara
menyeluruh�
2)
Bagi pengawas lainnya model pembinaan ini bisa
dijadikan salah satu model pembinaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan guru produktif dalam menguasai materi hasil kegiatan
magang
BIBLIOGRAFI
______________
2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta
: Dirjen PMPTK.
Arends, R. I. 2004. Learning to Teach. 5th Ed. Boston: McGraw Hill.
Arikunto, S. 2003.
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Bruner, J. 1977. The process of education. Cambridge: Harvard
University Press.
Cony, S. 1989. Pendekatan Keterampilan Proses.
Jakarta: Gramedia.
Dewey, J. 1938. Experince and
Education. New York: Macmillan.
Lang, H. R. & Evans, D. N. 2006. Models, Strategies, And Methods for
Effective Teacing. 1stedition. New York: Pearson Educatin, Inc.
Retno. 2003. Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.
Slavin, R. E. 2000.
Educational Psychology: Theories and
Practice. Sixth Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher.
Sudjana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: Sinar Baru.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Insan Cendikia.
Sumarno, U. 2005. Penelitian Siklus.
Makalah. UPI. Tidak diterbitkan.
Udin S.W. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Winkell, W.S. 1993. Psikologi
Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Wiriaatmadja. 1999. Penelitian Tindakan dalam Bentuk Penelitian Siklus
Sebagai Upaya Meningkatkan Kemahiran Profesional Dosen di Perguru produktifan
Tinggi. Jurnal Mimbar Penelitian. No 30/Juli. Magelang. UPI Magelang