Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2021
�
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BUSANA GAMIS WANITA PADA TOKO BAJU AA DI PASAR PEMDA
CIKAMPEK
Hanansa Rais Dabinda
Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Bandung, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi dan yang paling dominan juga untuk mengetahui faktor baru yang
terbentuk dalam pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian produk busana
gamis wanita pada Toko Baju AA di Pasar Pemda Cikampek. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode non-probability
sampling jenis purposive sampling,
dengan jumlah responden sebanyak 100 orang yang merupakan konsumen Toko Baju
AA. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis faktor. Faktor-faktor
yang meliputi penelitian ini adalah keluarga, kelas sosial, kebudayaan,
kelompok referensi, motivasi, persepsi, pengalaman belajar, kepribadian,
kepercayaan dan sikap, pilihan produk, pilihan merek, pilihan saluran
pembelian, dan jumlah pembelian. Berdasarkan hasil pengujian dari 13 dimensi yang diujikan
menghasilkan ekstraksi dimana terdapat tiga faktor baru yang terbentuk
diantaranya yaitu component I dengan
nama faktor keluarga dan variance
33,973%, component II dengan nama
faktor Kepribadian dan variance
14,548%, dan component III dengan
nama faktor Pilihan Saluran Pembelian dan variance
9,494%. Pemecahan masalah penelitian telah dijelaskan oleh ketiga faktor yang
terbentuk secara keseluruhan dapat menjawab 58,015% dari masalah dalam
penelitian. Sisanya sebesar 41,985% tidak dijelaskan dalam penelitian karena
dianggap tidak berkontribusi secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini,
berdasarkan hasil pengolahan data terdapat tiga faktor baru yang terbentuk yang
dapat mempengaruhi keputusan pembelian busana gamis di Toko Baju AA, dan yang
paling mempengaruhi adalah faktor Keluarga, sebaliknya untuk faktor yang
tingkat pengaruhnya paling tidak signifikan adalah faktor Pengalaman Belajar.
Kata Kunci: keputusan pembelian; faktor-faktor
pengaruh; usaha pakaian
Abstract
Purchasing decisions arise when consumers are interested and
want to get the product they have seen. This research was conducted with the
aim of knowing and analyzing what factors influence and the most dominant is
also to determine the new factors that are formed in consumer decision making
on the purchase of women's robe clothing products at the AA clothes shop in
Cikampek Regional Government Market. The choice of women's robe clothing as the
object of research was due to the large number of sellers in the Cikampek
Regional Government Market who chose to sell the women's robe clothes. This research
uses quantitative methods with descriptive research type. Sampling was done by
using non-probability sampling method, purposive sampling type, with a total of
100 respondents. The data collection technique used a questionnaire and the data
analysis technique used was descriptive analysis and factor analysis. The
factors which include this research are family, social class, culture,
reference group, motivation, perception, learning experience, personality,
beliefs and attitudes, product choice, brand choice, purchase channel choice,
and purchase amount. Based on the test results of the 13 dimensions tested to
produce extraction where there are three new factors that are formed, namely
component I with the name of the family factor and variance 33.973%, component
II with the name factor Personality and variance 14.548%, and component III
with the name of Purchase Channel Selectionand variance factors 9,494%. The
research problem solving has been explained by the three factors that are formed
as a whole can answer 58.015% of the problems in the study. The remaining
41.985% is not explained in the study because it is considered not to
contribute significantly. The conclusion of this study, based on the results of
data processing, there are three new factors that are formed that can influence
the decision to buy robe clothing at the AA clothes shop, and the most
influencing factor is the family factor, on the other hand, the factor whose
level of influence is the least significant is the learning experience factor.
Keywords: purchasing decisions;
influence factors; clothing business
Received: 2021-09-20; Accepted:
2021-10-05; Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Seorang konsumen akan
berbicara tentang kebaikan suatu perusahaan atau toko jika ia merasa puas dengan
pelayanan dan produk yang di dapatkannya (Hayati, 2012),
Karena menurut (Amin, 2016),
produk bisa menjadi sesuatu untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan, Ada
beberapa factor yang mempengaruhi pembelian konsumen terhadap suatu produk
diantaranya yaitu faktor eksternal dan internal (Ansori, 2019).
menurut hasil penelitian,persepsi harga, produk, pelayanan, lokasi dan
periklanan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen (Khasanah, 2016),selain
itu Terdaat 5 peran dalam keputusan pembelian, yaitu; 1. Pemrakarsa (initiator)
2. Pemberi pengaruh (influencer) 3. Pengambil keputusan (decider) 4. Pembeli
(buyer) 5. Pemakai (user) (Habli, 2020).
Pakaian memiliki
perkembangan model dan bentuk yang terus berubah-ubah dari waktu ke waktu
seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan perubahan dari model pakaian
dalam setiap tahunnya membuat pakaian memiliki banyak variasi model yang
tersebar di masyarakat. Hal ini yang dijadikan kesempatan bagi para pelaku
bisnis untuk membuka usaha penjualan pakaian. Toko Baju AA adalah toko baju
yang berdiri sejak tahun 2012 dan terletak di Pasar Pemda Cikampek sektor Pakaian
Lantai 2 Blok EE6 No. 8-9 dan Blok EE 12B No. 1-2. Produk yang ditawarkan oleh
Toko Baju AA adalah beragam pakaian wanita yang di dominasi oleh jenis busana
gamis. Gamis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sejenis baju
kurung yang dominan digunakan di Timur Tengah dan Negara-negara Islam lainnya,
istilah gamis sendiri berasal dari kata �Khomis�
dalam bahasa Arab dan telah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi �gamis�
disertai pergeseran makna. Busana gamis sendiri adalah pakaian muslim wanita
(muslimah) dengan model baju yang menyatu bagian atasan dengan bawahannya yang
berbentuk lurus, panjang, dan longgar untuk menutupi seluruh badan mulai dari
leher hingga ke mata kaki.
Pasar menurut (Stanton, 2015)
berpendapat bahwa pengertian pasar adalah sekumpulan orang yang ingin memenuhi
kepuasannya dengan menggunakan uang yang dimilikinya untuk berbelanja, serta
memiliki kemauan untuk membelanjakan uang tersebut.
Tabel 1
Pertumbuhan
Industri Manufaktur Besar dan Sedang Menurut Jenis Industri
Jenis Industri |
Pertumbuhan Produksi Year on Year (%) |
Industri Makanan |
5,02 |
Industri Bahan Kimia dan Barang
dari Bahan Kimia |
7,58 |
Industri Kendaraan Bermotor,
Trailer dan Semi Trailer |
-8,58 |
Industri Pengolahan Tembakau |
-1,04 |
Industri Kertas dan Barang dari
Kertas |
11,24 |
Industri Karet, Barang dari Karet
dan Plastik |
-15,30 |
Industri Tekstil |
7,35 |
Industri Pakaian Jadi |
25,79 |
Industri Barang Logam, Bukan Mesin
dan Peralatannya |
-21,46 |
Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin
dan Peralatan |
-5,57 |
Sumber: Badan Pusat Statistik
(2019)
Pertumbuhan
produksi industri pakaian jadi berhasil memperoleh hasil kinerja yang baik pada
tahun 2019. Persentase yang diraih oleh industri pakaian jadi jauh melampaui
jenis industri manufaktur besar dan sedang lainnya. Data dari Badan Pusat
Statistik menunjukkan industri pakaian jadi mencatatkan pertumbuhan kenaikkan
produksi per tahunnya sebesar 25,79%, ini menandakan bahwa pasar atau order pakaian jadi terus meningkat dan
masyarakat semakin konsumtif, fasionable,
juga meminati hasil dari industri pakaian jadi.
Tabel 2
Penelitian
Terdahulu
Nama Penulis |
Lokasi Penelitian |
Variabel dan Indikator |
Teknik Analisis Data |
Hasil Penelitian |
Perbedaan |
Pasar Pagi
Samarinda |
Perilaku
Konsumen, Pakaian Wanita |
Deskriptif
Kuantitatif, Angket |
Variabel independen berpengaruh
positif terhadap perilaku konsumen, hal tersebut mengandung arti bahwa jika
variabel independen meningkat (faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan
psikologis) maka akan meningkat pula perilaku konsumen dalam berbelanja
pakaian wanita. |
Metode
penelitian |
|
STIE
Kesatuan Bogor |
Perilaku
Pembelian, Pakaian Bermerek |
Persentase,
Deskriptif Kuantitatif, Angket |
Konsumen yang puas biasanya akan
menyarankan orang lain untuk membeli produk yang disukainya, namun hal ini
tidak dijumpai pada objek penelitian, mereka menyatakan terserah dan hanya
sedikit responden yang menyatakan untuk membeli merek yang sama, dan jawaban
ini masih di bawah 4%. |
Merek
sebagai variabel (X) |
|
Distro Di
Tembilahan |
Pengaruh
Faktor Pembelian, Keputusan Pembelian Pakaian Distro |
Deskriptif
Kuantitatif, Angket, Grafik |
Faktor kepribadian konsumen
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian dengan nilai
signifikasi 0,003 < 0,05. |
Menggunakan
analisis kolerasi |
|
Banyumas |
Perilaku
Konsumen, Produk Batik Tulis |
Deskriptif
Kuantitatif, Angket, Wawancara, Purposive Sampling |
Konsumen memiliki beberapa
pertimbangan antara lain mempertimbangkan motif 39%, kecocokan dengan selera
25%, warna 11%, harga 13%, dan kehalusan kain 12%. |
Menggunakan
metode wawancara |
|
Lingkungan
sosial pembelian online pakaian wanita |
Marketing
Mix, Lingkungan Sosial, Psikologi, Keputusan Pembelian, Pakaian Wanita |
Deskriptif
Kuantitatif, Angket |
Marketing Mix yang terdiri dari produk,
harga, tempat, dan promosi berpengaruh berpengaruh terhadap keputusan
pembelian online pakaian wanita, dan keputusan membeli secara online
didahului oleh pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif
yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal. |
Melibatkan
marketing mix dalam penelitian, Keputusan pembelian sebagai variabel (Y) |
Pentingnya
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk busana gamis
wanita pada Toko Baju AA di Pasar Pemda Cikampek. Penelitian ini juga mencari
faktor baru apa saja yang terbentuk dan paling dominan terhadap pengambilan
keputusan konsumen dalam membeli produk busana gamis wanita pada Toko Baju AA
di Pasar Pemda Cikampek. Berikutnya penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi dan pembanding bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan faktor-faktor pengaruh pengambilan keputusan konsumen dalam membeli
produk khusunya pakaian. Selanjutnya penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
dan referensi rujukan yang bermanfaat dalam beberapa hal atau yang lainnya yang
dapat sejalan dengan faktor-faktor pengaruh pengambilan keputusan konsumen.
Penulis mencoba
mencari faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan bagi para konsumen
sebelum melakukan pembelian terhadap busana gamis wanita, hingga jenis pakaian
yang dijual pada Pasar Pemda Cikampek didominasi oleh penjualan busana gamis
wanita. Mengacu pada penjelasan yang telah dijelaskan di atas, berikut pertanyaan
penelitian yang penulis ajukan, sebagai bahasan dan untuk dapat dijawab pada
penelitian ini: 1) Faktor apa yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam
membeli produk busana gamis wanita pada Toko Baju AA di Pasar Pemda Cikampek?;
2) Faktor baru apakah yang terbentuk dan yang paling dominan dalam menentukan
pengambilan keputusan konsumen ketika membeli produk busana gamis wanita pada
Toko Baju AA di Pasar Pemda Cikampek?.
Berdasarkan latar
belakang dan kerangka pemikiran. Hipotesis penelitian diduga faktor budaya,
sosial, pribadi, dan psikologis merupakan faktor yang menjadi pertimbangan bagi
konsumen dalam membeli produk busana gamis. Faktor dominan yang diduga menjadi
pertimbangan bagi konsumen adalah faktor budaya. Penelitian ini bertujuan
untuk: 1) Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen dalam membeli� produk busana
gamis wanita pada Toko Baju AA di Pasar Pemda Cikampek. 2) Untuk mengetahui
faktor baru apa saja yang terbentuk dan paling dominan terhadap pengambilan
keputusan konsumen dalam membeli produk busana gamis wanita pada Toko Baju AA
di Pasar Pemda Cikampek.
Metode Penelitian
Metode penelitian
menggunakan deskriptif kuantitatif, proses penelitian terdiri dari dua
tahap analisis (Cresswell, 2017).
Analisis pertama adalah analisis deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen dan menganalisis proses keputusan pembeliannya. Analisis kedua adalah analisis
faktor untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi pembelian
busana gamis pada Toko Baju AA di Pasar Pemda Cikampek, setelah dilakukan analisis faktor terbentuk tiga faktor baru
dengan faktor terkuat adalah faktor keluarga. Secara ringkas kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1
Kerangka
Pemikiran
Jenis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah data primer dan juga data sekunder.
Sampel pada penelitian ini adalah konsumen
busana gamis Toko Baju AA di Pasar Pemda Cikampek. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling jenis purposive
sampling yaitu bentuk pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu agar
data yang diperoleh lebih representatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini
dihitung dengan menggunakan rumus Bernoulli dengan hasil pembulatan sebanyak
100 responden.
Di mana:
n��������� = Jumlah sampel minimum
Z��������� = Kuadrat dari confidenceinterval
p��������� = Prosorsi jumlah kuesioner yang valid
q��������� = Proporsi jumlah kuesioner yang tidak valid
e��������� = Toleransi kesalahan
Sasaran penelitian
adalah konsumen yang sudah pernah datang
dan berbelanja busana gamis di Toko Baju AA pada Pasar Pemda Cikampek.
Hasil dan Pembahasan
A.
Gambaran Umum Toko Baju AA dan Pasar Pemda Cikampek
Toko Baju AA adalah toko baju yang berdiri sejak tahun 2012 dan terletak
di Pasar Pemda Cikampek sektor Pakaian Lantai 2 Blok EE6 No. 8-9 dan Blok EE
12B No. 1-2. Produk yang ditawarkan oleh Toko Baju AA adalah beragam pakaian
wanita yang di dominasi oleh jenis busana gamis. Pasar Pemda Cikampek menjadi
salah satu pusat kegiatan perekonomian yang terbesar di Kabupaten Karawang
khususnya di Kota Cikampek selain dari pasar lainnya seperti Pasar Kosambi dan
Pasar Baru Karawang. Pasar Pemda Cikampek pada bagian penjualan pakaian
memiliki sebanyak 640 kios yang menjual berbagai macam jenis pakaian yang di
dominasi oleh penjualan jenis pakaian busana gamis wanita sebanyak 157 kios.
B.
Karakteristik Konsumen
Gambar 2
Produk Fashion
yang Biasa Dibeli
Sumber: Data Primer yang
Diolah (2021)
Diketahui bahwa dari 100 responden yang telah dibagikan kuesioner
menunjukkan bahwa responden banyak yang terbiasa melakukan pembelian produk fashion jenis pakaian dengan pesentase
sebesar 86%, untuk yang terbiasa membeli produk fashion jenis sandal/sepatu sebanyak 5%, untuk yang terbiasa
membeli produk fashion jenis tas
sebanyak 5%, untuk yang terbiasa membeli produk fashion jenis aksesoris sebanyak 1%, sedangkan untuk 3% sisanya
terbiasa terbiasa membeli produk fashion
jenis lainnya. Hal ini disebabkan karena terkait dengan industri pakaian jadi
yang memang selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, seiring dengan
banyaknya konsumen yang terbiasa melakukan pembelian produk fashion jenis pakaian.
Gambar 3
Jenis Kelamin
Sumber: Data Primer yang
Diolah (2021)
Diketahui bahwa dari 100 responden yang telah dibagikan kuesioner
menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 100% atau
100 responden, sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 0% atau 0
responden. Hal ini disebabkan karena konsumen yang terbiasa membeli busana
gamis wanita di Toko Baju AA adalah perempuan. Informasi tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini di dominasi oleh perempuan.
Gambar 4
Usia
Sumber: Data Primer yang
Diolah (2021)
Untuk usia dari 100 responden yang telah dibagikan kuesioner menunjukkan
bahwa responden berdasarkan usia cukup merata pada range 15 � 50 tahun, dimana
yang berusia 15 � 30 tahun sebanyak 36% atau 36 responden, untuk usia 31 � 40
tahun sebanyak 21% atau 21 responden, untuk usia 41 � 50 tahun sebanyak 37%
atau 37 responden, dan untuk usia 51 � 60 tahun sebanyak 6% atau 7 responden.
Hal ini disebabkan karena banyaknya konsumen busana gamis wanita di Toko Baju
AA adalah perempuan dewasa.
Gambar 5
Pendidikan Terakhir
Sumber: Data Primer yang
Diolah (2021)
Pendidikan terakhir dari 100 responden yang telah dibagikan
kuesioner menunjukkan bahwa responden berdasarkan pendidikan terakhir di
dominasi oleh lulusan SMA sebanyak 47% atau 47 responden. Hal ini dikarenakan
banyaknya konsumen Toko Baju AA adalah perempuan dewasa yang sebagian besar
pendidikan terakhirnya adalah SMA.
Gambar 6
Pendapatan
Sumber: Data Primer yang Diolah
(2021)
Untuk pendapatan dari 100 responden yang telah dibagikan kuesioner
menunjukkan bahwa responden berdasarkan pendapatannya cukup merata di setiap
kategori range pendapatan per-bulannya dimana pendapatan Rp500.000 �
Rp1.000.000 sebanyak 21% atau 21 responden, untuk pendapatan Rp1.100.000 � Rp
3.000.000 sebanyak 24% atau 24 responden, untuk pendapatan Rp3.100.000 �
Rp5.000.000 sebanyak 23% atau 23 responden, dan untuk pendapatan >
Rp5.000.000 sebanyak 32%� atau 32
responden. Hal ini dikarenakan konsumen busana gamis wanita yang datang ke Toko
Baju AA berasal dari beragam latar belakang ekonomi yang berbeda-beda.
Gambar 7
Profesi
Sumber: Data Primer yang
Diolah (2021)
Untuk profesi dari 100 responden yang telah dibagikan kuesioner
menunjukkan bahwa responden berdasarkan profesinya cukup beragam namun di
dominasi oleh ibu rumah tangga sebanyak 25% atau 25 responden, lalu wiraswasta
sebanyak 28% atau 28 responden, dan pegawai swasta sebanyak 19% atau 19
responden. Hal ini dikarenakan lokasi Toko Baju AA yang berada di Pasar Pemda
Cikampek yang memungkinkan banyaknya ibu rumah tangga yang berkunjung untuk
berbelanja, dan para wiraswasta sendiri yang banyak memiliki usaha di area
Pasar Pemda Cikampek.
C. Perilaku
Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Engel dalam (Sangadji, 2018)
adalah tindakan yang terlibat secara langsung dalam proses pemerolehan,
pengonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses mendahului dan
menyusul tindakan. Perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan oleh
seorang konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan dapat memuaskan
kebutuhan mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut (Schiffman, 2010)
diantaranya adalah: (1) keluarga, (2) kelas sosial, (3) kebudayaan, (4)
kelompok referensi, (5) motivasi, (6) persepsi, (7) pengalaman belajar, (8)
kepribadian, (9) kepercayaan dan sikap.
Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 100 orang, dan nilai
pengukuran skala terbesar adalah 5, sedangkan untuk yang terkecil adalah 1,
sehingga diperoleh jumlah kumulatif terbesar 100
Tabel 3
Kriteria
Interpretasi Skor
No |
Persentase Penilaian |
Kategori |
1 |
20% - 36% |
Sangat Tidak
Baik |
2 |
>36% �
52% |
Tidak
Baik |
3 |
>52% -
68% |
Cukup |
4 |
>68% -
84% |
Baik |
5 |
>84% -
100% |
Sangat
Baik |
Perilaku konsumen berdasarkan hasil penelitian untuk faktor keluarga
berada pada kategori �Cukup� dengan persentase sebesar 63%, untuk faktor kelas
sosial berada pada kategori �Cukup� dengan persentase sebesar 67%, untuk faktor
kebudayaan berada pada kategori �Baik� dengan persentase sebesar 81%, untuk
faktor kelompok referensi berada pada kategori �Baik� dengan persentase sebesar
78%, untuk faktor motivasi berada pada kategori �Sangat Baik� dengan persentase
sebesar 89%, untuk faktor persepsi berada pada kategori �Sangat Baik� dengan
persentase sebesar 84%, untuk faktor pengalaman belajar berada pada kategori
�Sangat Baik� dengan persentase sebesar 84%, untuk faktor kepribadian berada
pada kategori �Baik� dengan persentase sebesar 79%, untuk faktor kepercayaan
dan sikap berada pada kategori �Baik� dengan persentase sebesar 81%.
Berdasarkan hasil interpretasi skor di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen sesuai dengan hasil penelitian semuanya dapat
dikatakan berpengaruh pada konsumen melihat pada angka persentase di setiap
faktor.� ��
D.
Faktor-Faktor Yang Mempenaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Pengertian keputusan pembelian menurut (Kotler, 2016)
adalah sebuah tahap dalam dari sebuah proses pengambilan keputusan pembeli di
mana konsumen benar-benar melakukan pembelian. Menurut (Schiffman, 2010)
keputusan pembelian didefinisikan sebagai sebuah pilihan dari dua atau lebih
alternatif pilihan. Keputusan pembelian adalah sebuah pemikiran dimana seorang
individu mengevaluasi berbagai pilihan sebelum menjatuhkan pilihan pada suatu
produk atau jasa dari sekian banyak pilihan yang ditawarkan. Menurut (Kotler, Philip dan Keller,
2016)
keputusan pembelian memiliki dimensi sebagai berikut: (1) pilihan produk, (2)
pilihan merek, (3) pilihan saluran pembelian (4) jumlah pembelian.
Berdasarkan perhitungan seperti yang ditampilkan pada tabel 3 di atas keputusan
pembelian konsumen berdasarkan hasil penelitian untuk faktor pilihan produk
berada pada kategori �Baik� dengan persentase sebesar 77%, untuk faktor pilihan
merek berada pada kategori �Cukup� dengan persentase sebesar 58%, untuk faktor
pilihan saluran pembelian berada pada kategori �Baik� dengan persentase sebesar
82%, untuk faktor jumlah pembelian berada pada kategori �Cukup� dengan
persentase sebesar 60%. Berdasarkan hasil interpretasi skor di atas menunjukkan
bahwa dimensi keputusan pembelian yang mempengaruhi perilaku konsumen sesuai
dengan hasil penelitian semuanya dapat dikatakan berpengaruh pada konsumen
melihat pada angka persentase di setiap dimensi. �
E. Analisis
Faktor
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam melakukan analasis faktor menurut (Soeroso, 2018)
adalah sebagai berikut: (1) merumuskan masalah, (2) membentuk matriks korelasi
(KMO/Kaiser-Mayer-Olkin dan Bartletts Test of Sphericity), (3)
proses factoring dan rotasi (correlation matrix, unrotated factor
solution, communalities, total variance explained, scree plot, component
matrix, rotated component matrix), (4) membuat interpretasi hasil rotasi.
Bentuk matriks korelasi total dimensi faktor yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 13 dimensi, yang menjadi 43 pernyataan dalam
kuesioner. Seluruh dimensi yang diteliti di input ke dalam software SPSS dan diikuti data yang diperoleh KMO and Bartlett�s Test Sphericity yang digunakan untuk dapat
melihat terkait layak tidaknya analisis faktor yang dilakukan dalam penelitian
ini, dan setelah itu menggunakan pengujian Anti
Image Matrices. Setelah dilakukan uji KMO
and Bartlett�s Test Sphericity bahwa 100 responden memiliki ukuran
kecukupan sampel (KMO Measure of Sampling
Adequacy) pada penelitian ini adalah 0,814 dan nilai signifikan (Bartlett�s Test of Sphericity) 0,00 yang
artinya dapat dipercaya 100% bahwa antar dimensi terdapat korelasi.
Tabel 4
Hasil Uji KMO
KMO and Bartlett's Test |
||
Kaiser-Meyer-Olkin Measure
of Sampling Adequacy. |
.814 |
|
Bartlett's Test of
Sphericity |
Approx. Chi-Square |
405.814 |
Df |
78 |
|
Sig. |
.000 |
(Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti dengan SPSS, 2021)
Jika nilai KMO Measure of Sampling
Adequacy > 0,50 dan nilai Bartlett�s
Test of Sphericity < 0,05 maka teknik analisis faktor dapat dilanjutkan.
Mengacu pada nilai ketepatan KMO Measure
of Sampling Adequacy dan Bartlett�s
Test of Sphericity maka analisis faktor dalam penelitian ini dapat
dilanjutkan.
Tabel 5
Hasil Uji Anti Image Matrices
No. |
Faktor-Faktor |
Nilai MSA |
1. |
Motivasi |
0,647 |
2. |
Persepsi |
0,740 |
3. |
Pengalaman Belajar |
0,834 |
4. |
Kepribadian |
0,834 |
5. |
Kepercayaan dan Sikap |
0,846 |
6. |
Keluarga |
0,814 |
7. |
Kelas Sosial |
0,849 |
8. |
Kebudayaan |
0,832 |
9. |
Kelompok Referensi |
0,851 |
10. |
Pilihan Produk |
0,888 |
11. |
Pilihan Merek |
0,860 |
12. |
Pilihan Saluran Pembelian |
0,778 |
13. |
Jumlah Pembelian |
0,755 |
(Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti
dengan SPSS, 2021)
Tahap berikutnya adalah Anti Image
Matrices yang berguna untuk menentukan data yang layak pakai dalam proses
analisis faktor. Pada bagian Anti-Image
Correlation di tabel Anti Image
Matrices terdapat kode huruf (a) yang artinya tanda untuk Measure of Sampling Adequacy (MSA).
Persyaratan yang harus terpenuhi dalam analisis faktor adalah nilai MSA >
0,50. Setelah dilakukan pengujian diketahui bahwa nilai MSA untuk semua dimensi
> 0,50 maka semua variabel layak untuk dilakukan analisis faktor.
Proses factoring dan rotasi
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor baru yang terbentuk. Menurut
(Soeroso, 2018)
proses factoring dan rotasi juga
untuk menentukan ke dalam faktor baru mana variabel tersebut akan masuk dan
apakah layak dimasukkan dalam faktor yang satu atau faktor yang lain. Tahapan
yang dilakukan diantaranya menggunakan pengujian communalities, total variance explained, scree plot, component matrix, dan rotated component matrix.
Tabel 6
Hasil Uji communalities
Communalities |
||
|
Initial |
Extraction |
Motivasi |
1.000 |
.726 |
Persepsi |
1.000 |
.603 |
Pengalaman Belajar |
1.000 |
.525 |
Kepribadian |
1.000 |
.683 |
Kepercayaan dan Sikap |
1.000 |
.573 |
Keluarga |
1.000 |
.683 |
Kelas Sosial |
1.000 |
.542 |
Kebudayaan |
1.000 |
.559 |
Kelompok Referensi |
1.000 |
.561 |
Pilihan Produk |
1.000 |
.535 |
Pilihan Merek |
1.000 |
.575 |
Pilihan Saluran Pembelian |
1.000 |
.625 |
Jumlah Pembelian |
1.000 |
.552 |
Extraction Method: Principal Component Analysis. |
(Sumber:
Hasil Olahan Data Peneliti dengan SPSS, 2021)
Communalities menunjukkan nilai variabel
yang diteliti apakah mampu untuk menjelaskan faktor atau tidak. Variabel
dianggap mampu untuk menjelaskan faktor jika nilai Extraction > 0,50. Berdasarkan output di atas, dimana semua
nilai Extraction untuk semua variabel
adalah > 0,50 maka semua variabel dapat dipakai untuk menjelaskan faktor.
Nilai Extraction juga menggambarkan
semakin besar nilainya maka semakin erat hubungan antara variabel yang ada
dengan variabel yang baru terbentuk.
Tabel 7
Hasil Uji Total Variance Explained
Total Variance Explained |
||||||
Component |
Initial Eigenvalues |
Extraction Sums of Squared
Loadings |
||||
Total |
% of
Variance |
Cumulative % |
Total |
% of
Variance |
Cumulative % |
|
1 |
4.416 |
33.973 |
33.973 |
4.416 |
33.973 |
33.973 |
2 |
1.891 |
14.548 |
48.521 |
1.891 |
14.548 |
48.521 |
3 |
1.234 |
9.494 |
58.015 |
1.234 |
9.494 |
58.015 |
4 |
.932 |
7.169 |
65.184 |
|
|
|
5 |
.761 |
5.853 |
71.037 |
|
|
|
6 |
.670 |
5.151 |
76.188 |
|
|
|
7 |
.608 |
4.681 |
80.868 |
|
|
|
8 |
.553 |
4.252 |
85.121 |
|
|
|
9 |
.492 |
3.785 |
88.906 |
|
|
|
10 |
.432 |
3.320 |
92.225 |
|
|
|
11 |
.372 |
2.863 |
95.088 |
|
|
|
12 |
.334 |
2.569 |
97.657 |
|
|
|
13 |
.305 |
2.343 |
100.000 |
|
|
|
Extraction
Method: Principal Component Analysis. |
(Sumber:
Hasil Olahan Data Peneliti dengan SPSS, 2021)
Total Variance Explained menunjukkan nilai masing-masing variabel yang dianalisis. Faktor yang
terbentuk memiliki nilai Initial
Eigenvalues > 1. Dapat dilihat bahwa terdapat tiga faktor yang terbentuk
yaitu component 1 dengan total 4,416
dan variance 33,973%, component 2 dengan total 1,891 dan variance 14,548%, dan component 3 dengan total 1,234 dan variance 9,494%. Pada component berikutnya totalnya < 1
maka proses factoring berhenti sampai
component tiga. Berdasarkan Tabel 5.
dimana terdapat 13 faktor yang dilakukan analisis, dengan masing-masing faktor
memiliki varian = 1. Total varian yang dihasilkan adalah 13 � 1 = 13. Jika 13
faktor tersebut diringkas ke dalam faktor yang telah terbentuk, maka
perhitungannya sebagai berikut: 1) Component
1 = 4,416/13 � 100% = 33,973%, 2) Component
2 = 1,891/13 � 100% = 14,548%, 3) Component
3 = 1,234/13 � 100% = 9,494% dari perhitungan tersebut total dari ketiga faktor
terbentuk akan dapat menjelaskan 58,015% dari keseluruhan faktor.
Gambar 8
Scree Plot
(Sumber:
Hasil Olahan Data Peneliti dengan SPSS, 2021)
Gambar 2. menunjukkan jumlah faktor yang terbentuk dengan cara melihat
nilai titik component yang memiliki
nilai Eigenvalues > 1. Hal ini
menunjukkan bahwa yang mendominasi untuk dapat meringkas ke 13 faktor tersebut
yaitu component 1, component 2, dan component 3 yang berada di atas angka satu sumbu Y eigenvalues. Hasil dari Sree Plot selalu sama dengan hasil Total Variance Explained untuk
pembentukan faktor karena selain memaknai secara statistik tetapi juga dapat
melihat dengan gambar untuk saling melengkapi.
Tabel 8
Hasil Uji component
matrix
Component Matrixa |
|||
|
Component |
||
1 |
2 |
3 |
|
Motivasi |
.411 |
.573 |
.479 |
Persepsi |
.478 |
.601 |
-.113 |
Pengalaman Belajar |
.521 |
.385 |
.069 |
Kepribadian |
.670 |
.420 |
-.240 |
Kepercayaan dan Sikap |
.667 |
.259 |
-.247 |
Keluarga |
.632 |
-.440 |
-.300 |
Kelas Sosial |
.608 |
-.411 |
-.055 |
Kebudayaan |
.606 |
.033 |
-.437 |
Kelompok Referensi |
.608 |
-.225 |
-.201 |
Pilihan Produk |
.690 |
-.080 |
.229 |
Pilihan Merek |
.600 |
-.337 |
.318 |
Pilihan Saluran Pembelian |
.523 |
-.039 |
.591 |
Jumlah Pembelian |
.488 |
-.523 |
.203 |
Extraction Method: Principal Component Analysis. |
|||
a. 3 components extracted. |
(Sumber:
Hasil Olahan Data Peneliti dengan SPSS, 2021)
Berdasarkan Tabel 6. diketahui terbentuk 3 faktor baru. Component Matrix ini menunjukkan nilai
korelasi antara masing-masing variabel dengan faktor yang terbentuk. Dapat
dilihat pada item 1 yaitu Motivasi akan masuk ke dalam component 2, karena korelasi item 1 terhadap component 2 sebesar 0,573 lebih besar daripada korelasi item 1
terhadap component 1 yang hanya
sebesar 0,411 dan terhadap component
3 yang hanya sebesar 0,479. Semakin besar korelasi item dengan component, maka semakin besar pula
kesempatan item tersebut untuk diwakili oleh salah satu component, sedangkan tanda positif dan negatif hanya menunjukkan
arah dan hanya berpengaruh pada arti angka itu sendiri.
��������������������������������������������������������������
Tabel 9
Hasil
Uji rotated component matrix
Rotated Component Matrixa |
|||
|
Component |
||
1 |
2 |
3 |
|
Motivasi |
-.291 |
.563 |
.570 |
Persepsi |
-.035 |
.772 |
.073 |
Pengalaman Belajar |
.063 |
.590 |
.270 |
Kepribadian |
.258 |
.783 |
.062 |
Kepercayaan dan Sikap |
.363 |
.661 |
.065 |
Keluarga |
.815 |
.123 |
.054 |
Kelas Sosial |
.685 |
.070 |
.259 |
Kebudayaan |
.545 |
.499 |
-.114 |
Kelompok Referensi |
.622 |
.248 |
.115 |
Pilihan Produk |
.413 |
.301 |
.523 |
Pilihan Merek |
.487 |
.030 |
.581 |
Pilihan Saluran Pembelian |
.137 |
.141 |
.765 |
Jumlah Pembelian |
.579 |
-.151 |
.441 |
Extraction Method: Principal Component Analysis. �Rotation Method:
Varimax with Kaiser Normalization.a |
|||
a. Rotation converged in 26 iterations. |
(Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti dengan SPSS, 2021)
Rotasi dilakukan dengan cara memutar ketiga component yang belum dirotasi. Cara merotasinya dengan orthogonal, tujuannya adalah untuk
mempertajam factor loading setiap
variabel untuk ketiga component.
Setelah dilakukan rotasi faktor untuk memastikan suatu variabel masuk dalam
kelompok faktor yang mana, maka dapat ditentukan dengan melihat nilai korelasi
terbesar antara variabel dengan faktor (component)
yang terbentuk. Kelima faktor yang terdapat dalam Tabel 7. ini termasuk ke dalam
Komponen Faktor I. Hal ini disebabkan karena kelima faktor (keluarga, kelas
sosial, kebudayaan, kelompok referensi, jumlah pembelian) memiliki korelasi
yang kuat pada component 1. Komponen
Faktor I sendiri memiliki nilai variance
terbesar yaitu 33,973% sehingga faktor ini menjadi yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian busana gamis wanita
di Toko Baju AA. Keempat faktor (persepsi, pengalaman belajar, kepribadian,
kepercayaan dan sikap) yang terdapat dalam Tabel 7. ini termasuk ke dalam
Komponen Faktor II. Hal ini disebabkan karena keempat faktor memiliki korelasi
yang kuat pada component 2. Komponen
Faktor II sendiri memiliki nilai variance
sebesar 14,548% terbesar kedua. Keempat faktor yang terdapat dalam Tabel 7. ini
termasuk ke dalam Komponen Faktor III (motivasi, pilihan produk, pilihan merek,
pilihan saluran pembelian). Hal ini disebabkan karena keempat faktor memiliki
korelasi yang kuat pada component 3.
Komponen Faktor II sendiri memiliki nilai variance
sebesar 9,494%.
Interpretasi hasil rotasi pada proses analisis faktor yang telah
dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa terdapat tiga
faktor yang terbentuk menjadi sebuah bahan pertimbangan konsumen dalam membeli
busana gamis wanita di Toko Baju AA.
Tabel 10
Faktor Yang Terbentuk
Faktor |
Variabel Terbentuk |
Loading Factor |
|
1 |
Keluarga |
Item 6 |
0,815 |
Kelas Sosial |
Item 7 |
0,685 |
|
Kelompok Referensi |
Item 9 |
0,622 |
|
Jumlah Pembelian |
Item 13 |
0,579 |
|
Kebudayaan |
Item 8 |
0,545 |
|
2 |
Kepribadian |
Item 4 |
0,783 |
Persepsi |
Item 2 |
0,772 |
|
Kepercayaan dan Sikap |
Item 5 |
0,661 |
|
Pengalaman Belajar |
Item 3 |
0,590 |
|
3 |
Pilihan Saluran Pembelian |
Item 12 |
0,765 |
Pilihan Merek |
Item 11 |
0,581 |
|
Motivasi |
Item 1 |
0,570 |
|
Pilihan Produk |
Item 10 |
0,523 |
(Sumber:
Hasil Olahan Data Peneliti dengan SPSS, 2021)
Nilai loading yang terdapat
dalam masing-masing komponen adalah nilai-nilai yang menunjukkan besarnya
kontribusi dari masing-masing item terhadap masing-masing komponen yang
dipertahankan sebagai suatu komponen-komponen pengganti yang dianggap mewakili
item-item yang bersangkutan. Pengurutan berdasarkan item dengan nilai loading factor terbesar ditempatkan pada
posisi teratas dimaksudkan untuk memudahkan pembaca.
Tabel 11
Penamaan Faktor
Faktor |
Nama Faktor |
I |
Keluarga |
II |
Kepribadian |
III |
Pilihan Saluran Pembelian |
(Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti dengan SPSS, 2021)
Menurut (Soeroso, 2018)
dalam melakukan penamaan terhadap faktor yang telah terbentuk, penulis memberikan
cara pemberian nama berdasarkan pada variabel yang memiliki nilai loading factor tertinggi. Pemecahan
masalah penelitian telah dijelaskan oleh ketiga faktor yang terbentuk adalah
58,015% yang berarti ketiga faktor tersebut secara keseluruhan dapat menjawab
58,015% dari masalah dalam penelitian. Sisanya sebesar 41,985% tidak dijelaskan
dalam penelitian ini karena dianggap tidak berkontribusi secara signifikan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data terdapat tiga faktor baru yang terbentuk
yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen busana gamis wanita di
Toko Baju AA. Dari tiga faktor yang terbentuk tersebut semuanya saling
berkaitan satu sama lain terhadap keputusan pembelian konsumen. Faktor yang
pertama adalah keluarga, kelas sosial, kebudayaan, kelompok referensi, dan
jumlah pembelian. Faktor yang kedua adalah kepribadian, pengalaman belajar,
persepsi, juga kepercayaan dan sikap. Faktor yang ketiga atau yang terakhir
adalah pilihan saluran pembelian, pilihan produk, pilihan merek, dan motivasi. Faktor paling dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian kosumen busana gamis wanita di Toko Baju AA dilihat
dari nilai total variance explained
yang di dapat dari proses analisis faktor. Dari ketiga faktor yang telah
terbentuk, nilai total variance explained
yang tertinggi adalah faktor pertama dengan item keluarga sebagai loading factor. Sehingga untuk faktor
yang paling dominan dan mempengaruhi keputusan pembelian busana gamis wanita di
Toko Baju AA adalah faktor Keluarga. Berdasarkan alasan dan pertimbangan dari
penulis terkait dengan hasil penelitian berupa faktor yang paling dominan
berupa faktor Keluarga dan melihat langsung pada kondisi di lokasi objek
penelitian, faktor ini doniman dikarenakan banyaknya responden yang merupakan
pelanggan dan beberapa rekanan yang sudah sering datang dan berbelanja pakaian
di Toko Baju AA sehingga menimbulkan sisi kekeluargaan yang erat antara penjual
dan juga pembeli yang menyebabkan faktor ini menjadi dominan dibandingkan
dengan faktor-faktor lainnya.
Amin, Muhamad. (2016). Strategi Pemasaran Mlm
(Multi Level Marketing) Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Pt. Natural
Nusantara Cabang Purwokerto). Iain Purwokerto. Google Scholar
Ansori, Haerun. (2019). Faktor Perilaku
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Busana Muslim Dan Muslimah Di Toko Atikah
Collection123 Perumnas Kelurahan Tanjung Karang Permai Kecamatan Sekarbela Kota
Mataram. Uin Mataram. Google Scholar
Aprilian, Yaswar. (2017). Pengaruh Faktor
Kepribadian Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Distro Di Tembilahan.
Jurnal Analisis Manajemen, 3(1), 46�56. Google Scholar
Cresswell, J. W. (2017). Research
Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed (Edisi Ketiga).
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Google Scholar
Eddy, M. Fahrul Ainul Yakin Pembimbing,
& Soegiarto, K. (2017). Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja Pakaian Wanita
Di Pasar Pagi Samarinda. Ekonomia, 5(3), 298�312. Google Scholar
Habli, Ahmad. (2020). Pengaruh Kualitas
Produk Dan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Di Toko Ais Jaya Fashion
Pekanbaru Menurut Perspektif Ekonomi Syariah. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau. Google Scholar
Hayati, Naima. (2012). Pengambilan
Keputusan Beli Busana Muslim. Yogyakarta: Fakultas Syari�ah Dan Hukum, Uin
Sunan Kalijaga. Google Scholar
Khasanah, Mualimatul. (2016). Faktor�Faktor
Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Busana Muslim
(Studi Kasus Pada Butik Muslim Sofie Fashion Semarang). Uin Walisongo. Google Scholar
Kotler, Philip Dan Keller, Kevin Lane.
(2016). Marketing Management (16th Ed.; New Jersey, Ed.). Google Scholar
Kotler, P. (2016). Prinsip-Prinsip
Pemasaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Google Scholar
Kurniasih, Retno. (2018). Analisis Perilaku
Konsumen Terhadap Produk Batik Tulias Banyumas. Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan
Akuntansi, 20(1). Google Scholar
Puspitasari, Ratih, & Mubarak, M. M.
(2012). Perilaku Pembelian Produk Pakaian Bermerek Yang Dilakukan Staf Pengajar
Stie Kesatuan Bogor. Jurnal Ilmiah Ranggagading (Jir), 12(1),
47�54. Google Scholar
Sangadji, E. M. (2018). Perilaku
Konsumen Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi Offset. Google Scholar
Schiffman, L. (2010). Perilaku Konsumen.
Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang. Google Scholar
Soeroso, Santoso. (2018). Latihan
Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo. Google Scholar
Stanton, W. J. (2015). Prinsip Pemasaran
(Edisi Ketu). Jakarta: Erlangga, Jakarta. Google Scholar
Tjahjono, Amelia. (2013). Analisa Marketing
Mix, Lingkungan Sosial, Psikologi Terhadap Keputusan Pembelian Online Pakaian
Wanita. Jurnal Strategi Pemasaran, 1(2), 1�9. Google Scholar
Copyright holder: Hanansa Rais
Dabinda (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |