Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2021
PENGARUH METODE ROLE PLAY DAN METODE CERAMAH TERHADAP
PENGETAHUAN TENTANG APD PENGGUNA PESTISIDA PADA PETANI
Hartati Tobing
Universitas Sumatera Utara (USU) Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Upaya promosi
kesehatan yang dilakukan untuk melakukan perubahan perilaku, dapat dilakukan
dengan beberapa metode promosi kesehatan seperti ceramah dan role play.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menganalisa pengetahuan petani� Kabupaten Simalungun tentang APD sebelum dan
sesudah metode ceramah dan role play.
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan penelitian Quaasi Eksperimental
Design. Jumlah
populasi dalam penelitian ini adalah 4601 Gapoktan dengan jumlah sampel
sebanyak 30 orang di peroleh dengan menggunakan Purposive sampling. Teknik
Purposive sampling digunakan dengan prosedur tertentu sehingga dapat mewakili
populasinya Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan univariat dan� bivariat menggunakan uji uji paired-T test.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan intervensi dengan metode ceramah (p=0,0001) dan role play
(p=0,0001) tentang APD pengguna pestisida.
Kata Kunci: pengetahuan; ceramah; role play; alat pelindung diri
Abstract
Health promotion efforts that are
made to change behavior can be carried out by several health promotion methods
such as lectures and role plays. This study aims to determine to analyze the
knowledge and attitudes of farmers in Simalungun
Regency about PPE before and after the lecture method and role play. This type
of research is quantitative with Quaasi Experimental
Design research. The population in this study was 4601 Gapoktan
with a total sample of 30 people obtained using purposive sampling. Purposive
sampling technique is used with certain procedures so that it can represent the
population. The instrument in this study uses a questionnaire. The data
obtained in this study were analyzed by univariate and bivariate using the
paired-T test. The results showed that there were differences in the level of
knowledge before and after the intervention with the lecture method (p = 0.0001)
and role play (p = 0.0001) about PPE using pesticides.
Keywords: knowledge; lecture; role play; personal protective equipment
Received: 2021-09-20; Accepted:
2021-10-05; Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Promosi
kesehatan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain, baik individu, kelompok atau masyarakat dan promosi kesehatan tidak
terlepas dari proses pemberdayaan masyarakat, tidak hanya seperti pada
pelaksaan pemberian informasi penyuluhan, pendidikan kesehatan, komunikasi,
informasi dan edukasi tetapi juga menyangkut berbagai hal dan dukungan
masyarakat, jadi promosi kesehatan merupakan proses memberdayakan, memampukan,
juga membuat masyarakat ataupun individu mandiri didalam meningkatkan derajat
kesehatannya (Solekhah, 2018).
Indonesia
disebut sebagai negara agaris karena sebagaian penduduknya bekerja di sektor
pertanian, dan keberadaan petani sangatlah penting bagi negara yang bergerak di
bidang pertanian yang berkontribusi dalam menigkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk meningkatkan hasil pertanian yang optimal maka petani melakukan upaya
pemupukan dan penyemprotan pestisida pada tanamannya yang bertujuan agar
tanaman mereka sehat dan subur agar sesuai dengan harapan mereka agar tanaman
menghasilkan panen yang optimal. Petani�
menggunakan pestisida untuk membunuh hama pada tanamannya. Menurut (Mahyuni, 2015) bahwa penggunaan pestisida merupakan permasalahan
yang perlu diperhatikan terutama dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja
dan menurut� (Minaka, Sawitri, & Wirawan, 2016)
bahwa keluhan kesehatan spesifik pada petani berhubungan dengan penggunaan
pestisida dan perilaku penggunaan APD.
Perilaku
penggunaan APD berkaitan dengan pengetahuan petani tentang bahaya pestisida dan
APD (Yuantari, Widianarko, & Sunoko, 2015).
Menurut (As�ady, Supangat, & Indreswari, 2019)
bahwa penggunaan APD berkaitan dengan kesehatan akibat pestisida. Promosi
kesehatan untuk petani yang terkait dengan dampak bahaya terpapar dari
pestisida, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, sehingga para pengguna
pestisida alat pelindung diri� dengan
lengkap yang disingkat dengan APD yaitu suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja (PP Nomor PER.08/MEN/VII/2010). Upaya
promosi kesehatan yang dilakukan untuk melakukan perubahan perilaku, dapat
dilakukan dengan beberapa metode promosi kesehatan dengan menggunakan metode
kelompok� seperti ceramah, seminar,
diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju (snow balling), kelompok-kelompok kecil (buzz group), bermain peran (role
play), dn bermain simulasi.
Upaya promosi
kesehatan juga dapat menggunakan alat bantu yang digunakan oleh petugas seperti
benda asli, benda tiruan, film, TV,radio dan lain-lain yang dapat memunculkan
kemauan sasaran yang lebih banyak, membantu sasaran dalam menanggulangi
berbagai hambatan dan pemahaman, merangsang sasaran, mudahnya sasaran dalam
menerima informasi kesehatan (mendorong keinginan untuk mengetahui). Alat bantu
yang digunakan biasanya akan mempengaruhi seseorang yang diterima melalui
indra, yaitu yang paling banyak menyalurkan ke dalam otak adalah mata yaitu
kurang lebih 75% sampai 87%, 13% sampai 25% melalui indra yang lainnya (Notoatmodjo, 2012).
Media sebaiknya berisi berbagai informasi yang ingin disampaikan dan dikemas
secara informatif dan juga ada yang bentuknya persuasif (Solekhah, 2018).
Hasil ini
sejalan dengan hasil penelitian (Saputra, Krisnana, Kurnia, & Kusumaningrum, 2019)
bahwa metode role play dapat meningkatkan pengetahuan dan tindakan pertolongan
pertama pada anak usia sekolah dasar didaerah rawan bencana, yaitu dengan uji
Mann whitney U Test nilai p= 0,000 (p <0,05) artinya ada perbedaan
signifikan saat pre dan postest.
Selain role play
metode ceramah juga merupakan salah satu metode informasi yang diberikan secara
berkelompok. Pada metode ceramah informasi yang disampaikan sama dengan metode
role play yaitu memberikan informasi tentang penggunaan APD pada petani.
Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah juga dapat meningkatkan perilaku
seseorang. Hasil penelitian Kurniadi dalam (Lawolo, 2017) mendapatkan bahwa metode ceramah dapat meningkatkan
pengetahuan dan sikap pelajar SMA mengenai HIV/AIDS. Penelitian ini di dukung
oleh (Silitonga, 2014) diwilayah kerja puskesmas Simalingkar bahwa metode
ceramah dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam memilih makanan yang
aman dengan p value = 0,000 (p<0,005) (Lawolo, 2017).
Berdasarkan
latar belakang dan hasil survey awal juni 2019 dan hasil pemeriksaan
Kholestrenase pada petani, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
disain yang dirancang, yaitu dengan menggunakan metode ceramah dan metode role
play. Penelitian ini akan melihat pengaruh metode ceramah dan metode role play terhadap penggunaan APD pengguna pestisida pada
petani di Kabupaten Simalungun.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui menganalisa pengetahuan petani� Kabupaten Simalungun tentang APD sebelum dan
sesudah metode ceramah dan role play.
Peneliti berharap penetian dapat memberikan masukan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun dalam hal ini
Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Dinas Kesehatan untuk bermitra agar petugas PPL Pertanian dan petugas kesehatan lebih ditingkatkan didalam memberikan edukasi, agar meningkatkan perilaku petani untuk melindungi
dirinya dari keterpaparan pestisida dengan melalui memberikan informasi melalui metode ceramah dan role
play.
Metode Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan penelitian quasi eksperimental
design nonequivalent control group design bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode ceramah dan metode role play pada perilaku
petani terhadap penggunaan APD yang lengkap saat berinteraksi dengan pestisida. Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun, yaitu di Desa Dolok
Marlawaan pada bulan April
2020.
Populasi berjumlah 4601 Gapoktan dan sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari petani sawah irigasi pengguna pestisida dengan teknik pengambilan sampling purposive sampling yaitu Kecamatan Jorlang Hataran pada anggota Gapoktan yang telah dilakukan pemeriksaan cholesterenase darah oleh Dinas Kesehatan pada September 2017, masing-masing kelompok berjumlah 15 orang dari anggota Gapoktan. Data primer diperoleh dari responden melalui wawancara yang berpedoman pada kuesioner, yaitu menggunakan kuesioner pretest-postest tentang pengetahuan penggunaan APD pada petani sawah irigasi. Wawancara pada kedua kelompok perlakuan yang diberikan metode Role Play maupun metode ceramah. Data sekunder diperoleh dari hasil pemeriksaan darah cholesterenase Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun tahun 2017, yang mendukung data hasil penelitian.
Analisis
data pada penelitian ini menggunakan statistik t-test atau analisis varians agar pengaruh treatment
dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata postest dengan pretest, atau nilai kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan pengumpulan data, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner agar layak digunakan serta untuk mengukur
sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur
dalam penelitian ini.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
1.
Karakteristik
Responden
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden |
Ceramah |
Roleplay |
||
n |
% |
n |
% |
|
Umur Masa Remaja Akhir (17-25 tahun) Dewasa Akhir� (36-45 tahun) Lansia Awal (46-55 tahun) Lansia Akhir (56-65 tahun) Masa Manula (>65 tahun) |
1 7 2 4 1 |
6,7 46,7 13,3 26,7 6,7 |
1 3 4 5 2 |
6,7 20,0 26,7 33,3 13,3 |
Jenis Kelamin Laki-laki �� Perempuan |
12 3 |
80,0 20,0 |
13 2 |
86,7 13,3 |
Pendidikan SD SMP SMA Akademi/S1 |
- 3 10 2 |
- 20,0 66,7 13,3 |
3 5 6 1 |
20,0 33,3 40,0 6,7 |
2.
Kategori� Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah
Intervensi
Tabel 2
Distribusi Kategori�
Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah Intervensi
Kategori Pengetahuan |
Sebelum |
Sesudah |
||
N |
% |
N |
% |
|
Ceramah ��� Baik ��� Sedang ��� Kurang |
1 7 7 |
�6,7 46,7 46,7 |
14 1 0 |
93,3 �6,7 0 |
Role play ��� Baik ��� Sedang ��� Kurang |
8 6 1 |
53,3 40,0 6,7 |
12 3 0 |
80,0 20,0 0 |
B. Pembahasan
1.
Pengetahuan� Sebelum Dan Sesudah Diberikan Intervensi
Ceramah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua item pertanyaan
pengetahuan mengalami peningkatan, dimana sebelum pemberian intervensi ceramah
sebagain responden memiliki pengetahuan sedang. Sebagian responden belum
mengetahui jawaban yang benar dari pertanyaan yang diberikan (lebih 50%)
tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri dalam penggunaan pestisida.
Metode ceramah merupakan metode pertemuan yang sederhana dan paling
sering digunakan untuk menggugah kesadaran dan minat sasaran penyuluhan. Metode
ini yang lebih banyak memegang peran untuk menjelaskan dan menyampaikan materi
penyuluhan adalah penyuluh. Metode ceramah dapat juga dibarengi dengan
pemberian materi berupa leaflet, poster, brosur, booklet, ataupun ceramah
menggunakan software powerpoint kepada sasaran penyuluhan sehingga akan lebih
mempermudah sasaran penyuluhan dalam memahami materi yang disampaikan oleh penyuluh
Hasil penelitian pada pertanyaan tentang pengertian dari APD (alat
pelindng diri) masih dijawab salah oleh lima orang responden (33,3%) dan� sebanyak sepuluh orang (66,7%) menjawab
benar, namun masih diharapkan agar seluruh responden dapat menjawab benar
mengenai arti dari APD. Setelah diberikan intervensi ceramah hanya seluruh
responden (100%) tahu pengertian tentang APD, dari sini kita dapat melihat
adanya peningkatan pengetahuan petani mengenai penggunaan alat pelindung diri
setelah di beri metode ceramah.� Pada
pertanyaan lain yang menjawab kurang tepat pada saat sebelum diberikan
intervensi ceramah terdapat pada pertanyaan tentang masuknya zat pestisida
kedalam tubuh melalui masih dijawab salah oleh delapan responden (53,3%). Pestisida
dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui 3 jalan, yaitu : Penetrasi lewat
kulit (dermal contamination), terisap masuk ke dalam saluran pernapasan
(inhalation), masuk dalam saluran pencernaan makanan lewat mulut (oral).
Pajanan pestisida melalui kulit dapat terjadi ketika pestisida tumpah mengenai
kulit atau ketika menyemprot partikel pestisida terbawa angin hingga menempel
ke kulit. Memasuki lahan pertanian terlalu cepat setelah penyemprotan juga
dapat mengakibatkan absorpsi pestisida melalui kulit. Semakin luas area kulit
yang terkena dan semakin lama durasi kontak maka semakin serius dampak yang
akan terjadi. Pajanan melalui absorbsi dermal dapat dikurangi secara signifikan
dengan penggunaan pakaian pelindung, tetapi kenyataan di lapangan penggunaannya
sering diabaikan atau dianggap terlalu mahal dan tidak nyaman digunakan,
terutama pada cuaca panas (Masruroh, Wahyuningsih, & Dina, 2016).
Pertanyaan lain yang banyak dijawab salah oleh responden adalah untuk
melindungi diri dari keracunan bahan kimia pestisida sudah cukup dengan
menggunakan baju,sedangkan yang lainnya tidak harus, seperti pernyataan yang di
ungkapkan oleh responden DRS dan MM yang merasa mereka tidak harus memakai boot
setiap melakukan penyemprotan diladang karena kondisi mereka yang masih sehat
saja sampai sekarang sekalipun tidak menggunakan boot karena sedikit repot
dalam proses penggunaannya. Responden lebih sering memakai sandal jepit saat
melakukan penyemprotan, karena kaki mereka tidak harus lembab di dalam sepatu
boot dan karena penyemprotan dilakukan secara berkala sehingga hanya butuh
waktu sebentar-sebentar untuk menyemprot. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian (Solekhah, 2018) pada PT X, bahwa sebagian besar pekerja tidak
menggunakan APD di tempat kerja/ Adapun jenis�jenis APD yang sering digunakan
oleh petani antara lain: penutup kepala sebanyak 7 responden (46,7%), masker
sebanyak 4 responden (26,7%), kacamata sebanyak 7 responden (46,7%), sarung
tangan sebanyak 7 responden (46,7%), baju lengan panjang dan celana panjang
masing-masing sebanyak sebanyak 4�
responden (26,7%) serta yang menggunakan sepatu boot hanya sebanyak
4� responden (26,7%). Menurut pekerja
yang tidak menggunakan APD tersebut dikarenakan berbagai macam alasan seperti
kurang nyaman saat digunakan dan tidak kepatuhan/ketaatan dalam menggunakan APD
saat bekerja. Namun setelah diberikan intervensi ceramah terjadi peningkatan
bahwa empat belas responden (93,3%) sudah bisa menjawab dengan benar mengenai
fungsi sepatu boot saat kontak dengan pestisida.
2.
Pengetahuan� Sebelum Dan Sesudah Diberikan Intervensi
Roleplay
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masih ada responden yang
masih menjawab kurang tepat dan pada sebagian responden masih memiliki
pengetahuan yang kurang sebelum diberikan intervensi roleplay. Pada pertanyaan
bahwa tentang pengertian dari APD (alat pelindng diri) masih dijawab salah oleh
tiga orang responden (20,0%) dan sebanyak dua belas orang (80,0%) menjawab
benar, namun masih diharapkan agar seluruh responden dapat menjawab benar
mengenai arti dari APD. Setelah diberikan intervensi roleplay seluruh responden
(100%) berhasil menjawab dengan benar pengertian tentang APD namun. Pada
pertanyaan lain yang menjawab kurang tepat pada saat sebelum diberikan
intervensi roleplay terdapat pada pertanyaan tentang cara pencegahan agar tidak
terpapar pestisida masih dijawab salah oleh delapan responden (53,3%). Penanganan
pestisida sejak dari pembelian, penyimpanan, pencampuran, cara menyemprot
hingga penanganan setelah penyemprotan berpengaruh terhadap resiko keracunan
apabila tidak memenuhi ketentuan. Pestisida umumnya adalah racun bersifat
kontak, oleh karena itu penggunaan alat pelindung diri pada petani pada saat
penyemprotan sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan pestisida.
Pemakaian alat pelindung diri lengkap ada 7 macam yaitu : baju lengan panjang,
celana panjang, masker, topi, kaca mata, kaos tangan dan sepatu boot. Pemakaian
APD dapat mencegah dan mengurangi terjadinya keracunan pestisida, dengan
memakai APD kemungkinan kontak langsung dengan pestisida dapat dikurangi
sehingga resiko racun pestisida masuk dalam tubuh melalui bagian pernafasan, pencernaan
dan kulit dapat dihindari (Masruroh, 2016). Sesudah diberikan intervensi
roleplay seluruh responden yang menjawab benar meningkat (100%).
Sama halnya dengan ceramah, pada intervensi roleplay ini responden juga
masih ada yang menjawab salah mengenai fungsi dari sepatu boot saat kontak
dengan pestisida sebanyak sebelas orang (73,3%) dan hanya empat orang
(26,7%)� yang benar menjawab pertanyaan
tersebut. Menurut pekerja yang tidak menggunakan APD tersebut dikarenakan
berbagai macam alasan seperti kurang nyaman saat digunakan dan tidak
kepatuhan/ketaatan dalam menggunakan APD saat bekerja. Namun setelah diberikan
intervensi roleplay terjadi peningkatan bahwa empat belas responden (93,3%)
sudah bisa menjawab dengan benar mengenai fungsi sepatu boot saat kontak dengan
pestisida.
Pemahaman responden mengenai berapa hari pakaian dicuci setelah
kontak/melakukan penyemprotan masih ada yang menjawab salah yaitu sebanyak
delapan responden (53,3%). Setelah diberikan�
intervensi roleplay jumlah petani yang mengetahui mengenai manfaat
penggunaan APD saat melakukan penyemprotan mengalami peningkatan menjadi empat
belas responden yang menjawab benar (100%). Menurut Buku Pedoman Pembinaan
Penggunaan Pestisida, baju dan celana yang digunakan harus dilengkapi dengan pelindung
tambahan (apron) dari bahan kulit atau plastik untuk mencegah kontak tubuh
secara langsung dengan pestisida. Kemungkinan lainnya adalah perawatan APD yang
tidak tepat. Kebanyakan petani yang terpilih sebagai responden dalam survei ini
mencuci pakaian kerjanya setelah empat hari pemakaian. Peneliti tidak secara
khusus meneliti cara perawatan APD, hanya saja peneliti mengamati sebagian
besar petani menyimpan pakaian kerjanya satu tempat dengan lokasi meletakkan
pestisida dan menjemurnya di dalam greenhouse.
3.
Pengaruh
Metode Role Play Terhadap Pengetahuan Tentang Alat Pelindung Diri Pengguna
Pestisida Pada Petani di Kabupaten Simalungun
Hasil penelitian bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan role play terhadap
peningkatan pengetahuan responden yaitu antara pengetahuan sebelum diberikan
penyuluhan melalui role play dibandingkan dengan pengetahuan sesudah diberikan
penyuluhan melalui role play diperoleh nilai p=0,0001. Hal ini dikarenakan
terjadi peningkatan pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan melalui
role play. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian (Widiasmadi, 2019)
dan (Saputra et al., 2019)
bahwa terdapat pengaruh pendidikan dengan roleplay dengan pengetahuan.
Kelebihan dari metode role play yaitu, dengan penerapan metode role play siswa
dilatih untuk dapat memahami, mengingat bahan yang akan didramakan seputar
materi ajar. Selanjutnya murid akan terbiasa untuk berkreasi, berinsiatif serta
kreatif. Role play dapat menuntun siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.
Memupuk rasa tanggung jawab akan tugas yang diterima. Konsep penerapan metode
role play yang dilakukan pada pemilihan materi atau topik tentunya yang dekat
dengan kehidupan siswa. Kemudian siswa bebas untuk mengekspresikan imajinasinya
kedalam gerakan-gerakan serta pengucapan kata-kata yang sesuai dengan peran
yang dimainkannya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai p value untuk setiap variable
pengetahuan yang diberikan intervensi ceramah dan roleplay memiliki nilai yaitu
p=0,0001(p<0,05). Maka untul melihat variabel yang paling berpengaruh dalam
uji perbedaan rerata adalah dengan melihat nilai mean setiap variabel.
Pengetahuan ceramah (mean=8,467) dan pengetahuan role play (mean=8,600) maka
dari niai tersebut kita dapat mengetahui intervensi role play lebih berpengaruh
dalam perubahan pengetahuan petani dalam menggunakan APD.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa: 1). Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan metode roleplay pada petani Kabupaten Simalungun tentang APD dimana nilai p=0, 0001. 2). Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan metode ceramah pada petani Kabupaten Simalungun tentang APD dimana nilai p=0, 0001. 3). Tidak terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan petani tentang APD antara metode Role Play dan metode ceramah petani Kabupaten Simalungun tentang APD dimana nilai p=0,106.
BIBLIOGRAFI
As�ady, B. J., Supangat, Supangat, &
Indreswari, Laksmi. (2019). Analisis Efek Penggunaan Alat Pelindung Diri
Pestisida Pada Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Pringgondani Kecamatan
Sumberjambe Kabupaten Jember (Analysis Of Personal Protective Equipments
Pesticides Usage Effects On Health Complaints Of Farmers In Pringgondani
Village Sumberjambe District Jember Regency).Google Scholar
Darna, Nana, & Herlina, Elin. (2018).
Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi Penelitian Bidang Ilmu Manajemen. Jurnal
Ekonologi Ilmu Manajemen, 5(1), 287�292. Google Scholar
Istikomah. Fani,
(2019) Implementasi Metode
Role Playing Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pai Pada Materi
Bersyukur Atas Nikmat Allah
Di Kelas I Sd Negeri 1 Kabunderan Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran
2018/2019. Diakses Dari Repository Iain Purwokerto. Google Scholar
Lawolo, Arif Kristian. (2017). Pengaruh
Konseling Dan Ceramah Terhadap Perilaku Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam Memilih
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Mkjp) Di Kabupaten Nias Utara Tahun 2017.
Google Scholar
Lisniawati, Handayani, Putri. 2017. Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Gangguan Pernapasan Pada Petani Yang Menggunakan Pestisida Di Wilayah Puskesmas Balung.Universitas Muhammadiyah Jember. Google Scholar
Mahyuni, Eka Lestari. (2015). Faktor Risiko
Dalam Penggunaan Pestisida Pada Petani Di Berastagi Kabupaten Karo 2014. Kes
Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Daulan, 9(1),
25014. Google Scholar
Masruroh, Luluk, Wahyuningsih, Nur Endah,
& Dina, Resa Ana. (2016). Hubungan Faktor Lingkungan Dan Praktik
Pemberantasan Sarang Nyamuk (Psn) Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd)
Di Kecamatan Ngawi. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 4(4),
992�1001. Google Scholar
Minaka, Iada, Sawitri, Anak Agung Sagung,
& Wirawan, Dewa Nyoman. (2016). Hubungan Penggunaan Pestisida Dan Alat
Pelindung Diri Dengan Keluhan Kesehatan Pada Petani Hortikultura Di Buleleng,
Bali. Public Health And Preventive Medicine Archive, 4(1),
94�103. Google Scholar
Najafi, Samane, Mansoorian, Reza, Khosravan, Shahla, Joughi, Nemat, Ani, Sima, Khalili, Dan Fatemeh .(2020). Comparison Of The Effect Of Lecture And Role-Playing Methods On Awareness Of Healthy Nutrition In School-Age Children. Diakses Dari Http://Eprints.Gmu.Ac.Ir/1882/. Google Scholar
Njura, Kubai, Taaliu, Khakame. (2020). The Relationship Between Agricultural Teaching Approahes And Food Security In Kenya. Hindawi Education Research International. Https://Doi.Org/10.1155/2020/8847864. Google Scholar
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi
Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka Cipta. Google Scholar
Rezaei, Damalas, Abdollahzadeh (2017). Understanding Farmers' Safety Behaviour Towards Pesticide Exposure Andother Occupational Risks: The Case Of Zanjan, Iran. Journal Elsevier. Diakses Dari Https://Www.Researchgate.Net/Publication/320635005_Understanding_Farm Ers'_Safety_Behaviour_Towards_Pesticide_Exposure_And_Other_Occupation Al_Risks_The_Case_Of_Zanjan_Iran. Google Scholar
Saputra, Wirahadi, Krisnana, Ilya, Kurnia,
Iqlima Dwi, & Kusumaningrum, Tiyas. (2019). Metode Role Play Meningkatkan
Pengetahuan Dan Tindakan Pertolongan Pertama Luka Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Di Daerah Rawan Bencana. Pediomaternal Nursing Journal, 5(1),
89�98. Google Scholar
Silitonga, Parasian. (2014). Replikasi
Basis Data Pada Sistem Pengolahan Data Akademik Univeristas Katolik Santo
Thomas. Jurnal Times, 3(1). Google Scholar
Solekhah, Siti Aifatus. (2018). Faktor
Perilaku Kepatuhan Penggunaan Apd Pada Pekerja Pt X. Jurnal Promkes: The
Indonesian Journal Of Health Promotion And Health Education, 6(1),
1�11. Google Scholar
Suhenda, Rohmana, Santoso (2018). The Effectiveness Of Health Education Between Talks And Demonstration Methods
On Improving Students Of Sdn Sunyaragi
Kota Cirebon Knowledge On Hand-Washing. Jurnal Persada Husada Indonesia. 5(18). Diakses Dari Http://Jurnal.Stikesphi.Ac.Id/Index.Php/Kesehatan/Article/View/211.
Sulaiman, Ibrahin, Jefree.(2018). Evaluating The Perception Of Farmers Towards
Pesticides And The Health Effect Of Pesticides: A Cross-Sectional Study In The
Oil Palm Plantations Of Papar, Malaysia.Diakses
Dari [13379569%20- %20interdisciplinary%20toxicology]%20evaluating%20the%20perceptio
N%20of%20farmers%20towards%20pesticides%20and%20the%20health%20effect%20of%20pesticides_%20a%20cross-
Sectional%20study%20in%20the%20oil%20palm%20plantations%20of%
20papar,%20malaysia. Google Scholar
Tun, Nang Khin Khin. (2019). Farmers Knowledge, Attitude, And Pratice On Pesticide Usage In Hmawbi Township (Case Study On Vegetable Growers). A Thesis Submitted In Partial Fulfillment Of The Requirements For The Master Of Public Administration (Mpa) Degree. Diakses Dari Https://Meral.Edu.Mm/Record/1363/Files/Nang%20khin%20khin%20tun% 20%28empa%20-%2034%29.Pdf. Google Scholar
Widiasmadi, Nugroho. (2019). Peningkatan
Laju Infiltrasi Dan Kesuburan Lahan Dengan Metode Biosoildam Pada Lapisan Tanah
Keras Dan Tandus. Prosiding Snst Fakultas Teknik, 1(1). Google Scholar
Yuantari, Maria G. Catur, Widianarko, Budi,
& Sunoko, Henna Rya. (2015). Analisis Risiko Pajanan Pestisida Terhadap
Kesehatan Petani. Kemas: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2),
239�245. Google Scholar
Copyright holder: Hartati Tobing
(2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |