Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2021
PENGARUH STRUKTUR MODAL
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INDONESIA
Pandu Adi Cakranegara, Debby Danila Wati
Universitas
Presiden Bekasi Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Struktur modal berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Namun struktur modal yang maksimum bagi perusahaan berbeda-beda.
Perusahaan makanan dan minuman secara operasional memiliki jumlah aset lancar
yang tinggi sehingga kebutuhan akan utang jangka pendeknya menjadi besar. Studi
ini bertujuan untuk memeriksa dampak struktur modal perusahaan makanan dan minuman
terhadap kinerja yang diwakili oleh indikator profitabilitas. Studi ini menggunakan metode kuantitatif dan
analisis regresi berganda untuk menganalisis variabel. Model efek acak dipilih
sebagai model dan menggunakan EViews 10 sebagai alat penelitian. Data
penelitian ini diambil dari laporan keuangan, yang diterbitkan setiap tahun.
Sampel penelitian adalah sembilan perusahaan makanan dan minuman terpilih yang
memenuhi kriteria dan terdaftar di bursa efek Indonesia selama 2013-2019. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa utang jangka pendek dan utang jangka panjang
memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap profitabilitas. Bersamaan
dengan itu, arus kas dari kegiatan operasi, pertumbuhan penjualan, dan ukuran
perusahaan secara positif dan signifikan. Penentuan koefisien menunjukkan bahwa
variabel independen secara bersamaan dapat menjelaskan 52,67% dari laba atas
aset. Manajer perusahaan dan investor dapat menggunakan hasil penelitian ini
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.�
Kata Kunci: struktur modal; arus kas dari operasi; ukuran perusahaan; laba atas
aset
Abstract
Capital structure has an effect on firm value.
However, the maximum capital structure for companies is different. Food and
beverage companies operationally have a high number of current assets so that
the need for short-term debt is large. This study aims to examine the impact of
the capital structure of food and beverage companies on performance as
represented by profitability indicators. This study uses quantitative methods
and multiple regression analysis to analyze the variables. A random effects
model was selected as the model and used EViews 10 as a research tool. The data
of this research are taken from financial reports, which are published every
year. The research sample is nine selected food and beverage companies that
meet the criteria and are listed on the Indonesian stock exchange during
2013-2019. The results reveal that short-term debt and long-term debt have a
significant negative impact on profitability. At the same time, cash flow from
operating activities, sales growth, and company size are positive and
significant. The determination of the coefficients shows that the independent
variables can simultaneously explain 52.67% of the return on assets. Company
managers and investors can use the results of this study to evaluate the
company's performance.
Keywords: capital structures; cash flow from operations; firm size; return on
assets
Received: 2021-09-20; Accepted: 2021-10-05; Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Sektor makanan dan minuman telah menjadi salah satu
industri yang paling berkembang di dunia. Pada tahun 2019, jumlah penduduk
Indonesia menempati urutan keempat secara global, dengan jumlah total 271 Juta
jiwa, sumber
dari Bank Dunia
tahun 2019. Sebagai manusia, kita perlu mengonsumsi makanan dan air untuk
mendapatkan energi dan nutrisi untuk bertahan hidup. Otomatis hal ini menjadi
salah satu alasan mengapa industri makanan dan minuman tetap eksis.
Pola dan tren konsumsi pangan masyarakat di dunia
terus berkembang pesat sejak seratus tahun terakhir, di mana Indonesia menjadi
salah satunya. Pertumbuhan industri makanan dan minuman juga dipengaruhi oleh
pendapatan, pengetahuan, dan kesadaran masyarakat yang lebih baik akan
kesehatannya, sehingga konsumen menyadari kebutuhannya akan makanan yang lebih sehat
dan lebih beragam (Peterson, 2017). Permintaan
makanan dan minuman akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk Indonesia. Di Negara Indonesia, industri pengolahan makanan dan minuman
menjadi salah satu industri penunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut (Saputra &
Sukirno, 2020), manufaktur
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah komoditas esensial menjadi komoditas
akhir atau antara melalui metode mekanis, kimiawi, atau manual. Ini juga dapat
dijelaskan sebagai proses mengubah komoditas bernilai rendah menjadi produk
akhir atau setengah jadi.
Persentase PMDN meningkat dari 2015-2019, sedangkan
kondisi PMA sebaliknya. Pada 2019, penanaman modal asing menyentuh 52,3%, lebih
rendah 2,1% dibandingkan tahun 2018. Di saat yang sama, proporsi penanaman
modal dalam negeri meningkat dari 45,6% menjadi 47,7%. Pada Gambar 1.2, kita
dapat melihat investasi masing-masing sektor oleh investor domestik dari tahun
2015 hingga triwulan pertama tahun 2020.
Globalisasi memaksa perusahaan domestik untuk
bersaing dengan produk dari luar negeri. Untuk dapat bertahan, perusahaan harus
melalui setiap tantangan yang dihadapi, baik dari masalah internal maupun
eksternal (Purwanto, 2011). Untuk
bertahan hidup, perusahaan perlu memutuskan strategi yang paling tepat untuk
mencegah bisnisnya mengalami krisis. Beberapa faktor mempengaruhi kinerja
perusahaan; Struktur permodalan menjadi salah satunya; Struktur modal juga
memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengambil
keputusan yang tepat (Khan, 2012). Kinerja
perusahaan dapat menunjukkan kepada kita kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan dari aset, ekuitas, dan hutang. Ini juga merepresentasikan prestasi
kerja perusahaan (Fachrudin, 2011).
(Sofyaningsih &
Hardiningsih, 2011) menyatakan
kinerja perusahaan yang baik dapat memperoleh keuntungan dari kegiatan
operasinya, dimana hal tersebut menjadi fokus utama yang harus dicapai. Oleh
karena itu keputusan yang tepat terkait pembiayaan dan investasi harus
diputuskan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan
kesejahteraan pemegang saham. Sedangkan menurut (Nugraha, 2013) keputusan
struktur modal yang efektif dapat menurunkan biaya struktur modal perusahaan.
Jika tidak, struktur modal yang buruk akan mempengaruhi jumlah struktur modal
perusahaan. Besarnya kerugian struktur modal akan berdampak pada kinerja suatu
perusahaan. Manajemen menggunakan penilaian kinerja perusahaan untuk menentukan
kebijakan mana yang harus diambil di masa depan.
Perusahaan perlu berhati-hati dalam mengambil
keputusan, termasuk keputusan Struktur Modal. Hal tersebut mengacu pada
bagaimana perusahaan dapat mendukung kegiatan usahanya untuk dapat bertahan di
industri yang membutuhkan sejumlah modal yang digunakan untuk membiayai
operasional perusahaan sehari-hari, baik untuk investasi maupun untuk keperluan
lainnya. Struktur Modal dapat diartikan sebagai suatu komposisi dana yang
mendanai suatu perusahaan atau firma yang terdiri dari modal jangka panjang dan
kewajiban jangka pendek (Nirajini & Priya,
2013). Secara umum
struktur permodalan terdiri dari hutang, saham biasa dan preferen. Hutang dapat
diartikan dengan pinjaman dan wesel bayar, surat hutang, obligasi, dan lainnya (Chadha & Sharma,
2015).
Struktur modal menjadi vital karena setiap kesalahan dalam
proses pengambilan keputusan dapat menyebabkan perusahaan mengalami krisis atau
bahkan kebangkrutan. Oleh karena itu, manajer dituntut untuk membuat strategi
dalam mengelola struktur modal. Strategi harus dibuat untuk meningkatkan nilai
perusahaan dan mengurangi biaya modal dan risiko. Selain itu, perusahaan
berusaha mengoptimalkan struktur permodalan untuk meminimalisir biaya modal
sehingga nilai perusahaan dapat meningkat dari sudut pandang keuangan. Tujuan
perusahaan adalah menciptakan nilai. Struktur modal yang optimal merupakan
campuran ekuitas dan hutang, dimana manfaat hutang lebih tinggi daripada biaya
hutang (Mand & Singh,
2015). Manajer
keuangan dan bahkan peneliti telah mencoba menemukan cara untuk mengoptimalkan
struktur modal, tetapi masih belum ada metode yang tepat untuk mengontrol
tingkat struktur modal yang optimal (San & Heng, 2011).
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
pengaruh antara struktur modal dan kinerja perusahaan yang diukur dengan
profitabilitas perusahaan. Penelitian ini merupakan perusahaan food and
beverage di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2019. Peneliti akan menggunakan beberapa variabel
independen yang terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang
sebagai proksi dari struktur modal, arus kas. dari aktivitas operasi,
pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.
Sebaliknya return on asset akan merepresentasikan kinerja perusahaan sebagai
variabel dependen dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka peneliti ingin mengetahui melalui penelitian yang
berjudul �Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan
Makanan dan Minuman di Indonesia�.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di
atas, maka dibuatlah penelitian untuk menganalisis perusahaan food and beverage
dengan menganalisis pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan.
Variabel independen penelitian ini terdiri dari struktur modal yang diwakili
oleh hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, arus kas dari aktivitas
operasi, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan. Oleh karena itu, kinerja
perusahaan dinyatakan dalam profitabilitas, dan pengembalian aset adalah
variabel dependen. Selain itu juga menganalisis pengaruh variabel independen
tersebut terhadap variabel dependen pada perusahaan makanan dan minuman.
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh parsial yang
signifikan dari:
1. Hutang Jangka Pendek terhadap Pengembalian Aset
perusahaan makanan dan minuman di Indonesia.
2. Hutang Jangka Panjang terhadap Pengembalian Aset
perusahaan makanan dan minuman di Indonesia.
3. Arus Kas dari Aktivitas Operasi terhadap Pengembalian
Aset perusahaan makanan dan minuman di Indonesia.
4. Pertumbuhan Penjualan terhadap Return on Assets
industri manufaktur makanan dan minuman di Indonesia.
5. Ukuran Perusahaan terhadap Pengembalian Aset
perusahaan makanan dan minuman di Indonesia.
6. Terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara
Hutang Jangka Pendek, Hutang Jangka Panjang, Arus Kas dari Aktivitas Operasi,
Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return On Assets pada
perusahaan Makanan dan Minuman di Indonesia.
7. Untuk mengetahui variabel independen mana yang
memiliki pengaruh paling signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan
Food and Beverage di Indonesia
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas perusahaan maka manajemen dapat fokus kepada faktor-faktor ini. Perusahaan
dihadapkan dunia persaingan yang kompetitif dan dinamis. Di sisi lain manajemen
memiliki sumber daya yang terbatas. Apabila manajemen dapat fokus pada hal-hal
yang paling mempengaruhi profitabilitas maka harapannya profitabilitas
perusahaan akan meningkat. Sementara itu investor dapat menggunakan temuan dari
penelitian ini untuk melakukan penilaian terhadap perusahaan untuk selanjutnya
berinvestasi di perusahaan yang paling memiliki prospek di masa depan.
Metode Penelitian
Peneliti menggunakan beberapa metode untuk
memudahkan mereka dalam memproses pengumpulan data, menganalisis dan
memahaminya. Ada Metode
Kuantitatif, Metode Kualitatif dan Metode Campuran. Metode
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang dikumpulkan melalui data
sekunder yang diukur dengan angka dan dapat diukur dalam bentuk data statistik. Sedangkan metode kualitatif dapat
diartikan sebagai metode yang dikumpulkan melalui data primer berupa wawancara,
kuisioner dan observasi yang akan diinterpretasikan oleh peneliti di bagian
akhir. Kemudian metode campuran dihasilkan dari kombinasi metode kuantitatif dan
kualitatif.
Metode kuantitatif menerapkan mekanisme deduktif
dengan membangun hipotesis teoritis untuk memperjelas pengaruh variabel
analisis. Semua teori ditempatkan dalam penelitian, yang akan mengarahkan
peneliti untuk mendukung atau membantah teori tersebut secara analitik, karena
hasil akhir dari analisis kuantitatif akan diwakili oleh angka dan data
statistik.
Berdasarkan perhitungan dan angka yang diambil
melalui laporan keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman di Indonesia,
untuk mendukung peneliti dalam mengolah dan menganalisis datanya maka digunakan
metode kuantitatif dalam penelitian ini karena skala variabel penelitian ini.
atau pengukuran sebagian besar merupakan rasio dan interval, yang berarti
jumlah kalkulasi akan dibutuhkan. Penelitian ini akan mendapatkan keluaran yang
obyektif karena banyaknya perhitungan dan statistik data.
Langkah pertama yang dilakukan adalah
mengidentifikasi masalah atau fenomena yang ingin diketahui peneliti.
Dilanjutkan dengan mengembangkan pertanyaan penelitian segera setelah menemukan
masalah penelitian ini. Untuk membuat hipotesis, mengumpulkan dan menemukan
tinjauan pustaka merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh peneliti. Dengan membaca jurnal, buku, dan
semua sumber topik terkait, peneliti akan mengetahui banyak variabel yang
dipilih sebagai variabel dependen dan independen dalam penelitian ini; semua
sumber itu disebut tinjauan pustaka.
Setelah
menentukan variabel dependen dan variabel independen yang akan digunakan,
peneliti akan membuat kerangka teori. Kerangka teori dapat diartikan sebagai
landasan fundamental penelitian, yang merupakan model konseptual yang
menunjukkan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen
Setelah
membuat kerangka teori, peneliti menentukan metode mana yang akan digunakan untuk penelitian. Peneliti
kemudian mulai mengumpulkan data yang diperlukan untuk menganalisis penelitian,
seperti data laporan tahunan perusahaan dari situs resmi perusahaan dan BEI.
Semua data yang terkumpul akan dimasukkan ke dalam Microsoft Excel 2016, dan
semua data mentah tersebut akan diolah menggunakan Eviews Versi 10 yang akan
memberikan hasilnya. Hasil atau keluaran akhir akan dianalisis dan
diinterpretasikan dengan penelitian atau literatur sebelumnya yang telah
dikumpulkan sebelumnya. Kesimpulan diambil setelah langkah-langkah di atas, dan
kesimpulan tersebut akan
menjawab semua pertanyaan masalah penelitian diikuti dengan rekomendasi kepada
beberapa pihak terkait tertentu.
Hasil dan
Pembahasan
A.
Analisa Deskriptif
Tabel 1
Descriptive Statistics
Source: Proceed data by Eviews 10
Pada Tabel 1 terdiri dari 6 variabel yang digunakan
dalam penelitian ini. Yang dapat dibagi menjadi variabel dependen dan variabel
independen; ROA mewakili variabel dependen, dan STD, LTD, CFO, GROWTH dan SIZE
mewakili variabel independen. Penelitian ini terdiri dari 63 data observasi
dari 9 perusahaan berbeda dari industri yang dipilih, pengambilan data dimulai
dari tahun 2013-2019.
Return on
Asset (ROA) merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Rerata ROA adalah
0,060476, dan standar deviasi 0,062321 menunjukkan bahwa data sering
terdistribusi sekitar 0,060476 � 0,062321. Standar deviasi yang lebih besar
dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa return on asset data sampel observasi
sangat fluktuatif.
Nilai ROA minimum sebesar -0,07 terjadi pada PT Prahsida Aneka Niaga Tbk pada tahun
2015 dan 2018; ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menghasilkan
keuntungan melalui asetnya. Nilai maksimum 0,18 terjadi pada PT Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk tahun 2016; ini menunjukkan kemampuan yang kuat untuk
menghasilkan keuntungan melalui asetnya.
Utang Jangka Pendek (PMS) merupakan variabel
independen dalam penelitian ini. Nilai rata-rata STD sebesar 0,297778, dan
standar deviasi 0,125331, hal ini menunjukkan bahwa data sering tersebar
sekitar 0,297778 � 0,125331. Standar
deviasi yang lebih kecil dari nilai mean menunjukkan bahwa hutang jangka pendek
fluktuasi data sampel observasi relatif kecil. Nilai minimum STD sebesar 0,11
terjadi pada PT Nippon Indosari Corpindo Tbk pada tahun 2016. Sedangkan nilai
maksimum STD sebesar 0,56 terjadi pada PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk pada
tahun 2014.
Long-term debt (LTD) merupakan variabel independen
dalam penelitian ini. Nilai rata-rata LTD adalah 0.170794, dan standar deviasi
0.127991, hal ini menunjukkan bahwa data sering didistribusikan sekitar 0.170794
� 0.127991. Standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan
bahwa hutang jangka panjang fluktuasi data sampel observasi relatif kecil.
Nilai minimum LTD sebesar 0,02 terjadi pada PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading
Company Tbk pada tahun 2019. Sedangkan nilai maksimum sebesar 0,47 terjadi pada
PT Tri Banyan Tirta Tbk pada tahun 2019.
Arus kas dari aktivitas operasi (CFO) merupakan
variabel independen dalam penelitian ini. Nilai rata-rata CFO adalah 303292,5,
dan standar deviasi 578171,5, hal ini menunjukkan bahwa data sering terdistribusi sekitar
303292,5 � 578171,5. Standar deviasi yang lebih besar dari nilai mean
menunjukkan bahwa data arus kas dari sampel pengamatan kegiatan operasi
mengalami fluktuasi fluktuasi selama periode pengamatan. Nilai CFO
minimum sebesar -862340 terjadi pada PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2014.
Sedangkan nilai maksimum sebesar 3303864 terjadi pada PT Mayora Indah Tbk pada
tahun 2019.
Pertumbuhan penjualan (GROWTH) merupakan variabel
independen dalam penelitian ini. Nilai rata-rata GROWTH 0.139524, dan standar
deviasi 0.241423, hal ini menunjukkan bahwa data sering terdistribusi sekitar
0.139524 � 0.241423. Standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-rata
menunjukkan bahwa data pertumbuhan penjualan sangat berfluktuasi selama periode
pengamatan. Nilai GROWTH
minimum sebesar -0,32 yang terjadi pada PT Tri Banyan Tirta Tbk pada tahun 2014
menunjukkan bahwa perusahaan gagal meningkatkan penjualannya dari tahun ke
tahun. Sedangkan nilai maksimal sebesar 1,25 terjadi pada PT Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk pada tahun 2013 menunjukkan bahwa perusahaan berhasil
meningkatkan penjualannya dari tahun ke tahun.
Ukuran perusahaan (SIZE) merupakan variabel
independen dalam penelitian ini. Nilai mean SIZE 14,40698, dan standar deviasi
1,004292, hal ini menunjukkan bahwa data sering didistribusikan sekitar
14,40698 � 1,004292. Standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dari fluktuasi data sampel observasi relatif
kecil. Nilai SIZE minimum 12,62 terjadi pada PT Sekar Laut Tbk pada tahun 2013.
Sedangkan nilai
maksimum sebesar 16,76 pada PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2019.
B.
Analisis Data
1.
Analisis Linear Regresi Berganda
Analisis
regresi berganda memberikan metode untuk mengevaluasi hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen secara objektif. Koefisien regresi membuktikan kepentingan
relatif masing-masing variabel independen dalam memprediksi variabel dependen (Sekaran & Bougie, 2019). Model random
effect dalam penelitian ini melakukan analisis regresi berganda. Tabel 2 menunjukkan hasil analisis
regresi berganda:
Table 2
Multiple Regression Analysis Result
Source: Proceed data by
Eviews 10
Persamaan
regresi berganda harus didasarkan pada koefisien regresi masing-masing variabel
independen. Berdasarkan tabel 4.16, persamaan regresi berganda dapat dirumuskan
sebagai berikut:
C.
Interpretasi Hasil
1.
Pengaruh Utang Jangka Pendek
terhadap Return On Asset
Hipotesis
pertama menyatakan bahwa hutang jangka pendek berpengaruh signifikan terhadap
pengembalian aset perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Tabel 4.17
menunjukkan nilai signifikansi kinerja perusahaan sebesar 0,0000, artinya
diterima. Hutang jangka
pendek memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap
pengembalian aset; Hal tersebut dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar
-0,228280. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara
hutang jangka pendek terhadap return on asset.
Hal tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan hutang jangka pendek mempengaruhi penurunan nilai
pengembalian aset.
Artinya, temuan penelitian menemukan bahwa perusahaan yang terdaftar dalam
sampel merasa kesulitan untuk membayar kembali hutang jangka pendek mereka
dengan total aset perusahaan. Dengan demikian, semakin banyak perusahaan
memiliki hutang jangka pendek maka profitabilitas perusahaan akan semakin kecil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya oleh (Vătavu, 2015) yang menemukan bahwa hutang jangka
pendek berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dan (Kamal, 2018) menemukan bahwa hutang jangka
pendek memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap return on asset.
Sedangkan (Maria, Wiagustini, & Sedana, 2019) dan (Al-Taani, 2013) menemukan bahwa hutang jangka
pendek memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap return aset.
2.
Pengaruh Utang Jangka Panjang
terhadap Return On Assets
Hipotesis
kedua menyatakan bahwa hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap
pengembalian aset perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Tabel 4.17
menunjukkan nilai signifikansi kinerja perusahaan sebesar 0,0000, artinya
diterima. Hutang jangka panjang memiliki pengaruh negatif yang signifikan
terhadap pengembalian aset; Hal tersebut dibuktikan dengan koefisien regresi
sebesar -0.193838. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif
antara hutang jangka panjang terhadap return on asset.
�Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
hutang jangka panjang berdampak pada penurunan nilai pengembalian aset.
Artinya, temuan penelitian
menemukan bahwa perusahaan yang terdaftar dalam sampel merasa kesulitan untuk
membayar kembali hutang jangka panjang mereka dengan total aset perusahaan.
Dengan demikian, semakin banyak perusahaan memiliki hutang jangka panjang, maka
profitabilitas perusahaan akan semakin kecil. Hasil penelitian yang didukung
oleh penelitian (Al-Taani, 2013) menemukan bahwa hutang jangka
panjang memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap return on asset.
Namun kemudian penelitian (Maria et al., 2019), (Nirajini & Priya, 2013), dan (Vătavu, 2015) menemukan hasil pengaruh yang
signifikan positif juga temuan (Kamal, 2018) menemukan pengaruh negatif yang
tidak signifikan.
3.
Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas
Operasi terhadap Return On Assets
Hipotesis
ketiga menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan
terhadap return on asset perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Tabel
4.17 menunjukkan bahwa nilai signifikansi kinerja perusahaan sebesar 0,0019,
artinya diterima. Arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh
menguntungkan yang signifikan terhadap pengembalian aset; itu dibuktikan dengan
koefisien regresi sebesar 0,000000. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh
positif antara arus kas dari aktivitas operasi terhadap return on asset.
Hal tersebut
menunjukkan peningkatan arus kas dari aktivitas operasi berdampak pada
peningkatan nilai pengembalian aset. Artinya, temuan penelitian menemukan bahwa
perusahaan yang masuk dalam sampel dapat mengelola arus kas operasional melalui
kegiatan usahanya untuk menghasilkan keuntungan. Nilai kas yang tinggi dari
aktivitas operasional menunjukkan bahwa bisnis berfungsi dengan baik dan fleksibilitas keuangan
telah dicapai dalam pengambilan keputusan, perencanaan strategis, dan manajemen
perusahaan secara keseluruhan (Gillingham, Houde, & Van Benthem,
2019). Penelitian ini bertentangan
dengan penelitian (Sasongko & Apriani, 2016) bahwa arus kas dari aktivitas
operasi memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap return on asset.
4.
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan
terhadap Return On Assets
Hipotesis
keempat menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap
return on asset perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Tabel 4.17
menunjukkan bahwa nilai signifikansi kinerja perusahaan adalah 0,0000, artinya
diterima. Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh menguntungkan yang signifikan
terhadap laba atas aset; Hal tersebut dibuktikan dengan koefisien regresi
sebesar 0,094076. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
antara pertumbuhan penjualan terhadap return on asset.
Hal tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan penjualan berdampak pada peningkatan
nilai pengembalian aset. Salah satu sumber pendapatan perusahaan berasal dari
penjualan, sehingga penjualan merupakan bagian yang vital dalam aktivitas
perusahaan. Hasil penelitian menemukan bahwa perusahaan yang terdaftar dalam
sampel penjualan mengalami peningkatan dan berpengaruh positif terhadap
pendapatan perusahaan. Ini akan menguntungkan bagi perusahaan dengan jumlah
penjualan yang tinggi karena akan meningkatkan arus kas dan profitabilitas perusahaan
(Wikardi & Wiyani, 2017). Hasil penelitian didukung oleh (Kamal, 2018) dan (Chadha & Sharma, 2015) menemukan bahwa pertumbuhan
penjualan memiliki pengaruh menguntungkan yang signifikan terhadap pengembalian
aset. Namun hasil tersebut bertentangan dengan penelitian (Wikardi & Wiyani, 2017) yang memberikan pengaruh yang
tidak signifikan.
5.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Return On Assets
Hipotesis
kelima menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
return on asset perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Tabel 4.17
menunjukkan bahwa nilai signifikansi kinerja perusahaan adalah 0,0000, artinya
diterima. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh menguntungkan yang signifikan
terhadap pengembalian aset; Hal tersebut dibuktikan dengan koefisien regresi
sebesar 0,012216. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
antara ukuran perusahaan terhadap return on asset.
�Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peningkatan nilai return on asset.
Artinya temuan penelitian menemukan bahwa ketika ukuran perusahaan yang
tercantum dalam sampel semakin membesar, perusahaan tersebut dapat menghasilkan
keuntungan dari kegiatan operasional dan penjualannya. Peningkatan total aset
mereka juga
dapat mengukur peningkatan ukuran perusahaan. Semakin banyak aset yang dimiliki
perusahaan, semakin besar pendapatan yang dapat dihasilkan dengan menggunakan lebih
banyak aset dan memiliki profitabilitas yang lebih tinggi (Chadha & Sharma, 2015). Struktur Modal dan Kinerja
Perusahaan: Bukti empiris dari India tahun 2015. Hasil penelitian ini sejalan
dengan temuan penelitian sebelumnya oleh (Wikardi & Wiyani, 2017), (Chadha & Sharma, 2015), dan (Kamal, 2018) menemukan bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh menguntungkan yang signifikan terhadap pengembalian aset.
Sedangkan (Ayo-Oyebiyi, Ladokun, & Taiwo, 2019) memiliki hasil yang berbeda,
dimana terdapat pengaruh yang kecil terhadap return on asset.
6.
Pengaruh Simultan dari Hutang
Jangka Pendek, Hutang Jangka Panjang, Arus Kas dari Aktivitas Operasi,
Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Return on Asset
Hipotesis
keenam menyatakan pengaruh yang signifikan antara hutang jangka pendek, hutang
jangka panjang, arus kas dari aktivitas operasi, pertumbuhan penjualan, dan
ukuran perusahaan terhadap return on asset pada perusahaan makanan dan minuman
di Indonesia. Nilai probabilitas f-statistik adalah 0,000000; artinya nilainya
kurang dari 0,05. Ini menjelaskan bahwa variabel dependen secara simultan
dipengaruhi oleh semua variabel independen. Karena itu, itu diterima. Hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang, arus kas dari aktivitas operasi,
pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan secara simultan dapat menjelaskan
52,6695% variabel dependen.
Sisanya, 47.3305% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
7.
Faktor yang Berpengaruh Paling Signifikan terhadap
Return On Asset pada Perusahaan Makanan dan Minuman di
Indonesia
Model yang
dibangun oleh penelitian ini menunjukkan model bersifat moderate. Model ini
dapat menjelaskan sebagian besar hal yang mempengaruhi profitabilitas
perusahaan. Dan dari model tersebut tidak semua variabel berpengaruh
signifikan. Terdapat variabel yang memiliki pengaruh signifikan dan terdapat
variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan. Dari antara variabel tersebut
maka pertumbuhan penjualan yang memiliki nilai signifikansi paling tinggi.
Dengan demikian variabel pertumbuhan penjualan adalah variabel utama yang
mendorong pertumbuhan profitabilitas perusahaan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil
beberapa kesimpulan. Pertama, utang jangka pendek memiliki pengaruh negatif
yang signifikan terhadap pengembalian aset. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sampel penelitian yang telah dipilih ini merasa kesulitan untuk membayar
kembali hutang jangka pendek mereka dengan total aset perusahaan. Oleh karena
itu, semakin banyak perusahaan memiliki hutang jangka pendek, maka
profitabilitas perusahaan akan semakin kecil. Kedua utang jangka panjang
memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengembalian aset. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel penelitian yang telah dipilih ini merasa kesulitan
untuk membayar kembali hutang jangka panjang mereka dengan total aset
perusahaan. Oleh karena itu, semakin banyak perusahaan memiliki hutang jangka
panjang, maka profitabilitas perusahaan akan semakin kecil. Ketiga, arus kas
dari aktivitas operasi memiliki pengaruh menguntungkan yang signifikan terhadap
pengembalian aset. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian yang dipilih
mampu mengelola arus kas operasional melalui kegiatan usahanya untuk
menghasilkan keuntungan.Keempat, pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh
menguntungkan yang signifikan terhadap pengembalian aset. Hal ini menunjukkan
bahwa sampel penelitian yang dipilih jumlah penjualannya meningkat dan
berpengaruh positif terhadap pendapatan perusahaan. Dengan jumlah penjualan
yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Kelima, Ukuran
perusahaan memiliki pengaruh menguntungkan yang signifikan terhadap
pengembalian aset. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel dari penelitian ini
menemukan bahwa ketika ukuran perusahaan semakin besar, perusahaan tersebut
dapat menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasional dan penjualannya.
BIBLIOGRAFI
Al-Taani,
Khalaf. (2013). The relationship between capital structure and firm
performance: evidence from Jordan. Journal of Finance and Accounting, 1(3),
41�45.Google Scholar
Ayo-Oyebiyi,
G. T., Ladokun, I. O., & Taiwo, D. Jooda. (2019). Customer relationship
management dimensions and Nigerian banks� performance: Evidence from Zenith
Bank Plc. South Asian Journal of Social Studies and Economics, 1�8. Google Scholar
Chadha,
Saurabh, & Sharma, Anil K. (2015). Capital structure and firm performance:
Empirical evidence from India. Vision, 19(4), 295�302. Google Scholar
Creswell,
John W., & Creswell, J. David. (2017). Research design: Qualitative,
quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications. Google Scholar
Fachrudin,
Khaira Amalia. (2011). Analisis pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, dan
agency cost terhadap kinerja perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 13(1),
37�46. Google Scholar
Gillingham,
Kenneth, Houde, S�bastien, & Van Benthem, Arthur. (2019). Consumer
myopia in vehicle purchases: evidence from a natural experiment. National
Bureau of Economic Research. Google Scholar
Kamal,
M. Basri. (2018). Pengaruh Receivable Turn Over Dan Debt To Asset Ratio (DAR)
Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Pertanian Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 17(2).
Google Scholar
Khan,
Abdul Ghafoor. (2012). The relationship of capital structure decisions with
firm performance: A study of the engineering sector of Pakistan. International
Journal of Accounting and Financial Reporting, 2(1), 245. Google Scholar
Mand,
Harvinder Singh, & Singh, Manjit. (2015). Capital Structure and Earnings
per Share: An Empirical Analysis of Indian Corporate Sector. International
Journal of Financial Management, 5(3). Google Scholar
Maria,
Madalena, Wiagustini, L. P., & Sedana, I. (2019). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage Dan Liquiditas Terhadap Profitabilitas Di Perusahaan
Esperanca Timor-Oan (ETO) Dili Timor-Leste. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Udayana, 8(1), 23�40. Google Scholar
Neuman,
W. Lawrence. (2014). Social research methods: Qualitative and quantitative
approaches: Pearson new international edition. Pearson Education Limited. Google Scholar
Nirajini,
A., & Priya, K. B. (2013). Impact of capital structure on financial
performance of the listed trading companies in Sri Lanka. International
Journal of Scientific and Research Publications, 3(5), 1�9. Google Scholar
Nugraha,
Arif Ardhi. (2013). Analisis pengaruh struktur modal terhadap kinerja
perusahaan yang tergabung dalam Indeks Kompas 100. Management Analysis
Journal, 2(1). Google Scholar
Peterson,
Hayley. (2017). The retail apocalypse has officially descended on America. Business
Insider, 21. Google Scholar
Purwanto,
Purwanto. (2011). Strategi Bersaing untuk Mengoptimalkan Kapasitas Produksi:
Studi Kasus pada PT. Jaya Indah Casting, Bekasi. The Winners, 12(2),
154�179. Google Scholar
San,
Ong Tze, & Heng, Teh Boon. (2011). Capital structure and corporate
performance of Malaysian construction sector. International Journal of
Humanities and Social Science, 1(2), 28�36. Google Scholar
Saputra,
Beny Dwi, & Sukirno, Sukirno. (2020). Kesiapan Kerja Siswa Program
Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Kependidikan: Penelitian
Inovasi Pembelajaran, 4(1), 139�151. Google Scholar
Sasongko,
Hendro, & Apriani, Dewi. (2016). Analisis Pengaruh Arus Kas Terhadap Profitabilitas
Pada PT Mayora Indah Tbk. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 2(1), 1�15. Google Scholar
Sekaran,
Uma, & Bougie, Roger. (2019). Research methods for business: A skill
building approach. john wiley & sons. Google Scholar
Sofyaningsih,
Sri, & Hardiningsih, Pancawati. (2011). Struktur kepemilikan, kebijakan
dividen, kebijakan utang dan nilai perusahaan. Dinamika Keuangan Dan
Perbankan, 3(1), 68�87. Google Scholar
Vătavu,
Sorana. (2015). The impact of capital structure on financial performance in
Romanian listed companies. Procedia Economics and Finance, 32,
1314�1322. Google Scholar
Wikardi,
Lucya Dewi, & Wiyani, Natalia Titik. (2017). Pengaruh Debt to Equity Ratio,
Firm Size, Inventory Turnover, Assets Turnover dan Pertumbuhan Penjualan
Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di BEI Periode 2011-2015). Jurnal Online Insan Akuntan, 2(1),
99�118. Google Scholar
����������� Copyright holder: Pandu Adi Cakranegara, Debby Danila Wati (2021) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |