Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
6, No. 10, Oktober 2021
��������������������������������������������������������
SISTEM
INFORMASI MENGHITUNG BIAYA PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN
METODE MATRIK FUNCTION POINT
Susi Widyastuti, Wahyu Ariandi
Program Komputerisasi Akuntansi,
Program Teknik Informatika, STIKOM Poltek Cirebon, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Semakin berkembangnya kebutuhan perangkat lunak di instansi pemerintahan sebagai sistem informasi untuk mewujudkan transparansi, serta membantu mempercepat kegiatan melayani kebutuhan masyarakat, maka semakin luas kebutuhan
perangkat lunak, sehingga mengakibatkan melakukan kerjasama dengan pengembang/konsultan (pihak ke tiga). Pengadaan
perangkat lunak membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun kesulitan untuk membuktikan biaya pengadaan perangkat lunak, sesuai dengan standar
harga yang telah disepakati. Selain itu, dari pihak
pengembang juga mengalami kesulitan menentukan perkiraan biaya perangkat lunak, memperkirakan target waktu penyelesaian pembangunan/pembuatan perangkat lunak, dan menghitung gaji pegawai/programer
berdasarkan kontribusi yang
telah dilakukan dalam satu proyek.
Untuk itu, maka diperlukan penelitian yang dapat mengukur kelayakan harga dari perangkat
lunak. Salah satu pemecahan masalah adalah dengan menerapkan
Metode Matrik
Function Point, yaitu dengan
menghitung parameter pengukuran
perangkat lunak, menghitung factor kompleksitas,
menghitung titik fungsi (Function Point), kebutuhan
programer dalam proyek, serta kemampuan
produktifitas programer.
Kata Kunci: pengukuran perangkat lunak; matrik function point; perhitungan
biaya
�pembangunan perangkat lunak
Abstract:
The
growing need for software in government agencies as an information system to
realize transparency, and help accelerate activities to serve the needs of the
community, the wider the need for software, resulting in cooperation with
developers / consultants (third parties). Procurement of software requires a
lot of costs, but it is difficult to prove the cost of procuring software, in
accordance with agreed price standards. In addition, developers also have
difficulty determining the estimated cost of software, estimating the target
time of completion of software development / creation, and calculating the
salaries of employees / programmers based on contributions that have been made
in one project. For that, it requires research that can measure the feasibility
of the price of the software. One of the problem
solving is to apply the Function Point Matrix Method, which is to calculate
software measurement parameters, calculate complexity factors, calculate
function points, programer needs in projects, and programer productivity capabilities.
Keywords:� software
measurements; matric function point; calculation of software development costs
Received:
2021-09-20; Accepted: 2021-10-05; Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Seiring perkembangan
zaman, kemajuan teknologi komputer dan telekomunikasi telah menjadi kebutuhan
yang sangat membantu dalam menyelesaikan banyak pekerjaan dengan cepat, tepat dan akurat (Widyastuti, Ariandi, & Sulistiono, 2019).
Penggunaan teknologi komputer yang semakin meluas dan berkembang, maka berbagai macam
aplikasi tumbuh dalam jumlah, ukuran,
dan kegunaannya. Pengadaan untuk mengembangkan perangkat lunak juga tumbuh dengan baik.
Sebagai hasil dari pertumbuhan pengembangan perangkat lunak terjadi konsekuensi
yaitu kesalahan dalam estimasi biaya perangkat lunak menjadi banyak
juga. Di instansi pemerintahan,
ketika kerjasama dengan pengembang dalam pengadaan perangkat lunak, seringkali mengalami kesulitan membuktikan kelayakan harga perangkat lunak yang dipesan, antara biaya yang dikeluarkan dengan harga perangkat
lunak yang diadakan.
Dalam pengembang/konsultan, seringkali mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada suatu keadaan bahwa
mereka harus menentukan harga jual dari sebuah
perangkat lunak yang telah dibuatnya dan rincian biaya pembangunan
perangkat lunak. Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan suatu teknik untuk memperkirakan
ukuran suatu perangkat lunak, yang dapat dijadikan patokan untuk menentukan
harga dasar dari perangkat lunak tersebut. Hasil pengukuran tersebut berupa satuan sesuai
dengan metoda estimasi biaya perancangan perangkat lunak yang digunakan. Misalnya dengan metoda Function point yang mempunyai
satuan untuk ukuran yaitu Function Point
atau untuk ukuran yaitu size/fp.
Metoda Function Point memiliki keunggulan yaitu kemampuannya untuk meyediakan perkiraan volume proyek dalam bentuk sumber
daya pengembangan yang dibutuhkan, perkiraan ini memberikan dasar penting untuk
perkiraan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan perangkat lunak dalam mempersiapkan
proposal tender dan project plan atau pengembang/konsultan dapat memperkiraan harga jual perangkat
lunak yang dibuatnya (Permatasari, 2016).
Penggunaan metoda Function
Point juga dapat mencegah
atau setidaknya mengurangi secara substansial risiko dari kesalahan manajerial karena underestimate
pada perencanaan biaya. Dengan adanya masalah
tersebut, perusahaan atau orang yang bergerak dibidang pengembang/konsultan membutuhkan sebuah sistem perhitungan
biaya pembuatan perangkat lunak untuk memudahkan dalam membuat rencana
anggaran biaya dan juga menetapkan harga dari suatu perangkat
lunak itu. Maka penulis mengusulkan
sebuah penelitian dengan judul �Sistem
Informasi Menghitung Biaya Pembangunan Perangkat Lunak dengan menggunakan
Metode Matrik Function
Point�.
State Of The Art bidang penelitian: penelitian ini memiliki aspek analisis utama yaitu menghitung rincian biaya pembangunan
perangkat lunak dengan menggunakan matrik function point. Penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu adalah tentang etimasi biaya perangkat
lunak menggunakan metode function point dengan
studi kasus di CV. Aptikma Indonesia, yaitu meneliti tentang Analisis perbandingan antara metode Function Point
dan Guesstimate pada perangkat lunak A dan B sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menyelesaikan masalah. Pembagian lingkup kerja perangkat lunak A dan perangkat lunak B pada CV Aptikma Indonesia
menggunakan pendekatan Work
Breakdown Structure serta penjadwalan
menggunakan Gantt Chart dan hasil estimasi biaya menggunakan metode Function Point. Perhitungan
matematika pada perangkat lunak A menggunakan metode Function Point menghasilkan
estimasi effort sejumlah
56 orang selama 11,5 bulan dengan total biaya sebesar Rp.610.000.000,00. Sedangkan
pada perangkat lunak B menghasilkan estimasi effort sejumlah 9 orang selama 6 bulan dengan total biaya sebesar Rp 59.350.000,00.
Penelitian lainnya tentang estimasi ukuran perangkat lunak, adalah proses pengembangan untuk menentukan arah dan tujuan serta menjaga
proses pengembangan tetap dalam kendali. Untuk mendapatkan hasil estimasi yang akurat, diperlukan metode yang memiliki akurasi tinggi. Function Point
Analysis (FPA) merupakan metode
estimasi ukuran perangkat lunak yang memiliki akurasi cukup baik (Saptono & Hutama, 2015).
FPA memperkirakan ukuran perangkat lunak dalam Function Point (FP) yang dapat
digunakan untuk menghitung Line of Code (LOC) (Parlika, Wijaya, Khariono, & Fernanda, 2020).
Dalam penelitian ini diusulkan untuk
dibangun sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk memperkirakan ukuran software
dengan metode FPA yang dapat digunakan oleh pengembang perangkat lunak. Metode pengembangan
perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rapid Application Development (RAD). Dibutuhkan empat iterasi untuk membangun
aplikasi dalam penelitian ini (Saputra & Siahaan, 2014).
Dilakukan pengujian dengan metode Black Box menggunakan 13 data aplikasi pada
iterasi keempat, didapatkan hasil nilai rata-rata error relatif hasil perhitungan yang dilakukan oleh aplikasi adalah sebesar 3,52% (Hamzah, Saptono, & Anggrainingsih, 2017).
Biaya perangkat lunak diperkirakan melalui upaya dan jumlah komponen yang berfungsi yang diukur
masing-masing dalam satuan
orang bulan (p-m) dan titik
fungsi (FP). Dalam makalah ini kami telah mempertimbangkan biaya perangkat lunak berdasarkan FP karena FP tidak bergantung pada teknologi. Pada awalnya function point analysis (FPA) dirancang tanpa mengacu pada landasan teoritis yang didasarkan pada pengukuran yang dilakukan oleh tim ahli. Data titik fungsi dijelaskan
untuk lebih dari seratus proyek
pengembangan perangkat lunak dalam literatur.
Dibahas pula keterbatasan
model yang dihasilkan dalam
mengestimasi upaya pembangunan. Makalah ini mencoba untuk
mempelajari dan mengukur biaya perangkat lunak dalam kasus
beberapa proyek atau kumpulan perangkat
lunak. Dalam kasus proyek atau
perangkat lunak tunggal, kami mencoba mempelajari dan mengukur jumlah titik fungsi
(FPC) untuk berbagai komponen perangkat lunak atau jenis
fungsi (FT). Prinsip Entropi Maksimum
(MEP) adalah teknik yang
sangat populer untuk memperkirakan informasi atau entropi maksimum yang tunduk pada batasan yang diberikan. Makalah ini menyajikan
aplikasi Prinsip Entropi Maksimum
(MEP) untuk mendistribusikan
Jumlah Titik Fungsi yang Tidak Disesuaikan (UFPC) dengan tunduk pada biaya perangkat lunak tertentu. Setelah itu, aplikasi ini diaplikasikan
pada perangkat lunak untuk mengalokasikan biaya perangkat lunak individu Ketika total biaya untuk perangkat
lunak diberikan. Dalam penelitian ini kami juga telah menganalisis proporsi Unadjusted
Function Point Counts (UFPCs), Number of FPs (# FPs), dan bobot berbagai komponen fungsional atau FT untuk biaya
perangkat lunak tertentu (Patel, 2013).
Dalam pengembangan perangkat lunak sangat diperlukan kesesuaian dan ketepatan dalam menentukan ukuran atau nilai perangkat
lunak agar sesuai dengan operasi yang akan dilakukan. Berbagai macam metode perhitungan telah banyak digunakan
untuk mengestimasi ukuran software, salah satunya
dengan menggunakan (FPA). Software
penghitungan volume berdasarkan
skala kompleksitas. Karena titik ukurnya sangat subyektif, maka untuk menjaga konsistensi
dan validitas hasil,
metode ini harus dijalankan oleh seorang profesional yang berpengalaman.
Metode inilah yang kemudian penulis terapkan untuk mengukur kompleksitas sistem informasi akademik STIKOM Dinamika Bangsa Jambi dengan menggunakan pendekatan pemodelan terstruktur. Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari
gambaran sistem informasi yang dibangun ke dalam struktur.
Yang kemudian dianalisis dengan menghitung model Crude
Function Points (CRP), kompleksitas relative Adjustment
Factor (RCAF), dan kemudian menghitung
fungsi titik. Dari hasil perhitungan menggunakan FPA untuk pengukuran kualitas software sistem akademik STIKOM Dinamika Bangsa Jambi diperoleh nilai FP 166,32 termasuk baik. Nilai function
point yang dihasilkan akan
digunakan pengembang dalam menentukan harga dan biaya sistem perangkat lunak yang akan dibangun atau dikembangkan
(Rohayani, Gaol, Soewito, & Warnars, 2017).
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu maka dalam penelitian
ini, adalah penelitian yang dapat mengukur kelayakan harga dari perangkat
lunak, dengan adanya rincian biaya pembangunan perangkat lunak, sehingga dapat dibuktikan kecocokan harga perangkat lunaknya. Pemecahan masalah adalah dengan menerapkan Metode Matrik Function
Point, yaitu dengan dilakukan analisa pengukuran perangkat lunak dengan menghitung
parameter pengukuran perangkat
lunak, menghitung faktor kompleksitas, menghitung titik fungsi (Function Point) (Khairani, 2015).
Kemudian dengan melakukan analisa data perusahaan, seperti kebutuhan programer dalam proyek, kemampuan
produktifitas programmer dan penghasilan programmer.
Metode
Penelitian
Sesuai
Gambar 2, Tahapan-tahapan Metode
Metrik Function Point (FP) pada penenlitian ini mengacu pada metode perhitungan FP dalam bukunya Software-Engineering 7th ED by Roger S.
Pressman (Pressman, 2012)
yaitu sebagai berikut :
A. Menghitung Pengukuran Perangkat Lunak
1.
Menghitung
metrik function point Crude Funtion Point, (CFP)
�Rumus:
Gambar 1
Perhitungan Metrik Function Point (Crude Funtion
Point, CFP)
Domain informasi
pada gambar 1, yang biasa digunakan ada 5 karakteristik, yaitu:
1)
Jumlah
input pemakai: setiap input
pemakai yang memberikan
data yang berorientasi pada aplikasi
yang jelas pada perangkat lunak (harus dibedakan
dari penelitian yang dihitung secara terpisah).
2)
Jumlah
output pemakai: setiap
output pemakai yang memberikan
informasi yang berorientasi
pada aplikasi kepada pemakai. Pada konteks ini output mengacu pada laporan, layar, tampilan kesalahan, dsb. Jenis data individual pada laporan tidak dihitung
terpisah
3)
Jumlah
penyelidikan pemakai: input
online yang mengakibatkan munculnya
beberapa respon perangkat lunak yang cepat dalam bentuk
output online.
4)
Jumlah
file: setiap master logika
(pengelompokan data logis
yang menjadi suatu bagian dari sebuah
database yang besar atau sebuah file terpisah).
5)
Jumlah
interface eksternal: semua
interface yang dapat dibaca
oleh mesin yang digunakan untuk memindahkan informasi ke sistem
yang lain
2.
Menghitung
Harga Penyesuaian Kompleksitas
(Function ke ...i ,Fi)
Harga
Penyesuaian Kompleksitas berdasarkan respon (Quisioner) pada tabel Harga Penyesuaian Kompleksitas (Function
ke ...i, Fi), yaitu menghitung bobot kompleksitas berdasarkan 14 (empat belas) karakteristik
atau faktor dan memiliki penilaian kompleksitas sebagai berikut:
Penilaian
Komplesitas memilik skala 0 s/d 5:
� 0
= Tidak Pengaruh
� 1
= Insidental
� 2
= Moderat
� 3
= Rata-rata
� 4
= Signifikan
� 5
= Essential
Tabel 1
Harga Penyesuaian
Kompleksitas (Function ke-i ,Fi)
No�� |
Respon dari pertanyaan |
Tidak���������� |
Insidental pengaruh |
Moderat |
Rata- rata |
Signifikan |
Esensial |
1. |
Tingkat kompleksitas komunikasi data |
0 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
2. |
Tingkat
komplesitas proses distribusi |
|
|
|
|
|
|
3. |
Tingkat
kompleksitas kinerja |
|
|
|
|
|
|
4. |
Tingkat
komleksitas frekuensi penggunaan software |
|
|
|
|
|
|
5. |
Tingkat
kompleksitas input data online |
|
|
|
|
|
|
6. |
Tingkat
kompleksitas kemudahan penggunaan online bagi user |
|
|
|
|
|
|
7. |
Tingkat
kompleksitas frekuensi update data online |
|
|
|
|
|
|
8. |
Tingkat
kompleksitas prosesing data (in-out, file, inquiri) |
|
|
|
|
|
|
9. |
Tingkat
kompleksitas pemrosesan internal |
|
|
|
|
|
|
10. |
Tingkat
kompleksitas kemungkinan
penggunaan kembali kode program |
|
|
|
|
|
|
11. |
Tingkat
kompleksitas konversi & instalasi |
|
|
|
|
|
|
12. |
Tingkat
software dibuat untuk multi organisasi/perusahaan/client |
|
|
|
|
|
|
13. |
Tingkat
kompleksitas desain
mengikuti perubahan/fleksibel |
|
|
|
|
|
|
|
SUB
TOTAL |
|
|
|
|
|
|
|
TOTAL
(Fi) |
|
|
|
|
|
|
3.
Menghitung
Relative Complexity Adjusment Factor (RCAF)
RCAF = 0,65 + (0.01 x Fi)
4.
Menghitung
titik-titik fungsi (Function
Point, FP)
FP = CFP x RCAF
Keterangan:
FP���������� = Function Point
CFP������� = Crude Funtion
Point
RCAF��� = Relative Complexity Adjusment
Factor
B. Menghitung
Harga Per FP
Keterangan:
Harga
per FP�� = �Harga per Function Point
Gaji����������������� = �Gaji Produktifitas Programer per FP (Function
Point)
Produktifitas�� = Produktifitas
yang dihasilkan Programer
per FP (Function Point) per bulan
C. Menghitung Biaya Pembangunan Perangkat Lunak
Biaya
Pembangunan Perangkat Lunak
= FP * Harga per FP
D. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan perangkat lunak (W)
Keterangan:
W������������������� =
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan perangkat lunak
FP������������������ =
titik-titik fungsi (FP)
Programmer��� = Jumlah Programmer yang terlibat dalam pembangunan perangkat lunak
Produktifitas�� = Produktifitas
yang dihasilkan Programer
per FP (Function Point) per bulan
Gambar 2
Tahapan Matrik Function Point
Tahapan
matrik function point seperti
pada gambar 2, dimulai dari analisa pengukuran
perangkat lunak dengan menghitung parameter pengukuran perangkat lunak, menghitung faktor kompleksitas, menghitung titik fungsi (Function Point). Kemudian
dengan melakukan analisa data perusahaan, seperti kebutuhan programer dalam proyek, kemampuan produktifitas programmer dan penghasilan
programmer. Selanjutnya, untuk
desain fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah system tentang �apa� yang diperbuat system dan menggambarkan interaksi aktor dengan system digambarkan dalam bentuk usecase. Langkah berikutnya memodelkan workflow
proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses metrik function
point, yang digambarkan dengan
menggunakan Activity Diagrams. Setelah semua kebutuhan input didapatkan maka langkah selanjutnya yaitu dilakukan perancangan secara squance diagram.
Hasil
dan Pembahasan
A. Menghitung Pengukuran Perangkat Lunak
1.
Menghitung
metrik function point (Crude Funtion Point,CFP)
Crude Function Points
(CFP) adalah untuk menghitung bobot nilai dari komponen-
komponen Function Point yang dikaitkan dengan bobot software yang akan dibuat seperti pada table 2 Perhitungan CFP adalah Komponen-komponen Function Point terdiri
dari 5 karakteristik (Sandhea, Maulidiyah, & Sari, 2020).
Tabel 2
Perhitungan CFP
Tipe
komponen |
Level Komplesitas |
Total |
||||||||||
Sederhana |
Rata-rata |
Kompleks |
||||||||||
|
Jml |
Bobot |
Point |
Jml |
Bobot |
Point |
Jml |
Bobot |
Point |
|
|
|
Jumlah input pemakai |
100 |
3 |
300 |
|
4 |
|
|
6 |
|
300 |
|
|
Jumlah output pemakai |
|
4 |
|
40 |
5 |
200 |
|
7 |
|
200 |
|
|
Jumlah penyelidikan pemakai |
|
3 |
|
22 |
4 |
88 |
|
6 |
|
88 |
|
|
Jumlah file |
|
7 |
|
|
10 |
|
9 |
15 |
135 |
135 |
|
|
Tipe Interface External |
|
6 |
|
|
7 |
|
20 |
10 |
200 |
200 |
|
|
|
Total CFP |
923 |
||||||||||
2.
Menghitung
Harga Penyesuaian Kompleksitas
(Function ke-i , Fi)
Tabel 3 Harga Penyesuaian Kompleksitas (Function
ke-i, Fi) digunakan untuk menghitung bobot kompleksitas dari software
berdasarkan 14 karakteristik.
Penilaian Komplesitas memilik skala 0 s/d 5.
Tabel 3
Harga Penyesuaian Kompleksitas
(Function ke-i, Fi)
No |
Respon
dari pertanyaan |
Tidak
pengaruh |
Insidental |
Moderat |
Rata- rata |
Signifikan |
Esensial |
0 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
1 |
Tingkat
kompleksitas backup & recovery |
|
|
|
3 |
|
|
2 |
Tingkat
kompleksitas komunikasi data |
|
|
|
3 |
|
|
3 |
Tingkat
komplesitas proses distribusi |
|
|
|
|
|
5 |
4 |
Tingkat
kompleksitas kinerja |
|
|
2 |
|
|
|
5 |
Tingkat
komleksitas frekuensi penggunaan software |
|
|
|
|
|
5 |
6 |
Tingkat
kompleksitas input data online |
|
|
|
3 |
|
|
7 |
Tingkat
kompleksitas kemudahan penggunaan online
bagi user |
|
|
|
|
|
5 |
8 |
Tingkat
kompleksitas frekuensi update data online |
|
1 |
|
|
|
|
9 |
Tingkat
kompleksitas prosesing data (in-out,
file, inquiri) |
|
|
|
3 |
|
|
10 |
Tingkat
kompleksitas pemrosesan internal |
|
|
|
3 |
|
|
11 |
Tingkat
kompleksitas kemungkinan penggunaan kembali kode program |
|
|
|
3 |
|
|
12
|
Tingkat
kompleksitas konversi & instalasi |
|
|
2 |
|
|
|
13 |
Tingkat
software dibuat untuk multi organisasi/perusahaan/client |
|
|
|
3 |
|
|
14 |
Tingkat
kompleksitas desain mengikuti perubahan/fleksibel |
|
|
|
|
4 |
|
|
SUB
TOTAL |
0 |
1 |
4 |
21 |
4 |
15 |
|
TOTAL
(Fi) |
|
|
45 |
|
|
|
3.
Menghitung
Relative Complexity Adjusment Factor (RCAF)
Diketahui
pada tabel����� Fi
= 45, maka:
RCAF = 0,65 + (0.01 x Fi) RCAF = 0,65 + (0.01 x 45)
RCAF = 0,65 + (0,45)
RCAF = 1,1
4.
Menghitung
titik-titik fungsi (Function
Point, FP)
Diketahui
Tabel 1 Perhitungan CFP,
CFP = 923 dan berdasarkan tahap
ke-4, Relative Complexity Adjusment Factor
(RCAF) = 1,1 maka:
FP = CFP x RCAF FP = 923 x 1,1
FP = 1.015.3
Total
FP untuk proyek pembangunan perangkat lunak adalah 1.015.3 FP
B. Menghitung
Harga Per FP
Harga per FP�������
=
Harga
per FP�� = ����������������������������������� Rp.10.000,-
C. Menghitung Biaya Pembangunan Perangkat Lunak Diketahui total FP yang dibutuhkan untuk proyek pembangunan perangkat lunak, sesuai perhitungan titik-titik fungsi (Function
Point, FP) pada tahapan no. 4 (empat) metode metrik
function point adalah 1015.3 FP, maka Biaya Pembangunan Perangkat Lunak = FP * Harga per
FP Biaya Pembangunan Perangkat
Lunak = 1.015.3 * Rp. 10.000,-
Biaya Pembangunan Perangkat
Lunak = Rp. 101.530.000,-
D. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan perangkat lunak (W).
Diketahui
total FP yang dibutuhkan untuk
proyek pembangunan perangkat lunak, sesuai perhitungan titik-titik fungsi (Function
Point, FP) pada tahapan no. 4 (empat) metode metrik
function point adalah 1015.3 FP, sedangkan
perusahaan pengembang/konsultan dalam pengerjaan pembangunan perangkat lunak melibatkan 10(sepuluh) programer dan produktifitas programer 20 FP per orang perbulan,
maka:
W
=
W
= �������������������� = ����������� =
5,0765 bulan
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan perangkat lunak adalah sekitar 5 � 6 bulan.
1)
Desain Perancangan
Desain perancangan
Sistem Informasi Menghitung Biaya Pembangunan Perangkat Lunak dengan menggunakan Metode Metrik Function
Point adalah sebagai berikut (Widyaningtyas, Arwan, & Rusdianto, 2016):
2) Use
Case Diagrams
Diagram ini
digunakan untuk menggambarkan fungsionalitas dari sebuah sistem
dan menggambarkan interaksi
aktor dengan sistem tersebut dapat dilihat pada gambar 3 Use casediagrams sistem informasi biaya perhitungan.
Gambar 3
Use
Case Diagrams Sistem Informasi Perkiraan Biaya Pembuatan Perangkat Lunak
3) Activity
Diagrams
Diagram ini
menjabarkan proses dari
masing-masing menu yang ada pada sistem
baru.
a.
Activity Diagrams
Menu Parameter Pengukuran
Berikut
ini adalah Gambar 4 Activity
Diagrams Menu parameter Pengukuran, pada menu ini terdapat proses perhitungan CFP.
Gambar 4
Activity
Diagrams Menu Parameter pengukuran
b. Activity
Diagrams Menu Quesioner
Berikut
ini adalah Gambar 5 Activity
Diagrams Menu Quesioner, pada menu ini terdapat proses perhitungan RCAF dan FP.
Gambar 5
Activity
Diagrams Menu Kuesioner
c.
Activity Diagrams
Menu Perhitungan Biaya
Berikut
ini adalah Gambar 6 Activity
Diagrams Menu Perhitungan Biaya
Gambar 6
Activity
Diagrams Menu Perhitungan Biaya
d. Sequence
Diagrams
1)
Sequence Diagrams
Menu Parameter Pengukuran
Berikut
ini adalah Gambar 7 Sequence
Diagrams Menu Parameter Pengukuran:
Gambar
7
Sequence
Diagram Parameter Pengukuran
e.
Sequence Diagrams
Menu Quesioner
Berikut
ini adalah Gambar 8 Seqeunce Diagrams Menu Quesioner:
Gambar 8
Sequence
Diagram Quesioner
f.
Sequence
Diagrams Menu Perhitungan Biaya
Berikut ini adalah Gambar 9 Sequence
Diagrams Menu Perhitungan Biaya:
Gambar 9
Sequence
Diagram Perhitungan biaya
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
penelitian yang dapat mengukur kelayakan harga dari perangkat
lunak, dengan pemecahan masalah menerapkan Metode Matrik Function Point, maka:
1). Memberikan kemudahan bagi instansi pemerintahan
untuk membuktikan kelayakan harga perangkat lunak yang diadakan. 2). Memberikan kemudahan pada perusahaan (pengembang/konsultan) dalam menyusun rencana anggaran biaya untuk membangun
perangkat lunak dan membantu dalam menentukan harga jual perangkat lunak yang dibuatnya. 3). Memberikan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan perangkat lunak berdasarkan jumlah programer yang dilibatkan.
Hamzah, Hamzah, Saptono, Ristu, & Anggrainingsih, Rini.
(2017). Development of Software Size Estimation Application using Function
Point Analysis (FPA) Approach with Rapid Application Development (RAD). ITSmart:
Jurnal Teknologi Dan Informasi, 5(2), 96�103. Google Scholar
Khairani, Dewi. (2015).
Studi kasus pengukuran sistem informasi menggunakan function point (FP). Jurnal
Teknik Informatika, 8(2). Google Scholar
Parlika, Rizky, Wijaya,
Devan Cakra Mudra, Khariono, Heri, & Fernanda, Rifky Akhmad. (2020). Studi
literatur perbandingan antara metode LOC, COCOMO, FPA dalam ranah software
metric. Jurnal Pendidikan Informatika Dan Sains, 9(1), 66�74. Google Scholar
Patel, S. (2013).
Function point distribution using maximum entropy principle. IEEE Second
International Conference on Image Information Processing (ICIIP-2013), Shimla,
20. Google Scholar
Permatasari, Rochma.
(2016). Analisis Perbandingan Estimasi Effort Proyek Perangkat Lunak Menggunakan
Metode Function Point Dengan Masukan Dokumen Use Case, Data Flow Diagram, Dan
Natural Language. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Google Scholar
Pressman, Roger S.
(2012). Software-Engineering 7th ED by Roger S. Pressman. In Software
Engineering A Practitioner�s Approach. Google Scholar
Rohayani, Hetty, Gaol,
Ford Lumban, Soewito, Benfano, & Warnars, Harco Leslie Hendric Spits.
(2017). Estimated measurement quality software on structural model academic
system with function point analysis. 2017 International Conference on
Applied Computer and Communication Technologies (ComCom), 1�5. IEEE. Google Scholar
Sandhea, Annisa Azzar,
Maulidiyah, Sri, & Sari, Renny Dewi. (2020). Estimasi Biaya Perangkat Lunak
Pada Aplikasi SIBIMA Universitas XYZ dengan Menggunakan Metode Function Point. JURIKOM
(Jurnal Riset Komputer), 7(1), 41�49. Google Scholar
Saptono, Ristu, &
Hutama, Galih Dian. (2015). Peningkatan Akurasi Estimasi Ukuran Perangkat Lunak
dengan Menerapkan Logika Samar Metode Mamdani. Scientific Journal of
Informatics, 2(1), 41�51. Google Scholar
Saputra, Pramana Yoga,
& Siahaan, Daniel Oranova. (2014). Analisis dan Desain Sistem Informasi
Akademik Politeknik Negeri Malang Menggunakan Metode Rapid Application
Development (RAD). Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program
Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014. Google Scholar
Widyaningtyas, Yuni,
Arwan, Achmad, & Rusdianto, Denny S. (2016). Perhitungan Ukuran
Kompleksitas Fungsional Perangkat Lunak Dengan Metrik Function Point. Teknologi:
Jurnal Ilmiah Sistem Informasi, 6(1), 38�48.
Google Scholar
Widyastuti, Susi,
Ariandi, Wahyu, & Sulistiono, Vergamana. (2019). Implementasi Kriptografi
AES Dalam Pengamanan Data Seleksi Peserta JAMKESMAS. Jurnal Ilmiah Intech :
Information Technology Journal of UMUS.
https://doi.org/10.46772/intech.v1i02.66 Google Scholar
Copyright
holder: Susi Widyastuti, Wahyu Ariandi (2021) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article
is licensed under: |