Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2021
ANALISIS BAHAYA DAN RESIKO PADA PENGERJAAN PEMASANGAN
GENTENG DI PT. BUMI RAJAWALI SENTOSA MENGGUNAKAN METODE JOB HAZARD ANALYSIS
Bhuana Satria Gigantara
Universitas Singaperbangsa
Karawang Jawa Barat,
Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Kegiatan produksi
akan kearah yang lebih baik apabila sebuah perusahaan tidak hanya dituntut
untuk memfokuskan dirinya pada faktor mesin dan bahan baku saja, namun sumber
daya manusia dalam hal ini keselamatan karyawan juga menjadi hal utama yang
harus diperhatikan. Tujuan penelitian
ini terbagi menjadi dua, yaitu:
1). Penyebab kecelakaan bisa diketahui oleh metode JHA
agar jumlah kecelakaan kerja
dapat berkurang. 2). Dapat menjelasakan pengaruh JHA pada suatu sektor elemen proses yg terjadi
kecelakaan kerja dapat diminialisir. Dalam menyelesaikan permasalahan
diperlukan suatu metode pemecahan masalah. Adapun langkah � langkah metodologi pemecahan masalah adalah sebagai berikut: 1). Studi Pustaka yaitu, dengan mempelajari buku �
buku yang berkaitan dengan permasalahan dan mempelajari literatur yang
diperoleh dari perusahaan. 2). Studi Lapangan yaitu, dengan melakukan pengamatan langsung dengan staff yang
berkaitan dan operator yang bersangkutan sesuai proses � proses yang diterapkan pada perusahaan tersebut. Hasil Safety
Indicator mengurangi tingkat kecelakaan kerja serta pengujian korelasi terhadap
implementasi JHA pada pemasangan genteng terhadap data jumlah kecelakaan kerja
adalah sebesar 0.999 yang mengindikasikan adanya hubungan yang sangat kuat
antara implementasi JHA terhadap penurunan data kecelakaan kerja.
Kata Kunci: job hazard analysis;
correlation coefficient; K3
Abstract
Production activities will be
better if a company is not only required to focus itself on machine factors and
raw materials, but human resources in this case employee safety is also the
main thing that must be considered. The purpose of this study is divided into two,
namely: 1). The cause of the accident can be known by the JHA method so that
the number of work accidents can be reduced. 2). Can explain the influence of
JHA on a sector of process elements that occur work accidents can be minimized.
Solving a problem requires a method of solving the problem. The steps of
problem-solving methodology are as follows: 1). Literature studies that are, by
studying books related to problems and studying literature obtained from
companies. 2). Field Studies that is, by making direct
observations with the relevant staff and the operators concerned according to
the processes applied to the company. The safety indicator results reduced the
rate of work accidents and correlation testing of JHA implementation on tile
installation to work accident number data was 0.999 which indicates a very
strong relationship between JHA implementation and decreased work accident
data.
Keywords: job hazard analysis; correlation coefficient; K3
Received: 2021-09-20; Accepted:
2021-10-05; Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Kegiatan produksi akan kearah yang lebih
baik apabila sebuah perusahaan tidak hanya dituntut untuk memfokuskan dirinya
pada faktor mesin dan bahan baku saja, namun sumber daya manusia dalam hal ini
keselamatan karyawan juga menjadi hal utama yang harus diperhatikan (Syarif, 2010). Selama
bekerja para pekerja dihadapi oleh berbagai risiko yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan kerja. Faktor penyebab suatu kecelakaan dapat dikelompokkan� menjadi dua kelompok (Sugiyanto & Santi, 2015).
Pertama, kondisi berbahaya (unsafe
condition), yaitu yang tidak aman dari mesin, peralatan, bahan, dari
lingkungan kerja, proses kerja, sifat pengerjaan dan cara kerja. Kedua,
perbuatan berbahaya (unsafe action)
yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dapat terjadi karena kurangnya
pengetahuan dan keterampilan, cacat tubuh yang tidak terlihat (bodily defect), ketelitian dan
kelemahan daya tahan tubuh, serta sikap dan perilaku kerja yang tidak baik (Marbun, Puspitasari, & Budiawan, 2015).� PT. Bumi Rajawali Sentosa merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi Kasus kecelakaan kerja yang
terjadi pada rentang waktu Bulan Februari � Maret 2020 cukup tinggi dan
cenderung meningkat sehingga di butuhkan pengendalian pada proses pekerjaan
agar dapat meminimalisir jumlah kejadian kecelakaan kerja (Dharmawirawan & Modjo, 2012).
Menurut (Phuspa & Rudyarti, 2017)
bahwa pengendalian risiko dilakukan terhadap seluruh bahaya yang ditemukan
dalam proses identifikasi bahaya dan mempertimbangkan peringkat risiko untuk
menemukan prioritas dan cara pengendaliannya. Selanjutnya, dalam menentukan
pengendalian harus mempertimbangkan hirarki pengendalian mulai dari eliminasi,
substitusi, pengendalian teknis, administratif dan penyediaan alat keselamatan
yang disesuaikan dengan kondisi organisasi, ketersedian biaya, biaya
operasional, faktor manusia dan lingkungan. Pengendalian risiko merupakan
langkah menentukan dalam keseluruhan manajemen risiko.
Teknik Semi Proaktif disebut juga
belajar dari pengalaman orang lain karena kita tidak perlu mengalaminya
sendiri. Teknik ini lebih baik karena tidak perlu mengalami sendiri setelah itu
baru mengetahui adanya bahaya (Ramdan & Rahman, 2018).
Namun teknik ini juga kurang efektif (Rosdiana, Anggraeni, & Umyati, 2017) karena tidak semua bahaya
telah diketahui atau pernah menimbulkan
dampak kejadian kecelakaan, tidak semua kejadian dilaporkan atau diinformasikan kepada pihak lain untuk diambil sebagai pelajaran, dan kecelakaan telah terjadi yang berarti tetap menimbulkan
kerugian, walaupun menimpa pihak lain.
Identifikasi bahaya merupakan langkah
awal dalam mengembangkan manajemen risiko K3. Identifikasi bahaya adalah untuk
menjawab pertanyaan apa potensi bahaya yang dapat terjadi atau menimpa
organisasi/perusahaan dan bagaimana terjadinya. Identifikasi bahaya adalah
upaya sistematis untuk mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas organisasi (Haidi & Abdullah, 2020). Sejalan
dengan proses manajemen risiko, menurut (Li, Zhang, & Liang, 2016)
bahwa mensyaratkan prosedur identifikasi hazard dan penilaian risiko sebagai berikut: 1). Mencakup seluruh kegiatan organisasi baik kegiatan rutin
maupun non rutin. Tujuannya agar semua hazard yang ada dapat diidentifikasi
dengan baik, termasuk hazard yang dapat timbul dalam kegiatan
non rutin seperti pemeliharaan, proyek pengembangan, dan lainnya. 2). Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya. Faktor manusia harus dipertimbangkan ketika melakukan identifikasi hazard dan penialaian
risiko. Manusia dengan perilaku, kemampuan, pengalaman, latar belakang pendidikan, dan sosial memiliki kerentanan terhadap keselamatan. Perilaku yang kurang baik mendorong terjadinya tindakan berbahaya yang dapat mengarah terjadinya kecelakaan kerja. 3). Identifikasi semua hazard yang berasal dari luar
tempat kerja karena dapat menimbulkan
efek terhadap kesehatan dan keselamatan manusia yang berada di tempat kerja.
Job Hazard Analysis (Swartz, 2002) adalah
perangkat penting dalam keseluruhan sistem manajemen yang akan membantu
pencegah cidera dan secara spesifik menetapkan prosedur kerja lebih efektif
yang memberikan nilai kepada organisasi. (JHA is an essential tool in the
overall management system that will help to prevent injuries and in turn
establish more effective job procedures that provide value to the organization (Istanti, Tama, & Azlia, 2019).
Job Hazard Analysis adalah sebuah teknik yang fokus pada tugas-tugas pekerjaan
sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya sebelum timbul. JOHANA fokus dengan
hubungan antara pekerja, tugas peralatan dan lingkungan kerja (Martaningtyas & Ariesyady, 2018).
Kecelakaan� kerja yang kerap terjadi pada PT. Bumi
Rajawali Sentosa mengalami peningkatan akibat tidak adanya tindakan dalam
bidang keselamatan kerja dan dapat dibandingkan disaat periode penelitian pada
Tabel 1 dibawah
ini.
Tabel 1
Jumlah Kejadian
Kecelakaan Kerja di PT Bumi Rajawali Sentosa Bulan Januari 2020
Bulan Januari 2020 |
|||||||||||||||||
No |
Jenis Kecelakaan |
Jumlah |
Akibat |
||||||||||||||
Luka Ringan |
Luka Berat |
Cacat |
Kematian |
||||||||||||||
1 |
Tergelincir |
7 |
4 |
3 |
0 |
0 |
|||||||||||
2 |
Tertimpa Material |
9 |
4 |
5 |
0 |
0 |
|||||||||||
3 |
Tergores |
|
98 |
48 |
50 |
0 |
0 |
||||||||||
4 |
Terkilir |
|
39 |
10 |
29 |
0 |
0 |
||||||||||
5 |
Cedera |
|
17 |
10 |
7 |
0 |
0 |
||||||||||
6 |
Terjepit Material |
24 |
7 |
17 |
0 |
0 |
|||||||||||
7 |
Terjatuh |
|
27 |
7 |
20 |
0 |
0 |
||||||||||
8 |
Patah Tulang |
|
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
||||||||||
9 |
Iritasi Mata |
|
31 |
8 |
23 |
0 |
0 |
||||||||||
Total |
307 |
273 |
32 |
0 |
0 |
||||||||||||
Bulan Februari - Maret |
|||||||||||||||||
No |
Jenis Kecelakaan |
Jumlah |
Akibat |
Periode |
|||||||||||||
Luka Ringan |
Luka Berat |
Cacat |
Kematian |
||||||||||||||
1 |
Tergelincir |
18 |
14 |
4 |
0 |
0 |
Februari |
||||||||||
2 |
Tertimpa Material |
12 |
7 |
5 |
0 |
0 |
|||||||||||
3 |
Tergores |
|
127 |
125 |
2 |
0 |
0 |
||||||||||
4 |
Terkilir |
|
48 |
39 |
9 |
0 |
0 |
||||||||||
5 |
Cedera |
|
24 |
13 |
9 |
0 |
0 |
Maret |
|||||||||
6 |
Terjepit Material |
36 |
36 |
0 |
0 |
0 |
|||||||||||
7 |
Terjatuh |
|
36 |
2 |
3 |
0 |
0 |
||||||||||
8 |
Patah Tulang |
|
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
||||||||||
9 |
Iritasi Mata |
|
37 |
37 |
0 |
0 |
0 |
||||||||||
Total |
307 |
273 |
32 |
0 |
0 |
|
|||||||||||
Sumber: PT. Bumi Rajawali
Sentosa
Dari
permasalahan diatas, maka perlu dilakukakannya penelitian di PT. Bumi Rajawali
Sentosa dengan judul penelitian yaitu: �Analisis Bahaya Dan Resiko Pada
Pengerjaan Pemasangan Genteng di PT. Bumi Rajawali Sentosa Menggunakan Metode
Job Hazard Analysis (Studi Kasus Pembangunan Perumahan Bumi Tirta Nirwana)�.
Hasil dari
penelitian ini dapat menjadi informasi
dan rekomendasi kepada perusahaan dan mitra kerja sebagai bahan
pertimbangan memperbaiki dalam hal identifikasi
bahaya dan penanganannya di
tempat kerja yang dilakukan pada PT. Bumi Rajawali Sentosa. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
tambahan bagi civitas akademik Prodi Teknik Industri
Universitas Singaperbangsa Karawang.
Terutama mengenai pengaruh penggunaan metode JHA dalam menangani kecelakaan kerja. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis terkait level of risk serta alat pelindung diri di tempat kerja. Tujuan penelitian
ini terbagi menjadi dua, yaitu
penyebab kecelakaan bisa diketahui oleh metode JHA agar jumlah kecelakaan kerja dapat berkurang. Dapat menjelasakan pengaruh JHA pada suatu sektor elemen proses yg terjadi kecelakaan
kerja dapat diminialisir
Metode Penelitian
Data-data yang telah
dikumpulkan kemudian akan diolah sesuai
dengan kebutuhan dan metode yang digunakan.
1.
Penentuan
metode
Di tahap ini dilakukan
penentuan metode yang ingin digunakan dan mempersiapkan studi terkait baik dari
segi kesiapan maupun kondisi yang ada pada lapangan, mengkondisikan sebaik mungkin sehingga tidak ada terjadinya
kesalahan pada saat penentuan metode.
2.
Pengumpulan
data
Data diperoleh dengan melalui metode pengamatan langsung (Dasar & Operasional, 1988)
dan memakai tahapan � tahapan yang sistematis sehingga didapatkan data yang akurat dan relevan.
3.
Deskripsi
Elemen Kerja
Mendeskripsikan
elemen kerja pada pekerjaan yang akan dibuatkan analisa resiko bahaya pada pekerjaan tersebut untuk dianalisa di tahap selanjutnya yang dipastikan terlebih dahulu kebenarannya setiap ingin melanjutkan
pada tahapan berikutnya.
4.
Pembuatan
JHA (Job Hazard Analysis)
Pembuatan
form JHA yang di buat sesuai
dengan kondisi lapangan yang ada menyusun nya dengan
komputerisasi berdasarkan hasil pengolahan sebelumnya.
5.
Penentuan
Level of Risk
Dari data identifikasi JHA maka dapat ditentukan Level of Risk yaitu tingkat resiko
yang didapatkan yang dapat
di identifikasi melalui angka yang diperoleh pada masing masing elemen kerja.
6.
Penentuan
Safety Indication
Analisis
safety indication sesuai dengan
permasalahan yang diperoleh
sehingga didapatkan APD
yang sesuai dengan perasalahan yang ada.
7.
Uji Korelitas
� Uji pengaruh antara implementasi JHA terhadap Keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan nilai yang didapatkan dari hasil implementasi lalu dibandingkan gap atau selisih yang ada sehingga dapat
dilakukan pengolahan data
pada tahap ini.
Hasil dan Pembahasan
A.
Data
Khusus
1.
Data
Kecelakaan Kerja Februari - Maret 2020
PT. Bumi Rajawali Sentosa mememiliki jumlah kecelakaan kerja yang cukup
besar dan butuh penanganan pada bidang pekerjaan pemasangan genteng yang dapat
dilihat di tabel Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2
Data Kecelakaan Kerja Februari � Maret 2020
Bulan Februari - Maret |
||||||||
No |
Jenis Kecelakaan |
Jumlah |
Akibat |
Periode |
||||
Luka Ringan |
Luka Berat |
Cacat |
Kematian |
|||||
1 |
Tergelincir |
18 |
14 |
4 |
0 |
0 |
Februari |
|
2 |
Tertimpa Material |
12 |
7 |
5 |
0 |
0 |
||
3 |
Tergores |
|
127 |
125 |
2 |
0 |
0 |
|
4 |
Terkilir |
|
48 |
39 |
9 |
0 |
0 |
|
5 |
Cedera |
|
24 |
13 |
9 |
0 |
0 |
Maret |
6 |
Terjepit Material |
36 |
36 |
0 |
0 |
0 |
||
7 |
Terjatuh |
|
36 |
2 |
3 |
0 |
0 |
|
8 |
Patah Tulang |
|
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
9 |
Iritasi Mata |
|
37 |
37 |
0 |
0 |
0 |
|
Total |
307 |
273 |
32 |
0 |
0 |
|
Sumber: PT. Bumi Rajawali Sentosa
Dilihat dari Tabel bahwa� data kecelakaan kerja luka
ringan menunjukan jumlah nilai sebanyak 273, luka berat sebanyak 32, cacat
sebanyak 0, kematian dengan jumlah 0 dengan total kecelakaan kerja yang terjadi
adalah sebanyak 307. Untuk total karyawan yang ada di PT. Rajawali Sentosa
adalah sebanyak 158 orang.
2.
Data Elemen
Pekerjaan
Dilihat di Tabel 3 berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT. Bumi Rajawali Sentosa bahwa
untuk dapat melakukan pengolahan data dengan JHA, perlu dilakukannya
identifikasi elemen-elemen
pekerjaan yang akan dianalisis.
Tabel 3
Elemen Pekerjaan
No |
Langkah-Langkah
Pengerjaan |
1 |
Menentukan Posisi Tangga |
2 |
Memasang Tangga |
3 |
Periksa Tangga |
4 |
Menaiki Tangga |
5 |
Menuju titik Pemasangan |
6 |
Mengangkat Genteng |
7 |
Menentukan Titik Pemasangan Genteng |
8 |
Mengambil Genteng |
9 |
Memasang Genteng |
10 |
Mengangkat Adukan Semen |
11 |
Mengambil Adukan Semen |
12 |
Menyemen Genteng yang Sudah dipasang |
13 |
Mengecek Kerapatan Semen pada genteng |
Sumber:
PT. Bumi Rajawali Sentosa
Berdasarkan
Tabel 3 bahwa hasil
identifikasi pekerjaan yang hendak dianalisa memiliki 13 tahapapan pekerjaan
dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan.
B.
Pengolahan
Data
1.
Analisis dan Usulan Perbaikan
dengan JHA (Job Hazard Analysis)
Data elemen kerja yang sudah di deskripsikan secara rinci maka dilakukan
penyusunan JHA untuk mengidentifikasi potential hazard dan safety indication
serta level of risk.
Tabel 4
Form JHA
JOB HAZARD ANALYSIS |
|||||||||
Nama Pekerjaan |
Memasang Genteng |
Nomor JHA |
01.JHA |
||||||
PIC |
Wawan |
Location |
Perumahan Bumi Tirta Nirwana |
||||||
Jabatan |
Tukang |
Work Project |
Memasang Genteng |
||||||
No |
Urutan Elemen Pekerjaan |
Potential Hazard |
Consequences |
Likelihood |
Level of Risk |
Comment |
Safety Indication |
||
1 |
Menentukan Posisi Tangga |
Tergelincir |
15 |
3 |
45 |
Priority 3 |
Pengecekan Tangga |
||
2 |
Memasang Tangga |
Tergelinci, Tertimpa Material |
15 |
3 |
45 |
Priority 3 |
Dipasang di Tempat yang Stabil |
||
3 |
Menaiki Tangga |
Tergelinci, Iritasi Mata,
Terjatuh |
25 |
10 |
250 |
Priority 1 |
Memastikan Alas Kaki Aman |
||
4 |
Menentukan Titik Pemasangan |
Tergores |
5 |
3 |
15 |
Acceptable |
Memastikan Alas Kaki Aman |
||
5 |
Mengangkat Genteng |
Tergores |
5 |
10 |
150 |
Subtantial |
Memakai Sarung Tangan Kain |
||
6 |
Menuju Titik Pemasangan |
Tergelincir |
25 |
3 |
75 |
Subtantial |
Memastikan Alas Kaki Aman |
||
7 |
Mengangkat Genteng |
Tergelincir, Tergores,
Terjatuh, Cedera |
25 |
10 |
250 |
Priority 1 |
Memakai Sarung Tangan, Memastikan
Alas Kaki Aman, Posisi Kerja Ergonomis |
||
8 |
Mengambiil Genteng |
Tergores |
5 |
3 |
15 |
Acceptable |
Memakai Sarung Tangan Kain |
||
9 |
Memasang Genteng |
Cedera |
15 |
6 |
90 |
Subtantial |
Memastikan Posisi Memasang
Ergonomis |
||
10 |
Mengangkat Adukan Semen |
Terkilir |
15 |
10 |
150 |
Subtantial |
Memastikan Posisi Kerja
Ergonomis |
||
11 |
Menyemen Genteng yang Sudah
Dipasang |
Terkilir, Tergores |
15 |
10 |
150 |
Subtantial |
Memastikan Posisi Kerja
Ergonomis |
||
12 |
Mengecek Kerapatan Semen pada
Genteng |
Terjepit Material |
15 |
10 |
150 |
Subtantial |
Memakai Sarung Tangan |
||
Dilihat pada Tabel 4 bahwa nilai consequences dan nilai likelihood didapat berdasarkan kejadian
lapangan dan di konversi berdasarkan teori yang terdapat pada Tabel 2 dan Tabel 3 lalu untuk nilai level of risk
diperoleh dari hasil kali nilai consequences dan nilai likelihood sebagai
contoh� untuk urutan elemen pekerjaan
nomor 1 yaitu elemen pekerjaan �menentukan posisi tangga� dengan perhitungan 15
x 3 = 45 dimana level of risk ini asuk kategori�
Priority 3
2.
Data Perbandingan Sebelum dan
Sesudah Perbaikan dengan JHA
a.
Data
Kecelakaan Kerja Sebelum
Dilihat dari Tabel 5 bahwa kecelakaan kerja membuat kerugian berupa akibat � akibat yang
ditimbulkan dibawah ini:
Tabel 5
Data Kecelakaan Kerja Sebelum Implementasi JHA
Bulan Februari - Maret |
||||||||
No |
Jenis Kecelakaan |
Jumlah |
Akibat |
Periode |
||||
Luka Ringan |
Luka Berat |
Cacat |
Kematian |
|||||
1 |
Tergelincir |
18 |
14 |
4 |
0 |
0 |
Februari |
|
2 |
Tertimpa Material |
12 |
7 |
5 |
0 |
0 |
||
3 |
Tergores |
|
127 |
125 |
2 |
0 |
0 |
|
4 |
Terkilir |
|
48 |
39 |
9 |
0 |
0 |
|
5 |
Cedera |
|
24 |
13 |
9 |
0 |
0 |
Maret |
6 |
Terjepit Material |
36 |
36 |
0 |
0 |
0 |
||
7 |
Terjatuh |
|
36 |
2 |
3 |
0 |
0 |
|
8 |
Patah Tulang |
|
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
9 |
Iritasi Mata |
|
37 |
37 |
0 |
0 |
0 |
b.
Data
Kecelakaan Kerja Sesudah
Tabel 6
Data Kecelakaan Kerja Setelah Implementasi JHA
Bulan April |
|||||||
No |
Jenis Kecelakaan |
Jumlah |
Akibat |
||||
Luka Ringan |
Luka Berat |
Cacat |
Kematian |
||||
1 |
Tergelincir |
3 |
2 |
1 |
0 |
0 |
|
2 |
Tertimpa Material |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
|
3 |
Tergores |
|
7 |
4 |
3 |
0 |
0 |
4 |
Terkilir |
|
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
5 |
Cedera |
|
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
6 |
Terjepit Material |
2 |
2 |
0 |
0 |
0 |
|
7 |
Terjatuh |
|
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
8 |
Patah Tulang |
|
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
9 |
Iritasi Mata |
|
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
Dilihat dari Tabel 6 bahwa setelah adanya implementasi JHA terdapat pengurangan jumlah
kejadian kerja sehingga dapat disimpulkan bahwa metode JHA dapat mengurangi
kecelakaan kerja.
3.
Uji Correlation Coefficient
Menggunakan Microsoft Excel
Berdasarkan persamaan rumus diperoleh hasil uji correlation coefficient yang dapat dilihat pada gambar
6 dibawah ini:
Gambar 1
Grafik uji Korelasi Implementasi JHA Terhadap Penurunan
Kecelakaan Kerja Bulan Februari 2020
C.
Analisis
1.
Penyusunan JHA
(Job Hazard Analysis)
Pada penyusunan elemen kerja ada dua poin yang
menjadi parameter yaitu potential hazard, level of risk dan safety indication. Potential
hazard berfungsi untuk mengidentifikasi potensi bahaya (Purnamasari, 2020) yang akan timbul di setiap elemen kerja, level of
risk berfungsi untuk prioritas penanganan dari masing masing potensi hazard
yang telah diketahui sebelumnya dan safety indication digunakan sebagai alat
analisis yang digunakan dalam mengurangi dan mengeliminasi berdasarkan kondisi
existing sehingga didapatkan hasil data kecelakaan kerja yang lebih kecil atau
tidak ada lagi daripada data kecelakaan kerja sebelum adanya analisis tersebut
yang merupakan salah satu proses dari metode JHA (Job Hazard Analysis) untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Kesalahan �Sumber referensi tidak ditemukan.
2.
Uji
Correlation Coefficient
Pengaruh dari implementasi JHA haruslah diuji secara empirik untuk
membuktikan bahwa adanya pengaruh terhadap implementasi JHA dan memberikan
dampak positif terhadap pengurangan data kecelakaan kerja yang terjadi pada
proses pekerjaan memasang genteng dari hasil uji pengaruh implementasi JHA
menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.999�
yang termasuk dalam korelasi sangat kuat dimana menandakan bahwa
implementasi JHA sangatlah berikatan kuat dengan adanya pengurangan terjadinya
kecelakaan kerja pada proses pemsangan genteng di PT. Rajawali Sentosa.
D. Pembahasan
Kecelakaan
kerja dapat menyebabkan kerugian baik secara fisik
maupun finansial sehingga diperlukan analisis secara pasti untuk mengatasi
tingkat kecelakaan kerja sehingga dapat secara penuh
dihilangkan, pada kasus pemasangan genteng di PT. Bumi Rajawali Sentosa data kecelakaan kerja pada bulan Februari - Maret 2020 menunjukan tingkat terjadinya kecelakaan kerja sangat sering, maka diperlukan
solusi yang tepat, metode JHA menjadi solusi untuk penanganan
kejadian kecelakaan kerja tersebut dikarenakan metode JHA dapat mengidentifikasi secara detail� dan memberikan informasi berupa potential hazard, level of risk, safety indication
yang telah di deskripsikan secara detail pada Kesalahan! Sumber referensi tidak ditemukan., setelah implementasi dilakukan pengujian korelasi untuk memastikan bahwa metode yang digunakan akan berkorelasi secara jangka panjang
dan menurunkan tingkat kecelakaan kerja apabila diterapkan secara teratur dan sesuai pedoman JHA yang telah dibuat maka
dari hasil analisis didapatkan nilai r sebesar 0.999 yang menunjukan hubungan yang kuat.
������ Pada penyusunan
elemen kerja ada dua poin
yang menjadi parameter yaitu
potential hazard, level of risk dan safety indication (Hariyanto, 2010). potential hazard berfungsi untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang akan timbul di setiap elemen kerja, level of risk berfungsi untuk prioritas penanganan dari masing masing potensi hazard yang telah diketahui sebelumnya dan safety
indication digunakan sebagai
alat analisis yang digunakan dalam mengurangi dan mengeliminasi berdasarkan kondisi existing sehingga didapatkan hasil data kecelakaan kerja yang lebih kecil atau tidak
ada lagi daripada data kecelakaan kerja sebelum adanya
analisis tersebut yang merupakan salah satu proses dari metode JHA (Job Hazard
Analysis).
Kesimpulan
Summary analisis bahaya dengan metode
JHA per elemen pekerjaan yaitu untuk menentukan
posisi tangga didapatkan kategori safety
priority 3 dengan pencegahan
dilakukan pengecekan tangga, untuk memasang
tangga didapatkan kategori safety priority 3 dengan
pencegahan dipasang di tempat stabil, untuk menaiki tangga
didapatkan kategori safety
priority 1 dengan pencegahan
memastikan alas kaki aman, untuk menentukan titik pemasangan genteng didapatkan kategori safety acceptable dengan
pencegahan memastikan alas
kaki aman, untuk memasang genteng didapatkan kategori safety subtantial dengan pencegahan memakai sarung tangan kain,
untuk menuju titik pemasangan genteng didapatkan kategori safety subtantial dengan pencegahan memastikan alas kaki aman, untuk mengambil genteng didapatkan kategori safety priority 1 dengan
pencegahan memastikan alas
kaki aman, untuk memasang genteng didapatkan kategori safety
acceptable dengan pencegahan
memakai sarung tangan kain, untuk
mengangkat adukan semen didapatkan kategori safety subtantial dengan pencegahan memastikan posisi memasang ergonomis.
BIBLIOGRAFI
Dasar, A. Konsep, & Operasional,
Batasan. (1988). A. Metode Penelitian. Google Scholar
Dharmawirawan, Dimas Ari, & Modjo,
Robiana. (2012). Identifikasi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Penangkapan Ikan Nelayan Muroami. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional (National Public Health Journal), 6(4), 185�192. Google Scholar
Haidi, Hafidz, & Abdullah, Rijal.
(2020). Upaya Meminimalisir Kecelakaan Kerja di Area Penambangan PT. Adaro
Services Job Site Binungan, Berau Provinsi Kalimantan Timur. Bina Tambang,
5(2), 77�87. Google Scholar
Hariyanto, Asep. (2010). Strategi
penanganan kawasan kumuh sebagai upaya menciptakan lingkungan perumahan dan
permukiman yang sehat (contoh kasus: kota Pangkalpinang). Jurnal Perencanaan
Wilayah Dan Kota UNISBA, 7(2), pp-11. Google Scholar
Istanti, Fenny Novia, Tama, Ishardita
Pambudi, & Azlia, Wifqi. (2019). Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada Pembuatan Pipa Penstock Dengan Menggunakan Job Hazard Analysis. Jurnal
Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri, 7(4), p23-34. Google Scholar
Li, Weijun, Zhang, Laibin, & Liang,
Wei. (2016). Job hazard dynamic assessment for non-routine tasks in gas
transmission station. Journal of Loss Prevention in the Process Industries,
44, 459�464. Google Scholar
Marbun, Riniwati Juliana, Puspitasari, Nia
Budi, & Budiawan, Wiwik. (2015). Identifikasi dan Analisis Risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Area Produksi PT. Pelita Cengkareng Paper.
Industrial Engineering Online Journal, 4(4). Google Scholar
Martaningtyas, M., & Ariesyady, H. D.
(2018). Identifikasi bahaya dan analisis risiko pada jaringan pipa transmisi
crude oil di PT. X. Jurnal Teknik Lingkungan, 24(2), 12�22. Google Scholar
Phuspa, Sisca Mayang, & Rudyarti,
Edwina. (2017). The Relationship of Belief, Experience, Knowledge, and
Attitudes Toward Safety Behavior of Construction Workers at University X
Ponorogo. Indonesian Journal for Health Sciences, 1(2), 34�41. Google Scholar
Purnamasari, Aulia Widya. (2020).
Identifikasi Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proses
Produksi. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(Special
1), 89�100. Google Scholar
Ramdan, Iwan M., & Rahman, Abd. (2018).
Analisis risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada perawat. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 5(3). Google Scholar
Rosdiana, Nova, Anggraeni, Shanti Kirana,
& Umyati, Ani. (2017). Identifikasi Risiko Kecelakaan Kerja Pada Area
Produksi Proyek Jembatan Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA). Jurnal
Teknik Industri Untirta. Google Scholar
Sugiyanto, Gito, & Santi, Mina Yumei.
(2015). Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas dan Pendidikan Keselamatan
Berlalulintas Sejak Usia Dini: Studi Kasus di Kabupaten Purbalingga. Semesta
Teknika, 18(1), 65�75. Google Scholar
Swartz, George. (2002). Job hazard
analysis. Professional Safety, 47(11), 27. Google Scholar
Syarif, Rusli. (2010). Manajemen sumber
daya manusia. Cetakan Ketiga. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Google Scholar
Copyright holder: Bhuana Satria Gigantara (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |