Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2021
PENGARUH CITRA MEREK, KESADARAN MEREK DAN E-WOM TERHADAP
MINAT BELI OBAT JAMU MASUK ANGIN BEJO JAHE MERAH DI INDONESIA
Christarevy Renaputra Hosfiar, Miguna Astuti, Acim
Heri Iswanto
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini menganalisis minat
beli terhadap obat jamu masuk angin produk BEJO Jahe Merah di Indonesia. BEJO
Jahe Merah merupakan obat jamu masuk angin herbal dengan memakai jahe merah
yang diproduksi untuk menyehatkan atau menjaga daya tahan tubuhnya termasuk
dengan obat jamu masuk angin. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami
hal-hal yang berpengaruh pada minat beli Bejo Jahe Merah di Indonesia.
Penelitian ini meliputi pengaruh citra merek, kesadaran merek dan e-word of
mouth. Pendekatan deskriptif dan inferensial digunakan pada penelitian ini.
Peneliti memakai jenis data berupa data kuantitatif serta menggunakan sumber
data primer dan sekunder. 385 orang terlibat dalam penelitian ini sebagai
sampel, yang merupakan konsumen BEJO Jahe Merah dengan menggunakan teknik
convenience sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan e-kuesioner (google
form) yang disebarkan secara online melalui jejaring sosial. Teknik analisis
data diolah menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil analisis data
menunjukkan bahwa: (1) Citra Merek memiliki pengaruh signifikan terhadap Minat
Beli Obat Jamu Bejo Jahe Merah (2) Kesadaran Merek tidak berpengaruh signifikan
terhadap Minat Beli Obat Jamu Bejo Jahe Merah (3) E-WOM tidak berpengaruh
signifikan terhadap Minat Beli Obat Jamu Bejo Jahe Merah. Kesimpulan dari hasil
penelitian Citra Merek dan E-WOM memiliki pengaruh signifikan terhadap Minat
Beli Obat Jamu Bejo Jahe Merah sedangkan Kesadaran Merek tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan.
Kata Kunci: citra merek;
kesadaran merek; e-word of mouth; minat beli
Abstract
This study analyzed the buying interest on the herbal cold medicine of
BEJO Red Ginger in Indonesia. BEJO Red Ginger is a herbal cold medicine using
red ginger which is produced to nourish or maintain the immune system. This
study aimed to understand the influential factors of the buying interest of
Bejo Red Ginger in Indonesia. This research involved the influence of brand
image, brand awareness and e-word of mouth. Descriptive and inferential
approaches were applied in this study. Researchers used data types in the form
of quantitative data and used primary and secondary data sources. 385 people who
were consumers of BEJO Red Ginger were selected in this study as a sample
through convenience sampling technique. Data were collected using an
e-questionnaire (google form) which were distributed online through social
networks. The data analysis technique was processed using Partial Least Square
(PLS). The results of data analysis indicated that: (1) Brand Image has a
significant effect on Purchase Intention of Bejo Red Ginger Herbal Medicine (2)
Brand Awareness has no significant effect on Purchase Intention of Bejo Red
Ginger Herbal Medicine (3) E-WOM has no
Keywords: brand
image; brand awareness; e-word
of mouth; purchase intention
Received:
2021-09-20; Accepted: 2021-10-05; Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Di zaman modern seperti ini konsumen sudah semakin pintar dalam memilih obat
yang akan dikonsumsi untuk menyehatkan atau menjaga daya tahan tubuhnya
termasuk dengan obat jamu masuk angin. Obat jamu masuk angin cair kemasan
sachet menjadi pilihan instant bagi konsumen yang merasa badannya tidak sehat
atau masuk angin (Kabaressy & DW, 2017).
Perilaku konsumen yang semakin pintar dalam
memilih obat tersebut yang akan dikonsumsinya membuat persaingan bisnis obat
jamu masuk angin semakin ketat. Industri consumer
goods yang tidak mampu mengantisipasi persaingan ini akan dikalahkan oleh
para pesaingnya. Kondisi ini yang harus dihindari oleh perusahaan yang memproduksi obat jamu masuk angin.
Dari berbagai merek yang dikeluarkan dari perusahaan berbeda terdapat tiga obat
jamu masuk angin teratas yaitu Tolak Angin, Antangin, BEJO Jahe Merah. Saat ini, telah banyak beredar merek obat jamu
masuk angin di pasaran. Hal ini menambah peluang kebebasan bagi konsumen untuk
menentukan produk obat jamu masuk angin yang akan dikonsumsi (Iskandar & Mustamu, 2018).
Berikut ini grafik perkembangan konsumen dalam memilih produk obat jamu masuk
angin.
Gambar
1
Grafik Perkembangan Konsumen Dalam Memilih Produk Obat Jamu Masuk
Angin Tahun 2018 � 2020
Sumber: https://trends.google.co.id/trends/explore?date=2020
Berdasarkan gambar 1 diatas, dapat dilihat perkembangan
konsumen dalam memilih produk obat jamu masuk angin. Pada tahun 2018 Bejo Jahe Merah mengalami peningkatan
yang signifikan terutama di bulan Mei - Juli 2018 dan September 2018. Pada
tahun 2019 Bejo Jahe Merah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya dari Januari
2019 � Desember 2019. Pada tahun 2020 Bejo Jahe Merah mengalami peningkatan
pada bulan Juli, September dan November 2020. Hal tersebut memperlihatkan
fluktuasi minat konsumen dalam membeli Bejo Jahe Merah. Padahal data google
trend yang sama menunjukkan trend tertinggi Produk Bejo Jahe Merah terkait
kategori minat konsumen dalam obat jamu masuk angin. Hal ini mengindikasikan
adanya permasalahan minat beli pada Bejo Jahe Merah.
Selain data dari gambar 1 diatas terdapat pula data
yang diperoleh dari Top Brand Award Indonesia terkait perbandingan produk jamu
masuk angin tahun 2018-2020, sebagai berikut:
Tabel 1
Top Brand Award Jamu Masuk Angin Tahun 2018 - 2020
No |
Merek |
2018 |
2019 |
2020 |
1 |
Tolak Angin Sidomuncul |
53.50% |
53.10% |
48.30% |
2 |
Antangin |
42.40% |
38.90% |
40.60% |
3 |
Bintang Toedjoe |
1.00% |
4.50% |
5.00% |
Sumber:
https://www.topbrand-award.com/top-brand-index/
Dilihat
dari tabel 1 diatas
bahwa produk jamu masuk angin bintang Toedjo memiliki posisi ke 3 dari Top
Brand Award diatas dengan demikian memiliki persentase yang meningkat setiap
tahunnya namun persentase yang dimiliki sangat rendah diatas produk lainnya
yaitu pada tahun 2018 memiliki persentase 1% pada tahun 2019 meningkat menjadi 4.50% dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 5%. Data Top Brand tersebut semakin
memperkuat indikasi permasalahan minat beli.
Banyak
faktor yang dapat memberi pengaruh pada minat beli, salah satunya yaitu E-WOM. Minat beli sangat
dipengaruhi oleh E-WOM, sebab bila E-WOM pada suatu produk itu positif atau
meningkat akan berbanding lurus dengan minat beli (Duarte, Costa e Silva, & Ferreira, 2018). Selain itu EWOM mempunyai
peran kuat yaitu sosial media seperti data google trend tersebut yang berkaitan
dengan karakteristik konsumen seperti usia, jenis kelamin, pendapat dan status sosial yang pada akhirnya
mempengaruhi minat beli (Park, Hyun, & Thavisay, 2021).
Selain
EWOM, citra merek juga menjadi faktor
lain yang dapat memberi pengaruh pada minat beli. Dikatakan bahwa citra merek bisa memberi pengaruh langsung terhadap minat beli
konsumen (Wu, Yeh, & Hsiao, 2011). Selain itu, tinggi atau
rendahnya citra merek dan kesadaran merek berhubungan langsung dengan minat beli konsumen terhadap suatu
produk (Graciola, De Toni, Milan, & Eberle, 2020).
Data pada tabel 1 mengindikasikan bahwa citra merek mempunyai pengaruh terhadap
minat beli karena di tabel ditunjukkan Bejo masih menempati terbawah yaitu
hanya kisaran 10% dari tahun 2018 � tahun 2020 dan pada durasi tersebut
terlihat bahwa trend yang mengindikasikan minat beli juga fluktuatif.
Kesadaran merek juga menjadi faktor lain yang
mempengaruhi minat beli. Kesadaran merek secara definisi dapat diartikan
sebagai kemampuan
merek untuk� muncul pada pikiran pertama
yang melintas di ingatan konsumen kala memikirkan suatu produk dan bagaimana
mudahnya merek tersebut dikeluarkan (Kotler & Keller, 2016).
Apabila kesadaran konsumen akan suatu merek positif, maka minat konsumen tersebut dalam membeli akan
sebanding pula. Dengan kata lain, bila kesadaran merek positif maka
minat beli positif (Seongseop (Sam) Kim, Choe, & Petrick, 2018). Hal serupa juga disampaikan pada penelitian lain,
dimana kesadaran merek secara signifikan dapat berpengaruh terhadap minat beli (Dabbous & Barakat, 2020).
Minat beli juga dapat dipengaruhi oleh promosi. Dalam mewujudkan tujuan
penjualan, promosi menjadi faktor penting, terutama untuk menguasai pangsa
pasar. Dengan mencoba atau memeriksa barang-barang yang dihasilkan oleh
perusahaan terlebih dahulu, konsumen bisa menjadi pelanggan tetap. Namun, hal
tersebut akan menjadi berbeda ketika konsumen kurang yakin dengan barang-barang
itu. Maka dari itu, diperlukan adanya promosi yang terarah, dengan tujuan untuk
memberikan kesan positif agar penjualan dapat meningkat (Mardalena, Lubis, & Utami, 2018).
Salah
satu promosi yang paling efektif pada saat ini ialah melalui E-WOM E-WOM yaitu suatu bentuk
komunikasi yang didefinisikan sebagai afirmasi dari konsumen potensial,
konsumen aktual, ataupun eks pelanggan mengenai produk atau perusahaan, melalui
media internet yang diciptakan untuk banyak orang maupun lembaga (Anggitasari, Hurriyati, & Wibowo, 2017).
Beberapa riset bahkan menunjukkan bahwa E-WOM
dianggap lebih efektif karena memiliki akses yang lebih besar dibandingkan
dengan off-line WOM. Ulasan
mengenai produk yang ditulis oleh konsumen melalui internet dianggap sebagai
bentuk komunikasi yang paling penting dalam on-line WOM. Melalui internet
khususnya sosial media, konsumen bisa mengungkapkan perasaannya tentang suatu produk secara langsung. Selain itu, sosial
media, menyediakan platform bagi konsumen untuk terhubung secara langsung dan
real time yang kemudian dapat membangun dan meningkatkan hubungan dengan
pelanggan. E-WOM
menjadi satu diantara faktor yang efektif dalam memberi pengaruh bagi konsumen hingga berujung pada
peningkatan minat beli (Wijaya & Paramita, 2014).
Lebih lanjut terdapat penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Imbayani & Gama, 2018);
(Renee B. Kim & Chao, 2019);
(Rose & Nofiyanti, 2020)
�dalam
penelitiannya menyatakan bahwa citra merek berdampak terhadap minat beli. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh (Haratua Pandjaitan, 2018);
(Renee B. Kim & Chao, 2019)
mengungkapkan bahwa kesadaran merek juga
berdampak terhadap minat beli dan
pada penelitian (Anggitasari et al., 2017);
(Imbayani & Gama, 2018);
(Laksmi & Oktafani, 2016);
(Tajuddin, Hassan, Othman, & Razak, 2020)
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa E-word of mounth memiliki
dampak yang penting terhadap minat
beli.
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui
variable apa yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Minat Beli Obat Jamu
Bejo Jahe Merah.
Ditinjau
dari uraian diatas, terdapat fenomena terkait citra merek, kesadaran merek, E-Word Of Mounth terhadap minat beli
yang diperkuat dengan adanya penelitian terdahulu. Dengan
demikian, penulis akan melakukan penelitian
dengan judul �Pengaruh Citra
Merek, Kesadaran Merek Dan E-WOM Terhadap Minat Beli Obat Jamu Masuk
Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia�.
Penelitian ini memiliki research GAP dari penelitian yang terdahulu yaitu
belum ditelitinya Citra Merek, Kesadaran Merek dan E-WOM sebagai variable X
terhadap Minat Beli sebagai variable Y yang membahas tentang Obat Jamu.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa citra merek berpengaruh terhadap minat beli seperti yang dilakukan oleh (Wu et al., 2011);
(Imbayani & Gama, 2018);
(Rose & Nofiyanti, 2020).
Demikian juga penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa brand awareness memberikan pengaruh pada minat beli seperti yang dilakukan oleh (Dabbous & Barakat, 2020); (Haratua Pandjaitan, 2018);
(Renee B. Kim & Chao, 2019). Penelitian terdahulu oleh (Wijaya & Paramita, 2014);
(Anggitasari et al., 2017);
(Imbayani & Gama, 2018);
(Laksmi & Oktafani, 2016);
(Tajuddin et al., 2020)
juga berhasil membuktikan bahwa e-WOM
berpengaruh terhadap minat beli. Sehingga
dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah: (1)
H1 : Citra
merek berpengaruh terhadap minat beli
(2) H2 : Kesadaran
merek berpengaruh terhadap minat beli (3) H3 : E-WOM berpengaruh terhadap minat beli.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (Sugiyono, 2012). Adapun populasi pada penelitian
ini adalah konsumen dan calon konsumen yang akan melakukan pembelian produk Bejo,
dikarenakan populasi yang digunakan tidak sedikit maka dilakukakannya
pengambilan sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik convenience
sampling dengan menetapkan sampel sebanyak 385 responden. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan e-kuesioner melalui
google form yang disebarkan secara online melalui jejaring sosial. Pengisian
kuesioner diukur dengan menggunakan skala ordinal dengan urutan rangking dari
jenjang terendah hingga tertinggi ataupun sebaliknya. �Teknik analisis data diolah menggunakan Partial Least Square (PLS).
Hasil dan Pembahasan
A.
Gambaran
Umum
Satu
diantara anak perusahaan paling besar dari PT. Kalbe Farma Group adalah PT.
Bintang Toedjo. Tahun 1974, Bintang Toedjo memulai untuk produksi obat resep
dokter (ethical) karena minat konsumen terhadap jenis obat semakin
bermacam-macam. Semakin banyaknya ahli farmasi juga mendukung kemajuan produksi
perusahaan.� Tepat pada tahun 1985, Kalbe
Farma mengakuisisi Bintang Toedjo. Hal ini menjadikan bisnis Bintang Toedjo
semakin berkembang. Bintang Toedjo menyasar kalangan menengah ke bawah yang
memerlukan obat berkualitas dan harga ekonomis (merdeka.com, 2020).
Kalbe melalaui anak usaha PT. Bintang Toedjoe bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia
untuk memberantas narkoba. Tujuan tersebut direalisasikan dengan berhasilnya
perusahaan dalam memberdayakan jahe merah di wilayah rawan narkoba. Kemudian,
jahe ini diedarkan menggunakan merek Bejo Jahe Merah dan menjadi jamu masuk angin
pertama dengan aroma terapi di Indonesia.
B.
Karakteristik
Konsumen
Dalam
penelitian ini, mayoritas konsumen dan calon konsumen
produk Bejo jahe merah didominasi oleh laki-laki yang dimana kebanyakan dari
mereka berusia lebih dari 36 tahun. Konsumen dan calon konsumen produk Bejo
jahe merah juga didominasi oleh mereka yang berasal dari Pulau Jawa dengan
mayoritas pekerjaan sebagai pegawai negeri atau swasta yang memiliki rata-rata
pendapatan lebih dari Rp. 3.000.000.
C.
Uji
Validitas
Pada model indikator formatif, hasil output VIF
menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing pernyataan pada variabel citra merek
menunjukkan nilai < 5, artinya setiap butir pernyataan citra merek telah
valid. Pada model indikator reflektif, variabel tentang E-wom, kesadaran merek dan minat
beli adalah valid dikarenakan telah mencukupi syarat Average Variance
Extracted (AVE) diatas 0,50.�
D.
Uji
Reliabilitas
Pada model indikator Formatif,
nilai rata-rata outer weight pada variable citra merek dinyatakan valid karena
> 0,70. Demikian juga pada model indikator reflektif, hasil cronbach�s alpha pada variabel variable
E-wom, kesadaran merek dan minat beli dinyatakan valid karena > 0,70.� Sehingga kesimpulannya semua variabel
reliabel terhadap masing-masing konstruknya.
E.
Uji
Koefisien Determinasi (R2)�
Tahap berikutnya ketika butir
pernyataan setiap variabel dinyatakan valid, semua variable tersebut dinyatakan
reliable. Selanjutnya pengujian model structural penelitian dengan uji R
Square.�
Tabel 2
Nilai R-Square
Keterangan |
R-Square |
Minat Beli |
0.886 |
�
�������������� �����
���������� �����
Sumber: Hasil
Output PLS 3.2.7
Menurut table di
atas, dapat diketahui besarnya nilai R Square (R2)
Minat beli 0,804 yang menunjukan
bahwa kontribusi dari variabel Citra merek, kesadaran merek dan E-Wom pada minat beli sebesar 0,886
atau 88,6%,
sisanya 11.4%
kontribusi terhadap variabel Minat Beli adalah oleh variabel lain seperti
Harga, Keunggulan Produk, Promosi, Atmosfer Toko dan lainya.
F.
Uji
Hipotesis
Ketika semua
butir pernyataan setiap variabel valid, seluruh variable dan model structural
penelitian dinyatakan reliable dan fit langkah berikutnya adalah melaksanakan uji t-statistik
penelitian. Tujuan dilakukannya uji
t-statistk menggunakan uji t atau uji parsial sebagai langkah untuk mengetahui
pengaruh antara Citra Merek (X1), Kesadaran Merek (X2)
dan E-Word Of Mouth (X3) pada
Minat Beli (Y). Menurut Sarjono & Julianita (2011, hlm. 133) untuk mencari
nilai ttabel dilihat dari taraf signifikansi 0,05 dimana df = jumlah
sampel � jumlah variabel. Maka diketahui ttabel = 1,966 didapat dari rumus df= N-K
atau df= 385-4= 381, selanjutnya
penghubungan dengan derajat kesalahan 5% atau 0,05. Menurut pengelolaan data uji signifikansi
(Uji t), didapatkan
hasil seperti pada tabel berikut:
Tabel 3
Uji
Statistik
Path
Coefficients |
Original
Sample |
T
Statistic |
P
Value |
Citra Merek -> Minat Beli |
0.587 |
10.996 |
0.000 |
E-WOM -> Minat Beli |
0.366 |
7.664 |
0.000 |
Kesadaran Merek -> Minat
Beli |
0.012 |
0.279 |
0.780 |
Sumber: Hasil dari SmartPLS 3.2.7
Menurut
tabel di atas, bisa diketahui bahwa hasil pengaruh
variabel citra merek
pada minat beli mengindikasikan nilai thitung
10.996 > ttabel 1,966 dan nilai P Value sebesar 0,000 < 0,05.
Hal tersebut mengindikasikan
bahwa Citra
merek memiliki pengaruh terhadap Minat Beli. Kesimpulannya Citra Merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Minat Beli atau dapat dikatan
H1 diterima.
Tabel di atas
juga menunjukkan hasil pengaruh variabel kesadaran merek atas Minat Beli memperlihatkan nilai thitung
0.279 < ttabel 1,966 dan nilai P Value sebesar 0,780 > 0,05.
Hal tersebut mengindikasikan kesadaran merek tidak memiliki pengaruh
pada Minat Beli atau dapat dikatan
H2 ditolak.
Melalui table di
atas, dapat dipahami
bahwa hasil pengaruh variabel E-Word Of Mouth pada
Minat Beli memperlihatkan
nilai thitung 7.664 > ttabel 1,966 dan nilai P Value
sebesar 0,000 < 0,05. Dari data
tersebut megindikasikan bahwa E-Word Of Mouth memiliki pengaruh yang penting pada Minat Beli dan dapat dikatakan
H3 diterima.
Adapun dominasi positif antara variabel Citra merek pada Minat Beli� dalam original sampel memiliki nilai 0.587,
pada variable kesadaran merek dalam original sampel memiliki nilai 0.012� dan E-Word Of Mouth terhadap Minat
Beli� dalam original sampel memiliki
nilai sebesar 0.366 yang artinya apabila Citra Merek,
Kesadaran Merek dan E-Word
Of Mouth
baik
maka Minat Beli akan meningkat.
G. Citra
Merek Berkenaan
dengan Minat Beli� Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di
Indonesia
Menurut data
dari penelitian ini hasil pengujian hipotesis membuktikan Citra Merek dapat
meningkatkan Minat Beli Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia
sebesar 57.7% dengan kata lain tingkat
yang baik dari citra merek dari produk akan mengakibatkan
Minat Beli konsumen Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia dalam bentuk produk yang dijual di
pasaran sudah memiliki
merek, oleh karena itu merek dapat digunakan untuk penanda
atau pembeda antara produk yang satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut mengartikan bahwa
konsumen Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah menyadari bahwa Aroma Produk
Bintang Toedjoe Masuk Angin sangat enak di lidah dan tenggorokan serta Produk
Bintang Toedjoe Masuk Angin memiliki desain dan warna kemasan yang menarik dan
juga terjamin kualitasnya. Dari berbagai kriteria Citra merek yang diberikan
yaitu dengan rasa, kemasan, kualitas dan mutu, kegunaan dan manfaat, harga dan
image Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia. Dalam
mempertahankan citra merek Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia
di setiap wilayah Indonesia sangat memperhatikan kebutuhkan pelanggannya.
Dengan citra merek yang unggul maka banyak pelanggan yang akan bertahan untuk
berkerja sama dalam penggunaan Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di
Indonesia sehingga dapat meningkatkan keinginan untuk membeli dari konsumen.
Sehingga Citra merek di produk Obat
Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia adalah keyakinan konsumen
terhadap nama produk dan kesan dari konsumen terhadap merek produk tersebut
menurut informasi dan fakta-fakta yang ada, lalu penggunaan dari merek itu yang
mengakibatkan kesan yang terbentuk dalam benak konsumen ini relatif jangka
panjang.
Hal ini sama
seperti penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan, et.al. (2018) menyatakan
citra merek dapat memberikan manfaat yang baik terhadap minat beli dengan citra
positif yang dimiliki konsumen memungkinkan terjadinya pembelian, citra postif
tersebut dapat digunakan oleh perusahaan dalam pengembangan lini produk yang
sudah terbentuk pada produk merek lama, bahkan strategi family branding dan
leverage branding bisa dilakukan ketika sudah adanya citra merek produk yang
baik.
(Khoshsorour & Gilaninia, 2018) menyatakan dalam pembuatan minat pembeli, Citra merek sebagai
syarat ekstrinsik yang sering digunakan. Jika dalam hal pembelian suatu produk konsumen
cenderung membeli produk yang mereknya sudah di sukai
atau terkenal jika konsumen kurang berpengalaman pada suatu produk dan membeli
produk yang sudah mendapatkan citra positif atau disukai bisa mengurangi resiko
saat membeli barang. Citra merek suatu prduk seringkali digunakan oleh konsumen sebagai
salah satu pertimbagan dalam membangun minat pembelian sebuah produk.
Hasil penelitian yang menyimpulkan
bahwa citra merek dapat meningkatkan Minat Beli diantaranya menurut penelitian yang telah dilakukan oleh (Imbayani & Gama, 2018);
(Renee B. Kim & Chao, 2019);
(Rose & Nofiyanti, 2020)
menyatakan
citra merek berpengaruh cukup
signifikan terhadap Minat Beli. Citra
merek perpengaruh kuat terhadap
kualitas yang unggul dibandingkan produk lainnya. Dengan kualitas yang unggul
akan membuat konsumen tidak akan ragu untuk membeli suatu produk.
H. Kesadaran
Merek Terhadap Minat Beli Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia
�Pada penelitian ini megindikasikan bahwa hasil pengujian
hipotesis menunjukan Kesadaran Merek tidak dapat meningkatkan Minat Beli Obat
Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia hanya sebesar 1.2% oleh karena
itu jika semakin
baik kesadaran merek yang diberikan maka Minat Beli� konsumen Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe
Merah di
Indonesia dalam meyakinkan konsumen dalam mengingat dan mengenali merek produk
yang dijual maka
merek tersebut antara satu produk dengan produk yang lain dapat
dijadikan sebagai
pembeda.
Hal
tersebut mengartikan bahwa konsumen Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di
Indonesia menyadari bahwa merek yang muncul pertama kali di benak saat membeli
obat masuk angin bukanlah produk Bejo Jahe Merah melainkan produk lainnya,
Produk Bejo Jahe Merah obat masuk angin pertama yang menawarkan aroma kuat
dibandingkan produk sejenisnya dan Produk Bejo Jahe Merah merupakan obat masuk
angin yang pertama kali muncul di benak pikiran konsumen. Dari berbagai
kriteria kesadaran merek yang diberikan yaitu dengan rasa, kemasan, kualitas
dan mutu, kegunaan dan manfaat, harga dan image Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe
Merah di
Indonesia. Dalam mempertahankan kesadaran merek Obat Jamu Masuk Angin
Bejo Jahe Merah Di Indonesia di setiap wilayah Indonesia sangat memperhatikan
kebutuhkan pelanggannya. Dengan kesadaran merek yang unggul maka banyak
pelanggan yang akan bertahan untuk berkerja sama dalam penggunaan Obat Jamu
Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia sehingga dapat meningkatkan minat beli
konsumen. Sehingga Kesadaran merek pada produk Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe
Merah adalah ketika konsumen dapat mengingat merek dalam kondisi yang berbeda seperti halnya
prestasi dan pengenalan merek Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah.
Pada penelitian ini tidak sejalan dengan (Ramadayanti, 2019) yang
menyatakan bahwa �Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli
untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori
produk tertentu�. Dengan arti keahlian konsumen saat mengidentifikasi atau mengingat ingat merek dari suatu produk tersebut.
Kesadaran merek terletak diantara perasaan kurang
yakin
terhadap pengenalan suatu merek sampai dengan perasaan yakni dalam kelas produk
yang bersangkutan produk tersebut merupakan satu-satunya. Apabila seorang
konsumen sudah mengingat suatu produk kemungkinan besar konsumen tidak akan berpaling ke produk lain
Hasil
penelitian menyimpulkan
bahwa kesadaran Merek tidak dapat meningkatkan Minat Beli. Namun hal tersebut
tidak sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Anggitasari et al.,
2017); (Saidani & Arifin,
2012); (Haratua Pandjaitan,
2018); (Renee B. Kim &
Chao, 2019) yang dalam penelitiannya
menyatakan bahwa kesadaran merek dapat mempengaruhi minat beli. Kesadaran
merek berpengaruh
kuat
pada
pengenalan dan penginatan merek dibandingkan produk lainnya.
I. E-Word
Of Mouth
Terhadap
Minat Beli� Obat Jamu Masuk Angin Bejo
Jahe Merah Di Indonesia
�Berdasarkan penelitian ini hasil dari
pengujian hipotesis menunjukan E-Word Of Mouth dapat meningkatkan Minat
Beli Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah sebesar 36,6% artinya tingkat yang baik dari E-Word
Of Mouth yang diberikan maka
Minat Beli konsumen Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia. Hal ini
dikarenakan banyaknya rekomendasi serta dorongan untuk menggunakan produk
tersebut pada saat sedang masuk angin.
Hal tersebut
mengartikan bahwa konsumen Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah menyadari
bahwa banyak konsumen yang merekomendasikan kepada orang-orang
terdekat yang butuh informasi serta manfaat atau khasiatnya
terkait Produk Bejo Jahe Merah. Dari berbagai kriteria E-Word Of Mouth yang
diberikan yaitu kemauan konsumen membicarakan produk, merekomendasi produk
kepada orang lain dan dorongan dari teman atau relasi. Dalam
mempertahankan E-Word Of Mouth Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah seringnya
informasi positif yang
didengar konsumen dari pembicaraan dan
rekomendasi
teman, menjadikan konsumen
memiliki motivasi
untuk selalu menggunakan produk Bejo Jahe Merah masuk
angin dan konsumen termotivasi untuk menggunakan produk Bejo Jahe Merah masuk
angin karena adanya
seseorang yang memberi informasi
dan mengajak
untuk sehat
bersama-sama sehingga
dapat meningkatkan minat beli konsumen.
Penelitian
ini berada pada jalur yang sama dengan penelitian dari (Juniantoko, 2017) menyatakan adanya perbincangan atau informasi yang
berasal dari mulut ke mulut dapat memperngaruhi perilaku konsumen dalam hal
membeli produk. Penyebab dari Word
of mouth adalah
kebutuhan konsumen yang berkaitan dengan mengirim dan menerima informasi.
Kebanyakan calon konsumen kemungkinan lebih mempercayai informasi yang berasal
dari mulut kemulut dikarenakan sudah menurunnya kepercayaan konsumen terhadap
iklan perusahaan, ntuk mengurangi resiko ketidakpuasan pada suatu prosuk mereka
menggali informasi sendiri.
Hasil ini sependapat
dengan (Jalilvand,
Samiei, Dini, & Manzari, 2012),
terjadinya
rekomendasi ataupun memperlihatkan
produk dari konsumen lain seperti menyebarkan review pada sebuah perkumpulan
atau platform dapat berpengaruh pada minat beli konsumen.
Jika setiap
konsumen melakukan word of mouth yang berefek pada pemberian pilihan secara tidak
langsung kepada konsumen lain hal ini akan membuat orang lain tersebut tertarik
kepada prosuk yang di review. Pada dasarnya informasi dan saran sebuah produk
dari konsumen lain yang sudah pernah membeli atau memakai dapat
menciptakan minat beli konsumen. Hal ini bisa mendorong konsumen untuk membeli produk
tersebut.
Hasil
penelitian yang menyimpulkan bahwa E-Word Of Mouth dapat meningkatkan
Minat Beli diantaranya penelitian yang pernah dilakukan
(Anggitasari et al.,
2017); (Imbayani & Gama,
2018); (Laksmi &
Oktafani, 2016); (Tajuddin et al.,
2020); (Fungkiya Sari &
Edriana Pangestuti, 2018) yang mana menyatakan bahwa E-Word Of Mouth memiliki pengaruh yang cukup
signifikan
pada
Minat Beli. E-Word Of Mouth memiliki pengaruh kuat terhadap rekomendasi
yang tepat dibandingkan produk lainnya. Dengan melalui rekomendasi dari orang
terdekat hal tersebut dapat mudah di percaya dalam pemilihan obat masuk angin
yaitu produk Bejo Jahe Merah.
Kesimpulan
Menurut
penelitian yang sudah dilaksanakan, hasil analisis dan pembahasan yang sudah
dijelaskan pada bab-bab sebelumnya berkenaan mengenai pengaruh Citra Merek,
Kesadaran merek dan e- word of mouth terhadap Minat pembelian Obat Jamu Masuk
Angin Bejo Jahe Merah Di Indonesia serta pengujian yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa: a). Citra Merek bisa berpengaruh dengan signifikan
terhadap Minat Beli Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah. b). Kesadaran Merek
tidak cukup memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Minat Beli Obat Jamu
Masuk Angin Bejo Jahe Merah. c). E-word of mouth dapat dikatakan memiliki
pengaruh signifikan pada Minat Beli Obat Jamu Masuk Angin Bejo Jahe Merah.
Anggitasari, Siti Rafi, Hurriyati, Ratih, & Wibowo, Lili
Adi. (2017). Pengaruh Electronic Word of Mouth Terhadap Pengetahuan Konsumen
Serta Dampaknya Terhadap Minat Beli Online. Jurnal Ilmu Manajemen Dan Bisnis,
8(1), 6. https://doi.org/10.17509/jimb.v8i1.12655 Google Scholar
Dabbous, Amal, & Barakat, Karine Aoun. (2020). Bridging
the online offline gap: Assessing the impact of brands� social network content
quality on brand awareness and purchase intention. Journal of Retailing and
Consumer Services, 53(November 2018), 101966.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2019.101966 Google Scholar
Duarte, Paulo, Costa e Silva, Susana, & Ferreira,
Margarida Bernardo. (2018). How convenient is it? Delivering online shopping
convenience to enhance customer satisfaction and encourage e-WOM. Journal of
Retailing and Consumer Services, 44(June), 161�169.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2018.06.007 Google Scholar
Fungkiya Sari, & Edriana Pangestuti. (2018). Pengaruh
Electronic Word of Mouth (E-Wom) terhadap Minat Berkunjung dan Keputusan
Berkunjung (Studi pada Wisata Coban Rais BKPH Pujon). Jurnal Administrasi
Bisnis, 54(1), 189�196. Google Scholar
Graciola, Ana Paula, De Toni, Deonir, Milan, Gabriel
Sperandio, & Eberle, Luciene. (2020). Mediated-moderated effects: High and
low store image, brand awareness, perceived value from mini and supermarkets
retail stores. Journal of Retailing and Consumer Services, 55(March),
102117. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2020.102117 Google Scholar
Haratua Pandjaitan, D. R. (2018). An Analysis of Brand
Awareness Influence on Purchase Intention in Bandar Lampung City�s Online
Transportation Service (Study on Y Generation Consumers). KnE Social
Sciences, 3(10), 1�14. https://doi.org/10.18502/kss.v3i10.3418 Google Scholar
Imbayani, I. Gusti Ayu, & Gama, Agus Wahyudi Salasa.
(2018). The Influence of Electronic Word of Mouth (E-Wom), Brand Image, Product
Knowledge on Purchase Intention. Jurnal Ekonomi & Bisnis JAGADITHA, 5(2),
145�153. Google Scholar
Iskandar, Senkli Martin, & Mustamu, Ronny H. (2018).
Strategi Bersaing Pada Perusahaan Distribusi Consumer Goods Dalam Mencapai
Keunggulan Kompetitif. Agora, 6(1), 1�6. Google Scholar
Jalilvand, Mohammad Reza, Samiei, Neda, Dini, Behrooz, &
Manzari, Parisa Yaghoubi. (2012). Examining the structural relationships of
electronic word of mouth, destination image, tourist attitude toward
destination and travel intention: An integrated approach. Journal of
Destination Marketing & Management, 1(1�2), 134�143. Google Scholar
Juniantoko, Ardy Dwi. (n.d.). Supriono.(2017, Desember).
Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan
Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis, 53(2), 11�18. Google Scholar
Kabaressy, M., & DW, H. (2017). Pengaruh Kualitas Produk,
Iklan, Dan, Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Penggunaan Tolak Angin
(Studi Kasus Pada Pengguna Tolak Angin Di Kota Semarang). Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis S1 Undip, 6(4), 327�333. Google Scholar
Khoshsorour, Ashkan, & Gilaninia, Shahram. (2018). The
Impact Of Knowledge Management Components On The Performance Of Cultural, Arts
And Media Institutions. Kuwait Chapter of the Arabian Journal of Business
and Management Review, 7(3), 1�4. Google Scholar
Kim, Renee B., & Chao, Yan. (2019). Effects of brand
experience, brand image and brand trust on brand building process: The case of
chinese millennial generation consumers. Journal of International Studies,
12(3), 9�21. https://doi.org/10.14254/2071-8330.2019/12-3/1 Google Scholar
Kim, Seongseop (Sam), Choe, Ja Young (Jacey), & Petrick,
James F. (2018). The effect of celebrity on brand awareness, perceived quality,
brand image, brand loyalty, and destination attachment to a literary festival. Journal
of Destination Marketing and Management, 9(November 2016), 320�329.
https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2018.03.006 Google Scholar
Kotler, Philip, & Keller, Kevin Lane. (2016). Marketing
Management (15th ed.). Pearson Education,Inc. Google Scholar
Laksmi, Aditya Ayu, & Oktafani, Farah. (2016). Pengaruh
Electronic Word Of Mouth (Ewom) Terhadap Minat Beli Followers Instagram Pada Warunk
Upnormal. Jurnal Computech & Bisnis, 10(2), 78�88. Google Scholar
Mardalena, Novi Tria, Lubis, A. Rahman, & Utami,
Sorayanti. (2018). Pengaruh Kesadaran Merek, Kepercayaan Merek Dan Keunggulan
Produk Terhadap Minat Beli Produk Luxuri Fashion Brand Dengan Gender Sebagai
Moderating Pada Pemasaran Media Sosial Di Kota Banda Aceh. Jurnal Magister
Manajemen, 2(1), 99�114. Google Scholar
Park, Jungkun, Hyun, Hyowon, & Thavisay, Toulany. (2021).
A study of antecedents and outcomes of social media WOM towards luxury brand
purchase intention. Journal of Retailing and Consumer Services, 58(September
2020), 102272. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2020.102272 Google Scholar
Ramadayanti, Firda. (2019). Peran brand awereness terhadap
keputusan pembelian produk. Jurnal Studi Manajemen Dan Bisnis, 6(2),
111�116. Google Scholar
Rose, Tipri, & Nofiyanti, Fifi. (2020). Citra Merek
Terhadap Minat Beli Konsumen Kopi Kekinian di Jakarta. Literatus, 2(1),
40�51. https://doi.org/10.37010/lit.v2i1.33 Google Scholar
Saidani, Basrah, & Arifin, Samsul. (2012). Pengaruh
kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen dan minat beli
pada ranch market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 3(1),
1�22. Google Scholar
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
& RND. Bandung: Alfabet.
Tajuddin, Uwais Nor Rifhan Ahmad, Hassan, Lailatul Faizah
Abu, Othman, Abdul Kadir, & Razak, Norfadzilah Abdul. (2020). Electronic
word-of-mouth (E-WOM), brand image and consumer purchase intention on
healthcare products. Journal of Accounting Research, Organization and
Economics, 3(1), 73�83. Google Scholar
Wijaya, Tommi, & Paramita, Eristia Lidia. (2014).
Pengaruh Electronic Word of Mouth (E-WoM) terhadap Keputusan Pembelian Kamera
DSLR. Seminar Nasional Dan Call for Paper, (978-602-70429-1�9), 12�19. Google Scholar
Wu, Paul C. S., Yeh, Gary Yeong Yuh, & Hsiao, Chieh Ru.
(2011). The effect of store image and service quality on brand image and
purchase intention for private label brands. Australasian Marketing Journal,
19(1), 30�39. https://doi.org/10.1016/j.ausmj.2010.11.001 Google Scholar
Copyright
holder: Christarevy Renaputra
Hosfiar, Miguna Astuti,
Acim Heri Iswanto �(2021) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |