Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2021
ANALISIS PEMANFAATAN INSTAGRAM @DEARCATCALLERS.ID
SEBAGAI MEDIA UNTUK MEMBENTUK KESADARAN MENGENAI ISU CATCALLING TERHADAP WANITA
DI INDONESIA
Monica Elvira
Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Jakarta,
Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Salah satu fenomena
dan isu pelecehan seksual yang sering terjadi adalah Catcalling. Korban Catcalling
didominasi oleh wanita dan hal ini membuat mereka merasa tidak aman dan nyaman
ketika berada di ruang publik. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi dan
kesadaran masyarakat dan hadirnya teknologi telah memungkinkan bagi seseorang
atau organisasi untuk mengedukasi dan meningkatkan awareness melalui sosial
media seperti Instagram, penelitian ini akan membahas akun Instagram
@dearcatcallers.id dan bagaimana akun ini dapat mengedukasi dan meningkatkan
kesadaran terhadap isu Catcalling di Indonesia melalui pengelolaan empat
langkah dalam Media Model Praktis dan dipertajam dengan Social Information
Processing. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa akun Instagram
@dearcatcallers.id dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran mengenai
Catcalling melalui pemanfaatan fitur-fitur Instagram dan keempat aspek
dalam Media Model Praktis dan aspek SIP secara konsisten
menghasilkan tujuan yang ingin didapatkan akun ini dalam mengedukasi dan
meningkatkan kesadaran akan isu Catcalling di Indonesia. Fitur profil dimanfaatkan oleh
@dearcatcallers.id dalam mengedukasi secara dasar mengenai apa itu Catcalling.
Fitur Pengikut digunakan sebagai fitur yang menunjukkan bahwa orang-orang yang
mengikuti akun ini memiliki ketertarikan akan isu pelecehan seksual dan Catcalling.
Konten yang diposting dan fitur keterangan untuk menyampaikan pesan. Fitur like
termasuk salah satu bentuk interaksi. Balasan komentar yang didapat dari
pemilik akun @dearcatcallers.id memiliki tujuan untuk meluruskan pemikiran
pengirim komentar yang salah atau memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran
akan isu yang dibahas. Adapun hambatan yang ditemui pemilik akun serta upaya
untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu adanya keterbatasan dalam memposting
dan berbicara mengutarakan opini karena adanya UU ITE serta dari segi pemilihan
konten.
Kata Kunci: model praktik media; kesadaran; pelecehan
seksual verbal (catcalling); akun instagram @Dearcatcallers.id
Abstract
The fact that most Catcalling
victims are female makes them feel insecure and uncomfortable whenever they are
in public spaces. Therefore, this issue needs to be addressed with the
education and awareness regarding Catcalling, to make people understand that
Catcalling should be stopped. This study about the Instagram account
@dearcatcallers.id in how the social media Instagram @dearcatcallers.id
educates and raises awareness about the issue of Catcalling in Indonesia
through managing the four steps in the Media Practice Model and Social
Information Processing as well as efforts and obstacles in managing it. The
results of this study indicate that the Instagram account @dearcatcallers.id
can educate and raise awareness about Catcalling through the use of Instagram
features and all four aspects in the Media Practice Model and Social
Information Processing aspects consistently produce the objectives that this
account wants to obtain in educating and raising awareness of the Catcalling
issue in Indonesia. The profile feature is used by @dearcatcallers.id in basic
education about what Catcalling is. The Followers feature is used as a feature
to show that people who follow this account have an interest in sexual
harassment and catcalling issues. Posted content and caption features to convey
messages. The like feature is one form of interaction. Replies to comments
obtained from the owner of the @dearcatcallers.id account have the aim of
correcting the thoughts of the wrong commenter or providing education and
raising awareness of the issues discussed. The obstacles encountered by account
owners and efforts to overcome these obstacles are the limitations in posting
and speaking to express opinions because of the ITE Law and in terms of content
selection.
Keywords: media practice model;
awareness; verbal sexual harassment (catcalling); akun instagram
@Dearcatcallers.id
Received: 2021-09-20; Accepted: 2021-10-05;
Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Pelecehan
seksual dapat terjadi dimanapun dan kapanpun serta tidak mengenal latar
belakang dan usia. Menurut Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang
Penghapusan Kekerasan Seksual oleh KOMNAS Perempuan dalam Masyarakat Pemantau
Peradilan Indonesia Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Florence, 2017),
pelecehan seksual merupakan tindakan lewat sentuhan fisik maupun non fisik
seperti siulan, main mata, ucapan bernuansa seksual, mempertunjukkan atau
mempertontonkan materi yang berbau pornografi dan keinginan seksual, gerakan
atau isyarat yang bersifat seksual, sehingga mengakibatkan pihak lainnya merasa
tidak nyaman, tersinggung, dan direndahkan martabatnya, dan mungkin sampai
menyebabkan masalah keselamatan dan kesehatan. Dari pengertian tersebut dapat
dipastikan bahwa pelecehan seksual tidak hanya lewat sentuhan fisik namun dapat
berupa verbal, visual, dan tulisan.
Korban
kekerasan dan pelecehan seksual didominasi oleh perempuan karena perempuan
masih menjadi bagian dari kelompok rentan kekerasan seksual di Indonesia.
Menurut hasil survei Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Tuasikal & Patria, 2019),
satu dari tiga perempuan berusia 15�64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik
dan pelecehan seksual.
Salah satu
bentuk pelecehan seksual yang sering terjadi di ruang publik dan membuat perempuan
menjadi merasa tidak aman dan nyaman adalah pelecehan seksual secara verbal
atau yang biasa disebut �Catcalling� (Hidayat & Setyanto, 2020). Tindakan Catcalling di Indonesia sudah masuk ke
dalam kategori tindakan pelecehan seksual (secara verbal).
Catcalling merupakan
suatu tindakan yang berupa siulan, sapaan, atau bahkan komentar yang bersifat
menggoda dan merupakan salah satu bentuk pelecehan seksual yang terjadi di
tempat atau ruang publik axford Learner's Dictionaries, 2018). �Perbuatan
seperti bersiul dan mencolek/menyentuh bagian tubuh tertentu wanita termasuk ke
dalam tindakan pelecehan seksual dan sayangnya tidak semua orang memahaminya� (Herdiansyah, 2016).
Isu Catcalling
yang semakin meluas dan banyak korban yang membagikan ceritanya di media sosial (El-Yana, 2021), maka munculah akun ini yang menampung cerita-cerita
dari warga sosial media dan mengedukasi serta membentuk pemahaman atau
penerangan akan pemahaman masyarakat yang keliru dan cenderung menyalahkan
korban pelecehan seksual terutama dalam isu Catcalling melalui media sosial
Instagram.
Akun Instagram
@dearcatcallers.id telah memiliki pengikut sebanyak 69,2 ribu pengikut per bulan
Juni tahun 2019. Akun ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan meningkatkan
kesadaran masyarakat luas mengenai pelecehan seksual terhadap kaum wanita
khususnya Catcalling yang sering terjadi.
Peneliti
memilih Instagram @dearcatcallers.id sebagai penelitian karena diantara enam
akun Instagram yang membahas mengenai Catcalling di Indonesia, hanya akun
@dearcatcallers.id yang memiliki konten yang terus diperbaharui sejak pembuatan
akunnya di tanggal 12 Oktober 2017, serta mengajak pengikutnya untuk terus
berinteraksi. Jumlah pengikutnya juga lumayan banyak diantara akun-akun lain
yang membahas mengenai isu Catcalling di Indonesia dan hanya akun
@dearcatcallers.id yang mendapat banyak umpan balik dari pengikutnya sehingga
terjadi interaksi aktif antara pengikut dan pemilik akun. Peneliti ingin
meneliti bagaimana cara akun ini untuk dapat mengedukasi dan membentuk
kesadaran mengenai isu Catcalling melalui pemanfaatan fitur-fitur di Instagram
serta melalui konten yang diunggah.
Sejauh ini,
peneliti berhasil mengumpulkan data akun-akun yang membahas mengenai isu
catcalling di Instagram khususnya di wilayah Indonesia sebanyak 6 akun.
�
Tabel 1
Perbandingan Pengikut Akun Instagram yang Membahas
Mengenai Isu Catcalling di Indonesia
Nama Akun |
Nama Founder |
Tanggal Postingan Pertama |
Jumlah Postingan |
Jumlah Pengikut (Followers) |
@againtscatcalling |
Tidak diketahui |
17 Mei 2018 |
64 |
714 |
@stttopcatcalling |
Annisaa Maryama |
26 Desember 2017 |
5 |
135 |
@stopcatcalling_id |
Tidak diketahui |
25 September
2019 |
9 |
30 |
@hentikancatcalling |
Tidak diketahui |
20 Desember 2017 |
6 |
28 |
@jangancatcalling |
Tidak diketahui |
4 Desember 2018 |
51 |
13 |
@dearcatcallers.id |
Monica Devina |
13 Oktober 2017 |
818 |
66.100 |
Sumber:
Against Catcalling, (sttt)op Catcall !, STOP CATCALLING!, Hentikan Catcalling,
NO CATCALLING FOR US!, Data Olahan
Peneliti, 2019.
Penelitian ini
meneliti mengenai akun yang ada di media sosial Instagram karena informasi yang
disebarkan akan berlanjut terus menerus tanpa batas waktu dan tidak tergantung
pada tempat dan jarak serta dapat memberikan kesadaran (awareness) yang tinggi serta memancing orang untuk membagikan
ceritanya dibanding kampanye di jalan yang hanya dilakukan satu atau beberapa kali (Prihatiningsih, 2017).
Isu Catcalling
juga ditujukan khususnya bagi wanita yang sering mengalami Catcalling (Shopiani, Wilodati, & Supriadi, n.d.). Instagram juga memiliki banyak fitur yang
mempermudah pengguna untuk saling berinteraksi dan mudah untuk membagikan
postingan yang diunggah sehingga informasi tersebut dapat dijangkau oleh banyak
orang.
Instagram
mengedepankan tampilan foto dan video secara visual. Indera penglihatan dan
pendengaran banyak digunakan di media sosial Instagram. Era informasi digital
saat ini membuat visual diminati karena banyaknya informasi yang berkembang (Miles, 2013). Berdasarkan elaborasi dari peristiwa tersebut,
maka rumusan masalah yang dipilih oleh peneliti yang diharapkan dapat dijawab
dengan penelitian ini yaitu bagaimana akun Instagram @dearcatcallers.id
mengedukasi dan membentuk kesadaran terhadap isu Catcalling di Indonesia dan
apa cara yang dilakukan akun @dearcatcallers.id dalam mengedukasi dan membentuk
kesadaran terhadap isu Catcalling di Indonesia?
Atas dasar
dari rumusan masalah yang telah ditentukan oleh peneliti, tujuan adanya
penelitian ini, antara lain:� (1) Untuk
meneliti bagaimana dan dengan cara apa akun Instagram @dearcatcallers.id dalam
mengedukasi masyarakat mengenai isu Catcalling. (2) Mengetahui hambatan dan
upaya akun Instagram @dearcatcallers.id dalam membentuk dan mengedukasi banyak
pihak mengenai pelecehan seksual terutama mengenai Catcalling yang terjadi di
Indonesia.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metodologi deskriptif kualitatif karena peneliti ingin memahami lebih dalam
secara deskriptif tentang akun @dearcatcallers.id dalam membentuk isu
Catcalling melalui media sosial Instagram yang menjadi bagian dari fenomena
yang terjadi di Indonesia. (Suliyanto & MM, 2017)
mendefinisikan metode penelitian deskriptif kualitatif sebagai metode yang
digunakan oleh peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap
penelitian yang diteliti pada satu waktu tertentu.
Melalui metode ini, penulis mencoba
untuk mengungkapkan mengenai tujuan, hambatan, serta upaya-upaya yang dilakukan
oleh akun Instagram @dearcatcallers.id sebagai akun yang memanfaatkan media
sosial Instagram untuk membentuk isu mengenai Catcalling melalui uraian, ucapan,
tulisan, atau perilaku yang dapat diamati. Analisis penelitian akan
dideskripsikan melalui kata-kata secara deskriptif. Metode penelitian
kualitatif deskriptif menggunakan penelitian Bahasa Indonesia untuk
mengumpulkan data dan menggambarkannya secara alamiah.
Penelitian ini berfokus kepada
pemanfaatan Instagram @dearcatcallers.id dalam membentuk kesadaran mengenai isu
Catcalling dengan mengacu pada 4 langkah yang ada di teori Media Model Praktis
yaitu:
Tabel
2
Fokus
Penelitian
Objek Penelitian |
Langkah |
Evidensi |
Metode |
Instagram @dearcatcallers. id dalam membuat akun tersebut dan
membuat konten mengenai pelecehan seksual yang terjadi sehingga membentuk
kesadaran akan isu pelecehan seksual terutama mengenai isu Catcalling di masyarakat melalui media
Instagram. |
1.��� Identitas(Identity) (melihat dari pemenfaatan fitur profil,
postingan, keterangan postingan, cerita) |
identitas diri (identity) dalam penelitian ini adalah identitas akun
@dearcatcallers.id sebagai akun yang ingin membentuk dan mengedukasi masyarakat
luas mengenai isu Catcalling |
Wawancara pribadi |
2.��� Seleksi(Selection) (melihat dari pemilihan media sosial
Instagram) |
Media yang dipilih adalah media sosial Instagram karena
targetnya yang kebanyakan adalah wanita berusia 18-30 tahun |
Wawancara pribadi |
|
3.� Interaksi(Interaction) dan
Social Information Processing (melihat dari pemanfaatan fitur like dan
komentar) � |
Terjadilah interaksi antara pemilik akun
dan pengikut atau pengguna Instagram dan beberapa dari pengguna bercerita
mengenai kasus Catcalling yang
mereka pernah alami melalui akun ini, selain itu bentuk interaksi lain dapat
berupa komen, like, follow, komen
di postingan akun ini melalui akun Instagram mereka. Dalam interaksi akan dipertajam dengan
menggunakan teori SIP yang menilai hubungan tersebut dapat terbentuk dan
akhirnya dapat menghasilkan hubungan hipersonal |
Wawancara pribadi |
|
4.Aplikasi(Application)(melihat dari hasil pemanfaatan
fitur-fitur Instagram) |
Menilai bagaimana pengikut akun dapat
mengaplikasikan edukasi dan informasi mengenai Catcalling yang sudah
disebarkan oleh akun Instagram @dearcatcallers.id |
Wawancara pribadi |
Sumber: Steel & Brown, 1995; data olahan peneliti, 2019.
Hasil dan Pembahasan
A. Target
Publik Akun Instagram @Dearcatcallers.id
Akun Instagram @dearcatcallers.id memiliki target publik yaitu pengguna
Instagram khususnya wanita yang berusia 18-30 tahun. Akun ini menargetkan
wanita karena korban-korban Catcalling yang didominasi oleh wanita. Awal yang
harus dilakukan adalah mengedukasi korban terlebih dahulu agar korban paham
bahwa pelecehan secara verbal dapat terjadi dan disebut sebagai isu Catcalling
lalu korban dapat mengutarakan pengalaman mereka melalui akun ini dan setelah
itu, akun ini membagikan pengalaman korban sehingga dapat meningkatkan
kesadaran akan isu ini kepada pengguna Instagram secara lebih luas.
B. Positioning
Akun Instagram @Dearcatcallers.id
Dalam mengedukasi dan meningkatkan awareness mengenai pelecehan seksual
secara verbal (Catcalling), akun
Instagram @dearcatcallers.id juga melakukan positioning akun tersebut di
Instagram. Positioning merupakan tindakan dalam merancang tawaran dan citra
organisasi sehingga menempati posisi yang khas di dalam benak sasarannya (Kotler & Keller, 2016). Tujuan dalam
melakukan positioning untuk memosisikan sebuah organisasi dari cara aspek
tingkah laku, cara berbicara kepada target, dan sebagainya. Organisasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah akun Instagram @dearcatcallers.id.
Akun Instagram @dearcatcallers.id memosisikan diri sebagai akun yang
mengedukasi dan meningkatkan awareness mengenai isu Catcalling serta menjadi
ruang aman bagi para korban yang mau bercerita mengenai pengalamannya sebagai
korban Catcalling. Hal ini dilakukan oleh akun ini karena adanya perhatian
khusus pemilik akun mengenai isu Catcalling yang sering terjadi di ruang
publik.
Pemilik akun mengatur dan mengelola akun Instagram @dearcatcallers.id
sesuai dengan positioning yang dilakukan sehingga dapat mencapai
langkah-langkah yang tepat dan para pengikut serta target audience akun ini
dapat paham bahwa akun ini merupakan akun dalam meningkatkan kesadaran dan
edukasi mengenai isu Catcalling.
Pengelolaan aspek langkah-langkah dari teori Media Model Praktis, yaitu
langkah identitas, seleksi, interaksi, dan aplikasi, dilakukan melalui
penggunaan fitur-fitur di Instagram seperti adalah profil, pengikut dan
mengikuti, postingan yang berupa foto atau video, keterangan gambar atau video
yang diposting, cerita Instagram tanda suka (like) dan, komentar.
C. Tujuan
Akun Instagram @Dearcatcallers.id
Akun Instagram @dearcatcallers.id memiliki tujuan untuk mengedukasi dan
meningkatkan kesadaran akan isu Catcalling kepada masyarakat agar paham bahwa
Catcalling merupakan salah satu bentuk pelecehan yang seharusnya dihentikan dan
tidak dinormalisasi.
Pemilik akun mengutarakan bahwa tujuan akhir dari akun Instagram
@dearcatcallers.id setelah mengedukasi dan meningkatkan kesadaran adalah
mengajak masyarakat untuk melawan isu Catcalling.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemilik akun
melalui akun Instagram @dearcatcallers.id perlu dilakukan positioning terlebih
dahulu agar akun ini dapat dengan baik dan tepat dalam menyampaikan pesan
edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu Catcalling.
D. Temuan
Penelitian
Peneliti telah melakukan penelitian terhadap bagaimana akun Instagram @dearcatcallers.id
dalam mengedukasi dan membentuk kesadaran terhadap isu Catcalling di Indonesia
dan dilakukan melalui cara apa. Peneliti telah melakukan wawancara terhadap
narasumber dan mengobservasi akun Instagram @dearcatcallers.id sehingga sudah
memperoleh data mengenai akun Instagram @dearcatcallers.id dalam melakukan
kegiatannya untuk mencapai tujuan sebagai akun yang mengedukasi dan
meningkatkan kesadaran mengenai isu Catcalling.
Dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh akun Instagram @dearcatcallers.id
sebagai akun yang mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu
Catcalling, maka akun ini mengelola aspek-aspek yang terdapat dalam teori Media
Model Praktis yang terdiri dari langkah identitas, seleksi, interaksi yang
kemudian lebih lanjut dibahas dengan menggunakan teori Social Information
Processing (SIP), serta aplikasi untuk tujuan penelitian yaitu mempelajari
bagaimana akun tersebut dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat
mengenai isu Catcalling dan apa cara yang dilakukan untuk melakukan hal
tersebut. Dalam pengelolaannya untuk mencapai langkah-langkah tersebut, akun
ini memanfaatkan berbagai fitur-fitur yang terdapat di media sosial Instagram.
Fitur-fitur tersebut adalah profil, pengikut dan mengikuti, postingan yang
berupa foto atau video, keterangan gambar atau video yang diposting, cerita
Instagram tanda suka (like)dan, komentar. Berikut adalah hasil yang penelitian
berdasarkan hasil evidensi tersebut.
E. Profil
(Profile)
Fitur Instagram yang memiliki daya tarik utama adalah profil. Profil
dapat menjelaskan secara detail kepada para pengguna lainnya mengenai identitas
akun yang bersangkutan. Fitur profil dapat mengedukasi secara dasar mengenai
apa itu Catcalling dan tujuan dasar akun ini. Ketika membuka halaman awal Instagram,
maka yang muncul pertama kali adalah halaman utama pengguna yaitu profil. Fitur
profil menampilkan foto profil, bio, dan postingan-postingan akun, jumlah
pengikut dan mengikuti Instagram tahun 2019.
F.
Pengikut dan Mengikuti (Followers and
Following)
Pengikut (followers) dan mengikuti (following) merupakan hal yang pasti
ada di sosial media Instagram dan merupakan bagian yang penting untuk mengukur
sebesar apa akun Instagram telah memperoleh target publik yang berhasil dituju.
Setiap pengguna dapat menjadi pengikut (followers) suatu akun atau memiliki
pengikut dan mengikuti (following) akun yang diinginkan. Sesama pengguna dapat
melihat kiriman atau postingan sesama, mengomentari, dan memberi like Instagram
tahun 2019.
Pada periode penelitian September 2019 sampai dengan Februari 2020
terdapat jumlah pengikut akun Instagram @dearcatcallers.id sebanyak 66,1 ribu
dan naik menjadi 69,1 ribu pengikut di bulan Mei 2020. Terdapat peningkatan
sebanyak 3 ribu pengikut dalam 9 bulan. Pada tanggal 25 Mei 2020, jumlah
pengikut akun Instagram @dearcatcallers.id naik sebesar seratus pengikut
sehingga total pengikut akun ini adalah 69,2 ribu pengikut.
Jumlah pengikut serta latar belakang demografi maupun usia pegikut tidak
dapat diatur oleh pemilik akun karena setiap pengguna memiliki hak bebas untuk
mengikuti akun Instagram yang diinginkan. Berbeda halnya dengan fitur
mengikuti. Dalam fitur following atau mengikuti ini, setiap pemilik akun
Instagram dapat mengontrol akun apa yang ingin diikuti. Akun Instagram @dearcatcallers.id
hanya mengikuti akun-akun komunitas maupun akun pribadi yang menurut pemilik
akun merupakan akun yang memiliki tema pembahasan yang sama.
Pada periode penelitian September 2019 sampai dengan Februari 2020
terdapat jumlah mengikuti sebanyak 210 akun Instagram lalu jumlah mengikuti
naik sebanyak 5 akun sehingga total mengikuti di akun Instagram
@dearcatcallers.id menjadi mengikuti 215 akun pada bulan Mei 2020.
G. Postingan
Foto dan Video (Photo and Video Posts)
Pemilik akun Instagram dapat dengan bebas untuk memposting atau
mengunggah foto atau video pada akunnya. Foto atau video yang ingin diposting
dapat diambil langsung melalui kamera Instagram atau melalui galeri yang ada di
telepon genggam pengguna (Manovich, 2017). Pengguna dapat memposting maksimal 10 foto atau
video dalam satu postingan yang diunggah Instagram tahun 2019.
Postingan yang diunggah oleh akun Instagram @dearcatcallers.id membahas
mengenai kasus pelecehan seksual secara general dan Catcalling, membagikan
cerita mengenai pelecehan seksual yang dialami pengikut akun Instagram
@dearcatcallers.id sehingga dapat menjadi ruang bicara yang aman untuk korban,
serta memposting poster acara yang berhubungan dengan tema pelecehan seksual
atau women empowerment. Jenis postingan yang diposting dibagi menjadi tiga
yaitu postingan berupa foto, video, dan gabungan antara foto dan video yang
disertai dengan keterangan foto atau video berupa tulisan (caption). Selama
periode penelitian dari bulan September 2019 sampai bulan Mei 2020, akun
Instagram @dearcatcallers.id telah memposting sebanyak 364 postingan
diantaranya 217 foto, 116 video, dan 31 postingan berupa beberapa foto dan
video.
H. Cerita
Instagram (Story)
Cerita atau Instagram Stories juga termasuk unggahan yang berbentuk foto
atau video yang dilakukan oleh pengguna Instagram (Karimkhani, Connett, Boyers, Quest, & Dellavalle, 2014). Namun, bedanya postingan dengan Instagram Stories
adalah foto dan video tersebut akan menghilang dalam waktu 24 jam namun
postingan cerita dapat disimpan di akun profil sebagai sorotan cerita yang
dapat dilihat kembali. Untuk melihat cerita Instagram suatu akun, dapat dilihat
melalui dua tempat, yaitu di profil pengguna dan di bagian atas kabar Instagram
tahun 2019).
Pemilik akun Instagram @dearcatcallers.id juga memanfaatkan fitur cerita
Instagram dalam mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu
Catcalling.
I.
Tanda Suka (Like)
Fitur like memiliki fungsi yang menandakan bahwa pengguna Instagram
tersebut menyukai postingan gambar atau video yang telah diunggah oleh pengguna
Instagram yang lain Instagram tahun 2019 (Mattern, 2016).
Like termasuk salah satu bentuk interaksi yang terjadi dalam sebuah akun
di postingan yang telah diunggah oleh akun tersebut dan hal ini berlaku juga
pada akun Instagram @dearcatcallers.id. Interaksi like merupakan sebuah umpan
balik atau feedback dari pengikut akun tersebut. Berdasarkan socialblade.com,
pada 364 postingan yang telah diunggah oleh akun @dearcatcallers.id terhitung
dari bulan September 2019 hingga bulan Mei 2020, terdapat rata-rata like
sebanyak 1,6 ribu likes.
Interaksi like yang didapat pada setiap postingan foto atau video yang
diunggah oleh akun Instagram @dearcatcallers.id tidak dapat diatur oleh pemilik
akun karena like merupakan komunikasi satu arah dari pengikut akun kepada akun
Instagram @dearcatcallers.id. Walaupun tidak dapat diatur, like merupakan
interaksi melalui postingan berupa umpan balik dari pengguna Instagram maupun
pengikut akun yang menunjukkan bahwa mereka menyukai, setuju, dan mengerti atas
informasi edukasi yang sudah disebarkan melalui postingan yang diunggah. Hal
tersebut dapat diukur, dilihat, dan memberikan informasi mengenai persepsi
pengikut kepada akun tersebut.
J.
Komentar Postingan (Comment)
Fitur komentar dapat berupa teks yang dikirimkan oleh pengguna Instagram
atau pengikut akun Instagram serta dapat dilihat oleh pengguna Instagram
lainnya (Moreau, 2018). Komentar tersebut juga dapat dibalas, di like,
atau dihapus Instagram tahun 2019. Komentar dapat dikirimkan dan dilihat pada setiap postingan foto atau
video termasuk dalam postingan akun Instagram @dearcatcallers.id, pemanfaatan
fitur komentar untuk membantu meningkatkan edukasi dan kesadaran mengenai isu
pelecehan seksual dan Catcalling. Postingan yang diunggah akun Instagram
@dearcatcallers.id dapat dikirimkan komentar oleh pengguna Instagram lainnya
atau pengikut akun tersebut. Berdasarkan socialblade.com, jumlah rata-rata
komentar pada postingan akun Instagram @dearcatcallers.id periode penelitian
bulan September sampai dengan Mei 2020, adalah sebanyak 22,7 komentar pada
setiap kiriman.
Pada fitur komentar, dapat terjadi interaksi dua arah antara audience
dengan pemilik akun Instagram @dearcatcallers.id. Balasan komentar yang didapat
dari pemilik akun @dearcatcallers.id memiliki tujuan untuk meluruskan pemikiran
pengirim komentar yang salah atau memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran
akan isu yang dibahas dalam postingan. Namun komentar yang terdapat dalam
postingan akun Instagram @dearcatcallers.id tidak selalu dibalas oleh pemilik
akun karena banyaknya komentar yang ada dan ada beberapa komentar yang sensitif
atau komentar tersebut memang tidak perlu dibalas. Interaksi-interaksi yang
sudah dijelaskan oleh pemilik akun dan dikonfirmasi oleh narasumber pendukung
kemudian diteliti lebih lanjut melalui teori Social Information Processing.
Langkah Interaksi Dinilai Lebih Lanjut Melalui Teori SIP (Social
Information Processing). Langkah interaksi yang terdapat dalam teori Media
Model Praktis kemudian dipertajam dengan menggunakan teori SIP (Social
Information Processing). Interaksi yang terjadi melalui akun Instagram
@dearcatcallers.id sesuai dengan unsur konsep media sosial yang memiliki
komunikasi dua arah yaitu interaksi dengan sesama pemilik akun Instagram.
Instagram sebagai media berbasis internet yang memungkinkan pengguna
berkesempatan untuk saling berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara
seketika ataupun tertunda, dengan khalayak luas yang mendorong nilai dari
user-generated content (konten yang dihasilkan dari user atau pengguna dalam
hal ini adalah konten postingan di akun Instagram @dearcatcallers.id) dan
persepsi interaksi dengan orang lain (Carr & Hayes, 2015).
Hubungan hipersonal terbangun dan terjalin antara pemilik akun
@dearcatcallers.id sebagai pengirim pesan dengan penerima pesan yaitu pengikut
akun dan pengguna Instagram lainnya. Pemilik akun @dearcatcallers.id membangun
kesan positif melalui identitas dan tujuan yang sudah dibentuk dan melalui
pemanfaatan fitur-fitur Instagram sampai mendapatkan interaksi dan umpan balik
dari orang-orang yang sudah like dan komentar di postingan akun tersebut.
K. Langkah
Aplikasi
Langkah aplikasi adalah langkah akhir dalam Media Model Praktis yang
mengidentifikasi bagaimana audience mengaplikasikan hasil yang sudah didapat
berdasarkan asupan informasi dan interaksi yang diperoleh (Steele & Brown, 1995).
Langkah ini didapatkan dari hasil memanfaatkan fitur-fitur seperti
profil, pengikut dan mengikuti, postingan gambar atau video, keterangan
postingan, cerita Instagram, like dan komentar. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari bagaimana akun Instagram @dearcatcallers.id dalam mengedukasi dan
membentuk kesadaran terhadap isu Catcalling di Indonesia dan dilakukan melalui
cara apa.
Hambatan yang ditemui oleh pemilik akun pada langkah aplikasi terjadi
jika pengikut atau pengguna Instagram yang sudah membaca postingan masih belum
paham sehingga tidak mendapatkan efek tertentu dan tidak dapat mengaplikasikan
edukasi tersebut ke kehidupan mereka. Sehingga pemilik akun mengupayakan untuk
meningkatkan kualitas postingan dan mempertajam maksud pesan namun tetap pada
pembahasan tema yang dibahas oleh akun ini agar semua orang dapat memahami
pesan yang ingin disampaikan oleh akun ini.
Akun ini sudah mengedukasi dan meningkatkan kesadaran akan isu Catcalling
dengan cara memanfaatkan fitur-fitur Instagram sehingga hasilnya adalah
audience atau pengikut dapat mengaplikasikan edukasi yang ada di akun ini ke
kehidupannya masing-masing walaupun hasil aplikasi tiap pengikut dan interpretasinya
yang berbeda.
L. Hambatan
dan Upaya
Dalam menjalankan tujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran
akan isu Catcalling sehingga mencapai langkah-langkah dalam Media Model
Praktis, terdapat beberapa hambatan yang dirasakan oleh pemilik akun Instagram
@dearcatcallers.id dan upaya yang dilakukan ketika memanfaatkan fitur-fitur
Instagram adalah sebagai berikut:
a.
Hambatan dan
upaya pada langkah identitas
Monica Devina merasa bahwa dalam menggunakan Instagram, berarti ia dapat
dengan bebas memposting dan menulis apapun MILLENIALS INVESTING: "SMALL STEP FOR GREAT
JOURNEY"
�yang diinginkannya namun hal itu
tidak dapat dilakukan karena adanya hambatan yaitu karena adanya keterbatasan
yang diatur dalam UU ITE. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, ia berupaya
untuk berhati-hati dalam memposting atau berbicara mengenai sesuatu yang
sensitif agar tetap dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada
pengikut melalui akun ini.
Hambatan lain dalam langkah ini adalah dalam segi pemilihan konten. Ia
memikirkan konten apa yang tepat untuk disebar di akun ini karena pembahasannya
harus tepat sesuai dengan target publiknya dan tidak semua orang dapat menerima
konten tersebut secara positif. Persepsi setiap orang berbeda-beda jadi dia
harus melihat apakah konten itu perlu diposting atau lebih baik tidak. Karena
postingan itu dapat dilihat banyak orang sehingga harus tetap berhati-hati.
Pastinya konten-konten yang diunggah oleh pemilik akun memiliki tujuan baik
untuk memberikan informasi dan edukasi baru untuk pengikut dan pengguna
Instagram yang lain.
Oleh karena itu, Monica Devina mengupayakan agar postingan yang disebar
dapat diterima dengan baik dan membantu dalam memberikan edukasi mengenai
pelecehan seksual terutama informasi mengenai Catcalling. Akun ini bertujuan
untuk hal baik oleh karena itu harus menghasilkan persepsi dan mendapat
dukungan yang baik dari publik. Namun, jika ada masukkan mengenai konten yang
diposting, itu dapat menjadi pelajaran baginya untuk lebih baik lagi
kedepannya.
b.
Hambatan dan
upaya pada langkah interaksi
Hambatan yang terdapat pada langkah interaksi berasal dari sisi luar
yaitu masalah negative comment yang masih menyudutkan korban serta terkadang
ada banyaknya komentar dalam satu postingan menyebabkan pengelola akun sulit
untuk membalas satu persatu sehingga ada beberapa komen yang bercerita mengenai
pengalaman mereka belum sempat terbalas.
Upaya pada langkah interaksi adalah menegur dan memberikan pemahaman
kepada orang yang mengirimkan komentar negatif namun jika sudah parah maka
terpaksa harus memblokir akun pengirim komen negatif tersebut agar tidak bisa
berkomentar atau melihat postingan akun @dearcatcallers.id.
c.
Hambatan dan
upaya pada langkah aplikasi
Hambatan pada langkah aplikasi terjadi jika pengikut atau pengguna
Instagram yang sudah membaca postingan masih belum paham sehingga tidak
mendapatkan efek tertentu dan tidak dapat mengaplikasikan edukasi tersebut ke
kehidupan mereka.
Upaya dalam langkah aplikasi adalah meningkatkan kualitas postingan dan
mempertajam maksud pesan namun tetap pada pembahasan tema yang dibahas oleh
akun ini agar semua orang dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh akun
ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisa, maka
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana akun
Instagram @dearcatcallers.id dalam mengedukasi dan meningkatkan kesadaran
mengenai Catcalling serta untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai
hambatan dan upaya selama melakukan edukasi.
Oleh karena itu, peneliti mencari tahu bagaimana mereka dapat mengedukasi
dan meningkatkan kesadaran melalui pemanfaatan yang terdapat dalam fitur-fitur
Instagram. Hal ini ditujukan untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran
mengenai isu Catcalling sehingga menghasilkan sebuah hasil yang berbeda-beda
pada setiap individu melalui cara pengaplikasian informasi di kehidupan
pengikut seperti lebih paham dan mengetahui informasi terbaru mengenai isu
pelecehan seksual dan cara yang tepat untuk mengatasi Catcalling jika
mengalaminya.
a.
Fitur Profil
Fitur profil dimanfaatkan oleh akun Instagram @dearcatcallers.id dalam
mengedukasi secara dasar mengenai apa itu Catcalling dan tujuan dasar akun ini
melalui foto profil Instagram yag berupa logo sebagai simbol berisi pesan untuk
melawan Catcalling, bio profil akun, dan kategori akun sebagai akun Instagram
bisnis yaitu "gerakan" yang artinya melawan Catcalling.
b.
Fitur Pengikut
dan Mengikuti
Fitur Pengikut dan Mengikuti digunakan sebagai fitur yang menunjukkan
bahwa orang-orang yang mengikuti akun ini memiliki ketertarikan akan isu
pelecehan seksual dan Catcalling. Pengikut akun Instagram @dearcatcallers.id
kebanyakan adalah wanita dengan hasil presentase sebanyak 83% dan pria sebanyak
17%. Pengikut akun tersebut kebanyakan berusia 18-24 dan 25-34 tahun dan fitur
mengikuti digunakan untuk mengikuti akun-akun yang membahas mengenai tema
serupa mengenai pelecehan seksual sehingga dapat bekerja sama jika ada
informasi baru untuk saling posting.
c.
Fitur
Postingan Foto dan Video
Fitur ini dimanfaatkan oleh akun ini untuk menyebarkan informasi sebagai
konten yang mengedukasi. Konten yang diposting harus tepat dan sesuai untuk
dibahas agar pesan dalam konten postingan tersebut dapat tersampaikan dengan
baik sehingga dapat memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran mengenai isu
pelecehan seksual khususnya mengenai Catcalling.
d.
Fitur
Keterangan Postingan
Fitur keterangan postingan digunakan sebagai pelengkap untuk memperjelas
postingan dan memberikan informasi edukasi berupa pesan atau opini kepada
pengikut maupun pengguna Instagram yang lain.
e.
Fitur Cerita
Instagram
Fitur ini dimanfaatkan akun Instagram @dearcatcallers.id dalam upaya
memberikan edukasi dan informasi mengenai pecelehan seksual terutama Catcalling
dengan pesan yang lebih singkat dan padat. Namun, akun ini tidak terlalu sering
dalam memanfaatkan fitur ini dikarenakan pemilik akun merasa bahwa fitur cerita
Instagram terbatas dalam menyampaikan pesan tidak seperti saat memanfaatkan
fitur postingan dan keterangan postingan. Semua kumpulan cerita akun ini
terdapat di profil yang dapat dilihat kembali oleh pengikut maupun pengguna
Instagram lainnya.
f.
Fitur Like
Fitur like termasuk salah satu bentuk interaksi yang terjadi dalam akun
Instagram @dearcatcallers.id. Interaksi like merupakan sebuah umpan balik atau
feedback dari pengikut akun tersebut yang menunjukkan bahwa mereka setuju
dengan apa yang sudah diposting oleh akun tersebut.
g.
Fitur Komentar
Pada fitur komentar, dapat terjadi interaksi dua arah antara audience dengan
pemilik akun Instagram @dearcatcallers.id. Balasan komentar yang didapat dari
pemilik akun @dearcatcallers.id memiliki tujuan untuk meluruskan pemikiran
pengirim komentar yang salah atau memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran
akan isu yang dibahas dalam postingan. Namun komentar yang terdapat dalam
postingan akun Instagram @dearcatcallers.id tidak selalu dibalas oleh pemilik
akun karena banyaknya komentar yang ada dan ada beberapa komentar yang sensitif
atau komentar tersebut memang tidak perlu dibalas. Lalu dari terjalinnya
interaksi di kolom komentar, membentuk hubungan hipersonal yaitu membangun
kesan positif diantara keduanya sehingga pengirim komentar atau pengikut merasa
jadi lebih termotivasi dan dapat berani mengutarakan pengalaman dan pendapatnya
jika mengalami Catcalling dan merasa bahwa informasi yang diposting oleh akun
ini merupakan informasi yang tepat dan terpercaya.
Adapun hambatan yang ditemui pemilik akun serta upaya untuk mengatasi
hambatan tersebut yaitu adanya keterbatasan dalam memposting dan berbicara
mengutarakan opini karena adanya UU ITE serta dari segi pemilihan konten. Maka
upaya yang dilakukan adalah mengupayakan agar dapat berhati-hati dalam
memposting atau berbicara mengenai sesuatu yang sensitif agar tetap dapat menyampaikan
pesan yang baik serta hambatan yang terdapat dari sisi luar yaitu masalah
negative comment yang masih menyudutkan korban sehingga pemilik akun menegur
dan memberikan pemahaman kepada orang yang mengirimkan komentar negatif dan
hambatan dapat terjadi jika pengikut atau pengguna Instagram yang sudah membaca
postingan masih belum paham sehingga tidak mendapatkan efek tertentu dan tidak
dapat mengaplikasikan edukasi tersebut ke kehidupan mereka. Maka, upaya dalam
langkah aplikasi adalah meningkatkan kualitas postingan dan mempertajam maksud
pesan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisa
pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana
akun Instagram @dearcatcallers.id dalam mengedukasi dan meningkatkan kesadaran
mengenai Catcalling serta untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai
hambatan dan upaya selama melakukan edukasi.
Oleh karena itu, peneliti mencari tahu bagaimana mereka dapat
mengedukasi dan meningkatkan kesadaran melalui pemanfaatan yang terdapat dalam
fitur-fitur Instagram. Hal ini ditujukan untuk mengedukasi dan meningkatkan
kesadaran mengenai isu Catcalling sehingga menghasilkan sebuah hasil yang
berbeda-beda pada setiap individu melalui cara pengaplikasian informasi di
kehidupan pengikut seperti lebih paham dan mengetahui informasi terbaru
mengenai isu pelecehan seksual dan cara yang tepat untuk mengatasi Catcalling
jika mengalaminya.
BIBLIOGRAFI
Carr, Caleb T., & Hayes, Rebecca A.
(2015). Social media: Defining, developing, and divining. Atlantic Journal
of Communication, 23(1), 46�65. Google Scholar
El-Yana, Korry. (2021). Perempuan dalam Bingkai
Media. Indigo Media. Google Scholar
Florence, Agnes Grace. (2017). Hubungan pengetahuan
gizi dan pola konsumsi dengan status gizi pada mahasiswa tpb sekolah bisnis dan
manajemen institut teknologi bandung. Fakultas Teknik Unpas. Google Scholar
Herdiansyah, Haris. (2016). Gender dalam perspektif
psikologi. Jakarta: Salemba Humanika. Google Scholar
Hidayat, Angeline, & Setyanto, Yugih. (2020).
Fenomena catcalling sebagai bentuk pelecehan seksual secara verbal terhadap
perempuan di Jakarta. Koneksi, 3(2), 485�492. Google Scholar
Karimkhani, Chante, Connett, Jessica, Boyers, Lindsay,
Quest, Tyler, & Dellavalle, Google Scholar
�
Robert P. (2014). Dermatology on instagram. Dermatology
Online Journal, 20(7). Google Scholar
Kotler, Philip, & Keller, Kevin Lane. (2016).
Marketing management (15th global ed.). England: Pearson. Google Scholar
Manovich, Lev. (2017). Instagram and contemporary
image. Nova Iorque: CUNY. Google Scholar
Mattern, Joanne. (2016). Instagram. ABDO. Google Scholar
Miles, Jason. (2013). Instagram power.
McGraw-Hill Publishing New York, NY. Google Scholar
Moreau, Elise. (2018). What is Instagram, anyway. Here�s
What Instagram Is All about and How People Are Using It [Online]. Google Scholar
Prihatiningsih, Witanti. (2017). Motif penggunaan
media sosial instagram di kalangan remaja. Communication, 8(1),
51�65. Google Scholar
Shopiani, Bunga Suci, Wilodati, Wilodati, &
Supriadi, Udin. (n.d.). Fenonema Victim Blaming pada Mahasiswa terhadap Korban
Pelecehan Seksual. SOSIETAS, 11(1), 940�955. Google Scholar
Steele, Jeanne R., & Brown, Jane D. (1995).
Adolescent room culture: Studying media in the context of everyday life. Journal
of Youth and Adolescence, 24(5), 551�576. Google Scholar
Suliyanto, S. E., & MM, Suliyanto. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif. Google Scholar
Tuasikal, Rahmat Fitrah, & Patria, Bhina. (2019).
Role of Social Support and Self-Concept Clarity as Predictors on Thesis Writing
Procrastination. Journal of Psychology and Instruction, 3(3),
76�82. Google Scholar
���������������
Copyright holder: Monica Elvira (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |