����� �Syntax
Literate : Jurnal
Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
������
e-ISSN : 2548-1398
������
Vol. 3, No 9 September
2018
STRATEGI
MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DALAM PENGEMBANGAN�
DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al
Bahjah Cirebon)
Ahmad Zaelani Adnan
Akademi Minyak dan Gas Balongan,
Indramayu
Email:
: [email protected]��
Abstrak
Pendidikan formal yang telah di terapkan selama
ini di Indonesia� yang pada dasarnya
mengadopsi pendidikan yang berasal dari Pendidikan Barat, mempunyai dampak luar
biasa bagi manajemen pendikan di Pondok Pesantren. Hal ini menjadi tantangan
dan warna terhadap perkembangan pendidikan pondok pesantren. Dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui metode pemberdayaan ekonomi dalam mewujudkan
jiwa kemandirian santri, juga apa saja faktor pendorong dan penghambatnya,
jenis progam Dan manfaatnya bagi santri di pondok pesantren Albahja kabupaten
Cirebon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini� adalah dengan menggunakan metode� penelitian kualitatif deskriptif. Adapun
hasil penelitian dari penelitian� ini
menunjukkan bahwa pondok pesntren telah mengembangkan bebrapa metode
pemberdayaan ekonomi santri: Dewan santri, mewadahi potensi, pengabdian,
kruikulum yang khas, mendirikan Baitul Maal, Toko Sembako Abmart, Frendchese
Abchikken. Pemberdayaan ini dilakukan karena tuntutan pendidikan, ekonomi dan dakwah.
Namun yang poupular berkembang dimasyarakat luas pondok pesantren Albahjah
adalah lembaga Dakwah.
Pendahuluan
Pondok pesantren merupakan salah satu
pendidikan yang sudah dari dulu menerapkan sistem pemberdayaan. Yang mnjadi
salah satu ciri pesantren meurut (Armando:2005) adalah kesederhanaan para
santri dalam kehidupannya. Hingga kini menurutnya banyak penelitian yang
mengatakan hal yang sama tentang pesantren bahwa pesanren adalah lemabaga
pendidikan yang mempunyai ciri yang khas.
Proses pendidikan dan Pembangunan tidak
akan pernah bisa dipisahkan. Pendidikan yang diterpakan hendaknya harus
memperhatikan tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional sesuai
dengan yang tercantum dalam undang � undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal
3 yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriamn Dan bertaqwa kaepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Namun pemerintah belum menemukan
master plan tujuan dari pendidikan tersebut.
Pelaksanaan Pendidikan formal yang
terjadi sejak zaman dulu penjajahan Belanda di Indonesia banyak mengadopsi
pendidikan dari Barat. Sementara saat itu Indonesai sudah memiliki pendidikan
lokal yaitu seperti pondok pesantren hingga sampai dengan sekarang pondok
pesntren yang terkenal notabene pendidikan non formal masih tetap aksis dan
berdiri tegak. Bahkan dalam perkembangannya beberapa pendidikan pondok
pesantren kini menjelma yang dulu belum ada pendidikan formalnya kini sudah
tidak asing lagi bahkan pondok�pondok besar sudah bertransformasi menjadi
pondok pesantren modern yang sekarang lagi popular.
Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan
sekaligus mempersiapkan sumber daya manusia khusunya dari pondok pesantren yang
siap bersaing untuk mengarungi kehidupan di zaman serba canggih ini. Pesantren
dalam perkembanganya telah dianggap sebagai lembaga tradisional yang efektif
dan tepat guna dalam menjalankan program kegiatan pemberdayaan pendidikan,
ekonom Dan sebagainya khusunya bagi komunitasnya sendiri. Sebagaimana yang
disebutkan oleh Riani dalam Tasbichach (2011:3) bahwa pondok pesntren di
pedesan adalah sebuah lembaga yang efektif dan potensial dalam menerapkan
capital social di para anggotanya. ��Seiring
dengan perubahan Dan perkembangan zaman ini, bahkan ada beberapa pondok
pesantren yang mampu bertahan Dan menopang segala kebutuhan para santrinya yang
tidak bergantung pada uang pembayaran santri, maupun dana bantuan dari pemerintah.
Hal ini menunjukkan secara� ekonomi
pesantren itu dapat memenuhinya. Jadi, bisa dikatakan bahwa pesantren pada
hakikatnya adalah bisa mandiri untuk menjadi pusat perkembangan ekonomi, bagi
warganya (santri ) maupun diluar pesantren.
Tantangan yang� dihadapi pondok pesantren� semakin tinggi seiring dengan perkembangan
zaman yang semakin kompleks dan mendesak. Hal ini sebagai akibat meningkatnya
kebutuhan tingat pembangunan, pengetahuan Dan teknologi. Terlebih kesiapan
dalam menghadapi� era perubahan
seluruhnya mengarah ke digital. Sehingga tantangan ini mengakibatkan pergeseran
nilai � nilai di pondok pesantren. Pergeseran ini menyangkut tentang sumber
belajar dalam pengelolaan pendidikan, sistem Dan metode dalam pembelajaran,
serta perubahan fungsi kelembagaan itu sendiri (Rohman:2009). Adapun
permsalahan yang akan dikaji dalam peneltian ini adalah tentang bgaimana metode
pemberdayaan yang diterapkan dalam pondok pesantren Al bahjah, bentuk pembinaan
dan kegunaannya. Oleh karena itu akhirnya peneliti ingin mengkaji lebih
lanjut� mengenai bagaimana proses
pemberdayaan santri yang diterapkan sehingga dapat mewujudkan kemandirian
santri di pondok pesantren Al Bahjah Cirebon.
�
Metode
Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai
daalam penelitian ini adalah dengan�
menggunakan jenis penelitian kualitatif (qualitative research) yang menggambarkan dan mendeskripsikan sesuai
denga kondisi alamiah dialapangan. (Herdiansyah:2010) mendefinisikan penelitian
kualitatif adalah penelitian alamiah yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
Dan fenomena� social dengan proses
interaksi komunikasi yang mandalam antara peneliti dengan fenomena yang
diteliti. senada pengertian ini dengan yang disampaikan oleh Moleong (2011)
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami dan
mengkaji tentang fenomena tantang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya prilaku, motivasi, persepsi Dan tindakan tindakan lainya secara
holistic dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata atau
bahasa pada sutau konteks khusus alamiah.
Dari beberapa penjelasan definisi diatas, disimpulkan bahwa jenis
penelitian kualitatif adalah jenis pendekatan yang utuh dilakukaan kepada
subjek penelitian� karena dimana terdapat
sebuah peristiwa didalmnya yang mana peneliti menjadi isntrumen� kunci�
dari penelitian. Selanjutnya�
hasil pendektanya ini dijelaskan dalam bentuk kata�kata secara empris
Dan lebih menitikberatkan makna daripada generalisasi.
1.
Teknik
Pengumpulan Data
Suciyaningsih (2007) menjelaskan Teknik penelitian
adalah langkah paling utama yang dilakukan oleh�
peneliti untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian. Oleh
karena itu teknik penelitian yang penulis lakukan untuk mengumpulkan data
adalah sebagai berikut:
a. Observasi;
b. Wawancara;
c. Studi dokumentasi; dan
d. Studi literature.
2.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan teknik analisis data yang mencakup : Reduksi data
(data reduction), Penyajian data (data display), �dan Kesimpulan atau Veriikasi (conclusion drawing).
Hasil dan Pembahsan�
A. Pengertian
Pemberdayaan Ekonomi
������ Definisi daripada
pemberdayaan ekonomi pesantren menurut Edi Suharto adalah serangkaian keuatan
untuk memperkuat sekumpulan masyarakat dalam sebuah komunitas atau individu �
individu yang sedaang mengalami masalah dalam perekonomiannya. Edi suhartono,
membangun masyarakat, memberdayakan masyarakat. Kajian strategis pembangunan kesejahteraan
sosial. Sedangkan secara umum bahwa tujuan dari pemberdyaan masyarakat
adalah untuk menjadikan dan merubah masyarakat meningkatkan taraf hidup.
Zubaedi menjelaskan tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kelompok
masyrakat yang memiliki kekuatan ekonomi lemah , kurang berdaya, baik
karena� keadaan internal orang itu
sendiri, maupun kondisi ekternal yang mempengaruhi. (Zubaedi: 2013). Dari
definisi� definiisi tersebut bisa dsimpulkan bahwa pada
hakikatnya konsep pemberdayaan adalah menjadikan susunan
kemanuisaan yang adil dan beradab, efisien, efektif baik secara struktural
dalam keluarganya sendiri, masyarakat
maupun dalam� sosial budaya.
������ Pesantren
selama ini terbukti tangguh menghadapi berbagai masalah Dan tantangan� karena dalam pesntren sendiri telah terbiasa
ditempa dan kuatnya ajaran agama yang diajrkan tanpa henti dan menjadi pijakan
bagi santri yang membuat dirinya semakin mandiri tanpa tergantung dengan orang
lain. Dalam pengembangan perekonomian pesantren juga menjadikan sumber daya
manusia yang tidak kalah dengan para pengusaha, Karena pesantren meberikan
bekal jiwa kewiraushasan (entrepreneurship)
yang menjadi signifikan Dan strategis. Dengan kata lain pondok pesntren juga bisa
dikatakan telaah menjadi pioneer Dan pelopor bagi pembangunan perekonomian
ummat khusunya di Indonesia. (Halim, 2007).
B. Konsep� Pemberdayaan Ekonomi Santri
��������� Tiga pilar potensi pondok pesntren yang membuat� pondok pesntren itu menjadi kuat, yaitu: 1)
Kyai, 2) Santri, Dan 3) Pendidikan. Ketiga pilar ini merupakan magnet yang
snagat potensial yang menjadi sumber daya perekonmian dan eksistensi
pengembangan pondok pesantren.
����������� Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pemberdayaan santri di antaranya: 1.
Para santri akan lebih mandiri dan lebih percaya diri, hal ini dikarenakan
selain memiliki ilmu agama yang akan disampaikan (dakwahkan) kepada masyarakat,
para alumni ini juga mempunyai bekal untuk memenuhi kebutuhan dunia (ekonomi)
secara mandiri atau kebutuhan ekonomi tidak lagi menggantungkan kepada orang
lain. 2. Pondok pesantren akan lebih mandiri dan cepat berkembang karena sumber
dana yang selama ini hanya mengandalkan dari para santri dan para donatur,
sekarang mempunyai sumber dana baru. 3. Pondok pesantren akan lebih mendapat
kepercayaan dari masyarakat, sehingga dengan demikian akan meningkatkan minat
orang tua untuk mendaftarkan anakanaknya ke pondok pensantren.
C. Upaya
Pemberdayaan Ekonomi Santri
Upaya pemberdayaan ekonomi santri merupakan suatu
upaya pemberdayaan msayrakat atau seseorang yang dapat memberikan daya atau
masyarakat yang mempunyai� daya dalam
memperkuat potensi untuk bisa mengembangkannya�
dalam bidang wirausaha.
Berdasarkan hasil temuan dilapangan dari penelitian
yang dilakukan, upaya yang dilakukan�
pondok pesantren Al Bahjah antara lain adalah :
1.
Bank
Santri ( Baitulmal ) Al Bahjah;
2.
Toko
Sembako ( Abmart );
3.
Frenchese
(Abchiken);
4.
Tour
And Travel (Al Bahjah Tour) Dan
5.
Pengolahan
Barang � Barang Bekas Elektronik.
Dari kelima
jenis usaha yang ada pada umumnya semuanya berjalan dengan baik.
D. Metode
Pemberdayaan Santri
Perpaduan
penguasan sumber ajaran islam yang merupakan metode yang diajarkan mulai dari
sisi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan prilaku (psikomotor),
tetapi pondok pesantren ini juga menerapkan sejak dini pada tiga ranah utama
yaitu pemahaman, tabiah, dan
kecakapan operasional.
����������� Agar
pemberdayaan berbasis santri dapat berjalan sesuai harapan maka pesantren
melakukan metode-metode berikut: 1. Dewan Santri Sebagai Penggerak Program
Pembentukan Dewan Santri merupakan salah satu pemberdayaan santri dari sisi
organisatorinya, santri belajar fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan kebijakan (actuating) dan fungsi pengawasan (controlling). Tugas Dewan Santri adalah pada tataran manajemen,
semua program pengkaryaan dikoordinasikan oleh Dewan Santri. 2. Membentuk Wadah
Apresiasi Potensi Santri
yang
mana tugas yang harus dilasnakan adalah mewadahi potensi santri sesuai dengan
minat dan bakatnya, caranya dengan pemberian tugas khusus kepada santri
tertentu, pemetaan potensi santri, dan memberikan keleluasaan untuk menuangkan
ide wirausaha di pesantren. 3. Program Pengabdian Alumni Santri yang telah
lulus wajib mangabdi selama satu tahun di pesantren sebagai bagian dari proses
pendidikan, sekaligus mengurus tentang pembiyaan pondok santri, 4. Kurikulum Khas
dalam Pendidikan melaului penerapan tahfidz Quran. �
E. Faktor
Pendorong
������ Ada Tiga
faktor pendorong yang utama� yang dalam
upaya pemberdayaan ekonomi santri untuk mewujudkan tujuan yang di inginkan yang
pertama tuntutan pendidikan, kedua tuntutan meirngankan beban opersional pondok
pesantren, Dan yang ketiga adalah tuntuta dakwah. Sebagaimana yang telah
disampaikan oleh informan� dalam
wawancara berikut :
��faktornya bahwa pertama upaya untuk memenuhi� kebutuhan operasioanl.selanjutanya menjadi
itulah menjadi� pola pendidikan yang
diterapkan melalui pendidikan formal yang pelaksanaanya dikelas, Dan yang kedua
pendidikan indformal, keteladanan di masyrakat, Dan harapanya adalah menjadi
kader dakwah di pondok pesantren Albahjah�.�
������������������������������
��� �� Pertama, tuntutan
pendidikan disesuaikan
dengan tujuan yang
diinginkan yaitu mencapai 3 output atau
kriteria yaitu mental spriritual, akademik, dan psikomotor. Pada aspek
ketrampilan atau psikomotor santri mampu Dan diharpakan terbiasa dengan kerja
keras, berkomunikasi dengan lancar secara lisan Dan tulisan dalam dua bahasa
Arab Dan inggris, Dan memiliki jiwa kepemimpinan agar kelak bisa memimpin
dirnya kelaurganya Dan masyarakat luas umumnya.
������ Kedua, tuntutan untuk mengurangi biaya operasional dalam pondok pesantren, hal ini menjadi salah� satu
faktor penting terutama dalam hal biaya. Sumber penerimaan biasnya terdiri dari
beberapa sumber seperti: pemerintah, donator, maupun sumber�sumber kreatif dari penyelenggara lembaga pesantren. Pemberdayaan santri meruapakan salah satu upaya dalam mengurangi atau meminimilasir beban operasional. Seperti
yang disampaikan oleh ustadz. Annas
Amrullah
��.:�caranya diantaranya adalah termasuk dengan� mengkaryakan anak � anak santri pondok, dalam
upaya mengurangi beban operasional pondok, namun hal ini bukan semata
memanfatkan (wawancara ustadz Annas. A, 12 Agustus 2018).
������ ����������� Ketiga, tuntutan
dakwah, program pemberdayaan santri di dorong untuk menjadi pendakwah. diharapakan dalam
program pemberdayaan ini santri harus mempunyai ketrampilan dengan maksud agar
ketika terjun dimasyarakat dapat dengan mudah dterima. Esensi dakwah bukan
hanya ceramah yang orang banyak katakana demikian, namun lebih luas bahwa� dakwah juga diartikan menyampaikan nilai �
nilai Islam yang sesuai dengan potensi dirinya masing-masing.
F.
Faktor
Penghambat
Faktor
penghambat dalam program pemberdayaanini adalah : 1) SDM yang selalu berganti �
ganti sehingga menghamabat sistem dan struktur menajemen yang sudah berjalan. 2)
sistem menajemen pondok yang masih kurang terkontrol, mulai konsistesnsi waktu,
perekrutan SDM, dan SIM� elektronik yang
mash belum berjalan maksimal dan memerlukan fitur tambahan.
Kesimpulan
1. Pondok
pesantren Al Bahjah bukanlah institusi lembaga pendidikan yang bersiafat
kelembagaan total, melainkan juga memeperhatikan aspek keseimbangan� pemahaman santri, sikap, watak Dan
pembangunan karakter yang kuat, mandiri, dan memberikan bekal kecakapan
(keterampilan).
2.
Berdasarkan
hasil temuan dilapangan dari penelitian yang dilakukan, upaya yang
dilakukan� pondok pesantren Al Bahjah
antara lain adalah :
�
Bank
Santri ( Baitulmal ) Al Bahjah;
�
Toko
Sembako ( Abmart );
�
Frenchese
(Abchiken );
�
Tour
And Travel (Al Bahjah Tour) Dan
�
Pengolahan
Barang � Barang Bekas Elektronik.
3.
Agar pemberdayaan
berbasis santri dapat berjalan sesuai harapan maka pesantren melakukan
metode-metode berikut: 1. Dewan Santri, 2. Terdapat 3 tuntutan� yang mendorong Program Pemberdayaan Ekonomi Santri.
4.
Program
pemberdayan ekonomi santri telah baerhasil�
mewujudkan kemandirian� ekonomi
santri yang telah dirasakan kebermanfaatnya baik bagi lemabaga maupun� santri, orang�
tua dan masyarakat sekitar.
BIBLIOGRAFI
Armando. 2005. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Jakarta:
Pelangi Aksara.
Halim. A. 2005. Manajemen Pesntren. Yogyakarta: Pustaka
Pesantren.
Herdiyansyah.2010 Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Grfindo.
Moelong. 2011. Metode
Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Rosdakarya.
Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat, Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana.