Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 11, November 2021
PEMILIHAN LOKASI PUSAT DISTRIBUSI PT WAHANA LENTERA RAYA
MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
(AHP)
Antonius Cahyono,
Moses Laksono Singgih
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
PT Wahana Lentera Raya
merupakan salah satu industri yang bergerak pada bidang furnitur yang memiliki
ruang lingkup pasar yaitu nasional dan internasional. Meningkatnya permintaan
pasar akan furnitur pada masing -masing area menyebabkan pusat distribusi yang
ada tidak maksimal dalam melakukan penyaluran barang. Sehingga perlu adanya
pengembangan terhadap pemilihan lokasi pusat distribusi agar barang diterima
oleh pelanggan secara tepat waktu. Oleh karena itu PT Wahana Lentera Raya
melakukan pengambilan keputusan pusat distribusi dengan beberapa kriteria
menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hal ini bertujuan untuk
mengambil keputusan terhadap alternatif yang akan dipilih oleh pengambil
keputusan dengan efektif. Data pada awal penelitian ini dikumpulkan menggunakan
penyebaran kuesioner AHP kepada 30 responden
untuk mencari alternatif lokasi yang sudah ditentukan, kemudian
dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendiskusikan
hasil kuesioner dan akhirnya memutuskan bobot secara kolaboratif. Hasil yang
diperoleh prioritas proses kualifikasi adalah kota Pekalongan dengan bobot
tertinggi, kriteria Pasar dan Biaya menjadi parameter penilaian ini, disusul
kota Solo dan kota Semarang. Dan Ketika dilakukan pengujian sensitifitas
terhadap hasil akhir, dapat disimpulkan bahwa rangking
alternatif tersebut konsisten atau tidak sensitif terhadap perubahan nilai.
Kata Kunci: pusat distribusi; industri furnitur; Analytical Hierarchy Process (AHP)
Abstract
PT Wahana Lentera Raya is one of
the industries engaged in the furniture sector which has national and
international market scope. The increasing market demand for furniture in each
area has resulted in the distribution center being not maximal in distributing
goods. So it is necessary to develop the selection of distribution center
locations so that the goods are received by customers on time. Therefore, PT
Wahana Lentera Raya made a distribution center decision with several criteria
using the Analytical Hierarchy Process (AHP). It aims to make decisions on
alternatives that will be chosen by decision makers effectively. Data at the
beginning of this study were collected using AHP questionnaires to 30 respondent for alternative locations that
had been determined, then continued with a Focus Group Discussion (FGD) to
discuss the results of the questionnaire and finally decide on the weight
collaboratively. The results obtained by the priority of the qualification
process are the city of Pekalongan with the highest weight, the criteria for
Market and Cost as the parameters of this assessment, followed by the city of
Solo and the city of Semarang. And when the sensitivity test is carried out on
the final result, it can be concluded that the alternative ranking is
consistent or not sensitive to changes in value.
Keywords: distribution channels; furniture
industry; Analytical Hierarchy Process (AHP)
Received:
2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Pusat distribusi �adalah sebuah tempat transit barang jadi dari
supplier atau assembly lines sebelum didistribusikan kepada retailer
atau langsung kepada pelanggan (Chen, 2006). Distribution
Centre biasanya didirikan demi melayani kebutuhan beberapa titik permintaan (Ruswandi et al., 2020). Kegiatan yang
dilakukan dalam distribution center antara lain packing barang,
mengendalikan kualitas, dan menjadwalkan pengiriman kepada pelanggan.
Kegiatan memperbaiki aktivitas transpotasi ke distribution
center dapat dilakukan dengan beberapa strategi antara lain dengan
menggunakan jasa 3PL (third-party logistics organizations) (G�rcan, Yazıcı, Beyca, Arslan, & Eldemir, 2016), membuat rencana
rute distribusi yang akan dilalui untuk mengantarkan produk dari pabrik sampai
kepada konsumen atau mendirikan distribution center pada suatu daerah
yang mana tingkat permintaan konsumen sangat dominan. Penggunaan tiap strategi
ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang sedang dihadapi oleh
suatu perusahaan.�
Pusat distribusi� �memiliki peranan penting dalam manajemen
industri terutama dalam sektor pemasaran dalam menyediakan fasilitas agar
produk tersedia dalam waktu dan tempat yang dibutuhkan, selain itu jumlah yang
sesuai dengan permintaan pelanggan (Erbıyık, �zcan, & Karaboğa, 2012).
Pemilihan lokasi pusat distribusi yang sesuai merupakan salah
satu keputusan strategi dari manajemen dalam memastikan keberlangsungan unit
usahanya. Hal ini dikarenakan pusat�
distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka
perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan pusat distribusi harus melakukan
pertimbangan yang baik.
Terdapat beberapa masalah pemilihan lokasi dari beberapa
macam unit usaha diantaranya yaitu (Simchi-Levi, Kaminsky, & Simchi-Levi, 2004);
(Dineva, Breitsohl, Garrod, & Megicks, 2020):
a.
Pemilihan lokasi pabrik
b.
Pemilihan lokasi toko dan gudang penyimpanan
c.
Pemilihan lokasi dengan pusat perbelanjaan.
Berdasarkan
informasi di atas menunjukan apabila pemilihan lokasi pusat distribusi yang
baik tidak dapat dilakukan, perusahaan akan menderita secara finansial karena
biaya untuk menggantinya dengan lokasi baru sangat tinggi (Durvasula, Sharma, & Andrews, 1992). Akibat pemilihan
lokasi yang tidak berhasil, mereka mungkin menghadapi risiko merusak citra toko
mereka (Pope, Lane, & Stein, 2012). Untuk alasan ini,
membuat keputusan yang tepat dalam pemilihan lokasi pusat distribusi sangat
penting bagi pengecer (Retailer). Hal ini dikarenakan dengan melalui
pusat distribusi dapat melakukan fungsi berharga yang mendukung pergerakan
material. Menyimpan barang (sementara atau lebih lama), memproses produk,
menghilangkan agregat muatan kendaraan, membuat bermacam-macam produk, dan
merakit pengiriman adalah semua aktivitas yang biasa dilakukan di fasilitas
pusat distribusi.
Pemilihan lokasi
pusat penyaluran sedang dilakukan oleh PT. Wahana Lentera Raya yang merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang furnitur perlu
mempertimbangkan strategi dalam pemilihan pusat distribusi. Hal ini perlu
dilakukan guna inovasi berkelanjutan (continuous
innovation), pelayanan holistik, produk berkualitas dengan harga terjangkau,
dan pengiriman tepat waktu (on time product delivery), meski belum
maksimal, sehingga muncul masalah tentang ketidakseragaman harga untuk produk,
dikarenakan belum ditentukannya pusat disribusi pada tiap cabangnya, yang
dikhawatirkan dapat menghambat tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Skema
proses penyaluran barang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1
Aliran Produk
dari Pabrik hingga Konsumen
Dari gambar 1 dilihat bahwa produk jadi hasil produksi langsung di
distribusikan ke beberapa distribution center yang mencakup beberapa
pembagian wilayah atau daerah yang sudah ditentukan sehingga produk jadi tidak
disimpan terlalu lama di gudang pabrik. Produk juga harus dengan segera
didistribusikan sehingga dapat mengurangi biaya penyimpanan. Produk yang ada di
distribution center selanjutnya distribusikan ke wholesaler yang
lebih kecil. Dari wholesaler barang didistibusikan ke retailer.
Sedangkan barang yang sudah di retailer akan langsung ke tangan
konsumen. Sehingga tidak terjadi pengiriman ganda.
Dalam proses
operasional penyaluran produk atau barang yang dilakukan oleh PT. Wahana
Lentera Raya dari pabrik pembuatan hingga ke tangan pelanggan untuk menentukan
lokasi penyaluran yang tepat masih terdapat beberapa kendala yaitu:
a.
Struktur populasi
b.
Faktor ekonomi
c.
Kompetisi
d.
Tingkat kejenuhan (Index of Retail
Saturation, (IRS))
e.
Karakteristik Toko dan,
f.
Daya tarik (magnet)
Berdasarkan
permasalahan di atas menunjukan bahwa manajemen memiliki tanggung jawab besar
dalam menentukan pusat distribusi �terhadap
keberlangsungan unit usaha oleh PT. Wahana Lentera Raya. Sehingga analisa untuk
penentuan beberapa alternatif lokasi yang akan dijadikan sebagai pusat
distribusi dapat menggunakan teknik pengambilan keputusaan (multi criteria
decision making) yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP) (Saputra, Hidayat, & Furqon, 2018).
Pusat distribusi� memiliki kepentingan utama bagi manajemen
pemasaran dalam menyediakan fasilitas agar produk tersedia dalam waktu yang
dibutuhkan, tempat yang dibutuhkan dan jumlah yang sesuai (Erbıyık et al., 2012).
Pemilihan lokasi situs ritel memiliki kepentingan yang sangat penting terkait
dengan keberhasilan pengelolaan. Lokasi pusat distribusi adalah salah satu
faktor variabel terpenting yang mempengaruhi profitabilitas dan kinerja
penjualan manajemen. Dalam hal ini, sangat penting untuk sangat berhati-hati
dalam memilih lokasi untuk mencapai target dengan keputusan penilaian
komparatif dengan mempertimbangkan ukuran manajemen dan sifat sektor dan
mempertimbangkan seluruh alternatif yang mungkin mempengaruhi hasil seleksi
sebagai faktor ekonomi dan teknis.
Selain
itu Untuk mengatasi masalah kompleks seperti faktor pemilihan lokasi yang
memiliki keterkaitan antar faktor, menyusunnya melalui representasi grafis dan
menganalisis pengaruh sebab akibat dapat membantu menjelaskan masalah, sistem,
atau konsep yang kompleks (Singgih, 2019).
Beberapa kriteria dalam
pemilihan lokasi distribusi dari beberapa penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Kriteria Pemilihan
Lokasi Pusat Distribusi
Researcher and Year of Research |
Main Criteria |
Sub-Criteria |
Askin
OZDAGOGLU (2008) |
Distance Traffic
Jam Plant
Features Demand
Potential Close
Environment |
Distance
to buffets Distance
to restaurants Due
to tender opportunities distance to military units Distance
to other stores that purchases bakery products Parking
place facilities Vehicles
traffic density Existence
of alternative roads Square
area (m2) Formation
Distance
to main road Price
High
level demand Medium
level demand Low
level demand Existence
of competitors Ease
of maintenance and repair Energy
provisions Existence
of companies that provide Complemantary goods |
Yang
C.L., Chuang S.P., Huang R.H, and Tai C.C (2008) |
Market
attraction Customer
features Features
of the location |
Market
size Passenger
traffic Mass
transport Competition Safety Numbers
of customers Density
of customers Income
level Purchasing
power Brand
loyalty Rentals Elasticity
of rental contact period Store
size Personnel
recruitment Expected
income Visibility
of store Accessability
of store Synergy
among branches |
Tzeng,
Teng, Chen and Opricovic (2002) |
Economic
Factors Transportation
/ Accessability Competition
Trade
Area |
Rentals Transport
cost Ease
in accessability in mass transport Parking
facilities Passenger
traffic Nos.
of competitors Stiffness
in competition Size
of trade area Other
organizations plant density |
Tuncay
Murat SERDAR (2008) |
Expected
trade value Customer
purchasing habits Customer
taffic Settlement
with comparison to competitors Accessability Capital
investment income Negative
area factors for retail store site Locations Accessability
of location costing |
|
��
Berikut ini adalah
penelitian-penelitian yang relevan yang membuktikan bahwa sangat penting suatu
unit usaha dalam menganalisa beberap krteria sebelum menentukan alternatif yang
dipilih untuk menentukan lokasi pusat distribusi menggunakan AHP terutama dalam
manajemen industri disajikan pada tabel 2.
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
No |
Peneliti |
Judul |
Metode |
Hasil |
1.
|
Retail store
location selection problem with multiple analytical hierarchy process
of decision making an
application in Turkey |
Analytical
Hierarchy Process (AHP), dengan memanfaatkan metode kualitatif dan kunatitatif secara
bersamaan. |
�
Pusat distribusi sangat penting
bagi manajemen pemasaran dalam arti menyediakan produk kepada pelanggan dalam waktu yang dibutuhkan, di tempat yang tepat dan dalam jumlah yang sesuai. �
Kriteria harus mensyaratkan anggota kelompok untuk memfasilitasi pengalaman, pengetahuan dan penilaian mereka dan mendapatkan manfaat untuk menyajikan sudut pandang yang luas terhadap masalah pengambilan keputusan kelompok AHP daripada pengambilan keputusan individu dalam hal ini. Brain storming dan saling tukar pengalaman yang digunakan dalam pengambilan keputusan kelompok, biasanya memberikan hasil yang bermanfaat untuk pemahaman yang jelas dan terhadap representasi masalah. �
Menyajikan informasi berharga ke dalam
literatur yang relevan dalam arti uji coba metode ilmiah (AHP), dan untuk perusahaan dan sektor yang berusaha membuat keputusan yang tepat untuk memilih
lokasi situs pusat distribusi yang paling nyaman
di antara alternatif lain
dalam kriteria yang berbeda, untuk menentukan prioritas virtual
dan untuk menjangkau pelanggan dengan pusat distribusi yang tepat untuk memberi
mereka layanan yang tepat di lokasi yang tepat. |
|
2.
|
Quantitative
analytical hierarchy process to marketing store location selection |
Kunatitatif AHP |
�
semakin mudah akses ke suatu
lokasi, semakin rendah biaya transportasi. Sebaliknya, semakin sulit akses ke suatu
lokasi, semakin tinggi biaya transportasi. Berdasarkan tingkat persaingan, stasiun kereta api juga merupakan alternatif terbaik. �
Alternatif terbaik untuk membangun lokasi baru fasilitas
pemasaran produk adalah di stasiun kereta api. Dalam
menentukan lokasi ini banyak kriteria
yang harus dijadikan sebagai faktor pengambilan keputusan. Tetapi sangat sedikit kriteria yang bisa diperoleh dari data kuantitatif. |
|
3.
|
The Application of
AHP Approach for Evaluating Location Selection Elements for
Retail Store: A Case of Clothing Store |
Analytical
Hierarchy Process (AHP) |
�
Evaluasi kriteria pemilihan lokasi pusat distribusi menunjukkan bahwa 'Populasi' (% 52.6) dianggap sebagai faktor atau kriteria paling penting. �
Pertujuan untuk menyelesaikan masalah pemilihan lokasi toko untuk sebuah
toko pakaian, AHP dilakukan untuk menentukan lokasi yang tepat yang lebih sesuai dengan preferensi pengecer di bawah kebutuhannya sendiri. Bobot evaluasi yang diberikan oleh
AHP dapat diterapkan sebagai cara untuk memilih faktor evaluasi penting (kriteria dan atribut), dan alternatif kesejahteraan. Ini dapat membantu manajer toko untuk mengembangkan solusi yang sesuai untuk keputusan pemilihan lokasi toko mereka dengan
memungkinkan mereka untuk menyusun faktor evaluasi relatif ke dalam
bobot prioritas, yang dapat mencerminkan pertimbangan prioritas mereka sendiri |
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) maka dalam penelitian ini yang
merupakan posisi penelitian akan dilakukan pengembangan objek penelitian� dari penelitian sebelumnya, yaitu pada salah
satu industri furniture PT Wahana Lentera Raya. Objek penelitian tersebut dalam
penentuan pusat distribusi.
Digunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)
dikarenakan metode ini dari penelitian sebelumnya sangat efektif digunakan
dalam analisa beberapa kriteria dalam meentukan alternatif yang akan dipilih
oleh manajemen pada suatu unit usaha terutama dalam penentuan lokasi penjualan
yang merupakan pusat distribusi dari pusat pembuatan barang atau produk hingga
sampai ke para pelanggan. Selain itu dikarena kelebihan AHP yaitu Trade off,
dimana AHP mempertimbangkan prioritas relatif masing-masing faktor yang
terdapat pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan
tujuan sesuai dengan yang diharapkan.��
Hal ini dengan mempertimbangkan segmentasi pasar terutama segmentasi
demografi selain kriteria lainnya. Apabila terjadi suatu kegagalan dikarenakan
tidak adanya analisa kriteria dan atribut yang ada maka akan berpengaruh ke
penjualan dari unit usaha tersebut.
Metode Penelitian
Proses pada penelitian ini akan menggunakan alur proses seperti
dibawah ini:
Gambar 1
Alur
proses penelitian
Berdasarkan
informasi yang telah disusun menurut data dari lapangan, bahwa terdapat beberapa
macam kriteria dari pemilihan distribusi penyaluran oleh PT. Wahana Lentera
Raya untuk mencapai annual objective
yang merupakan salah satu Key Performance
Indicators (KPI). Dari permasalahan yang ditemukan menunjukan bahwa
terdapat beberapa kendala dan perlu strategi yang tepat oleh manajemen dalam
menentukan lokasi. Sehingga dari permasalahan yang ada dilakukan studi pustaka
sebelumnya untuk memastikan permasalahan dapat diselesaikan berdasarkan
literatur yang ada.
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian kali ini, penulis
mengimplementasikan Analytical Hierarchy Process (AHP) guna
mengidentifikasi bobot kriteria yang penting dalam pemilihan lokasi Pusat
Distribusi serta melakukan perangkingan terhadap 5 alternatif lokasi yang ada.
Penelitian ini dilakukan di PT. Wahana Lentera Raya yang memiliki gambaran umum
sebagai berikut:
General
Manager mempunyai
target yang diberikan oleh Top Management dengan pendapatan lima tahun
mendatang sekitar tiga trilliun di 2025. Hal ini disepakati dengan membuat
beberapa strategi manajemen yang bisa mendukung terlaksananya harapan tersebut.
Program dibagi menjadi 2 yaitu program jangka pendek yang akan dievaluasi
setiap 6 bulan sekali dan program jangka panjang yang akan dievaluasi setiap
dua tahun sekali. Adapun beberapa program yang akan dilaksanakan yaitu
1. Program Jangka Pendek
a) Evaluasi permintaan konsumen.
����� Dalam
hal ini level manager berkumpul dengan tim produksi untuk membahas mengenai
kapasitas produksi dan kebutuhan akan pasar.
b) Evaluasi produk yang berada dipasar.
Membahas
tentang produk yang laku dan tidak laku, membuat startegi promosi besar untuk
barang yang tidak laku
2. Program Jangka Panjang
a) Memperluas unit usaha
�����
Membangun strategi untuk penentuan lokasi Distibution Center di
wilayah yang paling tepat guna memenuhi kebutuhan pasar.
b) Pembangunan cabang baru
�����
Perencanaan pembangunan cabang distribusi baru diluar pulau jawa dengan
tahapan mengevaluasi permintaan pasar disetiap daerah diluar pulau jawa.
Adapun
informasi guna menentukan pemilihan lokasi Distribution Center yang tepat
sebagai berikut:
Tabel 3
Data Laporan
Keuangan Per Area
Area |
Target 2020 (per bulan) |
Tahunan 100% |
Omset 2019 |
Nasional |
�Rp. 35,868,411,203
|
�Rp������� 430,420,934,436 |
�Rp������ 317,347,709,477 |
Area 1a (Sumatra Utara) |
�Rp����� �830,000,000
|
�Rp���������� 9,960,000,000 |
�Rp���������� 9,560,636,589 |
Area 1b (Sumatra Selatan) |
�Rp��� 2,655,000,000 |
�Rp���� ����31,860,000,000 |
�Rp�������� 24,116,863,575 |
Area 2 (DKI Jakarta) |
�Rp��� 2,420,000,000 |
�Rp�������� 29,040,000,000 |
�Rp�������� 20,981,636,906 |
Area 3 (Jawa Barat) |
�Rp��� 3,950,000,000 |
�Rp�������� 47,400,000,000 |
�Rp�������� 32,405,210,685 |
Area 4 (Jawa Tengah) |
�Rp��� 5,624,090,000 |
�Rp�������� 67,489,080,000 |
�Rp�������� 50,517,625,921 |
Area 5 (Jawa Timur) |
�Rp��� 6,726,892,000 |
�Rp�������� 80,722,704,000 |
�Rp�������� 60,568,424,562 |
Area 6 (Sulawesi & Papua) |
�Rp�� �5,266,000,000
|
�Rp�������� 63,192,000,000 |
�Rp�������� 47,582,241,920 |
Area 7 (Kalimantan) |
�Rp��� 6,244,700,000 |
�Rp�������� 74,936,400,000 |
�Rp�������� 55,223,427,938 |
Area 8 (Bali & Lombok) |
�Rp��� 2,151,729,203 |
�Rp�������� 25,820,750,436 |
�Rp�������� 16,391,641,382 |
Data laporan diatas merupakan hasil penjualan tahun 2019, dimana menjadi acuan untuk memilih
alternatif area mana saja
yang bisa dijadikan lokasi Distribution center. Serta peneliti memberikan data pendukung data permintaan setiap area pada Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4
Total Permintaan Per
Area
Alternatif lokasi |
Total permintaan (Demand) |
Area 1A |
11262 |
Area 1B |
28484 |
Area 2 |
31658 |
Area 3 |
39471 |
Area 4 |
57563 |
Area 5 |
81801 |
Area 6 |
49727 |
Area 7 |
65144 |
Area 8 |
23525 |
Dari data tersebut peneliti mendalami area 4 untuk bisa dijadikan
lokasi pusat distribusi. Dengan alasan kemudahan akses dan waktu untuk bisa mendistribusikan
barang tepat waktu kepada pelanggan.
Pada tabel 5 di jelaskan alternatif kota yang bisa menjadi lokasi
pusat distibusi dengan berdasarkan berbagai pertimbangan jarak dan upah minimum daerah serta estimasi
penjualan.
Tabel 5
Informasi data kandidat lokasi Distribution
Center
Daerah |
Luas Wilayah |
Jarak dr Pabrik |
UMK 2020 |
Jumlah Penduduk |
Biaya Transport 6 Ton |
Estimasi Value perbulan 2020 |
Semarang (A1) |
378,2 Km� |
323 Km |
Rp�
2,810,025 |
1,680,417 |
Rp������������������� 1,530,000 |
�Rp�������������������������� 4,582,178,400 |
Solo (A2) |
44,04 Km� |
231 Km |
Rp�
2,013,810 |
519,587 |
Rp������������������� 1,188,000 |
�Rp�������������������������� 5,698,575,144 |
Pekalongan (A3) |
45,25 Km� |
410 Km |
Rp�
2,139,754 |
307,150 |
Rp������������������� 2,200,000 |
�Rp�������������������������� 6,129,774,287 |
Kudus (A4) |
425,2 Km� |
299 Km |
Rp�
2,218,451 |
871,311 |
Rp������������������� 1,500,000 |
�Rp�������������������������� 2,600,837,327 |
Yogjakarta (A5) |
318,6 Km� |
297 Km |
Rp�
2,069,530 |
3,689,000 |
Rp������������������� 1,550,000 |
�Rp ��������������������������3,679,439,486 |
Berdasarkan tabel
5 tersebut peneliti melakukan penelitian yang bisa membantu PT. Wahana Lentera menentukan lokasi pusat distribusi yang tepat untuk upaya
pengembangan bisnis dari perusahaan tersebut.
Tata cara
riset FGD merupakan suatu upaya yang sistematis dalam pengumpulan informasi
serta data. Tata cara ini mengandalkan perolehan informasi ataupun infomasi
dari sesuatu interaksi responden bersumber pada hasil dialog dalam sesuatu
kelompok yang berfokus buat melaksanakan bahasan dalam menuntaskan permasalahan
tertentu. Dengan Visi perusahaan yaitu kehidupan yang lebih baik serta Misi
meningkatkan value perusahaan Tata cara FGD dicoba buat menyatukan komentar
para pakar. Pendapat yang diolah memakai tata cara FGD merupakan memastikan
kriteria yang digunakan dalam evaluasi. �����
�������� Pada tahap awal kali ini para pakar
ahli diberi kuisioner sebagai pengetahuan sebelum dilakukan diskusi. Selain
itu, para pakar ahli memberikan peringkat sesuai dengan tingkat kepentingannya.
Para ahli disini adalah 1 Top Management, 1 General Manager, 1 Coordinator
Sales Manager, 1 Supervisor area, 1 Research and Development.
Tabel 6
Kriteria dan Sub kriteria pemilihan
|
Kriteria |
Sub Kriteria |
|
C1 |
Biaya |
Biaya Transportasi |
C1-1 |
Biaya Pemindahan
Barang |
C1-2 |
||
Biaya Sewa/Beli Lahan |
C1-3 |
||
C2 |
Infrastuktur |
Aksesbilitas Kemudahan
Jalan |
C2-1 |
Kedekatan dengan
Fasilitas Umum |
C2-2 |
||
Jangkauan Terhadap
Penerima Manfaat |
C2-3 |
||
C3 |
Pasar |
Kedekatan dengan Konsumen |
C3-1 |
Permintaan Konsumen |
C3-2 |
||
Waktu respon yang
dibutuhkan |
C3-3 |
||
C4 |
Sosial Ekonomi |
Index Kriminalitas |
C4-1 |
Penduduk Usia Kerja |
C4-2 |
||
C5 |
Logistik Pemasok |
Batas waktu pengiriman |
C5-1 |
Kemampuan memenuhi
berbagai kuantitas pesanan |
C5-2 |
||
C6 |
Ketersediaan Sumber
Daya Manusia |
Kemampuan Dasar
Pekerja |
C6-1 |
Latar Belakang
Pendidikan Pekerja |
C6-2 |
||
*(S�nchez-Hern�ndez, Martos-Garc�a, Soler, & Flintoff, 2018); **(Ashrafzadeh, Rafiei, Isfahani, & Zare, 2012) |
�����������
Pada tahap
awal kali ini para pakar ahli diberi kuisioner sebagai pengetahuan sebelum
dilakukan diskusi. Selain itu, para pakar ahli memberikan peringkat sesuai
dengan tingkat kepentingannya. Para ahli disini adalah 1 Top Management,
1 General Manager, 1 Coordinator Sales Manager, 1 Supervisor
area, 1 Research and Development. Kuisioner yang disebarkan terdapat
lampiran 1.
Tabel 7
Hasil Kuisoner Para Ahli Penentuan Kriteria dan sub
Kriteria
No |
Kriteria |
Responden "R" |
||||||||
R1 |
R2 |
R3 |
R4 |
R5 |
||||||
1 |
Biaya |
2 |
1 |
2 |
2 |
3 |
||||
2 |
Infrastruktur |
1 |
2 |
3 |
3 |
2 |
||||
3 |
Pasar |
3 |
3 |
1 |
1 |
1 |
||||
Biaya |
|
|
|
|
|
|||||
No |
Sub Kriteria |
|
|
|
|
|
||||
1 |
Biaya transportasi |
2 |
2 |
1 |
1 |
3 |
||||
2 |
Biaya Pemindahan
Barang |
1 |
3 |
2 |
3 |
1 |
||||
3 |
Biaya Sewa/Beli Lahan |
3 |
1 |
4 |
2 |
2 |
||||
Infrastruktur |
|
|
|
|
|
|||||
No |
Sub Kriteria |
|
|
|
|
|
||||
1 |
Akses Kemudahan Jalan |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
||||
2 |
Kedekatan Dekat
Fasilitas Umum |
1 |
2 |
3 |
1 |
3 |
||||
3 |
Jangkauan Terhadap
Penerima Manfaat |
3 |
3 |
2 |
1 |
1 |
||||
Kondisi Pasar |
|
|
|
|
|
|||||
No |
Sub Kriteria |
|
|
|
|
|
||||
1 |
Kedekatan dengan
Konsumen |
1 |
3 |
2 |
3 |
1 |
||||
2 |
Permintaan� Konsumen |
2 |
1 |
1 |
2 |
2 |
||||
3 |
Waktu Respon yang
dibutuhkan |
3 |
2 |
3 |
1 |
3 |
||||
Hasil
kuisioner selaku dasar penataan kriteria yang cocok dengan tingkatan
kepentingan. Tidak hanya dari voting saja. Para ahli pula mengatakan
seluruh alibi serta komentar dikala FGD berlangsung. Berikut tabel 8 hasil FGD ada pengurangan kriteria yang tidak
dibutuhkan.
Tabel 8
Hasil FGD
Kriteria |
Sub Kriteria |
|
|
C1 |
Biaya |
Biaya Transportasi |
C1-1 |
Biaya Pemindahan Barang |
C1-2 |
||
Biaya Sewa/Beli Lahan |
C1-3 |
||
C2 |
Infrastuktur |
Aksesbilitas Kemudahan Jalan |
C2-1 |
Kedekatan dengan Fasilitas Umum |
C2-2 |
||
Jangkauan Terhadap Penerima Manfaat |
C2-3 |
||
C3 |
Pasar |
Kedekatan dengan Konsumen |
C3-1 |
Permintaan Konsumen |
C3-2 |
||
Waktu respon yang dibutuhkan |
C3-3 |
Tata cara FGD membutuhkan waktu yang lumayan lama,
perihal ini disebabkan tata cara FGD mengaitkan para pakar buat berdiskusi.
Para pakar yang berdikusi kerap memiliki perbandingan komentar tiap- tiap
menarangkan opini yang dikemukakan. Riset ini membutuhkan waktu 4 minggu dalam
menuntaskan tata cara FGD.
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu teori pengukuran yang digunakan
untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit
maupun kontinyu (Rakasiwi, 2018). AHP menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi
suatu hirarki. Dalam penelitian ini menggunakan hirarki yang terdiri dari empat
level yaitu tujuan (goal atau objective),
criteria, sub-criteria dan alternative sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2 berikut dibawah ini.
Gambar 2
Struktur
Hirarki AHP
Goal digambar tersebut adalah tujuan dari penelitian ini
adalah penentuan lokasi Distribution Center. Kriteria yang dianalisa adalah Biaya,
Infrastruktur, Pasar, Sosial Ekonomi, Logistik Pemasok. Kriteria tersebut
memiliki sub kriteria yaitu Biaya (Biaya transport, Biaya Pemindahan Barang,
Biaya Sewa/Beli Lahan), Infratrsuktur (Aksesbilitas Kemudahan Jalan, Kedekatan
dengan Fasilitas Umum, Jangkauan Terhadap Penerima Manfaat), Pasar (Kedekatan
Konsumen, Permintaan Konsumen, Waktu Respon yang Dibutuhkan). Pilihan atau alternatif yang ada diberi initial
yaitu Semarang (A1), Solo (A2), Pekalongan (A3), Kudus (A4), Yogjakarta (A5).
Tahapan
selanjutnya adalah pengolahan data. Data yang diolah berasal dari data
kuisioner yang dibagikan kepada 5 pakar ahli, diperusahaan yaitu 3 manager di
level menengah atas, 1 staf marketing, 1 staf koordinator sales regional.
Kemudian angka yang telah didapat dimasukkan kedalam software expert choice.
Kalkulasi akan berjalan otomatis dengan nilai penting dalam pengisian nilai
konsistensi ≤ 0,10 atau 10%. Pada expert choice nilai tersebut
ditunjukkan pula nilai inconstancy atau incon yang berada pojok
kiri bawah.
Kalkulasi
otomatis pada software expert choice
berasal dari nilai perbandingan berpasangan sampai pada pengujian konsistensi. Software tersebut akan mengerjakan
penelitian ini dikarenakan untuk keakuratan dan telah banyak digunakan oleh
peneliti lain dalam memutuskan suatu pilihan. Berikut gamber 4.2 input
kuisioner ke Software Expert Choice versi 11.
Gambar 3
Input Kuisioner ke Software Expert Choice
Setelah
melakukan tahapan perhitungan AHP maka didapatkan nilai peembobotan yang
diperoleh untuk setiap sub-criteria dan criteria sesuai dengan
tabel 9 dibawah ini.
Tabel 9
Hasil pembobotan
Sub Criteria |
Sub Criteria Weight |
Criteria |
Criteria Weight |
C1-1 |
0.091 |
C1 |
0.314 |
C1-2 |
0.038 |
||
C1-3 |
0.185 |
||
C2-1 |
0.056 |
C2 |
0.147 |
C2-2 |
0.023 |
||
C2-3 |
0.068 |
||
C3-1 |
0.166 |
C3 |
0.539 |
C3-2 |
0.271 |
||
C3-3 |
0.102 |
||
Total |
1.000 |
|
1.000 |
Dari hasil
pengujian Consistency Ratio (CR)
didapatkan CR = 0.095 n=9 maka nilai Consistency
Index = 0.00285. Dikarenakan nilai CR <0,1 (10%) maka dapat disimpulkan
bahwa kriteria utama telah diisi dengan pertimbangan yang konsisten yang
dihasilkan dapat digunakan, dengan demikian pembobotan yang didapatkan dari
metode AHP tersebut reliable dan konsisten. Dari tabel 7 terlihat bahwa:
1) Kriteria C1 atau Cost Criteria memiliki
urutan prioritas yang kedua dengan bobot 0.314
2) Kriteria C2 atau Infrastructure Criteria
memiliki urutan prioritas yang ketiga dengan bobot 0.147
3) Kriteria C3 atau Market Criteria memiliki
urutan prioritas yang pertama dengan bobot 0.539
Dalam
memasukkan data dari setiap para ahli disesuaikan dengan kuisioner ynag telah
diisi. Setelah proses tersebut maka dapat terlihat secara pasti pada grafik
yang ditunjukan pada Gambar 4 grafik keputusan.
Gambar 4
Grafik keputusan
Pada
Gambar 4 dapat
disimpulkan bahwasanya lokasi pusat distribusi yang terpilih adalah Kota
Pekalongan, peringkat kedua pada kota Solo dan peringkat ketiga adalah kota
Semarang. Pada data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk angka/presentase.
Hasil tersebut mempermudah untuk menganalisa secara numeric setiap nilai
keunggulan antar kriteria dan antar lokasi yang terpilih. Data tersebut dapat
ditampilkan pada Gambar 4 nilai presentase kriteria dan alternatif.
Pada
Gambar 4 menunjukan bahwa kota Pekalongan memiliki prioritas yang paling utama
dengan nilai 28,6%, kemudian diposisi kedua selisih sedikit dengan kota Solo
dengan nilai 27%, selanjutnya diposisi ketiga kota Semarang dengan nilai 19%,
diposisi keempat kota Kudus dengan nilai 14,5%, dan posisi terakhir kota
Yogyakarta dengan nilai 10,8%.
Nilai Presentase Kriteria dan Alternatif
Penilaian
kriteria juga memberikan data secara sistematis dengan peringkat teratas adalah
kriteria Pasar dengan nilai 53,9%, selanjutnya kriteria Biaya dengan nilai
31,4%, kemudian Infrastruktur dengan nilai 14,7%.
Pengujian
sensivitas nilai Qi dapat dilakukan untuk melihat rangking alternatif yang
tidak stabil terhadap perubahan variabel v. Dalam penelitian ini digunakan
nilai v = 0, 0.25, 0.75, dan 1.00 yang dibandingkan dengan konsistensinya
dengan hasil pemeringkatan Qi saat v = 0.5. Berikut adalah hasil perhitungan
dan pemeringkatan alternatif berdasarkan perubahan variabel v tersebut:
Tabel 10
Alternatif |
�v=0 |
v=0.25 |
v=0,5 |
�v=0.75 |
v=1 |
Rangking |
A1 |
0.116 |
0.153 |
0.19 |
0.226 |
0.262 |
3 |
A2 |
0.196 |
0.233 |
0.27 |
0.306 |
0.342 |
2 |
A3 |
0.212 |
0.249 |
0.286 |
0.322 |
0.358 |
1 |
A4 |
0.071 |
0.108 |
0.145 |
0.181 |
0.217 |
4 |
A5 |
0.034 |
0.071 |
0.108 |
0.144 |
0.18 |
5 |
Pengujian sensitifitas
Dengan
membandingkan urutan nilai disetiap perubahan variabel V dan membandingkan
dengan urutan nilai pada saat V= 0.5 maka dapat disimpulkan rangking alternatif
konsisten atau tidak sensitive terhadap perubahan nilai v.
Kesimpulan
Pada proses pengambilan keputusan dengan metode Focus
Group Discussion (FGD) menghasilkan beberapa kriteria dan sub kriteria yang
relevan dan memiliki prosedur yang cukup baik guna melanjutkan ketahapan metode
AHP untuk menyelesaikan permalahan dalam menemukan solusi dimana memiliki
keputusan dari pencarian alternatif atau pilihan lokasi yang ada.
Dari temuan penelitian didapat faktor-faktor atau
kriteria-kriteria yang bisa menentukan pemilihan lokasi yaitu kriteria lokasi,
biaya, infrastruktur, logistik pemasok dan sosial ekonomi. Dimana masing-masing
kriteria memiliki bobot eksklusif untuk membuat penentuan output urutan pemilihan
lokasi selesainya dilakukan perbandingan berpasangan. Berdasarkan hasil
penelitian kriteria pasar mempunyai bobot 0.539 (53,9%) atau bobot tertinggi
dibandingkan dengan kriteria biaya yang mempunyai bobot 0.314 (31,4%), kriteria
Infrastruktur mempunyai bobot 0.147 (14,7%), dengan menggunakan software
Expert Choice versi 11, didapat urutan pembobotan dari
alternatif-alternatif yang ada dan pilih tiga lokasi teratas yaitu Pekalongan,
Solo, dan Semarang.
Akalin, Mehmet, Turhan, Gulden, & Sahin, Azize.
(2013). The application of AHP approach for evaluating location selection
elements for retail store: a case of clothing store. International Journal
of Research in Business and Social Science, 2(4), 1. Google Scholar
Ashrafzadeh, Maysam, Rafiei, Farimah Mokhatab, Isfahani, Naser Mollaverdi,
& Zare, Zahra. (2012). Application of fuzzy TOPSIS method for the selection
of Warehouse Location: A Case Study. Interdisciplinary Journal of
Contemporary Research in Business, 3(9), 655�671. Google Scholar
Chen, Ching Fu. (2006). Applying the analytical hierarchy process (AHP)
approach to convention site selection. Journal of Travel Research, 45(2),
167�174. Google Scholar
Dineva, Denitsa, Breitsohl, Jan, Garrod, Brian, & Megicks, Philip.
(2020). Consumer Responses to Conflict-Management Strategies on Non-Profit
Social Media Fan Pages. Journal of Interactive Marketing, 52,
118�136. https://doi.org/10.1016/j.intmar.2020.05.002 Google Scholar
Durvasula, Srinivas, Sharma, Subhash, & Andrews, J. Craig. (1992).
Storeloc: A retail store location model based on managerial. Journal of
Retailing, 68(4), 420. Google Scholar
Erbıyık, Hikmet, �zcan, Selami, & Karaboğa, Kazım.
(2012). Retail Store Location Selection Problem with Multiple Analytical
Hierarchy Process of Decision Making an Application in Turkey. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 58, 1405�1414. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.1125 Google Scholar
G�rcan, �mer Faruk, Yazıcı, İbrahim, Beyca, �mer Faruk,
Arslan, �iğdem Yavuz, & Eldemir, Fahrettin. (2016). Third party
logistics (3PL) provider selection with AHP application. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 235, 226�234. Google Scholar
Harwati, & Utami, Intan. (2018). Quantitative analytical hierarchy
process to marketing store location selection. MATEC Web of Conferences,
154, 4�7. https://doi.org/10.1051/matecconf/201815401075 Google Scholar
Pope, James A., Lane, William R., & Stein, Jane. (2012). A
multiple-attribute decision model for retail store location. Southern
Business Review, 37(2), 15�25. Google Scholar
Rakasiwi, Sindhu. (2018). Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan
Penilaian Kinerja Guru Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp). Simetris:
Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer, 9(2), 1001�1008. Google Scholar
Ruswandi, Nanda, Sukarno, Iwan Sukarno, Amarilies, Harummi Sekar Amarilies
Sekar, Liperda, Rachmad Inca, Kharisma, M. Welano, Sudiar, Mega Rizkah, &
Fridayanti, Raina. (2020). Perancangan Fasilitas Gudang Dalam Sistem Logistik
(Pendekatan Berbasis Laboratorium). Jurnal Logistik Indonesia, 4(2),
94�106. Google Scholar
S�nchez-Hern�ndez, Nuria, Martos-Garc�a, Daniel, Soler, Susanna, &
Flintoff, Anne. (2018). Challenging gender relations in PE through cooperative
learning and critical reflection. Sport, Education and Society, 23(8),
812�823. Google Scholar
Saputra, Fernando Parulian, Hidayat, Nurul, & Furqon, M. Tanzil.
(2018). Penerapan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-AHP) Untuk
Menentukan Besar Pinjaman Pada Koperasi. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi Dan Ilmu Komputer E-ISSN, 2548, 964X. Google Scholar
Simchi-Levi, David, Kaminsky, Philip, & Simchi-Levi, Edith. (2004). Managing
the Supply Chain: The Definitive Guide for the Business Professional. Google Scholar
Singgih, M. L. (2019). Location Selection Analysis for New Shipyard Using
Integration of DEMATEL and ANP: A Case Study (PT IKI). IOP Conference
Series: Materials Science and Engineering, 598(1), 12109. IOP
Publishing. Google Scholar
Copyright
holder: Antonius Cahyono, Moses Laksono
Singgih (2021) |
First
publication right: |
This article
is licensed under: |