Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, No. 11, November 2021
�
AUDIT
SISTEM INFORMASI E-GOVERNMENT DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN
COBIT 5 DOMAIN MONITOR, EVALUATE AND ASSESS
Dodi
Syaripudin, Budi Permana
STMIK Likmi Bandung, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Pemerintah Kabupaten
Bandung menerapkan� layanan e-Government
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka mewujudkan good governance.
Transformasi sistem penyelenggaraan pemerintahan dari yang semula berbasis
manual/kertas menjadi elektronik telah dilakukan secara bertahap. Dari 89
aplikasi yang bersumber dari Kabupaten, banyak layanan publik (aplikasi)
terlambat mendapatkan pembaruan dan beberapa mempunyai fungsi yang mirip serta
proses monitoring dan evaluasi belum dilakukan secara menyeluruh. Sistem Informasi e-Government
memerlukan audit untuk mengevaluasi, mengukur tingkat kapabilitas (Capability
Level), dan memberikan rekomendasi karena pencapaian Sistem Informasi
e-Government (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik). Mendapatkan pencapaian
nilai yang belum memuaskan di beberapa domain penilaian SPBE yang dikeluarkan
oleh Kemendagri. Hasil yang
didapatkan dari Sistem Informasi e-Government yang mengacu pada domain Monitor,
Evaluate and Assess (MEA) dengan tingkat kapabilitas (Capability
Level) adalah 2 hasil yaitu Managed Process (MEA01) dan Performed
Process (MEA02 dan MEA03), dan target level yang ingin
dicapai adalah 4 yaitu Predictable Process, hal ini berdasarkan analisis
kesenjangan (gap) secara garis besar perlu adanya peningkatan Capability
Level dari kondisi saat ini (existing) dari sisi pengendalian
internal dan peningkatan proses monitoring dan evaluasi untuk kesesuaian dengan
Master Plan TIK 2017-2021 Kabupaten Bandung
Kata Kunci:�� Control Objectives for Information and Related Technology
(COBIT) 5, Monitor, Evaluate and Assess (MEA), Capability level,
e-Government, SPBE
Abstract
To realize a
good governance, Government of Bandung Regency are apply e-Government to
increase efficiency, effectiveness, transparancy and accountability of local
government administration. Government system transformation from paper to paperless
was being done step by step. Lots of apps, late getting updates from 89
applications sourced from district budgets and some have similar functions and
a comprehensive monitoring and evaluation process has not been carried out. Required an audit of the
e-Government information system, to evaluate, measure the capability level and
also to provide recommendations. Because, the e-Government Information System
(Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) has not reached a satisfactory index
on multiple domains issued by Ministry of Internal Affair. Refers to the Monitor,
Evaluate and Assess (MEA) domain, the results obtained from the e-Government
Information System. with the capability Level issued 2 results, that is Managed
Process (MEA01) and Performed Process (MEA02 and MEA03). the target level to be
achieved is level 4 (Predictable Process). Based on a broad gap analysis. there
needs to be an increase in the capability level of the current achievements
form internal control field and compliance monitoring and evaluation with the
2017-2021 ICT Master Plan Bandung Regency
Keywords:� Control Objectives for Information and
Related Technology (COBIT) 5, Monitor, Evaluate and Assess (MEA),
Capability level, e-Government, SPBE
Received: 2021-10-20; Accepted:
2021-11-05; Published: 2021-11-18
Pendahuluan
Pada tahun
2016, Pemerintah Kabupaten Bandung mengeluarkan kebijakan umum tentang
penyelenggaraan e-Government untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka
mewujudkan good governance yaitu Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2016 (Nur Cahya, 2021). Kebijakan tersebut disusul dengan Peraturan Bupati yang
membahas tentang Master Plan TIK di Kabupaten Bandung Tahun 2017-2021
yaitu Perbup No 105 Tahun 2016. Setelah regulasi yang telah disebutkan dan
beberapa regulasi lain yang terkait, instruksi dari kepala daerah yang membahas
tentang tata kelola infrastruktur, tata kelola aplikasi dan sumber daya manusia
teknologi informasi dan komunikasi (SDM TIK) diterbitkan untuk menunjang
kebijakan umum tersebut.
Dalam kurun
waktu empat tahun sejak kebijakan umum tentang penyelenggaran e-Government dikeluarkan.
Beberapa fase life cycle sudah terlewati, seperti perencanaan, analisis,
perancangan, implementasi serta pengembangan. Infrastructure Improvement
senantiasa dilakukan dalam setiap tahun anggaran untuk memaksimalkan business
support terhadap SKPD lain berdasarkan core business masing-masing
SKPD dan memaksimalkan public service kepada masyarakat dalam bidang
pendidikan, kesehatan, kependudukan dan catatan sipil , perijinan dan beberapa
sektor lain.
Pada tahun
2018, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan peraturan yang menegaskan penerapan
e-Government (Pemerintah RI, 2018) yang dalam Perpres tersebut diberi istilah Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE). Pedoman pelaksanaan dari perpres tersebut menetapkan
beberapa domain utama untuk penilaian e-Government yaitu domain
Kebijakan Internal, domain Tata Kelola SPBE dan domain layanan SPBE. Dari
penilaian yang dilakukan oleh Kemendagri untuk seluruh pemerintah daerah yang
telah menjalankan SPBE di tahun 2019, Kabupaten Bandung mendapat indeks total
SPBE 2,85 dari skala 5, predikat yang diraih ialah Baik. Indeks untuk
masing-masing domain ialah 2,41 untuk domain kebijakan, domain tata Kelola 1,86
dan 3,48 untuk domain layanan SPBE.
Pada domain
Tata Kelola, aspek strategi dan perencanaan mendapat indeks 1.0 yang mana
predikat yang paling rendah dibanding aspek lainnya di Kabupaten Bandung. tidak
adanya evaluasi yang dilakukan untuk mengukur sejauh mana penyesuaian
perencanaan setiap SKPD dengan Master Plan TIK 2017-2021 turut
menyumbang dalam peraihan predikat tersebut.
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa proses Monitoring and
Evaluation (MONEV) belum dilakukan secara menyeluruh. Adapun sebagian proses
yang telah dilakukan MONEV (Emmir & Juwono, 2021), rencana tindak lanjut tidak diketahui pasti yang
berakibat pada feedback yang berulang. Dari fenomena tersebut maka audit
dapat dilakukan untuk mengetahui proses MONEV yang berjalan dan tingkat
kapabilitas (Capability level) pada proses sistem yang digunakan saat
ini.
E-Government digunakan
untuk memperkuat saluran korespondensi dan keterbukaan penyampaian informasi
oleh pemerintah suatu daerah dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk kesejahteraan individu yang lebih baik (Kumar et al., 2019).
E-Government merupakan insteraksi digital antara warga negara dengan
pemerintahnya (C2G), antara pemerintah dengan lembaga pemerintah lainnya (G2G),
antara pemerintah dan warga negara (G2C), antara pemerintah dan pegawai (G2E),
dan antara pemerintah dan bisnis / komersial (G2B) (Prihanto, 2017).
Pengumpulan informasi yang tepat
waktu, memproses informasi dengan cara yang paling efisien dan menyimpan serta
menjaga informasi merupakan beberapa masalah utama untuk sistem informasi yang
sudah mapan (Drljača & Latinović, 2017). Pada negara berkembang, Tantangan utama
yang dihadapi setiap pemerintah dalam mengimplementasikan e-government adalah
perencanaan dan pengelolaan yang tepat (Sarrayrih & Sriram, 2015).
Beberapa penelitian sebelumnya sudah
melakukan audit tentang penerapan e-government
di beberapa objek di Indonesia (Bouty et al., 2019);
(Darmawan & Dwiharto, 2019);
(Purbawangsa et al., 2014);
(Zhafarina & Wibowo, 2016)
menunjukkan
bahwa setiap daerah mempunyai kemampuan dan permasalahan yang berbeda terkait e-government. Pentingnya
komitmen dari kepala daerah bisa membuat tujuan dari e-government tercapai (Putra et al., 2018).
Permasalahan yang saat ini terjadi
adalah tidak adanya evaluasi untuk�
menyesuaikaan kebutuhan dengan Tujuan Strategis Master Plan TIK
2017-2021. Setiap SKPD memiliki kemampuan dan perencanaan yang berbeda baik
dari segi aplikasi, SDM TIK maupun dari segi penganggaran dan profil
pengelolaan dan manajemen risiko IT belum ada ketetapan dan, beberapa layanan
publik (aplikasi) terlambat mendapatkan pembaruan dan pengembangan serta belum
adanya standar dan ketentuan yang ditetapkan terhadap external requirement yang telah diakui dalam bidang informatika.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu memperbaiki permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi dalam pengelolaan Sistem Informasi e-Government di Diskominfo Kabupaten Bandung dan untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien penggunaan Sistem Informasi e-Government yang telah dijalankan di Diskominfo Kabupaten Bandung dari hasil penilaian tingkat kapabilitas (Capability Level) dan hasil rekomendasi.
Metode Penelitian
Secara umum, ada beberapa tahapan pada
penelitian ini yang mengacu dengan menggunakan COBIT 5 Frameworks
(ISACA, 2012) dalam menyelesaikan kendala yang terjadi.
Gambar 1
Alur penelitian
Responden diambil dengan menggunakan pendekatan snowboard sampling
yang merupakan non probability sampling. Dengan snowboard sampling
responden bisa merekrut responden lain yang dianggap mampu untuk menjelaskan
kondisi terkini. Pendekatan ini diambil dengan pertimbangan bahwa pengguna
layanan e-Government meliputi
internal pegawai di Kabupaten Bandung baik pemangku jabatan struktural atau
pemangku jabatan fungsional.
Pemilihan dan penentuan responden
yang dilakukan berdasarkan pemetaan Responsible, Accountable, Consulted, and
Informated (RACI) digunakan untuk menentukan obyek yang terlibat dalam
kegiatan audit, pemilihan dan penentuan responden berdasarkan metode snowboard
sampling.
Tabel 1
RACI Chart
Peran |
Management
Practice |
||
MEA01 Monitor
and Evaluate Performance and Conformance |
MEA02 Monitor,
Evaluate and Assess the System of Internal Control |
MEA03 Monitor
and Evaluate Compliance with External Requirements |
|
Kepala Dinas |
AI |
AI |
AI |
Sekretaris |
CI |
CI |
CI |
Kabid TIK |
RC |
RC |
RC |
Kabid APTIKA |
RC |
RC |
RC |
Kabid KIP |
RC |
RC |
RC |
Kasi di Bidang TIK |
R |
R |
R |
Kasi di Bidang APTIKA |
R |
R |
R |
Kasi di Bidang KIP |
R |
R |
R |
Proses pemetaan RACI Chart dalam kuesioner menggambarkan capability level
yang akan diberikan, guna menjaga objektivitas dalam penelitian ini, sesuai
dengan tujuan strategis Master Plan TIK 2017-2021 Kabupaten Bandung.
Daftar pertanyaan pada kuesioner
ditentukan berdasarkan 2 kategori untuk setiap sub proses dari domain MEA,
yaitu berdasarkan Management Practice / Activity / Input dan Output. Pertanyaan
disesuaikan dengan kondisi yang ada dan bukti yang ada. Apakah itu kualitatif
ataupun kuantitatif yang dirasa dapat mewakili dan dilakukan penyesuaian
antara� ketentuan COBIT 5 Process Assesment
Model dan kegiatan yang saat ini berjalan.
Tabel 2
Daftar pertanyaan Management Practice / Activity / Input
No. |
Pertanyaan Management
Practice / Activity / Input |
Sub Proses |
1 |
Apakah kegiatan pelaporan yang anda lakukan (dalam lingkup layanan
SPBE/ Aplikasi) sudah efektif ? |
MEA 01.01 |
2 |
Ketika anda meminta perbaikan perihal layanan yang tercakup dalam
lingkup layanan SPBE, apakah anda mendapat jaminan waktu penyelesaiannya ? |
MEA 01.02 |
3 |
Pernahkah terjadi insiden dimana layanan SPBE tidak dapat disalurkan
kepada pengguna (Koneksi internet tidak stabil, aliran listrik mati atau
penyebab lainnya) dan Anda tidak mendapatkan informasinya ? |
MEA 01.03 |
4 |
Apakah dilakukan analisa terhadap kinerja Tim SPBE secara periodik? |
MEA 01.04 |
5 |
Adakah pedoman (SOP) untuk setiap aksi perbaikan yang Anda minta atau
lakukan ? |
MEA 01.05 |
6 |
Apakah ada penilaian risiko terhadap pihak ketiga yang melakukan
kerjasama dengan instansi Anda ? |
MEA 02.01 |
7 |
Apakah instansi anda pernah melaksanakan audit (internal instansi atau
antar SKPD) untuk menilai kepatuhan terhadap penggunaan layanan SPBE yang
sudah ditentukan ? |
MEA 02.02 |
8 |
Apakah instansi anda pernah melakukan Self Assessment perihal layanan
SPBE dan anda turut dilibatkan ? |
MEA 02.03 |
9 |
Ketika ada permasalahan dalam menyalurkan layanan SPBE kepada
pengguna, apakah ditemukan penyebabnya (root cause analysis) dan diberikan
rekomendasi perbaikan ? |
MEA 02.04 |
10 |
Apakah pernah dilakukan audit oleh pihak independen (di luar
kementerian) perihal layanan SPBE, yang mempunyai kompetensi dan menggunakan
standar audit yang diakui ? |
MEA 02.05 |
11 |
Apakah instansi anda pernah melakukan audit, bila ada layanan SPBE
yang mempunyai permasalahan berulang-ulang ? |
MEA 02.06 |
12 |
Apakah ada ruang lingkup khusus yang dikendalikan oleh kontrol
internal untuk memastikan layanan SPBE berjalan normal ? |
MEA 02.07 |
13 |
Apakah pengendalian terhadap ruang lingkup khusus sudah dilakukan
dengan baik sesuai standar dan oleh petugas yang kompeten ? |
MEA 02.08 |
14 |
Apakah layanan SPBE yang diselenggarakan (Infrastruktur / jaringan /
hardware / lainnya ) sudah sesuai dengan regulasi dan standar? |
MEA 03.01 |
15 |
Ketika ada perubahan / pemutakhiran regulasi terkait layanan SPBE,
apakah cepat dilakukan penyesuaian ? |
MEA 03.02 |
16 |
Ketika ada perubahan / pemutakhiran regulasi terkait layanan SPBE,
apakah dilakukan penyesuaian untuk SOP / alur kerja di instansi Anda ? |
MEA 03.03 |
17 |
Ketika instansi anda melakukan penyesuaian terhadap perubahan /
pemutakhiran regulasi terkait layanan SPBE, apakah ada dokumentasi tertulis
perihal penyesuaian tersebut ? |
MEA 03.04 |
Tabel 3
Daftar pertanyaan output
No. |
Pertanyaan Output |
Sub Proses |
1 |
Adakah tata cara untuk melakukan monitoring terhadap layanan SPBE ? |
MEA 01.01 |
2 |
Adakah sasaran layanan SPBE yang akan di monitoring ? |
MEA 01.02 |
3 |
Adakah data terhadap layanan SPBE yang di monitoring ? |
MEA 01.03 |
4 |
Adakah laporan kinerja (performa) terhadap layanan SPBE ? |
MEA 01.04 |
5 |
Adakah tindakan perbaikan terhadap permintaan perbaikan anda ? |
MEA 01.05 |
6 |
Adakah monitoring dan review terhadap pihak ketiga yang melakukan
kerjasama dengan instansi Anda |
MEA 02.01 |
7 |
Adakah bukti bahwa instansi anda pernah melaksanakan audit (internal
instansi atau antar SKPD) ? |
MEA 02.02 |
8 |
Adakah pedoman untuk melakukan Self Assessment perihal layanan SPBE ? |
MEA 02.03 |
9 |
Adakah permasalahan dalam layanan SPBE yang tidak berhasil ditemukan
penyebabnya (root cause analysis) ? |
MEA 02.04 |
10 |
Adalah bukti bahwa instansi anda pernah dilakukan audit oleh pihak
independen (bila pernah) ? |
MEA 02.05 |
11 |
Apakah ada rencana (panduan) yang dibuat untuk melakukan audit, bila
ada layanan SPBE yang mempunyai permasalahan berulang-ulang ? |
MEA 02.06 |
12 |
Apakah instansi anda menentukan dan menyepakati ruang lingkup khusus
yang dikendalikan oleh kontrol internal untuk memastikan layanan SPBE
berjalan normal ? |
MEA 02.07 |
13 |
Apakah ada peninjauan terhadap ruang lingkup khusus sudah ditentukan
dan disepakati ? |
MEA 02.08 |
14 |
Apakah ada daftar kepatuhan terhadap regulasi eksternal ? |
MEA 03.01 |
15 |
Apakah ada standar untuk menerapkan perubahan SOP internal ? |
MEA 03.02 |
16 |
Adakah bukti penyesuaian terhadap perubahan / pemutakhiran regulasi
terkait layanan SPBE, yang dilakukan oleh instansi anda ? |
MEA 03.03 |
17 |
Adakah bukti penyesuaian SOP, ketika instansi anda melakukan
penyesuaian terhadap regulasi yang baru ? |
MEA 03.04 |
Tahap dalam pengolahan data responden ini merupakan tahapan setelah kuesioner
diisi oleh masing-masing responden. Dari hasil jawaban responden akan di input
kedalam tabel data hasil pengolahan.
Tabel 4
Pengolahan Data Responden MEA01
Domain Proses |
Management
Practice |
Output |
||||||
Ya |
Tidak |
Jumlah |
% |
Ya |
Tidak |
Jumlah |
% |
|
MEA 01.01 Establish a monitoring approach |
14 |
0 |
14 |
100% |
11 |
3 |
14 |
79% |
MEA 01.02 Set performance and conformance targets |
11 |
3 |
14 |
79% |
14 |
0 |
14 |
100% |
MEA 01.03 Collect and process performance and conformance data. |
11 |
3 |
14 |
79% |
14 |
0 |
14 |
100% |
MEA 01.04 Analyse and report performance |
8 |
6 |
14 |
57% |
8 |
6 |
14 |
57% |
MEA 01.05 Ensure the implementation of corrective actions. |
9 |
5 |
14 |
64% |
14 |
0 |
14 |
100% |
Total |
53 |
17 |
70 |
76% |
61 |
9 |
70 |
87% |
Berdasarkan hasil dari MEA01
dengan 5 (lima) proses diperoleh total jawaban pada management practice adalah
53 dari jawaban Ya, 12 dari jawaban Tidak dengan hasil 76%
sedangkan untuk output adalah 61 dari
jawaban Ya, 9 dari jawaban Tidak, dengan hasil 87%.
Tabel 5
Pengolahan Data Responden MEA02
Domain Proses |
Management
Practice |
Output |
||||||
Ya |
Tidak |
Jumlah |
% |
Ya |
Tidak |
Jumlah |
% |
|
MEA 02.01 Monitor internal controls |
5 |
9 |
14 |
36% |
8 |
6 |
14 |
57% |
MEA 02.02 Review business process controls effectiveness |
5 |
9 |
14 |
36% |
5 |
9 |
14 |
36% |
MEA 02.03 Perform control self-assessments |
11 |
3 |
14 |
79% |
14 |
0 |
14 |
100% |
MEA 02.04 Identify and report control deficiencies |
14 |
0 |
14 |
100% |
8 |
6 |
14 |
57% |
MEA 02.05 Ensure that assurance providers are independent and
qualified |
5 |
9 |
14 |
36% |
5 |
9 |
14 |
36% |
MEA 02.06 Plan assurance initiatives |
8 |
6 |
14 |
57% |
11 |
3 |
14 |
79% |
MEA 02.07 Scope assurance initiatives |
14 |
0 |
14 |
100% |
14 |
0 |
14 |
100% |
MEA 02.08 Execute assurance initiatives |
5 |
9 |
14 |
36% |
11 |
3 |
14 |
79% |
Total |
67 |
45 |
112 |
60% |
76 |
36 |
112 |
68% |
Berdasarkan hasil dari MEA02 dengan 8 (delapan) proses diperoleh total
jawaban pada management practice adalah 67 dari jawaban Ya, 45 dari
jawaban Tidak dengan hasil 60% sedangkan untuk output adalah 76 dari jawaban
Ya, 36 dari jawaban Tidak, dengan hasil 68%.
Tabel 6
Pengolahan Data Responden MEA03
Domain Proses |
Management
Practice |
Output |
||||||
Ya |
Tidak |
Jumlah |
% |
Ya |
Tidak |
Jumlah |
% |
|
MEA 03.01 Identify external compliance requirements |
13 |
1 |
14 |
93% |
13 |
1 |
14 |
93% |
MEA 03.02 Optimise response to external requirements |
8 |
6 |
14 |
57% |
2 |
12 |
14 |
14% |
MEA 03.03 Confirm external compliance |
8 |
6 |
14 |
57% |
11 |
3 |
14 |
79% |
MEA 03.04 Obtain assurance of external compliance |
8 |
6 |
14 |
57% |
11 |
3 |
14 |
79% |
Total |
37 |
19 |
56 |
66% |
37 |
19 |
56 |
66% |
Berdasarkan hasil dari MEA03
dengan 4 (empat) proses diperoleh total jawaban pada management practice adalah
37 dari jawaban Ya, 19 dari jawaban Tidak dengan hasil 66% sedangkan untuk output
adalah 37 dari jawaban Ya, 19 dari jawaban Tidak, dengan hasil 66%.
Hasil dan Pembahasan
Penilaian capability level proses
pada COBIT 5, setiap proses dianalisis secara bertahap apakah proses tersebut
telah memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi pada setiap level, mulai
dari level 1 hingga level 5. Hasil penilaian tiap levelnya
akan berbeda tergantung dari kategori. Untuk mengetahui harapan Capability
Level di Diskominfo, dilakukan wawancara dengan Kasi Integrasi dan
Interoperabilitas Aplikasi. Adapun untuk target yang ingin dicapai adalah pada
level 4. Berikut
adalah hasil dari pengukuran yang telah dilakukan.
Tabel 7
Penilaian
Capability
Level pada proses MEA01
MEA01 |
Level 0 |
Level 1 |
Level 2 |
Level 3 |
Level 4 |
Level 5 |
||||
Monitor and Evaluate Performance and Conformance |
PA 1.1 |
PA 2.1 |
PA 2.2 |
PA 3.1 |
PA 3.2 |
PA 4.1 |
PA 4.2 |
PA 5.1 |
PA 5.2 |
|
Rating by
Criteria |
|
87 |
81 |
87 |
60 |
66 |
|
|
|
|
Capability
Level Achieved |
|
F |
L |
F |
L |
L |
|
|
|
|
Dari tabel 7 penilaian Capability
Level pada proses kinerja dan kesesuaian adalah di level 1 dengan nilai 87%
dengan Capability Level Achieved �F� (Fully Achieved) yang
mengimplementasikan proses monitoring dan evaluasi perihal kinerja dan
kesesuaian sudah berjalan dan hasil dari indikator pada Capability Level 1
sudah tercapai. Sedangkan pada level 2 PA 2.1 dengan nilai 81% (Largely
Achieved) dan PA 2.2 dengan nilai 87% (Fully Achieved), pada level 3
PA 3.1 nilai 68% (Largely Achieved) dan PA 3.2 dengan nilai 72% (Largely
Achieved). Dan hasil akhir adalah Capability Level 2.
Tabel 8
Penilaian
Capability
Level pada proses MEA02
MEA02 |
Level 0 |
Level 1 |
Level 2 |
Level 3 |
Level 4 |
Level 5 |
||||
Monitor System of Internal Control |
PA 1.1 |
PA 2.1 |
PA 2.2 |
PA 3.1 |
PA 3.2 |
PA 4.1 |
PA 4.2 |
PA 5.1 |
PA 5.2 |
|
Rating by
Criteria |
|
62 |
|
|
|
|
|
|
|
|
Capability
Level Achieved |
|
L |
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari tabel 8 penilaian Capability
Level pada proses sistem pengendalian internal adalah di level 1 dengan
nilai 62% dengan Capability Level Achieved �L� (Largely Achieved), penilaian
tidak dilanjutkan karena PA1.1 tidak mencapai Capability Level Achieved �F�
(Fully Achieved) Dan hasil akhir adalah Capability Level 1.
Tabel 9
Penilaian
Capability
Level pada proses MEA03
MEA03 |
Level 0 |
Level 1 |
Level 2 |
Level 3 |
Level 4 |
Level 5 |
||||
Monitor and Evaluate Compliance with External
Requirements |
PA 1.1 |
PA 2.1 |
PA 2.2 |
PA 3.1 |
PA 3.2 |
PA 4.1 |
PA 4.2 |
PA 5.1 |
PA 5.2 |
|
Rating by
Criteria |
|
93 |
50 |
50 |
|
|
|
|
|
|
Capability
Level Achieved |
|
F |
P |
P |
|
|
|
|
|
|
Dari tabel 9 penilaian Capability
Level pada proses kepatuhan terhadap external requirement adalah di
level 1 dengan nilai 93% dengan Capability Level Achieved �F� (Fully
Achieved) yang mengimplementasikan proses monitoring dan evaluasi perihal
kepatuhan terhadap external requirement sudah berjalan dan hasil dari
indikator pada Capability Level 1 sudah tercapai. Sedangkan pada level 2
PA 2.1 dengan nilai 50% (Largely Achieved) dan PA 2.2 dengan nilai 50% (Fully
Achieved), Dan hasil akhir adalah Capability Level 1.
Tabel 10
Ringkasan
Pencapaian capability level setiap proses.
Nama Proses |
Level 0 |
Level 1 |
Level 2 |
Level 3 |
Level 4 |
Level 5 |
|||||
PA 1.1 |
PA 2.1 |
PA 2.2 |
PA 3.1 |
PA 3.2 |
PA 4.1 |
PA 4.2 |
PA 5.1 |
PA 5.2 |
|||
1 |
Monitor and Evaluate Performance and Conformance |
|
87 (F) |
81 (L) |
87 (F) |
60 (L) |
66 (L) |
|
|
|
|
2 |
Monitor System of Internal Control |
|
62 (L) |
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
Monitor and Evaluate Compliance with External Requirements |
|
93 (F) |
50 (P) |
50 (P) |
|
|
|
|
|
|
Dari data hasil
penilaian menunjukkan bahwa level capability saat ini yang dipilih
menunjukkan rata-rata proses berada di level 1. Target capability level yang
telah ditentukan untuk seluruh proses yang di audit pada Sistem Informasi e-Government di Diskominfo Kabupaten
Bandung adalah level 4.
Gambar 2
Kesenjangan
Tabel 11
Kesenjangan setiap
proses
No. |
Domain� Proses |
Target yang ingin dicapai |
Hasil Pengukuran |
Kesenjangan |
1 |
Monitor and Evaluate Performance and Conformance (MEA01) |
4 |
2 |
2 |
2 |
Monitor System of Internal Control (MEA02) |
4 |
1 |
3 |
3 |
Monitor and Evaluate Compliance with External Requirements (MEA03) |
4 |
1 |
3 |
Dari data yang didapatkan dari hasil penilaian capability
level yang dilakukan pada setiap masing-masing proses, selanjutnya akan
melakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya rata-rata capability level yang
telah dicapai dengan rumus perhitungan rata-rata.
Dengan hasil data pencapaian proses capability level, maka
dapat dihitung rata-rata capability level berikut ini:
Hasil perhitungan capability level pada Sistem
Informasi e-Government didapatkan nilai rata-rata capability level 1,33
dan memiliki gap 2,67 dengan pencapaian target di level 4.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian terkait pengukuran
kemampuan sistem informasi e-Government
di Kabupaten Bandung, dapat disimpulkan: 1). Dari hasil
penilaian capability level pada layanan SPBE di
Diskominfo saat ini di level 2 dengan atribut Managed Process untuk proses
Monitor and Evaluate Performance and Conformance dan di level 1 dengan
atribut Performed untuk proses Monitor System of Internal
Control dan proses Monitor and Evaluate Compliance with External
Requirements. 2). Setiap SKPD memiliki
kemampuan dan perencanaan yang berbeda baik dari segi
aplikasi, SDM TIK maupun dari segi penganggaran. Dan belum dilakukan audit
untuk menilai kepatuhan penggunaan layanan SPBE dalam melakukan pengembangan layanan SPBE, hal ini belum sesuai dengan tujuan strategis Master
Plan TIK 2017-2021.
BIBLIGRAFI
Bouty, A. A., Koniyo, M. H., & Novian, D. (2019). Evaluasi
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Menggunakan E-Government Maturity Model
(Kasus Di Pemerintah Kota Gorontalo) The Evaluation Of Electronic Based
Government System Using E-Government Maturity Model. Jurnal Penelitian
Komunikasi Dan Opini Publik, 23(1), 16�24. Google Scholar
Darmawan, A. K., & Dwiharto, A. (2019).
Pengukuran Capability Level Kualitas Layanan E-Government Kabupaten Pamekasan
Menggunakan Framework COBIT 5.0. INTENSIF: Jurnal Ilmiah Penelitian Dan
Penerapan Teknologi Sistem Informasi, 3(2), 93.
https://doi.org/10.29407/intensif.v3i2.12659 Google Scholar
Drljača, D., & Latinović, B.
(2017). Frameworks for Audit of an Information System in Practice. JITA -
Journal of Information Technology and Applications (Banja Luka) - APEIRON, 12(2),
78�85. https://doi.org/10.7251/jit1602078d Google Scholar
Emmir, M., & Juwono, V. (2021).
Analysis of the Implementation of Monitoring and Evaluation by Presidential
Staff Office in Infrastructure Delivery. Asia-Pacific Research in Social
Sciences and Humanities Universitas Indonesia Conference (APRISH 2019),
266�272. Google Scholar
ISACA. (2012). COBIT 5 Framework. In ISACA.
Kumar, P., Jain, V. K., Pareek, K. S.,
Meena, T., & Sangam, R. S. (2019). Role and Challenges of IoT in
e-Government. In The Stances of e-GovernmentPolicies.
https://doi.org/10.1201/9780203731451-10 Google Scholar
Nur Cahya, N. (2021). Penyelenggaraan
Sistem E-Government Menuju Good Governance (Studi Kasus di Dinas Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Tegal). Universitas Pancasakti
Tegal. Google Scholar
Pemerintah RI. (2018). Peraturan Presiden
Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. Media
Hukum, 110. Google Scholar
Prihanto, I. G. (2017). E-Government dan
Penerapannya. Berita Dirgantara, 18(1). Google Scholar
Purbawangsa, I. N., EkoDarwiyanto, ST., M.,
& KemasRahmat S.W., ST., M. E. (2014). EvaluasiSistem E-Government Kota
Denpasar Menggunakan Framework COBIT 5 pada Domain Monitor, Evaluate and Assess
(MEA). 1(1), 1�10. Google Scholar
Putra, D. A. D., Jasmi, K. A., Basiron, B.,
Huda, M., Maseleno, A., Shankar, K., & Aminudin, N. (2018). Tactical steps
for e-government development. International Journal of Pure and Applied
Mathematics. Google Scholar
Sarrayrih, M. A., & Sriram, B. (2015).
Major challenges in developing a successful e-government: A review on the
Sultanate of Oman. Journal of King Saud University - Computer and
Information Sciences. https://doi.org/10.1016/j.jksuci.2014.04.004 Google Scholar
Zhafarina, V., & Wibowo, S. (2016).
Evaluasi Sistem E-Goverment Berdasarkan Cobit 5 Dengan Domain MEA01 Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Semarang. JOINS (Journal of Information System).
Google Scholar
Copyright holder: Dodi Syaripudin, Budi Permana (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |