Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, No. 11, November 2021
�
ANALISA VOLUME RUANG BAKAR
TURBIN GAS MIKRO KAPASITAS 300W
Eko Prasetyo, Ivan Anindito
Arista, Rudi Hermawan, Erlanda Pane
Fakultas Teknik Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Kebutuhan manusia
terhadap energi terus meningkat setiap tahunnya, hal ini
berkaitan dengan meningkatnya jumlah populasi masyarakat. Kebutuhan energi dapat terwujud dengan adanya ketersediaan bahan
bakar. Turbin Gas Mikro atau yang biasa dikenal dengan
Micro Gas Turbine (MGT) merupakan suatu alat yang dapat menghasilkan daya listrik dan juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit daya lisrik dengan kapasitas
yang rendah seperti pada bangunan, perkantoran dan komersial. Salah satu komponen utama pada turbin gas mikro adalah ruang bakar,
yaitu tempat terjadinya pembakaran sempurna yang merupakan reaksi eksometrik antara oksidator dan bahan bakar untuk
menghasilkan gas pembakaran
pada tekanan dan suhu tertentu. Pada metode ini ruang bakar yang digunakan adalah tipe single can (TUBULAR). Pembangkit listrik turbin gas mikro berbahan bakar Liquified Petroleum Gas (LPG). Dengan diameter selubung (Casing) 193 mm, diameter tabung api (Liner) 150 mm, panjang ruang bakar tabung
api 825 mm dan menggunakan
material stainless steel 316 dengan Tebal liner 3,3 mm. Dari hasil perhitungan didapat laju aliran udara
0,2 kg/s dan laju aliran bahan bakar 0,0423 kg/s.
Adapun alasan volume ruang bakar dibahas adalah untuk mengetahui diameter dan
panjang dari tabung api.
Kata Kunci: ruang bakar; turbin gas mikro; LPG; analisa; volume
Abstract
Human need for energy
continues to increase every year, this is related to the increasing number of population. Energy needs can be realized with the
availability of fuel. Micro Gas Turbine or
commonly known as MGT is a device that can generate electricity and can also be
used as a power plant with low capacity such as in buildings, offices and
commercial. One of the main components in micro gas turbines is the combustion
chamber, which is the place of complete combustion,
which is an exometric reaction between the oxidator
and fuel to produce combustion gases at a certain pressure and temperature. In
this method the combusion chamber used is the a single
can type (TUBULAR). Power
generation micro gas turbine (MGT) Liquified Petroleum gas (LPG). With a
diameter of the casing 193 mm, the diameter of liner 150 mm, the length of the
combustion chamber 825 mm and using 316 stainless steel materail
with a thickness of 3,3 mm liner. From the calculation results the air flow rate
is 0,2 kg/s and the fuel flow rate is 0,0423 kg/s.
The reason for discussing the volume of the combustion chamber is to know the
diameter and length of the fire tube.
Keywords: combustion chamber; micro turbine gas; LPG; analysis; volume
Received: 2021-10-20;
Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-18
Pendahuluan
Kebutuhan
energi dapat terwujud dengan adanya ketersediaan bahan bakar. Namun, pada
umumnya bahan bakar yang digunakan merupakan bahan bakar konvensional yang
berasal dari fosil seperti minyak bumi maupun batu bara. Bahan baku fosil akan
terancam habis pada masa mendatang diakibatkan oleh konsumsi bahan bakar
konvensional secara berkelanjutan. Permintaan energi yang terus meningkat,
seiring dengan kondisi ketersediaan bahan bakar konvensional yang terbatas.
Maka dari itu meningkatkan infrastructure
yang terus berkembang maka diperlukan energi yang bisa dipakai untuk
menghasilkan listrik (Hermawan, Prasetyo, Rhakasiwi, Hartanto, & Pane, 2017). Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukannya
energi alternatif yang dapat menggantikan energi fosil yang semakin habis. Oleh
karena itu pembangkit energi listrik skala mikro juga dapat dikatakan teknologi
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (Kusnadi, Arifin, Darussalam, & Rajani, 2016).
Salah satu teknologi dengan
energi yang dapat diperbaharui yang dapat digunakan oleh masyarakat adalah
pembangkit energi skala mikro. Pembangkit ini biasanya sangat dibutuhkan pada
daerah-daerah yang minim kelistrikan atau membutuhkan kelistrikan yang cukup
tinggi seperti daerah pedesaan, perkantoran ataupun rumah tangga (Rachmanu, 2018).
Keunggulan dari pembangkit energi skala mikro adalah pembangkit ini dapat
bekerja dengan bahan bakar cair ataupun gas, memiliki kerapatan daya yang
tinggi, serta environmetal and eco
friendly . Adapun volume ruang bakar masukan juga guna mengetahui diameter
dan panjang dari tabung api agar pencampuran bahan bakar lebih merata (Mara, Wirawan, & Ma�bud, 2014).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Agung. A, 2017), telah diciptakan sebuah turbin gas mikro namun telah disimpulkan bahwa turbin gas mikro yang berada di Laboratorium Universitas Pancasila memiliki kekurangan pada penyaluran panas pada ruang bakar yang tidak merata. Untuk itu pada penelitian ini ruang bakar turbin gas mikro akan dioptimalkan panas pembakarannya dengan cara merubah desain ruang bakar dengan cara merubah diameter selubung, diameter tabung api dan panjang tabung api pada ruang bakar.
�Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi bahan bakar fosil yang berupa minyak bumi dan batu bara. Dapat memenuhi kelistrikan di pedesaan dan rumah tangga.
Metode Penelitian
Untuk
mendapatkan hasil dari penelitian ini yang akan di artikelkan dalam jurnal maka
metodologi penelitian melalui skema diagram alir berikut ini:
Gambar 1
Diagram Alir
A.
Perhitungan
Dimensi Ruang Bakar
1.
Selubung
(Casing) Ruang Bakar:
Diketahui pada penelitian sebelumnya
putaran�� kompresor��
turbocharge��� diasumsikan
dengan putaran terendah yaitu 2800 rpm kemudian temperature masuk ruang bakar sebesar
45 �C. Serta m�u sebesar 0,1478 kg/s (Riansyah, 2014).
Laju aliran massa� udara untuk proses pendinginan memakai persamaan 1 .
mudara pendinginan
= 15%
untuk
itu dapat diketahui rumus
mu
RB = (mu - mudara pendinginan) kg/s
2.
Luas penampang Casing
Ruang Bakar
Berdasarkan
perhitungan termodinamika diatas diperoleh menggunakan persamaan 2 (Maghsoudi & Sadeghi, 2020).
�����������
Dimana:
R �������������������� = Gas Konstanta 287 Nm/kg/.k
Aref ���������������� = Luas Penampang (m2)
3.
Diameter
Casing Ruang Bakar (Dref)
Besarnya diameterPselubung
ruangPbakar Dref seperti
yang diperlukan dapat dicari dengan persamaan
3 (Liu, Yang, Chen, Zeng, & Wang, 2020).
�����������
4.
Luas
Penampang Tabung Api Ruang Bakar
Dapat dicari
dengan menggunakan persamaan 4 (Grati, n.d.).
Dimana:
AL������� = Luas penampang tabung api (Liner) [m��2]
kopt�������� = perbandingan antara liner (luas penampang tabung api) dengan Casing (luas penampang selubung)
Aref ����� = Luas penampangPselubung (Casing) ruang bakar [m2]
Sedangkan nilai
kopt dapat dicari dengan menggunakan persamaan 5 (Yudisworo, 2014).
�����������
Dimana:
msn������ = adalah
perbandingan laju aliran udara yang memasuki moncong
dengan total laju aliran udara pada ruang bakar.
𝜆��������� =� adalah koefisien
tekanan yang hilang.
R��������� = radius atau jarak, perbandingan luas selubungPdengan luas aliran yang masuk pada ruang bakar
Parameter/ketetapan
diatas dapat ditentukan dengan menggunakan ketetapan sebagai
berikut: msn = 0,12, 𝜆 = 0,5 r = 6 dan
5.
Diameter
Tabung Api Ruang Bakar
Setelah mengetahui
mendapatkan hasil perhitungan maka
dapat dicari perhitungan diameter tabung api melalui persamaan
6 (Widodo, Lagiyono, & Wibowo, 2014).
����������� DL������� =
6.
Panjang
Tabung Api Ruang Bakar
Setelah mendapatkan perhitungan
diameter tabung api maka dapat dicari panjang dar tabung api ruang bakar dengan
menggunakan persamaan 7 (Pratiwi, 2019).
������������
Dimana:
LL������� = merupakan panjang tabung api (Liner) [m]
DL��������� = merupakan diameter (Liner) tabung api [m]
AO������� = 0,07 untuk setiap jenis tubular
PF������ = merukapan kepanjangan dari Pattern Factor
Dalam menghitung PF digunakan
persamaan �persamaan 8 (Ali, Ali, & Fauzie, 2019).
7. Perbandingan
Data Ruang Bakar
Telah didapatkan
nilai diameter dan panjangPdari tabung api, maka untuk
mengetahui volume ruang bakar maka dapat
dicari dengan persamaan sebagai berikut 9 (Gusnita, 2017).
Dimana:�������
V�� = merupakan Volume Ruang Tabung Api (m3)
r ���= merupakan jari-jari Tabung api (m)
t���� = merupakan
Tinggi tabung api (m)
Maka untuk
mencari panjang ke empat varian tersebut dilakukan perhitungan memakai
persamaan 10 (Hermawan et al., 2017).
Tabel 1
perbandingan variasi
No |
Variasi |
Diameter dalam |
panjang |
1. |
Pertama |
0,110 m |
1,5 m |
2. |
Kedua |
0,130 m |
1,09 m |
3. |
Ketiga |
0,170 m |
0,64 m |
4. |
Keempat |
0,190 m |
0,511 m |
Variasi
1 didapatkan diameter dalam 0,11 m dengan panjang 1,5 m. Variasi 2 didapatkan
diameter dalam 0,13 m dengan panjang 1,09 m. Variasi 3 didapatkan diameter
dalam 0,17 m dengan panjang 0,64 m. Variasi 4 didapatkan diameter dalam 0,19 m
dengan panjang 0,511 m.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian terdahulu
untuk mencari Dimensi Ruang Bakar harus diketahui Laju aliran massa udara
tersebut (Agung. A, 2017);
(Riansyah, 2014).
Tabel 2
Hasil Perhitungan Terdahulu
[11]
No |
Parameter |
Satuan |
Jumlah |
1. |
Laju Aliran Massa Udara |
kg/s |
0,1478 |
2. |
Laju Aliran Massa Udara Ruang Bakar |
kg/s |
0,1256 |
3. |
Luas Selubung Ruang Bakar |
m2 |
0,00893 |
4. |
Diameter Selubung Ruang Bakar |
m |
0,1065 |
5. |
Luas Penambang Tabung
Api |
m2 |
0,00675 |
6. |
Diameter Tabung Api |
m |
0,0927 |
7. |
Panjang Tabung Api
Ruang Bakar |
m |
0,5687 |
8. |
Volume |
m3 |
0,0037 |
Hasil yang diperoleh pada Laju Aliran Massa Udara
Ruang Bakar sebesar 0,1256 kg/s, Luas Selubung Ruang Bakar 0,00893 m2 , Diameter
Selubung Ruang Bakar 0,1065 m, Luas Penambang Tabung Api 0,00675 m2,
Diameter Tabung Api 0,0927 m, Panjang Tabung Api Ruang Bakar 0,5687 m dan
Volume 0,0037.
Gambar 2
Desain Ruang Bakar terdahulu
Hasil penelitian saat ini untuk mencari Dimensi
Ruang Bakar harus diketahui Laju aliran massa udara tersebut.
Tabel 3
hasil perhitungan yang
didapat
No |
Parameter |
Satuan |
Jumlah |
1. |
Laju Aliran Massa Udara |
kg/s |
0,2 |
2. |
Laju Aliran Massa Udara Ruang Bakar |
kg/s |
0,17 |
3. |
Luas Selubung Ruang Bakar |
m2 |
0,0353 |
4. |
Diameter Selubung Ruang Bakar |
m |
0,193 |
5. |
Luas Penambang Tabung
Api |
m2 |
0,02 |
6. |
Diameter Tabung Api |
m |
0,15 |
7. |
Panjang Tabung Api
Ruang Bakar |
m |
0,825 |
8. |
Volume |
m3 |
0,0145 |
Hasil yang diperoleh pada Laju Aliran Massa Udara Ruang Bakar sebesar 0,17 kg/s, Luas Selubung Ruang Bakar 0,0353 m2
, Diameter Selubung Ruang Bakar 0,193 m, Luas Penambang Tabung Api 0,02 m2,
Diameter Tabung Api 0,15 m, Panjang Tabung Api Ruang Bakar 0,825 m dan Volume
0,0145.
Gambar 3
Desain
Ruang Bakar saat ini
(Desain tersebut
dibuat dari perhitungan penelitian saaat ini)
Terdapat 4 variasi diameter dalam dan panjang ruang bakar berbeda yang
digunakan pada analisa tersebut.
(A)
(B)
Gambar 4
Simulasi Ruang Bakar Turbin
Gas Mikro (A) Aliran Pada Variasi 1, (B) Temperatur Pada Variasi 1
Terlihat bahwa dari variasi 1
memiliki kecepatan aliran paling rendah adalah 0,34 m/s pada beberapa dinding
ruang bakar dan kecepatan aliran tertinggi adalah 580 m/s pada output. Suhu
terendah adalah 30 oC terjadi pada fuel inlet, suhu tertinggi adalah 2120 0C terdapat pada
beberapa dinding ruang bakar dan suhu output dari simulasi sebesar 1400 oC.
(A)
(B)
Gambar 5
Simulasi
Ruang Bakar Turbin Gas Mikro (A) Aliran Pada Variasi 2, (B) Temperatur Pada
Variasi 2
Terlihat bahwa dari variasi 2
memiliki kecepatan aliran paling rendah adalah 0,16 m/s beberapa dinding ruang
bakar dan kecepatan aliran tertinggi adalah 583 m/s pada output. Suhu terendah
adalah 29 oC terjadi pada fuel
inlet, suhu tertinggi adalah 2070 0C terdapat pada beberapa
dinding ruang bakar dan suhu output dari simulasi sebesar 1400 oC.
(A)
(B)
Gambar 6
Simulasi
Ruang Bakar Turbin Gas Mikro (A) Aliran Pada Variasi 3, (B) Temperatur Pada Variasi 3
Terlihat
bahwa dari variasi 3 memiliki kecepatan aliran paling rendah adalah 0,2 m/s
beberapa dinding ruang bakar dan kecepatan aliran tertinggi adalah 603 m/s pada
output. Suhu terendah adalah 29 oC terjadi pada fuel inlet, suhu tertinggi adalah 2260 0C terdapat pada
beberapa dinding ruang bakar dan suhu output dari simulasi sebesar 1400 oC
(A)
(B)
Gambar 7
Simulasi Ruang
Bakar Turbin Gas Mikro (A) Aliran Pada Variasi 4, (B) Temperatur Pada Variasi 4
Terlihat
bahwa dari variasi 4 memiliki kecepatan aliran paling rendah adalah 0,13 m/s
beberapa dinding ruang bakar dan kecepatan aliran tertinggi adalah 640 m/s pada
output. Suhu terendah adalah 29 oC terjadi pada fuel inlet, suhu tertinggi adalah 2220 0C terdapat pada
beberapa dinding ruang bakar dan suhu output dari simulasi sebesar 1400 oC
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas
dapat disimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh pada Laju Aliran Massa Udara Ruang Bakar sebesar 0,17 kg/s, Luas
Selubung Ruang Bakar 0,0353 m2, Diameter Selubung Ruang Bakar 0,193
m, Luas Penambang Tabung Api 0,02 m2, Diameter Tabung Api 0,15 m,
Panjang Tabung Api Ruang Bakar 0,825 m dan Volume 0,0145
Volume dari keempat varian
sebesar 0,0145 m3 dan varian-varian dari ruang
bakar didapat sebesar: Variasi
1 didapatkan diameter 0,11 m dengan panjang 1,5 m.
Variasi 2 didapatkan diameter 0,13 m dengan panjang 1,09 m. Variasi 3
didapatkan diameter 0,17 m dengan panjang 0,64 m. Variasi 4 didapatkan diameter
0,19 m dengan panjang 0,511 m
Agung. A. (2017). Analisa Ruang
Bakar pada Pembangkit Listrik Mikro Turbin Gas Kapasitas 3 kW, Skripsi.
Ali, M., Ali, Hermanto, & Fauzie,
Muhamad Amin. (2019). Pengaruh Penambahan Water Injection Terhadap Efisiensi
Turbin Gas. 7. Google Scholar
Grati, D. I. Pltgu. (2016). Analisis
Isolasi Panas Pada Casing Turbin Gas Tipe M701D.
Gusnita, Novi. (2017). Analisa Efisiensi
Dan Pemanfaatan Gas Buang Turbin Gas Alsthom Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Kapasitas 20 MW. SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi Dan Industri, 14(2),
209�218. Google Scholar
Hermawan, Rudi, Prasetyo, Eko, Rhakasiwi,
Damora, Hartanto, Agung, & Pane, Erlanda. (2017). Analisa Perancangan Ruang
Bakar pada Pembangkit Listrik Mikro Turbin Gas Bahan Bakar LPG. Prosiding
Semnastek. Google Scholar
Kusnadi, Kusnadi, Arifin, Maulana,
Darussalam, Rudi, & Rajani, Ahmad. (2016). Rancangan Mikro Gas Turbin
Berbahan Bakar Biogas Untuk Pembangkit Tenaga Listrik Biomass Berkapasitas 2, 5
Kw, Studi Kasus: Ciparay Bandung. Prosiding Seminar Nasional Fisika
(E-Journal), 5, 1�6. Google Scholar
Liu, Aiguo, Yang, Yudong, Chen, Lei, Zeng,
Wen, & Wang, Chengjun. (2020). Experimental study of biogas combustion and
emissions for a micro gas turbine. Fuel, 267(January), 117312.
https://doi.org/10.1016/j.fuel.2020.117312 Google Scholar
Maghsoudi, Peyman, & Sadeghi, Sadegh.
(2020). A novel economic analysis and multi-objective optimization of a 200-kW
recuperated micro gas turbine considering cycle thermal efficiency and
discounted payback period. Applied Thermal Engineering, 166(April),
114644. https://doi.org/10.1016/j.applthermaleng.2019.114644 Google Scholar
Mara, Made, Wirawan, Made, & Ma�bud,
Towilan. (2014). Pengaruh Ignition Timing Dengan Bahan Bakar Lpg Terhadap Unjuk
Kerja Mesin Bensin Empat Langkah Satu Silinder. Dinamika Teknik Mesin, 4(1),
1�6. https://doi.org/10.29303/d.v4i1.63 Google Scholar
Pratiwi, Irnanda. (2019). Usulan Penerapan
Total Productive Maintenance pada Mesin Turbin Gas. Jurnal Optimasi Sistem
Industri, 18(1), 37.
https://doi.org/10.25077/josi.v18.n1.p37-47.2019 Google Scholar
Rachmanu, Fatkur. (2018). Studi Kinerja
Termodinamika Turbin Gas Model Saturn-20 Menggunakan Excel. Jurnal Elektra,
3(2). Google Scholar
Riansyah, Selly. (2014). Perancangan
Mikro Gas Turbin Berbahan Bakar Biogas. University of Muhammadiyah Malang. Google Scholar
Widodo, Yudi, Lagiyono, & Wibowo, Agus.
(2014). Penentuan Air Fuel Ratio (AFR) Aktual Pembakaran LPG Pada Celah Sempit
Tipe Horisontalaris. UPS Tegal, 8, 2�8. Google Scholar
Yudisworo, W. Djoko. (2014). Studi Alternatif
Penggunaan Bbg Gas Elpiji Untuk Bahan Bakar Mesin Bensin Konvensional. E-Journal.Upstegal,
5(1), 1�8. Google Scholar
Copyright holder: Eko Prasetyo,
Ivan Anindito Arista, Rudi Hermawan,
Erlanda Pane (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |