Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 6, No. 11, November 2021

�

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KUALITAS AUDIT, PROPORSI PEMANGKU KEPENTINGAN ASING, DAN DISCLOSURE CSR TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

 

Roberto Hendratno, Wisnu Mawardi

Universitas Diponegro (UNDIP) Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Email:� [email protected], [email protected]

 

Abstrak

������ Perusahaan yang memiliki kegiatan usahanya di bidang atau yang terkait dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Di untuk melaksanakan kewajiban Perusahaan, Sosial dan Lingkungan Tanggung jawab harus dianggarkan dan dicatat sebagai beban Perusahaan mempertimbangkan kesesuaian dan keadilan. Aktivitas tersebut terkandung dalam Perusahaan Laporan Tahunan. Pada penelitian ini menggunakan populasi yaitu semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2014-2018. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling.������� Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemilikan institusional, Kualitas audit, proporsi kepemilikan asing, Disclosure CSR berpengaruh positif terhadap manajemen laba, kepemilikan institusional, kualitas audit, proporsi kepemilikan asing, Disclosure CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q). Manajemen laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q). Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening. Kualitas audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening. Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening. Disclosure CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening.

 

Kata Kunci: agency theory; legitimasi; teori signyal

 

Abstract

Companies that have business activities in the field or related to natural resources are obliged to carry out Social and Environmental Responsibility. In order to carry out the Company's obligations, the Social and Environmental Responsibilities must be budgeted and recorded as a burden on the Company by considering suitability and fairness. These activities are contained in the Company's annual report. This study uses a population, namely all manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) for the period 2014-2018. The sampling technique used in this research is purposive sampling. The results showed that institutional ownership, audit quality, proportion of foreign ownership, CSR disclosure has a positive effect on earnings management. Institutional ownership, Audit quality, proportion of foreign ownership, CSR disclosure has a positive effect on firm value (Tobin's Q). Earnings management has a positive effect on firm value (Tobin's Q). Institutional ownership has a positive effect on firm value (Tobin's Q) with earnings management as an intervening variable. Audit quality has a positive effect on firm value (Tobin's Q) with earnings management as an intervening variable. Foreign ownership has a positive effect on firm value (Tobin's Q) with earnings management as an intervening variable. CSR disclosure has a positive effect on firm value (Tobin's Q) with earnings management as an intervening variable.

 

Keywords:� Agency Theory, Legitimacy, Signyal Theory, and GCG

 

Received: 2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20

 

Pendahuluan

Selama beberapa puluh tahun terakhir ini, salah satu perubahan mendasar di sektor bisnis adalah tumbuhnya kesadaran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Korporasi yang dulu hanya berorientasi pada keuntungan di masa lalu, sekarang juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan, sejak dalam menjalankan usahanya, selain mengandalkan modal pemegang saham, mereka juga bergantung pada pemangku kepentingan lain, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar, dan lainnya untuk kelangsungan bisnis mereka.

Menurut (Sujoko & Chalidyanto, 2015) managerial ownership atau kepemilikan manajerial merupakan prosentase kepemilikan yang dimiliki oleh pihak manajemen dalam sebuah perusahaan yaitu direksi atau komisaris. Sedangkan institutional ownership merupakan persentase kepemilikan yang dimiliki oleh pihak luar perusahaan seperti pemerintah, lembaga keuangan, badan hukum, lembaga asing.�

Struktur kepemilikan lainnya adalah kepemilikan institusional, yang umumnya bertindak sebagai pihak untuk memantau perusahaan. Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional yang besar menunjukkan kemampuannya untuk memantau manajemen. Semakin tinggi institusional kepemilikan, semakin baik pemanfaatan aset sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional dapat menjadi kekuatan pendorong bagi perusahaan dalam mengungkapkan CSR.

Kepemilikan manajerial adalah salah satu item yang terkandung dalam perusahaan yang baik pemerintahan. (Jensen & Meckling, 1976) berpendapat bahwa managerial ownership memiliki mekanisme yang baik dalam meminimalisir agency problem untuk menyamakan antara kepentingan manajer dan pemegang saham. Sentralisasi kepentingan dapat dicapai dengan memberikan kepemilikan kepada manajer. Jika manajer memiliki lebih banyak stok perusahaan, ia akan melakukannya berusaha untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah diri sendiri. Dengan meningkatkan jumlah kepemilikan manajerial, maka manajemen akan merasakan dampak langsung pada setiap keputusan yang mereka buat dan coba untuk mengurangi risiko kehilangan aset mereka.

CSR sebagian besar tetap bersifat sukarela dan mengandalkan pengaturan diri melalui kode etika dengan keputusan untuk mematuhi kode etik yang kuat dalam keahlian perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menerapkan dan mengevaluasi kode perilaku secara fleksibel berdasarkan pilihan mereka. Literatur yang luas tentang tujuan, peran dan sifat perusahaan dan manajemennya bertentangan dengan kewajiban bisnis CSR meskipun mengakui bahwa korporasi memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan hubungan dengan semua pemangku kepentingan, terutama dengan pemangku kepentingan yang mengklaim dampak sosial dan dampak lain yang merugikan. Sarjana menekankan bahwa manajer perusahaan memiliki tugas terhadap pemangku kepentingan karena mereka adalah agen perusahaan tetapi mereka tidak melampaui titik itu. Akibatnya, CSR tidak memiliki akuntabilitas hukum untuk kewajiban sosial non-kinerja oleh perusahaan. Ini telah mengarahkan CSR sebagai alat untuk memajukan kepentingan strategis daripada sebagai kewajiban yang diperlukan untuk sebuah perusahaan.

Penelitian yang dilakukan (Putri, Ekowati, Supriyanto, & Mukaffi, 2019) menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara ukuran dewan direksi, ukuran komisaris dan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja perusahaan, tetapi terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

�(Sugiyanto & Fitria, 2021) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara tata Kelola perusahaan atau GCG terhadap financial performance perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan sebuah perusahaan, maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian� (Putri et al., 2019) menghasilkan bahwa mekanisme GCG dan disclosure CSR memiliki efek positif pada kinerja keuangan serta disclosure CSR pada kinerja keuangan.� Penelitian yang dilakukan� (Kabir & Thai, 2017) menyatakan bahwa kegiatan disclosure CSR memengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara positif. Selain itu, fitur tata kelola perusahaan seperti kepemilikan asing, ukuran dewan dan independensi dewan memperkuat hubungan positif antara disclosure CSR dan kinerja keuangan, namun tidak terdapat dampak terhadap kepemilikan negara.

�(Garcia‐Torea, Fernandez‐Feijoo, & De La Cuesta, 2020) menyatakan bahwa Kebijakan tanggung jawab sosial akan mengubah menjadi lebih tinggi laba perusahaan. Laba yang tinggi akan membuat perusahaan untuk menjalankan kebijakan tanggung jawab sosial. Terdapat hubungan positif secara dua arah antara disclosure CSR dengan Financial Performance.

Perusahaan yang melakukan banyak melakukan pengungkapan disclosure CSR dalam laporan tahunannya, berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Natanagara & Juniarti, 2016) menyatakan bahwa CSR berpengaruh secara signifikan terhadap Tobin�s Q.

�(Rinaldy & Rahardjo, 2011)� melakukan penelitian dan hasilnya menyatakan bahwa adanya pengaruh antara kepemilikan institusional dengan disclosure CSR (tanggung jawab sosial perusahaan). Penelitian yang dilakukan� (Kabir & Thai, 2017) menyatakan bahwa kegiatan disclosure CSR memengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara positif. Selain itu, fitur tata kelola perusahaan seperti kepemilikan asing, ukuran dewan, dan independensi dewan memperkuat hubungan positif antara tanggung jawab sosial dengan kinerja keuangan, namun tidak ada dampak kepemilikan negara. Penelitian (Kumari, Choi, Gonz�lez-Prelcic, & Heath, 2017) menyatakan bahwa struktur GCG berpengaruh terhadap manajeemen laba.

Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian dengan judul : �Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kualitas Audit, Proporsi Pemangku Kepentingan Asing, dan Disclosure CSR terhadap Nilai Perusahaan dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening�.

 

Gambar 1

Kerangka Pikir Penelitian

 

Metode Penelitian

Populasi dari peneltian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI periode tahun 2015-2019. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan jenis data yaitu data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang sebelumnya telah dikumpulkan dan dapat diakses oleh peneliti. Pada penelitian ini data sekundernya adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang telah terdaftar di BEI pada periode tahun 2014-2018. Dan sumber data pada penelitian ini berasal dari www.idx.co.id.

 

Tabel 1

Kriteria Sampel Penelitian

Kriteria Pengambilan Sampel

2015

cc

2017

2018

2019

Total

Perusahaan manufaktur yang telah diaudit selama tahun 2015-2019

141

143

148

153

158

743

Perusahaan yang tidak lengkap dan tidak secara periodik menerbitkan laporan keuangan dengan periode yang berakhir tgl 31 Desember

(42)

(48)

(45)

(49)

(51)

(235

Perusahaan yang datanya tidak lengkap mengenai kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham asing, nilai perusahaan, kualitas audit,� manajemen laba, disclosure CSR

(23)

(25)

(22)

(26)

(30)

(126)

 

Jumlah sampel perusahaan

76

70

81

78

77

382

 

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1.    Kepemilikan Saham Institusional (institutional ownership)

Kepemilikan saham institusional adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak luar perusahaan� (Lee et al., 2006). Pada penelitian ini diukur dengan prosentase jumlah kepemilikan saham institusional dalam sebuah perusahaan.

2.    Kualitas Audit

Kualitas Audit diukur menggunakan dummy variable. Kualitas Audit diukur dengan melihat afiliasi suatu KAP dengan KAP internasional. Jika KAP berafiliasi dengan KAP internasional yang termasuk dalam KAP Big 4 (Deloitte Touche Tohmatsu, PricewaterhouseCoopers, Ernst & Young, KPMG), maka KAP tersebut dikategorikan sebagai KAP berukuran besar dan memiliki nilai dummy variable 1 dan 0 jika sebaliknya (Fitriani, Hanifah, & Gultom, 2015).

3.    Kepemilikan Saham Asing

Kepemilikan saham asing merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak asing.�

4.    Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah seberapa baik ukuran keberhasilan perusahaan di masa lalu dan di masa datang. Pada penelitian ini menggunakan rumus Tobin�s Q. Tobin�s Q dengan rumus:

Keterangan:

EMV = Equity Market Value (closing price x jumlah saham beredar)

EBV = Equity Book Value (total aset - total kewajiban)

D = Nilai buku dari total hutang.

5.    Manajemen Laba

Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan pihak manajemen perusahaaan (Jesover & Kirkpatrick, 2005), dimana manajemen laba memiliki arti pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk mencapai tujuan khusus. Metode yang digunakan untuk menghitung manajemen laba menggunakan discretionary accrual (DAC) yang dihitung menggunakan model Jones yang dimodifikasi (Dechow, Sloan, & Sweeney, 1995) yaitu:

a.    Mengukur total accruals dengan menggunakan metode Jones yang dimodifikasi.

Total accruals (TAC) = laba bersih � arus kas operasi

b.    Setelah itu menghitung nilai total accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS:

 

�α1(TA )+β1( β2

Notasi:��

������������������� = total accruals perusahaan i pada periode t

������������������ = total asset perusahaan i pada periode t-1

����������������� = perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t

������������������ = property, plan and equipment perusahaan i pada periode t

α1���������� �������������� = konstanta

β1, β2������������������� = koefisien regresi

c.    Menghitung non discretionary accruals

Notasi:

 

��� � = non discretionary accruals perusahaan i pada periode t

�� = perubahan piutang bersih perusahaan i pada periode t

α1, β1, β2 = jitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada ������������������������������������������������� �� perhitungan total accruals

d.    Menghitung discretionary accruals

Notasi:

= discretionary accruals perusahaan i pada periode t

� = total accruals perusahaan i pada periode t

�= non discretionary perusahaan i pada periode t

�= total asset perusahaan i pada periode t

6.    Pertumbuhan biaya Disclosure CSR

Pertumbuhan biaya Disclosure CSR diukur dengan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu (Lako, 2018). Rumusnya adalah sebagai berikut:

CSR_index= CSRi,t / Total Index CSR (79)�����������

Metode analisis data menggunaakan software SEM AMOS. SEM adalah teknik analisis multivariat yang merupakan kombinasi dari analisis faktor dan analisis jalur. Analisis faktor digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas suatu instrumen (skala pengukuran), sedangkan analisis jalur digunakan untuk membahas hubungan antar variabel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil Penelitian

1.    Statitstik Deskriptif

 

Tabel 2

Statistik Deskriptif

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

NP

630

-19,37612

10,95362

-1,7134642

7,82895482

KI

630

,00

98,67

36,2797

32,31250

KA

630

,00

1,00

,3714

,48357

PKA

630

,00

98,96

25,6129

32,12256

CSR

630

,12658

,60759

,3381354

,08516260

ML

630

-1,30810

6,29643

-,0162368

,31552283

Valid N (listwise)

630

 

 

 

 

 

Berdasarkan hasil Tabel 2. diketahui bahwa variabel nilai perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -19,37612, nilai maksimum 10,95362, nilai mean atau rata-rata -1,7134642 dan standar deviasi 7,82895482. Secara rata-rata tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang dimiliki perusahaan adalah -1,7134642. Artinya bahwa rata-rata nilai perusahaan yang dimiliki perushaan dari total nilai perusahan sebanyak -1,71%.

2.    Evaluasi atas Kriteria Goodeness of Fit Model

 

Tabel 3

Goodness of Fit Indeks untuk Full Model

Goodness of Fit Indeks

Kriteria

Hasil Analisis

Evaluasi Model

AGFI

GFI

NFI

CFI

RMSEA

Chi-Square

Probability

> 0.90

> 0.90

> 0.90

> 0.90

< 0.70

< 124.6

> 0.05

0. 983

1.000

1.000

1.000

0.201

1.596

0.060

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

 

Dapat dilihat nilai uji kelayakan dari full model sudah memenuhi standard uji kriteria goodness of fit seperti AGFI memiliki nilai 0,983> 0,90, GFI memiliki nilai 1,000> 0,90, NFI memiliki nilai 1,000> 0,90, TLI 0,900> 0,90, CFI memiliki nilai sebesar 1,000> 0,90, dan nilai RMSEA 0,201< 0,70. Dari keseluruhan uji yang dilakukan sudah memenuhi kriteria. Maka disimpulkan semua uji dinyatakan memiliki model yang baik atau fit.

3.    Pengujian SEM

Dengan didapatkannya model yang tepat maka dilakukan pengujian parameter sebagaimana yang dihipotesiskan dapat diinterpretasikan. Uji kesesuaian dan uji statisik dilakukan untuk mendapatkan analisis hasil pengolahan data pada tahap full model SEM. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

 

Gambar 2

Model Empirik SEM

 

4.    Model regresi berganda sebagai berikut:

 

Model 1 ������ �ML = -0,325 KI � 0,404 KA -0,188 PKA + 0,089 DC

Model 2 ������ NP = 1,187 KI +1,100 KA + 0,906 PKA + 0,510 DC � 0.776 ML

 

Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa variabel kepemilikan institutional berpengaruh terhadap manajemen laba dengan korelasi sebesar -0.325, variabel kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba dengan nilai korelasi sebesar -0.404. variabel proporsi kepemilikan asing berpengaruh terhadap manajemen laba sebesar -0.188, dan variabel disclosure CSR berpengaruh terhadap manajemen laba memiliki nilai korelasi sebesar 0.089.

Untuk variabel kepemilikan instutional berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai korelasi sebesar 1,187, variabel kualitas audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai korelasi sebsar 1,100, variabel proporsi kepemilikan asing berpnengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai korelasi sebsar 0,906, dan variabel disclosure CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan memiliki nilai korelasi sebesar 0,510.

 

 

 

 

 

 

Tabel 3

Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Penelitian

C.R.

P

Kesimpulan Hipotesis

H1: Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba

-3.020

.003

Diterima

H2: Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba

-4.680

***

Diterima

H3: Pengaruh Proporsi Kepemilikan Asing terhadap Manajemen Laba

-2.957

.017

Diterima

H4: Pengaruh Disclosure CSR terhadap Manajemen Laba

2.075

.048

Diterima

H5: Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

-3.647

***

Diterima

H6: Pengaruh Kualitas Audit terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

8.557

***

Diterima

H7: Pengaruh Proporsi Kepemilikan Asing terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

8.271

***

Diterima

H8: Disclosure CSR terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

6.650

***

Diterima

H9: Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

4.384

***

Diterima

H10: Terdapat pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening

0.273

<0.05

Diterima

H11: Terdapat pengaruh positif kualitas audit terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening

0.354

<0.05

Diterima

H12: Terdapat pengaruh positif proporsi kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening

0.128

<0.05

Diterima

H13: Terdapat pengaruh positif disclosure CSR terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening.

0.098

>0.05

Ditolak

 

B.  Pembahasan

a)    Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan kepemilikan institusional berpengatuh negative terhadap manajemen laba, yang mengindikasikan bahwa peningkatan kepemilikan institusional porsi pengawasan semakin besar sehingga probabilitas perusahaan dalam menurunkan manajemen laba.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Bonus Plan Hypothesis, debt (equity) hypothesis atau kaitannya dengan hutang perusahaan, Political cost hypothesis yang terkait dengan biaya perusahaan. Sesuai dengan penelitian (Watts & Zimmerman, 1990) menyatakan bahwa terdapat beberapa motivasi yang mendorong manajer untuk berperilaku seperti itu yaitu memperoleh laba atau teori yang menjelaskan tentang pihak pemegang saham, dengan kondisi yang didapatkan sebuah informasi dalam pemegang saham pada sebuah informasi (Holčapek, Jir�sko, & L�sa, 2012). Hasil penelitian ini mendukung penelitian (Nazir, 2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif kepemilikan institusional terhadap manajemen laba.

b)   Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi kualitas audit maka diaudit oleh KAP Big Four, maka membuat kinerja perusahaan makin baik sehingga menurunkan tindakan manajemen laba, sehingga dapat dikatakan pengaruhnya negatif.

Hasil ini mendukung teori agensi yang digunakan untuk memahami hubungan antara agen dan pelaku. Agen mewakili prinsipal dalam transaksi bisnis tertentu dan diharapkan mewakili kepentingan terbaik prinsipal tanpa memperhatikan kepentingan diri sendiri. Keinginan yang tidak kompatibel dapat mendorong irisan antara masing-masing pemangku kepentingan dan menyebabkan inefisiensi dan kerugian finansial. Ini mengarah ke masalah agen utama. Jika sebuah perusahaan gagal tetapi laporan keuangannya tidak menunjukkan dengan tepat posisi keuangan dan hasil yang menurun atau masalah kelangsungan usaha, masuk akal untuk ditanyakan tentang peran yang dimainkan oleh direktur perusahaan dan auditor termasuk KAP yang mengauditnya. Pertanyaan juga dapat ditanyakan jika keputusan investasi dibuat menggunakan laporan keuangan yang tidak mencerminkan posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang sebenarnya.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Amijaya & Prastiwi, 2013) menyatakan bahwa ada pengaruh negatif kualitas audit terhadap manajemen laba. Semakin diaudit oleh KAP Big Four akan menurunkan manajemen laba. Kualitas audit memiliki dummy Big Four 1 jika tidak memiliki KAP Big Four 0.

c)    �Pengaruh Proporsi Kepemilikan Asing terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan kepemilikan asing berpengaruh negatif terhadap manajemen laba Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi proporsi kepemilikan asing maka proses monitoring baik, maka membuat kinerja perusahaan semakin baik, sehingga pihak manajemen akan menurunkan tindakan manajemen laba, maka berpengaruh negatif. Manajemen laba mengambil keuntungan dari bagaimana aturan akuntansi diterapkan dan membuat laporan keuangan yang menggembungkan atau "memuluskan" penghasilan (Fidyati, 2004).

Hasil penelitian ini sesuai dengan Bonus Plan Hypothesis, debt (equity) hypothesis atau kaitannya dengan hutang perusahaan, Political cost hypothesis yang terkait dengan biaya perusahaan. Sesuai dengan penelitian (Watts & Zimmerman, 1990) menyatakan bahwa terdapat beberapa motivasi yang mendorong manajer untuk berperilaku seperti itu yaitu memperoleh laba atau teori yang menjelaskan tentang motivasi dari pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Widyaningsih, 2017) Penelitian ini menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan asing memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan institusional dan komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.

 

d)   Pengaruh Disclosure CSR terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan disclosure CSR berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi disclosure CSR maka pengungkapan semakin tinggi kepada investor, maka mengindikasikan good news dan akan menurunkan tindakan manajemen laba, sehingga pihak manajemen tidak perlu manajemen laba, maka berpengaruh negatif.

Hasil ini sesuai dengan teori agensi yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR adalah sinyal baik bagi para investor. Menurut (Ling, Govindan, & Radhakrishnan, 2018) tanggung jawab sosial perusahaan mencakup kepatuhan dan melakukan apa yang secara etis dan moral. Definisi disclosure CSR dalam ekonomi menekankan keseimbangan dengan menggunakan gagasan khusus. Tanggung jawab sosial perusahaan mencakup alokasi sumber daya dan tindakan yang merupakan bagian dari model bisnis yang membantu mengatasi masalah sosial secara tidak langsung, memitigasi eksternalitas negatif dan mempromosikan eksternalitas positif� (Arianti & Putra, 2018).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Arief & Ardiyanto, 2014) menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh negative antara disclosure CSR terhadap manajemen laba. Hasil ini dapat dibuktikan dalam uji-t oleh 5% level signifikan. Semakin tinggi pengungkapan disclosure CSR berarti good news bagi investor dan akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan dan menurunkan manajemen laba.

e)    Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan. Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka proses monitoring baik, maka membuat nilai perusahaan juga semakin baik, sehingga pihak manajemen tidak perlu manajemen laba, maka berpengaruh positif.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori signaling yang menyatakan bahwa solusi untuk salah satu fitur utama atau penyebab kegagalan pasar - informasi asimetris. Informasi asimetris adalah ketika salah satu peserta di pasar, misalnya penjual, memiliki lebih banyak informasi daripada yang lain, seperti pembeli. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi penjual adalah mencoba meyakinkan pembeli atau calon pembeli bahwa apa yang mereka coba jual adalah sebaik yang mereka klaim. (Brigham & Houston, 2021) menyatakan bahwa ketika sebuah perusahaan memiliki kepemilikan institusional yang tinggi berarti proses monitoring baik dan investor akan mengambil ini sebagai sinyal pasar yang kuat bahwa prospek bisnis itu baik dan akan meningkatkan nilai perusahaan yang bersangkutan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Silfiani, 2018) yang menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, Kepemilikan institusional� mempengaruhi� nilai perusahaan.

 

f)    Pengaruh Kualitas Audit terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh positif kualitas audit terhadap nilai perusahaan. Maka dapat diartikan bahwa kualitas audit maka proses monitoring baik, maka membuat nilai perusahaan juga semakin baik, sehingga dapat dikatakan berpengaruh positif.

Hasil ini mendukung teori signaling. (DeAngelo, 1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai kunci untuk pasar dan investor yang percaya diri dan berpengetahuan. Tujuan audit independen adalah untuk memberikan kepercayaan pada kualitas laporan keuangan. Meningkatkan kualitas audit dan konsistensi pelaksanaan audit sangat penting untuk menjaga kepercayaan pada jaminan independen yang mereka berikan. Jika sebuah perusahaan gagal tetapi laporan keuangannya tidak menunjukkan dengan tepat posisi keuangan dan hasil yang menurun atau masalah kelangsungan usaha, masuk akal untuk ditanyakan tentang peran yang dimainkan oleh direktur perusahaan dan auditor. Pertanyaan juga dapat ditanyakan jika keputusan investasi dibuat menggunakan laporan keuangan yang tidak mencerminkan posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang sebenarnya.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Kurniawati, 2016) yang menunjukkan bahwa kualitas audit yang diukur dengan independensi auditor berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

g)   Pengaruh Proporsi Kepemilikan Asing terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh positif proporsi kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q). Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi proporsi kepemilikan asing maka proses monitoring baik, maka membuat nilai perusahaan juga semakin baik, sehingga dapat dikatakan berpengaruh positif.

Hal ini sesuai dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa semakin tinggi proporsi pemangku kepentingan asing maka monitoring akan semakin baik dan ini adalah good news dan akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan (Yuliza & Fitri, 2020). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Sissandhy, 2014) yang menunjukkan bahwa kepemilikan asing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

h)   Disclosure CSR terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif disclosure CSR terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q). Maka dapat diartikan bahwa disclosure CSR maka proses pengungkapan tanggung jawab sosial makin baik dan membuat nilai perusahaan juga semakin baik, maka dapat dikatakan berpengaruh positif.

Hal ini sesuai dengan teori sinyal yang menunjukkan bahwa semakin tinggi pengungkapan atau disclosure CSR, maka semakin luas pengungkapan disclosure CSR akan menjadi berita baik bagi investor dan ini akan mendorong investor untuk berinvestasi pada perusahaan yang bersangkutan dan pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan (Tobin�s Q). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Nurhayati, 2013).

i)     Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q)

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif manajemen laba terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q). Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi manajemen laba maka akan menurunkan nilai perusahaan, sehingga dapat dikatakan berpengaruh negatif.

Hal ini sesuai dengan teori sinyal yang menunjukkan bahwa semakin tinggi manajemen laba ada sinyal yang buruk sedangkan manajemen laba yang rendah adalah good news bagi investor dan akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh penelitian (Mahdalena, Putra, & Putri, 2019) yang menyatakan terdapat pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan. Apabila manajemen laba makin meningkat berarti akan menurunkan nilai perusahaan dalam kerangka agency theory.

j)     Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening. Artinya ada pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening. Artinya semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan menurunkan manajemen laba karena proses monitoring semakin baik dan akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Hal ini sesuai dengan signaling theory. Jika semakin tinggi kepemilikan institusional berarti monitoring makin baik dan ini menjadi sinyal good news bagi investor, sehingga akan berdampak pada penurunan manajemen laba kemudian pada akhirnya berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan (Fatimah, Amiraa, & Halim, 2011) Corporate Governance mengacu pada cara perusahaan diatur dan untuk tujuan apa. Ini mengidentifikasi siapa yang memiliki kekuatan dan akuntabilitas, dan siapa yang membuat keputusan.

k)   Pengaruh Kualitas Audit terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ada pengaruh Kualitas Audit terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening. Maka dapat diartikan bahwa semakin baik kualitas audit maka diaudit oleh KAP Big Four, sehingga pihak manajemen tidak perlu melakukan manajemen laba dan membuat nilai perusahaan semakin tinggi. Maka dengan demikian dapat dikatakan ada pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan dengan manajemen laba sebagai variabel intervening.

Hal ini sesuai dengan teori sinyal. Jika semakin diaudit oleh KAP Big Four berarti akan meningkatkan kualitas audit berarti monitoring makin baik dan ini menjadi sinyal good news bagi investor, sehingga akan berdampak pada penurunan manajemen laba kemudian pada akhirnya berdampak pada peningkatan nilai perusahaan menurut teori sinyal.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Sissandhy, 2014).� Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Mahdalena et al., 2019) menyatakan terdapat pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan. Menurut (DeAngelo, 1981), kualitas audit yang baik akan diperoleh dari� besar kecilnya ukuran KAP� (big-4 dan non big-4). Semakin baik kualitas audit berarti akan menjadi kredibilitas baik bagi investor.

l)     Pengaruh Proporsi Kepemilikan Asing terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif proporsi kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening. Maka dapat diartikan bahwa proporsi kepemilikan asing maka proses monitoring baik, maka pihak manajemen tidak perlu manajemen laba sebagai variabel dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Hal ini sesuai dengan teori sinyal. Jika semakin tinggi kepemilikan asing berarti monitoring makin baik sehingga ini menjadi good news bagi investor, sehingga akan berdampak pada penurunan manajemen laba kemudian pada akhirnya berdampak pada peningkatan nilai perusahaan menurut teori sinyal.

Hasil penelitan ini mendukung penelitian yang dilakukan (Kabir & Thai, 2017) menyatakan bahwa kegiatan disclosure CSR memengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara positif. Selain itu, fitur tata kelola perusahaan seperti kepemilikan asing, ukuran dewan dan independensi dewan memperkuat hubungan positif antara tanggung jawab sosial dengan kinerja keuangan. Juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Mahdalena et al., 2019), (Rayhan & Sairin, 2018), (Chariri & Ghozali, 2007).

m) Pengaruh Disclosure CSR terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif disclosure CSR terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening. Maka dapat diartikan bahwa disclosure CSR maka proses pengungkapan semakin baik, maka membuat pihak perusahaan menurunkan probabilitas melakukan manajemen laba sehingga berdampak pada peningkatan nilai perusahaan, tetapi hasilnya tidak signifikan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung signaling theory. (Tiaras & Wijaya, 2015) menyatakan bahwa Kebijakan tanggung jawab sosial akan mengubah menjadi lebih tinggi laba perusahaan. Laba yang tinggi akan membuat perusahaan untuk menjalankan kebijakan tanggung jawab sosial. Terdapat hubungan positif secara dua arah antara disclosure CSR dengan Financial Performance. Perusahaan yang banyak melakukan pengungkapan disclosure CSR dalam laporan tahunannya, berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Natanagara & Juniarti, 2016) menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh secara signifikan terhadap Tobin�s Q.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan (Kabir & Thai, 2017) yang menyatakan bahwa kegiatan disclosure CSR mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara positif. Selain itu, fitur tata kelola perusahaan seperti kepemilikan asing, ukuran dewan dan independensi dewan memperkuat hubungan positif antara disclosure CSR dan kinerja keuangan, namun tidak terdapat dampak terhadap kepemilikan negara.

 

Kesimpulan

Hasil dari penelitian dan analisis yang telah dilakukan akan disimpulkan berdasarkan hipotesis penelitian berikut ini: a). Berdasarkan pada 13 hipotesis diketahui bahwa 13 hipotesis diterima semua. Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan yaitu uji t yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. b). Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba diperoleh hasil H1 diterima. Peningkatan kepemilikan institusional porsi pengawasan semakin besar sehingga perilaku/probabilitas perusahaan dalam menurunkan manajemen laba. c). Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba diperoleh hasil H2 diterima. Artinya mengindikasikan bahwa semakin tinggi kualitas audit maka diaudit oleh KAP Big Four, maka membuat kinerja perusahaan makin baik sehingga menurunkan tindakan manajemen laba, sehingga dapat dikatakan pengaruhnya negatif. d). Pengaruh Proporsi Kepemilikan Asing terhadap Manajemen Laba diperoleh hasil H3 diterima. Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi proporsi kepemilikan asing maka proses monitoring baik, maka membuat kinerja perusahaan semakin baik, sehingga pihak manajemen akan menurunkan tindakan manajemen laba, maka berpengaruh negatif. e). Pengaruh Disclosure CSR terhadap Manajemen Laba diperoleh hasil H4 diterima. Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi disclosure CSR maka pengungkapan semakin tinggi kepada investor, maka mengindikasikan good news dan akan menurunkan tindakan manajemen laba, sehingga pihak manajemen tidak perlu manajemen laba, maka berpengaruh negatif. f). Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) diperoleh hasil H5 diterima. Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka proses monitoring baik, maka membuat nilai perusahaan juga semakin baik, sehingga pihak manajemen tidak perlu manajemen laba, maka berpengaruh positif. g). Pengaruh Kualitas Audit terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) diperoleh hasil H6 diterima. Maka dapat diartikan bahwa kualitas audit maka proses monitoring baik, maka membuat nilai perusahaan juga semakin baik, sehingga dapat dikatakan berpengaruh positif. h). Pengaruh Proporsi Kepemilikan Asing terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) diperoleh hasil H7 diterima. Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi proporsi kepemilikan asing maka proses monitoring baik, maka membuat nilai perusahaan juga semakin baik, sehingga dapat dikatakan berpengaruh positif. i). Disclosure CSR terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) diperoleh hasil H8 diterima. Maka dapat diartikan bahwa disclosure CSR maka proses pengungkapan tanggung jawab sosial makin baik dan membuat nilai perusahaan juga semakin baik, maka dapat dikatakan berpengaruh positif. j). Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan (Tobin�s Q) diperoleh hasil H9 diterima. Maka dapat diartikan bahwa semakin tinggi manajemen laba maka akan menurunkan nilai perusahaan, sehingga dapat dikatakan berpengaruh negatif. k). Terdapat pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening diperoleh hasil H10 diterima. Jika semakin tinggi kepemilikan institusional berarti monitoring makin baik dan ini menjadi sinyal good news bagi investor, sehingga akan berdampak pada penurunan manajemen laba kemudian pada akhirnya berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. l). Terdapat pengaruh positif kualitas audit terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening diperoleh hasil H11 diterima. Maka dapat diartikan bahwa semakin baik kualitas audit maka diaudit oleh KAP Big Four, sehingga pihak manajemen tidak perlu melakukan manajemen laba dan membuat nilai perusahaan semakin tinggi. m). Terdapat pengaruh positif proporsi kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening diperoleh hasil H12 diterima. Maka dapat diartikan bahwa proporsi kepemilikan asing maka proses monitoring baik, maka pihak manajemen tidak perlu manajemen laba sebagai variabel dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. n). Terdapat pengaruh positif disclosure CSR terhadap nilai perusahaan (Tobin�s Q) dengan manajemen laba sebagai variabel intervening. di peroleh hasil H13 ditolak. Maka dapat diartikan bahwa disclosure CSR maka proses pengungkapan semakin baik, maka membuat nilai perusahaan juga semakin baik, sehingga pihak manajemen tidak perlu melakukan manajemen laba sebagai variabel intervening, tetapi tidak signifikan.

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Amijaya, Muhammad Dody, & Prastiwi, Andri. (2013). Pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba. Diponegoro Journal of Accounting, 503�515. Google Scholar

 

Arianti, Ni Putu Ayu, & Putra, I. Putu Mega Juli Semara. (2018). Pengaruh Profitabilitas Pada Hubungan Corporate Social Responsibility & Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Sekolah Tinggi Ilmu (STIE) Ekonomi Triatma Mulya, 24(1), 20�46. Google Scholar

 

Arief, Arvina, & Ardiyanto, Moh Didik. (2014). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responbility Terhadap Manajemen Laba. Semarang: Universitas Diponegoro. Journal of Accounting, 3(3). Google Scholar

 

Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. (2021). Fundamentals of financial management. Cengage Learning. Google Scholar

 

Chariri, Anis, & Ghozali, Imam. (2007). Teori akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Google Scholar

 

DeAngelo, Linda Elizabeth. (1981). Auditor size and audit quality. Journal of Accounting and Economics, 3(3), 183�199. Google Scholar

 

Dechow, Patricia M., Sloan, Richard G., & Sweeney, Amy P. (1995). Detecting earnings management. Accounting Review, 193�225. Google Scholar

 

Fatimah, O., Amiraa, A. M., & Halim, F. W. (2011). The relationships between organizational justice, organizational citizenship behavior and job satisfaction. Pertanika J. Soc. Sci. & Hum, 19(5), 115�121. Google Scholar

 

Fidyati, Nisa. (2004). Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap earnings management pada perusahaan seasoned equity offering (SEO). Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 2(1), 1�23. Google Scholar

 

Fitriani, Riska, Hanifah, Mardalena, & Gultom, Asrini Juniati. (2015). Pembubaran Koperasi yang Tidak Menjalankan Rapat Anggota Tahunan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menegah di Kota Pekanbaru. Riau University. Google Scholar

 

Garcia‐Torea, Nicolas, Fernandez‐Feijoo, Belen, & De La Cuesta, Marta. (2020). CSR reporting communication: Defective reporting models or misapplication? Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 27(2), 952�968. Google Scholar

 

Holčapek, Michal, Jir�sko, Robert, & L�sa, Miroslav. (2012). Recent developments in liquid chromatography�mass spectrometry and related techniques. Journal of Chromatography A, 1259, 3�15. Google Scholar

 

Jensen, Michael C., & Meckling, William H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305�360. Google Scholar

 

Jesover, Fianna, & Kirkpatrick, Grant. (2005). The revised OECD principles of corporate governance and their relevance to non‐OECD countries. Corporate Governance: An International Review, 13(2), 127�136. Google Scholar

 

Kabir, Rezaul, & Thai, Hanh Minh. (2017). Does corporate governance shape the relationship between corporate social responsibility and financial performance? Pacific Accounting Review. Google Scholar

 

Kumari, Preeti, Choi, Junil, Gonz�lez-Prelcic, Nuria, & Heath, Robert W. (2017). IEEE 802.11 ad-based radar: An approach to joint vehicular communication-radar system. IEEE Transactions on Vehicular Technology, 67(4), 3012�3027. Google Scholar

 

Kurniawati, Ijah. (2016). Manajemen Pesantren untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Di Pondok Pesantren Diniyyah Pasia Kabupaten Agam. Al-Fikrah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(2), 169�176. Google Scholar

 

Lee, Min Shiuh, Chang, Poa Chun, Shien, Jui Hung, Cheng, Min Chu, Chen, Chiou Lin, & Shieh, Happy K. (2006). Genetic and pathogenic characterization of H6N1 avian influenza viruses isolated in Taiwan between 1972 and 2005. Avian Diseases, 50(4), 561�571. Google Scholar

 

Ling, Quah Li, Govindan, Santhi, & Radhakrishnan, Ravindran. (2018). Consumer brandswitching behavior: evidence from Malaysian smartphone users. E-Academia Journal, 7(2). Google Scholar

 

Mahdalena, Natalia, Putra, Ardian Prima, & Putri, Gustita Arnawati. (2019). Pengaruh Corporate Governance, Struktur Kepemilikan Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Go Public Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018). Manajemen Dewantara, 3(1), 181�191. Google Scholar

 

Natanagara, Devina Mustikarina, & Juniarti, Juniarti Juniarti. (2016). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Respon Nilai Perusahaan pada Subsektor Semen, Keramik, Plastik, dan Kimia. Business Accounting Review, 4(1), 271�280. Google Scholar

 

Nazir, Hamdhani. (2014). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Komisaris Independen, Reputasi Kantor Akuntan Publik Dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Finance Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2008-2011). Jurnal Akuntansi, 2(1). Google Scholar

 

Nurhayati, Mafizatun. (2013). Profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan pengaruhnya terhadap kebijakan dividen dan nilai perusahaan sektor non jasa. Jurnal Keuangan & Bisnis Program Studi Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan, 5(2), 144�153. Google Scholar

 

Putri, Elok Mahmud, Ekowati, Vivin Maharani, Supriyanto, Achmad Sani, & Mukaffi, Zaim. (2019). The Effect of Work Environment on Employee Performance Through Work Discipline. International Journal of Research-Granthaalayah, 7(4), 132�140. Google Scholar

 

Rayhan, Md, & Sairin, Sushmita. (2018). Study of the effects of mordants on dyeing of cotton and silk fabrics with henna extracts. Daffodil International University. Google Scholar

 

Rinaldy, Yosua, & RAHARDJO, Shiddiq Nur. (2011). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kepemilikan Institusional pada Perusahaan Berkategori High-Profile yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Universitas Diponegoro. Google Scholar

 

Silfiani, Silfiani. (2018). Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Hutang Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2015). Jurnal Akuntansi, 6(2). Google Scholar

 

Sissandhy, A. K. (2014). Asing Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Intervening. Diponegoro Journal of Accounting. Google Scholar

 

Sugiyanto, Sugiyanto, & Fitria, Juwita Ramadani. (2021). The Effect Karakter Eksekutif, Intensitas Modal, Dan Good Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empirispada Perusahaan Manufaktur Sektor Food & Beverages Idx Tahun 2014-2018). Proceedings Universitas Pamulang, 1(1). Google Scholar

 

Sujoko, Aris, & Chalidyanto, Djazuly. (2015). Analisis Antrian Pelayanan Obat Non Racikan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 3(2), 99�107. Google Scholar

 

Tiaras, Irvan, & Wijaya, Henryanto. (2015). Pengaruh likuiditas, leverage, manajemen laba, komisaris independen dan ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak. Jurnal Akuntansi, 19(3), 380�397. Google Scholar

 

Watts, Ross L., & Zimmerman, Jerold L. (1990). Positive accounting theory: a ten year perspective. Accounting Review, 131�156. Google Scholar

 

Widyaningsih, Hastuti. (2017). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 6(2), 91�107. Google Scholar

 

Yuliza, Arma, & Fitri, Ronia. (2020). Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak Terhadap Praktik Manajemen Laba. AKPEM: Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Akuntansi Pemerintahan, 2(1), 1�5. Google Scholar

 

Copyright holder:

Roberto Hendratno, Wisnu Mawardi (2021)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: