Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 6, No. 11, November 2021

�

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

 

Willy Nurhayadi, Abdurrohman, Restia Ningsih, Sucihati, Mega Arum

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Banten, Jawa Barat, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan good corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value (PBV) yang secara parsial dan simultan. Terdapat lima prinsip utama dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia yaitu transparansi (keterbukaan informasi), akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan objek penelitian adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Jumlah sampel diambil 14 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan metode regresi linier berganda diolah dengan SPSS versi 20.00. Hasil pengujian hipotesis 1, kepemilikan institusional secara parsial terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 yang ditunjukkan dengan nilai t hitung (3,923) > t tabel (1,995) dan uji sig t. (0,009) < 0,05. Hasil pengujian hipotesis 2, secara parsial kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 karena nilai t hitung (0,078) < t tabel (1,995) dan uji sig t (0,938) > 0,05. Hasil pengujian hipotesis 3, secara parsial komisaris independen terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 yang ditunjukkan dengan nilai t hitung (4,369) > t tabel (1,995) dan uji sig t (0,000) < 0,05. Hasil pengujian hipotesis 4, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen secara simultan terbukti berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 ditunjukkan dengan nilai F hitung (7,242) > F tabel (2,74) dan signifikansi uji F (0,000) < (0,05).

 

Kata Kunci:�� tata kelola perusahaan; kepemilikan institusional; kepemilikan manajerial; komisaris independen; nilai perusahaan

 

Abstract

This study aims to determine the implementation of good corporate governance as proxied by institutional ownership, managerial ownership and independent commissioners and their effects on firm value as proxied by the partial and simultaneous Price to Book Value (PBV). There are five main principles in the implementation of Good Corporate Governance (GCG) in Indonesia, namely transparency (openness of information), accountability, responsibility, independence, and fairness. This research uses quantitative methods with the object of research are food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2014-2018. The number of samples was taken 14 companies with purposive sampling technique. Data analysis using multiple linear regression method processed with SPSS version 20.00. Hypothesis 1 test results, institutional ownership is partially proven to have a positive and significant effect on the value of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2014-2018 as indicated by the value of t count (3,923)> t table (1,995) and sig t test. (0.009) <0.05. Hypothesis 2 test results, partially managerial ownership has no effect on the value of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2014-2018 because the value of t count (0.078) <t table (1.995) and sig t test (0.938)> 0.05. Hypothesis 3 test results, partially independent commissioners proved to have a positive and significant effect on the value of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2014-2018 as indicated by the value of t count (4.369)> t table (1.995) and sig t test (0,000) <0.05. Hypothesis 4 test results, institutional ownership, managerial ownership and independent commissioners are simultaneously proven to have a significant effect on the value of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2014-2018 shown by the calculated F value (7,242)> F table (2.74) and the significance of the F test (0.000) <(0.05).

 

Keywords:� good corporate governance; institutional ownership; managerial ownership; independent commissioner; company value

 

Received: 2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20

 

Pendahuluan

Memasuki zaman yang serba bebas dengan sistem ekonomi yang bebas dan terbuka, maka dibutuhkan pengelolaan perusahaan yang lebih kompleks, yang berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan praktik tata kelola usaha yang baik untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu cara untuk mengendalikan tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan etika.

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia memiliki lima prinsip utama yaitu transparansi (keterbukaan informasi), akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan (Felicia, Mukhtaruddin, & Yuniarti, 2014). Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan, termasuk investor. Hal ini karena kepercayaan yang diperoleh dari pasar diharapkan dapat memaksimumkan tingkat kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham, menentukan besarnya balas jasa, menentukan harga saham, serta menilai kinerja perusahaan untuk memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang bagi para pemegang saham.

Perkembangannya saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance (GCG)) oleh perusahaan di Indonesia. Pasalnya, penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia saat ini realif tertinggal dibandingkan negara-negara di kawasan ASEAN. Hanya dua emiten dari Indonesia yang masuk dalam daftar 50 Emiten Terbaik dalam Praktik Good Corporate Governance (GCG) di ASEAN dalam ajang penganugerahan ASEAN Corporate Governance Awards 2015 yaitu PT Bank Danamon Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Pencapaian Indonesia ini dapat dibilang masih tertinggal jauh dari Thailand yang mampu menempatkan 23 emiten, Filipina 11 emiten, Singapura delapan emiten dan Malaysia enam emiten (https://www.cnnindonesia.com, 2016).

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan food and baverages yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Perusahaan food and baverages merupakan salah satu perusahaan sektor industri konsumsi yang menurut data Bursa Efek Indonesia termasuk dalam 9 (Sembilan) perusahaan yang mengalami penurunan harga saham sepanjang tahun 2018. Berikut datanya:

Tabel 1

Posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun 2018

No

Indeks

Poin

Ch. (%)

1

Pertanian

-13,98

-0,90%

2

Pertambangan

-11,97

-0,63%

3

Industri Dasar

-4,20

-0,48%

4

Aneka Industri

16.59

1,30%

5

Industri Konsumsi

-38,56

-1,43%

6

Properti dan Real Estate

-5,79

-1,27%

7

Infrastruktur

-6,57

-0,54%

8

Keuangan

-7,10

-0,58%

9

Perdagangan

-7.93

-0,95%

10

Manufaktur

-12,88

-0,78%

Sumber: Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)

 

Sektor industri konsumsi mengalami penurunan IHSG mencapai -1,43 persen (-38,56 poin), sektor Pertanian sebesar -0,9 persen (-13,98 poin), dan sektor Manufaktur yang menyusut hingga -0,78 persen (-12,88 poin). Penyusutan yang terjadi pada harga saham khususnya pada industri konsumsi tersebut salah satunya disebabkan oleh lemahnya konsumsi masyarakat, sehingga membuat perusahaan yang bergerak di bidang konsumsi mengalami kemerosotan harga saham yang sangat tajam. Rendahnya harga saham perusahaan menunjukan bahwa investor kurang yakin dengan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga hal ini membuat nilai perusahaan menjadi rendah.

Penelitian ini merupakan modifikasi dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah meneliti tentang pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian ini hanya akan dikaji mekanisme Good Corporate Governance (GCG) berupa kepemilikan institusional dan dewan komisaris independen yang dinyatakan berpengaruh signifikan pada penelitian (Sari & Riduwan, 2013); (Mei Cyntia Sabrina Tambunan, Saifi, & Hidayat, 2017) dan kepemilikan manajerial yang ditemukan tidak berpengaruh pada penelitian (Syafitri, Nuzula, & Nurlaily, 2018) namun ditemukan berpengaruh signifikan pada penelitian (Susanto & Subekti, 2013); (Perdana & Raharja, 2014).

Alasan mengambil perusahaan food and baverages karena perusahaan tersebut stabil dan tidak terpengaruh dengan perubahan kondisi perekonomian. Sebagaimana pendapat (Syafitri et al., 2018), jenis perusahaan konsumsi memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada jenis perusahaan-perusahaan manufaktur yang lain. Pemilihan perusahaan food and baverages juga dilandasi adanya fenomena penurunan harga saham industri konsumsi yang paling tajam sepanjang tahun 2018 dibandingkan sektor industry lainnya.

Semakin hari kompleksitas dunia bisnis semakin tinggi, yang berarti potensi resiko dan tantangan juga berpotensi meningkat. Oleh karena itu penerapan Good Corporate Governance (GCG) sangat diperlukan agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Implementasi Good Corporate Governance (GCG) diharapkan bermanfaat menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan serta mampu mengusahakan keseimbangan antara berbagai kepentingan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh.

 

Metode Penelitian

1.    Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh Good Corporate Governance (GCG) yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018.

2.    Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Manajerial (KM) dan Komisaris Independen (KOMInd) sebagai variabel independen, serta nilai perusahaan (PBV) sebagai variabel dependen. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

 

 

Tabel 2

Definisi Operasional Variabel

Variabel

Definisi

Pengukuran

Skala

Kepemilikan Institusional (KI)

Persentase antara jumlah saham institutsi dengan total saham perusahaan yang beredar di pasar

(Wida, 2014).

�

 

Rasio

Kepemilikan Manajerial (KM)

Persentase antara jumlah saham yang dimiliki manajer dengan total saham perusahaan yang beredar di pasar

(Rahma, 2014).

�

 

Rasio

Komisaris Independen

Komisaris yang berasal dari pihak eksternal (tidak ada hubungan kekeluargaan) dengan pemilik perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan pada aktivitas perusahaan

(FCGI, 2014)

Jumlah komisaris independen di perusahaan

Rasio

Price to Book Value (PBV)

Perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham

(Brigham dan Gapenski, 2015:21; (Rahma, 2014).

Rasio

 

3.    Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Dari data yang diperoleh, perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018 berjumlah 20 emiten. Selanjutnya sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria pemilihan sampel diantaranya:

 

Tabel 3

Kriteria Sampel Penelitian

No

Kriteria Sampel

Sesuai

Tidak sesuai

1

Perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018

20

-

2

Menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode penelitian

14

6

4

Mencantumkan nilai saham manajerial dan institusional pada laporan keuangan selama periode penelitian

14

-

Jumlah perusahaan sampel

14

Jumlah tahun

5

Jumlah data sampel (17 x 5)

70

 

Berdasarkan tabel 3 diketahui pada periode laporan keuangan tahun 2014-2018 tercatat 20 perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada kriteria sampel kedua, diketahui ada 6 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria karena tidak menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode penelitian. Hal ini disebabkan ke enam perusahaan tersebut baru melakukan IPO di pertengahan periode pengamatan, sehingga jumlah laporan keuangan yang diperlukan tidak memenuhi persyaratan. Ke enam perusahaan tersebut adalah PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) IPO tanggal 26 Juli 2017; PT Sariguna Primatirta Tbk IPO tanggal 5 Mei 2017; PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) IPO tanggal 19 Desember 2017; PT Prima Cakrawala Abadi Tbk IPO tanggal 29 Desember 217; PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) IPO tanggal 18 September 2018; dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) IPO tanggal 10 Oktober 2018. Dengan demikian jumlah perusahaan food and baverages yang memenuhi kriteria sampel hanya ada 14 perusahaan dengan daftar nama perusahaan sebagai berikut:

a)    PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

b)   PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO)

c)    PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA)

d)   PT Delta Djakarta Tbk (DLTA)

e)    PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

f)    PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

g)   PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)

h)   PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

i)     PT Prasidha Aneka Niaga Tbbk (PSDN)

j)     PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

k)   PT Sekar Bumi Tbk (SKBM)

l)     PT Sekar Laut Tbk (SKLT)

m) PT Siantar Top Tbk (STTP)

n)   PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ)

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil Penelitian

1.    Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang data yang diolah dalam kriteria data minimum, maksimum, mean dan standar deviasi yang hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 4

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Kepemilikan Institusional

70

11.56

94.06

61.4423

23.40800

Kepemilikan Manajerial

70

.01

65.85

8.4869

15.82212

Dewan Komisaris Independen

70

1

3

1.66

.759

Nilai Perusahaan

70

.00

47.54

5.1464

9.05130

Valid N (listwise)

70

 

 

 

 

Sumber: data diolah, 2020

 

a)    Kepemilikan institusional (KI) berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 terlihat memiliki nilai minimum 11,56 dan maksimum mencapai 94,06 yang menunjukan perusahaan sampel memiliki kepemilikan saham institusional paling rendah sebesar 11,56% dari total saham perusahaan, dan paling tinggi mencapai 94,06% dari total saham perusahaan. Nilai mean 61,44 menunjukan rata-rata KI dari 70 sampel data yang ada adalah 61,44% yang artinya perusahaan food & baverages pada tahun 2014-2018 memiliki rata-rata saham institusional cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 23,40 lebih kecil dari nilai mean menunjukan bahwa prosentase kepemilikan saham institusional perusahaan sampel tidak terlalu beragam.

b)   Kepemilikan manajerial (KM) berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 terlihat memiliki nilai minimum 0,01 dan maksimum mencapai 65,85 yang menunjukan perusahaan sampel memiliki kepemilikan saham manajerial paling rendah sebesar 0,01% dari total saham perusahaan, dan paling tinggi mencapai 65,85% dari total saham perusahaan. Nilai mean 8,48 menunjukan rata-rata KM dari 70 sampel data yang ada adalah 8,48% yang artinya perusahaan food & baverages pada tahun 2014-2018 memiliki rata-rata saham manajerial sebesar 8,48% dari total saham perusahaan. Nilai standar deviasi sebesar 15,82 lebih besar dari nilai mean menunjukan bahwa prosentase kepemilikan saham manajerial perusahaan sampel sangat beragam dimana pada satu sisi ada perusahaan yang memiliki saham manajerial 0,01% dan di sisi lainnya memiliki prosentase saham manajerial lebih dari 50% saham perusahaan.

c)    Komisaris Indepedenden (KOMInd) berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 terlihat memiliki nilai minimum 1 dan maksimum 3 yang menunjukan jumlah dewan komisaris independen pada perusahaan sampel paling sedikit adalah 1 orang dan paling banyak adalah 3 orang. Nilai mean 1,66 menunjukan rata-rata KOMInd dari 70 sampel data yang ada adalah 1,66 (dibulatkan 2) yang artinya perusahaan food & baverages pada tahun 2014-2018 rata-rata memiliki komisaris independen 2 orang. Nilai standar deviasi sebesar 0,759 lebih kecil dari nilai mean menunjukan bahwa variasi data pada variabel ini cukup stabil.

d)   Nilai perusahaan (PBV) berdasarkan hasil olah data terlihat memiliki nilai minimum 0,00 dan maksimum mencapai 47,54 dengan mean 5,41. Hasil ini dapat dipahami bahwa rata-rata perusahaan food & baverages pada tahun 2014-2018 memiliki harga saham yang dihargai sebesar 5,41 kali dari nilai buku saham yang ada. Standar deviasi sebesar 9,05 lebih besar dari nilai mean menunjukan bahwa variasi data nilai perusahaan cukup beragam, dimana ada perusahaan yang sama sekali sahamnya tidak dihargai oleh investor sedangkan di sisi lain ada perusahaan yang memiliki saham dengan harga mencapai 47,54 kali nilai buku saham yang ada.

2.    Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S) dengan ketentuan :

1)   Data dikatakan normal apabila nilai sig (signifikansi) > 0,05

2)   Data dikatakan tidak normal apabila memiliki nilai sig (signifikansi) < 0.05.

Tabel 5

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

70

Normal Parametersa,b

Mean

0E-7

Std. Deviation

7.85093647

Most Extreme Differences

Absolute

.189

Positive

.189

Negative

-.089

Kolmogorov-Smirnov Z

1.582

Asymp. Sig. (2-tailed)

.413

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : data diolah, 2020.

 

Hasil uji normalitas pada Tabel 5 di atas, diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,413. Merujuk pada ketentuan yang ada, maka hasil ini menunjukan bahwa data telah dinyatakan terdistribusi normal karena asymp sig (2 tailed) 0,413 > signifikasi 0,05. Dengan demikian, model regresi dinyatakan terdistribusi normal.

3.    Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dalam penelitian dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factors (VIF) dengan batas multikolonieritas tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10 yang hasilnya disajikan sebagai berikut :

Tabel 6

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

-7.611

5.155

 

-1.476

.145

 

 

Kepemilikan Institusional

.158

.163

.151

3.923

.009

.428

2.338

Kepemilikan Manajerial

-.007

.094

-.013

-.078

.938

.426

2.345

Dewan Komisaris Independen

.575

.276

.468

4.369

.000

.995

1.005

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber : data diolah, 2020.

 

Berdasarkan data pada Tabel 6 diperoleh nilai tolerance kedua variabel independen > 0,01 dan nilai VIF <10. Dengan demikian dapat dianalisis bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi penelitian, karena seluruh variabel memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10.

4.    Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. �Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson yang hasilnya disajikan sebagai berikut:

Tabel 7

Uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.498a

.448

.413

8.02738

2.123

a. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

 

Berdasarkan data pada Tabel 7 diperoleh nilai dW sebesar 2,123. Dengan n = 70 dan prediktor (k) = 3, besarnya nilai dW pada tabel diperoleh dL (1,524); dU (1,702); 4-dL (2,476); 4-dU (2,298). Hasil ini merujuk pada kriteria pengambilan keputusan poin (e) Jika dU (1,702) < dW (2,123) < 4 � dU (2,298) berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif pada model regresi.

5.    Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakseimbangan satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dilihat dari nilai signifikasi dalam uji glesjer sebagai berikut:

Tabel 8

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

-3.804

2.872

 

-1.324

.190

Kepemilikan Institusional

.007

.035

.026

.186

.853

Kepemilikan Manajerial

-.038

.052

-.099

-.720

.474

Dewan Komisaris Independen

.279

.711

.668

.426

.551

a. Dependent Variable: ABSRES

 

Gejala heteroskedastisitas pada uji glesjer ditunjukan apabila diperoleh nilai signifikasi < 0,05. Dari tabel 8 ditunjukkan bahwa ketiga variabel independen memperoleh nilai signifikasi > 0,05 sehingga hasil ini menunjukan bahwa model regresi terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

 

 

6.    Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi danatau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil analisis regresi intervening dalam penelitian ini disajikan berikut:

 

PBV = -7,611 + 0,158 KI � 0,007 KM + 0,575 KOMInd + e

 

Dari persamaan regresi di atas, dapat di analisis bahwa:

1.  Nilai konstanta (a) diperoleh -7,611. Hal ini menunjukan bahwa PBV akan bernilai -7,611 pada penelitian ini jika variabel independen yaitu KM, KI dan KOMInd diasumsikan bernilai tetap atau 0 (nol).

2.  Koefisien regresi KI diperoleh 0,158 dengan tanda positif yang menunjukan bahwa KI berhubungan positif dengan PBV. Setiap kenaikan 1 satuan pada KI maka akan meningkatkan PBV sebesar 0,158 satuan dengan asumsi variabel lainnya yaitu KM dan KOMInd bernilai tetap atau 0 (nol).

3.  Koefisien regresi KM diperoleh -0,007 dengan tanda negatif yang menunjukan bahwa KM berhubungan negatif dengan PBV. Setiap kenaikan 1 satuan pada KM maka akan menurunkan PBV sebesar 0,007 dengan asumsi variabel lainnya yaitu KI dan KOMInd bernilai tetap atau 0 (nol).

4.  Koefisien regresi KOMInd diperoleh 0,575 dengan tanda positif yang menunjukan bahwa KOMInd berhubungan positif dengan PBV. Setiap kenaikan 1 satuan pada KOMInd maka akan menaikkan PBV sebesar 0,575 satuan dengan asumsi variabel lainnya KM dan KI bernilai tetap atau 0 (nol).

7.    Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pangaruh satu variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini uji statistik t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel yang diperoleh sebesar 1,995 (df=70-2, sig 5% uji dua pihak) dengan ketentuan:

1.    Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima, artinya variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

2.    Jika t hitung < t tabel maka Ha ditolak, artinya variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 9

Hasil Uji Hipotesis Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

-7.611

5.155

 

-1.476

.145

 

 

Kepemilikan Institusional

.158

.163

.151

3.923

.009

.428

2.338

Kepemilikan Manajerial

-.007

.094

-.013

-.078

.938

.426

2.345

Dewan Komisaris Independen

.575

.276

.468

4.369

.000

.995

1.005

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: data diolah, 2020.

 

Hipotesis 1 berbunyi kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Berdasarkan data pada Tabel 9 diperoleh nilai t hitung kepemilikan institusional sebesar 3,923 dan signifikasi 0,009. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis dapat diterima karena t hitung 3,923 > t tabel 1,995 dan sig uji t 0,009 < 0,05 yang artinya kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018.

Hipotesis 2 berbunyi kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Berdasarkan data pada Tabel 4.7 diperoleh nilai t hitung kepemilikan manajerial sebesar -0,078 dan signifikasi 0,938. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis ditolak karena t hitung 0,078 < t tabel 1,995 dan sig uji t 0,938 > 0,05 yang artinya kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018.

Hipotesis 3 berbunyi komisaris independen secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Berdasarkan data pada Tabel 9 diperoleh nilai t hitung komisaris independen sebesar 4,369 dan signifikasi 0,000. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis dapat diterima karena t hitung 4,369 > t tabel 1,995 dan sig uji t 0,000 < 0,05 yang artinya komisaris independen secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018.

8.    Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel-variabel independen dalam model mempunyai pengaruh/signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018). Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel yang diperoleh sebesar 2,74 (df1=3; df2=66, sig 5%) dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1.    Jika F hitung > F tabel atau sig < 0,05, artinya terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

2.    Jika F hitung < F tabel atau sig > 0,05, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 10

Hasil Uji Hipotesis Simultan

ANOVAa

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

1399.925

3

466.642

7.242

.000b

Residual

4252.967

66

64.439

 

 

Total

5652.892

69

 

 

 

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

b. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial

Sumber: data diolah, 2020

 

Hipotesis 4 berbunyi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Berdasarkan data pada tabel 4.8 diketahui nilai F hitung sebesar 7,242 dan signifikasi uji F yaitu 0,000. Pada tingkat signifikasi 5%, hasil ini menunjukan bahwa secara simultan variabel independen terbukti berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen karena F hitung 7,242 > F tabel 2,74 dan signifikasi uji F 0,000 < 0,05. Dengan demikian hasil ini menunjukan bahwa hipotesis 4 diterima yang artinya kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018.

9.    Uji Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh simultan yang diberikan oleh ketiga variabel independen (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen) terhadap nilai perusahaan, maka perlu dilakukan uji koefisien determinasi yang hasilnya disajikan sebagai berikut:

Tabel 11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.498a

.448

.413

8.02738

2.123

a. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: data diolah, 2020.

 

Dari tabel 10 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,413. Angka ini menunjukan bahwa variabel independen kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen memiliki kemampuan sebesar 41,3% (0,413 x 100%) dalam menjelaskan variasi pada variabel independen nilai perusahaan. Adapun sisanya sebesar 58,7% dari nilai perusahaan pada perusahaan food & baverages dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

B.  Pembahasan

1.    Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji hipotesis 1 ditunjukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mendukung teori agency yang menyatakan tingginya jumlah kepemilikan institusional akan meningkatkan sistem kontrol perusahaan yang ditujukan guna meminimalisasi tingkat kecurangan akibat tindakan oportunistik pihak manajer yang akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian ini sejalan denagn hipotesis yang telah dirumuskan dan sejalan dengan hasil penelitian (Widayati, 2006) karena menemukan adanya pengaruh positif signifikan antara kepemilikan institusional pada nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Muryati & Suardhika, 2014); (Kusumaningtyas & Andayani, 2015); (Thaharah & Asyik, 2016); dan (Wardhani et al., 2017) juga mendukung karena telah membuktikan kepemilikan institusional berpengaruh positif pada nilai perusahaan.

Implikasi hasil penelitian ini menunjukan strategi aliansi antara pihak institusional dengan pihak manajemen ditanggapi positif oleh pihak pasar yang membuat harga saham menjadi meningkat di pasar modal sehingga kepemilikan institusional yang tinggi mampu menjadi mekanisme yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan institusional yang besar menunjukkan kemampuannya untuk memonitor pihak manajemen, karena dengan tingginya jumlah kepemilikan institusional akan meningkatkan sistem kontrol perusahaan yang ditujukan guna meminimalisasi tingkat kecurangan akibat tindakan oportunistik pihak manajer yang nantinya dapat mengurangi nilai perusahaan

2.    Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Struktur kepemilikan saham dianggap penting untuk perusahaan dalam mencapai maksimalisasi nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji hipotesis 2 ditunjukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini bertolak belakang dengan teori agency yang menyatakan peningkatan kepemilikan manajerial dapat membantu untuk menghubungkan kepentingan pihak internal dan pemegang saham, dan mengarah ke pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatnya nilai perusahaan.

Penelitian ini menolak hasil penelitian yang dilakukan (Abbas et al., 2013; Abdolmanafi-Rokni et al., 2013; Asra, 2017; Muryati & Suardhika, 2014; Ningsih et al., 2013) yang menyatakan kepemilikan manajerial berdampak positif pada nilai perusahaan. Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini dilakukan (Budianto & Payamta, 2014); (Rahma, 2014) dan (Alfinur, 2016) yang menemukan adanya pengaruh negatif kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

Implikasi hasil penelitian ini menunjukan kepemilikan manajerial memengaruhi investor untuk tidak melakukan investasi sehingga menurunkan nilai perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam struktur pemegang saham akan menyebabkan resiko tindakan yang lebih mementingkan kepentingan manajer dari pada kepentingan pemegang saham, yang berdampak pada reaksi negatif pasar yang pada akhirnya menurunnya nilai perusahaan.

3.    Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji hipotesis 3 ditunjukan bahwa komisaris independen terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan perspektif fungsi service dan kontrol yang dapat diberikan oleh dewan. Dari perspektif teori agensi, dewan komisaris mewakili mekanisme internal utama untuk mengontrol perilaku opportunistic manajemen sehingga dapat membantu menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajer.

Penelitian yang mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Tulus Tahi Hamonangan Tambunan, 2017) karena menemukan ukuran dewan komisaris, berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian lain oleh dan (Damayanti, Hanafi, & Cahyadi, 2018) juga ditemukan bahwa dewan komisaris independen memberikan pengaruh dominan dalam meningkatkan fungsi kontrol di perusahaan yang pada akhirnya membantu perusahaan mencapai nilai perusahaan yang optimal.

Implikasi hasil penelitian ini adalah dengan jumlah komisaris independen yang semakin banyak maka akan dapat memenuhi tuntutan transparansi dan independensi untuk mengawasi tindakan-tindakan para eksekutif. Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris menjadi salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya kualitas kontrol dari dewan komisaris sehingga mempengaruhi tingkat nilai perusahaan yang diperoleh.

4.    Pengaruh Kepemilikan Institisional, Kepemilikan Manajerial dan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji hipotesis 4 ditunjukan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen secara simultan terbukti berpengaruh signifikan terhadap nilais perusahaan. Hasil ini menunjukan bahwa pelaksanaan good corporate governance yang sesuai dengan peraturan, akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga meningkatkan permintaan investasi dan membuat harga saham perusahaan pun meningkat dan akhirnya meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Muryati & Suardhika, 2014) yang menunjukan kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dewan direksi, kepemilikan institusional) berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Penelitian lain oleh (Tulus Tahi Hamonangan Tambunan, 2017) juga turut mendukung karena menemukan adanya pengaruh signifikan dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian hasil penelitian ini memberi implikasi bahwa untuk mencapai nilai perusahaan yang maksimal dibutuhkan penerapan corporate governance yang baik. Hal ini dapat dilakukan melalui mekanisme kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komposisi dewan komisaris. Perusahaan yang menerapkan corporate governance dengan baik akan mampu mencapai nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memperhatikan penerapan corporate governance.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yang menjawab pada rumusan masalah yaitu kepemilikan institusional secara parsial terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Komisaris independen secara parsial terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen secara simultan terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018.

 

BIBLIOGRAFI

 

Abbas, Abul K., Benoist, Christophe, Bluestone, Jeffrey A., Campbell, Daniel J., Ghosh, Sankar, Hori, Shohei, Jiang, Shuiping, Kuchroo, Vijay K., Mathis, Diane, & Roncarolo, Maria Grazia. (2013). Regulatory T Cells: Recommendations To Simplify The Nomenclature. Nature Immunology, 14(4), 307�308. Google Scholar

 

Abdolmanafi-Rokni, Seyed Jalal, Jalal, S., & Rokni, A. (2013). The Effect Of Listening To Audio Stories On Pronunciation Of Efl Learners. Mjal Journal, 5(2), 69�85. Google Scholar

 

Alfinur, Alfinur. (2016). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (Gcg) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Listing Di Bei. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 12(1), 44�50. Google Scholar

 

Aningtyas, Putri Husnah. (2018). Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance Dan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Pedoman Umum Gcg Dan Standar Gri G4 (Studi Kasus Pada Pt. Kaltim Prima Coal Tahun 2016). Universitas Brawijaya. Google Scholar

 

Asra, Abuzar. (2017). Esensi Statistik Bagi Kebijakan Publik (Perdana; Abdul Rachman, Ed.). Bogor: In Media. Google Scholar

 

Budianto, Wahyu, & Payamta, Payamta. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi. Assets: Jurnal Akuntansi Dan Pendidikan, 3(1), 13�25. Google Scholar

 

Damayanti, Riski, Hanafi, Agustina, & Cahyadi, Afriyadi. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Karyawan Non Medis Rs Islam Siti Khadijah Palembang). Sriwijaya University. Google Scholar

 

Fauzi, Achmad Noor. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Umum Syariah Indonesia Tahun 2011-2015). Skripsi Surakarta: Iain. Google Scholar

 

Felicia, Miranda, Mukhtaruddin, Mukhtaruddin, & Yuniarti, Emylia. (2014). Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Dalam Meningkatkan Bestpractice Pada Pt Pupuk Sriwidjaja Palembang. Sriwijaya University. Google Scholar

 

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 25, Edisi Kesembilan. Semarang: Penerbit Undip. Google Scholar

 

Hertati, Lesi, & Zarkasyi, I. (2015). Competence Of Human Resources, The Benefits Of Information Technology On Value Of Financial Reporting In Indonesia. Research Journal Of Finance And Accounting, 6(8), 12�18. Google Scholar

 

Jensen, C., & Meckling, H. (1976). Theory Of The Firm : Managerial Behavior , Agency Costs And Ownership Structure. Journal Of Financial Economics, 3, 305�360. Google Scholar

 

Jobber, David, & Shipley, David. (2012). Marketing‐Orientated Pricing: Understanding And Applying Factors That Discriminate Between Successful High And Low Price Strategies. European Journal Of Marketing. Google Scholar

 

Kulakov, Nikolay Yu, & Blaset Kastro, Anastasia. (2015). Evaluation Of Nonconventional Projects: Girr And Gerr Vs. Mirr. The Engineering Economist, 60(3), 183�196. Google Scholar

 

Kusumaningtyas, Titah Kinanti, & Andayani, Andayani. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Sri-Kehati. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (Jira), 4(7). Google Scholar

 

Melinda, Smah�. (2012). A Tud�stranszferek Rendszerei �s A J�rműipar. J�rműipar �s Region�lis Versenyk�pess�g, 109�142. Google Scholar

 

Muryati, Ni Nyoman, & Suardhika, I. M. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi: Universitas Udayana. Google Scholar

 

Ningsih, A. A., Cahaya, Putu Ratih, & Yaniartha, P. Dyan. (2013). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 4(1), 92�109. Google Scholar

 

Nundini, Audita Ananda, & Lastanti, Hexana Sri. (2014). Pengaruh Konvergensi Ifrs Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Trisakti, 1(2), 19�32. Google Scholar

 

Perdana, Ramadhan Sukma, & Raharja. (2014). Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting, 3(3), 1�13. Google Scholar

 

Rachman, Maman. (2012). Konservasi Nilai Dan Warisan Budaya. Indonesian Journal Of Conservation, 1(1). Google Scholar

 

Rahma, Alfiarti. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Pendanaan Dan Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012). Diponegoro University. Google Scholar

 

Sari, Enggar Fibria Verdana, & Riduwan, Akhmad. (2013). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan: Kualitas Laba Sebagai Variable Intervening. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 1(1). Google Scholar

 

Susanto, Priyatna Bagus, & Subekti, Imam. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 1(2). Google Scholar

 

Syafitri, Tria, Nuzula, Nila Firdausi, & Nurlaily, Ferina. (2018). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Industri Sub Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bei Periode 2012-2016). Jurnal Administrasi Bisnis, 56(1), 118�126. Google Scholar

 

Tambunan, Mei Cyntia Sabrina, Saifi, Muhammmad, & Hidayat, Raden Rustam. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015) Mei. Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 53(1), 49�57. Google Scholar

 

Tambunan, Tulus Tahi Hamonangan. (2017). Development Of Small-Scale Industries During The New Order Government In Indonesia. Routledge. Google Scholar

 

Tandelilin, Andreas A. K., Hirase, Tetsuaki, Hudoyo, Athanasius W., Cheng, Jidong, Toyama, Keiko, Morisaki, Hiroko, & Morisaki, Takayuki. (2015). Ampd1 Regulates Mtorc1-P70 S6 Kinase Axis In The Control Of Insulin Sensitivity In Skeletal Muscle. Bmc Endocrine Disorders, 15(1), 1�8. Google Scholar

 

Thaharah, Nina, & Asyik, Nur Fadjrih. (2016). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Lq 45. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (Jira), 5(2). Google Scholar

 

Wardhani, Puspa, Aryati, Aryati, Yohan, Benediktus, Trimarsanto, Hidayat, Setianingsih, Tri Y., Puspitasari, Dwiyanti, Arfijanto, Muhammad Vitanata, Bramantono, Bramantono, Suharto, Suharto, & Sasmono, R. Tedjo. (2017). Clinical And Virological Characteristics Of Dengue In Surabaya, Indonesia. Plos One, 12(6), E0178443. Google Scholar

 

Weston, Mark. (2015). Variable Screening. Google Scholar

�

Wida, Siti Ainul, Supatmoko, Djoko, & Kurrohman, Taufik. (2017). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Di Desa�Desa Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. E-Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 4(2), 148�152. Google Scholar

 

Widayati, Sri. (2006). Analisis Perbedaan Persepsi Tentang Pelayanan Rawat Inap Antara Pasien Rujukan Dari Petugas Kesehatan Dengan Kemauan Sendiri\Keluarga Di Divisi Geriatri Rs Dr Kariadi Semarang. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Google Scholar

 

Copyright holder:

Willy Nurhayadi, Abdurrohman, Restia Ningsih, Sucihati, Mega Arum (2021)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: