Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6,
No. 11, November 2021
�
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Willy Nurhayadi, Abdurrohman, Restia Ningsih, Sucihati, Mega Arum
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Banten, Jawa
Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan good corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen dan pengaruhnya
terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value (PBV) yang secara parsial dan simultan. Terdapat lima prinsip utama dalam
penerapan Good
Corporate Governance (GCG) di Indonesia yaitu transparansi (keterbukaan informasi), akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan objek penelitian
adalah perusahaan food and beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Jumlah sampel diambil
14 perusahaan dengan teknik purposive
sampling. Analisis data menggunakan metode regresi linier berganda diolah
dengan SPSS versi 20.00. Hasil pengujian hipotesis 1, kepemilikan institusional
secara parsial terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 yang ditunjukkan dengan
nilai t hitung (3,923) > t tabel (1,995) dan uji sig t. (0,009) < 0,05.
Hasil pengujian hipotesis 2, secara parsial kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 karena nilai t hitung (0,078) < t
tabel (1,995) dan uji sig t (0,938) > 0,05. Hasil pengujian hipotesis 3,
secara parsial komisaris independen terbukti berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2018 yang ditunjukkan dengan nilai t hitung (4,369) >
t tabel (1,995) dan uji sig t (0,000) < 0,05. Hasil pengujian hipotesis 4,
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen
secara simultan terbukti berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan food
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018
ditunjukkan dengan nilai F hitung (7,242) > F tabel (2,74) dan signifikansi
uji F (0,000) < (0,05).
Kata Kunci:�� tata kelola perusahaan; kepemilikan institusional; kepemilikan manajerial; komisaris independen; nilai perusahaan
Abstract
This
study aims to determine the implementation of good corporate governance as
proxied by institutional ownership, managerial ownership and independent
commissioners and their effects on firm value as proxied by the partial and
simultaneous Price to Book Value (PBV). There are five main principles in the
implementation of Good Corporate Governance (GCG) in Indonesia, namely
transparency (openness of information), accountability, responsibility,
independence, and fairness. This research uses quantitative methods with the
object of research are food and beverages companies listed on the Indonesia
Stock Exchange for the period 2014-2018. The number of samples was taken 14
companies with purposive sampling technique. Data analysis using multiple
linear regression method processed with SPSS version 20.00. Hypothesis 1 test
results, institutional ownership is partially proven to have a positive and
significant effect on the value of food and beverages companies listed on the
Indonesia Stock Exchange for the period 2014-2018 as indicated by the value of
t count (3,923)> t table (1,995) and sig t test. (0.009) <0.05.
Hypothesis 2 test results, partially managerial ownership has no effect on the
value of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange
for the period 2014-2018 because the value of t count (0.078) <t table
(1.995) and sig t test (0.938)> 0.05. Hypothesis 3 test results, partially
independent commissioners proved to have a positive and significant effect on
the value of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock
Exchange for the period 2014-2018 as indicated by the value of t count
(4.369)> t table (1.995) and sig t test (0,000) <0.05. Hypothesis 4 test
results, institutional ownership, managerial ownership and independent
commissioners are simultaneously proven to have a significant effect on the
value of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange
for the period 2014-2018 shown by the calculated F value (7,242)> F table
(2.74) and the significance of the F test (0.000) <(0.05).
Keywords:� good corporate governance; institutional ownership; managerial ownership;
independent commissioner; company value
Received:
2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Memasuki zaman yang serba bebas dengan sistem ekonomi yang bebas dan terbuka, maka dibutuhkan pengelolaan perusahaan yang lebih kompleks, yang berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan praktik tata kelola usaha yang baik untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu cara untuk mengendalikan tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan etika.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia memiliki lima prinsip utama yaitu transparansi (keterbukaan informasi), akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan (Felicia, Mukhtaruddin, & Yuniarti, 2014). Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan, termasuk investor. Hal ini karena kepercayaan yang diperoleh dari pasar diharapkan dapat memaksimumkan tingkat kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham, menentukan besarnya balas jasa, menentukan harga saham, serta menilai kinerja perusahaan untuk memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang bagi para pemegang saham.
Perkembangannya saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance (GCG)) oleh perusahaan di Indonesia. Pasalnya, penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia saat ini realif tertinggal dibandingkan negara-negara di kawasan ASEAN. Hanya dua emiten dari Indonesia yang masuk dalam daftar 50 Emiten Terbaik dalam Praktik Good Corporate Governance (GCG) di ASEAN dalam ajang penganugerahan ASEAN Corporate Governance Awards 2015 yaitu PT Bank Danamon Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Pencapaian Indonesia ini dapat dibilang masih tertinggal jauh dari Thailand yang mampu menempatkan 23 emiten, Filipina 11 emiten, Singapura delapan emiten dan Malaysia enam emiten (https://www.cnnindonesia.com, 2016).
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan food and baverages yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Perusahaan food and baverages merupakan salah satu perusahaan sektor industri konsumsi yang menurut data Bursa Efek Indonesia termasuk dalam 9 (Sembilan) perusahaan yang mengalami penurunan harga saham sepanjang tahun 2018. Berikut datanya:
Tabel 1
Posisi Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) Tahun 2018
No |
Indeks |
Poin |
Ch. (%) |
1 |
Pertanian |
-13,98 |
-0,90% |
2 |
Pertambangan |
-11,97 |
-0,63% |
3 |
Industri Dasar |
-4,20 |
-0,48% |
4 |
Aneka Industri |
16.59 |
1,30% |
5 |
Industri Konsumsi |
-38,56 |
-1,43% |
6 |
Properti dan Real Estate |
-5,79 |
-1,27% |
7 |
Infrastruktur |
-6,57 |
-0,54% |
8 |
Keuangan |
-7,10 |
-0,58% |
9 |
Perdagangan |
-7.93 |
-0,95% |
10 |
Manufaktur |
-12,88 |
-0,78% |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
Sektor industri konsumsi mengalami penurunan IHSG mencapai -1,43 persen (-38,56 poin), sektor Pertanian sebesar -0,9 persen (-13,98 poin), dan sektor Manufaktur yang menyusut hingga -0,78 persen (-12,88 poin). Penyusutan yang terjadi pada harga saham khususnya pada industri konsumsi tersebut salah satunya disebabkan oleh lemahnya konsumsi masyarakat, sehingga membuat perusahaan yang bergerak di bidang konsumsi mengalami kemerosotan harga saham yang sangat tajam. Rendahnya harga saham perusahaan menunjukan bahwa investor kurang yakin dengan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga hal ini membuat nilai perusahaan menjadi rendah.
Penelitian ini merupakan modifikasi dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah meneliti tentang pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian ini hanya akan dikaji mekanisme Good Corporate Governance (GCG) berupa kepemilikan institusional dan dewan komisaris independen yang dinyatakan berpengaruh signifikan pada penelitian (Sari & Riduwan, 2013); (Mei Cyntia Sabrina Tambunan, Saifi, & Hidayat, 2017) dan kepemilikan manajerial yang ditemukan tidak berpengaruh pada penelitian (Syafitri, Nuzula, & Nurlaily, 2018) namun ditemukan berpengaruh signifikan pada penelitian (Susanto & Subekti, 2013); (Perdana & Raharja, 2014).
Alasan mengambil perusahaan food and baverages karena perusahaan tersebut stabil dan tidak terpengaruh dengan perubahan kondisi perekonomian. Sebagaimana pendapat (Syafitri et al., 2018), jenis perusahaan konsumsi memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada jenis perusahaan-perusahaan manufaktur yang lain. Pemilihan perusahaan food and baverages juga dilandasi adanya fenomena penurunan harga saham industri konsumsi yang paling tajam sepanjang tahun 2018 dibandingkan sektor industry lainnya.
Semakin hari
kompleksitas dunia bisnis semakin tinggi, yang berarti potensi resiko dan tantangan juga berpotensi meningkat. Oleh karena itu penerapan
Good Corporate Governance (GCG) sangat diperlukan agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Implementasi Good Corporate Governance (GCG) diharapkan bermanfaat menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan serta mampu mengusahakan
keseimbangan antara berbagai kepentingan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh.
Metode Penelitian
1.
Metode
dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh Good Corporate Governance (GCG) yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018.
2. Operasional
Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Manajerial (KM) dan Komisaris Independen (KOMInd) sebagai variabel independen, serta nilai perusahaan (PBV) sebagai variabel dependen. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2
Definisi Operasional Variabel
Variabel |
Definisi |
Pengukuran |
Skala |
Kepemilikan Institusional
(KI) |
Persentase antara jumlah saham institutsi dengan total saham perusahaan yang beredar di pasar |
|
Rasio |
Kepemilikan Manajerial
(KM) |
Persentase antara jumlah saham yang dimiliki manajer dengan total saham perusahaan yang beredar di
pasar |
|
Rasio |
Komisaris Independen |
Komisaris yang berasal dari pihak eksternal
(tidak ada hubungan kekeluargaan) dengan pemilik perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan pada aktivitas perusahaan (FCGI, 2014) |
Jumlah komisaris independen di perusahaan |
Rasio |
Price to Book Value (PBV) |
Perbandingan antara harga saham dengan
nilai buku per saham (Brigham dan Gapenski,
2015:21; (Rahma, 2014). |
|
Rasio |
3. Populasi
dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Dari data yang diperoleh, perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018 berjumlah 20 emiten. Selanjutnya sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria pemilihan sampel diantaranya:
Tabel 3
Kriteria Sampel Penelitian
No |
Kriteria Sampel |
Sesuai |
Tidak sesuai |
1 |
Perusahaan food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun
2014-2018 |
20 |
- |
2 |
Menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode penelitian |
14 |
6 |
4 |
Mencantumkan nilai saham manajerial
dan institusional pada laporan
keuangan selama periode penelitian |
14 |
- |
Jumlah perusahaan sampel |
14 |
||
Jumlah tahun |
5 |
||
Jumlah
data sampel (17 x 5) |
70 |
Berdasarkan tabel 3 diketahui pada periode laporan keuangan tahun 2014-2018 tercatat 20 perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada kriteria sampel kedua, diketahui ada 6 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria karena tidak menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode penelitian. Hal ini disebabkan ke enam perusahaan tersebut baru melakukan IPO di pertengahan periode pengamatan, sehingga jumlah laporan keuangan yang diperlukan tidak memenuhi persyaratan. Ke enam perusahaan tersebut adalah PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) IPO tanggal 26 Juli 2017; PT Sariguna Primatirta Tbk IPO tanggal 5 Mei 2017; PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) IPO tanggal 19 Desember 2017; PT Prima Cakrawala Abadi Tbk IPO tanggal 29 Desember 217; PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) IPO tanggal 18 September 2018; dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) IPO tanggal 10 Oktober 2018. Dengan demikian jumlah perusahaan food and baverages yang memenuhi kriteria sampel hanya ada 14 perusahaan dengan daftar nama perusahaan sebagai berikut:
a) PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
(AISA)
b)
PT Tri Banyan Tirta Tbk
(ALTO)
c) PT Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk (CEKA)
d) PT Delta Djakarta Tbk
(DLTA)
e) PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
(ICBP)
f) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
g) PT Multi Bintang Indonesia Tbk
(MLBI)
h) PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
i) PT
Prasidha Aneka Niaga Tbbk (PSDN)
j) PT
Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)
k) PT
Sekar Bumi Tbk (SKBM)
l) PT
Sekar Laut Tbk (SKLT)
m) PT
Siantar Top Tbk (STTP)
n) PT
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ)
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Penelitian
1.
Statistik
Deskriptif
Analisis
statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang data yang diolah dalam kriteria data minimum, maksimum, mean dan standar deviasi yang hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4
Statistik Deskriptif
Descriptive
Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std.
Deviation |
Kepemilikan Institusional |
70 |
11.56 |
94.06 |
61.4423 |
23.40800 |
Kepemilikan Manajerial |
70 |
.01 |
65.85 |
8.4869 |
15.82212 |
Dewan Komisaris
Independen |
70 |
1 |
3 |
1.66 |
.759 |
Nilai Perusahaan |
70 |
.00 |
47.54 |
5.1464 |
9.05130 |
Valid N (listwise) |
70 |
|
|
|
|
Sumber: data diolah, 2020
a) Kepemilikan institusional (KI) berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 terlihat memiliki nilai minimum 11,56 dan maksimum mencapai 94,06 yang menunjukan perusahaan sampel memiliki kepemilikan saham institusional paling rendah sebesar 11,56% dari total saham perusahaan, dan paling tinggi mencapai 94,06% dari total saham perusahaan. Nilai mean
61,44 menunjukan rata-rata KI dari
70 sampel data yang ada adalah 61,44% yang artinya perusahaan food &
baverages pada tahun
2014-2018 memiliki rata-rata saham
institusional cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 23,40 lebih kecil dari
nilai mean menunjukan bahwa prosentase kepemilikan saham institusional perusahaan sampel tidak terlalu beragam.
b) Kepemilikan manajerial (KM) berdasarkan hasil
perhitungan pada Tabel 4.1 terlihat memiliki nilai minimum 0,01 dan maksimum mencapai 65,85 yang menunjukan perusahaan sampel memiliki kepemilikan saham manajerial paling rendah sebesar 0,01% dari total saham perusahaan, dan paling tinggi mencapai 65,85% dari total saham perusahaan. Nilai mean 8,48 menunjukan
rata-rata KM dari 70 sampel
data yang ada adalah 8,48%
yang artinya perusahaan food & baverages
pada tahun 2014-2018 memiliki
rata-rata saham manajerial sebesar 8,48% dari total saham perusahaan. Nilai standar deviasi sebesar 15,82 lebih besar dari nilai
mean menunjukan
bahwa prosentase kepemilikan saham manajerial perusahaan sampel sangat beragam dimana pada satu sisi ada perusahaan
yang memiliki saham manajerial 0,01% dan di sisi lainnya memiliki prosentase saham manajerial lebih dari 50% saham perusahaan.
c) Komisaris Indepedenden (KOMInd)
berdasarkan
hasil perhitungan pada Tabel 4.1 terlihat memiliki nilai minimum 1 dan maksimum 3 yang menunjukan jumlah dewan komisaris independen pada perusahaan sampel paling sedikit adalah 1 orang dan paling banyak adalah 3 orang. Nilai mean
1,66 menunjukan rata-rata KOMInd
dari 70 sampel data yang ada adalah 1,66 (dibulatkan 2) yang artinya perusahaan food &
baverages pada tahun
2014-2018 rata-rata memiliki komisaris
independen 2 orang. Nilai standar
deviasi sebesar 0,759 lebih kecil dari
nilai mean menunjukan bahwa variasi data pada variabel ini cukup stabil.
d) Nilai perusahaan (PBV) berdasarkan hasil
olah data terlihat memiliki nilai minimum 0,00 dan maksimum mencapai 47,54 dengan mean 5,41.
Hasil ini dapat dipahami bahwa rata-rata perusahaan food &
baverages pada tahun
2014-2018 memiliki harga saham yang dihargai sebesar 5,41 kali dari nilai buku saham
yang ada. Standar deviasi sebesar 9,05 lebih besar dari
nilai mean menunjukan bahwa variasi data nilai perusahaan cukup beragam, dimana ada perusahaan yang sama sekali sahamnya
tidak dihargai oleh
investor sedangkan di sisi
lain ada perusahaan yang memiliki saham dengan harga mencapai
47,54 kali nilai buku saham yang ada.
2.
Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data
memiliki distribusi normal atau tidak.
Uji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S)
dengan ketentuan :
1)
Data dikatakan normal apabila nilai sig (signifikansi)
> 0,05
2)
Data dikatakan tidak normal apabila memiliki nilai sig
(signifikansi) < 0.05.
Tabel 5
Uji Normalitas
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
|||
|
Unstandardized
Residual |
||
N |
70 |
||
Normal Parametersa,b |
Mean |
0E-7 |
|
Std. Deviation |
7.85093647 |
||
Most Extreme Differences |
Absolute |
.189 |
|
Positive |
.189 |
||
Negative |
-.089 |
||
Kolmogorov-Smirnov Z |
1.582 |
||
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
.413 |
||
a. Test distribution is Normal. |
|||
b. Calculated from data. |
|||
Sumber : data diolah, 2020.
Hasil uji normalitas pada Tabel 5 di atas, diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,413. Merujuk pada ketentuan yang ada, maka hasil
ini menunjukan bahwa data telah dinyatakan terdistribusi normal karena asymp sig (2 tailed) 0,413
> signifikasi 0,05. Dengan
demikian, model regresi dinyatakan terdistribusi normal.
3.
Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dalam
penelitian dilakukan dengan melihat
nilai tolerance
dan Variance
Inflation Factors (VIF)
dengan batas multikolonieritas tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10
yang hasilnya disajikan sebagai berikut :
Tabel 6
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
-7.611 |
5.155 |
|
-1.476 |
.145 |
|
|
Kepemilikan Institusional |
.158 |
.163 |
.151 |
3.923 |
.009 |
.428 |
2.338 |
|
Kepemilikan Manajerial |
-.007 |
.094 |
-.013 |
-.078 |
.938 |
.426 |
2.345 |
|
Dewan Komisaris Independen |
.575 |
.276 |
.468 |
4.369 |
.000 |
.995 |
1.005 |
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : data diolah, 2020.
Berdasarkan
data pada Tabel 6 diperoleh
nilai tolerance
kedua variabel independen > 0,01 dan nilai
VIF <10. Dengan demikian
dapat dianalisis bahwa tidak terjadi
multikolonieritas dalam
model regresi penelitian, karena seluruh variabel memiliki nilai tolerance > 0,1
dan VIF < 10.
4.
Autokorelasi
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. �Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson
yang hasilnya disajikan sebagai berikut:
Tabel 7
Uji Durbin Watson
Model
Summaryb |
|||||
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.498a |
.448 |
.413 |
8.02738 |
2.123 |
a. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial |
|||||
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan |
Berdasarkan data pada Tabel 7
diperoleh nilai dW
sebesar 2,123. Dengan
n = 70 dan prediktor (k) = 3, besarnya nilai dW pada tabel diperoleh
dL (1,524); dU (1,702); 4-dL (2,476); 4-dU
(2,298). Hasil
ini merujuk pada kriteria
pengambilan keputusan poin
(e) Jika dU (1,702)
< dW (2,123) < 4 � dU (2,298) berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif pada model
regresi.
5.
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakseimbangan satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dilihat dari nilai signifikasi
dalam uji glesjer sebagai berikut:
Tabel 8
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
-3.804 |
2.872 |
|
-1.324 |
.190 |
Kepemilikan Institusional |
.007 |
.035 |
.026 |
.186 |
.853 |
|
Kepemilikan Manajerial |
-.038 |
.052 |
-.099 |
-.720 |
.474 |
|
Dewan Komisaris
Independen |
.279 |
.711 |
.668 |
.426 |
.551 |
a. Dependent Variable: ABSRES
Gejala heteroskedastisitas pada uji glesjer
ditunjukan apabila diperoleh nilai signifikasi < 0,05. Dari tabel
8 ditunjukkan bahwa ketiga variabel independen memperoleh nilai signifikasi > 0,05 sehingga hasil ini menunjukan bahwa model regresi terbebas dari gejala
heteroskedastisitas.
6.
Analisis
Regresi Linier Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan
untuk mengestimasi danatau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata
variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.
Hasil analisis regresi
intervening dalam penelitian
ini disajikan berikut:
PBV = -7,611 + 0,158 KI �
0,007 KM + 0,575 KOMInd + e
Dari
persamaan regresi di atas, dapat di analisis bahwa:
1. Nilai
konstanta (a) diperoleh
-7,611. Hal ini menunjukan bahwa PBV akan bernilai -7,611 pada penelitian ini jika variabel
independen yaitu KM, KI dan
KOMInd diasumsikan bernilai tetap atau 0 (nol).
2. Koefisien regresi KI diperoleh 0,158 dengan tanda positif
yang menunjukan bahwa KI berhubungan positif dengan PBV. Setiap kenaikan 1 satuan pada KI maka akan meningkatkan
PBV sebesar 0,158 satuan dengan asumsi variabel
lainnya yaitu KM dan KOMInd bernilai tetap atau 0 (nol).
3. Koefisien regresi KM diperoleh -0,007 dengan tanda negatif
yang menunjukan bahwa KM berhubungan negatif dengan PBV. Setiap kenaikan 1 satuan pada KM maka akan menurunkan
PBV sebesar 0,007 dengan asumsi variabel lainnya yaitu KI dan KOMInd bernilai tetap atau 0 (nol).
4. Koefisien regresi KOMInd diperoleh 0,575 dengan tanda positif yang menunjukan bahwa KOMInd berhubungan positif dengan PBV. Setiap kenaikan 1 satuan pada KOMInd maka akan menaikkan
PBV sebesar 0,575 satuan dengan asumsi variabel
lainnya KM dan KI bernilai tetap atau 0 (nol).
7.
Uji Statistik
t
Uji statistik
t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pangaruh satu variabel
independen secara
parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).
Dalam penelitian ini uji statistik t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel yang diperoleh sebesar 1,995 (df=70-2,
sig 5% uji dua pihak) dengan ketentuan:
1. Jika
t hitung > t tabel maka Ha diterima, artinya variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
2. Jika
t hitung < t tabel maka Ha ditolak, artinya variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Tabel 9
Hasil Uji Hipotesis
Parsial
Coefficientsa |
|||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig |
Collinearity Statistics |
||||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
|||||
1 |
(Constant) |
-7.611 |
5.155 |
|
-1.476 |
.145 |
|
|
|
Kepemilikan Institusional |
.158 |
.163 |
.151 |
3.923 |
.009 |
.428 |
2.338 |
||
Kepemilikan Manajerial |
-.007 |
.094 |
-.013 |
-.078 |
.938 |
.426 |
2.345 |
||
Dewan Komisaris
Independen |
.575 |
.276 |
.468 |
4.369 |
.000 |
.995 |
1.005 |
||
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber:
data diolah, 2020.
Hipotesis
1 berbunyi kepemilikan institusional secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2014-2018. Berdasarkan data pada Tabel 9 diperoleh nilai t hitung kepemilikan institusional sebesar 3,923 dan signifikasi 0,009. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis dapat diterima karena t hitung 3,923 > t tabel 1,995
dan sig uji t 0,009 < 0,05 yang artinya kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018.
Hipotesis 2
berbunyi kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun
2014-2018. Berdasarkan
data pada Tabel 4.7 diperoleh
nilai t hitung kepemilikan manajerial sebesar -0,078 dan signifikasi
0,938. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis ditolak karena t hitung 0,078 < t tabel 1,995
dan sig uji t 0,938 > 0,05 yang artinya kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan food and baverages
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun
2014-2018.
Hipotesis
3 berbunyi komisaris independen secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2014-2018. Berdasarkan data pada Tabel 9 diperoleh nilai t hitung komisaris independen sebesar
4,369 dan signifikasi 0,000. Hal ini
menunjukan bahwa hipotesis dapat diterima karena t hitung 4,369 > t tabel 1,995
dan sig uji t 0,000 < 0,05 yang artinya komisaris
independen secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan food and baverages
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun
2014-2018.
8.
Uji Statistik F
Uji statistik
F pada dasarnya
menunjukkan apakah
semua variabel-variabel independen
dalam model mempunyai pengaruh/signifikan secara
bersama-sama
terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2018).
Hal ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel yang diperoleh sebesar 2,74 (df1=3; df2=66, sig 5%) dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika
F hitung > F tabel atau sig < 0,05, artinya terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
2. Jika
F hitung < F tabel atau sig > 0,05, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Tabel 10
Hasil Uji Hipotesis
Simultan
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum
of Squares |
Df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
1399.925 |
3 |
466.642 |
7.242 |
.000b |
Residual |
4252.967 |
66 |
64.439 |
|
|
|
Total |
5652.892 |
69 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan |
||||||
b. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial |
Sumber: data diolah, 2020
Hipotesis 4
berbunyi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris
independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan food and baverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2014-2018. Berdasarkan data pada tabel 4.8 diketahui nilai F hitung sebesar 7,242 dan signifikasi uji F yaitu 0,000.
Pada tingkat signifikasi
5%, hasil ini menunjukan bahwa secara simultan variabel independen terbukti berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen karena F hitung 7,242 > F tabel 2,74 dan signifikasi uji F
0,000 < 0,05. Dengan demikian
hasil ini menunjukan bahwa hipotesis 4 diterima yang artinya kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial dan komisaris independen secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan food and baverages
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun
2014-2018.
9.
Uji Koefisien
Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh simultan yang diberikan oleh ketiga variabel independen (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen) terhadap nilai perusahaan, maka perlu dilakukan uji koefisien determinasi yang hasilnya disajikan sebagai berikut:
Tabel 11
Hasil Uji Koefisien
Determinasi
Model
Summaryb |
|||||
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.498a |
.448 |
.413 |
8.02738 |
2.123 |
a. Predictors: (Constant), Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial |
|||||
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan |
Sumber:
data diolah, 2020.
Dari tabel 10 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar
0,413. Angka ini menunjukan
bahwa variabel independen kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen memiliki kemampuan sebesar 41,3% (0,413 x
100%) dalam menjelaskan variasi pada variabel independen nilai perusahaan. Adapun sisanya sebesar 58,7% dari nilai perusahaan pada perusahaan food &
baverages dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
B. Pembahasan
1.
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan
hasil uji hipotesis 1 ditunjukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mendukung teori
agency yang menyatakan
tingginya jumlah kepemilikan institusional akan meningkatkan sistem kontrol perusahaan yang ditujukan guna meminimalisasi tingkat kecurangan akibat tindakan oportunistik pihak manajer yang akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian
ini sejalan denagn hipotesis yang telah dirumuskan dan sejalan dengan hasil penelitian (Widayati, 2006)
karena menemukan adanya pengaruh positif signifikan
antara kepemilikan institusional pada nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Muryati & Suardhika, 2014); (Kusumaningtyas &
Andayani, 2015);
(Thaharah & Asyik, 2016);
dan (Wardhani et al., 2017)
juga mendukung karena telah membuktikan kepemilikan institusional berpengaruh positif pada nilai perusahaan.
Implikasi
hasil penelitian ini menunjukan strategi aliansi antara pihak institusional dengan pihak manajemen
ditanggapi positif oleh pihak pasar yang membuat harga saham menjadi
meningkat di pasar modal sehingga
kepemilikan institusional
yang tinggi mampu menjadi mekanisme yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan institusional
yang besar menunjukkan kemampuannya untuk memonitor pihak manajemen, karena dengan tingginya jumlah kepemilikan institusional akan meningkatkan sistem kontrol perusahaan yang ditujukan guna meminimalisasi tingkat kecurangan akibat tindakan oportunistik pihak manajer yang nantinya dapat mengurangi nilai perusahaan
2.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai
Perusahaan
Struktur
kepemilikan saham dianggap penting untuk perusahaan dalam mencapai maksimalisasi nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji hipotesis 2 ditunjukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini bertolak belakang dengan teori agency yang menyatakan peningkatan kepemilikan manajerial dapat membantu untuk menghubungkan kepentingan pihak internal dan pemegang saham, dan mengarah ke pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatnya nilai perusahaan.
Penelitian
ini menolak hasil penelitian yang dilakukan (Abbas et
al., 2013; Abdolmanafi-Rokni et al., 2013; Asra, 2017; Muryati
& Suardhika, 2014; Ningsih et al., 2013)
yang menyatakan kepemilikan
manajerial berdampak positif pada nilai perusahaan. Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini dilakukan (Budianto & Payamta, 2014);
(Rahma, 2014)
dan (Alfinur, 2016)
yang menemukan adanya pengaruh negatif kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
Implikasi
hasil penelitian ini menunjukan kepemilikan manajerial memengaruhi investor untuk tidak melakukan investasi sehingga menurunkan nilai perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam struktur pemegang saham akan menyebabkan
resiko tindakan yang lebih mementingkan kepentingan manajer dari pada kepentingan pemegang saham, yang berdampak pada reaksi negatif pasar yang pada akhirnya menurunnya nilai perusahaan.
3.
Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan
hasil uji hipotesis 3 ditunjukan bahwa komisaris independen terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan perspektif fungsi service dan kontrol
yang dapat diberikan oleh
dewan. Dari perspektif teori
agensi, dewan komisaris mewakili mekanisme internal utama untuk mengontrol
perilaku opportunistic manajemen
sehingga dapat membantu menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajer.
Penelitian yang mendukung
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Tulus Tahi Hamonangan Tambunan, 2017)
karena menemukan ukuran dewan komisaris, berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian lain oleh dan (Damayanti, Hanafi, & Cahyadi, 2018)
juga ditemukan bahwa dewan komisaris independen memberikan pengaruh dominan dalam meningkatkan
fungsi kontrol di perusahaan yang pada akhirnya membantu perusahaan mencapai nilai perusahaan yang optimal.
Implikasi
hasil penelitian ini adalah dengan
jumlah komisaris independen yang semakin banyak maka akan
dapat memenuhi tuntutan transparansi dan independensi
untuk mengawasi tindakan-tindakan para eksekutif.
Fungsi monitoring yang dilakukan
oleh dewan komisaris dipengaruhi
oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris menjadi salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya kualitas kontrol dari dewan
komisaris sehingga mempengaruhi tingkat nilai perusahaan yang diperoleh.
4.
Pengaruh Kepemilikan Institisional,
Kepemilikan Manajerial dan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan
hasil uji hipotesis 4 ditunjukan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen secara simultan terbukti berpengaruh signifikan terhadap nilais perusahaan. Hasil ini menunjukan bahwa pelaksanaan good
corporate governance yang sesuai dengan peraturan, akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga meningkatkan permintaan investasi dan membuat harga saham
perusahaan pun meningkat
dan akhirnya meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil ini sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Muryati & Suardhika, 2014)
yang menunjukan kepemilikan
manajerial, dewan komisaris
independen, dewan direksi, kepemilikan institusional) berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Penelitian lain oleh (Tulus Tahi Hamonangan Tambunan, 2017)
juga turut mendukung karena menemukan adanya pengaruh signifikan dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian hasil penelitian ini memberi implikasi bahwa untuk mencapai
nilai perusahaan yang maksimal dibutuhkan penerapan corporate
governance yang baik. Hal ini
dapat dilakukan melalui mekanisme kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komposisi dewan komisaris.
Perusahaan yang menerapkan corporate governance dengan baik akan mampu
mencapai nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memperhatikan penerapan corporate
governance.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan
yang menjawab pada rumusan masalah yaitu kepemilikan
institusional secara parsial terbukti berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2014-2018. Kepemilikan
manajerial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan food and beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2014-2018. Komisaris independen secara
parsial terbukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan food and
beverages yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun
2014-2018. Kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial dan komisaris independen
secara simultan terbukti berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2014-2018.
BIBLIOGRAFI
Abbas, Abul K., Benoist, Christophe,
Bluestone, Jeffrey A., Campbell, Daniel J., Ghosh, Sankar, Hori, Shohei, Jiang,
Shuiping, Kuchroo, Vijay K., Mathis, Diane, & Roncarolo, Maria Grazia.
(2013). Regulatory T Cells: Recommendations To Simplify The Nomenclature. Nature
Immunology, 14(4), 307�308. Google Scholar
Abdolmanafi-Rokni, Seyed Jalal, Jalal, S.,
& Rokni, A. (2013). The Effect Of Listening To Audio Stories On Pronunciation
Of Efl Learners. Mjal Journal, 5(2), 69�85. Google Scholar
Alfinur, Alfinur. (2016). Pengaruh
Mekanisme Good Corporate Governance (Gcg) Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Yang Listing Di Bei. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 12(1),
44�50. Google Scholar
Aningtyas, Putri Husnah. (2018). Analisis
Pengungkapan Good Corporate Governance Dan Corporate Social Responsibility
Berdasarkan Pedoman Umum Gcg Dan Standar Gri G4 (Studi Kasus Pada Pt. Kaltim
Prima Coal Tahun 2016). Universitas Brawijaya. Google Scholar
Asra, Abuzar. (2017). Esensi Statistik
Bagi Kebijakan Publik (Perdana; Abdul Rachman, Ed.). Bogor: In Media. Google Scholar
Budianto, Wahyu, & Payamta, Payamta.
(2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi. Assets: Jurnal Akuntansi Dan
Pendidikan, 3(1), 13�25. Google Scholar
Damayanti, Riski, Hanafi, Agustina, &
Cahyadi, Afriyadi. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Karyawan Non Medis Rs Islam Siti Khadijah Palembang).
Sriwijaya University. Google Scholar
Fauzi, Achmad Noor. (2016). Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Umum Syariah
Indonesia Tahun 2011-2015). Skripsi Surakarta: Iain. Google Scholar
Felicia, Miranda, Mukhtaruddin,
Mukhtaruddin, & Yuniarti, Emylia. (2014). Pelaksanaan Prinsip-Prinsip
Good Corporate Governance Dalam Meningkatkan Bestpractice Pada Pt Pupuk
Sriwidjaja Palembang. Sriwijaya University. Google Scholar
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program Ibm Spss 25, Edisi Kesembilan. Semarang:
Penerbit Undip. Google Scholar
Hertati, Lesi, & Zarkasyi, I. (2015).
Competence Of Human Resources, The Benefits Of Information Technology On Value
Of Financial Reporting In Indonesia. Research Journal Of Finance And
Accounting, 6(8), 12�18. Google Scholar
Jensen, C., & Meckling, H. (1976).
Theory Of The Firm : Managerial Behavior , Agency Costs And Ownership
Structure. Journal Of Financial Economics, 3, 305�360. Google Scholar
Jobber, David, & Shipley, David.
(2012). Marketing‐Orientated Pricing: Understanding And Applying Factors
That Discriminate Between Successful High And Low Price Strategies. European
Journal Of Marketing. Google Scholar
Kulakov, Nikolay Yu, & Blaset Kastro,
Anastasia. (2015). Evaluation Of Nonconventional Projects: Girr And Gerr Vs.
Mirr. The Engineering Economist, 60(3), 183�196. Google Scholar
Kusumaningtyas, Titah Kinanti, &
Andayani, Andayani. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Sri-Kehati. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi (Jira), 4(7). Google Scholar
Melinda, Smah�. (2012). A Tud�stranszferek
Rendszerei �s A J�rműipar. J�rműipar �s Region�lis Versenyk�pess�g,
109�142. Google Scholar
Muryati, Ni Nyoman, & Suardhika, I. M.
(2014). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Akuntansi: Universitas Udayana. Google Scholar
Ningsih, A. A., Cahaya, Putu Ratih, &
Yaniartha, P. Dyan. (2013). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Time Budget
Pressure Terhadap Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
4(1), 92�109. Google Scholar
Nundini, Audita Ananda, & Lastanti,
Hexana Sri. (2014). Pengaruh Konvergensi Ifrs Dan Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Trisakti, 1(2),
19�32. Google Scholar
Perdana, Ramadhan Sukma, & Raharja.
(2014). Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro
Journal Of Accounting, 3(3), 1�13. Google Scholar
Rachman, Maman. (2012). Konservasi Nilai
Dan Warisan Budaya. Indonesian Journal Of Conservation, 1(1). Google Scholar
Rahma, Alfiarti. (2014). Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Keputusan Pendanaan Dan Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).
Diponegoro University. Google Scholar
Sari, Enggar Fibria Verdana, & Riduwan,
Akhmad. (2013). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan:
Kualitas Laba Sebagai Variable Intervening. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi,
1(1). Google Scholar
Susanto, Priyatna Bagus, & Subekti,
Imam. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 1(2). Google Scholar
Syafitri, Tria, Nuzula, Nila Firdausi,
& Nurlaily, Ferina. (2018). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Industri Sub Sektor Logam Dan
Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bei Periode 2012-2016). Jurnal Administrasi
Bisnis, 56(1), 118�126. Google Scholar
Tambunan, Mei Cyntia Sabrina, Saifi,
Muhammmad, & Hidayat, Raden Rustam. (2017). Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Food And
Beverages Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015) Mei. Jurnal Administrasi
Bisnis (Jab), 53(1), 49�57. Google Scholar
Tambunan, Tulus Tahi Hamonangan. (2017). Development
Of Small-Scale Industries During The New Order Government In Indonesia.
Routledge. Google Scholar
Tandelilin, Andreas A. K., Hirase,
Tetsuaki, Hudoyo, Athanasius W., Cheng, Jidong, Toyama, Keiko, Morisaki,
Hiroko, & Morisaki, Takayuki. (2015). Ampd1 Regulates Mtorc1-P70 S6 Kinase
Axis In The Control Of Insulin Sensitivity In Skeletal Muscle. Bmc Endocrine
Disorders, 15(1), 1�8. Google Scholar
Thaharah, Nina, & Asyik, Nur Fadjrih.
(2016). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Lq 45. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (Jira), 5(2).
Google Scholar
Wardhani, Puspa, Aryati, Aryati, Yohan,
Benediktus, Trimarsanto, Hidayat, Setianingsih, Tri Y., Puspitasari, Dwiyanti,
Arfijanto, Muhammad Vitanata, Bramantono, Bramantono, Suharto, Suharto, &
Sasmono, R. Tedjo. (2017). Clinical And Virological Characteristics Of Dengue
In Surabaya, Indonesia. Plos One, 12(6), E0178443. Google Scholar
Weston, Mark. (2015). Variable Screening.
Google Scholar
�
Wida, Siti Ainul, Supatmoko, Djoko, &
Kurrohman, Taufik. (2017). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Di
Desa�Desa Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. E-Journal Ekonomi Bisnis
Dan Akuntansi, 4(2), 148�152. Google Scholar
Widayati, Sri. (2006). Analisis
Perbedaan Persepsi Tentang Pelayanan Rawat Inap Antara Pasien Rujukan Dari
Petugas Kesehatan Dengan Kemauan Sendiri\Keluarga Di Divisi Geriatri Rs Dr
Kariadi Semarang. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Google Scholar
Copyright holder: Willy Nurhayadi, Abdurrohman, Restia Ningsih, Sucihati, Mega Arum (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |