Syntax Literate
: Jurnal
Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849���� e-ISSN : 2548-1398
Vol. 1, no 4
Desember 2016
HUBUNGAN SENAM HAMIL DAN STATUS GIZI DENGAN PARTUS
LAMA
Lia
Natalia��������������������������������
STIKES YPIB Majalengka
email:[email protected]
Abstrak
Partus
lama merupakan persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida
dan atau 18 jam untuk multigravida. Partus lama memiliki dampak yang dapat menimbulkan konsekuensi
serius bagi ibu, janin atau keduanya sekaligus. Kejadian partus lama di RSUD Cideres pada tahun 2014 sebesar 16,03% dan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan kejadian partus lama di RSUD Majalengka pada tahun 2014 sebesar 11,33%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan senam hamil dan status gizi
dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka tahun 2015. Jenis penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu bersalin di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka pada
bulan Maret-April tahun 2015 sebanyak 71 orang dengan pengambilam sampel
menggunakan teknik accidental sampling. Analisis datanya terdiri dari analisis
univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan
uji chi square. Hasil
penelitian, diketahui bahwa sebagian kecil ibu bersalin mengalami partus lama (16,9%),� kurang dari setengahnya ibu bersalin tidak
melakukan senam pada masa kehamilan (35,2%) dan sebagian
kecil ibu bersalin dengan status gizi kurang baik (16,9%). Ada hubungan antara status gizi dengan partus lama (r = 0,001) dan tidak ada
hubungan antara senam hamil dengan partus lama (r = 0,608) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Petugas kesehatan di RSUD Cideres perlu
memberikan informasi dan penyuluhan mengenai senam hamil dan makanan yang
bergizi dengan menu seimbang, dan bagi ibu hamil perlunya melakukan kontak
dengan petugas secara teratur agar mendapatkan informasi mengenai makanan yang
bergizi serta cara dan waktu pelaksanaan senam hamil yang baik.
Kata Kunci����� : Senam Hamil, Status Gizi, Partus Lama
Pendahuluan
Pencapaian derajat kesehatan
ditandai dengan menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB)
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Hasil Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Partus
lama merupakan salah satu penyebab kematian ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
AKI di Propinsi
Jawa Barat pada tahun 2012 sebesar 86,27 per 100.000 kelahiran hidup atau
mengalami penurunan dibanding tahun 2009 sebesar 97,8 per 100.000 kelahiran
hidup. Kema�tian ibu di
Provinsi Jawa Barat dikarenakan
pendarahan 254 kasus (31%), hipertensi dalam kehamilan 181 kasus
(22%), infeksi 55 kasus (9,6%), abortus 9 kasus (1,1%), partus lama 4 kasus
(0,5%) dan penyebab lain-lain 311 kasus (38%) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, 2013). Partus lama merupakan persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam
untuk primigravida dan atau 18 jam untuk multigravida (Manuaba, 2010). Partus lama memiliki dampak yang dapat menimbulkan konsekuensi
serius bagi ibu, janin atau keduanya sekaligus. Menurut Prawirohardjo (2008), beberapa
dampak yang dapat ditimbulkan seperti infeksi intrapartum, ruptur uteri, cincin
retraksi patologis, pembentukan fistula, cidera otot-otot dasar panggul, kaput
suksedaneum dan molase kepala janin. Bahkan, apabila tidak dapat terdeteksi
maupun tertangani dengan baik, partus lama bisa berdampak fatal yaitu dapat
menyebabkan kematian pada ibu maupun janinnya.
Penyebab
persalinan lama salah satunya disebabkan oleh kelainan faktor power (kekuatan) yaitu faktor demografi
(umur, paritas), status gizi dan upaya yang dapat mendukung kekuatan ibu dalam
melahirkan seperti posisi melahirkan dan rutin melakukan senam hamil. (Mochtar, 2007). Senam hamil
yang teratur dapat memperkuat,
mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot
dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan, melenturkan
persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan, mempertinggi kesehatan fisik dan
psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi persalinan membentuk sikap tubuh yang
prima sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak napas,
menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan dan dapat mengatur diri pada ketenangan dan
penolong dalam menghadapi persalinan dan membimbing wanita menuju suatu persalinan
yang fisiologis
(Sujiyantini, 2009).
Faktor lainnya, yang menjadi sumber
kekuatan pada saat persalinan yaitu keadaan gizi ibu saat hamil. Status gizi
ibu hamil merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran
persalinan. Hal ini dikarenakan ibu yang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
bernutrisi selama kehamilan, sangat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan janin, serta memberikan dorongan kekuatan dan kesiapan pada ibu
untuk menghadapi persalinan agar berlangsung dengan lancar (Manuaba, 2010).
Kematian
ibu di Kabupaten Majalengka pada tahun 2013 sebanyak 30 kematian atau 138 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu �di Kabupaten Majalengka yaitu karena perdarahan sebanyak 12 kasus (40,0%), hipertensi dalam kehamilan sebanyak 11 kasus
(36,67%), penyakit jantung sebanyak 4 kasus (13,33%), partus lama sebanyak 1 kasus (3,33%), emboli sebanyak 1 kasus (3,33%)
dan ileus sebanyak 1 kasus (3,33%).
Berdasarkan
data RSUD Cideres pada
tahun 2013, dari jumlah persalinan sebanyak 1.513 persalinan dan kasus persalinan
lama sebanyak 418 kasus (27,62%). Sedangkan pada tahun 2014 jumlah persalinan
sebanyak 1.347 persalinan dan jumlah kasus persalinan
lama sebanyak 216 kasus (16,03%). Meskipun mengalami penurunan, namun kejadian
partus lama di RSUD Cideres lebih tinggi bila dibandingkan dengan kejadian
partus lama di RSUD Majalengka yaitu pada tahun 2014 terdapat 169 kejadian
(11,33%) dari 1.421 persalinan.
Hasil penelitian Widyawati dan Syahrul
(2012) di Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Surabaya, diperoleh nilai Risiko
Relatif untuk kategori lama persalinan cepat dan lama persalinan normal,
didapatkan nilai RR sebesar 1,80 (95% CI 1,209 < RR < 2,680). Sehingga
ibu hamil yang melakukan senam hamil memiliki kemungkinan lama persalinan cepat
1,80 kali dibandingkan ibu hamil yang tidak senam, dan secara statistik
bermakna. Hasil penelitian Dinar (2011) di Puskesmas
Colomadu I Karanganyar, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna secara statistik antara status gizi ibu hamil dengan lama persalinan dengan nilai Odd Ratio sebesar 2,39.
Ibu hamil dengan status gizi baik berpeluang proses persalinannya lebh cepat
2,39 kali dibanding ibu hamil dengan status gizi tidak baik.
Berdasarkan
hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai �Hubungan senam hamil dan status gizi
dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015.�
Metodologi Penelitian
Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu variabel independen
(variabel bebas) yaitu senam hamil dan status gizi ibu hamil, sedangkan
variabel dependen (variabel terikat) yaitu partus lama. Definisi operasional
dalam penelitian dijelaskan oleh tabel di bawah ini:
Tabel
1
Definisi Operasional Hubungan
Senam Hamil dan Status Gizi dengan Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015
No |
Variabel |
Definisi Operasional |
Cara Ukur |
Alat Ukur |
Hasil Ukur |
Skala Ukur |
1 |
Partus lama |
Lamanya
waktu yang sudah dilewati oleh responden selama proses persalinan melebihi
batasan normal yaitu 24 jam untuk primipara dan 18 jam untuk multipara� |
Melalui catatan rekam medik |
Rekam
medik |
0 : Ya,jika di rekam medik partus lama 1 : Tidak, jika di rekam medik tidak partus lama |
Ordinal |
2 |
Senam hamil |
Pengakuan
responden mengenai aktifitas senam�
yang dilakukan pada masa kehamilan |
Wawan-cara |
Kuesioner |
0 : Tidak, jika ibu tidak� melakukan
senam hamil pada saat usia kehamilan 28�30 minggu 1 : Ya, jika ibu melakukan senam hamil pada saat usia kehamilan 28�30 minggu |
Ordinal |
3 |
Status gizi |
Keadaan
responden berdasarkan pengukuran LILA |
Pengukuran |
Menggunakan
pita ukur (pita lila) |
0 : Kurang baik, jika LILA ibu sebelum melahirkan < 23,5 cm 1 :�
�������� Baik, jika LILA ibu sebelum melahirkan > 23,5 cm |
Ordinal |
Hipotesis adalah sebagai berikut:
1.
Ho : ��� Tidak ada hubungan senam hamil dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015.
Ha : ��� Ada
hubungan senam hamil dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015.
2.
Ho : ��� Tidak ada hubungan status gizi dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015.
Ha : ��� Ada
hubungan status gizi dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015.
Penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan atau desain
penelitian cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor dan efek dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, artinya tiap objek
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).
Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh ibu bersalin
di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka pada bulan Maret-April tahun 2015 sebanyak 276 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik accidental. Sampel pada penelitian ini yaitu sebagian ibu
bersalin
di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka pada bulan Maret-April tahun 2015. Dengan besar sampel sebagai berikut:
Keterangan:
n = perkiraan besar sampel
N = perkiraan besar populasi
z = nilai standar normal untuk alpha =
0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi, jika tidak
diketahui dianggap 50%
q = 1 � p (100%-p)
d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,1)
Berdasarkan hasil
penghitungan di atas maka besar sampel minimal sebanyak 71 ibu�bersalin.�
Penelitian ini dilakukan di Ruang Nifas RSUD Cideres
Kabupaten Majalengka pada bulan Maret-April tahun 2015.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder yang bersumber dari buku rekam medik RSUD Cideres Kabupaten Majalengka
untuk mengukur partus lama, sedangkan status gizi dilakukan pengukuran LILA
menggunakan pita ukur dan senam hamil menggunakan kuesioner dengan teknik
wawancara. Untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan
penelitian ini, maka proses pengumpulan data selama penelitian dibantu oleh petugas kesehatan di RSUD
Cideres
yang sudah terlatih sebanyak 1 orang.
Pengolahan data dalam suatu penelitian
menurut Notoatmodjo (2010) menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing.
Hasil pengamatan rekam medik dari RSUD
Cideres dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing
merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian data atau dokumentasi
apakah sudah lengkap dalam arti semua telah terisi atau tidak. Apabila ada data
yang belum lengkap maka perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi
ketidaklengkapan data tersebut.
b.
Coding.
Proses ini merupakan kegiatan memberi kode pada setiap jawaban atau
data dari responden yang telah terkumpul sebelum dilakukan pengentrian. Setelah semua data diedit atau
disunting, dilakukan pengkodean atau coding
yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan.
c.
Entry
Langkah ini adalah jawaban dari masing-masing responden dimasukan dalam
bentuk kode (angka atau huruf) kemudian diolah ke dalam program atau software
komputer. Dalam proses ini dituntut ketelitian karena apabila tidak akan
terjadi bias, meskipun hanya memasukan data saja.
d.
Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
Data yang diperoleh kemudian di analisa dengan melakukan
penyeleksian data sesuai dengan kriteria yang ada. Langkah-langkah analisa data
yang dilakukan peneliti adalah :
a.
Analisis univariat
Rumus untuk menghitung frekuensi sebagai berikut (Hidayat, 2007):
Keterangan:
p = proporsi
f = jumlah kategori yang diinginkan
n = jumlah
sampel������
Hasil distribusi frekuensi masing-masing
variabel dapat dinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel
2
Interpretasi
Data
No |
Skala
Pengukuran |
Hasil
Interpretasi |
1 |
0 |
Tidak ada satupun |
2 |
1% - 25% |
Sebagian kecil responden |
3 |
26%-49% |
Kurang dari setengah responden |
4 |
50% |
Setengahnya responden |
5 |
51-75% |
Lebih dari setengahnya |
6 |
76%-99% |
Sebagian besar responden |
7 |
100% |
Seluruh responden |
(Sumber:
Arikunto, 2006)
b.
Analisis
Bivariat
Analisis
bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan satu sama lain
dan bisa dalam kedudukan yang sejajar pada pendekatan komparasi dan kedudukan
yang merupakan sebab akibat.
Menghitung uji
statsitik menggunakan Chi-Square dengan batas kemaknaan nilai α =
0,05 (: 95% ), dengan rumus sebagai berikut:
Apabila terdapat sel yang
kosong atau nilai harapan < 1, maka digunakan fisher exact dengan
rumus:
Menentukan uji kemaknaan
dengan kaidah keputusan sebagai berikut:
1) Nilai (�value) < 0,05 maka HO ditolak,
yang berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
2) Nilai (�value) > 0,05 maka Ho gagal
ditolak, yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat.
PEMBAHASAN
Berikut ini hasil analisis
dengan meggunakan analisis univariat dan bivariat:
1.
Analisis Univariat
a. Gambaran
Partus Lama pada
Ibu Bersalin di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Partus Lama
pada Ibu Bersalin di
RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015
No |
Partus Lama |
f |
% |
1 |
Ya |
12 |
16.9 |
2 |
Tidak |
59 |
83.1 |
|
Jumlah |
71 |
100 |
Tabel
di atas
menunjukkan bahwa ibu bersalin
yang mengalami partus lama sebanyak 12 orang (16,9%) dan yang tidak mengalami
partus lama sebanyak 59 orang (83,1%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian kecil
ibu bersalin di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka tahun 2015 mengalami partus lama.
b. Gambaran
Senam Hamil di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Senam Hamil di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015
No |
Senam Hamil |
f |
% |
1 |
Tidak |
25 |
35.2 |
2 |
Ya |
46 |
64.8 |
|
Jumlah |
71 |
100 |
Tabel di atas menunjukkan bahwa ibu bersalin yang tidak melakukan senam pada masa
kehamilan sebanyak 25 orang (35,2%) dan yang melakukan senam pada masa
kehamilan sebanyak 46 orang (64,8%). Hal ini menunjukkan bahwa kurang dari
setengahnya ibu bersalin di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka tahun 2015 tidak melakukan senam pada masa kehamilan.
c. Gambaran
Status Gizi dengan Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Status Gizi di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015
No |
Status Gizi |
f |
% |
1 |
Kurang
baik |
12 |
16.9 |
2 |
Baik |
59 |
83.1 |
|
Jumlah |
71 |
100 |
������������� Tabel di atas menunjukkan bahwa ibu bersalin dengan status gizi kurang baik sebanyak 12 orang (16,9%) %) dan yang
status gizi baik sebanyak 59 orang (83,1%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
kecil ibu bersalin di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka tahun 2015 dengan status gizi kurang baik.
2.
Analisis Bivariat
a. Hubungan
Senam Hamil dengan Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015
������������������������������������������������������
Tabel 5
Distribusi Proporsi antara
Senam Hamil dengan Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015
No |
Senam Hamil |
Partus Lama |
Jumlah |
r value |
||||
Ya |
Tidak |
|||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|||
1 |
Tidak |
5 |
20,0 |
20 |
80,0 |
25 |
100 |
0,608 |
2 |
Ya |
7 |
15,2 |
39 |
84,8 |
46 |
100 |
|
|
Jumlah |
12 |
16,9 |
59 |
83,1 |
71 |
100 |
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui
bahwa proporsi ibu bersalin
yang pada
masa kehamilannya tidak melakukan senam hamil dan
mengalami partus
lama sebanyak
5 orang (20,0%), sementara
ibu bersalin
yang pada
masa kehamilannya melakukan senam hamil dan
mengalami partus
lama sebabnayk 7 orang (15,2%). Hasil
penghitungan statistik dengan uji chi
square pada ���α =
0,05 diperoleh r value = 0,608 (r value > 0,05), sehingga hipotesis nol gagal ditolak yang berarti bahwa
tidak ada hubungan antara
senam hamil dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015.
b. Hubungan
Status Gizi dengan Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015
Tabel 6
Distribusi
Proporsi antara Status Gizi dengan Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015
No |
Status Gizi |
Partus Lama |
Jumlah |
r value |
||||
Ya |
Tidak |
|||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|||
1 |
Kurang baik |
6 |
50,0 |
6 |
50,0 |
12 |
100 |
0,001 |
2 |
Baik |
6 |
10,2 |
53 |
89,8 |
59 |
100 |
|
|
Jumlah |
12 |
16,9 |
59 |
83,1 |
71 |
100 |
Berdasarkan
tabel di atas, diketahui bahwa proporsi ibu bersalin yang
status gizinya
kurang baik dan mengalami partus lama sebanyak 6 orang �(50,0%), sementara
ibu bersalin
yang status
gizinya baik dan mengalami partus lama sebanyak 6 orang �(10,2%). Hasil
penghitungan statistik dengan uji chi
square pada α = 0,05 diperoleh r value = 0,001 (r value < 0,05), sehingga hipotesis nol ditolak yang
berarti bahwa ada hubungan antara satus gizi dengan partus lama di RSUD
Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015.
Pembahasan
1.
Gambaran Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu bersalin di
RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 mengalami partus lama yaitu sebesar 16,9%. Persentase
kejadian partus lama disetiap rumah sakit memang tidak terlalu tinggi dibanding
penyebab kematian lainnya seperti perdarahan atau preeklampsia.
Hasil penelitian ini lebih tinggi
dibanding hasil penelitian Widyawati dan Syahrul (2012) tentang pengaruh senam
hamil terhadap proses persalinan dan status kesehatan neonatus di Rumah
Bersalin Gratis Rumah Zakat Surabaya, diperoleh frekuensi kejadian partus lama
sebesar 12,7%, sementara penelitian Hendarmin dan Hindun (2009) tentang
pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan normal di Klinik Madira
Palembang, kejadian partus lama sebesar 25,7%.
Partus lama merupakan salah satu penyebab yang dapat berkontribusi
terhadap tingginya kematian ibu sehingga perlu ditangani dengan serius dan
sebagian besar klien yang mengalami partus lama dirujuk ke fasilitas yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat darurat obstetrik dan bayi baru lahir.
Hal tersebut karena partus lama memiliki dampak yang dapat menimbulkan
konsekuensi serius bagi ibu, janin atau keduanya sekaligus. Menurut
Prawirohardjo (2008) beberapa dampak yang dapat ditimbulkan seperti infeksi
intrapartum, ruptura uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistula,
cidera otot-otot dasar panggul, kaput suksedaneum dan molase kepala janin.
Bahkan, apabila tidak dapat terdeteksi maupun tertangani dengan baik, partus
lama bisa berdampak fatal yaitu dapat menyebabkan kematian pada ibu maupun
janinnya.
Meskipun sebagian kecil yang mengalami partus lama, namun
pengawasan kehamilan perlu ditingkatkan dan setiap ibu hamil diupayakan
melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal yang memenuhi standar
sehingga pengawasan dapat dilakukan dengan tepat dan mengurangi risiko kejadian
partus lama. Maka dari itu, petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan
kepada ibu untuk melakukan kontak dengan petugas kesehatan pada masa kehamilan
secara teratur, sehingga mendapatkan informasi mengenai senam hamil dan gizi
yang dibutuhkan pada masa kehamilan. Bagi ibu hamil, hendaknya melakukan kunjungan kepada
petugas kesehatan secara teratur, aktif mengikuti kegiatan senam kehamilan dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan tablet Fe sesuai dengan anjuran petugas
kesehatan.
2.
Gambaran Senam Hamil di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun
2015
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya ibu bersalin di
RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 tidak melakukan senam pada masa kehamilan yaitu sebesar 35,2%.
Hasil penelitian ini lebih rendah
dibanding penelitian Widyawati dan Syahrul (2012) tentang pengaruh senam hamil
terhadap proses persalinan dan status kesehatan neonatus di Rumah Bersalin
Gratis Rumah Zakat Surabaya, diperoleh frekuensi ibu yang tidak melakukan senam
hamil sebesar 70,3% dan sedikit lebih rendah dibanding hasil penelitian Hendarmin
dan Hindun (2009) tentang pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan
normal di Klinik Madira Palembang, ibu yang tidak melakukan senam pada masa
kehamilannya sebesar 38,4%.
Menurut Clapp dan Artal, dalam Widyawati dan Syahrul
(2012), senam hamil merupakan bentuk aktivitas fisik yang bermanfaat karena
mengembangkan otot tubuh, meningkatkan elastisitas otot panggul dan ligamentum
serta menurunkan kejadian perdarahan selama dan sesudah bersalin serta dapat
menurunkan kejadian fetal distress.
Senam juga merupakan bentuk metode koping yang dapat menghindarkan terjadinya
stress fisik akibat kehamilan, seperti mengurangi kram kaki, dan punggung,
meningkatkan kemampuan ibu untuk adaptasi dengan adanya perubahan pada
tubuhnya. Oleh karenanya American College
of Obstetricans and Gynecologist (ACOG) merekomendasikan senam sebagai
upaya preventif pada ibu agar proses kahamilan dan persalinan berjalan secara
alamiah, dan mengurangi krisis akibat persalinan.
Partus lama tidak mudah diperkirakan secara tepat
karena permulaan persalinan sering tidak jelas dan bersifat subyektif. Dalam
studi terhadap wanita, yang persalinannya mulai secara spontan, terdapat
variasi yang luas untuk lama persalinan. Persalinan biasanya lebih singkat
apabila pasien tahu tentang fisiologi persalinan normal, dalam keadaan sehat
sewaktu memulai persalinan dan percaya penuh kepada petugas yang merawatnya dan
bersikap tenang (Sujiyantini, 2009).
Kelenturan jalan lahir merupakan perinium yang lunak
serta cukup lebar, umumnya tidak memberikan kesukaran dalam kelahiran kepala
janin. Alat genital perempuan mempunyai sifat yang lentur. Jalan lahir akan
lentur pada perempuan yang rajin olahraga. Jenis olah tubuh yang paling sesuai
untuk ibu hamil adalah senam hamil. Gerakan senam hamil disesuaikan dengan
banyaknya perubahan fisik seperti pada organ genital, perut tambah membesar,
dan lain-lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, ibu
hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal
(Suririnah, 2009).
Pada masa kehamilan seorang ibu perlu mendapatkan
informasi tentang senam kehamilan agar ibu mengetahuinya dan mau melakukan
senam hamil sesuai dengan petunjuk petugas kesehatan. Maka dari itu petugas
kesehatan perlu meningkatkan sosialisasi atau informasi mengenai senam hamil
dan bagi ibu hamil perlu berkonsultasi kepada petugas kesehatan mengenai cara
dan waktu melaksanakan senam pada masa kehamilan.
3. Gambaran
Status Gizi dengan Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu bersalin di
RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 dengan status gizi kurang baik yaitu sebesar 16,9%.
Hasil penelitian ini lebih rendah
dibanding hasil penelitian Dinar (2011) tentang hubungan
antara status gizi dengan lama persalinan pada multigravida
multipara di Puskesmas Colomadu I Karanganyar, menunjukkan bahwa iu yang mengalami
status gizi kurang sebesar 21,6% dan juga hasil penelitian Damayanti (2006)
tentang hubungan antara
senam hamil dengan kejadian persalinan lama di Rumah Bersalin Bhakti Ibu Semarang, menunjukkan
bahwa ibu
yang mengalami status gizi kurang sebesar 20,8%.
Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi ibu
selama masa kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil. Menurut Hidayat (2008), asupan gizi
sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan
gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan
kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan
rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan
pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk
pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan
ibunya.
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur
kehamilan. Berat badan yang bertambah dengan normal, menghasilkan anak yang
normal. Penambahan berat badan ibu harus dinilai. Penambahan berat badan ibu
hamil sudah lebih dari 12,5 kg tetapi anak yang dikandungnya kecil maka berat
badan masih harus ditambah. Berat badan calon ibu saat mulai kehamilan adalah
45-65 kg. Jika kurang dari 45 kg sebaiknya berat badan dinaikkan lebih dulu
hingga mencapai 45 kg sebelum hamil dan sebaliknya (Suririnah, 2010).
Status gizi ibu hamil perlu mendapatkan
perhatian karena pengaruhnya terhadap kelancaran persalinan. Sehingga ibu hamil
perlu melakukan pemantauan keadaan kesehatan ibu pada masa kehamilan sesuai
dengan kunjungan standar. Upaya yang dapat dilakukan adalah petugas kesehatan
perlu memberikan informasi penyuluhan kepada ibu hamil tentang makanan yang
bergizi dengan menu yang seimbang serta memotivasi ibu untuk mengkonsumsi
tablet Fe secara teratur, dan bagi ibu hamil agar menjaga kesehatannya pada
masa kehamilan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta teratur
mengkonsumsi tablet Fe.
4.
Hubungan Senam Hamil dengan Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015
Berdasarkan
hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara senam
hamil dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Tidak adanya hubungan hal ini dapat
dijelaskan bahwa partus lama tidak hanya dipengaruhi oleh senam hamil, ada
faktor lain yang dapat mempengaruhi partus lama seperti keadaan gizi ibu.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian Widyawati dan Syahrul (2012) tentang pengaruh senam hamil terhadap
proses persalinan dan status kesehatan neonatus di Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Surabaya, menyatakan bahwa
ada hubungan secara bermakna antara senam hamil dengan lama persalinan dan ibu
hamil yang melakukan senam hamil memiliki kemungkinan lama persalinan cepat
1,80 kali dibandingkan ibu hamil yang tidak senam. Demikian pula dengan
penelitian Martini (2007) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
lama pada ibu bersalin di RB An-Nissa Surakarta, ada hubungan antara senam
hamil dengan persalinan lama dan ibu-ibu yang semasa hamil mengikuti senam enam
kali atau lebih rata-rata lama persalinan kala I lebih cepat 6 menit dan kala
II 10 menit dibanding mereka yang senam kurang dari enam kali.
Hasil penelitian ini tidak mendukung teori Widianti
(2010), latihan senam hamil yang diberikan di rumah sakit maupun di rumah
bersalin dalam waktu senggang secara teratur, bila tidak ada keadaan yang
sangat patologis, dapat menuntun wanita hamil ke arah persalinan yang
fisiologis. Perasaan takut dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan fisik, yang
dapat menyebabkan otot-otot dan persendian menjadi kaku sehingga berjalan tidak
wajar. Untuk mengatasi hal tersebut, agar wanita mendapat ketenangan dan
relaksasi yang sempurna menghadapi peristiwa persalinan diperlukan tiga hal
yaitu kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan pada penolong dan latihan
senam hamil. Demikian pula menurut Pusdinakes (2003), senam hamil dibutuhkan
untuk memperlancar persalinan, karena proses kelahiran yang macet bisa merusak
otak dan berdampak pada kecerdasan anak kelak.
Hasil ini juga tidak sejalan dengan teori Indiarti
(2006), bahwa salah satu cara untuk memaksimalkan fungsi plasenta dan juga
memperlancar proses persalinan adalah dengan senam hamil karena pengaruh senam
hamil dapat membantu ibu melahirkan dengan baik dan membantu suplai makanan
janin. Wanita hamil yang melakukan senam hamil secara teratur dilaporkan
memperoleh keuntungan persalinan yaitu masa aktifnya terutama kala II menjadi
lebih pendek, mengurangi insiden sectio
caesaria, mengurangi pengeluaran mekonium didalam cairan amnion, dan
mengurangi terjadinya gawat janin pada waktu persalinan. Program senam hamil
membuktikan bahwa ternyata senam hamil sangat membantu selama proses
melahirkan.
Menurut asumsi peneliti, tidak adanya hubungan hal ini
dapat dikarenakan bahwa partus lama dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
dan� bukan hanya faktor senam hamil. Ibu
yang melakukan senam hami namun apabila ibu mengalami panggul sempit, rasa
takut, letak janin sungsang dan lain sebagainya ada kemungkinan ibu akan
mengalami partus lama. Namun, pada penelitian ini juga dapat dimungkinkan adanya
bias informasi dari responden tentang senam hamil, karena jawaban mengenai
senam hamil ini sangat dituntut daya ingat responden. Kondisi ibu yang masih
kelelahan dan kondisi yang kurang nyaman dapat menjadi faktor ibu tidak dapat
mengingatnya dengan baik. Upaya untuk mengurangi kejadian partus lama maka
petugas kesehatan perlu memotivasi ibu untuk melakukan senam hamil pada masa
kehamilan dengan teratur dan bagi ibu sebaiknya ibu mengikuti kegiatan senam
hamil dengan baik untuk mencegah kejadian partus lama.
5. Hubungan
Status Gizi dengan Partus Lama di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara satus
gizi dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Adanya hubungan hal ini dapat dijelaskan
bahwa persalinan akan lancar apabila kondisi gizi ibu pada masa kehamilan baik.
Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Dinar (2011) tentang hubungan antara
status gizi dengan lama persalinan pada multigravida multipara di Puskesmas
Colomadu I Karanganyar, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna secara statistik antara status gizi ibu hamil dengan lama persalinan dan juga dengan penelitian Damayanti
(2006) tentang hubungan antara senam hamil dengan kejadian persalinan
lama di Rumah Bersalin Bhakti Ibu Semarang, menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan kejadian persalinan lama (nilai p = 0,001) dengan OR
sebesar 7,5 yang berarti bahwa status gizi yang baik
dapat menurunkan kejadian persalinan lama sebesar 7,5 kali
dibandingkan pada ibu dengan staus gizi kurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
teori� Manuaba (2010), asupan gizi pada
ibu hamil merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena
pada ibu hamil, disamping makan untuk dirinya sendiri, juga untuk janin yang
dikandungnya. Ibu dengan status gizi buruk mempunyai risiko mengalami
komplikasi persalinan dan masa nifas. Menurut Sudarti (2012), status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung dan proses persalinan. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat
badan normal dan
proses persalinan normal. Dengan kata lain kualitas
bayi dan
proses persalinan yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
Saminem (2008), ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronik dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada
trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya ibu
hamil mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR,
kematian saat persalinan, pendarahan, persalinan macet karena lemah dan mudah
mengalami gangguan kesehatan.
Adanya hubungan, maka ibu pada masa kehamilannya perlu dijaga dan
dipeliharan kesehatannya termasuk dalam mengkonsumi makanan yang bergisi dan
menu yang seimbang agar pada saat menghadapi persalinan kondisi ibu dengan gizi
yang baik. Maka petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan kepada ibu hamil
tentang makanan yang bergizi dengan menu seimbang serta memotivasi ibu untuk
mengkonsumsi tablet Fe pada masa kehamilan secara teratur, dan bagi ibu hamil
perlunya menjaga kesehatan pada masa kehamilan dengan mengkonsumsi makanan yang
bergizi secara teratur dan juga mengkonsumsi tabet Fe sesuai anjuran petugas
kesehatan.
Kesimpulan
����������� Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan senam hamil dan status
gizi dengan partus lama di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian kecil ibu bersalin di RSUD
Cideres Kabupaten
Majalengka tahun 2015 mengalami partus lama yaitu sebesar 16,9%.
2. Kurang dari setengahnya ibu bersalin di RSUD
Cideres Kabupaten
Majalengka tahun 2015 tidak melakukan senam pada masa kehamilan yaitu sebesar
35,2%.
3. Sebagian kecil ibu bersalin di RSUD
Cideres Kabupaten
Majalengka tahun 2015 dengan status gizi kurang baik yaitu sebesar 16,9%.
4.
Tidak ada hubungan antara senam hamil dengan
partus lama di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015.
5.
Ada hubungan antara satus gizi dengan partus lama di RSUD
Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2015.
BIBLIOGRAFI
Arikunto,
S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pengantar Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arisman. 2008. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Asrinah. 2010. Persalinan dan
Permasalahannya. Yogyakarta: Pustaka Panasea.
Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan dan Kelahiran. Jakarta:
EGC.
Chikmah. 2014. Hubungan Posisi Ibu Bersalin Dengan Lamanya Waktu Persalinan Pada Kala
I di BPS Ny. U Sidaharja. D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama.
Cunningham, M. D. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Damayanti.
2006. Hubungan Antara Senam Hamil Dengan Kejadian
Persalinan Lama (Studi Di Rumah Bersalin Bhakti Ibu Semarang). Undergraduate thesis, Diponegoro University.
Departemen Kesehatan RI. 009). Info Pangan dan Gizi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Dinar.
2011. Hubungan antara Status Gizi Dengan Lama Persalinan Pada Multigravida
Multipara di Puskesmas Colomadu I Karanganyar. Surakarta - F. Kedokteran.
Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, 2013.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013. Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat.
Dinas Kesehatan Kabupaten
Majalengka. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten
Majalengka tahun 2013. Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten
Majalengka.
Fraser.� 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Gibney. 2008. Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Wiku. 2008. Ilmu Gizi untuk
Mahasiswa. Jakarta:
Dian Rakyat.
Hamranani.
2010. Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Partus Lama di Ruang Santa Ana Maria Rumah Sakit Panti Nirmala
Malang. Malang: STIKes Widyagama Husada.
Handayani. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Partus Lama di Dr.
Soetomo Surabaya Pada Tahun 2012.� fkm.unair.ac.id/ruangbaca/skripsi, diakses tanggal 17 Januari 2015.
Hendarmin
dan Hindun. 2009. Pengaruh Senam Hamil
Terhadap Proses Persalinan Normal di Klinik Yk Madira Palembang. JKK, Th.
42, No. 1 Januari 2010.
Hidayat, A. 2007. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Bineka Cipta.
________. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan
Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Indarso. 2013. Kejadian partus lama di Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo pada tahun 2011-2012. digilib.unimus.ac.id/download.php?id=15054, diakses tanggal 7 Januari 2015.
Indiarti, M. T. 2008. Kehamilan,
Persalinan dan Perawatan Bayi. Jogjakarta: Glossia Media.
Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik. 2008. Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta: JNPK-KR/POGI.
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Menuju Indonesia Sehat.
Jakarta:��� Kementerian Kesehatan RI.
_______________.
2014. Profil Kesehatan Indoenesia Tahun
2013. Jakarta:��� Kementerian
Kesehatan RI.
Lenevo. 2009. William Obstetric. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Manuaba, IBG. 2008. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
____________.
2009. Buku Ajar: Patologi Obstetri � Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
____________. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta : EGC.�
Martini. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan Lama pada Ibu Bersalin di RB
An-Nissa Surakarta. Artikel Penelitian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Mochtar, R, 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta; ECG.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Pendidikan Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Pantiwakati, I. 2010. Asuhan
Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Mulia Medika.
Prawirohardjo, S.
2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayaasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Pusdinakes. 2003. Buku 2 Asuhan Antenatal. Pusdiknakes.
WHO JHPIEGO.
Ridwanullah. 2011. Hubungan antara Penolong Persalinan dengan Kejadian Persalinan Lama di
RS Mangunkusumo. http://www.digilib.ui.ac.id, diakses tanggal 12 Januari 2015
Saifuddin, AB. 2007. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saminem. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta:
EGC.
Sandjaja. 2009. Kamus Gizi -
Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: PT. Kompasmedia Nusantara.
Setyowati.
2008. Pengukuran Antropometri.
Cimahi: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani
Sudarti, dkk., 2012. Asuhan Pertumbuhan
Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sujiyantini. 2009. Asuhan Patologis Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Suririnah. 2009. Kehamilan
dan Persalinan. http://www.infoibu.com, diakses tanggal 2 Januari 2015.
Syafrudin dan Hamidah, 2009. Kebidanan
Komunitas. Jakara: EGC.
Widianti, A.T. 2010. Senam Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha.
Widyawati dan Syahrul. 2012. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Proses
Persalinan Dan Status Kesehatan Neonatus di Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat
Surabaya. Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga
Wiknojosastro, H. 2008.
Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Yulaikhah, L. 2009. Seri Asuhan Kebidanan: Kehamilan. Jakarta : EGC.
Yuliarti, N. 2010. Senam Kehamilan.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.