Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
6, Spesial Issue No.
1, November 2021
�������������������������������������
PENENTUAN METODE
PEMELIHARAAN DAN PENANGANAN LAPIS PERMUKAAN LENTUR JALAN MENGGUNAKAN METODE
PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)
Dian Setiawan, Heri Suprapto
Program Pasca Sarjana Universitas Gunadarma, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Jalan yang baik akan berpengaruh baik terhadap kinerja masyarakat, seperti: aktivitas jual beli komoditas pangan oleh masyarakat, keperluan kesehatan masyarakat, pendidikan anak dan lain sebagainya. Dalam mewujudkan jalan yang baik dan nyaman bagi masyarakat, pemerintah tidak hanya membangun jalan, melainkan pemerintah melakukan pemeliharaan jalan terhadap jalan yang mengalami kerusakan. Kebutuhan adanya pemeliharaan pada lapis permukaan lentur untuk mempertahankan kemantapan jalan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan pada jalan dengan perkerasan lentur dan Menentukan jenis pemeliharaan yang diperlukan sesuai dengan tingkat kerusakan jalan tersebut. Data kerusakan didapatkan dengan pengamatan langsung / visual pada objek penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu data informasi yang dapat membantu dalam memperoleh informasi dan melakukan analisis terhadap jenis penanganan prasarana jalan. Metode yang digunakan untuk menganalisis dan pengambilan keputusan menggunakan Sistem Pavement Condition Index (PCI) dengan menghitung kadar kerusakan (Density), nilai pengurangan (Deduct Value), Total Deduct Value (TDV), Corect Deduct Value (CDV) dan Nilai PCI. Analisa data. Hasil analisa terhadap 7 ruas jalan di kota bogor didapat nilai PCI yang berbeda � beda dan jenis penanganan yang berbeda. Jl. Kencana Nilai PCI 70 jenis pemeliharaan rehabilitas, Jl. Beo Nilai PCI 95 jenis pemeliharaan rutin, Jl. Bincarung nilai PCI 75 jenis pemeliharaan berkala, Jl. Kesehatan nilai PCI 91 Jenis pemeliharaan Rutin, Jl. Kukupu Nilai PCI 59 jenis pemeliharaan berkala, Jl. Pemuda Nilai PCI 89 jenis pemeliharaan rutin, Jl. Puter nilai PCI 28 jenis penanganan rehabilitas. Berdasarkan hasil survey lapangan didapatkan Jenis dan tingkat kerusakan pada ruas jalan tersebut adalah Patching 55 %, Potholes 34%, Alligator Cracking 7%, Block craking 5%, LT Cracking 3%, Depresion 3%. Berdasarkan nilai PCI yang didapatkan maka persentase Jenis penanganan yang diperlukan sesuai dengan tingkat kerusakan jalan diantaranya Pemeliharaan rutin 43%, Pemeliharaan berkala 29%, Pemeliharaan rehabilitas 14 % dan Pemeliharaan Rekontruksi 14%.
Kata Kunci: Pavement Condition Index (PCI); jenis pemeliharaan; kerusakan jalan
Abstract
Good roads will have a good
effect on community performance, such as: buying and selling activities of food
commodities by the community, public health needs, children's education and so
on. In realizing a good and comfortable road for the community, the government
does not only build roads, but the government carries out road maintenance for
damaged roads. The need for maintenance on the flexible surface layer to
maintain road stability. The purpose of the study was to determine the type and
level of damage to the road with flexible pavement and determine the type of
maintenance required according to the level of damage to the road. Damage data
obtained by direct observation / visual on the object of research. Therefore,
we need an information data that can assist in obtaining information and
analyzing the types of road infrastructure handling. The method used to analyze
and make decisions using the Pavement Condition Index (PCI) System by
calculating the level of damage (Density), Deduct Value (Deduct Value), Total
Deduct Value (TDV), Correct Deduct Value (CDV) and PCI Value. Data analysis The results of the analysis of 7 roads in the city of Bogor
obtained different PCI values and different types of handling. Jl. Kencana Value PCI 70 types of rehabilitation maintenance,
Jl. Parrots PCI Value 95 types of routine maintenance, Jl. Bincarung
PCI value 75 type of periodic maintenance, Jl. Health PCI score 91 Type of
routine maintenance, Jl. Butterfly PCI Value 59 types of periodic maintenance,
Jl. Youth PCI Value 89 types of routine maintenance, Jl. Puter
PCI value 28 type of rehabilitation treatment. Based on the results of the
field survey, it was found that the type and level of damage to these roads
were Patching 55%, Potholes 34%, Alligator Cracking 7%, Block cracking 5%, LT
Cracking 3%, Depression 3%. Based on the PCI value obtained, the percentage of
types of handling required according to the level of road damage include
routine maintenance 43%, periodic maintenance 29%, rehabilitation maintenance
14% and reconstruction maintenance 14%.
Keywords: pavement condition index (PCI); type of
maintenance; road damage
Received:
2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-18
Pendahuluan
Infrastruktur merupakan bagian
yang penting dari kehidupan suatu Negara. Infrastruktur menjadi kebutuhan dasar
fisik dalam mengatur sistem yang dibutuhkan negara. Perekonomian suatu negara
dapat berjalan dengan baik ketika memiliki infrastruktur yang baik.
Infrastruktur yang baik berperan dalam penjaminan ekonomi pada sektor privat
maupun publik� dan dalam hal fasilitas
yang dibutuhkan. Infrastruktur meliputi infrastruktur keras, infrastruktur
keras nonfisik, dan infrastruktur lunak.
Dalam Laporan Daya Saing
Global di tahun 2019, yang disusun oleh World Economic Forum (WEF), Indonesia
dalam hal pembangunan infrastruktur menduduki peringkat 72 dari 141 negara.
Laporan tersebut membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia
memerlukan perhatian lebih. Negara yang memiliki penduduk lebih dari 200 juta
ini masih perlu meningkatkan pembangunan infrastruktur. Terlebih, pembangunan
infrastruktur pada suatu negara dapat membantu negara tersebut untuk mencapai
potensi penuh dalam pertumbuhan ekonomi.���
Kebutuhan tersebut di atas
membuat pemerintah terus meningkatkan daya dalam pembangunan infrastruktur.
.Dikutip dari portal berita CNBC Indonesia, sejak awal pemerintahan Joko Widodo
(Jokowi) sebagai Presiden, pemerintah terus melancarkan pembangunan
infrastruktur. Di tahun 2019, angka belanja infrastruktur Indonesia mencapai Rp
420 triliun. Angka ini meningkat sebesar 157% dari tahun 2014 yang hanya
sebesar Rp 163 triliun. Adapun pembangunan infrastruktur yang dibangun pemerintah
adalah sebagai berikut: bendungan, irigasi, jalan tol, jembatan, jembatan
gantung, sistem penyediaan air minum, perumahan, penanganan kawasan kumuh
perkotaan, sanitasi, pembangunan pos lintas batas negara, rumah susun, rumah
khusus, rumah swadaya, dan jalan.
Penelitian terdahulu yang
melatarbelakangi saya diantaranya (Sari, 2015),
melakukan penelitian dengan judul �Perbandingan Nilai Kerusakan Jalan
Berdasarkan Pengamatan Metode PCI (Pavement Condition Index) dan Metode IRI
(International Roughness Index) pada Jalan Kelas II di Kabupaten Lumajang.
Dalam penelitian ini peneliti Menghitung dan membandingkan nilai Pavement
Condition Index (PCI) dengan International Roughness Index (IRI)
(Evitya, Nasfryzal, & Zufrimar, 2020) judul
penelitian �Analisa Kerusakan Perkerasan Jalan dengan Metode Pavement Condition
Index (PCI) dan Bina Marga (Studi Kasus : Ruas Jalan Sijunjung Sta
103+000-108+000), dimensi, jenis�jenis dan tingkat kerusakan pada ruas jalan
tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara survei untuk mendapatkan data primer
sehingga dapat dijadikan acuan untuk penanganan pemeliharaan perkerasan jalan.
Metode yang digunakan adalah metode PCI (pavement condition index) dan metode
Bina Marga.
(Giyatno & Sunarjono, 2016),
melakukan penelitian dengan judul �Analisis Kerusakan Jalan dengan Metode PCI
Kajian Ekonomis dan Strategi Penanganannya ( Studi Kasus Ruas Jalan Ponorogo �
Pacitan KM 231 + 000 sampai dengan KM 246 +000, KM 0+000 di Surabaya). Peneliti
menggunakan metode PCI untuk mengetahui tipe kerusakan, tingkat keparahan
kerusakan, dan jumlah atau kerapatan kerusakan.
(Hasibuan, 2018),
melakukan penelitian dengan judul �nalisa Kerusakan pada Lapisan Jalan
Perkerasan Rigid dengan metode Binamarga dan metode PCI (Pavement Condition
Index). Peneliti Menganalisa kondisi struktur perkerasan jalan sangat
diperlukan sebelumdilakukannya perawatan dan perbaikan. Duametode yang dapat
digunakan dalammelakukan penilaian kondisi jalan adalah metode Bina Marga dan
metode PCI(Pavement Condition Index).
(Mubarak, 2016),
Analisa Tingkat Kerusakan Perkerasan Jalan Dengan Metode Pavement Condition Index
(Pci) Studi Kasus : Jalan Soekarno Hatta Sta. 11 + 150 s.d 12 + 150�. Analisa
Kerusakan Perkerasan Jalan Dengan Metode Pavement Condition Index (PCI) (Studi
�Kasus: Jalan Soekarno Hatta Pekanbaru Sta. 11+150 s/d 12+150) sistem penilaian
kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat dan kadar kerusakan yang
terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan perkerasan
jalan.
Tercantum dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 13 Tahun 2011, pemeliharaan jalan merupakan kegiatan
penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan yang diperlukan
untuk mempertahankan kondisi jalan. Pemeliharaan tersebut dilakukan agar jalan
tetap berfungsi secara optimal melayani lalu lintas, sehingga umur rencana yang
ditetapkan dapat tercapai. Beberapa daerah di Indonesia memiliki beberapa kasus
dalam kerusakan jalan yang perlu dilakukan pemeliharaan jalan. Salah satu
daerah tersebut adalah yang diambil penelitian oleh penulis, yakni beberapa
ruas jalan di Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Daerah
tersebut memiliki beberapa kasus kerusakan jalan yang perlu ditangani, seperti
: kondisi jalan yang retak, licin, mengelupas, bergelombang, dan berlubang.
Kasus kerusakan jalan tersebut berada di beberapa titik di Kecamatan Tanah
Sareal Kota Bogor. Sedangkan, pemerintah daerah setempat melakukan pemeliharaan
jalan secara bergantian dan tidak bersamaan. Pemda akan melakukan pemeliharaan
terhadap jalan yang diprioritaskan untuk dipelihara.
Jalan sebagai salah satu
prasarana transportasi yang menyangkut hajat hidup orang banyak, mempunyai
fungsi sosial yang sangat penting. Dengan pengertian tersebut wewenang
penyelanggaraan jalan wajib dilaksanakan�
dengan� mengutamakan sebesar �
besar kepentingan umum.
Berdasarkan KeputusanWalikota
Bogor Nomor : 620.45-34 Tahun 2016 Tentang Penetapan Ruas � Ruas Jalan di Kota
Bogor Menurut statusnya sebagai Jalan Kota, panjang ruas jalan kota di Kota
Bogor menjadi 717,385 Km yang dirinci ke dalam 2.046 ruas yang tersebar di 6
Kecamatan.� Mengingat banyaknya ruas
jalan yang harus ditangani oleh Pemerintah Kota Bogor sedangkan dana yang
tersedia untuk penanganan jalan sangat terbatas, maka diperlukan prioritas
penanganan ruas jalan kota agar alokasi anggaran menjadi efektif bagi
pembangunan dan pengembangan� Kota� Bogor
Permasalahan pelaksanaan
penanganan jalan kota di Kota Bogor, banyak terjadi ketimpangan - ketimpangan,
seperti banyaknya jalan yang belum mendapat penanganan baik pemeliharaan maupun
peningkatan.
Perencanaan pembangunan daerah
khususnya di bidang infrastruktur transportasi�
juga belum optimal. Aspirasi masyarakat melalui Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) ditingkat kelurahan dan kecamatan hanya sebagian kecil
yang direalisasikan dalam� APBD. Belum
adanya penentuan skala prioritas sehingga masih didominasi kebijaksanaan
pengambil keputusan untuk kepentingan pihak � pihak tertentu dalam menetapkan
kebijakan, yaitu masih memprioritaskan penanganan proyek jalan dengan
mengesampingkan kriteria teknis, manfaat dan biaya yang mengakibatkan kesulitan
dalam menyusun daftar penanganan ruas jalan.
Keterbatasan� data dan informasi terutama� yang��
akurat merupakan salah satu kendala yang dihadapi. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu system informasi yang dapat membantu dalam memperoleh informasi
dan melakukan analisis terhadap penanganan prasarana jalan. Adapun metode yang
digunakan untuk penentuan prioritas penanganan jalan dalam penelitian ini
adalah metode yang digunakan untuk menganalisis dan pengambilan keputusan
menggunakan Sistem Pavement Condition Index (PCI).
Metode Penelitian
1.
Teknik
Pengumpulan Data
1)
��Data Primer
Data
primer merupakan data yang didapat secara langsung. Dari penelitian ini, data
primer akan didapat dari survei lokasi/terjun ke lapangan tepatnya di lokasi 7
ruas jalan tersebut sesuai dengan perumusan masalah sebelumnya. Data primer
inipun akan dilakukan dengan cara pengukuran dan dokumentasi. Hal ini akan
diperlukan untuk mengetahui jenis kerusakan jalan pada lokasi tersebut. Setelah
menentukan jenis kerusakan, penulis juga akan mengukur ketebalan kerusakan
jalan tersebut dengan menggunakan meter. Pengamatan ini akan dilakukan terkait
dengan kerusakan jalan antara lain panjang, tinggi, lebar, dan kedalaman dari
kerusakan jalan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a.
Observasi
Observasi
merupakan suatu proses pengamatan yang digunakan untuk mengamati objek yang
akan diteliti. Sehingga peneliti melakukan suvei pada tempat yang akan diteliti
yaitu Jalan Raya Kencana Kecamatan Tanah Sareal. Pada observasi yang dilakukan,
peneliti melakukan pengamatan pada tiap kerusakan jalan yaitu pada tinggi,
lebar, panjang, dan kedalaman dari tiap kerusakan jalan tersebut.
b. Dokumentasi�
Dokumentasi merupakan suatu proses kegiatan dokumentasi untuk mendapatkan data berupa foto/gambar yang dilakukan oleh peneliti. Dokumentasi yang akan dilakukan pada tiap jenis kerusakan jalan yang ada pada 7 ruas jalan.
Gambar
1
Foto Survey STA 2 + 800 Jl. Kencana
Gambar 2
Foto Survey STA 0 + 000 Jl. Kencana
c. Pengukuran Jalan
Pengukuran jalan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan meteran pada ukuran panjang 50 m. pengukuran ini dilakukan pada jenis kerusakan jalan yang akan diukur adalah ketebalan
kerusakan jalan, panjang kerusakan jalan, lebar kerusakan
jalan, beda tinggi kerusakan jalan.
2) ��Data Sekunder
Data sekunder
adalah data yang di dapat dari jurnal-jurnal atau buku-buku yang berkaitan tentang perkerasan jalan. Menurut Shanhin (1994) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen,
dimana peneliti tidak banyak berbuat
untuk menjamin mutu dan peneliti harus mengikuti alur dari data tersebut. Data sekunder didapat dari buku,
e-book, jurnal, atau
literature lainnya. Dapat dilihat pada tabel 3.1 Review Jurnal.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Analisis
Dari hasil pengamatan visual dari lapangan diperoleh luas kerusakan,
panjang kerusakan, lebar kerusakan, tebal kerusakan, dan kedalaman kerusakan
yang nantinya akan menentukan kelas dari berbagai tingkat kerusakan jalan. Densitas
kerusakan ini didapat setelah melakukan pengukuran dari tiap jenis kerusakan
dan luas kerusakan jalan dari seluruh segmen yang ditinjau. Density (kerapatan)
dapat segera dihitung.
Penentuan deduct value dapat diperoleh setelah mendapat hasil kelas
kerusakan dan density.� Setelah itu,
Total Deduct Velue dan Corrected Deduct Value dapat dihitung setelah
mendapatkan hasil density. Setelah mendapatkan nilai-nilai tersebut maka langkah selanjutnya adalah
menentukan nilai Pavement Condition Index (PCI). Adapun langkah-langkah perhitungan dengan menggunakan metode PCI
adalah sebagai berikut:
1) ��Membuat peta
kerusakan jalan Peta kerusakan jalan dibuat berdasarkan survey sehingga
diperoleh luas, kedalaman ataupun lebar retak yang nantinya dipergunakan untuk menentukan
kedalaman ataupun lebar retak yang nantinya dipergunakan untuk menentukan kelas
kerusakan.
2) ��Membuat
catatan kondisi dan kerusakan jalan Catatan kondisi dan kerusakan jalan berupa
table yang diisi jenis, dimensi, tingkat, dan lokasi terjadinya kerusakan.
Catatan ini merupakan catatan berupa dokumentasi dari kondisi jalan oada
masing-masing segmen. Masing- masing segmen memiliki ukuran 100m/segmen.
3) ��Memasukkan
nilai-nilai catatan Kondisi jalan dan hasil dari penelitian kedalam formulir
survey untuk dapat diperhitungkan. Sehingga memudahkan penulis untuk menghitung
disetiap segmen.
4) ��Menentukan nilai pengurangan (deduct value)
2.
Teknik Pemeliharaan
atau Penanganan Kerusakan Jalan
Dalam melakukan
kegiatan perbaikan jalan atau melakukan
kegiatan penanganan kerusakan jalan sesuai tingkat kerusakan jalan dengan berdasarkan tingkat kerusakan yang berbeda-beda. Dalam metode Pavement Condition Index acuan
untuk mengambil keputusan penanganan terhadap kerusakan berdasarkan pada penilaian
Pavement Condition Index. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, untuk Rating Pavement Condition Index yang berkisar antara 0-25 dilakukan dengan cara penanganan rekonstruksi pada perkerasan jalan, untuk Rating Pavement
Condition Index yang berkisaran antara
25-55 dilakukan penanganan rehabilitas pada perkerasan jalan tersebut, sedangkan untuk penanganan yang berkisaran 55-100
dilakukan pemeliharaan rutin. Pemeliharaan jalan merupakan penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan, dan peningkatan. Adapun jenis pemeliharaan jalan ditinjau dari waktu
pelaksanaan adalah:
1) Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin
merupakan penanganan yang diberikan hanya pada lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendara (Riding
Quality), tanpa meningkatkan
kekuatan struktural, dan dilakukan sepanjang tahun. Pemeliharaan rutin yang dilakukan pada bagian ruas jalan
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Ruas jalan
dengan kondisi baik dan sedang atau disebut jalan
mantap.
b. Bangunan pelengkap
jalan yang memiliki kondisi jalan yang baik dan baik sekali.
2) Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala
merupakan pemeliharaan yang
dilakukan terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak terus menurus sepanjang
tahun) dan sifatnya meningkatkan kekuatan struktural. Adapun kriteria dalam pemeliharaan jalan yaitu sebagai
berikut:
a. Ruas jalan
mengalami kerusakan yang lebih luas maka
perlu dilakukan pencegahan. Kerusakan ini terjadi karena
beban lalu lintas.
b. Ruas jalan
mengalami kerusakan karena sudah masuk
dalam waktu segmen umur rencana.
c. Bangunan pelengkap
yang sudah mempunyai umur pelayanan 3 tahun sampai dengan
5 tahun yang memerlukan penanganan rehabilitasi dan perbaikan besar dalam elemen strukturalnya.
d. Ruas jalan
dalam kondisi ringan.
e. Bangunan pelengkap
yang memiliki kondisi yang sedang.
3) Peningkatan jalan
Peningkatan jalan
merupakan penanganan jalan guna memperbaiki
pelayanan jalan yang berupa peningkatan structural dan
atau pelayanan yang direncanakan. Adapun kriteria
pada peningkatan jalan yaitu:
a. Bangunan pelengkap
jalan berupa jembatan, terowongan, lintas atas, lintas
bawah, tembok penahan, gorong-gorong dengan kemampuan memikul beban yang sudah tidak memenuhi
standar perlu dilakukan perkuatan atau penggantian.
b. Pelengkap yang sudah
mempunyai umur pelayanan 3 tahun sampai dengan 5 tahun yang memerlukan penanganan rehabilitasi dan perbaikan besar dalam elemen strukturalnya.
c. Ruas jalan
yang awalnya ditangani dengan program pemeliharaan rutin namun, karena
suatu sebab mengalami kerusakan yang tidak dipertimbangkan dalam desain.
3.
Urutan Prioritas
Berdasarkan hasil
penelitian didapat rating
Pavement Condition Index pada setiap ruas jalan sehingga
dapat ditentukan penentuan urutan ruas jalan yang harus diprioritaskan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Tabel prioritas
Jl. Kencana
No |
STA |
PCI |
Rating |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 400 |
26 |
Poor |
2 |
0 + 400 s.d 0 + 800 |
90 |
Excelent |
3 |
0 + 800 s.d 1 + 200 |
90 |
Excelent |
4 |
1 + 200 s.d 1 + 600 |
91 |
Excelent |
5 |
1 + 600 s.d 2 + 000 |
35 |
Poor |
6 |
2 + 000 s.d 2 + 400 |
74 |
Very Good |
7 |
2 + 400 s.d 2 + 800 |
84 |
Very Good |
Berdasarkan dari
hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui nilai nilai yang didapat dalam setiap
segmen berbeda-beda. Nilai
rating dapat diketahui bahwa semakin rendah
nilai rating maka akan semakin jelek
kondisi kerusakannya. Uraian diatas menjelaskan
bahwa dari 7 segmen dengan ukuran
400m/segmen memiliki nilai PCI yang berbeda-beda.
Nilai PCI yang paling rendah yaitu
nilai PCI 26 pada STA 0+400 (segmen
1) dan STA 2+000 (segmen 5). Dan adapun
nilai tertinggi yaitu nilai 91 pada STA 1 + 600.
Tabel 2
Tabel prioritas
Jl. Bincarung
No |
STA |
PCI |
Rating |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
72 |
Good |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
100 |
Excellent |
3 |
0 + 200 s.d 0 + 300 |
100 |
Excellent |
4 |
0 + 300 s.d 0 + 400 |
30 |
Poor |
Uraian diatas
menjelaskan bahwa dari 4 segmen dengan
ukuran 100 m /segmen memiliki nilai PCI yang berbeda-beda. Nilai PCI yang paling rendah
yaitu nilai PCI 30 pada STA
0+400 (segmen 4). Dan adapun
nilai tertinggi yaitu nilai 100 pada STA 0 + 200
dan 0 + 300.
Tabel 3
Tabel prioritas
Jl. Beo
No |
STA |
PCI |
Rating |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
90 |
Excellent |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
100 |
Excellent |
3 |
0 + 200 s.d 1 + 334 |
94 |
Excellent |
Uraian diatas
menjelaskan bahwa dari 3 segmen dengan
ukuran 100 m /segmen memiliki nilai PCI yang berbeda-beda. Nilai PCI yang paling rendah
yaitu nilai PCI 90 pada STA
0+100 (segmen 1). Dan adapun
nilai tertinggi yaitu nilai 100 pada STA 0 + 200
dan 0 + 334.
Tabel 4
Tabel prioritas
Jl. Kesehatan
No |
STA |
PCI |
Rating |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
100 |
Excellent |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
90 |
Excellent |
3 |
0 + 200 s.d 1 + 325 |
84 |
Very Good |
Uraian diatas
menjelaskan bahwa dari 3 segmen dengan
ukuran 100 m /segmen memiliki nilai PCI yang berbeda-beda. Nilai PCI yang paling rendah
yaitu nilai PCI 84 pada STA
0+100 (segmen 3). Dan adapun
nilai tertinggi yaitu nilai 100 pada STA 0 + 100.
Tabel 5
Tabel prioritas
Jl. Kukupu
No |
STA |
PCI |
Rating |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
16 |
Very Poor |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
100 |
Excellent |
3 |
0 + 200 s.d 0 + 300 |
20 |
Very Poor |
4 |
0 + 300 s.d 0 + 530 |
100 |
Excellent |
Uraian diatas
menjelaskan bahwa dari 4 segmen dengan
ukuran 100 m /segmen memiliki nilai PCI yang berbeda-beda. Nilai PCI yang paling rendah
yaitu nilai PCI 16 pada STA
0+100 (segmen 1). Dan adapun
nilai tertinggi yaitu nilai 100 pada STA 0 + 200.
Tabel 6
Tabel prioritas
Jl. Pemuda
No |
STA |
PCI |
Rating |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
79 |
Very Good |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
100 |
Excelent |
3 |
0 + 200 s.d 0 + 300 |
90 |
Excelent |
4 |
0 + 300 s.d 0 + 400 |
90 |
Excelent |
5 |
0 + 400 s.d 0 + 500 |
82 |
Very Good |
6 |
0 + 500 s.d 0 + 600 |
94 |
Excelent |
7 |
0 + 600 s.d 0 + 700 |
93 |
Excelent |
8 |
0 + 700 s.d 0 + 800 |
89 |
Excelent |
9 |
0 + 800 s.d 0 + 900 |
70 |
Good |
10 |
0 + 900 s.d 1 + 000 |
100 |
Excelent |
11 |
1 + 000 s.d 1 + 250 |
100 |
Excelent |
Uraian diatas
menjelaskan bahwa dari 11 segmen dengan ukuran 100 m /segmen memiliki nilai PCI yang berbeda-beda.
Nilai PCI yang paling rendah yaitu
nilai PCI 70 pada STA 0+800 (segmen
9). Dan adapun nilai tertinggi yaitu nilai 100 pada STA 0 + 200.
Tabel 7
Tabel prioritas
Jl. Puter
No |
STA |
PCI |
Rating |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 130 |
28 |
Very Poor |
Nilai PCI rendah
pada ruas jalan Puter.
4.
Jenis Pemeliharaan
Berdasarkan hasil penelitian, setelah dilakukan analisa menggunakan metode PCI terhadap jenis jenis kerusakan jalan yang ada pada 7 ruas jalan memiliki
tingkat kerusakan dan jenis pemeliharaan yang berbeda yaitu sebagai
berikut:
1) �Ruas Jalan Raya Kencana dengan jarak ukur
3000 m. Pada setiap segmen dengan ukuran 400m/segmen.
Tabel 8
Tabel jenis Pemeliharaan Jalan kencana
No |
STA |
PCI |
Jenis Pemeliharaan |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 400 |
26 |
Pemeliharaan Rehabilitas |
2 |
0 + 400 s.d 0 + 800 |
90 |
Pemeliharaan Rutin |
3 |
0 + 800 s.d 1 + 200 |
90 |
Pemeliharaan Rutin |
4 |
1 + 200 s.d 1 + 600 |
91 |
Pemeliharaan Rutin |
5 |
1 + 600 s.d 2 + 000 |
35 |
Pemeliharaan Rehabilitas |
6 |
2 + 000 s.d 2 + 400 |
74 |
Pemeliharaan Berkala |
7 |
2 + 400 s.d 2 + 800 |
84 |
Pemeliharaan Berkala |
Dengan nilai PCI keseluruhan 490/7 = 70 sehingga jenis penanganan untuk ruas jalan
Kencana adalah pemeliharaan rehabilitas dengan kondisi jalan baik (good).
2) Ruas Jalan Beo dengan jarak ukur
334 m. Pada setiap segmen dengan ukuran 100 m/segmen.
Tabel 9
����������� No |
STA |
PCI |
Jenis Pemeliharaan |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
90 |
Pemeliharaan Rutin |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
100 |
Pemeliharaan Rutin |
3 |
0 + 200 s.d 1 + 334 |
94 |
Pemeliharaan Rutin |
Tabel Jenis Pemeliharaan jalan Beo
Dengan nilai PCI keseluruhan 284/3 = 94,7 sehingga
jenis penanganan untuk ruas jalan
Kencana adalah pemeliharaan rutin dengan kondisi jalan sempurna (Excelent).
3) Ruas Jalan Bincarung dengan jarak ukur
400 m. Pada setiap segmen
Tabel 10
Tabel jenis Pemeliharaan Jalan Bincarung
No |
STA |
PCI |
Jenis Pemeliharaan |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
72 |
Pemeliharaan Berkala |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
100 |
Pemeliharaan Rutin |
3 |
0 + 200 s.d 0 + 300 |
100 |
Pemeliharaan Rutin |
4 |
0 + 300 s.d 0 + 400 |
30 |
Pemeliharaan Rehabilitas |
Dengan nilai PCI keseluruhan 302/4 = 75,5 sehingga
jenis penanganan untuk ruas jalan
Bincarung adalah pemeliharaan berkala dengan kondisi jalan sangat baik (Very good).
4) Ruas Jalan Kesehatan dengan
jarak ukur 325 m. Pada setiap segmen dengan
ukuran 100 m/segmen.
Tabel 11
Tabel jenis Pemeliharaan jalan Kesehatan
No |
STA |
PCI |
Jenis Pemeliharaan |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
100 |
Pemeliharaan Rutin |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
90 |
Pemeliharaan Rutin |
3 |
0 + 200 s.d 1 + 325 |
84 |
Pemeliharaan Berkala |
Dengan nilai PCI keseluruhan 274/3 = 91,3 sehingga
jenis penanganan untuk ruas jalan
Kesehatan adalah pemeliharaan
rutin dengan kondisi jalan Sempurna
(Excelent).
5)
Ruas
Jalan Kukupu dengan jarak ukur 530 m. Pada setiap segmen dengan
ukuran 100 m/segmen.
Tabel 12
�Tabel
Jenis Pemeliharaan Jalan Kukupu
No |
STA |
PCI |
Jenis Pemeliharaan |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
16 |
Rekontruksi |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
100 |
Pemeliharaan Rutin |
3 |
0 + 200 s.d 0 + 300 |
20 |
Rekontruksi |
4 |
0 + 300 s.d 0 + 530 |
100 |
Pemeliharaan Rutin |
Dengan nilai PCI keseluruhan 236/4 = 59 sehingga jenis penanganan untuk ruas jalan
Kukupu adalah pemeliharaan rehabilitas dengan kondisi jalan baik (Good).
6)
Ruas
Jalan Pemuda dengan jarak ukur 1250 m. Pada setiap segmen dengan ukuran
100 m/segmen.
Tabel 13
Tabel Jenis Pemeliharaan Jalan Pemuda
No |
STA |
PCI |
Jenis Pemeliharaan |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 100 |
79 |
Pemeliharaan Berkala |
2 |
0 + 100 s.d 0 + 200 |
100 |
Pemeliharaan Rutin |
3 |
0 + 200 s.d 0 + 300 |
90 |
Pemeliharaan Rutin |
4 |
0 + 300 s.d 0 + 400 |
90 |
Pemeliharaan Rutin |
5 |
0 + 400 s.d 0 + 500 |
82 |
Pemeliharaan Berkala |
6 |
0 + 500 s.d 0 + 600 |
94 |
Pemeliharaan Rutin |
7 |
0 + 600 s.d 0 + 700 |
93 |
Pemeliharaan Rutin |
8 |
0 + 700 s.d 0 + 800 |
89 |
Pemeliharaan Rutin |
9 |
0 + 800 s.d 0 + 900 |
70 |
Rehabilitas |
10 |
0 + 900 s.d 1 + 000 |
100 |
Pemeliharaan Rutin |
11 |
1 + 000 s.d 1 + 250 |
100 |
Pemeliharaan Rutin |
Dengan nilai
PCI keseluruhan 987/11 = 89 sehingga
jenis penanganan untuk ruas jalan
Pemuda adalah pemeliharaan rutin dengan kondisi
sangat baik (Excelent).
7) Ruas Jalan Puter
dengan jarak ukur 130 m. Pada setiap segmen dengan ukuran
100 m/segmen.
Tabel 14
Tabel jenis
Pemeliharaan Jalan Puter
No |
STA |
PCI |
Jenis Pemeliharaan |
1 |
0 + 000 s.d 0 + 130 |
28 |
Rehabilitas |
Dengan nilai
PCI keseluruhan 28/1 = 28 sehingga
jenis penanganan untuk ruas jalan
Puter adalah pemeliharaan rehabilitas dengan kondisi rusak (Poor).
1) ��Excellent
Excellent merupakan
kondisi kerusakan yang masih sempurna dengan nilai rating 100 yang menandakan
tidak adanya kerusakan sampai dengan nilai rating 85� yang menandakan kerusakan hanya memerlukan
pemeliharaan rutin.
2)
��Very Good
Very good ialah nilai kerusakan yang menandakan nilai tersebut merupakan nilai
yang memiliki tingkat kerusakan ringan sehingga kerusakan tersebut hanya
memerlukan tindakan pemeliharaan berkala. Dengan nilai rating 85 sampai dengan
70.
3)
���Good
Good merupakan salah satu
jenis tingkat kerusakan perkerasan jalan yang memiliki tingkat kerusakan ringan
dan sedang sehingga jenis tingkat kerusakan tersebut memerlukan tindakan
pemeliharaan rehabilitas. Dengan nilai rating 70 sampai dengan 55.
4)
���Fair
Fair merupakan salah satu
jenis tingkat kerusakan perkerasan jalan yang memiliki tingkat kerusakan sedang
sehingga jenis tingkat kerusakan tersebut memerlukan tindakan pemeliharaan
rehabilitas. Dengan nilai rating 55 sampai dengan 40.
5)
���Poor�
Poor merupakan kondisi
kerusakan yang cukup parah sehingga memerlukan pemeliharaan rehabilitas dengan
nilai rating 40 sampai dengan nilai rating 25 yang menandakan kerusakan yang
ada pada ruas jalan memiliki kerusakan yang sedang.
6)
���Very Poor
Very Poor merupakan
salah satu jenis tingkat kerusakan perkerasan jalan yang memiliki tingkat
kerusakan parah sehingga jenis tingkat kerusakan tersebut memerlukan tindakan pemeliharaan
rekonstruksi. Dengan nilai rating 25 sampai dengan 10.
7)
���Failed
Failed merupakan salah satu jenis tingkat kerusakan perkerasan jalan
yang memiliki tingkat kerusakan yang sangat parah sehingga jenis tingkat
kerusakan tersebut memerlukan tindakan pemeliharaan rekonstruksi. Dengan nilai
rating 10 sampai dengan 0.
Pemeliharaan jalan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan
cara pencegahan, perawatan jalan, perawatan jalan, dan perbaikan jalan. Yang
dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara
optimal untuk melayani lalu lintas sampai tercapainya nilai umur rencana yang
telah ditetapkan. Untuk penilaian rating memiliki beberapa jenis tingkatan.
0-25 dapat melakukan penanganan rekonstruksi pada kerusakan jalan. 25-60 dapat
melakukan penanganan rehabilitas pada kerusakan jalan. 60-80 dapat melakukan
penanganan pemeliharaan berkala pada kerusakan jalan. Sedangkan 80-100 dapat
melakukan penanganan dengan cara pemeliharaan rutin. Adapun beberapa jenis
jalan dengan penanganan yang berbeda-beda yaitu:�
1) Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan merawat serta memperbaiki
kerusakan-kerusakan jalan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi
pelayana yang baik. Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan
sepanjang tahun dan sifatnya sebagai proteksi terhadap kerusakan yang lebih
parah. Adanya jenis kegiatan pemeliharaan jalan rutin yaitu:
a) Lapisan permukaan, misalnya pelaburan aspal, penambalan
lubang/patching, dan lain-lain.
b) Bahu jalan, antara lain pengisian material bahu jalan yang
tergerus dan pemotongan rumput.
c)
Drainase
jalan, seperti pembersihan saluran agar tetap berfungsi saat musim hujan.
2) Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala jalan adalah kegiatan penanganan pencegahan
terjadinya kerusakan yang luas dan setiap kerusakan yang tidak diperhitungan
dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi jalan
yang baik sesuai dengan rencana.pemeliharaan berkala ini dilakukan pada waktu
tertentu. Penanganan ini dilakukan pada kondisi jalan yang sudah menurun
kualitas berkendaraannya sedangkan dengan upaya pemeliharaan rutin tidak dapat
mengembalikan kondisi jalan dapat kondisi mantap. Oleh karena itu secara berkala
dilakukan pelapisan ulang lapis permukaan agar jalan kembali pada kondisi
mantap.
3) Rehabilitas
Rehabilitas Jalan adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya
kerusakan� yang luas dan setiap kerusakan
yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi yang
baik pada bagian tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak
ringan, agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada
kondisi kemantapan yang sesuai dengan rencana.
4) Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah penigkatan struktur yang merupakan kegiatan
penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan bagian ruas jalan yang dalam
kondisi rusak berat agar bagian jalan tersebut mempunyai kondisi mantap kembali
sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan.�
Menurut buku pemeliharaan jalan raya (2007) menjelaskan hubungan
antara metode PCI dan metode Bina Marga menurut buku pemeliharaan jalan raya
(2007) adalah sebagai berikut:
�
Tabel 15
Hubungan PCI dan Bina marga
100 |
|
Excellent |
Pemeliharaan Rutin |
85 |
|
Very Good |
|
70 |
|
Good |
|
55 |
|
Fair |
Pemeliharaan Berkala |
40 |
|
Poor |
Peningkatan Jalan |
25 |
|
Very Poor |
|
10 |
|
Failed |
Dari
gambar diatas dapat dilihat bahwa
PCI dengan nilai 0-40 pada bina marga berada
pada peningkatan jalan, PCI
dengan nilai 41-69 pada bina marga berada
pada pemeliharaan berkala
dan PCI 70-100 pada bina marga
berada pada pemeliharaan rutin.
6.
Rencana Penanganan Kerusakan
Jalan
Kerusakan jalan merupakan kerusakan yang disebabkan oleh kelelahan akibat beban berulang-ulang. Umur rencana lima tahun umumnya yang diterapkan pada jalan baru. Jalan yang rusak karena beban biasanya
disertai dengan jenis kerusakan amblas dan retak. Secara teknis, kerusakan jalan menunjukkan suatu kondisi dimana struktural dan fungsional jalan sudah tidak
mampu memberikan pelayanan optimal terhadap terhadp lalu lintas
yang melintasi jalan tersebut. Kondisi jalan dan jenis kendaraan mempengaruhi desain perencana konstruksi dan perkerasan jalan yang dibuat.
Menurut Heddy R. Agah, umumnya kerusakan jalan banyak disebabkan
oleh perilaku pengguna jalan, kesalahan perencanaan dan pelaksanaan, serta pemeliharaan jalan yang tidak memadai.
1)
��Jenis Penanganan
Kerusakan Jalan
a.
Metode
Perbaikan Kerusakan Jalan
Metode pernbaikan kerusakan jalan pada lapisan lentur mengunakan
metode standar Direktorat Jendral Bina Marga 1995. Jenis-jenis metode
penanganan di tiap-tiap jenis kerusakan jalan yaitu:
a) ��Metode Perbaikan P1 (Penebaran Pasir)
Kerusakan ini untuk lokasi-lokasi kegemukan aspal terutama pada
tikungan dan tanjakan. Langkah-langha untuk penanganannya yaitu memobilasi peralatan,
kekerja dan material ke lapangan. Dan disetiap kerusakan tersebut ditandai.
Lalu setelah ditandai maka daerah tersebut dibersihkan dengan menggunakan air
compressor. Dan setelah membersihkan, maka dilakukan penyebaran agregat halus
atau pasir kasar (tebal >10mm) diatas permukaan yang terpengaruh kerusakan.
Dan yang terakhir yaitu melakukan pemadatan dengan pemadat ringan (1-2) ton
sampai diperoleh permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal (kepadatan
95%)
b) ��Metode Perbaikan P2 (Pelaburan Aspal Setempat)
Jenis kerusakan yang ditangani adalah kerusakan tepi bahu jalan
beraspal yaitu retak buaya < 2mm, retak garis kebar < 2mmm dan
terkelupas. Langkah langkah yang akan dilakukan untuk penanganannya yaitu
memobilisasi peralatan, pekerja dan material kelapangan. Selain itu,
membersihkan bagian yang akan ditangani dengan air compressor, untuk permukaan
jalan harus bersih dan kering. Setelah membersihkan maka dilakukan
penyemprotan aspal keras sebanyak 1,5 kg/m2 dan untuk cut back 1 liter/m2. Lalu
menebarkan pasir kasar atau agregat halus 5mm hingga rata. Dan yang terakhir
yaitu melakukan pemadatan mesin pneumatic sampai dengan diperoleh permukaan
yang rata dan mempunyai kepadatan optimal (kepadatan 95%)
c) ��Metode Perbaikan P3 (Pelapisan Retakan)
Metode perbaikan jenis kerusakan yang ditangani yaitu retak satu
arah dengan lebar retakan < 2mm. langkah langkah penanganan untuk kerusakan
ini yaitu memobilitasi peralatan, pekerja dan material ke lapangan. Sebelum
melakukan perbaikan yang akan dilakukan adalah membersihkan bagian yang akan
ditangani dengan air compressor, sehingga permukaan jalan bersih dan kering.
Tahap kedua, menyemprotkan tack coat (0,2 liter/m2 di daerah yang akan
diperbaiki). Yang ketiga yaitu menebar dan meratakan campuran aspal beton pada
seluruh daerah yang telah diberi tanda. Dan setelah itu melakukan pemadatan
ringan (1-2) ton sampai diperoleh permukaan yang rata dan kepadatan optimum
(kepadatan 95%).
d) ��Metode Perbaikan P4 (Pengisian Retak)
Jenis kerusakan yang ditangani yaitu pada lokasi � lokasi retak
satu arah dengan lebar retakan > 2mm. pada metode ini, langkah�langkah yang
akan dilakukan untuk melakukan perbaikan jalan yaitu memobilisasikan peralatan,
pekerja dan material ke lapangan. Setelah itu, jalan tersebut dibersihkan pada
bagian yang akan ditangani dengan menggunakan air compressor, sehingga
permukaan jalan bersih dan kering.�
Setelah itu mengisi retakan dengan aspal cut back 2 liter/m2 menggunakan
aspal sprayer atau dengan tenaga manusia. Lalu menebarkan pasir kasar pada
retakan yang telah diisi aspal dengan ketebalan 10mm. dan setelah itu,
memadatkan minimal 3 lintasan dengan baby roller.
e) ��Metode Perbaikan P5 (Penambalan Lubang)
Jenis kerusakan pada jalan yang akan ditangani pada metode ini
yaitu lubang kedalaman > 50mm, keriting kedalaman > 30mm, alur kedalaman
> 50mm, amblas kedalaman > 50mm, jembul kedalaman > 50mm, kerusakan
tepi perkerasan jalan, dan retak buaya dengan lebar > 2mm. pada jenis �
jenis kerusakan jalan tersebut maka akan dilakukan pada langkah-langkah untuk
penanganannya yaitu menggali material sampai dengan lapisan dibawahnya. Setelah
itu, membersihkan bagian yang akan ditangani dengan tenaga manusia. Lalu
menyemprot lapis resap pengikat prime coat dengan takaran 0,5 liter/m2.
Menyebarkan dan memadatkan capuran aspal beton sampai diperoleh permukaan yang
rata. Dan memadatkan dengan baby roller (minimal 5 lintasan)
f) ��Metode Perbaikan P6 (Peralatan)
Jensi kerusakan yang ditangani yaitu keriting dalam dengan
kedalaman < 30mm, lubang dengan kedalaman < 50mm, jembul dengan kedalaman
<50mm. Pada jnis kerusakan tersebut akan dilakukan penanganan, pertama
membersihkan bagian yang akan di tangani dengan tenaga manusia. Kedua
melaburkan tack coat 0,5 liter/m2. Ketiga, menaburkan campuran aspal beton
kemudian memadatkannya dengan sampai diperoleh permukaan yang rata. Dan setelah
itu, pemadatan dengan baby roller (minimum 5 lintasan).
Kesimpulan
Jenis dan tingkat
kerusakan pada ruas jalan tersebut adalah Patching memiliki 55 %,
Potholes memiliki 34%, Alligator Cracking memiliki 7%, Block craking memiliki 5%, LT Cracking memiliki
3%, Depresion memiliki 3%.
Persentase Jenis
penanganan yang diperlukan sesuai dengan tingkat
kerusakan jalan diantaranya Pemeliharaan rutin 43%, Pemeliharaan berkala 29%, Pemeliharaan rehabilitas 14 % dan Pemeliharaan
Rekontruksi 14%.
Evitya, Dwi Lestari, Nasfryzal, Carlo, & Zufrimar,
Zufrimar. (2020). Analisis Kerusakan Perkerasan Jalan Dengan Metode Pavement
Condition Index (PCI) Dan Bina Marga (Ruas Jalan Sijunjung STA 103+ 000�108+
000). Universitas Bung Hatta. Google Scholar
Giyatno, Giyatno, & Sunarjono, Ir Sri.
(2016). Analisis Kerusakan Jalan Dengan Metode PCI Kajian Ekonomis Dan
Strategi Penanganannya (Studi Kasus Ruas Jalan Ponorogo�Pacitan KM 231+ 000
Sampai Dengan KM 246+ 000, KM 0+ 000 Di Surabaya). Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Google Scholar
Hasibuan, Dede Sahbana. (2018). Analisa
Kerusakan pada Lapisan Jalan Perkerasan Rigid dengan Metode Bina Marga dan
Metode PCI (Pavement Condition Index). Google Scholar
Mubarak, Husni. (2016). Analisa Tingkat
Kerusakan Perkerasan Jalan Dengan Metode Pavement Condition Index (Pci) Studi
Kasus: Jalan Soekarno Hatta Sta. 11+ 150 sd 12+ 150. Jurnal Saintis, 16(1),
94�109. Google Scholar
Sari, Devita. (2015). Perbandingan Nilai
Kerusakan Jalan Berdasarkan Pengamatan Metode Pci (Pavement Condition Index)
Dan Metode Iri (International Roughness Index) Pada Jalan Kelas II Di Kabupaten
Lumajang. Google Scholar
Copyright holder: Dian Setiawan, Heri Suprapto (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |