Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, Special Issue No. 1, November 2021
� ���������
IMPLEMENTASI
MANAJEMEN PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR�ĀN METODE AL-TARTĪL DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR�ĀN DI SDN KEPANJEN 2 JOMBANG
1Khusnul Auliyah, 2Suwarno
1Universitas Pesantren Tinggi (Unipdu)
Jombang, Indonesia
2Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Pembelajaran membaca
al-Qur�ān yang baik membutuhkan
sebuah sistem yang mampu menjamin mutu setiap anak
atau orang yang belajar membaca al-Qur�ān. Sistem
belajar yang tidak terencana dengan baik dan berkesinambungan, tidak akan banyak
memberikan banyak pengetahuan dan kemampuan membaca dan memahami al-Qur�ān
bagi anak di kemudian hari, oleh karena itu perlu
adanya manajemen pembelajaran al-Qur�ān. Penelitian ini bertujuian untuk mendeskripsikan perencanaan
manajemen pembelajaran membaca al-Qur�ān metode al-Tartīl di SDN Kepanjen 2 Jombang, mendeskripsikan
tentang pelaksanaan manajemen pembelajaran membaca al-Qur�ān metode al-Tartīl di SDN
Kepanjen 2 Jombang, serta
mendeskripsikan tentang evaluasi pembelajaran membaca al-Qur�ān metode
al-Tartīl. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan analisa data menurut Menurut Miles
& Huberman analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian,
Pada
tahap perencanaan pembelajaran al-Qur�ān terlebih dahulu
dilaksanakan dengan pengorganisasian melalui rapat yang melibatkan seluruh stekholder, termasuk wali murid. Pada tahap pelaksanaan manajemen pembelajaran al-Qur�ān metode al-Tartīl terdapat 3
tahapan dalam pembelajaran al-Qur�ān metode al-Tartīl di SDN
Kepanjen 2 Jombang, yakni meliputi, Pembukaan, Pelaksanaan pembelajaran
(penerapan metode jabaraīl (3 M)), Evaluasi. Pada pelaksanaan
evaluasi pembelajaran al-Tartīl di SDN Kepanjen 2
Jombang terdapat 2 evaluasi yaitu siswa dan guru, untuk �tahapan evaluasi bagi siswa, terdapat 2
tahapan evaluasi yaitu, tes kenaikan jilid, di uji oleh guru kelas dan munaqasyah, di uji oleh
BMQ al-Tartīl cabang Jombang.
Sedangkan untuk evaluasi bagi guru juga terdapat 2 macam evaluasi, yaitu temu
guru al-Qur�ān SDN Kepanjen 2 Jombang setiap bulan sekali dan temu
guru al-Qur�ān se kabupaten Jombang setiap satu bulan sekali.
Kata Kunci: manajemen;
pembelajaran; membaca al-qur�ān; metode al-Tartīl
Abstract
Good learning to read the Koran requires a system that
can guarantee every child or person who learns to read the Koran. A learning
system that is not well planned and sustainable will not provide much knowledge
and ability to read and understand the Qur'ān for children in the future;
therefore, there is a need for management of al-Qur'ān learning. This
study aims to describe the management planning of learning to read the
Qur'ān at-Tartil method at SDN Kepanjen 2 Jombang, to define the
implementation of learning management to read the Qur'an using the al-Tartīl method at SDN Kepanjen
2 Jombang and to describe the evaluation of learning.
Reading the Qur'ān at-Tartīl method. This
research uses descriptive qualitative research. Observation, interviews, and
documentation do data collection. Analysis of the data used in this study using
data analysis according to Miles & Huberman, the examination consists of
three streams of activities that co-occur, namely: data reduction, data
presentation, and conclusion drawing. The results of the study, At the planning
stage of learning the Qur'ān, what first carried it out by organizing
through meetings involving all stakeholders, including parents of students. At
the scene of implementing the management of al-Qur'ān learning with the
al-Tartīl method, there are three stages in
learning the Qur'ān using the at-Tartil method
at SDN Kepanjen 2 Jombang,
which include, Opening, Implementation of learning (application of the Jibril
method (3 M), Evaluation. In the evaluation of learning al-Tartīl
at SDN Kepanjen 2 Jombang,
there are two evaluations, namely students and teachers, for the evaluation
stage for students, there are two stages of assessment, namely, the increase in
volume test, tested by the class teacher and munaqosyah,
tested by BMQ at- Jombang branch trail. As for the
evaluation for teachers, there are also two kinds of assessments, namely a
monthly meeting with al-Qur'ān teachers at SDN Kepanjen
2 Jombang and a meeting with al-Qur'ān teachers
in Jombang district once a month.
Keywords: management;
learning; reading the qur'ān; al-Tartīl Method
Received: 2021-10-20; Accepted:
2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Al-Qur�ān merupakan
sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam menjalani kehidupan di
dunia dan akhirat. Adalah suatu kewajiban bagi umat Islam untuk senantiasa
berinteraksi dengan al-Qur�ān dan
menjadikannya sebagai sumber inspirasi dalam berpikir dan bertindak. Oleh
karena itu agar setiap umat Islam memiliki pemahaman dan pengamalan terhadap al-Qur�ān secara tepat
dan benar maka diperlukan upaya pembelajaran al-Qur�ān yang
dilaksanakan secara bertahap, terprogram dan berkelanjutan, efektif dan efisien
baik pada pendidikan formal, nonformal maupun informal pada setiap jenjang
pendidikan baik pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi (Nisak, 2018)
Sebagaimana dalam firmanNya dalam surah
al-Muzammil ayat 4.
أَوۡ
زِدۡ
عَلَيۡهِ
وَرَتِّلِ
ٱلۡقُرۡءَانَ
تَرۡتِيلًا�
Artinya:
�Dan
bacalah al-Qur�ān dengan tartil�. (RI, 2018)
Maksud ayat
ini adalah agar kita membaca al-Qur�ān dengan
perlahan-lahan sehingga dapat membantu pemahaman dan perenungan terhadap al-Qur�ān (Maksum & Hani, 2018).
Sebagai modal dasar menggali dan mengkaji isi
(kandungan) al-Qur�ān, hal pertama yang harus
dimiliki adalah Akibatnya anak yang sudah bisa membaca al-Qur�ān ketika
dewasa kembali menurun minat baca al-Qur�ān karena al-Qur�ān lebih banyak
dijadikan simbol dari pada nilai dan pedoman dalam hidup dan kehidupannya (Nisak, 2018).
Allah berfirman dalam al-Qur�ān surat al Isra� ayat 9.
ِنَّ
هَٰذَا
ٱلۡقُرۡءَانَ
يَهۡدِي
لِلَّتِي
هِيَ
أَقۡوَمُ
وَيُبَشِّرُ
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
ٱلَّذِينَ
يَعۡمَلُونَ
ٱلصَّٰلِحَٰتِ
أَنَّ لَهُمۡ
أَجۡرٗا
كَبِيرٗا�
Artinya:
�Sesungguhnya al Qurān ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih
lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan
amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar�. (Kemenag RI, 2018:351).
Upaya
pembelajaran al-Qur�ān yang
berlangsung pada jenis pendidikan formal jenjang pendidikan dasar khususnya di
Sekolah Dasar (SD) memiliki tingkat urgensi yang sangat tinggi, mengingat upaya
pembelajaran al-Qur�ān ditingkat SD
merupakan pondasi yang sangat menentukan bagi keberhasilan pengembangan karakter
pada tahap-tahap selanjutnya (Nisak, 2018).
Penguasaan�
membaca� al-Qur�ān sejak� dini�
memberikan� banyak keuntungan� bagi�
setiap� anak� dalam�
berbagai� hal.� Salah�
satunya� yakni� dapat membekali anak untuk belajar sholat,
selain itu dengan penguasaan membaca al-Qur�ān sejak dini anak akan
menjadi lebih percaya diri dan semangat dalam mengikuti pembelajaran,� baik�
ketika� berada� di�
Taman Pendidikan al-Qur�ān (TPQ) atau� ketika�
di� sekolah menghadapi
beberapa� mata� pelajaran�
yang� berkaitan� dengan�
baca� al-Qur�ān
atau� membaca huruf arab, seperti;
pelajaran Baca Tulis al-Qur�ān (BTQ), al-Qur�ān hadist,
bahasa arab dan fikih (Nasucha, 2018).
Di kabupaten Jombang terdapat kurikulum muatan lokal keagamaan
dengan landasan hukum berupa Peraturan Bupati No. 41 Tahun 2019
tentang kurikulum muatan lokal keagamaan dan pendidikan diniyah pada SD dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dengan kurikulum
tersebut, setiap peserta didik yang beragama Islam wajib memiliki kemampuan;
sholat, baca tulis al-Qur�īn, Ketrampilan beribadah dan
do�a, serta hafalan do�a dan surat- surat pendek (Setyarini, 2021).
SDN Kepanjen
2 merupakan
sekolah dasar yang ada di Jombang tepatnya terletak di Jl. Kh. Wahid Hasyim 97, Kepanjen, Kec. Jombang,
Kab. Jombang Provinsi Jawa Timur. Dalam menerapkan muatan lokal keagamaan
yang berupa pembelajaran
al-Qur�ān menggunakan metode al-Tartīl untuk
mempermudah anak dalam mempelajari bacaan al-Qur�ān. Metode
pembelajaran ini berdasarkan pada kaidah ulum al-Tajwīd yang
menitik beratkan pada makharij al-Huruf, serta pembelajaran yang
digunakan oleh al-Tartīl adalah metode jibril dengan sistem
pengelolahan kelas, artinya metode pembelajaran model al-Tartīl disini
adalah meliputi 3M yaitu: mendengar, menirukan, dan bagaimana jibril
mengajarnya kepada nabi Muhammad SAW.
Dalam
pembelajaran muatan lokal tersebut SDN Kepanjen Jombang merekrut guru atau ustadz/ustadzah
yang ahli dibidang pembelajaran al-Qur�ān, sehingga secara metode
dan manajerial pembelajaran muatan lokal ini sepenuhnya diserahkan kepada ustadz/ustadzah
tersebut.
Berdasarkan
latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Implementasi
Manajemen Pembelajaran Membaca al-Qur�ān Metode al-Tartīl dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur�ān di SDN Kepanjen 2 Jombang. Penelitian
ini bertujuian untuk mendeskripsikan perencanaan manajemen pembelajaran membaca al-Qur�ān metode al-Tartīl di SDN Kepanjen 2 Jombang, mendeskripsikan
tentang pelaksanaan manajemen pembelajaran membaca al-Qur�ān metode al-Tartīl di SDN Kepanjen 2 Jombang, serta
mendeskripsikan tentang evaluasi pembelajaran membaca al-Qur�ān metode
al-Tartīl.
Menurut
Parli, kata
manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang
berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung
menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk
orang yang melakukan kegiatan manajemen (Parli, 2018).
Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan
pembelajaran karena manajemen tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu
tujuan dalam pendidikan. Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan
pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga
pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan
dari pada pendidikan tersebut seoptimal mungkin (Arsyam, 2020).
Sedangkan
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pebelajar
dan guru sebagai fasilitator, yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran
adalah terjadinya proses belajar (Rohani, 2019).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang
berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Secara Nasional, pembelajaran dipandang
sebagai suatu proses interaksi yang melibatkan komponen-komponen utama, yaitu
peserta didik, pendidik, dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu
lingkungan belajar, maka yang dikatakan dengan proses pembelajaran adalah suatu
sistem yang melibatkan satu
kesatuan komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai
suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan (Dasopang, 2017:337).
Dengan
demikian dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran adalah segala upaya
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien dengan menerapkan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi yang ditujukan untuk menentukan dan menyelesaikan tujuan yang
sudah ditetapkan sebelumnya, dengan menggunakan sumber daya manusia dan lainnya
dalam organisasi itu.
Secara
etimologi metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ţariqah. Sedangkan secara terminologi metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan pendidik dalam pembelajaran agar peserta didik dapat menguasai
kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran.� Jadi yang dimaksud metode disini adalah
suatu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran al-Qur�ān.
Terdapat beberapa metode dalam pembelajaran
al-Qur�ān yang ada di Indonesia, diantaranya adalah.
1.
Al-Tartīl
Metode tartīl adalah suatu cara dalam
pembelajaran baca-tulis dengan cepat, mudah bagi anak-anak dan orang dewasa.
Dalam metode tersebut diharapkan bagi santri atau anak didik membaca al-Qur�ān dengan harmonisasi nada-nada (Angrati, 2017:81).
2.
Al-barqy
Metode pembelajaran baca-tulis ini bernama al-barqy yang berarti kilat, maksudnya belajar membaca dan menulis huruf
al-Qur�ān dengan cepat dan tidak memakan waktu yang
lama. Metode ini dapat dipakai secara klasik dalam kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas dengan seorang guru, karena metode ini adalah metode semi SAS (Struktural
Analitik Sintatik). Metode
semi SAS adalah menggunakan struktur kata atau tidak mengikuti bunyi mati atau
sukun (Angrati, 2017:81)
3.
Iqra
Metode Iqro� adalah
cara cepat membaca al-Qur�ān yang terdiri
dari 6 jilid, dilengkapi buku tajwid praktis dan dalam waktu relatif singkat.
Metode ini dalam praktek pelaksanaannya
tidak membutuhkan alat-alat yang bermacam-macam dan
metode ini dapat ditekankan pada bacaan (mengeluarkan bacaan huruf atau
suara huruf al-Qur�ān)
dengan fasih dan benar sesuai dengan
makhrajnya dan bacaannya.
(Angrati, 2017:82).
4.
Qira�aty
Metode Qiro�aty disusun oleh �H. Dahlan Salim
Zarkasyi� pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. Sebagaimana yang
diucapakan oleh H. M. Nur Shodiq Achrom sebagai penyusun dalam bukunya �Sistem
qaidah Qira�aty�, metode ini adalah cara cepat membaca al-Qur�ān
yang lebih menekankan pada praktek baca al-Qur�ān sesuai dengan
qaidah ilmu tajwīd. Dengan prinsip prinsip Qira�aty adalah "jangan wariskan yang salah karena
yang benar itu mudah (Angrati, 2017:82).
5.
Yanbu�a
Metode Yanbu�a adalah suatu kitab ţariqah
(metode) untuk mempelajari baca dan menulis serta menghafal al-Qur�ān dengan cepat, mudah dan
benar bagi anak maupun orang dewasa, yang dirancang dengan rosm usmaniy dan
menggunakan tanda-tanda waqaf yang ada di dalam al-Qur�ān Rasm Utsmani, yang dipakai di Negara-negara Arab dan Negara
Islam. Juga diajarkan cara menulis dan membaca tulisan pegon (tulisan bahasa
Indonesia/jawa yang ditulis dengan huruf Arab). Contoh-contoh huruf yang sudah
dirangkai semuanya dari lafadz al-Qur�ān, kecuali beberapa lafadz (Angrati, 2017:83).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian diskriptif ini merupakan penelitian yang
mendiskripsikan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data. Penelitian ini
termasuk dalam penelitian kualitatif karena tidak menggunakan data angka-angka dalam penelitian yaitu dengan
membandingkan antar variabel (Mulyadi, 2011).
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi digunakan
peneliti untuk mengamati keadaan manajemen yang dijadikan objek penelitian dalam hal ini manajemen pembelajaran
membaca al-Qur�ān di SDN Kepanjen 2 Jombang dengan menggunakan metode al-Tartīl. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
dalam studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga digunakan untuk mengetahui hal-hal dari interviewee yang lebih mendalam, interviewee dalam wawancara ini adalah pengurus al-Tartīl
cabang Jombang, kepala madrasah, waka kurikulum, beberapa guru, dan beberapa siswa SDN Kepanjen 2 Tembelang Jombang. Kemudian dokumentasi
digunakan sebagai pelengkap metode observasi dan wawancara, dokumen yang dikumpulkan berupa tulisan dan gambar yang terkait dengan penelitian.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa data menurut Menurut Miles & Huberman analisis terdiri dari
tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan/verifikasi (Huberman, 1992).
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
1.
Perencanaan
Manajemen Pembelajaran Membaca al-Qur'an Metode at-Tartil Di SDN Kepanjen 2 Jombang
SDN Kepanjen 2
Jombang adalah sebuah sekolah yang terletak di Jl KH Wahid Hasyim No. 97
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Jawa Timur. SDN Kepanjen 2 Jombang mulai
berdiri pada tahun 1955. Dipimpin oleh Drs. Sudarmadji, MSi dengan 18 orang
tenaga pendidik, 1 tenaga tata usaha, 1 pustakawan dan 2 orang pegawai. SDN
Kepanjen 2 Jombang memiliki banyak presatasi, diantaranya memecahkan record
muri untuk kategori Pemain Group Band Termuda di Indonesia pada tahun 2006,
Juara Nasional Lomba Sekolah Sehat tahun 1995, Juara Nasional Karate Piala
Mendagri dan Mendiknas tahun 2004, mengikuti lomba internasional sempoa di
Beijing, Cina.
(Jombang, 2016:34) Visi
SDN Kepanjen 2 Jombang yakni, Berakhlaq Mulia, Berprestasi, Berbudaya
Lingkungan, dan Berwawasan Global.
Indikator Visi :Beriman, bertaqwa, dan berbudi luhur. Berprestasi
dalam akademik dan non akademik di tingkat Kabupaten. Peduli
dan berwawasan lingkungan..Memiliki manajemen pendidikan yang transparan dan
bertanggung jawab. Memiliki manajemen informasi berbasis
teknologi (Jombang, 2016:40). Dan Misi SDN Kepanjen
2 Jombang yakni; Mengajarkan
nilai-nilai keagamaan sesuai dengan keyakinan, Melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan berkualitas, sehingga setiap peserta
didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki serta
berwawasan lingkungan,
Memberi layanan pengembangan diri sesuai dengan bakat dan minat peserta
didik, Memfasilitasi
sarana informasi dan teknologi, Mengendalikan terjadinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup serta menciptakan suasana lingkungan yang bersih, rapi, sehat,
indah, dan nyaman sehingga suasana belajar menjadi kondusif.
SDN Kepanjen 2
memilih muatan lokal Baca Tulis al-Qur�ān dengan metode al-Tartīl sejak
tahun 2017 menjadi SD binaan dari kementrian pendidikan dan kebudayaan sebagai
SD rujukan nah salah satu implementasi dari penguatan tersebut itu adalah SD
harus mempunyai muatan lokal (mulok) kekhususan, nah sebelum ada mulok dan
diniyah SDN Kepanjen 2 Jombang, sudah memulai lebih dulu dengan mulok
kekhususan, tidak kami lepas karena mulok dan diniyah memang dari Pemerintah
Kabupaten (PEMKAB) Jombang. Karena
muatan lokal kekhususan dapat menjadi pengaya refensi lain dari belajar baca
tulis al-Qur�ān. (Jombang,
2016). Untuk pemilihan metode dalam belajar membaca al-Qur�ān di SDN Kepanjen 2, tidak serta
merta memilih, akan tetapi dengan melalui tahapan-tahapan serta latar belakang
pada saat itu. Tahapannya adalah dengan mambangun komunikasi terlebih dahulu
dengan wali murid yaitu menawarkan berbagai macam metode yang ada di Indonesia
seperti Ummi, Yanbu�a, Barqy, Qiroati dan Tilawati. Nah
dari sini dari berbagai macam metode membaca al-Qur�ān hanya al-Tartīl
yang bisa memenuhi prosedur manajemen kurikulum yang ditawarkan di SDN Kepanjen
2 Jombang seperti jumlah guru atau tenaga pengajar yang banyak serta mampu
berintegrasi dengan jadwal pelajaran yang ada (Akbar, 2021).
SDN Kepanjen 2
Jombang dalam merencanakan kurikulum pembelajaran bagi siswa berdasarkan dengan
visi dan misi lembaga tersebut, yakni tujuan untuk mencetak insan yang beriman
bertaqwa dan berprestasi. Maka dalam hal ini SDN Kepanjen 2 Jombang melibatkan
seluruh organisasi sekolah dan mendapatkan dukungan penuh dari stakeholder,
yakni mulai dari pendidik, tenaga kependidikan, masyarakat dan wali siswa,
salah satunya yaitu melalui tahapan musyawarah karena dengan musyawarah maka
akan tercapai suatu tujuan yang optimal. Lebih lanjut Sodi Akbar menyampaikan
bahwa Standart pelayanan minimal yang baik secara akademik maupun dari muatan
lokal kekhususan, bagaimana tenaga pendidik melayani peserta didik tidak
setengah-setengah. (Akbar, 2021).
2.
Pelaksanaan
Manajemen Pembelajaran Membaca al-Qur�an Metode At-Tartil di SDN Kepanjen 2 Jombang
Dalam pengelolaan kelas muatan lokal
kekhususan pembelajaran al-Qur�ān metode al-Tartīl di
SDN Kepanjen 2 Jombang proses
belajar mengajar juga diperlukan manajemen waktu yang baik, berikut adalah
penjelasan dari Ustadzah Chusnul, beliau mengatakan bahwa: Kalau
kelompok maka drill (latihan terus menerus) dimulai dari jilid 1 kemudian yang
jilid 2 lanjut drill dan untuk yang jilid 1 disuruh menulis dan untuk Dijilid
atas tidak disuruh menulis dan eval (evaluasi) langsung ditempat tidak harus
maju (Khotimah, 2021).
Hal yang sama
disampaikan oleh Ustadz Muhammad Solikul Hadi,S.Kom.I selaku Kepala TPQ al-Tartīl di SDN Kepanjen 2 Jombang, beliau mengatakan bahwa: Maksimal 20 anak
dalam satu kelas, akan tetapi kendala bahwa lembaga al-Tartīl harus mengikuti lembaga sekolah, sehingga tidak maksimal dengan satu
kelas beberapa jilid (semi klasikal) misalnya untuk kelas 1 Jilid 1 3 anak, 25
anak jilid 2. (Hadi, 2021) Demikian juga dierangkan lagi oleh Ustadzah
Alimah, beliau mengatakan bahwa: Kekuragan di sistem klasikal penuh,
otomatis biarpun anak itu belum mampu maka harus mengikuti, dan dengan target 3
bulan anak itu belum mampu maka anak itu harus mengulang lagi, kalau tidak ada
ghiroh (Semangat) dari ortu (orang tua) maka tidak bisa berjalan dengan baik.
Dan kelebihannya ya jelas hemat waktu hemat tenaga (Alimah, 2021). Dalam wawancara dengan Ustadzah
Fauziyah Adnan, S.Pd.I, dia mengatakan bahwa: Segala tingkah laku guru dalam
proses pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan murid dalam belajar.
Standar keberhasilan itu dapat dilihat melalui pengetahuan, keterampilan yang
didapatkan oleh murid dari proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Beberapa kajian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
proses pembelajaran guru dengan keberhasilan belajar murid. Penggunaan metode
pengajaran oleh guru juga merupakan satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran (Adnan,
2021). Hal
tersebut juga dijelaskan oleh Ustadzah Alimah �dia mengatakan bahwa: Individual atau privat 1 guru 60 menit 6-7 siswa, dilaksanakan ketika
sesuai dengan kebutuhan ada yang orang tuanya menghendaki, kalau iq (kecerdasan) rendah ya berati kelas
khusus, ada yang justru iq tinggi karena kalau dia lebih cepat paham maka lebih
cepat bosan dan ngrecoki kalau yg lain disuruh nulis satu halaman dia lebih
cepat. (Alimah,
2021) Hal
tersebut juga dijelaskan lagi oleh ustadzah Chusnul beliau mengatakan
bahwa:Alokasi waktu 60 menit, Materi baru kemudian pengulangan materi lama 5
menit, Drill buku 10 menit, Drill peragam 10 menit, Urdhoh individu atau eval
25 menit dan Doa penutup 5 menit (Khotimah, 2021).
Kemudian dalam tahap pembelajaran, yaitu
dimulai dari� guru mengulas kembali
materi yang telah disampaikan sebelumnya, dilanjutkan dengan siswa
memperhatikan alat peraga at-Tartil sesuai jilid dengan tanpa membuka buku agar
siswa fokus terhadap pokok bahasan pada hari itu yang kemudian guru menunjuk
satu persatu siswa atau disebut dengan (Talqin dan Ittiba�),
kemudian guru mendriil (mengulangi secara terus-menerus) pada siswa dan
dipimpin oleh siswa yang pandai (Urdloh Klasikal). Dalam memberi contoh guru
tegas, teliti dan benar. Total guru al-Qur�ān metode al-Tartīl berjumlah 25, yang terdiri dari 23 guru kelas dan 2 guru piket, yang
kesemuanya diambil dari alumni Pendidikan Guru Pengajar al-Qur�ān (PGPQ) al-Tartīl dengan melalui tes yang telah ditentukan. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Muhammad Solikul
Hadi,S.Kom.I selaku kepala TPQ at-Tartil di SDN Kepanjen 2 Jombang, beliau mengatakan bahwa, Untuk perekrutan guru al-Qur�ān metode al-Tartīl ini harus melalui 2
tahap ujian, yakni ujian lisan yang meliputi menulis dan membaca al-Qur�ān dan ujian tulis yang meliputi pengetahuan pengelolaan kelas, termasuk membuat
perangkat pembelajaran (Hadi, 2021).
Kemudian untuk kriteria
guru TPQ Ada
4 kriteria pengelompokan yakni kelas klasikal penuh, semi klasikal, kelas
kelompok dan kelas khusus. Untuk siswa-siswi SDN Kepanjen 2 Jombang tidak
dikelompokkan sebagaimana mestinya di PGPQ al-Tartīl, akan tetapi
meraka mempunyai manajemen tersendiri untuk pengelompokan, yakni berdasarkan
kelas. Jadi untuk kelas 1 maka secara otomatis mereka al-Tartīl
akan tetapi jika ada sebagian siswa-siswi yang memiliki kemampuan lebih maka
dinaikkan menjadi jilid 2 dan seterusnya (Khotimah, 2021).
Dalam pembelajaran al-Qur�ān
metode al-Tartīl, terdapat metode pembelajaran yang menjadi ciri
khas al-Tartīl, hal ini disampaikan oleh Ustadzah Fauziyah
Adnan, S.Pd.I bahwa, Metode yang dipakai di al-Tartīl yaitu
jabaroil atau 3 M, yang diaplikasikan dengan metode Tadarrus 1, II dan III.
Misalnya dalam tadarrus 1 yang dipraktekkan di jilid 1 2 dan 3 adalah sebagai
berikut, guru baca santri menyimak, guru baca santri menirukan dan Satri baca
guru menyimak. (Adnan,
2021).
3.
Evaluasi
Implementasi Manajemen Pembelajaran Membaca Alquran Metode at-Tartil Di SDN Kepanjen 2 Jombang Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur�an
Pada tahap evaluasi pembelajaran terdapat beberapa evaluasi, hasil interview dengan Bapak sodi akbar, dia menyampaikan
bahwa; Tahapan evaluasi, bagi siswa Tes Kenaikan
Jilid (TKJ) dilaksanakan setiap waktu sekiranya
sudah banyak yang mampu dan berkala dan selalu dipantau setiap bulan dan setiap tahun ada
munaqosyah. Serta ada evaluasi bagi guru, selain evaluasi kami juga memberikan pengayaan-pengayaan terutama tentang pedagogic menghendel (mengangani) kelas cara meningkatkan
pengetahuan masing-masing asatidz
pembelajaran tersebut (Akbar,
2021).
Hal serupa juga
dikatakan oleh Ustadzah Azizah selaku pembina kelas 4, dia
mengatakan sebagai bahwa, Setiap jilid
juga ada TKJ dengan kkm� 75. Untuk kelas
6 targetnya hanya sampai jilid 6 kemudian munaqosyah (Ujian), kalau munaqasyah
ada yang lulus ada yang tidak, dengan standar kkm 75 dengan materi jilid 6
(ghorib) dan juz amma (Azizah, 2021).
Selanjutnya menurut Ustadzah Fauziyah Adnan, S.Pd.I dalam evaluasi
pembelajaran di al-Tartīl punya beberapa evaluasi, ada evaluasi
harian yaitu di evaluasi oleh gurunya masing-masing dan evaluasi
akhir/munaqosyah yang di evaluasi oleh munaqish yang ditunjuk.
Untuk guru juga ada evaluasi, bahkan mereka masih enggan dievaluasi kita
upayakan lembaga di naungan kita semakin hari semakin berkembang, konsep
�TEGURAN�� Temu Guru al-Qur�ān
di kabupaten khotaman al-Qur�ān, kalau di tingakatan kecamatan
agendanya, tahsīn al-Qur�ān dengan membaca bergantian sesuai
dengan target yang ditentukan dengan tambahan materi yang sesua dengan
kebutuhan ke bcm ke kualitas guru ada yang bagaimana guru tpq kreativ ada yang
ekonomi kreatif buat kue buat hantaran untuk mendukung perekonomian guru dan
teknik munaqosyah dll dan asmaul husna (Adnan,
2021).
Selain siswa
yang dievaluasi, guru juga di evaluasi agar dapat mempertahankan meningkatakan
kualitas di SDN Kepanjen 2 Jombang, guru al-Qur�ān mengadakan
evaluasi setiap satu bulan sekali yang dilaksanakan di rumah ustadz/ah
secara bergantian yang dihadiri khusus guru al-Qur�an SDN Kepanjen 2 Jombang
yang membahas mengenai materi pembelajaran, manajemen pengelolaan, mencari
solusi dari hambatan-hambatan yang ditemui dan saling sharing inovasi
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Selain evaluasi
bagi guru setiap bulan, di lembaga al-Tartīl sendiri juga
melaksanakan evaluasi bagi seluruh guru al-Tartīl se kabupaten
Jombang yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali di kecamatan secara
bergantian yang dihadiri langsung oleh kantor pusat BMQ al-Tartīl
Sidoarjo, kegiatannya meliputi, khotmil al-Qur�ān, penambahan
materi, sharing hambatan dalam manajemen pengelolaan kelas, inovasi
pembelajaran bahkan membuat kreativitas sperti membuat hantaran, memasak dll
yang tujuannya sebagai modal penunjang kesejahteraan guru al-Qur�ān.
Selanjutnya,
bagaimana kemampuan kompetensi siswa dalam membaca al-Qur�ān di SDN
Kepanjen 2 Jombang dalam menuntaskan standar yang telah di berlakukan di
lembaga tersebut. Berikut merupakan pemaparan data yang berhasil dihimpun oleh
peneliti di lapangan melalui wawancara dengan Ibu selaku kepala sekolah SDN
Kepanjen 2 Jombang, dia mengatakan bahwa, Keberhasilan dalam pembinaan muatan
lokal kekhususan pembelajaran al-Qur�ān metode al-Tartīl
ini semakin tahun semakin terasa, karena dulu banyak siswa yang tidak mengerti
akan benar tidaknya dalam membaca al-Qur�ān, namun sekarang
kualitas membaca al-Qur�ān sudah mulai ada perkembangan (Setyarini,
2021).
Hal serupa juga
dijelaskan lagi oleh bapak Sodi Akbar sebagai waka kurikulum, mengatakan bahwa:
Kualitas siswa sebelum mereka ada beberapa yang sudah fasih mengaji, nah dengan
adanya metode ini mereka jadi sangat terbantu dalam membaca al-Qur�ān
lebih kaya ilmu pengetahuan. Kami mengusahakan mereka dengan pelayanan yang
terbaik dari kelas 1-6 kalau bisa mereka belajar dengan senang dan berkualitas (Akbar, 2021). Kemudian
ibu ustadzah Chusnul Khotimah sebagai Pembina kelas 4, beliau mengatakan
bahwa, Sudah mengalami peningkatan antara anak-anak
yang belum megetahui sebelumnya, dan al-Tartīl lebih
diakui (Khotimah, 2021).
B. Pembahasan
1.
Perencanaan
Manajemen Pembelajaran Membaca al-Qur'an Metode at-Tartil Di SDN Kepanjen 2 Jombang
Dari hasil temuan penelitian tersebut dapat
diartikan bahwa tahap perencanaan dalam suatu manajemen sangatlah penting, hal
ini sesuai dengan penjelasan Hani Handoko dalam bukunya M.B.A Manajemen, bahwa
perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik
dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai
mendapatkan hasil yang optimal (Swastha & Handoko, 2009). Sehingga dengan demikian, SDN Kepanjen 2 Jombang benar-benar
menerapkan komponen manajemen pada tahap perencanaan dengan matang sehingga
dapat meningkatkan kualitas siswa khususnya dalam hal membac al-Qur�ān
metode al-Tartīl� dengan
lebih baik.
Penelitian ini juga mendukung tulisan Rahmat
Hidayat dalam bukunya, beliau mengatakan bahwa dalam surat as-Sajdah ayat 5
terdapat kandungan yang sesuai dengan penyataan diatas bahwa sebagai manusia
kita harus bisa mengelola, mengatur lembaga kita dengan sebaik mungkin.
يُدَبِّرُ
ٱلۡأَمۡرَ
مِنَ
ٱلسَّمَآءِ
إِلَى
ٱلۡأَرۡضِ
ثُمَّ
يَعۡرُجُ
إِلَيۡهِ
فِي
يَوۡمٖ كَانَ
مِقۡدَارُهُۥٓ
أَلۡفَ سَنَةٖ
مِّمَّا
تَعُدُّونَ�
Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu (QS. as- Sajdah/32: 5) (Kemenag
RI, 2018:564).
Dari isi
kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur alam
(al-Mudabbir/manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti
kebesaran Allah dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan
Allah telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan
mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah
mengatur alam raya ini (Hidayat & Candra Wijaya, 2017).
Temuan
penelitian ini menguatkan research Entin Fuji Rahayu dalam jurnalnya,
mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun secara sistematis akan
berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam membatasi kegiatan pembelajaran
sesuai dengan batas yang ditetapkan dalam perencanaan (Rahayu, 2015).
2.
Pelaksanaan
Manajemen Pembelajaran Membaca al-Qur�an Metode At-Tartil di SDN Kepanjen 2
Jombang
Pada tahap pembelajaran, yaitu dimulai
dari� guru mengulas kembali materi yang
telah disampaikan sebelumnya, dilanjutkan dengan siswa memperhatikan alat
peraga al-Tartīl sesuai jilid dengan tanpa membuka buku agar siswa
fokus terhadap pokok bahasan pada hari itu yang kemudian guru menunjuk satu
persatu siswa atau disebut dengan (Talqin dan Ittiba�), kemudian guru mendrill pada siswa dan dipimpin
oleh siswa yang pandai (Urdlah Klasikal). Dan tahap yang terakhir adalah
evaluasi setiap siswa.
Penelitian ini menguatkan research dari Rizqia
Salma Noorfaizah, Ari Prayoga, Yaya Suryana dan Mohammad Sulhan, yang
menyatakan bahwa dalam pengorganisasian pembelajaran al-Qur�ān maka
setiap guru diwajibkan membuat atau menyusun silabus, RPP pada awal tahun,
serta penjadwalan kegiatan pembelajaran, pengorgnisasian dilakukan dengan pembagian tugas dan
tanggung jawab kepada setiap tenaga pendidik oleh kepala madrasah bidang kurikulum
(Prayoga, Noorfaizah, Suryana, & Sulhan, 2019).
Penelitian ini juga menguatkan research
dari Wiwik Angrati, yang menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran al-Qur�ān metode al-Tartīl melalui beberapa tahap,
yaitu: (a) Tahap persiapan pembelajaran (b) Tahap pelaksanaan pembelajaran (c)
Tahap penilaian. (Angrati, 2017:107)
Hal ini menunjukkan
bahwa tahapan pembelajaran al-Qur�ān metode al-Tartīl sangat relevan diterapkan di SDN Kepanjen 2 Jombang, karena dengan
tahapan pembelajaran yang jelas dan tepat maka suatu pembelajaran akan lebih
terarah dengan baik.
Dalam temuan penelitian jumlah guru al-Qur�ān
di SDN Kepanjen 2 Jombang yaitu 25 guru, dengan kewajiban untuk membuat
perangkat pembelajaran yakni meliputi RPP dan silabus yang harus dipersiapkan
diawal semester. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun guru al-Qur�ān
harus berkompeten dalam bidangnya serta memenuhi kewajiban yaitu membuat
perangkat, dengan dibekali ilmu dari lembaga SDN Kepanjen 2 Jombang. Temuan
penelitian ini mendukung research Entin Fuji Rahayu, bahwa proses
pembelajaran erat kaitannya dengan penciptaan lingkungan yang memungkinkan
peserta didik belajar secara aktif (Rahayu, 2015). Temuan penelitian ini juga mendukung research
Fadhilah dalam jurnalnya, bahwa pembuatan perangkat pembelajaran itu memang
sangat diperlukan oleh setiap guru, sebagaimana perangkat pembelajaran yang
didalamnya terdapat RPP, itu sendiri dapat memudahkan seorang guru untuk
mengatur pembelajaran dikelas. Dengan adanya RPP sendiri guru akan tetap ingat
pembelajaran apa yang sudah disampaikan, model pembelajaran apa yang kira-kira
belum pernah di gunakan, sehingga pembelajaran tidak akan monoton dan mejadikan
peserta didik semangat dan termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Adanya
RPP memberikan kemudahan pada guru untuk menyampaikan materi, karena diawal pembuatan RPP didalamnya juga mengkaji tentang
materi apa yang sesuai untuk disampaikan dengan mengkaji dari aspek bahasan,
bahasa dan lain sebagainya (Fadhilah, 2019). Dengan demikian maka, kewajiban guru al-Qur�ān untuk membuat
perangkat pembelajaran yaitu berupa RPP dan Silabus sangat relevan diterapkan
di lembaga-lembaga formal khususnya di SDN Kepanjen 2 Jombang, sehingga dapat
menepis asumsi bahwa guru al-Qur�ān tidak kompeten dalam
bidang administrasi di lembaga formal.
Dari hasil temuan penelitian bahwa model kelas
pembelajaran al-Qur�ān yang di gunakan di SDN Kepanjen 2 Jombang
adalah menggunakan kelas semi klasikal dan kelas kelompok, karena dalam satu
ruangan terdapat paket atau jilid yang sama namun materinya yang berbeda,
seperti halnya di kelas 1 terdapat siswa yang sama paketnya namun berbeda
materinya. Demikian juga untuk metode yang digunakan dalam pembelajarannya
adalah menggunakan metode Jabaroil, atau dapat diartikan dengan 3 M yaitu
mendengar, meniru dan melihat. Hal ini diaplikasikan dengan tadarrus 1,
tadarrus 2 dan tadarrus 3, yang menerapkan 3 M diawali dengan guru membaca
siswa menyimak, guru membaca siswa menirukan, kemudian siswa membaca guru
menyimak.
Dari hasil pemaparan peneliti tersebut,
mendukung research Maghfiroh bahwa al-Tartīl menggunakan Metode Jabaroil yang artinya metode dengan talqīn
dan ittibā� yang diistilahkan dengan 3M yaitu mendengar, meniru dan
melihat. Talqīn disini berarti guru memberi contoh bacaaan kepada
santri. Ittibā� artinya santri menirukan bacaan guru. Metode
Jabaroil dilatar belakangi oleh perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
untuk mengikuti bacaan al-Qur�ān yang diwahyukan melalui malaikat
Jibril. Selain itu, praktik malaikat Jibril dalam membacakan ayat kepada Nabi Muhammad
SAW adalah dengan tartil (berdasarkan tajwid yang baik dan benar) (Maghfiroh, 2019).
Dan juga mendukung research Fatma
Kumala Dewi bahwa metode pembelajaran ini berdasarkan pada kaidah ulumul tajwid
yang menitik beratkan pada makharijul huruf, serta pembelajaran yang digunakan
oleh at-Tartil adalah metode jibril dengan sistem pengelolahan kelas, artinya
metode pembelajaran model at-Tartildisini adalah meliputi 3M yaitu: mendengar,
menirukan, dan bagaimana jibril mengajarnya kepada nabi Muhammad SAW (Dewi, 2019).
3.
Evaluasi
Implementasi Manajemen Pembelajaran Membaca Alquran Metode at-Tartil Di SDN
Kepanjen 2 Jombang Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur�an
Evaluasi
pembalajaran al-Qur�ān metode al-Tartīl terdapat 2
tahapan, yaitu tahap satu berupa TKJ atau bisa ditebut dengan tes kenaikan
jilid, yang dilaksanakan di setiap kenaikan dari jilid rendah ke jilid yang
lebih tinggi. Untuk tes kenaikan jilid diuji oleh guru kelas masing-masing,
dengan KKM 75. Sedangkan untuk tahap ke dua yaitu munaqosyah yang dilaksanakan
di akhir jilid 6 dan juz amma, pada tes munaqosyah ini pengujinya langsung dari
lembaga al-Tartīl cabang Jombang.
Selain siswa
yang dievaluasi, guru juga di evaluasi agar dapat mempertahankan meningkatakan
kualitas. Di SDN Kepanjen 2 Jombang guru al-Qur�ān mengadakan
evaluasi setiap satu bulan sekali yang dilaksanakan di rumah ustadz/ah
secara bergantian yang dihadiri khusus guru al-Qur�ān SDN
Kepanjen 2 Jombang yang membahas mengenai materi pembelajaran, manajemen
pengelolaan, mencari solusi dari hambatan-hambatan yang ditemui dan saling
sharing inovasi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Selain evaluasi
bagi guru setiap bulan, di lembaga al-Tartīl sendiri juga melaksanakan
evaluasi bagi seluruh guru al-Tartīl se kabupaten Jombang yang
dilaksanakan setiap satu bulan sekali di kecamatan secara bergantian yang
dihadiri langsung oleh kantor pusat BMQ al-Tartīl Sidoarjo, hal ini
biasa disebut dengan �TEGURAN� yakni kepanjangan dari Temu Guru
al-Qur�ān kegiatannya meliputi, khotmil al-Qur�ān,
penambahan materi, sharing hambatan dalam manajemen pengelolaan kelas, inovasi
pembelajaran bahkan membuat kreativitas seperti membuat hantaran, memasak dan
lain-lain yang tujuannya sebagai modal penunjang kesejahteraan guru al-Qur�ān.
Dalam prosesnya,
muatan lokal kekhususan pembelajaran al-Qur�ān metode al-Tartīl
di SDN Kepanjen 2 Jombang bisa dikatakan mampu membawa kualitas yang lebih
baik, meski ada beberapa kendala akan tetapi bisa di selesaikan dengan baik,
artinya usaha untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur�ān siswa
sudah dilakukan dengan sebaik-baiknya dan hasilnya juga cukup memuaskan
meskipun saat ini belum maksimal 100%. Setidaknya siswa sudah mulai bergerak
kearah visi dan misi sekolah. Selain itu, program muatan lokal kekhususan
pembelajaran al-Qur�ān metode al-Tartīl ini sangat
membantu siswa akan kaya pengetahuan dan dapat membantu mereka dalam ilmu
pengetahuan yang mendalam dalam jenjang selanjutnya baik di SMP maupun MTS
dalam bidang keagamaan yaitu PAI, muatan lokal keagamaan bahkan muatan lokal
diniyyah.
Penelitian ini
mendukung teori Rahmat Hidayat yakni evaluasi atau penilaian adalah proses
untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilaksanakan benar sesuai apa tidak
dengan perencanaan sebelumnya. Evaluasi dalam manajemen pendidikan Islam ini
mencakup dua kegiatan, yaitu penilaian dan pengukuran. Untuk dapat menentukan
nilai dari sesuatu, maka dilakukan pengukuran dan wujud dari pengukuran itu
adalah pengujian (Hidayat & Candra Wijaya, 2017). Temuan ini juga mendukung
research Faridha Yulia bahwa evaluasi harian yang dilaksanakan oleh
ustadz-ustadzah di kelasnya masing-masing melalui privat individu. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kualitas baca tiap-tiap santri dan menentukan materi
yang diberikan di hari berikutnya (Yulia, 2017).
Selain itu
temudian penelitian ini menambahi research Juli Amaliya Nasucha bahwa evaluasi
yang dilaksanakan oleh kepala TPQ atau ustadz-ustazah yang ditunjuk dan
mempunyai kompetensi yang memadai untuk menilai, pada saat santri telah selesai
melaksanakan proses dalam target tertentu, misalnya khataman jilid 1, khatam
al-Qur�ān 10 juz yang awal dan lain-lain. Evaluasi ini di mimpin
langsung oleh koordinator dan tim munaqis BMQ at-Tartil (Nasucha, 2018).
Penelitian ini
mendukung reaserch Ahmad Basyarudin, Bahwa penggunaan metode al-Tartīl
dengan menggunakan tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur�ān
santri di pondok pesantren Darussalam Putra Sengon-Jombang sangat efektif. Hal
ini terbukti adanya peningkatan kemampuan bacaan yang awalnya masih
terbatah-batah sehingga bisa menjadi lancar, dan yang sudah lancar bisa menjadi
lebih lancar. Karena semua dimulai dari nol, hingga dilakukan pembelajaran yang
sama sesuai dengan kemampuan para santri. Dengan menggunakan buku al-Tartīl
yang berjenjang mulai dari jilid 1-6. Sehingga penerapan metode al-Tartīl
dengan menggunakan tutor sebaya sampai sekang masih dipertahankan karena untuk
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur�ān santri dengan baik, benar
dan lancar yang sesuai dengan kaidah Ulum al-Tajwīd dan Ulum
a�Gharib (Basyarudin, 2018).
Dari uraian
teori dan research penelitian diatas menunjukkan bahwa pembelajaran Al-Qur�an
metode at-Tartil di SDN Kepanjen 2 melalui 2 tahapan yaitu tes kenaikan jilid
dan munaqosyah yang dibuktikan dengan sertifikat siswa. Dengan demikian maka
tahapan evaluasi di SDN Kepanjen 2 Jombang sangat diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana peningkatan kualitas membaca Al-Qur�an siswa.
Kesimpulan
Arsyam, Muhammad. (2020). Manajemen pendidikan islam.
Google Scholar
Basyarudin, A. (2018). Efektifitas
Metode at-Tartil dengan Menggunakan Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca al-Qur�an Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Darussalam Putra
Sengon Jombang. Retrieved from kediri: IAIN Kediri Google Scholar
Dewi, Fatma Kumala. (2019). Peningkatan
keterampilan membaca huruf hijaiyah melalui metode at-tartil di kelas I MI
HASYIM ASYARI Sukodono Sidoarjo. UIN Sunan Ampel Surabaya. Google Scholar
Fadhilah, Binti Nur. (2019). KOMPETENSI
GURU AL-QUR�AN HADIS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS
NEGERI 6 BLITAR.Google Scholar
Hidayat, Rahmat, & Candra Wijaya, M.
Pd. (2017). Ayat-Ayat Alquran Tentang Manajemen Pendidikan Islam.
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI). Google Scholar
Huberman, Milles. (1992). Analisis Data
Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia. UI Press). Karya. Google Scholar
Khotimah, Husnul. (2021). Pengembangan
e-modul Al-Qur�an Hadis tentang hakikat penciptaan manusia terhadap peningkatan
hasil belajar pada siswa kelas XI di MAN Insan Cendekia Kota Kendari. UIN
Sunan Ampel Surabaya. Google Scholar
Maghfiroh, M. A. (2019). Penerapan
Metode Jabaroil dalam Pembelajaran al-Qur�an Orang Dewasa Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur�an di Lembaga Belajar Mengajar al-Qur�an At-Tartil
Kandangan. Google Scholar
Maksum, Ali, & Hani, Umi. (2018).
METODE PEMBINAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR�AN DENGAN MEDIA KARTU
KWARTET TAJWID. Geneologi PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4(1),
31�40. Google Scholar
Mulyadi, Mohammad. (2011). Penelitian
kuantitatif dan kualitatif serta pemikiran dasar menggabungkannya. Jurnal
Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128�137. Google Scholar
Nasucha, Juli Amaliya. (2018). The Development
of Al-Qur�an Learning Multimedia with the. Journal Of Usability Studies,
4(3). Google Scholar
Nisak, Nur Maslikhatun. (2018).
Implementasi Kurikulum Pembelajaran Al Qur�an di Sekolah Dasar. Halaqa:
Islamic Education Journal, 2(2), 150�164. Google Scholar
Parli, Parli. (2018). Implementasi
Manajemen Sekolah Islam Terpadu Dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Di Kabupaten
Musi Rawas (Studi Komparatif Berbasis Poac Antara Sdit Al Qudwah Dan Min 1 Musi
Rawas). IAIN Curup. Google Scholar
�
Prayoga, Ari, Noorfaizah, Rizqia Salma,
Suryana, Yaya, & Sulhan, Mohammad. (2019). Manajemen Pembelajaran Tahfidzul
Quran Berbasis Metode Yaddain Di Mi Plus Darul Hufadz Sumedang. Nidhomul
Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(2), 140�156. Google Scholar
Rahayu, Entin Fuji. (2015). Manajemen
Pembelajaran dalam Rangka Pengembangan Kecerdasan Majemuk Peserta Didik. Manajemen
Pendidikan, 24(5), 357�366. Google Scholar
Rohani, Rohani. (2019). Media
pembelajaran. Google Scholar
Swastha, Basu, & Handoko, Hani. (2009).
Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku. Google Scholar
Yulia, Fridha. (2017). Studi komparasi
pelaksanaan metode at-tartil di TPQ Asy-Syafi�iyah Candi Sidoarjo dengan TPQ
Ar-Roisiyah Gedangan Sidoarjo. UIN Sunan Ampel Surabaya. Google Scholar
Copyright holder: Khusnul Auliyah,
Suwarno (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |