Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 �e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
Muslimin
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia
Email: [email protected]
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keterkaitan antara variabel bebas yaitu; kualitas pelayanan (X1) dan kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar (X2) dengan variabel terikat yaitu kepuasan mahasiswa (Y) di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)� Cirebon Provinsi Jawa Barat, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Penelitian ini dilakukan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)� Cirebon Provinsi Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)� Cirebon Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 163 orang.� Sampel diambil sebanyak 50 orang mahasiswa yang diambil dari populasi yang ada.� Sampel dipilih dengan teknik acak berimbang. Dalam penelitian ini terdapat tiga kesimpulan pokok, yaitu (1) terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)� Cirebon Provinsi Jawa Barat. (2) terdapat pengaruh positif kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)� Cirebon Provinsi Jawa Barat. (3) terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan dan kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)� Cirebon Provinsi Jawa Barat.
Kata Kunci:
Pengaruh, Kualitas, Pelayanan, Belajar.
Abstract
This study aims to obtain information about the
relationship between the independent variables, namely; service quality (X1)
and lecturer performance in managing learning activities (X2) with the
dependent variable being student satisfaction (Y) in the Public Health Study
Program of the Cirebon Health Sciences College (STIKes) West Java Province,
both individually and collectively. same. This research was conducted at the
Public Health Study Program of the College of Health Sciences (STIKes) Cirebon,
West Java Province. The population in this study were all students of the
Public Health Study Program at the Cirebon Health Sciences College (STIKes) of
West Java Province, totaling 163 people. Samples were taken as many as 50
students taken from the existing population. The sample was selected using a
balanced random technique. In this study, there are three main conclusions,
namely (1) there is a positive influence of service quality on student
satisfaction of the Public Health Study Program, College of Health Sciences
(STIKes) Cirebon, West Java Province. (2) there is a positive influence on the
performance of lecturers in managing learning activities on student
satisfaction of the Public Health Study Program of the High School of Health
Sciences (STIKes) Cirebon, West Java Province. (3) there is a positive
influence on service quality and lecturer performance in managing learning
activities together on student satisfaction of the Public Health Study Program,
Cirebon Health Sciences College (STIKes), West Java Province.
Keywords:
Influence, Quality, Service, Learning.
Memasuki abad millenium ketiga tantangan global dalam persaingan antarbangsa semakin nyata sehingga menuntut sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang tinggi. Sumber daya yang berkualitas memiliki keunggulan dalam fisik, mental, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, disiplin, berdedikasi, ulet, tangguh, jujur serta berorientasi ke masa depan.
Manusia memiliki banyak kelebihan dibanding makhluk lain ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, terutama yang amat menonjol yaitu manusia memiliki kecerdasan untuk meningkatkan kemampuannya dalam memanfaatkan dan mendayagunakan secara optimal potensi yang ada dalam dirinya dan makhluk lain yang ada di sekitarnya.� Kecerdasan manusia tersebut dapat lebih maju dan berkembang sejalan dengan pengalaman hidup manusia itu sendiri.� Pengalaman hidup di sini yaitu segala sesuatu yang dirasakan, dialami dan dipelajari oleh manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik, sikap dan tingkah laku bahkan pandangan manusia terhadap diri sendiri dan lingkungannya.
Sarana yang dapat membentuk mempertahankan diri dalam menghadapi masa depan adalah pendidikan.� Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pendidikan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.� Usaha tersebut dapat diselenggarakan di dalam dan di luar sekolah melalui berbagai jenis dan jenjang pendidikan serta berlangsung sepanjang hayat.� Dengan demikian bidang pendidikan mempunyai peranan penting dan strategis untuk menghadapi tantangan masa datang.
Penyelenggaraan pendidikan melibatkan berbagai komponen antara lain tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana, kurikulum, biaya, tenaga administrasi, cara dan teknologi yang memerlukan pengolahan secara sistematis agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.� Berbagai upaya telah dilakukan dalam meningkatkan kecerdasan manusia, antara lain melalui pendidikan terencana yang diselenggarakan oleh badan formal baik pemerintah maupun swasta, mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan), dan PerdOSEN an Tinggi.� Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan manusia dalam memanfaatkan dan mendayagunakan secara optimal potensi yang ada dalam dirinya dan makhluk lain untuk kemakmuran dan kesejahteraan manusia.
Pendidikan merupakan suatu sistem dimana proses untuk menghasilkan keluaran sangat menentukan kualitas keluaran sangat berperan sekali.� Salah satu sistem proses yang bersifat instrumental adalah ketua� STIKes Cirebon, Dosen, staf akademik dan kurikulum.� Ketua STIKes Cirebon merupakan pemimpin yang menjalankan organisasi kampus.� Tugas-tugas kepemimpinan harus dijalankan untuk mencapai tujuan yakni menghasilkan lulusan yang berkualitas.� Oleh karena itu diperlukan suatu Ketua STIKes Cirebon yang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang baik.
Dosen yang berkualitas memainkan peranan sentral dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Namun, saat ini masih banyak dosen yang belum memiliki kualifikasi pendidikan S-2 atau Spesialis seperti yang disyaratkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru� dan Dosen. Dari hasil survei pendidikan yang dilakukan oleh Pendidikan Nasional (Diknas) tahun 2016 diperoleh informasi bahwa rata-rata kualifikasi pendidikan tinggi jenjang Diploma I, II dan III baik negeri maupun swasta yang memiliki ijazah D-4 atau sarjana (S-1) adalah 35,6 persen. Dosen-dosen� yang belum memenuhi standar kualifikasi yang disyaratkan umumnya pada jenjang diploma; sebagian besar dari mereka masih berpendidikan Diploma 1-3. Selain itu, dijumpai pula dosen yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang bidang ilmu yang dimilikinya atau lazim disebut mismatch, misalnya dosen dengan latar belakang ilmu sosial tentu saja tidak memiliki kompetensi akademik untuk mengajar mata kuliah kesehatan Fenomena mismatch ini sangat berpengaruh terhadap kualitas proses belajar-mengajar dan hasil pembelajaran di sekolah tinggi atau perguruan tinggi baik negeri atau swasta.
Selan itu, diperlukan sistem evaluasi untuk mengukur kinerja satuan pendidikan dan sistem pengujian untuk mengukur prestasi setiap peserta didik atau mahasiswa. Selama ini, sistem evaluasi kinerja para pendidik dan standarisasi prestasi peserta didik atau mahasiswa masih belum sepenuhnya memenuhi seperti yang� diamanatkan di dalam Standar Nasional Pendidikan. Sistem evaluasi dan sistem pengujian ini sangat penting untuk melihat tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan secara nasional, dengan membuat perbandingan antardaerah dan antarsatuan pendidikan sebagai landasan bagi perencanaan pembangunan pendidikan lebih lanjut.
Wacana strategi bersaing menjadi topik sentral dalam beberapa dekade terakhir, khususnya dalam menghadapi era globalisasi. Wacana tersebut tidak bisa dilepaskan dari tiga bahasan utama yaitu jasa atau layanan (service), kualitas (quality), dan kepuasan (satisfaction). Hal tersebut juga berlaku untuk dunia pendidikan, khususnya dunia pendidikan Indonesia yang sedang berjuang demi peningkatan kualitas. Menanggapi hal tersebut, berbagai institusi pendidikan mulai berbenah diri dan melakukan perubahan-perubahan demi meningkatnya kualitas institusinya.
Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas, salah satunya menggunakan model pengelolaan pendidikan berbasis industri, khususnya bagi institusi pendidikan swasta untuk mengatasi semakin ketatnya persaingan di bisnis pendidikan. Pengelolaan model ini menjabarkan adanya upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan manajemen perusahaan. Dasar dari manajemen ini adalah konsep total quality management yang secara filosofis menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Strategi yang dikembangkan adalah, institusi memosisikan dirinya sebagai institusi jasa, yakni institusi yang memberikan pelayanan (service) sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan. Kualitas pelayanan yang diberikan institusi sangat mempengaruhi penilaian yang diberikan pelanggan.
Dalam studi mengenai kualitas pelayanan, terdapat beberapa model yang digunakan untuk menjabarkan kualitas pelayanan. Model kualitas pelayanan yang paling populer dan hingga kini banyak dijadikan acuan dalam riset manajemen dan pemasaran jasa adalah model SERVQUAL (service quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa yaitu reparasi peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon interlokal, perbankan ritel, dan pialang sekuritas. Model SERVQUAL ini dikembangkan dengan maksud membantu para manajer dalam menganalisis sumber masalah kualitas dan memahami cara-cara memperbaiki kualitas pelayanan jasa.
Kepuasan dan ketidakpuasan adalah bentuk perwujudan kesenjangan hubungan kepuasan antara harapan dan kenyataan atau tindakan yang diterima. Jika kenyataan lebih besar dari harapan maka konsumen sangat puas, jika kenyataan sesuai dengan harapan maka konsumen puas, tetapi jika kenyataan tidak sesuai dengan harapan maka konsumen akan kecewa atau tidak puas. Harapan-harapan yang tidak terpenuhi tersebut diawali dengan suatu keluhan.
Kebijaksanaan pemerintah sejak Orde Baru adalah meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan di berbagai kelas pelayanan kesehatan dengan jalan pemanfaatan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan fungsi sosialnya. Mutu pelayanan suatu sekolah merupakan produk akhir dari interaksi dan ketergantungan yang saling terikat antara berbagai komponen atau aspek sekolah sebagai suatu sistem.
Dalam rangka meningkatkan fasilitas dan pelayanan, perlu dilaksanakan usaha perbaikan yang terus menerus untuk perbaikan fasilitas dan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Untuk melakukan perbaikan-perbaikan tersebut, perlu diketahui kelemahan dan kekurangan pihak kampus/sekolah, yang antara lain dapat dilaksanakan dengan melakukan penilaian kepuasan mahasiswa.
Kualitas layanan dan kepuasan mahasiswa menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan layanan kampus/sekolah. Di sisi lain, dalam bentuk pelayanan yang berkembang sekarang ini, mutu pelayanan menjadi semakin rumit dan cukup sulit diukur, karena hasil yang terlihat merupakan resultante dari berbagai faktor yang berpengaruh.
Oleh sebab itu, tercapainya mutu pelayanan kampus yang baik memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak, dalam hal ini kerjasama dari setiap unit yang terkait mengambil peran yang sangat penting. Kualitas pelayanan kampus yang baik tidak cukup hanya dicapai, tetapi juga dipelihara dan dipertahankan (quality assurance) mengingat adanya pergeseran kebutuhan, harapan dan keinginan pelanggan dan berbagai pihak yang berkepentingan. Karena itu, mutu pelayanan, seharusnya merupakan suatu kegiatan yang berkelanjutan untuk memantau kualitas layanan yang diberikan, dalam bentuk kewajaran pelayanan pendidikan yang diberikan terhadap mahasiswa disertai upaya untuk senantiasa meningkatkan pola pelayanan pendidikan dan mencari pemecahan atas masalah-masalah pelayanan yang terjadi.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keterkaitan antara variabel bebas yaitu; kinerja dosen PAI dalam mengelola kegiatan belajar (X1) dan kualitas pelayanan (X2) dengan variabel terikat yaitu kepuasan mahasiswa (Y) Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu, memperoleh informasi mengenai ada pengaruh kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat. Lalu, memperoleh informasi mengenai ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat. Serta, memperoleh informasi mengenai ada pengaruh kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar dan kualitas pelayanan secara bersama-sama terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat..
Penelitian ini dilakukan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jalan Raya Brigjend Dharsono 12B Cirebon 45253, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2022, dan melalui beberapa tahap antara lain yaitu; studi pendahuluan, pengumpulan data, hingga pembuatan laporan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejal-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.�
Metode survei digunakan bukan saja untuk melukiskan kondisi yang ada, melainkan juga untuk membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk menilai keefektifan program, metode survei juga dapat digunakan untuk menyelidiki hubungan� atau untuk menguji hipotesis-hipotesis.
Berdasarkan bentuk permasalahannya, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif korelasional sebab semua variabel yang akan diamati dideskripsikan, selanjutnya dikorelasikan antara variabel bebas dengan veriabel terikat baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
Konstalasi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara skematis dapat dilihat pada gambar berikut.
Keterangan:
X1� = Kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar
X2� = Kualitas pelayanan
Y��� = Kepuasan mahasiswa
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 163 mahasiswa.� Sampel diambil sebanyak 50 mahasiswa yang dipilih secara acak berimbang atau teknik proportional random sampling, dimana setiap kelas memiliki perwakilan yang sama.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan semua data dari semua variabel dalam bentuk; distribusi frekuensi, histogram, modus, median, harga rata-rata serta simpangan baku (standar deviasi). Sedangkan analisis statistik inferensial dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis terutama mengenai uji normalitas dan uji homogenitas data.
1. Deskripsi Data
Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk kepada masalah penelitian, maka deskripsi data dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni; (1) kualitas pelayanan, (2) kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar, dan (3) kepuasan mahasiswa.� Uraian singkat hasil perhitungan statistik deskriptif tersebut akan dikemukakan berikut ini:
a. Kualitas Pelayanan
Skor teoretik yang diharapkan diperoleh mahasiswa dari variabel kualitas pelayanan adalah terletak pada rentangan skor antara 30 sampai 150.� Ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan hanya berada antara 66 sampai dengan 93, skor rata-rata sebesar 80,16 simpangan baku atau standar deviasi sebesar 6,78, median sebesar 80, modus sebesar 80, 82 dan 83.� Distribusi frekuensi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan
No. |
Kelas Interval |
Frek. Absolut |
Frek. Relatif |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. |
66�
�� 69 70�
�� 73 74�
�� 77 78�
�� 81 82�
�� 85 86�
�� 89 90�
�� 93 |
2 8 8 11 12 1 8 |
4,00 16,00 16,00 22,00 24,00 2,00 16,00 |
Jumlah |
50 |
100,00 |
Dari data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika dibandingkan dengan harga rata-rata menunjukkan bahwa skor kualitas pelayanan yang berada di bawah harga rata-rata sebanyak 18 responden (36,00 %), sedang yang berada pada kelompok kelas harga rata-rata adalah sebanyak 11 responden (22,00 %) dan yang berada di atas harga rata-rata 21 responden (42,00 %).� Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pada mahasiswa di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Jawa Barat Jawa Barat termasuk dalam kategori tinggi.� Selanjutnya histogram variabel ini dapat ditunjukkan pada Gambar 1. berikut ini.
Grafik� 1.�
Histogram Frekuensi Kualitas Pelayanan
b. Kinerja Dosen dalam Mengelola Kegiatan Belajar Mengajar
Skor teoretik yang diharapkan diperoleh dari penelitian untuk variabel kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar adalah berada pada rentangan skor antara 30 sampai 150. Ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa skor kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar hanya berada antara 63 sampai dengan 91, skor rata-rata sebesar 76,56, simpangan baku atau standar deviasi sebesar 6,79, median sebesar 75, modus sebesar 76. Sedangkan distribusi frekuensi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Kinerja Dosen dalam Mengelola Kegiatan Belajar
No. |
Kelas Interval |
Frek. Absolut |
Frek. Relatif |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. |
63� �� 66 67� �� 70 71� �� 74 75� �� 78 79� �� 82 83� �� 86 87� �� 91 |
4 7 4 21 3 7 4 |
8,00 14,00 �8,00 42,00 6,00 14,00 8,00 |
Jumlah |
50 |
100,00 |
Dari data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika dibandingkan dengan harga rata-rata menunjukkan bahwa skor kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar yang berada di bawah harga rata-rata sebanyak 15 responden (30,00 %), sedang yang berada pada kelompok kelas harga rata-rata adalah sebanyak 21 responden (42,00 %) dan yang berada di atas harga rata-rata 14 responden (28,00 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat Jawa Barat termasuk dalam kategori rendah. Selanjutnya histogram variabel ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2. berikut ini.
Grafik
2. Histogram Frekuensi Kinerja Dosen dalam Mengelola Kegiatan Belajar Mengajar
c. Kepuasan Mahasiswa
Skor teoretik yang diharapkan diperoleh mahasiswa dari variabel kepuasan adalah terletak pada rentangan skor antara 30 sampai 150. Ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa hanya berada antara 69 sampai dengan 90, harga rata-rata sebesar 80,04, simpangan baku atau standar deviasi sebesar 6,01, median sebesar 80, modus sebesar 75, 78, 79 dan 87. Sedangkan distribusi frekuensi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa
No. |
Kelas Interval |
Frek. Absolut |
Frek. Relatif |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. |
69�
�� 71 72�
�� 74 75�
�� 77 78�
�� 80 81�
�� 83 84�
�� 86 87�
�� 90 |
6 3 8 9 6 9 9 |
12,00 6,00 16,00 18,00 12,00 18,00 18,00 |
Jumlah |
50 |
100,00 |
Dari data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika dibandingkan dengan harga rata-rata menunjukkan bahwa skor kepuasan mahasiswa yang berada di bawah harga rata-rata sebanyak 17 responden (34,00 %), sedang yang berada pada kelompok kelas harga rata-rata adalah sebanyak 9 responden (18,00 %) dan yang berada di atas harga rata-rata 24 responden (48,00 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat Jawa Barat termasuk dalam kategori tinggi. Selanjutnya histogram variabel ini dapat ditunjukkan pada Gambar 3. berikut ini.
Grafik
3. Histogram Frekuensi Kepuasan Mahasiswa
2. Pengujian Persyaratan
Analisis
Data variabel penelitian yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik inferensial melalui teknik korelasi sederhana dan regresi ganda harus memenuhi beberapa persyaratan. Di antara persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Data bersumber dari sampel berupa pasangan data variabel X dan variabel Y harus diambil secara acak dan memenuhi sampel minimum.
b. Untuk setiap kelompok harga variabel X, dan variabel Y harus independen dan berdistribusi normal.
c. Hubungan pasangan data variabel X dan variabel Y harus linear.
d. Untuk setiap kelompok harga variabel X,� variansinya harus sama.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut telah dilakukan pengujian persyaratan analisis, yaitu pengujian normalitas distribusi data dan pengujian homogenitas data.� Hasil pengujian dikemukakan berikut ini:
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas masing-masing variabel dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah sebaran data dari setiap variabel tidak menyimpang dari ciri-ciri data yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan terhadap galat taksiran regresi Y atas X1, dan Y atas X2� dengan menggunakan statistik Uji Lilliefors.
Pengujian galat taksiran regresi Y atas X1 menghasilkan harga Lhitung� maksimum sebesar 0,060 sedangkan Ltabel pada taraf nyata alpha 0,05 diperoleh nilai sebesar 0,125. Ternyata L hitung < Ltabel atau 0,060 < 0,125. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa galat taksiran Y atas X1 berdistribusi normal.
Untuk pengujian galat taksiran regresi Y atas X2 menghasilkan harga Lhitung maksimum sebesar 0,068 sedangkan Ltabel pada taraf nyata alpha 0,05 diperoleh nilai sebesar 0,125. Ternyata Lhitung < Ltabel atau 0,068 < 0,125. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa galat taksiran Y atas X2 juga berdistribusi normal. Oleh karena itu galat taksiran Y atas X1 dan Y atas X2 berdistribusi normal. Dengan demikian pengujian hipotesis yang menggunakan analisis korelasi dan regresi dapat dilakukan. Rangkuman hasil pengujian normalitas secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut� ini.
Tabel 4. Rangkuman Uji Normalitas Galat Taksiran
No |
Galat Taksiran |
L0 |
Ltabel(0.05) |
Keputusan |
Keterangan |
1. 2. |
Y
atas X1 Y
atas X2 |
0,060 0,068 |
0,125 0,125 |
Terima H0 Terima H0 |
|
b.
Uji
Homogenitas
Pengujian
homogenitas dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah sebaran data dari
setiap variabel tidak menyimpang dari ciri-ciri data yang homogen.� Pengujian homogen dilakukan terhadap varians
regresi Y atas X1 dan Y atas X2 dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett.
Pengujian
varians regresi Y atas X1 menghasilkan harga c2hitung sebesar 25,638 sedangkan c2tabel pada taraf nyata alpha 0,05 diperoleh
nilai sebesar 26,296. Ternyata c2hitung
< c2tabel atau 25,638 < 26,296.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians Y atas X1 homogen.
Untuk
pengujian varians regresi Y atas X2 menghasilkan harga c2hitung sebesar 22,471 sedangkan c2tabel pada taraf nyata alpha 0,05
diperoleh nilai sebesar 24,996.� Ternyata
c2hitung
< c2tabel atau 22,471 < 24,996.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians Y atas X2 homogen.
Secara
keseluruhan varians regresi Y atas X1 dan Y atas X2 dapat dinyatakan homogen.
Dengan demikian pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi dan
regresi dapat dilakukan. Rangkuman hasil pengujian homogenitas secara
keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Rangkuman Uji
Homogenitas Varians Regresi Y atas X1 dan Y atas X2
No. |
Varians |
c2hitung |
k |
c2tabel |
Keputusan |
Keterangan |
1. 2. |
Y
atas X1 Y
atas X2 |
25,638 22,471 |
17 16 |
26,296 24,996 |
Terima H0 Terima H0 |
Homogen Homogen |
3.
Pengujian Hipotesis
Dalam
penelitian ini telah diajukan tiga hipotesis, yang akan diuji dengan
menggunakan statistik inferensial melalui teknik analisis regresi dan
korelasi.� Hipotesis pertama dan kedua
diuji dengan teknik analisis regresi dan korelasi sederhana, sedangkan
hipotesis ketiga diuji dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi ganda.
Masing-masing pengujian tersebut secara rinci diuraikan berikut ini:
a. Pengaruh Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Mahasiswa
Hipotesis
pertama yang diajukan adalah �Terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan
terhadap kepuasan mahasiswa�. Dengan
kata lain semakin baik kualitas pelayanan pada seorang mahasiswa, semakin
tinggi pula kepuasan mahasiswa tersebut dan sebaliknya semakin kurang baik
kualitas pelayanan pada seorang mahasiswa semakin rendah pula kepuasan
mahasiswa tersebut.
Berdasarkan
hasil analisis regresi linear sederhana antara pasangan data kualitas pelayanan
(variabel X1) terhadap kepuasan mahasiswa (variabel Y), diketahui
bahwa nilai koefisien regresi b yang diperoleh adalah sebesar 30,85 dan nilai konstanta
a sebesar 0,61. Dengan demikian persamaan regresi antara variabel kualitas
pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa adalah �= 30,85 + 0,61X1.
Untuk
mengetahui apakah model persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik
kesimpulan atau apakah persamaan regresi yang telah diperoleh signifikan atau
tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis varians (uji-F).� Oleh karena itu persamaan regresi �= 30,85 + 0,61X1 dapat
digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai
pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan mahasiswa.
Untuk
mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh linear atau tidak dapat
ketahui dengan menggunakan uji linearitas regresi dengan kriteria penilaian Fhitung
< Ftabel ( 0.01 ) ( 19 : 29 ). Oleh karena itu persamaan regresi
tersebut dapat dinyatakan linear. Untuk lebih jelasnya rangkuman hasil analisis
varians yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis Varians (ANAVA)
Untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi �= 30,85 + 0,61X1
Sumber Varians |
dk |
JK |
RJK |
Fh |
Ft |
|
0,05 |
0,01 |
|||||
Total� (T) |
50 |
322090 |
|
|
|
|
Regresi� (a) Regresi(b/a) Sisa |
1 1 48 |
1769,920 849,139 920,781 |
849,139 19,183 |
44,27** |
4,04 |
7,19 |
Tuna Cocok Galat (G) |
19 29 |
471,814 448,967 |
24,832 15,482 |
1,60 |
1,94 |
2,57 |
**�� �� : regresi sangat
signifikan (Fhitung > Ftabel)
ns�� �� : bentuk regresi linear (Fhitung
< Ftabel)
dk�� �� : derajat kebebasan
JK�� �� : jumlah kuadrat
RJK�� : rata-rata jumlah kuadrat
Berdasarkan pada tabel di atas, maka dapat diketahui
bahwa persamaan regresi pasangan data antara kualitas pelayanan dan kepuasan
mahasiswa adalah linear, karena Fhitung yang diperoleh lebih kecil
dari Ftabel (1,60 < 1,94).�
Dari persamaan regresi sederhana pasangan data antara kualitas pelayanan
dan kepuasan mahasiswa ternyata bentuk hubungannya dapat dilukiskan seperti
pada Grafik 4.
Grafik 4. Regresi Linear Sederhana �= 30,85 + 0,61X1
Berdasarkan
grafik di atas, maka dapat diartikan bahwa setiap perubahan satu unit kualitas
pelayanan akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kepuasan mahasiswa
sebesar 0,61 pada konstanta 30,85.
Perhitungan
korelasi sederhana terhadap pasangan data variabel kualitas pelayanan (X1)
dengan variabel kepuasan mahasiswa (Y), menghasilkan harga koefisien korelasi r
sebesar 0,693. Angka ini mengisyaratkan bahwa pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan mahasiswa adalah cukup kuat dan positif.
Untuk
mengetahui apakah koefisien korelasi r yang diperoleh signifikan atau tidak,
dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji �t�. Pengujian signifikansi
koefisien korelasi r = 0,693 terdapat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis
Korelasi Sederhana antara Kualitas pelayanan terhadap kepuasan Mahasiswa dan
Uji Signifikansi t
n |
r |
thitung |
ttabel (0,05) |
50 |
0,693 |
6,653 |
1,680** |
**sangat
signifikan (thitung = 6,653 > ttabel (0,05) = 1,680)
Hasil
analisis hubungan sederhana tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh positif
kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa makin baik kualitas pelayanan pada seorang mahasiswa makin
tinggi pula kepuasan mahasiswa tersebut. Temuan dalam penelitian ini sekaligus
menolak Ho yang menyatakan �tidak terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan
terhadap kepuasan mahasiswa dan menerima H1 yang menyatakan terdapat pengaruh
positif kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa�.
Kontribusi
variabel kualitas pelayanan (variabel X1) terhadap kepuasan mahasiswa (variabel
Y) dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien determinasinya.� Nilai koefisien� determinasi tersebut adalah sebesar 0,48.
Nilai ini memberikan pengertian bahwa 48 persen variansi variabel kepuasan
mahasiswa dijelaskan oleh variabel kualitas pelayanan, sisanya 52 persen oleh
variabel lain.
b. Pengaruh Kinerja Dosen dalam
Mengelola Kegiatan Belajar terhadap Kepuasan Mahasiswa
����� Hipotesis kedua yang diajukan adalah
�Terdapat pengaruh positif kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar
terhadap kepuasan mahasiswa�. Dengan
kata lain semakin baik kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar tempat
mahasiswa belajar, semakin tinggi pula kepuasan mahasiswa tersebut dan
sebaliknya semakin kurang baik kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar
tempat mahasiswa belajar semakin rendah kepuasan mahasiswa tersebut.
Berdasarkan
hasil analisis regresi linear sederhana antara pasangan data kinerja dosen
dalam mengelola kegiatan belajar (variabel X2) terhadap kepuasan
mahasiswa (variabel Y), diketahui bahwa nilai koefisien regresi� b� yang
diperoleh adalah sebesar 33,34 dan nilai konstanta a sebesar 0,61. Dengan
demikian bentuk pengaruh variabel kinerja dosen dalam mengelola kegiatan
belajar terhadap kepuasan mahasiswa dapat dinyatakan dalam persamaan garis arah
regresi, yaitu: �= 33,34 + 0,61X2.
Untuk
mengetahui apakah model persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk
menarik kesimpulan atau apakah persamaan regresi yang telah diperoleh
signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis varians
(uji-F). Oleh karena itu persamaan regresi �= 33,34 + 0,61X2 dapat
digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai
pengaruh kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar dan kepuasan mahasiswa.
Untuk
mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh linear atau tidak dapat
ketahui dengan menggunakan uji linearitas regresi dengan kriteria penilaian Fhitung
< Ftabel ( 0.01 ) ( 22 : 26 ). Oleh karena itu persamaan regresi
tersebut dapat dinyatakan linear. Untuk lebih jelasnya rangkuman hasil analisis
varians yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Analisis Varians
(ANAVA) Untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi �= 33,34 + 0,61X2
Sumber Varians |
dk |
JK |
RJK |
Fh |
Ft |
|
0,05 |
0,01 |
|||||
Total� (T) |
50 |
322090 |
|
|
|
|
Regresi� (a) Regresi(b/a) Sisa |
1 1 48 |
1769,920 841,169 928,751 |
841,169 19,349 |
43,474** |
4,04 |
7,19 |
Tuna Cocok Galat
(G) |
22 26 |
440,821 487,931 |
20,037 18,767 |
1,07 |
1,99 |
2,66 |
** ������ : regresi
sangat signifikan (Fhitung > Ftabel)
Ns ������ : bentuk
regresi linear (Fhitung < Ftabel)
Dk ����� : derajat
kebebasan
JK ������ : jumlah
kuadrat
RJK ��� : rata-rata
jumlah kuadrat
Berdasarkan pada tabel di atas, maka dapat diketahui
bahwa persamaan regresi pasangan data antara kualitas pelayanan dan kepuasan
mahasiswa adalah linear, karena Fhitung yang diperoleh lebih kecil
dari Ftabel (1,07 < 1,99).�
Dari persamaan regresi sederhana pasangan data antara kinerja dosen
dalam mengelola kegiatan belajar dan kepuasan mahasiswa ternyata bentuk
hubungannya dapat dilukiskan seperti pada Grafik 5.
Grafik 5. Regresi Linear
Sederhana �= 33,34 + 0,61X2
Dari
persamaan regresi �= 33,34 + 0,61X2 dapat
diinterpretasikan bahwa apabila kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar
dan kepuasan mahasiswa diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh peneliti
dalam penelitian ini, maka setiap kenaikan skor kinerja dosen dalam mengelola
kegiatan belajar sebesar satu poin akan diikuti kenaikan skor kepuasan
mahasiswa sebesar 0,61 pada arah yang sama pada konstanta 33,34.�
Perhitungan
korelasi sederhana terhadap pasangan data variabel kinerja dosen dalam
mengelola kegiatan belajar (X2) dengan variabel kepuasan mahasiswa
(Y) menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,689. Angka ini mengisyaratkan
bahwa pengaruh kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar terhadap kepuasan
mahasiswa adalah cukup kuat dan positif.
Untuk
mengetahui apakah koefisien korelasi r yang diperoleh dari hasil perhitungan
signifikan atau tidak, dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji �t�.
Pengujian signifikansi koefisien korelasi r = 0,689 terdapat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rangkuman Hasil
Analisis Korelasi Sederhana antara Kinerja dosen dalam mengelola kegiatan
belajar terhadap kepuasan Mahasiswa dan Uji Signifikansi t
n |
r |
thitung |
ttabel (0,05) |
50 |
0,689 |
6,593 |
1,680** |
**sangat signifikan (thitung =
6,593 > ttabel (0,05) = 1,680)
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan
bahwa koefisien korelasi antara X2 dan Y adalah sangat signifikan.
Artinya terdapat pengaruh positif kinerja dosen dalam mengelola kegiatan
belajar terhadap kepuasan mahasiswa.
Kontribusi variabel kinerja dosen dalam mengelola
kegiatan belajar (variabel X2) terhadap kepuasan mahasiswa (variabel
Y) dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien determinasinya. Nilai
koefisien determinasi tersebut adalah sebesar 0,46.� Nilai ini memberikan pengertian bahwa 46
persen variansi variabel kepuasan mahasiswa dijelaskan oleh variabel kinerja
dosen dalam mengelola kegiatan belajar, sisanya 54 persen oleh variabel lain.
c.
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan
Kinerja Dosen dalam Mengelola Kegiatan Belajar Secara Bersama-sama terhadap
Kepuasan Mahasiswa
Hipotesis
ketiga yang diajukan adalah �Terdapat pengaruh kualitas pelayanan dan kinerja
dosen dalam mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan
mahasiswa�. Dengan kata lain diduga
bahwa semakin baik kualitas pelayanan pada seorang mahasiswa dan semakin baik
kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajarnya, semakin tinggi pula kepuasan
mahasiswa tersebut dan sebaliknya semakin kurang baik kualitas pelayanan pada
seorang mahasiswa dan semakin kurang baik kinerja dosen dalam mengelola
kegiatan belajarnya semakin rendah pula kepuasan mahasiswa tersebut.
��� Berdasarkan hasil analisis
regresi ganda antara pasangan data�
kualitas pelayanan (variabel X1) dan kinerja dosen dalam
mengelola kegiatan belajar (variabel X2) secara bersama-sama
terhadap kepuasan mahasiswa (variabel Y), diketahui bahwa nilai koefisien
regresi ganda b1 = 0,40 dan b2 = 0,39 dengan nilai
konstanta a sebesar 17,89. Dengan demikian bentuk pengaruh variabel kualitas
pelayanan (variabel X1) dan kinerja dosen dalam mengelola kegiatan
belajar (variabel X2) terhadap kepuasan mahasiswa (variabel Y)
digambarkan oleh persamaan regresi, yaitu: �= 17,89 + 0,40X1
+ 0,39X2.
��� Untuk mengetahui apakah model
persamaan garis regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan atau
apakah persamaan garis regresi tersebut signifikan atau tidak, dapat diuji
dengan menggunakan analisis varians (uji-F).�
Sedangkan rangkuman hasil analisis varians tersebut dapat diperlihatkan
pada Tabel 10.
Tabel
10. Analisis Varians (ANAVA) untuk Regresi Ganda �= 17,89 + 0,40X1
+ 0,39X2
Sumber Varians |
dk |
JK |
RJK |
Fh |
Ft |
|
0,05 |
0,01 |
|||||
Total direduksi |
49 |
1769,920 |
|
|
|
|
Regresi Sisa |
2 47 |
1095,266 674,654 |
547,633 14,354 |
38,151** |
3,19 |
5,08 |
** regresi sangat signifikan
Untuk
mengetahui apakah model persamaan garis regresi tersebut dapat digunakan untuk
menarik kesimpulan atau apakah persamaan garis regresi tersebut signifikan atau
tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis varians (uji-F).� Pengujian signifikansi regresi �= 17,89 + 0,40X1
+ 0,39X2 diperoleh Fhitung sebesar 38,15 sedangkan Ftabel
(0,05:2;47) = 3,19.� Karena Fhitung
lebih besar dari Ftabel yaitu 38,15 > 3,19, maka dapat
disimpulkan bahwa regresi �= 17,89 + 0,40X1
+ 0,39X2 signifikan.�
Pengujian
hipotesis dilakukan dengan rumus korelasi ganda atau jamak. Dari hasil
perhitungan, diperoleh koefisien korelasi antara kualitas pelayanan dan kinerja
dosen dalam mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan
mahasiswa menghasilkan koefisien korelasi R ganda sebesar 0,787. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,787 berarti kualitas
pelayanan dan kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar secara
bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dan kuat terhadap kepuasan
mahasiswa. Dengan demikian berarti semakin baik kualitas pelayanan pada seorang
mahasiswa dan semakin baik kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajarnya,
semakin tinggi pula kepuasan mahasiswa tersebut.
Untuk
mengetahui apakah koefisien korelasi R yang diperoleh signifikan atau tidak,
dapat di uji dengan menggunakan Uji F. Hasil analisis uji �F� diperoleh nilai
sebesar 38,15.� Nilai ini dikonsultasikan
dengan nilai ttabel (0.05) diperoleh nilai sebesar 1,680, yang
menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kualitas pelayanan dan kinerja
dosen dalam mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan
mahasiswa sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3)
yang menyatakan terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan dan kinerja dosen
dalam mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan
mahasiswa diterima dan hasil ujinya dapat dinyatakan signifikan.
Untuk
mengetahui besarnya sumbangan kualitas pelayanan dan kinerja dosen dalam
mengelola kegiatan belajar terhadap kepuasan mahasiswa dapat dilakukan dengan
mengkuadratkan nilai koefisien korelasi atau koefisien determinasi.� Hasil pengkuadratan nilai tersebut diperoleh
nilai sebesar 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya sumbangan
kualitas pelayanan dan kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama
terhadap kepuasan mahasiswa adalah 60%, dalam arti bahwa 40 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diamati dalam penelitian ini.
4.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis, ternyata ketiga hipotesis alternatif yang diajukan
secara signifikan dapat diterima. Uraian masing-masing penerimaan ketiga
hipotesis yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, pengujian hipotesis pertama
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan kualitas
pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa yang ditunjukkan oleh nilai thitung
sebesar 6,653� jauh lebih besar dari pada
nilai ttabel pada taraf signifikansi alpha 0,05 yaitu 1,680 atau
6,653 > t0,05(48) = 1,680.�
Pola pengaruh kedua variabel ini dinyatakan oleh persamaan regresi �= 30,85 + 0,61X1.
Persamaan ini memberikan informasi bahwa setiap perubahan satu unit
kualitas pelayanan akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kepuasan
mahasiswa sebesar� 0,61 pada konstanta
30,85.
Hasil
analisis korelasi sederhana antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan
mahasiswa diperoleh nilai koefisien korelasi ry1 sebesar 0,693.
Nilai ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara kualitas pelayanan
terhadap kepuasan mahasiswa cukup dan positif, artinya semakin baik kualitas
pelayanan pada seorang mahasiswa, akan semakin tinggi pula kepuasan mahasiswa
tersebut. Demikian pula sebaliknya, makin kurang baik kualitas pelayanan pada
seorang mahasiswa, makin rendah pula kepuasan mahasiswa tersebut.
Besarnya
sumbangan atau kontribusi variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan
mahasiswa dapat diketahui dengan jalan mengkuadratkan peroleh nilai koefisien
korelasi sederhananya. Hasil pengkuadratan nilai koefisien korelasi sederhananya
adalah sebesar 0,47. Secara statistik nilai ini memberikan pengertian bahwa kurang
lebih 47 persen variasi perubahan kepuasan seorang mahasiswa
ditentukan/dijelaskan oleh kualitas pelayanan dengan pola hubungan
fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas.
Artinya, jika seluruh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat Jawa Barat dites kualitas
pelayanan dan kepuasannya, maka lebih kurang 47 persen variasi pasangan skor
kedua variabel tersebut akan berdistribusi dan mengikuti pola pengaruh variabel
kualitas pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa sesuai persamaan garis regresi �= 30,85 + 0,61X1.
Kedua, pengujian hipotesis kedua menyimpulkan
bahwa terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan kinerja dosen dalam mengelola
kegiatan belajar terhadap kepuasan mahasiswa yang ditunjukkan oleh nilai thitung
sebesar 6,593� jauh lebih besar dari pada
nilai ttabel pada taraf signifikansi alpha 0,05 yaitu 1,680. atau t
= 6,593 > t0,05 (48 ) = 1,680.�
Pola pengaruh kedua variabel ini dinyatakan oleh persamaan regresi� �= 33,34 + 0,61X2.�
Persamaan
ini memberikan informasi bahwa setiap perubahan satu unit skor kinerja dosen
dalam mengelola kegiatan belajar akan mengakibatkan terjadinya perubahan skor
kepuasan mahasiswa sebesar 0,61 pada konstanta 33,34.
Hasil
analisis korelasi sederhana antara kinerja dosen dalam mengelola kegiatan
belajar terhadap kepuasan mahasiswa diperoleh nilai koefisien korelasi ry2
sebesar 0,689. Nilai ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara kinerja
dosen dalam mengelola kegiatan belajar terhadap kepuasan mahasiswa tinggi dan
positif, artinya makin baik kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar
tempat mahasiswa belajar akan makin tinggi kepuasannya. Demikian pula
sebaliknya, makin kurang baik kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar
tempat mahasiswa belajar, makin rendah pula kepuasan mahasiswa tersebut.
Besarnya
sumbangan atau kontribusi variabel kinerja dosen dalam mengelola kegiatan
belajar terhadap kepuasan mahasiswa dapat diketahui dengan jalan mengkuadratkan
nilai koefisien korelasi sederhananya. Hasil pengkuadratan nilai koefisien
korelasi sederhananya adalah sebesar 0,46. Secara statistik nilai ini
memberikan pengertian bahwa kurang lebih 46 persen variansi perubahan kepuasan
seorang mahasiswa ditentukan/dijelaskan oleh kinerja dosen dalam mengelola
kegiatan belajar yang dimiliki mahasiswa tersebut dengan pola hubungan
fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas.
Artinya jika seluruh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat Jawa Barat diukur kinerja
dosen dalam mengelola kegiatan belajar dan kepuasannya, maka lebih kurang 46
persen variasi pasangan skor kedua variabel tersebut akan berdistribusi dan
mengikuti pola pengaruh variabel kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar
terhadap kepuasan mahasiswa melalui persamaan garis regresi �= 33,34 + 0,61X2.
Ketiga, pengujian hipotesis menyimpulkan terdapat pengaruh positif
yang sangat signifikan kualitas pelayanan dan kinerja dosen dalam mengelola
kegiatan belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan mahasiswa yang
ditunjukkan oleh nilai Fhitung sebesar 38,15. Nilai ini jauh lebih
besar dari pada nilai Fhitung pada taraf signifikansi alpha 0,05
yaitu 1,680, atau F = 38,15 > F0,05(2;47) = 1,680. Pola pengaruh
ketiga variabel yang dinyatakan oleh persamaan regresi ganda �=� 17,894 + 0,400X1 + 0,393X2.
Persamaan ini memberikan informasi bahwa setiap satu unit skor kualitas
pelayanan dan kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar akan mengakibatkan
terjadinya perubahan kepuasan mahasiswa sebesar 0,400 atau 0,393.
Hasil
analisis korelasi ganda antara kualitas pelayanan dan kinerja dosen dalam
mengelola kegiatan belajar diperoleh nilai koefisien korelasi ganda� sebesar Ry12 sebesar 0,787. Nilai
ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara kualitas pelayanan dan kinerja dosen
dalam mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan
mahasiswa tinggi dan positif. Dengan demikian berarti semakin baik kualitas
pelayanan pada seorang mahasiswa dan baik kinerja dosen dalam mengelola
kegiatan belajarnya, semakin tinggi pula kepuasan mahasiswa tersebut. Sebaliknya
semakin kurang baik kualitas pelayanan pada seorang mahasiswa dan semakin
kurang baik kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajarnya, maka semakin
rendah pula kepuasan mahasiswa tersebut.
Besarnya
sumbangan atau kontribusi variabel kualitas pelayanan dan kinerja dosen dalam
mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama dapat diketahui melalui nilai
koefisien determinasi�sebesar 0,60. Hasil
analisis tersebut menunjukkan bahwa lebih kurang 60 persen variasi perubahan
kepuasan mahasiswa ditentukan/dijelaskan oleh kualitas pelayanan dan kinerja
dosen dalam mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama dengan pola hubungan
fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas.� Artinya jika seluruh mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Jawa Barat
Jawa Barat diteliti kualitas pelayanan dan kinerja dosen dalam mengelola
kegiatan belajarnya secara bersama-sama dengan melihat kepuasannya, maka lebih
kurang 60 persen variasi pasangan skor ketiga variabel akan mengikuti pola
persamaan regresi �= 17,894 + 0,400X1
+ 0,393X2.
Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa ketiga hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan
dalam penelitian ini diterima, dan menolak hipotesis nol (H0).
Beberapa kesimpulan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pertama, terdapat pengaruh positif kualitas
pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat Jawa Barat. Ini berarti bahwa semakin baik kualitas pelayanan
pada seorang mahasiswa, semakin tinggi pula kepuasan mahasiswa tersebut. Demikian pula sebaliknya, semakin
kurang baik kualitas pelayanan pada seorang mahasiswa, semakin rendah pula
kepuasan mahasiswa tersebut. Oleh karena
itu kualitas pelayanan merupakan variabel yang penting untuk diperhatikan di
dalam memprediksi kepuasan mahasiswa.
Meskipun secara statistik berhasil diuji
terdapat pengaruh yang positif antara kedua variabel, peneliti menyadari bahwa
faktor kualitas pelayanan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan tinggi
rendahnya kepuasan mahasiswa. Masih ada faktor lain yang mungkin berperan
terhadap kepuasan mahasiswa seperti kinerja dosen dalam mengelola kegiatan
belajar, tingkat pendidikan, aktualisasi diri, sosial ekonomi, budaya, dan
faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
���� Kedua, terdapat pengaruh positif kinerja
dosen dalam mengelola kegiatan belajar terhadap kepuasan mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Provinsi Jawa Barat Jawa Barat. Ini berarti bahwa makin baik kinerja dosen dalam
mengelola kegiatan belajar makin tinggi pula kepuasan mahasiswa tersebut.
Demikian pula sebaliknya, makin kurang baik kinerja dosen dalam mengelola
kegiatan belajar, makin rendah pula kepuasan mahasiswa tersebut. Oleh karena
itu kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar merupakan variabel yang
penting untuk diperhatikan dalam memprediksi kepuasan mahasiswa.
Meskipun secara
statistik berhasil diuji terdapat pengaruh yang positif antara kedua variabel,
peneliti menyadari bahwa faktor kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar
bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan tinggi rendahnya kepuasan
mahasiswa. Masih ada faktor lain yang mungkin berperan terhadap kepuasan
mahasiswa seperti pelayanan, tingkat pendidikan dosen, aktualisasi diri, sosial
ekonomi, budaya, dan faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Ketiga, terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan dan kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar secara bersama-sama terhadap kepuasan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Jawa Barat Jawa Barat. Dengan demikian berarti bahwa makin baik kualitas pelayanan pada seorang mahasiswa dan semakin baik kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajarnya, semakin tinggi pula kepuasan mahasiswa tersebut. Sebaliknya makin kurang baik kualitas pelayanan pada seorang mahasiswa dan semakin kurang baik kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar pada seorang mahasiswa, semakin rendah pula kepuasan mahasiswa tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan kinerja dosen dalam mengelola kegiatan belajar, merupakan dua variabel yang penting untuk diperhatikan dalam menjelaskan peningkatan kepuasan mahasiswa.
Ametembun, N. A. (2011). Guru
dalam Administrasi Sekolah. Bandung: IKIP Bandung.
Ary, D., & Yacobs, L. C. H. (2009). Introduction in
Research in Education. Sydney: Hott Rinehart and Winston.
As�ad, M. (2005). Psikologi Sosial untuk Perusahaan dan
Industri. Jakarta: Rajawali.
Barry, L. (2006). Psychology. New York: McGraw-Hill.
Cascio, W. F. (2005). Managing Human Resources: Productivity,
Quality of Work Life, Profits. New York: McGrow.
Cranny, C. J., Smith, P. C., & Stone, E. (2012). Job
Satisfaction: How People Feel About Their Jobs and How It Affects Their
Performance. New York: Maxwell Macmillan.
Crider, A. B. (2013). Psychology. Illinois: Scott. Foresman
and Co.
Davis, K., & Newstrom, J. W. (2010). Perilaku dalam
Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Effendy, O. U. (2013). Human Relations dan Public Relations.
Bandung: Mandar Maju.
Gaspers, V. (2007). Manajemen Kinerja Penerapan Konsep-Konsep
Kinerja dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gordon, J. R. (2011). A diagnostic approach to organizational
behavior. Boston: Allyn & Bacon.
Greenberg, J., & Baron, R. A. (2005). Behavior in
organizations: Understanding and managing the human side of work. prentice
hall.
Hasibuan, M. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, B. (2007). TQM (Total Quality Management): panduan
untuk menghadapi persaingan global. Jakarta: Djambatan.
Khanka, S. S., Robbins, O. B., Judge, S. P., McShane, G. T.
M. H., Luthans, F. M. G. H., TMH, O. B. N., Ashwathappa, K., & Prasad, L.
M. (2012). Organisational Behaviour. New York: McGraw Hill.
Kreitner, R., Kinicki, A., & Buelens, M. (2005).
Organizational behavior. Irwin Homewood, IL.
Nawawi, H. (2021). Organisasi sekolah dan pengelolaan kelas
sebagai lembaga pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Pamudji, S. (2014). Profesionalisme Aparatur Negara dalam Meningkatkan
Pelayanan Publik. Jakarta: Widyapraja.
Roestiyah, N. K. (2011). Masalah-masalah Ilmu keguruan.
Jakarta: Bina Aksara.
Sahertian, P. A., & Sahertian, I. A. (2010). Supervisi
pendidikan: Dalam rangka program inservice education. Jakarta: Rineka Cipta.
Sak, O., & Shaw John, J. (2007). International Marketing
Analysis and Strategy. New Jersey: A Simon & Schuster Company.
Sudjana, N. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,
Cetakan Ketiga Belas. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Supriatna, T. (2010). Akuntabilitas Pemerintahan Dalam
Administrasi Publik. Bandung: Indra Prahara.
Tjiptono, F., & Diana, A. (2014). Total Quality
Management. Yogyakarta: Andi Offset.
Zeithaml, V. A., Parasuraman, A., Berry, L. L., & Berry,
L. L. (2010). Delivering quality service: Balancing customer perceptions and
expectations. New York: Free Press.
Muslimin (2022)
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia