Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, Special Issue No. 1,
November 2021
� ���������
PENERAPAN
ROBOT HUMANOID DALAM PENANGANAN NYERI PADA ANAK
Devi tirta Ningrum, La Ode Abd Rahman
Universitas
Indonesia,
Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Latar belakang:
Penanganan nyeri pada anak sakit adalah
bagian penting untuk segera diatasi,
kegagalan dalam pengambilan keputusan penanganan nyeri akan mempengaruhi keberhasilan dari percepatan peningkatan kualitas perawatan pada anak. Pada saat ini kemajuan teknologi
yang berkembang meningkatkan
inovasi untuk membantu memudahkan perawat mengatasi masalah keperawatan ini secara non farmakologis.Teknologi yang dikembangkan saat ini adalah robot humanoid yang memberikan terapi distraksi bagi anak yang mengalami nyeri akut baik
pada saat. mengalami nyeri akibat tindakan
invasif ataupun akibat penyakit yang diderita. Metode: Penelitian ini menggunakan Literature review dari
online database UI: Scopus, ProQuest, ScienceDirect (2015-2020) dengan menggunakan kata kunci robot humanoid, pain relieve,
distraksi, intervention nurse, pediatric
pain. Hasil: Hasil pencarian terdapat
10 jurnal yang dipilih untuk ditelaah dan didapatkan bahwa Robot humanoid dapat meningkatkan kemampuan penanganan nyeri pada pasien anak pengobatan pasien skizofrenia. Sehingga perawat akan meningkatkan efisiensi dalam pekerjaannya dan anak akan mendapatkan kepuasan dalam mengatasi masalah nyeri. Kesimpulan: Robot humanoid sangat efektif dalam membantu
anak mengatasi nyeri secara non farmakologis.
Kata Kunci: robot humanoid; pain relief ddistract
intervention nurse; pediatric pain
Abstract
Background: Pain management
in sick children is an important part to be addressed immediately, failure in
making pain management decisions will affect the success of accelerating the
improvement of the quality of care for children. At this time, technological
advances that develop increase innovation to help facilitate non-pharmacological
care to overcome these nursing problems. The technology being developed at this
time is a humanoid robot that provides distraction therapy for children who
experience acute pain either when experiencing pain due to invasive actions or
due to disease. Research methods This manuscript uses Literature reviews from
online UI databases: Scopus, ProQuest, Science Direct, Google scholar, (2015-2020)
using the keywords humanoid robot, pain relief, distraction, intervention
nurse, pediatric pain. Results: The search results contained 10 journals that
were selected to be reviewed and it was found that humanoid robots can improve
the ability to handle pain in pediatric patients who are treated for
schizophrenic patients. So that nurses will increase efficiency in their work
and children will get satisfaction in overcoming pain problems. Conclusion:
Humanoid robots are very effective in helping children deal with pain
non-pharmacologically.
Keywords: humanoid
robot; pain rrelief distraction; intervention nurse; pediatric
pain
Received: 2021-10-20; Accepted:
2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Hasil survey Word Health
Organization (WHO)� memperlihatkan
bahwa�� dari 26.000 rawat primer di lima benua, 22% melaporkan adanya nyeri persisten
lebih dari� setahun� (Kuntono, 2011 dalam (Saputro & Anjarwati, 2020), Jumlah prevalensi nyeri secara keseluruhan belum pernah diteliti
di Indonesia, namun diperkirakan nyeri kanker dialami oleh sekitar 12,7 juta orang ada sekitar 5% dari penduduk Indonesia (WHO, 2014; Tanjung, 2016) Walco (2008) yang meneliti tentang prevalensi nyeri dan sumber utama penyebab
nyeri pada 200 anak yang dirawat di rumah sakit anak. Dari hasil peneltian tersebut ditemukan bahwa nyeri akbiat
tindakan medis IV (intravena) menduduki tindakan pertama. Walco (2008) juga mengevaluasi hasil penelitiannya berdasarkan tingkatan umur dan diperoleh bahwa distres terhadap
nyeri paling tinggi yaitu 83% dialami oleh anak usia toddler,distress
cukup tinggi dialami oleh anak usia sekolah yaitu
51% serta remaja dengan prevalensi 28%.
Nyeri merupakan
pertanda dari tubuh yang mengindikasikan abnormalitas fungsi dan struktur tubuh. Namun, ada sebagian
anak yang mengalami nyeri dan mengalami gejala, penderitaan, dan kecacatan dengan etiologi penyakit atau penyebab biomekanik
yang tidak jelas. (Basch,Molly.C,et l , 2015) Hal ini menyebabkan penyebab nyeri menjadi subjektif. Nyeri� merupakan sensasi ketidaknyamanan yang dimanifestasikan sebagai suatu penderita yang diakibatkan oleh persepsi yang nyata, ancaman, dan fantasi luka (Kozier., Erb, 2015; (Zakiyah, 2015).� IASP (International Association The Study of Pain) dalam perdossi (2000) menyatakan bahwa nyeri adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri pada anak merupakan satu hal yang kompleks, individual, subjektif dan merupakan hal yang umum terjadi.
Nyeri apabila tidak diatasi membuat anak menjadi tidak
kooperatif dan menolak prosedur sehingga dapat menghambat proses penyembuhan (Sarfika, 2015 diambil dari Haris,
dkk, 2018).
Terapi
nyeri adalah terdiri dari terapi
farmakologis dengan obat obatan dan� non farmakologis
dengan beberapa cara tindakan yang dapat dilakukan supaya nyeri lebih
dapat di toleransi dan situasi dapat terkontrol
oleh anak, maka dapat digunakan metode farmakologi dan atau� disertai dengan metode nonfarmakologi. Metode nonfarmakologi dapat dibagi menjadi
beberapa macam cara, seperti stimulasi
pada area kulit yang meliputi
pemberian kompres panas dan dingin, Transcutaneous electrical nerve stimulation
(TENS), pijatan, acupressure,
progressive muscle relaxation (PMR),
reframing, hipnotis, biofeedback, placebo dan distraksi yang terbagi menjadi distraksi visual, distraksi pendengaran, distraksi pernafasan, dan distraksi intelektual, relaksasi yang terbagi menjadi imajinasi terbimbing (Zakiyah, 2015);(Khasanah & Astuti,
2017). Pada perkembangannya
seiring dengan perkembangan teknologi terapi non farmakologis ini mulai� menngunakan
dan memanfaatkan�
pemanfaatan teknologi
robot� untuk membantu anak mengatasi
masalah nyeri.
Robot humanoid sendiri
menurut Budiharto (2013, (Safitri, 2019) adalah robot yang penampilan keseluruhannya dibentuk menyerupai tubuh manusia, mampu melakukan interaksi dengan peralatan maupun lingkungan yang based on
human atau sesuai dengan manusia. Beberapa robot humanoid juga memiliki
wajah lengkap dengan mata dan mulut seperti yang merupakan robot humanoid yang akan
dianalisis. Dalam hal ini robot� humanoid diprogram
untuk membuat terapi� non farmakologi baik dalam bentuk distraksi,
guided imagery, ataupun �terapi
non farmakologis nyeri yg lain.
Pada masa sekarang dengan perkembangan teknologi era 4.0 perawat dituntut untuk menggunakan teknologi yang inovatif� dalam
rangka meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam memberikan pelayanan pada anak. Saat ini khususnya
di Indonesia, layanan kesehatan
keperawatan anak berkembang cepat dan meningkatkan beban kerja perawat. Pemanfaatan robot humanoid diharapkan
membantu perawat mengatasi dan meningkatkan kefektifan kerja perawat. Berkaitan dengan hal tersebut
literatur review ini bertujuan untuk tujuan mendeskripsikan penerapan robot humanoid pada penatalaksanaan� anak yang mengalami nyeri.
Metode Penelitian
Literatur� review ini menggunakan PRISMA untuk mendeskripsikan penerapan dari robot humanoid�
pada anak yang mengalami� nyeri. Penulis melakukan pencarian jurnal internasional yang relevan dengan menelusuri database online
UI seperti pada Scopus, ProQuest, dan Science direct.
Adapun kata kunci yang digunakan
penulis dalam proses mencari� literatur adalah, robot humanoid, pain relieve,
distraksi,�
intervention nurse, pediatric pain Pemilihan sumber literatur dalam kajian ini
ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi: studi dengan desain randomized control
trial, descriptive qualitative, dan pilot study, free full text, berbahasa inggris, penelitian di luar negri, dipublikasikan minimal 5 tahun terakhir (2016-2021).
Kriteria eksklusi:
penelitian telaah jurnal seperti literature/systematic review, judul dan abstrak tidak sesuai. Proses pemilihan literature dapat dilihat dalam Prisma Flow Diagram
dibawah ini :
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Berdasarkan pemaparan di tabel 1 hasil diatas dapat
dilihat bahwa 10 jurnal membahas terkait penerapan robot humanoid dalam penanganan nyeri pada anak. Selanjutnya juga dibahas tentang pengalaman dan keuntungan bagi perawat dalam pengaplikasian
robot humanoid, perawat menemukan
strategi dan keluhan dalam menggunakan aplikasi robot
humanoid.
Tabel 1
Rincian Hasil Kajian literature
No |
Penulis (tahun), Jurnal� dan lokasi
penelitian |
Tujuan |
Metode� penelitian |
Sumber Data dan Jumlah Sampel |
Hasil |
1 |
Manaloor, Robin |
Robot humanoid� mengurangi
nyeri secara distraksi untuk mengurangi Rasa sakit dan tertekan selama pungsi vena di unit gawat darurat |
Randomized controlled trial |
86 anak,, dimana 55% (47/86) laki laki 9% (7/82) adalah lahir prematur; 82% (67/82) memiliki riwayat kunjungan sebelumnya; 30% (25/82) memerlukan perawatan lanjut di RS, 78% (64/82) Pernah dipasang iv� line sebelumnya� 96% (78/81) mendapatkan anastesi topical |
Perubahan kecemasan keadaan orang tua pra-prosedur versus pasca-prosedur tidak� nyeri
anak mereka pada kelompok robot (95% sangat puas)
dibandingkan dengan berbeda� signifikan antar kelompok (p = 0,49). Kepuasan
orang tua dengan awal IV adalah 93% (39/42) di lengan robot dibandingkan dengan 74% (29/39) di lengan perawatan standar (p = 0,03).
Orang tua juga lebih puas dengan manajemen
nyeri yang diterapkan |
|
Ali, Samina |
|
|
|
|
|
Ma,et al (2018 ) |
|
|
|
|
|
Judul : |
|
|
|
|
|
Jurnal :
https://clinicaltrials.gov/show |
|
|
|
|
|
/NCT02997631 |
|
|
|
|
|
Lokasi penelitian |
|
|
|
|
|
Toronto, Canada |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
(Jibb et al., 2018)., |
Studi ini menilai kelayakan
percobaan MEDiPORT dalam |
|
|
Empat� puluh anak diacak di seluruh kelompok studi. Sebagian besar . diselesaikan.terasa
pada lengan distraksi aktif |
|
Hum, V., Victor,
J. C., & Stinson, J. N. (2018). |
mengurangi rasa sakit dan kesusahan anak selama |
randomized controlled trial |
Anak usia 4 � 9 tahun� yang menderita
sakit |
(85%) anak yang memenuhi syarat berpartisipasi dan tidak ada anak yang mengundurkan diri |
|
Jurnal : Pediatric Blood and Cancer |
akses port subkutan. MEDiPORT di masa depan. |
|
|
Kesulitan teknis lebih sering terjadi pada kelompok kognitif-perilaku. |
|
Judul :� Using the MEDiPORT
humanoid robot to : |
Tujuan kedua adalah untuk menentukan |
|
|
Waktu penyelesaian untuk penelitian dan penyisipan jarum dapat diterima dan >96% item
ukuran hasil |
|
A pilot randomized
controlled trial |
efektivitas awal MEDiPORT dalam mengurangi rasa sakit |
|
|
Secara keseluruhan, MEDiPORT dan penelitian ini dapat diterima oleh peserta. |
|
reduce procedural
pain and distress in children |
dan� kesusahan anak selama akses
port subkutan. |
|
|
Tidak ada perbedaan rasa sakit di antara lengan, |
|
with cancer |
|
|
|
tetapi tekanan selama prosedur kurang |
|
Lokasi
: Pediatric Oncology Group of |
|
|
|
|
|
Ontario |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
(Lee et al., 2019), |
Sebuah studi prospektif yang mengksplore� |
prospektive, observational |
Selama fase pre prosedur 137 pasien dikaji untuk eligibitas dan keikutsertaan dalam studi, Total ada 103 anak yang secara random sesuai kriteria� (22 laki laki dan 23 perempuan) atau kondisikan.selama masa procedural seluruh
responen dapat menyelesaikan nya. pada kondisi perawatan standar (35 lai laki ,
23 perempuan) dapat menyelesaikan pemasangann iv lne sesuai waktu. |
Penggunaan robot� MEDi�,� dan pemasangan iv
line. Selanjutnya bahwa anak anak merasa
mengunakan �.. dimana akhirnya Akhirnya, anak-anak yang menerima MEDi�� lebih robot� MEDi�, merupkan pengalaman yang menyenangkan Setelah berinteraksi
dengan MEDi�, hasilnya juga menunjukkan� peningkatan penggunaan kognitf behavioral, nyeri dan ketakutan selama Hasil menunjukkan bahwa skor pemasangan IV tidak berbeda secara signifikan antar intervensi robot dan pemasangan iv line. Selanjutnya
bahwa anak anak merasa mengunakan
robot MEDi�, merupkan pengalaman yang menyenangkan . Setelah berinteraksi dengan MEDi�, hasilnya juga menunjukkan peningkatan penggunaan kognitf behavioral . dimana akhirnya
Akhirnya, anak-anak yang menerima MEDi�� lebih mudah untuk
menyelesaikan prosedur pemasangan IVline, dibandingkan dengan perawatan standar (Fisher's
Exact melaporkan, p = 0,04, c = 0.22 |
|
Paediatrics &
Child Health (2019), https://dx.doi.org/10.1093/pch/pxz066.074 |
keefektifan� MEDi��, sebuah robot humanoid yang diprogrm
untuk membawa strategi kognitif behavioural dan mengajarkan
teknik relaksasi nafas dalam yang digunakan selama prosedure pemasangan iv line |
|
|
|
|
Jurnal� Paediatrics & Child Health |
|
|
|
|
|
Lokasi
: Alberta Children�s Hospital |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
(Trost, Chrysilla, Gold, & Matarić, 2020) |
(1) Untuk menentukan apakah SAR menampilkan empati dapat mengurangi rasa sakit dan kecemasan lebih dari SAR atau �kontrol� yang mengganggu
dan (2) Untuk membandingkan� pendapat anak dan orang tua mengenai efektivitas empatik atau SAR yang mengganggu. (2) Untuk membandingkan pendapat anak dan orang tua pendapat anak dan orang tua mengenai efektivitas empatik atau SAR atau kontrol yang mengganggu |
randommize controlled trial |
32 anak anak rata rata berusia� 9.6 tahun |
Pasien dalam kondisi empati 15 memiliki skor rata-rata terendah (terbaik) pada skala nyeri dan kesusahan segera setelah berinteraksi dengan IVEY dan setelah penempatan IV, meskipun secara statistik tidak signifikan. Orang tua yang mengamati anak-anak mereka dalam kondisi empati memiliki tanggapan survei yang lebih positif tetapi tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok distraksi. Pada survei pasien, anak-anak menafsirkan bahwa robot empati �memiliki perasaan� (p=0,011) dibandingkan dengan robot pengalih perhatian. Juga, dalam kondisi empati dibandingkan dengan gangguan, anak-anak secara statistik lebih mungkin untuk merasakan bahwa berinteraksi dengan robot mengurangi rasa sakit yang mereka rasakan saat dipasang infus (p=0,026). |
|
Matarić, M.
(2020. Pain Research and Management, |
|
|
|
|
|
Jurnal : Proquest |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lokasi�� ��; Children�s Hospital Los Angeles
(CHLA), |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Farrier, C. E.,
Pearson, J. D. R., & Beran, T. N. (2020). |
Tujuan dari studi peningkatan
kualitas ini adalah untuk memperkenalkan robot humanoid (MEDi�)
yang diprogram dengan
strategi, seperti distraksi
dan pernapasan dalam, di
unit rawat inap dan rawat jalan untuk
menentukan efek awal pada rasa sakit dan ketakutan anak-anak selama prosedur medis. |
randommize controlled trial |
Total 46 anak usia 2 � 15 tahun yang berada dalam prosedure medis |
Anak-anak
(n = 18), yang berinteraksi dengan robot sebelum dan selama prosedur, dan orang tua mereka melaporkan
tingkat ketakutan dan
rasa sakit yang jauh lebih rendah daripada anak-anak
(n = 28) dan orang tua mereka dalam perawatan standard. |
|
Judul :� Children�s Fear and Pain During Medical
Procedures: A Quality Improvement Study With a Humanoid Robot |
|
|
|
|
|
Jurnal : The
Canadian Journal of Nursing Research = .
https://doi.org/10.1177/0844562119862742 |
|
|
|
|
|
Revue Canadienne
de Recherche En Sciences Infirmieres, 52(4),
328�334 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lokasi
: Canada |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. |
Smakman, M. H. J., Smit,
K., Buser, |
|
observasional� |
Anak dalam rentang usia 4 � 12 tahun yang membutuhkan Usia dan jenis kelamin orang tua dalam hal ini
diabaikan pengambilan
sample darah� sample dieksklusikan pada anak
yang� mengalami
gangguan penglihatan atau pendengaran. Secara total 158 anak ikut (mean usia = 8.26, SD =
2.71). kelompok eksperimen
terdiri dari 90 anak� (mean usia
= 7.87, SD = 1.74 43 perempuan,47 laki laki dan� grup kontrol ada 68 anak anak
(mean usia = 8.52, SD = 2.62;36 perempuan,32 laki laki) 128 orang tua disurvei terkait pandangan mereka terkait robot sosial dan pengumpulan sample darah. total ada� 69 orang tua memiliki anak yang berada di kelompok eksperimen,dan ada 59� orang tua memiliki anak yang berada di kelompok kontrol.. |
Anak anak di kelas pertama (4-6 tahun) yang berinteraksi dengan� robot� menunjukkan penurunan� kecemasan dan nyeri yang dibandingkan dengan kelompok control�
Anak anak di kelas
kedua ( usia 6-9 tahun) yang berinteraksi dengan robot menunjukkan penurunan kecemasan nyeri. Dibandingkan dengan kelompok control |
|
L., Monshouwer, T., Nigel, v. P., |
Tujuan
:Mengamati keefektifan
dari penggunaan robot untuk |
Fase pertama (A),� focus grup
untuk menggali keinginan perawat terhadap robot yang digunakan Fase kedua menguji
keeefeketifan robot untuk� membantu menurunkan nyeri |
|
|
|
Trip, T.,Wouter, M. T. G. (2021). |
mengatasi masalah nyeri pada anak |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Judul :� Mitigating Children�s pain and anxiety
during blood draw using social robots. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jurnal ; Electronics
(Switzerland) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lokasi
: switzerland |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7. |
(Rossi, Larafa, & Ruocco, 2020) |
|
|
|
|
|
|
|
observasional eksperimental |
Jumlah sample 139 anak |
Strategi distraksi robot mampu mengurangi rasa takut dan cemas, . serta meningkatkan
kebahagiaan dalam setiap kondisi Selain itu, anak-anak
merasakan lebih sedikit rasa sakit dibandingkan dengan kasus tanpa robot. Akhirnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan awal anak menurun� dan menunjukkan
keefektifan penggunaan
robot |
|
Judul :-Emotional and
Behavioural Distraction by a |
Tujuan� : melakukan
analisa secara objektif untuk� mengetahui efek interaksi social robot NAO
T14 dalam mereduksi nyeri, kecemasan dan rasa sakit selama prosedure vaksinasi |
|
|
|
|
Social Robot for
Children Anxiety Reduction During |
|
|
|
|
|
Vaccination, |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jurnal :� International Journal of Social Robotics |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
lokasi : Manchester� city |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8. |
(Alemi, Ghanbarzadeh, Meghdari, & Moghadam,
2016)� Clinical Application of a Humanoid Robot in
Pediatric Cancer Interventions, |
Tujuan
:� untuk menciptakan ikatan persahabatan antara humanoid
robot anak anak dengan� onkologi untuk mengurangi rasa sakit , stress dan depresi. |
Randommed controlized trial |
11 anak dengan tingkat kanker yang sama� yang ambil bagian dalam studi ini |
Dari studi deskriptif dan MANOVA Hasil menunjukkan
bahwa stres, depresi, dan kemarahan anak-anak sangat berkurang selama terapi dipandu oleh robot social,�� pengobatan
dan perbedaan yang signifikan
diamati antara kedua kelompok.� Mempertimbangkan reaksi positif dari anak-anak pada� kehadiran
asisten robot di sesi intervensi,
dan mengamati hasil� perhitungan dapat diamati bahwa memanfaatkan robot
humanoid dengan�
dalam sesi perawatan mereka. menggunakan robot humanoid sangat berguna
dalam mengajar anak-anak tentang penderitaan mereka dan mengajar mereka dalam teknik seperti: relaksasi atau desensitisasi secara berurutan kemampuan komunikasi yang berbeda dapat bermanfaat, baik di peningkatan keberhasilan dalam intervensi, dan mendorong anak-anak untuk lebih interaktif
dan kooperatif mereka menghadapi dan mengelola sendiri�� dan mengendalikan situasi� yang dihadapi
Robot ini jug mampu mengajar anak-anak tentang nyeri yang� mereka hadapi, mengajar mereka dalam teknik seperti: relaksasi atau desensitisasi |
|
|
|
|
|
|
|
Jurnal :International� Journal of Social� Robotics |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9. |
(Beran, Pearson, & Lashewicz, 2021). |
Tujuan : |
Random controlled study |
Sampel 57 anak (30 laki-laki; usia, rata-rata �. SD: 6,87. � 1,34 tahun),
secara acak ditugaskan untuk sesi vaksinasi dengan perawat yang menggunakan prosedur administrasi standard atau dengan robot yang diprogram untuk menggunakan strategi kognitif-perilaku dengan mereka sementara perawat diberikan vaksinasi. Ukuran rasa sakit dan kesusahan dnilai oleh perawat , orang tua, dan peneliti |
Hasil: Analisis varians multivariat menunjukkan bahwa interaksi dengan robot selama� anak, vaksinasi flu menghasilkan lebih sedikit rasa sakit� dan kecemasan� pada anak-anak menurut penilaian anak dan� orang tua, erawat, dan peneliti dengan ukuran efek dalam kisaran
sedang hingga tinggi (Cohen's d= 0,49- 0.90). |
|
|
|
|
|
|
|
Judul
: Implementation of a Humanoid Robot as an : Lofty Goal or Tangible
Reality?. Innovative Approach to Child Life Interventions in a Children's
Hospital Lofty Goal or Tangible Reality?. |
Jutaan anak di Amerika Utara menerima vaksinasi flu. tahunan, banyak di antaranya berisiko mengalami nyeri dan kecemasan akibat tindakan tersebut. Jutaan anak juga menggunakan perangkat berteknologi canggih seperti komputer dan ponsel. Berdasarkan keakraban ini, kami memperkenalkan perangkat canggih lainnya � robot humanoid untuk berinteraksi dengan anak anak selama
periode vasksinasi mereka |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jurnal : |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lokasi
: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10. |
(Beyer-Wunsch & Reichstein, 2020), |
Tujuan
: Penelitian ini terutama ditujukan untuk mencoba. meningkatkan kesejahteraan anak-anak di rumah sakit� kesejahteraan
tidak dimaksudkan secara fisik, tetapi secara emosional, yang berkorelasi dengan suasana hati anak. pada prinsipnya, harus digambarkan dengan jelas, jika robot humanoid memiliki dampak langsung pada kesejahteraan anak-anak. Selama indakan perawatan |
Pengambilan data meliputi kuisioner dan observasi |
7 orang anak , 5 laki laki
dan 2 perempuan |
Penggunaan robot pepper dengan menggunakan teknik distraksi dengan gambar, lagu, tarian juga meniru binatang peliharaan pada hasil penelitian menunjukan� hasil
positif d imana penggunaan� robot humanoid mempengaruhi
kesejahteraan dan tingkat
kenyamanan pasien anak yang dirawat. |
|
|
|
|
|
|
|
Judul :� Effects of a Humanoid Robot on the
Well-being for Hospitalized Children in the Pediatric
Clinic - An Experimental Study |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jurnal : Jurnal�
:(https://www.sciencedirect.com/ |
|
|
|
|
|
science/article/pii/ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lokasi
: Children's Hospital in Ulm. |
|
|
|
|
B.
Pembahasan
Dari �hasil� penemuan 10� penelitian yang didapatkan, terdapat evidence bahwa
robot humanoid berperan dalam
membantu anak mengatasi nyeri dan kecemasan baik dalam tindakan medis invasive atau karena keadaan sakit� yaitu pada anak yang menderita kanker. Hal ini dilakuka secara
nonfarmakologis dimana hal ini akan
sangat membantu dalam mengurangi penggunaan obat obatan nyeri
yang dapat berefek kurang� baik pada anak. Seperti misal
penggunaan obat obat yang mengandung AINS yang termasuk dalam penghambat selektif COX-1 seperti ketoprofen, Anti Inflamasi
Non Steroid (Ains piroxicam, tenoxicam, indometasin,dan aspirin, memberikan efek analgesik yang cukup baik dan nyata akan tetapi sayangnya
memberi resiko toksisitas saluran cerna yang besar, dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal dan perdarahan pasca bedah)� (Fajriani� 2008).
Pengunaan robot humainoid
, adalah merupakan technophysicology
distraksi pada anak anak yang bertujuan untuk mengarahkan pengalihan nyeri secara psikologis sehingga nyeri, kecemasan dan ansietas tidak lagi dirasakan
(Joseph,
Christian, Abiodun, & Oyawale, 2018). Perancangan robot tersebut pun mengikuti kebutuhan seuai target yang diinginkan dari tujuan pembuatannya, demikian pula pada perancangan
robot humanoid dalam mengatasi
nyeri. Pada� penelitian tentang penggunaan robot humanoid dapat ditemukan beberapa keunikan ditemukan antara lain pada penelitian (Rossi
et al., 2020) dan (Alemi
et al., 2016), bahwa
robot humanoid dalam membantu
mendistraksi nyeri dengan menurunkan kecemasan pada anak selama tindakan dilaksanakan dengan menciptakan hubungan sosial interaktif antara anak dengan
robot selama masa perawatan.
Penerapan terapi nyeri non farmakologis ini yang diterapkan oleh robot
humanoid melalui distraksi ini dapat meliputi
musik, kognitif perilaku (Beran
et al., 2021), ada
pula robot humanoid (MEDi�) yang diprogram
dengan strategi, seperti distraksi dan nafas dalam (Farrier, C. E., et al. 2020).� Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Beyer-Wunsch
& Reichstein, 2020), dengan
mengunakan robot bernama pepper� menggali tentang kemudahan menggunakan robot humanoid ini dalam meningkatkan kesejahteraan anak dalam hal ini
tingkat kenyamanan dan aspek emosional selama dirawat terkait distress selama dirawat. Pepper menggunakan kemampuannya dalam� video, lagu lagu, tarian� dan meniru binatang peliharaan.
Dalam menggunakan
robot humanoid memang ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya� hal ini terkait dengan
pengaplikasian teknoogi
yang tersemat dalam robot
humanoid ini seperti
pada� penelitian
(Beyer-Wunsch
& Reichstein, 2020), diidentifikasi
bahwa ketika menganalisis pengamatan secara lebih rinci,
didapatkan bahwa situasi negatif selama percobaan sering kali berhubungan langsung dengan fakta bahwa perilaku
Pepper tidak cukup dirancang dengan baik. Misalnya, Pepper terkadang tidak mengenali suara anak anak ,� karena volume suara yang kurang, jika mereka
berbicara terlalu pelan atau tidak
jelas. Mengulangi pernyataan beberapa kali menjadi perlu, juga dlakukan oleh perawat. Pengulangan ini memperpanjang komunikasi dengan robot, yang membuat� anak-anak ke dalam
situasi tuntutan yang berlebihan dan ketidaksabaran. Situasi dengan robot dianggap semakin negatif, baik oleh anak-anak maupun perawat.
Kendala selanjutnya
dalam percobaan ini adalah kondisi
cahaya dan kebisingan.
Robot tampaknya membutuhkan
cahaya terang yang cukup untuk fokus
pada subjek, jika tidak, kamera di Pepper tidak dapat mengidentifikasinya
secara optik sebagai target. Kemudian fokus robot pada orang target teratasi,
menyebabkan robot berpaling
dari orang target. Ini menunjukkan ketidaktertarikan
robot, yang disebabkan oleh kondisi
cahaya yang tidak cukup terang, dan kemudian berbelok. Hal yang sama dapat diamati
dengan suara sekitar dari jauh
dan dekat. Jika tidak ada keheningaan mutlak di dalam ruangan dan hanya satu suara yang jelas dari proband tes atau perawat
yang terdengar, robot berpaling
dari target dengan kepalanya. Robot tampaknya mencari titik fokus
optik atau akustik yang tepat dan jelas. Sejalan dengan ini, robot tidak dapat menangkap
ucapan manusia dengan baik di berbagai kebisingan sekitar karena mikrofon internal tidak bereaksi, sehingga robot menjauh dari orang yang dituju. Pada saat yang sama, robot tidak dapat menangkap ucapan manusia dengan baik di berbagai kebisingan, karena mikrofon internal tidak bereaksi sehingga tidak ada reaksi dari
Pepper yang mengikuti ucapan.
Dalam hal
keterbatasan dalam teknologi (Uzum,
Onen, Hasanien, & Muyeen, 2021) juga menangkap keterbatasan
penggunaan robot humanoid ini
adalah kurangnya penambahan program empati dalam robot humanoid terutama
robot sosial, hal ini menyebabkan� ketidaknyamanan dirasakan oleh anak� selama eksperimen dilaksanakan, pula dengan penyempurnaan teknologi yang perlu dikembangkan (Uzum
et al., 2021) dalam
rekomendasinya lebih jauh menjelaskan untuk memasukkan lebih banyak kemampuan
empatik dalam robot sosial untuk dapat
lebih meningkatkan desain, semakin banyak program empatik, peningkatan kemampuan empatik ini akan
ditujukan� untuk meningkatkan� kemampuan� robot pengalih perhatian dari penelitian sebelumnya.
Dalam hal
penerapan robot humanoid keluarga
juga menunjukkan�
kepuasan pada pelayanan
hal� ini terlihat dalam
penelitian (Manaloor
et al., 2019) dimana
didapatkan orang tua juga lebih puas dengan
manajemen nyeri anak mereka pada kelompok robot (95% sangat puas) dibandingkan dengan perawatan standar (72% sangat puas), demikian juga dalam penelitian (Beran
et al., 2021), disebutkan
dalam penanganan nyeri orang tua menyatakan bahwa setelah berinteraksi dengan robot didpatkn bahwa nyeri dan kecemasan berkurang dengan skala sedang
sampai tinggi.
Kesimpulan
Pemanfaatan robot humanoid sebagai sebuah inovasi intervensi baru berbasis teknologi
layak untuk dikembangkan mengingat manfaatnya bagi dunia keperawatan terutaman keperawatan anak. Literatur review ini telah memberikan gambaran penggunaan berbagai teknik distraksi yang digunakan robot robot humanoid beteknologi tinggi untuk dapat
membantu meringankan nyeri dan distress fidsik dan
mental pasien anak.� Pada ujung dari semua ini
adalah peningkatan pelayanan kesehatan dan peningkatan efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan. Dalam penerapan penggunaan robot
humanoid ini diperlukan
pula kajian apakah sesuai dengan etika
dalam keperawatan. Dilihat dari prinsip
Autononomy (pasien berhak dalam memutuskan
bersedia atau tidak menggunakan robot humanoid dalam penanganan nyeri), beneficiene (membantu pasien dalam meningkatkan kepatuhan perawatan), justice (adil memberikan kepada sesama peserta
tanpa membedakan), fidelity
(memastikan pemberian informasi terkait system dan waktu dilakukan), confidentially
(menjaga privasi pasien), non-maleficience (bahwa penggunaan robot tidak membahayakan pasien). Adapun tantangan� dalam� pengunaan robot
humanoid ini adalah perawat harus mampu
menggunakan teknologi ini dan membuat strategi pengaturan waktu mengingat bahwa perawat memerlukan waktu khusus dalam
mengontrol, memantau dan mengawasi penggnaan robot agar sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, perawat
juga harus mampu� berkoordnasi dengan baik dengan
pasien, keluarga juga teknisi robot agar dapat� menghadapi berbagai masalah terkait teknologi robot humanoid.
Kekurangan robot humanoid� ini dapat dilihat bahwa� secara system teknologi ini masih
perlu banyak pengembangan, pengisian aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan, sistem peningkatan memori, empati, pengenalan suara dan wajah, masih perlu
ditingkatkan. Selain hal tersebut juga harus diperhatikan terkait system� regulasi dan
penerapannya. Sehingga kedepannya perlu penelitian lebih lanjut agar penerapan ini bisa dilaksanakan
di Indonesia, tentu saja dengan melihat kebijakan yang berlaku dalam aturan profesi
dan perundang undangan yang
berlaku di negara kita.
Alemi, Minoo, Ghanbarzadeh, Ashkan, Meghdari, Ali,
& Moghadam, Leila Jafari. (2016). Clinical application of a humanoid robot
in pediatric cancer interventions. International Journal of Social Robotics,
8(5), 743�759.
Beran, Tanya N., Pearson, Jacqueline
Reynolds, & Lashewicz, Bonnie. (2021). Implementation of a Humanoid Robot
as an Innovative Approach to Child Life Interventions in a Children�s Hospital:
Lofty Goal or Tangible Reality? Frontiers in Psychology, 12,
1078.
Beyer-Wunsch, Pia, & Reichstein,
Christopher. (2020). Effects of a Humanoid Robot on the Well-being for
Hospitalized Children in the Pediatric Clinic-An Experimental Study. Procedia
Computer Science, 176, 2077�2087.
Jibb, Lindsay A., Birnie, Kathryn A.,
Nathan, Paul C., Beran, Tanya N., Hum, Vanessa, Victor, J. Charles, &
Stinson, Jennifer N. (2018). Using the MEDiPORT humanoid robot to reduce
procedural pain and distress in children with cancer: a pilot randomized
controlled trial. Pediatric Blood & Cancer, 65(9), e27242.
Joseph, Azeta, Christian, Bolu, Abiodun,
Abioye A., & Oyawale, Festus. (2018). A review on humanoid robotics in
healthcare. MATEC Web of Conferences, 153, 2004. EDP Sciences.
Khasanah, Nopi Nur, & Astuti, Indra
Tri. (2017). Teknik Distraksi Guided Imagery sebagai Alternatif Manajemen Nyeri
pada Anak saat Pemasangan Infus. Jurnal Kesehatan, 8(3), 326�330.
Lee, Rachelle, Pearson, Jacqueline,
Spencer, Adam, Noel, Melanie, Bell-Graham, Lisa, & Beran, Tanya. (2019). 75
Efficacy of MEDi� preparation to manage children�s pain and fear during IV
inductions: a randomized-controlled trial. Paediatrics & Child Health,
24, e29�e30.
Manaloor, Robin, Ali, Samina, Ma, Keon,
Sivakumar, Mithra, Vandermeer, Ben, Beran, Tanya, Scott, Shannon, Graham,
Timothy, Curtis, Sarah, & Jou, Hsing. (2019). 113 Humanoid robot-based
distraction to reduce pain and distress during venipuncture in the pediatric
emergency department: A randomized controlled trial. Paediatrics & Child
Health, 24(Supplement_2), e43�e43.
Rossi, Silvia, Larafa, Marwa, & Ruocco,
Martina. (2020). Emotional and behavioural distraction by a social robot for
children anxiety reduction during vaccination. International Journal of
Social Robotics, 12(3), 765�777.
Safitri, Dwi. (2019). ANALISISPERGERAKAN
ROBOT HUMANOID DENGAN METODE SHAPE RECOGNITION. POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA.
Saputro, Heri, & Anjarwati, Rina.
(2020). EVALUASI KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN ASSESSMENT ULANG NYERI
MENGGUNAKAN CRITICAL PAIN OBSERB TOOL (CPOT).
Trost, Margaret J., Chrysilla, Grace, Gold,
Jeffrey I., & Matarić, Maja. (2020). Socially-Assistive robots using
empathy to reduce pain and distress during peripheral IV placement in children.
Pain Research and Management, 2020.
Uzum, Busra, Onen, Ahmet, Hasanien, Hany
M., & Muyeen, S. M. (2021). Rooftop Solar PV Penetration Impacts on
Distribution Network and Further Growth Factors�A Comprehensive Review. Electronics,
10(1), 55.
Zakiyah, Ana. (2015). Nyeri: Konsep dan
penatalaksanaan dalam praktik keperawatan berbasis bukti. Jakarta: Salemba
Medika.
Copyright holder: Devi tirta Ningrum, La Ode Abd
Rahman (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |