����� Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

������ e-ISSN : 2548-1398

������ Vol. 3, No.10 Oktober 2018

 


PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN BERBASIS PAKEM MELALUI PEER TEACHING DALAM MGMP SISTEM SEL DI SUB RAYON 5 KABUPATEN CIREBON

 

Yusup

SMP Negeri 1 Gunung Jati

Email: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) merupakan bentuk evaluasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah bagi seorang pembina. Pembina yang dalam hal ini sekaligus sebagai peneliti sendiri menyusun PTS dengan maksud meningkatkan kemampuan maupun kompetensi guru di sekolah. Peningkatan profesionalitas dalam mengelola pembelajaran yang menggunakan basis PAKEM melalui model pembelaran peer teaching. Dalam MGMP sistem SEL Objek yang diambil adalah guru Bahasa Indonesia pada sekolah di sub rayon 5 yaitu SMP Negeri 1 Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Prosedur atau mekanisme pelaksanaan penelitian ini dengan penelitian tindakan sekolah, dengan metode siklus. Peneliti akan menggunakan tiga siklus, dimana di dalam setiap tahapan siklus terdiri dari empat kegiatan pokok. Hal tersebut diantaranya adalah perencanaan, pelaksanaan kegiatan, refleksi serta evaluasi/revisi. Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan adalah perlunya menentukan tindakan sebagai berikut; perlunya sikap guru dalam menggunakan strategi PAKEM, mempraktikan peer teaching pada MGMP, menunjukan semangat yang tinggi dengan mengikuti kegiatan MGMP. Sedangkan hasil pembahasan pada penelitian didapatkan bahwa pada setiap siklus yang memiliki tingkat yang sangat tinggi adalah kehadiran dari guru dalam MGMP, respon siswa dalam KBM, kegiatan Peer Teaching, sikap guru dalam ikut serta MGMP, penyusunan RPP, serta pelaksanaan KBM, respon guru dalam proses pembelajaran pada setia siklus (I, II dan III) menggambarkan peningkatan yang sangat signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peer teaching dalam kegaitan MGMP dengan menggunakan sistem SEL mampu meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru dalam proses KBM yang bebasis PAKEM.

 

Kata Kunci : MGMP Sistem SEL, Peer Teaching, RPP, PAKEM, Kompetensi Guru

 

Pendahuluan

Berkaca pada Permen No 12 Tahun 2007 mengenai Standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Kepala Sekolah, hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut; 1). Kompetensi kepribadian, 2). Kompetensi supervisi manajerial, (3) kompetensi supervisi akademik, (4) kompetensi evaluasi, (5) kompetensi penelitian pengembangan, dan (6) kompetensi Sosial. Adapun tugas dan fungsi dari seorang kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik serta supervisi manajerial. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut; 1). Menstimulasi para guru untuk dapat merefleksikan kembali hasil-hasil capaian sehingga dapat terevaluasi kelemahan maupun kekuatan dalam menjalankan tugas perannya di sekolah, terutama dalam masalah tugas pokok sejenis, 2). Melakukan pembinaan terhadap guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran, termasuk diantaranya adalah RPP, pemberian Silabus yang akan diajarkan, sampai pada batasan materi yang harus disampaikan sehingga relevan dan up to date, 3). Melakukan pembinaan terhadap guru ketika memilih dan menggunakan stategi/ metode/ model/ teknik pembelajaran/ yang bisa dioperasionalkan sesuai dengan potensi atau kemampuan siswa, sehingga dapat proses pembelajaran siswa dapat menangkap materi pembelajaran dengan baik, 4). Melakukan pembinaan terhadap guru dalam masalah penguasaan kelas, atau manajemen, hal ini ditujukan untuk meningkatkan mutu semata

Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut di atas, peneliti berperan sebagai Kepala Sekolah senantiasa berusaha memantau, membina/ membimbing, memberi contoh serta mengevaluasi kinerja guru dengan harapan pendidik atau guru mampu mengembangkan/ memberdayakan diri dalam keempat bidang kompetensinnya, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial serta kompetensi profesionalnya demi peningkatan mutu khususnya di sekolah tempat mereka bekerja. Hal ini menjadi tugas pokok dan fungsi dari seorang kepala sekolah yang berperan sekaligus sebagai pengendali mutu sekolah. Kepala sekolah memiliki tanggungjawab dan peran yang luas dalam membangun sekolah yang sesuai dengan tujuan dan harapan yang sudah disepakati bersama. Karena itu peneliti sekaligus dalam hal ini sebagai kepala sekolah disini senantiasa berperan untuk melakukan evaluasi diri demi tercapainya tujuan pembelajaran yang dicita-citakan. Karena pada dasarnya hanya kepala sekolah lah yang dapat menentukan maju mundurnya lembaga tersebut. Karena itu evaluasi ini sebagai bentuk pijakan kepala sekolah dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan kedepan.

Berbagai usaha telah dilakukan dalam meningkatkan mutu ini dengan lahirnya UU No 14 tahun 2005 penjelasan mengenai Guru dan Dosen, Selanjutnya turun Permen No 19 tentang Standar Nasional, serta Peraturan Menteri no 16 tentang kompetensi guru dan Peraturan Menteri Diknas No 18 tetang sertifikasi Guru dan Dosen, semua itu semata untuk meningkatan mutu. Peraturan dan kebijakan tersebut sebagai acuan bagi para pelaku atau penyelenggara pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan standar nasional. Dalam suatu bangsa, dibutuhkan peraturan maupun kebijakan guna penyelenggaran pendidikan yang layak, yang memiliki standar minimum agar proses pendidikan tidak jauh dari harapan bangsa. Karena pada dasarnya pendidikan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, yang sesuai dengan harapan bangsa/ masyarakat. Karena itu dibutuhkan instrumen kebijakan untuk mengatur proses pendidikan tersebut sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan zaman.

Guru merupakan agen pendidik sehingga perannya menjadi sangat penting posisinya, karena gurulah yang paling dekat untuk merubah kompetensi peserta didik. Guru harus senantiasa siap merubah paradigma lama misalnya dalam melaksankan PBM menggunakan istilah teaching yang terpusat pada guru. Istilah itu populer digunakan oleh para pendidikan dengan istilah teacher centered. Namun metode ini untuk saat ini sudah dianggap usang, monoton dan tidak efektif, karena peserta didik cenderung diam dan tidak aktif. Dalam metode teacher centered, hanya guru lah yang aktif dalam proses pembelajaran. Padahal pada dasarnya proses pendidikan merupakan proses pendewasaan, proses pengembangan, yang mana dibutuhkan keaktifan dari peserta didik sendiri. Jika hanya guru saja yang aktif di kelas, sementara peserta didik hanya duduk terdiam menerima informasi dari guru, maka proses pembelajaran tersebut tidak dapat mengembangkan daya nalar, pikir maupun kepribadian peserta didi untuk berkembang. Posisi Peserta didik dalam kegiatan pendidikan adalah sebagai subyek.Siswa atau peserta didik adalah pelaku dari proses pendidikan, sementara guru berperan sebagai evaluator, mediator, fasilitator dan lain sebagainya. Oleh karena itu, proses pendidikan yang dapat membangun, memberdayakan dan mampu memposisikan peserta didik menjadi subyek pendidikan (aktif-partisipatif) adalah dengan metode student centered. Metode ini merupakan proses pendidikan yang berpusat pada peserta didik.

Kepala Sekolah yang merangkap sebagai pendidik bahasa Indonesia, peneliti juga sebagai mitra guru dalam meningkatkan kompetensi tersebut berusaha membina dan membimbing dalam pembuatan silabus, RPP serta pelaksanaan PBM-nya baik dalam kegiatan MGMP atau dipantau langsung ke dalam kelas. Namun demikian dari hasil pengamatan bahwa dari 30 guru bahasa Indonesia yang sesuai dengan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan hanya 8 orang. Itu artinya guru yang menggunakan strategi pembelajaran PAKEM hanya 27%, dan sebanyak 73% guru bahasa Indonesia masih cenderung konvensional, artinya belum menggunakan strategi PAKEM. Pada dasarnya proses pembelajaran harus terdiri dari 4 pilar UNESCO. Hal tersebut diantaranya adalah learning to know, learning to do, learning to be dan learning to life together, dengan pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) tidak monoton, membosankan, karena hal tersebut dapat terhambat dalam mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia memang, mata pembelajaran yang perlu strategi yang jitu dalam menyampaikannya. Jika guru atau pendidiknya kurang pemahaman, pengetahuan pengalaman dalam mempraktekannya, maka akan terjadi kejenunan pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Itu artinya pembelajaran akan bersifat strategi teacher centered. Kadang kemampuan dan potensi siswa tidak tergali dan prestasi siswapun belum mencapai tarap yang diinginkan.

Menurut hasil pengamatan dan observasi bahwa guru yang sudah dan mampu menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap hanya 6 orang atau dalam presentase sebanya 20%. Sementara dalam menyusunan silabus yang sesuai dengan kategori baik sebanyak 10 orang atau dalam presentase 33%. Sementara dalam menyusun RPP yang baik sebanyak 6 orang guru atau dalam presentase guru sebanyak 20%. Kemudian dalam melaksanakan kegaitan KBM yang menggunakan strategi PAKEM hanya sebanyak 8 orang atau dalam presentase 27% serta yang aktif dalam kegiatan pertemuan MGMP berjumlah rata-rata 40%, dengan lokasi kegiatan yang cukup jauh dari lokasi guru tersebut bekerja.

Dengan demikian, peneliti sebagai Kepala Sekolah merasa mempunyai kewajiban untuk mencari solusinya dalam meningkatkan kemampuan guru tersebut khususnya kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM ) dalam hal ini peneliti mencoba mengadakan Penelitian Tidakan Sekolah (PTS) dengan judul �Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berbasis PAKEMmelaluiPeer Teaching dalam MGMP Sistem SEL di Subrayon 05 SMP Negeri 2 Kapetakan Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon�

 

Metode Penelitian

A.    Teknik Pengumpulan Data

1.      Observasi (pengamatan) untuk data kualitatif, dilakukan dalam pengamatan aktifitas guru pada pembuatan RPP dan kegiatan Peer Teaching pada kegiatan MGMP, serta pelaksanaan PBM di sekolah/kelas masing-masing anggota MGMP;

2.      Wawancara; dilakukan terhadap guru dan siswa sebelum dan sesudah selesai melaksanan PBM;

3.      Analisis hasil kegiatan Peer Teaching pada MGMP dan hasil pelaksanaan proses belajar mengajar yang PAKEMuntuk data kuantitatif. Untuk lebih jelasnya berikut ini teknik pengumpulan data.

Tabel 1.

Teknik Pengumpulan Data

 

 

No

 

Sumber Data

 

Jenis Data

Teknik Pengumpul-

an Data

 

Instrumen

 

Waktu

1

Guru

Permasalahan yang ada kaitan

nya dengan pembelajaran

Observasi

 

Lembar isian tentang permasalahan pembelajaran

Pertemuan Pertama kegiatan MGMP Inti

 

2

Guru

Sikap guru terhadap model PBM yang dicontohkan

Kuesioner

Lembar kuesioner

Pertemuan Pertama KegiatanMGMP Inti

3

Guru

Aktifitas guru

dalam pembuatan RPP

Observasi

Format observasi aktifitas guru

 

Kegiatan MGMP

4

Guru

Aktifitas guru Dalam Peer Teaching

Observasi

Format observasi aktifitas guru

 

Kegiatan MGMP

5

Guru

Aspek afektif guru

observasi dan wawancara

Format observasi aspek afektif

Kegiatan MGMP, sebelum, Selama, dan sesudah Pelaksanaan PBM (real teachung)

6

RPP

Gambaran kemampuan membuat RPP

observasi dan wawancara

Format observasi

Kegiatan MGMP dan sebelum pelaksanaan PBM (real teaching)

7

Guru

Gambaran kemampuan pelaksanaan PBM

observasi dan wawancara

Format observasi

(Skala Likert)

Kegiatan pelaksanaan PBM (rea teaching

8

Siswa

Aspek Afektif siswa

Tes sikap dan minat

Format Skala likert

Setelah kegiatan PBM

 

B.       Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan merujuk pada teknik an�lisis, yaitu interpretasi data hasil observasi, hasil analisis kegiatan MGMP dan analisis kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM).

Tabel 2.

Rentang Nilai Keberhasilan

 

Rentang nilai

Kualifikasi

85< A ≤100

Sangat baik

70< B ≤ 85

Baik

56 ≤ C ≤ 70

Cukup

40≤ D≤ 56

< 20

Kurang

Sangat kurang

 

C.      Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas: Hopkin,1993:48 dan Kember,2000:26, yaitu sebagai berikut :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Refleksi Awal (sebelum Perlakuan)

 
Gambar 1. Spiral (siklus) Penelitian Tindakan Sekolah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Hasil dan Pembahsan

penelitian ini terdiri dari 3 siklussecara berdaur ulang dan berkelanjutan. Setiap siklus terdiri dari tahapan: perencanaan, pelaksanaan (tindakan dan observasi) dan refleksi serta perbaikan untuk dijadikan rencana berikutnya. Hal ini sebenarnya sama dengan prinsipsupervisi akademik yang terdiri dari 3 pase yaitu; Pra Confrence, Observationdan Post Conference.

Penelitian ini dilaksanakan setiap hari MGMP bahasa Indonesia yaitu hari Senin seperti tercantum dalam jadwal pelasanaan penelitian pada bab sebelumnya. Adapun kegiatannya adalah; pelaksanaan Peer Teaching, refleksi, revisi RPP, pembuatan RPP, supervisi kelas, dan kesimpulan untuk merencanakan strategi berikutnya.

A.  Implementasi dan Hasil Tindakan

1.    Siklus Pertama

Pada siklus ini peneliti melakukan tindakan dengan melaksanakan pertemuan MGMP di SEL induk pada hari Senin kedua bulan Januari 2015 untuk mengadakan pembinaan dengan pemberian materi strategi/metode/teknik pembelajaran yang diawali dengan Peer Teaching dilajutkan dengan diskusi dan pembetrian angket untuk lansung dijawab dan diambil kesimpulan sebagai rencana untuk kegiatan MGMP selajutnya. Dari pertemuan itu maka diperoleh data sebagai berikut;

Tabel 3.

������� Hasil Wawancara (Quesioner) Awal Untuk Menentukan Tindakan

 

NO.

PERTANYAAN

FREKUENSI

JAWABAN

PROSENTASE

DESKRIPSI JAWABAN

1.

Apakah Anda merasa senang dengan PBM yang dilakukan barusan

Ya= 27

90%

-Sulit untuk dilakukan oleh siswa kami

- Susah mencari materinya

- terlaulu makan waktu banyak

Tdk= 3

10%

2.

Apakah Anda senang dengan strategi yang digunakan barusan?

Ya = 25

Tdk = 5

83%

17%

- agak susah diikuti karena baru 2 orang

- banyak menggunakan waktu 2

- masih bingung

3.

Setujukah Anda kalau kegiatan Peer Teachingdilakukan pada setiap pertemuan MGMP?

Ya = 25

83 %

 

4.

Setujukah Anda jika kegiatan MGMP bertempat di dekat sekolah Anda?

Ya = 25

Tdak= 5

83%

17%

- ke sekolah tempat kerja jauh

 

5.

Kapan Peer Teachingdalam MGMP sebaiknya dilakukan? Awl/tengah /akhir

Awal = 13

Tengah= 7

Akhir = 10

 

43%

23%

34 %

Awal: banyak waktu untuk perbaikan

Tengah : supaya teori dulu

Akhir: perbaikan bisa di rumah

Dengan melihat tabel di atas, maka peneliti bersama-samapeserta MGMP berdiskusi dan menarik kesimpulan bahwa kegiatan MGMP sitem SEL akan dilaksanakan dalam jumlah kecil tidak begitu jauh dari sekolah tempat bekerja, kegiatan yang akan terus dilakukan adalah Peer Teaching, pembuatan RPP dan pelaksanaan di kelas/sekolah masing- masing dan saling memantau satu sama lain.

 

1)   Pelaksanaan Siklus Pertama

a.    Refleksi dan Evaluasi

Hasil penelitian dari siklus pertama dinyatakan dengan tabel berikut;

Tabel 4.

Rekapitulasi hasil Pemantauan Siklus Pertama

 

Rata Kehadiran Guru

Rata-Rata Nilai RPP

Sikap Guru Selama Kegiatan MGMP

Rata-Rata Peer Teaching

Rata-Rata

Nilai PBM

Sikap

Siswa Terhadap PBM & Strategi

Sikap

Guru Terhadap PBM & Strategi

91,11%

77,78

79,60

76,76

83,61

70

80%

Amat Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

 

Dari kegiatan siklus pertama ini peneliti dapat mengevaluasibahwa kegiatan Peer Teaching masih dapat dilanjutkan dalam kegiatan MGMP. Selanjutya, dan strategi yang sudah dicobakan yaitu �Maka A Match, Jig saw, dan Story Based on pictures� telah disepakati untuk diganti denganstrategi yang lain yaitu dengan 1) Think Pair Shares, 2) Two Stay Two Stray, dan 3) Role Playing. RPP juga diperbaiki baik secara bersama-sam ataupun perorangan.

2.    Siklus Kedua

1)        Perencanaan Siklus Kedua

Hasil diskusi dari refleksi pada putaran pertamadijadikan pedoman yaitu berupa bahan strategi PBM, dan merevisi rencana pelaksanaan pembelajarannya.

a.    Refleksi dan Evaluasi Siklus Kedua

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 5.

Rekapitulasi hasil Pemantauan Siklus Kedua

Rata Kehadiran Guru

Rata-Rata Nilai RPP

Sikap Guru Selama Kegiatan MGMP

Rata-Rata Peer Teaching

Rata-Rata

Nilai PBM

Sikap

Siswa Terhadap PBM & Strategi

Sikap

Guru Terhadap PBM & Strategi

97,77%

78,11

80

78,57

77,58

78

84

Amat Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

 

 

 

 

 

�����������

����������� Dari kegiatan siklus kedua ini peneliti dapat mengevaluasi dan menarik kesimpulan sebagai berikut; kegiatan Peer Teaching masih dapat dilanjutkan dalam kegiatan MGMP. Selanjutya, strategi yang sudah dicobakan yaitu �1) think pair shares, 2)two stay two stray, dan 3) role playing dapat dicoba terus dengan perbaikan-perbaikan. Dilihat perbedaan hasil dari siklus pertama terdapat peningkatan meskipun ada yang masih tetap atau bahkan menurun tapi secara keSeluruhan ada peningkatan.

 

3.    Siklus Ketiga

a.    Perencanaan Siklus Ketiga

Seperti terlihat dari refleksi siklus kedua bahwa tindakan pada siklus ketiga ini akan melakukan strategi yang berbeda meskipun tidak semuanya, yaitu menggunakan strategi � role playing untuk genre narrate, two stay two stray untuk bahan ajar reading narrate dan CIRC juga sama untuk genre narrate.

b.   Refleksi dan Evaluasi Siklus Ketiga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 6.

Rekapitulasi Hasil Pemantauan Siklus Ketiga

 

Rata Kehadiran Guru

Rata-Rata Nilai RPP

Sikap Guru Selama Kegiatan MGMP

Rata-Rata Peer Teaching

Rata-Rata

Nilai PBM

Sikap

Siswa Terhadap PBM & Strategi

Sikap

Guru Terhadap PBM & Strategi

97,77%

79,67

89,33

78,54

79,23

87

89,33

Amat Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

 

 

 

 

 

Dari kegiatan siklus ketiga ini peneliti dapat mengevaluasi dan menarik kesimpulan sebagai berikut; kegiatan Peer Teaching masih dapat dilanjutkan dalam kegiatan MGMP selanjutnya, strategi yang sudah dicobakan yaitu �1) Think Pair Shares, 2) Two Stay Two Stray, dan 3) Role Playing dapat dicoba terus dengan perbaikan-perbaikan. Dilihat perbedaan hasil dari siklus pertama terdapatpeningkatan meskipun ada yang masih tetap atau bahkan menurun tapi secara keseluruhan ada peningkatan.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian tindakan sebanyak tiga siklus ini dan dengan berdasarkan temuan, analisis data dan refleksi pada setiap siklus, serta pembahasannya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagaiberikut;

1)        Dengan mengaplikasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)�� yang terencana dengan baik maka guru merasa lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya sehingga PBM berjalan efektif dan efisien;

2)        Guru semakin termotivasi untuk selalu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang PAKEMdengan berbagai strategi;

3)        Dengan pelaksanaan PBM berbasis PAKEM, siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya terutama berani berbicara tanpa takut salah karena dalam PAKEM, guru senantiasa memberdayakan kemapuan siswa dalam menggunakan keterampilan berbahasa Indonesianya baik keterampilan mendengar (listening), berbicara (speaking), Membaca (reading), ataupun menulis (writing);

4)        Pelaksanaan MGMP dengan sitem SEL dapat meningkatkan kehadiran dan termotivasinya guru untuk selalu hadir di kegiatan ini serta selalu ingin segera mengaflikasikan hasil yang sudah direncanakan dalam MGMP dalam pembelajaran di kelasnya;

5)        Kerjasama yang baik antara Kepala Sekolah, guru serta pengawas, dapat meningkat, sehingga permasalahan pembelajaran segera tertangani;

6)        Dengan melakukan Peer Teaching , kompetensi kepribadian guru semakin meningkat karena mereka akanberani berbuat berani bertanggung jawab,berani mengkritik/ berkomentar dan berani pula dikritik/ dikomentar;

7)        Kompetensi Kepala Sekolah dalam membina guru/ sekolah tertama melakukan supervisi akademik/ klinis dengan memerdayakan hasil MGMP model SEL dapat meningkat;

8)        Kompetensi Kepala Sekolah dalam bidang penelitian danpengembangan dapat meningkat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

 

Acheson, Keith A, et al. 1987. Techniques in The Clinical Supervision of Teachers. New York & London : Longman.

 

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Sekolah, Makalah pada Bimbingan dan Teknik KTI bagi Jabatan Fungsional Kepala Sekolah Sekolah, Direktorat PMPTK DepartemenNasional.

 

Berman Sally. 2002. Making Choice Theory Work In A Quality Classroom,USA: Skylight Training and Publishing,Incc

 

Depdiknas. 2004. Pemberdayaan MGMP. Jakarata: DirektoratMenengah.

 

_________. 2004. Revitalisasi MGMP Dalam Konteks School Reform Dengan Pendekatran MPMBS. Jakarta: Direktorat PMU.

 

_________. 2015. Kumpulan Peraturan MenteriNasional tentang Standar Nasionaldan Panduan KTSP.Jakarta: DepartemenNasional.

 

__________. 2015. Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutudan Tenaga Kerja.

 

__________. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemNasional, Jakarta

 

__________. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional. Jakarta

�����������

Hopkin David P. 1993. A teacher�s Guide to Classroom Research. Buckingham: Open Unersity.

 

Kardiawarman. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. IKIP Rayon 03.