����� �Syntax
Literate : Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
������
e-ISSN : 2548-1398
������
Vol. 3, No.11 November 2018
PENGARUH ARUS KAS OPERASI, KEPEMILIKAN
MANAJERIAL DAN LABA BERSIH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN STUDI KASUS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2014
Asep Basuki
Universitas Swadaya Gunungjati (UNSWAGATI) Unswagati Cirebon �
Email: [email protected]
������������������������������������������������������������ ���������
Abstraks
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh arus kas operasi, kepemilikan
manajerial dan laba bersih terhadap sikap pengambilan kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Populasi
yang diambil dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian tahun 2012-2014 sebanyak 143 perusahaan, sedangkan yang
dijadikan objek penelitian (sampel) yaitu sebanyak 14 perusahaan. Purposive sampling adalah metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengambil� sample dengan disesuaikan kebutuhan. Adapun
jennis Data yang
dipakai adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dari masing-masing
perusahaan sampel yang diambil melalui situs www.idx.co.id. Sedangkan metode analisis data dengan
menggunakan analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan SPSS versi 21. Adapun hasil
penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa arus
kas operasi berpengaruh terhadap� kebijakan
deviden begitu juga dengan laba
bersih menunjukkan hasil yang sama bahwa laba bersih berpengaruh kepada kebijakan dividen, sedangkan kepemilikan
manajerial dari hasil penelitian menyatakan bahwa kepemilikan manajerial perusahaan
tidak
berpengaruh terhadap pengambilan sikap �kebijakan dividen.
Kata Kunci:
Arus Kas Operasi, Kepemilikan Manajerial,
Laba Bersih, dan Kebijakan Dividen
Pendahuluan
Seiring dengan kemjuan teknologi Dan perkembangan
zaman dalam dunia bisnis semakin ketat pula persaingan yang terjadi. Oleh sebab
itu setiap perusahaan harus bisa bertahan Dan mampu mengembangkan bisnisnya
agar bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain Dan dapat memperoleh laba/keuntungan
yang maksimal. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak modal
melalui penjualan saham,
maka
perusahaan juga �harus bisa mempertimbangkan apakah�
keuntungan yang didapat akan di tahan sebagai
laba ditahan atau laba
tersebut akan dibagikan juga kepada para pemegang dengan bentuk dividen. Dijelaskan bahwa keputusan
yang diambil oleh sebuah perusahaan
mengenai keuntungan yang
diperoleh apakah akan ditahan atau dibagikan kepada para pemegang sahamnya hal
ini disebut sebagai kebijakan dividen (Cahyo, 2013).
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh sebuah
perusahaan dalam bisnis adalah ketika perusahaan akan mengambil keputusan
pembagian dividen. Dimana dalam Rapat Umum Pemegang Saham akan di sampaikan berkaitan dengan keputusan tentang
keuntungan yang diperoleh oleh perusahan apakah
akan dibagikan sebagai dividen atau akan menahan keuntungan tersebut untuk kembali diinvestasikan dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan Dan kamajuan perusahaan.
Dalam membagikan dividen perusahaan perlu mempertimbangkan kelangsungan hidup
perusahaan dan pertumbuhan perusahaan agar dapat tetap bertahan dalam mencapai
kinerja keuangan yang maksimal dan memperoleh laba yang tinggi sehingga
perusahaan dapat membagikan dividen kepada para pemegang saham. Laba yang diperoleh
perusahaan tidak harus dibagikan semua sebagai dividen melainkan dapat disimpan
untuk diinvestasikan kembali.
Di sisi lain
para investor biasanya tertarik dengan penghasilan atau pendapatan saat ini dan
pendapatan dimasa yang akan datang. Karena tujuan seorang investor dalam
menanamkan dananya yaitu untuk mendapatkan pengembalian yang lebih dari
perusahaan dan memperoleh laba sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, para
investor memberikan fokus pada laba yang diperoleh perusahaan dan juga melihat kondisi
keuangan perusahaan di masa mendatang akan mengalami keuntungan atau kerugian
serta melihat seberapa jauh pengaruhnya terhadap kemampuan perusahaan dalam
membayarkan dividennya dan menghindari kebangkrutan (Dhira, dkk 2010).
Para investor
menginginkan kebijakan dividen yang stabil, akan tetapi tidak semua perusahaan
dapat membayarkan dividen setiap tahunnya karena laba yang diperoleh perusahaan
tidak selalu konsisten sehingga pembagian dividen tersebut tidak stabil. Laba
yang diperoleh perusahaan setiap tahun bisa naik dan juga bisa menurun. Oleh
karena itu, pembagian dividen yang meningkat setiap tahun tersebut akan sulit
di capai oleh perusahaan karena keuntungan yang didapat perusahaan tidak
selamanya tinggi. Apabila keuntungan yang diperoleh perusahaan itu rendah maka
pembagian dividenpun akan menurun.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain arus kas operasi,
kepemilikan manajerial, dan laba bersih. Aktivitas operasi
mempengaruhi laporan laba rugi yang dilaporkan dengan dasar akrual. Arus kas
operasi terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus masuk kas operasi
berasal dari arus pendapatan
bunga
atas peminjaman
dan dividen atas penanaman
dari investasi saham. Arus kas keluar operasi meliputi
pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak
(Dhira, dkk 2010). Dalam Arus
kas operasi berkaitan dengan kebijakan dividen, karena hal ini merupakan salah satu indikator
yang lebih baik
dalam menjabarkan perusahaan tersebut dapat terus menepati apa yang menjadi komitmennya
dalam waktu dekat kepada para peminjam
dan karyawan termasuk kepada para pemegang saham/investor (Cahyo, 2013).
Kepemilikan
Manajerial merupakan suatu bentuk pemegang saham yang dimiliki oleh manajer secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini seorang manajer mendapatkan
kesempatan� untuk ikut serta terlibat
langsung dalam kepemilikan saham dengan tujuan menyetarakan antara kepemilikan
menajer dengan pemegang saham. Kepemilikan manajerial
berkaitan dengan kebijakan dividen dimana kepemilikan manajerial dapat
mengurangi konflik keagenan.
Keterlibatan manajer dalam kepemilikan saham, akan berdampak pada tindakan yang
dilakukan oleh seorang manajer untuk lebih berhati � hati dalam mengambil
keputusan. Karena akan menanggung resiko Dan konsekuensi yang diambilnya. Selain
itu juga manajer akan merasa
termotivasi
untuk lebih meningkatkan
produktivitas kinerjanya
dalam mengelola perusahaan di
lingkungannya (Dewi, 2008).
Laba bersih adalah keuntungan yang diperoleh dari hasil kelebihan
seluruh pendapatan atas seluruh biaya setelah adanya pengurangan pajak� yang dilaporkan dalam bentuk laporan
laba rugi (Manurung dan Siregar, 2009) dalam David, (2012). Laba bersih
berkaitan dengan kebijakan dividen dimana laba bersih menjadi tolak ukur dari sebuah kekuatan usaha untuk
menghasilkan keuntungan dan
juga menjawab
pertanyaan-pertanyaan
tentang bagaimana keberhasilan sebuah perusahaan dalam �mengelola Dan mengembangkan usahanya.
Laba bersih juga dapat memperbesar
aktiva perusahaan dan ekuitas pemegang saham. Laba bersih juga dapat ikut membantu
menarik modal dari investor-investor
�baru yang berharap untuk menerima hasil dividen dari
operasi yang berhasil di masa yang akan datang (Dhira, dkk 2010). �
Metode
Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian ini merupakan penelitian dasar atau basic researh. Penelitian dasar atau basic research adalah
suatu penelitian� yang dilaksanakan guna
menghasilkan ilmu pengetahuan dan dapat memahami kejadian Dan fenomena-fenomena (dalam lingkup kerja)
yang akan menambah kumpulan pengetahuan yang sudah ada (terkait teori
organisasi dan manajemen) (Sekaran, 2014:228).
Alat bantu penelitian yang digunakan dalam Penelitian
ini adalah PSS
versi 21 melalui analisis regresi linier berganda (multiple linier regression), karena penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh Arus Kas Operasi, Kepemilikan Manajerial dan Laba Bersih
terhadap Kebijakan Dividen.
B.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan data sekunder berupa laporan laporan keuangan Perusahaan Manufaktur
yang telah dipublikasikan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia www.idx.co.id. Menurut
Bambang dan Indrianto (2002) dalam Sujarweni (2015:224) metode pengumpulan data
yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mempelajari atau mengumpulkan catatan atau dokumen yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Peneliti berusaha untuk memperoleh berbagai data dan
informasi tambahan dari situs-situs yang berhubungan dengan penelitian.
C. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan melalui statistik deskriptif, uji asumsi klasik, Analisis Regresi,
uji hipotesis t.
1.
Statistik
Deskriptif
Analisi deskriptif �ini digunakan untuk menganalisis data �yang berupa
angka � angka (kuantitatif) yang diolah menurut kalkulasi hitungan mengenai
�kedaan tian, sehingga
dapat memberikan penjelasan atau
penjabaran selama dama periode pengamatan. Dalam
Analisis Statistik deskriptif �akan mmberikan
penjelasan� Dan gambaran suatu data dengan� melihat
aspek dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtoris dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2013:19).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji
asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-benar
menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif.
3. Analisis Regresi
Berganda�������������������������������������������������������������������������� Metode
analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda,
untuk mengetahui adakah pengaruh aruskas operasi, kepemilikan manajerial, laba
bersih terhadap kebijakan Dividen suatu perusahaan.
Persamaan regresi
berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y�������� = Kebijakan Dividen
a��������� = Konstanta
bi�������� = i = 1,2,3 = koefisien regresi
X1������� = Arus Kas Operasi
X2������� = Kepemiliikan Manajerial
X3������� = Laba Bersih�������������
e��������� = eror
4. Pengujian Hipotesis
a.
Uji
Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2013:98)
menyatakan bahwa:
�
�Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen�.
Dalam uji t ini dilakukan perbandingan antara thitung
≥ ttabel atau P ≤ 0,05 dalam uji t-hitung variabel
bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat
dengan anggapan variabel lainnya konstan. Pengambilan keputusan uji hipotesis
secara parsial berdasarkan pada
pengambilan nilai
probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program aplikasi SPSS statistik
parametrik sebagai
berikut (Ghozali, 2013:98):
Langkah-langkah pengujian:
1)
Merumuskan hipotesis
H0
:b1
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
(x) terhadap variabel dependen (y).
Ha
:b1� �� 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel independen (x) terhadap variabel dependen (y).
2)
Menentukan tingkat
signifikan (a)
Tingkat
signifikansi (significant level) yang
digunakan sebesar 5%.
3)
Kriteria pengambilan
keputusan
H0 diterima jika : nilai signifikansi a> 5%
H0 ditolak jika : nilai signifikansi a< 5%.
Hasil
dan Pembahasan�
Hasil Penelitian
A. Data Kebijakan Dividen
������������� Kebijakan
dividen diperoleh dengan cara dividen per lembar saham dibagi dengan laba per
lembar saham. Berikut adalah data hasil penelitian yang telah dilakukan pada
perusahaan manufaktur periode 2012-2014.
Tabel
1.
Data
Kebijakan Dividen
No. |
Kode |
Kebijakan
Dividen (Y) |
||
2012 |
2013 |
2014 |
||
1. |
ASII |
0,45 |
0,45 |
0,46 |
2. |
AUTO |
0,38 |
0,39 |
0,13 |
3. |
GGRM |
0,48 |
0,36 |
0,29 |
4. |
INDS |
0,38 |
1,70 |
0,52 |
5. |
INDF |
0,47 |
0,65 |
0,38 |
6. |
KAEF |
0,17 |
0,14 |
0,23 |
7. |
KLBF |
2,57 |
0,46 |
0,39 |
8. |
LION |
0,18 |
0,32 |
0,42 |
9. |
LMSH |
0,02 |
0,10 |
0,26 |
10. |
SKLT |
0,17 |
0,18 |
0,17 |
11. |
SMSM |
0,66 |
0,49 |
0,42 |
12. |
TCID |
0,49 |
0,46 |
0,43 |
13. |
TRST |
0,91 |
0,83 |
0,45 |
14. |
TSPC |
0,54 |
0,53 |
0,58 |
Sumber : Data sekunder
olahan, 2016.
B. Data Arus Kas Operasi
Arus Kas Operasi diperoleh dengan cara
arus kas masuk dari kegiatan operasional dikurangi dengan arus kas keluar dari
kegiatan operasional. Berikut adalah data hasil penelitian yang telah dilakukan
pada perusahaan manufaktur periode 2012-2014.
Tabel
2.
Data
Arus Kas Operasi
No |
Kode |
Arus
Kas Operasi (X1) |
||
2012 |
2013 |
2014 |
||
1. |
ASII |
29,82043751 |
30,68737801 |
30,3366016 |
2. |
AUTO |
27,01072469 |
27,03637176 |
26,30022201 |
3. |
GGRM |
29,0056411 |
28,53644138 |
28,13649806 |
4. |
INDS |
25,42508206 |
26,2674896 |
24,91157435 |
5. |
INDF |
29,63346471 |
29,56670631 |
29,85773092 |
6. |
KAEF |
26,16400532 |
26,25974803 |
26,38033838 |
7. |
KLBF |
27,95045182 |
27,55539593 |
28,47091702 |
8. |
LION |
24,92206379 |
24,68515851 |
24,84770795 |
9. |
LMSH |
23,08305597 |
23,34900561 |
23,02582797 |
10. |
SKLT |
23,44848984 |
24,01515263 |
23,87592574 |
11. |
SMSM |
26,74196828 |
26,8281305 |
26,83221115 |
12. |
TCID |
26,24654008 |
26,26001689 |
25,53992117 |
13. |
TRST |
25,06060845 |
25,44098999 |
26,19094598 |
14. |
TSPC |
27,17693588 |
26,82955233 |
26,96345608 |
�� Sumber : Data sekunder olahan, 2016.
C. Data Kepemilikan
Manajerial
Kepemilikan Manajerial diperoleh dengan
cara saham yang dimiliki manajer dibagi dengan jumlah saham beredar dikali
100%. Berikut adalah data hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan
manufaktur periode 2012-2014.
Tabel
3.
Data
Kepemilikan Manajerial
No. |
Kode |
Kepemilikan
Manajerial (X2) |
||
2012 |
2013 |
2014 |
||
1. |
ASII |
�������� 0,0362 |
������� 0,0360 |
����� 0,0287 |
2. |
AUTO |
�������� 0,0765 |
������� 0,0644 |
������ 0,0211 |
3. |
GGRM |
�������� 0,9200 |
������� 0,9200 |
������ 0,9200 |
4. |
INDS |
�������� 0,4089 |
������� 0,4353 |
������ 0,4353 |
5. |
INDF |
�������� 0,0157 |
������� 0,0157 |
������ 0,0157 |
6. |
KAEF |
�������� 0,0023 |
������� 0,0023 |
������ 0,0023 |
7. |
KLBF |
�������� 0,0086 |
������� 0,0093 |
������ 0,0093 |
8. |
LION |
�������� 0,2490 |
������ 0,2490 |
������ 0,2490 |
9. |
LMSH |
������ 25,6198 |
����� 25,6198 |
���� 25,1823 |
10. |
SKLT |
�������� 0,1251 |
������� 0,1251 |
������ 0,1251 |
11. |
SMSM |
�������� 6,0433 |
������� 8,3418 |
������ 8,3418 |
12. |
TCID |
�������� 0,1419 |
������� 0,1417 |
������ 0,1358 |
13. |
TRST |
�������� 1,9073 |
������� 1,4952 |
������ 1,1872 |
14. |
TSPC |
�������� 0,1022 |
������� 0,0974 |
������ 0,0811 |
Sumber : Data sekunder olahan, 2016.
D. Data Laba Per Saham
Laba per saham
diperoleh dengan cara laba setelah pajak dibagi dengan jumlah saham beredar.
Berikut adalah data hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan
manufaktur periode 2012-2014.
Tabel
4.
Data
Laba Per Saham
No. |
Kode |
Laba
Per Saham� (X3) |
||
2012 |
2013 |
2014 |
||
1. |
ASII |
������� 479,73 |
����� 479,63 |
������� 473,80 |
2. |
AUTO |
������� 273,16 |
����� 196,69 |
������� 180,85 |
3. |
GGRM |
���� 2.086,06 |
�� 2.353,71 |
���� 2.790,19 |
4. |
INDS |
������� 422,80 |
����� 278,67 |
������� 193,02 |
5. |
INDF |
������� 371,41 |
����� 285,16 |
������� 442,50 |
6. |
KAEF |
��������� 36,93 |
������� 38,63 |
��������� 42,24 |
7. |
KLBF |
��������� 34,15 |
������� 40,95 |
��������� 44,05 |
8. |
LION |
���� 1.641,30 |
�� 1.245,03 |
������� 942,05 |
9. |
LMSH |
���� 4.300,26 |
�� 1.498,22 |
������� 771,16 |
10. |
SKLT |
��������� 11,53 |
������� 16,90 |
��������� 24,56 |
11. |
SMSM |
������� 152,33 |
����� 213,86 |
������� 270,98 |
12. |
TCID |
������� 747,88 |
����� 796,49 |
������� 866,95 |
13. |
TRST |
��������� 21,88 |
������� 11,74 |
��������� 10,71 |
14. |
TSPC |
������� 139,54 |
����� 141,03 |
������� 128,75 |
Sumber : Data sekunder
olahan, 2016.
E. Hasil Uji Hipotesis
Hasil Analisis Regresi
Linier Berganda
Berikut ini
hasil analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh Arus Kas
Operasi (X1), Kepemilikan Manajerial (X2), Laba Bersih (X3) terhadap Kebijakan
Dividen (Y).
Tabel 5.
Hasil Pengujian Regresi� Linier Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
-6,433 |
1,506 |
|
-4,270 |
,000 |
LnAKO |
,250 |
,062 |
,648 |
4,043 |
,000 |
|
LnKM |
,095 |
,053 |
,305 |
1,794 |
,081 |
|
LnLPS |
-,194 |
,072 |
-,409 |
-2,696 |
,010 |
|
a. Dependent Variable: LnKD |
��� Sumber: Hasil Output SPSS
versi 21.0 for Windows
���� Persamaan Regresi Linier Berganda dari tabel 4.12
adalah� sebagai berikut:
Y���������������
= Kebijakan Dividen
A �������������� =
Konstanta
b1,
b2, b3�� = Koefisien regresi
X1������������� = Arus Kas Operasi
X2������������� = Kepemilikan Manajerial
X3
������������ = Laba Per Saham
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Konstanta sebesar -6,433. Jika Arus Kas Oprasi (X1),
Kepemilikan Manajerial (X2), Laba Per Saham (X3) nilainya adalah 0, maka
Kebijakan Dividen (Y) nilainya adaah -6,433 rupiah.
2. Koefisien regresi variabel Arus Kas Operasi (X1)
sebesar���������������������������������
0,250. Artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan arus kas
operasi mengalami kenaikan sebesar satu rupiah, maka kebijakan dividen (Y) akan
mengalami kenaikan senilai 0,250 rupiah.
3. Koefisien regresi variabel Kepemilikan Manajerial (X2)
sebesar 0,095. Artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan
kepemilikan manajerial mengalami kenaikan sebesar satu rupiah, maka kebijakan
Dividen (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,095 rupiah.
4. Koefisien regresi variabel Laba Per Saham (X3) sebesar
-0,194. Artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan laba per saham
mengalami penurunan sebesar satu rupiah, maka kebijakan Dividen (Y) akan
mengalami penurunan senilai 0,194 rupiah.
Uji Signifikan
Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan
atau tidaknya pengaruh variabel Arus Kas Operasi, Kepemilikan Manajerial, Laba
Bersih terhadap Kebijakan Dividen secara parsial. Pengujian signifikansi
koefisien dari setiap variabel bebas menggunakan p-value (probability value) dengan tingkat signifikansi sebesar 5%
atau 0,05. Apabila nilai signifikansi ≤ 0,05 maka koefisien regresi
adalah signifikan. Berikut hasil uji statistik t yang dilakukan dengan IBM SPSS
Statistic 21.
Tabel 6.
Hasil Uji
Statistik t
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
-6,433 |
1,506 |
|
-4,270 |
,000 |
LnAKO |
,250 |
,062 |
,648 |
4,043 |
,000 |
|
LnKM |
,095 |
,053 |
,305 |
1,794 |
,081 |
|
LnLPS |
-,194 |
,072 |
-,409 |
-2,696 |
,010 |
|
a. Dependent Variable: LnKD |
��� Sumber: Hasil Output SPSS
versi 21.0 for Windows
Berdasarkan uji
statistik t yang disajikan pada tabel 4.13, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengujian hipotesis pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen
Hasil output
SPSS (tabel 4.13) untuk uji parsial t variabel Arus Kas Operasi terhadap
Kebijakan Dividen ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. Diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis
pertama (H1) diterima. Artinya terdapat pengaruh Arus Kas Operasi terhadap
Kebijakan Dividen.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan
Dividen
Hasil output
SPSS (tabel 4.13) untuk uji parsial t variabel Kepemilikan Manajerial terhadap
Kebijakan Dividen ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. Diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,081 lebih besar dari 0,05 yang berarti hipotesis
kedua (H2) ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh Kepemilikan Manajerial
terhadap Kebijakan Dividen.
Pengaruh Laba Bersih terhadap Kebijakan Dividen
Hasil
output SPSS (tabel 4.13) untuk uji parsial t variabel Laba Bersih terhadap Kebijakan Dividen ini
menggunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. Diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis ketiga (H3)
diterima. Artinya terdapat pengaruh Laba Bersih terhadap Kebijakan Dividen.
Pengaruh arus kas operasi dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh kepada pengambilan Kebijakan Dividen yang diambil oleh
perusahaan. Dari
hasil penelitian ini
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai �tersebut jauh lebih
rendah dari
nilai signifikan yang sudah
ditetapkan
yaitu 0,05. Sehingga
disimpulkan bahwa hipotesis ke-1 (H1) menyimpulkan bahwa arus kas
operasi berpengaruh
terhadap pengambilan kebijakan
dividen dapat diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang sudah dilakukan Dhira, dkk
(2010) yang menyatakan bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen, namun penelitian ini tidak selaras dengan
penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Nurdhiana (2011) serta Cahyo
(2013) menyatakan bahwa Arus Kas Operasi tidak berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen.
Berpengaruhnya
Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen dapat disebabkan karena besarnya
arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi suatu perusahaan dapat
mempengaruhi rasio pembayaran dividen. Arus kas operasi dapat dijadikan sebagai
indikator untuk menggambarkan mengenai perusahaan tersebut dapat memberikan
komitmennya kepada para pemegang saham. Oleh sebab itu
dapat disimpulkan bahwa jika kas yang diperoleh perusahaan itu tinggi, maka sudah otomatis
sebuah perusahan akan membayarkan dividen kepada para pemegang saham dalam jumlah yang tinggi
pula.
Sesuai dengan Perolehan hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh kepemilikan� menajerial terhadap pengambilan kebijakan
deviden menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh atas
kebijakan deviden. Dari
hasil penelitian tersebut diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,081
dimana nilai
ini lebih tinggi dari
nilai signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian hipotesis ke-2 (H2) yang
menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap pengambilan Kebijakan
Dividen tidak dapat diterima. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Devi dan Erawati (2014)
yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen, namun penelitian ini tidak selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dewi (2008) serta Sumanti dan Mangantar (2013) menyatakan
bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Kepemilikan manajerial
adalah manajer yang mempunyai saham pada perusahaan tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan. Dalam
penelitian ini kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen,
disebabkan sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan semakin
banyak atau semakin tinggi saham yang
dimiliki
oleh manajer maka perusahaan akan�
memilih lebih utama� mengalokasikan keuntunganya pada laba
ditahan dibandingkan
dengan membagikan dividen kepada para pemegang
saham.
Hal ini dikarenakan� sumber dana� internal
lebih efisien Dan
efektive daripada sumber dana dari pemegang saham� luar.
Sedangkan, tingkat kepemilikan manajerial yang rendah perusahaan akan melakukan
pembagian dividen dalam jumlah yang tinggi karena dengan jumlah pembayaran yang
tinggi akan memberikan sinyal yang baik kepada investor.
Sesuai dengan hasil
penelitian yang sudah dilakukan oleh peneltiti menyatakan bahwa Laba Bersih atau keuntungan bersih� mempunyai pengaruh terhadap pengabilan Kebijakan Dividen. Dari
hasil penelitian ini juga diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,010 dimana nilai tersebut� lebih
kecil dari nilai signifikan yang sudah
ditetapkan yaitu 0,05. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis ke-3
(H3) yang menyatakan bahwa Laba Bersih mempunyai pengaruh terhadap
sikap pengambilan Kebijakan
Dividen dapat diterima.
Dari hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhira,
dkk (2010) yang menyatakan
dalam� hasil penelitiannya bahwa
Laba Bersih perusahaan akan
berpengaruh kepada Kebijakan Dividen, tetapi hasil� penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Irawan dan Nurdhiana (2011) serta Cahyo
(2013) menyatakan bahwa Laba Bersih tidak berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen.
Laba merupakan suatu indikator yang
paling baik untuk menentukan apakah suatu perusahaan akan membagikan dividen
atau tidak. Perusahaan yang memperoleh laba yang cukup baik bisa dijadikan
suatu pertimbangan oleh para investor dalam menilai kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, laba sangat
berpengaruh kepada kebijakan
dividen karena jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi maka perusahaan
tersebut bisa membagikan dividen kepada para pemegang saham. Namun, laba / keuntungan yang didapat� oleh perusahaan
seringkali tidak pasti untuk itu perusahaan akan memelihara tingkat pembayaran
dividen yang rendah untuk menghindari keterpaksaan pengurangan dividen.
Kesimpulan
Sesuai dengan hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh
Arus Kas Operasi, Kepemilikan Manajerial, dan Laba Bersih terhadap Kebijakan
Dividen dengan objek penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Adanya
pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan
Dividen. Hal ini disebabkan karena arus kas operasi yang tinggi dapat
mempengaruhi besarnya pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Adanya
pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen� membuktikan pembagian dividen menjadikan Arus
Kas Operasi sebagai acuan dalam mengukur keuntungan perusahaan.
2.
Kepemilikan Manajerial
tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Hal ini disebabkan karena semakin
tinggi saham yang dimiliki manajer maka akan semakin rendah dividen yang akan
dibagikan kepada para pemegang saham. Tidak adanya pengaruh Kepemilikan
Manajerial terhadap Kebijakan Dividen membuktikan pembagian dividen menjadikan
Kepemilikan Manajerial sebagai acuan dalam mengukur kepemilikan saham oleh Direksi
dan Komisaris.
3.
Laba Bersih berpengaruh
terhadap Kebijakan Dividen. Hal ini disebabkan karena semakin besar laba yang
diperoleh perusahaan maka akan semakin tinggi dividen yang akan dibagikan.
Adanya pengaruh Laba Bersih terhadap Kebijakan Dividen membuktikan pembagian
dividen menjadikan Laba Bersih sebagai acuan dalam mengukur Laba yang dipeoleh
perusahaan.
BIBLIOGRAFI
Brigham dan
Houston. 2013. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan Buku 2. Salemba Empat :
Jakarta.
Cahyo, Agung
Dwi. 2013. Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas
Operasi dan Investment Opportunity Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012. Jurnal Penelitian. Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung
Pinang.
Christiawan dan
Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial:
Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Universitas Kristen Petra:
Surabaya.
Dwi Ni Putu
Yunita dan Ni Made Adi Erawati. 2014. Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan
DividenPerusahaan Manufaktur. Universitas Udayana Bali.
Dewi,
Sisca Christianty. 2008. Pengaruh
Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Trisakti
School of Managemen Jakarta. Vol.10, No.1, April 2008.
Dhira, Nindi
Septia One, dkk. 2010. Pengaruh Laba
Bersih, Arus Kas Operasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Universitas
Jember.
Fahmi, Irham. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta: Bandung.
Ghozali, Imam.
2013. Aplikasi Analisis Multi Variate
dengan Program IBM SPSS 21. Badan Peneliti Universitas Diponegoro :
Semarang.
Gumanti, Tatang
Ary. 2013. Kebijakan Dividen Teori,
Empiris dan Implikasi. Edisi 1. UPP
STIM YKPN: Yogyakarta.
Hanifah, Oktita
Earning dan Agus Purwanto. 2013. Pengaruh
Struktur Corporate Governance dan Financial Indicators terhadap Kondisi
Financial Distress. Jurnal Akuntansi Volume
2, Nomor 2 ISSN (Online): 2337-3806.
Hery, Chan.
2012. Mahir Akuntansi Dasar. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi� Universitas
Indonesia: Jakarta.
Husnan,
Suad. 2008. Manajemen Keuangan. BPFE:
Ypgyakarta.
Irawan, David
dan Nurdhiana. 2011. Pengaruh Laba Bersih
dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Widya Manggala.
Rodoni, Ahmad
dan Herni Ali. 2014. Manajemen Keuangan
Modern. Mitra Wacana Media.
Sari, Komang Ayu
Novita dan Luh Komang Sudjarni. 2015. Pengaruh
Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktor di BEI. E-Jurnal Manajemen
Unud, Vol. 4, No. 10, 2015.
Sekaran, Uma. 2011. Research Methods For Business. Edisi
4. Salemba Empat: Jakarta.
Sekaran, Uma.
2014. Research Methods For Business. Edisi 4. Salemba
Empat: Jakarta.
Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Salemba Empat : Jakarta.
Ikatan Akuntansi
Indonesia. 2012. Standar Akuntansi
Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia. Salemba
Empat: Jakarta.
Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan
Perusahaan, Permasalahan Keagenan dan Informasi Asimetri. Graha Ilmui: Yogyakarta.
Sugiono, Arief
dan Edy Untung. 2016. Panduan Praktis
Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi. PT Grasindo: Jakarta.
Sujarweni, V.
Wiratna. 2015. Metodologi
Penelitian-Bisnis&Ekonomi. Pustaka Baru Press: Yogyakarta.
Sumanti, Jorenza
Chiquita dan Marjam Mangantar. 2015. Analisis
Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan
Dividen dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Jurnal EMBA. Vol.3, No.1, Maret 2015.
Syahril,
Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis
Laporan Keuangan. Mitra Wacana Media: Jakarta.
Utari, Dewi, dkk. 2014. Manajemen
Keuangan, Edisi Revisi. Mitra Wacana Media: Jakarta.
Weston, Fred J
dan Thomas E Copelan. 2010. Manajemen
Keuangan. Erlangga: Jakarta.