���� ��Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p-ISSN: 2541-0849

������ e-ISSN : 2548-1398

������ Vol. 3, No. 11 November 2018

 


PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, PRICE EARNINGS RATIO, DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR PERDAGANGAN BESAR BARANG PRODUKSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013 � 2017)

Janiman

Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI) Cirebon

Email: [email protected]

 

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh debt to assets ratio, price earnings ratio, dan arus kas operasi terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sub sektor perdagangan besar barang produksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 � 2017. Pemilihan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 65 sampel. Dengan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diaudit dari perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs resmi www.idx.co.id. Sedangkan metode penelitiannya adalah verifikatif dan metode analisis datanya adalah regresi linear berganda. Pengujian dalam penelitian ini dengan menggunakan software analisis statistik IBM SPSS versi 23 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial debt to assets ratio, price earnings ratio, dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

.

Kata Kunci : Pertumbuhan laba, Debt to Assets Ratio, Price Earnings Ratio, dan

Arus kas operasi

 

Pendahuluan

Keberhasilan kinerja, operasional, dan kemajuan suatu usaha tergantung pada banyak keputusan individual atau tim manajemen perusahaan. Perusahaan didirikan dengan tujuan memperoleh laba guna mensejahterakan setiap elemen stakeholders, dengan tujuan tersebut maka perusahaan akan mengharapkan laba yang meningkat setiap tahunnya namun dalam praktiknya pertumbuhan laba dari tahun ke tahun tidak selalu meningkat. Laba merupakan elemen penting pada laporan keuangan, pertumbuhan laba perusahaan yang positif menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola sumber daya yang dimiliki.

Perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja keuangan dengan harapan dapat memaksimalkan laba di masa mendatang, hal ini dikarenakkan salah satu dampak pertumbuhan laba yang positif dapat mengundang minat investor untuk menanamkan dana yang dimiliki sebagai bentuk investasi pada suatu perusahaan. Semakin banyak investasi yang diterima.

Perusahaan maka modal kerja perusahaan akan bertambah, sehingga pertumbuhan laba perusahaan semakin baik. Pertumbuhan laba perusahaan tidak selalu menghasilkan selisih laba positif setiap tahunnya, sebagian besar perusahaan sub sektor perdagangan besar barang produksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 - 2017 pertumbuhan laba yang dicapai mengalami penurunan.

Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba antara lain debt to assets ratio sebagai salah satu rasio utang, price earnings ratio sebagai salah satu rasio nilai pasar, dan arus kas operasi yang merupakan bagian dari sumber dan pendanaan arus kas perusahaan.

Rasio leverage atau rasio utang sebagai salah satu rasio keuangan. Debt to assets ratio merupakan rasio utang yang dipakai untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Gunawan dkk, 2013). Semakin tinggi debt to assets ratio maka semakin tinggi pula sumber pendanaan perusahaan untuk kegiatan operasional yang berasal dari utang. Nilai debt to asset ratio tinggi menandakan bahwa perusahaan memperoleh kepercayaan atas utang usaha yang dimiliki dari kreditor sehingga sumber pendanan perusahaan akan meningkat, bertambahnya sumber pendanaan akan menambah modal kerja dan mendukung pertumbuhan laba.

Selain rasio leverage, rasio nilai pasar digunakan untuk menarik minat investor. Price earnings ratio digunakan untuk mengukur rasio nilai pasar suatu perusahaan pada pasar modal. Ekspektasi pasar untuk pertumbuhan laba di masa mendatang melalui tingkat price earnings ratio yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan price earnings ratio rendah memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah (Sayekti dkk, 2015). Semakin tinggi nilai price earnings ratio membuka peluang perusahaan untuk memperoleh investasi, investor tertarik berinvestasi ketika nilai price earnings ratio suatu perusahaan tinggi. Dengan semakin banyak investor berinvestasi maka perusahaan mampu meningkatkan pertumbuhan laba melalui sumber pendanaan yang diperoleh dari investor.

Informasi keuangan yang diperlukan dalam mengevaluasi peningkatan maupun penurunan aktiva neto perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mengelola kas masuk dan keluar dalam rangka penyesuaian dengan peluang dan perubahan keadaan diperoleh dari laporan arus kas (Rialdy, 2017). Arus kas operasi menentukan kelancaran operasional perusahaan dalam mendukung perolehan laba. Arus kas operasi bersih perusahaan yang positif menandakan bahwa perusahaan mampu untuk memelihara kegiatan operasional perusahaan tanpa harus mengandalkan sumber pendanaan dari eksternal sehingga semakin banyak arus kas operasi masuk maka perputaran kas semakin baik untuk meningkatkan pertumbuhan laba.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sari (2015), Safitri (2016), Rachmawati dkk (2014), Zafira dkk (2013), dan Anggraeni (2015) menunjukkan bahwa Debt to Assest Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan sebaliknya hasil penelitian dari Hotma dkk (2015) dan Gunawan dkk (2013) menunjukkan bahwa Debt to Assets Ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sayekti dkk (2015) dan Wulianti (2013) menunjukkan bahwa Price Earnings Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan sebaliknya hasil penelitian dari Amalina (2013) menunjukkan bahwa Price Earnings Ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rialdy (2017) dan Rahmawati (2016) menunjukkan hasil bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan sebaliknya hasil penelitian dari Brolin dkk (2014) menunjukkan bahwa Arus Kas Operasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

 

 

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode verifikatif. Metode verifikatif yaitu metode dalam pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi, pengujian dilakukan untuk menelaah varians dalam variabel terikat (Sekaran, 2014:162).

Alat analisis data yang digunakan untuk penelitian ini berupa software microsoft excel dan software analisis statistik IBM SPSS (Statistical Package for Social Sciences) Versi 23 yang berfungsi untuk mengolah data, menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik statistik parametrik maupun non-parametrik dengan basis windows.

A.  Teknik Pengumpulan Data

1.    Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan serangkaian data hasil observasi (pengukuran) yang dapat dinyatakan dalam angka-angka (Soeratno 2008:63). Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, dan bukan peneliti yang melakuan studi mutakhir. Data sekunder didapatkan dari internal maupun eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi informasi (Sekaran, 2015:65).

2.      Metode Pengumpulan Data

a.      Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang dapat diperoleh dari dokumen - dokumen yang ada atau catatan - catatan yang tersimpan. Dalam penelitian ini melalui studi dokumentasi yang dilakukan diperoleh data berupa :

1)   Laporan keuangan, laporan tahunan perusahaan sub sektor perdagangan besar barang produksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2017 yang dipublikasikan secara lengkap.

2)   Jurnal dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian.

b.      Penelitian Kepustakaan

Dengan cara mempelajari dan menelaah berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data kepustakaan sebagai landasan teori dalam menganalisis masalah yang diteliti.

 

B.  Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, analisis regresi linier berganda yang telah memenuhi uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas) dan uji hipotesis atau uji t. Model persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

 

Keterangan :

Y��� =��������� Pertumbuhan laba

a ���� =��������� Koefisien konstanta

������ b �� =�������� Koefisien regresi dari masing-masing variabel

X1��� =��������� Debt to Assets Ratio

X2��� =��������� Price Earnings Ratio

X3��� =��������� Arus Kas Operasi

e������ =��������� error

C.  Pengujian Hipotesis

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2016:97). Kriteria pengujian hipotesis adalah : jika nilai siginifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika nilai siginifikan < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak.

 

Hasil dan Pembahasan

a.    Hasil Penelitian

Statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi atas suatu data yang dilihat dari nilai rata - rata (mean), maksimum, minimum, standar deviasi.Berikut ini adalah tabel hasil analisis statistik deskriptif :

Tabel 1.

Hasil Pengujian Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Pertumbuhan Laba

65

-83,25

238,91

13,5229

49,37092

Debt to Asset Ratio

65

20,29

80,47

49,0066

16,52664

Price Earnings Ratio

65

2,56

166,67

18,6622

25,51414

Arus Kas Operasi

65

-29,20

586,80

29,2646

77,41549

Valid N (listwise)

65

 

 

 

 

���� Sumber: Hasil output SPSS 23

 

Berikut adalah hasil uji asumsi klasik dalam penelitian ini :

 

 

������� Tabel 2.

�������� Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

65

Normal Parametersa,b

Mean

,0000000

Std. Deviation

48,06729932

Most Extreme Differences

Absolute

,152

Positive

,152

Negative

-,102

Test Statistic

,152

Asymp. Sig. (2-tailed)

,001c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

����� Sumber: Hasil output SPSS 23

 

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov sebesar 0,152 dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima. Hal itu menunjukkan bahwa model regresi tidak layak digunakan karena tidak memenuhi uji normalitas, untuk itu perlu dilakukan perlakuan tertentu agar data berdistribusi normal. Untuk memenuhi uji normalitas dilakukan transformasi data dengan melihat grafik histogram dari data yang diteliti. Grafik histogram menunjukkan moderate positive skewness, maka untuk mendapatkan nilai normalitas dilakukan transform data menggunakan metode moderate positive skewness. Berikut ini adalah tabel hasil uji normalitas setelah transform :

 

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas setelah transfor

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

31

Normal Parametersa,b

Mean

,0000000

Std. Deviation

3,21116774

Most Extreme Differences

Absolute

,122

Positive

,122

Negative

-,068

Test Statistic

,122

Asymp. Sig. (2-tailed)

,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Hasil output SPSS 23

 

Berdasarkan tabel 3. Hasil uji kolmogorov-smirnov sebesar 0,122 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05 maka dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak dengan demikian variabel penelitian terdistribusi normal dan model regresi layak digunakan karena memenuhi uji normalitas.

 

 

Tabel 4. Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

 

Tolerance

VIF

 

1

(Constant)

 

 

 

SQRT_DAR

,747

1,339

 

SQRT_PER

,501

1,997

 

SQRT_AKO

,436

2,292

 

a. Dependent Variable: SQRT_PL

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Hasil output SPSS 23

Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa hasil uji multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance tidak kurang dari 0,10 dan tidak ada nilai VIF lebih dari 10 untuk setiap variabel sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini.

 

Tabel. 5 Hasil Uji Autokorelasi � Run Test

Runs Test

 

Unstandardized Residual

Test Valuea

-,14785

Cases < Test Value

15

Cases >= Test Value

16

Total Cases

31

Number of Runs

18

Z

,372

Asymp. Sig. (2-tailed)

,710

a. Median

 

 

 

 

 

 

 

���

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Hasil Output SPSS 23

 

Berdasarkan tabel 5. hasil autokorelasi dengan uji run test adalah sebesar 0,710. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,710 > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar variabel independen.

 

Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas � Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

6,847

3,540

 

1,934

,064

SQRT_DAR

-,461

,416

-,236

-1,106

,278

SQRT_PER

-,391

,345

-,295

-1,132

,268

SQRT_AKO

,044

,259

,048

,171

,865

a. Dependent Variable: AbsUt

Sumber: Hasil output SPSS 23

Berdasarkan tabel 6. hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser menunjukkan bahwa nilai signifikansi debt to assets ratio sebesar 0,278, price earnings ratio sebesar 0,268, dan arus kas operasi sebesar 0,865. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketiga variabel independen dalam penelitian ini memiliki signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

 

Tabel 7. Analisis Regresi Linear Berganda

��� ������������������� Sumber: Hasil output SPSS 23

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

10,912

5,316

 

2,053

,050

SQRT_DAR

-,603

,625

-,211

-,965

,343

SQRT_PER

,032

,519

,016

,061

,952

SQRT_AKO

-,235

,389

-,173

-,604

,551

a. Dependent Variable: SQRT_PL

 

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka persamaan regresi penelitian ini sebagai berikut :

���������������� Pertumbuhan Laba = 10,912 � 0,603 DAR + 0,032 PER � 0,235 AKO + e

 

 

Tabel 8. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

10,912

5,316

 

2,053

,050

SQRT_DAR

-,603

,625

-,211

-,965

,343

SQRT_PER

,032

,519

,016

,061

,952

SQRT_AKO

-,235

,389

-,173

-,604

,551

a. Dependent Variable: SQRT_PL

 

 

b.   Pembahasan

1.      Debt to assets ratio terhadap pertumbuhan laba

Hasil pengujian variabel debt to assets ratio terhadap pertumbuhan laba dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan 0,05 dengan nilai signifikan pada uji t. Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan bahwa nilai siginifikan debt to assets ratio lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa debt to assets ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dan Wahyuni (2013); dan Hotma dan Theresia (2015) yang menyatakan bahwa debt to assets ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan data sampel dalam penelitian ini, diketahui bahwa sebagian besar perusahaan yang diteliti memiliki debt to assets ratio yang cenderung menurun. Penurunan debt to assets ratio menandakan bahwa perusahaan lebih sedikit memperoleh sumber pendanaan dari pihak luar untuk mendukung pemerolehan laba, sehingga usaha perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan laba tidak maksimal.

Hal ini bahwa ketidakmampuan debt to assets ratio mempengaruhi pertumbuhan laba memungkinkan karena penggunaan utang untuk pembiayaan aktiva tidak mampu untuk mendukung penambahan penjualan atau pendapatan perusahaan sehingga tidak berdampak pada pertumbuhan laba. Investor menangkap sinyal dari informasi yang disampaikan perusahaan melalui laporan keuangan tahunan bahwa perusahaan yang memiliki nilai debt to assets ratio menurun berarti mendapat sedikit kepercayaan dari pihak kreditor sehingga sumber pendanaan dari luar menjadi berkurang dan menyebabkan tidak berpengaruhnya pertumbuhan laba.

2.      Pengaruh price earnings ratio terhadap pertumbuhan laba

����������� Hasil pengujian variabel price earnings ratio terhadap pertumbuhan laba menunjukkan bahwa nilai siginifikan price earnings ratio lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa price earnings ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

����������� Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalina (2013)yang menyatakan bahwa price earnings ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan data sampel dalam penelitian ini, diketahui bahwa sebagian besar perusahaan yang diteliti memiliki price earnings ratio yang cenderung meningkat. Peningkatan price earnings ratio tidak diikuti dengan peningkatan pertumbuhan laba, hal ini dapat terjadi diakibatkan harga saham mengalami kenaikan sedangkan laba per lembar saham mengalami penurunan sehingga laba per saham yang diperoleh tidak maksimal dan berakibat pada menurunnya minat investor berinvestasi. Nilai price earnings ratio yang tinggi tidak mampu memberikan sinyal positif untuk mempengaruhi minat investor, sehingga kurangnya pendanaan dalammendukung pertumbuhan laba.

3.      Pengaruh arus kas operasi terhadap pertumbuhan laba

Hasil pengujian variabel arus kas operasi terhadap pertumbuhan laba menunjukkan bahwa nilai siginifikan arus kas operasi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Brolin dan Rohman (2014) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan sampel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi mengalami fluktuatif dan cenderung menurun. Peningkatan dan penurunan arus kas operasi dalam penelitian ini tidak berdampak pada pertumbuhan laba, hal ini bisa terjadi ketika perusahaan tidak mampu mengelola arus kas masuk dari aktivitas operasi untuk meningkatkan pendapatan yang kemudian berdampak pada pertumbuhan laba. pendapatan mengakibatkan arus kas operasi menjadi berkurang dan menurun, arus kas operasi yang bernilai negatif tidak mampu mendukung pertumbuhan laba.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian debt to assets ratio, price earnings ratio, dan arus kas operasi terhadap pertumbuhan laba dengan unit analisis perusahaan sub sektor perdagangan besar barang produksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2017, dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Nilai debt to assets ratio menurun menandakan bahwa perusahaan mendapat sedikit kepercayaan dari pihak kreditor sehingga sumber pendanaan dari eksternal menjadi berkurang dan menyebabkan tidak berpengaruhnya pertumbuhan laba. Nilai price earnings ratio yang tinggi tidak mampu memberikan sinyal positif untuk mempengaruhi minat investor, sehingga kurangnya pendanaan dalammendukung pertumbuhan laba. Arus kas bersih dari aktivitas operasi yang menurun mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan dikarenakan penerimaan dari pendapatan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pembayaran beban pokok menyebabkan ketidakmampuan dalam mempengaruhi pertumbuhan laba.

 

 

��������������������������������������������������������������

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Amalina, N. 2013. Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2008 � 2011 (skripsi). Universitas Diponegoro, Semarang.

 

Andriyani, I. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya 3(9).

 

Anggraeni, K. 2015. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Aktivitas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia (BEI). e-Jurnal Katalogis 3(9):2302-2019.

 

Brolin, A.R dan Rohman, A. 2014. Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba. Diponegoro Journal of Accounting 03(02):2337-3806.

 

Fahmi, I. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Mitra Wacana Media, Jakarta.

 

Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Progam IBM SPSS 23. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

 

Gunawan, A. dan Wahyuni, S.F. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perdagangan di Indonesia. Jurnal Manajemen & Bisnis 13(01):1693-7619.

 

Hanafi, M.M. 2014. Manajemen Keuangan Edisi 1. BPFE�Yogyakarta, Yogyakarta.

 

Hartono, J. 2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE�Yogyakarta, Yogyakarta.

 

Hery. 2015. Analisis Kinerja Manajemen, The Best Financial Analysis Menilai Kinerja Manajemen Berdasarkan Rasio Keuangan. PT Grasindo, Jakarta.

 

Kartikahadi, dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Ikatan Akuntan Indonesia, Bandung.

 

Munawir, S. 2014. Analisa Laporan Keuangan. Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.

 

Munte, M.H.M dan Sitanggang, T.T. 2015. Effect Financial Ratios on The Growth of Profit in Manufacturing Industry Listed in Indonesia Stock Exchange. MPRA Paper 77544.

 

Rachmawati, A.A. dan Handayani, N. 2014. Pengaruh Rasio Keuangan dan Kebijakan Dividen Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi 3(3).

 

Rahmawati, M. 2016. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Pertumbuhan Laba(skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

 

Rialdy, N. 2017. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis 3(1):2503-0337.

 

Safariah, M.A. 2015. Pengaruh Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

 

Safitri, I.L.K. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada Perusahaan Kalbe Farma Tbk Periode 2007 - 2014). Jurnal Akuntansi dan Bisnis 2(2).

 

Sari, L.P. 2015. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Studi Kasus pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2013 (skripsi). Universitas Diponegoro, Semarang.

 

Sayekti dan Saputra, S.D. 2015. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Industri Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan 15:151-121.

 

Setyono, T. 2014. Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, LDR, BOPO, ROA dan EAQ Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia yang Terdaftar pada BEI Periode tahun 2008 � 2012 (skripsi). Universitas Diponegoro, Semarang.

 

Sekaran, U. 2015. Research Methods for Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.

 

Soeratno, dan Lincolin Arsyad. 2008. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen TKPN.

 

Sugiono, A. dan Untung, E. 2016. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. PT. Grasindo, Jakarta.

 

Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

 

Wulianti, W. 2013. Pengaruh Price Earnings Ratio dan Market to Book Ratio Terhadap Eraning Growth Studi pada Perusahaan Food and Baverages yang Terdaftar di BEI (skripsi). Universitas Pasundan, Bandung.

 

Zafira, N. dan Amanah, L. 2013. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi 2(9).