Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6,
Special Issue No. 2,
Desember 2021
� ���������
PENERAPAN
METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
I
Wayan Seriada
SMA Negeri 2 Bangli Bali, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui penerapan�
metode diskusi kelompok untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan rancangan
siklustis. Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 2 Bangli
yang berjumlah 30 orang dengan rincian laki-laki 14 orang dan perempuan 16
orang pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. Obyek penelitian yang disasar
adalah hasil belajar biologi siswa. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis
dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan
peningkatan rerata hasil belajar biologi dari prasiklus ke siklus I sebesar
7,34 poin, prasiklus ke siklus II sebesar 12,34 poin dan siklus I ke siklus II sebesar 5
poin. Terjadi pula peningkatan ketuntasan belajar, pada prasiklus ketuntasan
53,33%, siklus I 63,33% dan pada siklus II menjadi 90%.Berpijak atas hasil
analisis data ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan� metode diskusi kelompok dapat� meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
Kata Kunci: metode diskusi kelompok; hasil belajar
Abstract
The purpose of this study was
to determine the application of the group discussion method to improve student
biology learning outcomes. This research is classified as classroom action
research (CAR) with a cyclical design. The subjects of this study were all
students of class XI MIPA 4 SMA Negeri 2 Bangli,
totaling 30 people with details of 14 men and 16 women in semester 1 of the
2019/2020 academic year. The research object being targeted is the student's
biology learning outcomes. After the data is collected, it is then analyzed by
quantitative descriptive analysis. The results of data analysis showed an
increase in the average learning outcomes of biology from pre-cycle to cycle I
of 7.34 points, pre-cycle to cycle II of 12.34 points and cycle I to cycle II
of 5 points. There was also an increase in mastery learning, in pre-cycle
completeness 53.33%, cycle I 63.33% and in cycle II to 90%.
Keywords: group
discussion method; learning outcomes
Received: 2021-10-20; Accepted:
2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Pelajaran biologi merupakan salah satu bidang mata pelajaran IPA yang mempelajari tentang
makhluk hidup dan erat
kaitannya dengan kehidupan kita
sehari-hari. Mata pelajaran biologi ditingkat SMA memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memahami atau menguasai konsep dan
prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan
sehari-hari atau untuk
melandasi kompetensi apabila
selepas SMA nanti melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yang ada kaitannya dengan
pelajaran ilmu-ilmu biologi. Dengan demikian guru dalam hal ini guru biologi� sangat mengharapkan
pada peserta didik agar hasil belajar mata
pelajaran biologi minimal rerata nilainya berkategori baik dan pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) lebih besar atau sama
dengan 75%.
Hasil belajar
biologi yang diperoleh siswa kelas
XI MIPA 4 semester 1 tahun pelajaran
2019/2020 masih tergolong rendah. Nilai
ulangan harian sebagian siswa masih berada dibawah KKM yang ditetapkan,
sehingga siswa harus menempuh kegiatan remidi. Hasil pra Siklus
yaitu hasil ulangan harian ke dua tentang
Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan, hanya
16 (53,33%)� siswa� yang memenuhi KKM selebihnya
yaitu 14 (46,67 %) siswa memperoleh nilai di bawah KKM dengan rerata nilai yang diperoleh 69,33,
sangat rendah dengan KKM untuk kelas XI MIPA yang ditetapkan sebesar
73. Hasil analisis awal guru terhadap rendahnya
hasil belajar biologi siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain: (1) Penyampaian materi biologi oleh guru dengan metode ceramah membuat siswa
jenuh, sebab siswa hanya dijejali
informasi yang bersifat teoritis sehingga membosankan dan tidak menarik minat siswa.;
(2) pembelajaran yang masih berpusat pada� guru (Teacher Centre), (3) kemampuan siswa yang bersifat heterogen (dalam
artian antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tidak mempunyai
kemampuan yang sama, ada yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah)
menyulitkan guru dalam melakukan pembelajaran, (4) Siswa tidak
mendapatkan pengalaman langsung dalam pembelajarannya sehingga siswa menganggap
materi pelajaran biologi adalah abstrak dan sulit dipahami.
Upaya untuk membenahi hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi perlu dilakukan secara serius. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sebagai
upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran (Mulyasa, 2012),
melalui penerapan metode pembelajaran, yang dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengunakan
metode diskusi kelompok dengan harapan dapat meningkatkan
hasil belajar biologi siswa.
Dalam
penelitian ini peneliti merujuk pada penelitian yang sudah dilakukan oleh
beberapa tenaga pendidikan yang menggunakan metode diskusi kelompok dalam
perbaikan pembelajaran. TH. Kunang Gayatri (2009) melaksanakan penelitian
Tindakan Kelas dengan menggunakan metode diskusi ternyata dapat meningkatkan
hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Sambi 4 tahun pelajaran 2009/2010.
Selanjutnya
Jarobet Rajagukguk (2013) melaksanakan penelitian Tindakan Kelas dengan
penerapan� metode diskusi kelompok pada
siswa kelas V SDN 18 Kuala Mandor B, dalam penelitian tindakan kelas tersebut
disimpulkan bahwa penerapan� metode
diskusi kelompok dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Demikian juga
temuan Minarni Desiyanti (2014) menyatakan penggunaan metode diskusi
kelompok� dapat meningkatkan keterampilan
berbicara bahasa Indonesia pada peserta didik kelas V SDN 1 Gantung Pengayuh
kecamatan Seruyan Tengah tahun pejaran 2014/2015. Dalam penelitian ini peneliti
merujuk pada penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa tenaga pendidikan
yang menggunakan metode diskusi kelompok dalam perbaikan pembelajaran.
Selanjutnya
Jarobet Rajagukguk (2013) melaksanakan penelitian Tindakan Kelas dengan
penerapan� metode diskusi kelompok pada
siswa kelas V SDN 18 Kuala Mandor B, dalam penelitian tindakan kelas tersebut
disimpulkan bahwa penerapan� metode
diskusi kelompok dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Demikian juga
temuan Minarni Desiyanti (2014) menyatakan penggunaan metode diskusi
kelompok� dapat meningkatkan keterampilan
berbicara bahasa Indonesia pada peserta didik kelas V SDN 1 Gantung Pengayuh
kecamatan Seruyan Tengah tahun pejaran 2014/2015.
Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan rancangan
siklustis yang diadopsi dari Suharsini (Arikunto,
1998). Setiap siklus
terdiri atas empat tahapan, yakni tahap perencanaan (Planning), pelaksanaan
(Action), observasi (Observation) dan refleksi (Reflection). Data dalam
penelitian ini dapat dikaji pada tahap observasi pada masing-masing siklus,
sedangkan indikator keberhasilan pelaksanaan tindakan dapat dikaji pada tahap
refleksi setiap siklus. Indikator keberhasilan pelaksanaan tindakan adalah
sebanyak 75% dari subjek penelitian pada kelas XI MIPA 4 �memperoleh
nilai yang memenuhi KKM. Jika indikator keberhasilan sudah dipenuhi, berarti
kegiatan penelitian dihentikan pada siklus yang bersangkutan.
Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 2 Bangli yang berjumlah 30 orang dengan
rincian laki-laki 14 orang dan perempuan 16 orang pada semester 1 tahun
pelajaran 2019/2020. Subjek penelitian setelah mengikuti tindakan yang sudah
direncanakan oleh guru biologi kemudian diukur hasil belajar biologinya. Dengan
demikian, objek penelitian ini menyasar tentang hasil belajar biologi siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa tes hasil belajar biologi. Pra-siklus menggunakan tes
hasil belajar biologi pada materi pokok tentang struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan yang terdiri
atas 10 butir tes.� Siklus I menggunakan tes hasil belajar
biologi pada materi
pokok tentang struktur dan fungsi jaringan pada hewan yang terdiri atas 10 butir. Siklus II menggunakan
tes hasil belajar biologi pada materi pokok tentang struktur dan fungsi tulang, otot, dan Sendi yang terdiri atas 10 butir. Butir tes hasil
belajar biologi sudah diturunkan dari indikator yang bersesuaian.
Setelah data terkumpul, yakni pada tahap observasi
kedua siklus penerapan tindakan, selanjutnya dianalis dengan analisis
deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif merupakan proses
analisis data dengan membandingkan rerata nilai hasil belajar biologi pada
prasiklus dengan siklus I, prasiklus dengan siklus II, dan siklus I dengan
siklus II. Dari gambaran peningkatan nilai rerata yang diperoleh dapat ditarik suatu
inferensi/pengambilan
simpulan.
Hasil dan Pembahasan
Pada prasiklus digunakan metode
pembelajaran konvensional untuk menyajikan materi ajar pada materi
pokok tentang struktur
dan fungsi jaringan pada tumbuhan. Setelah dilakukan pengukuran ternyata
diperoleh hasil sebagai berikut. Sebanyak�
16 (53,33%)� siswa memperoleh nilai� yang memenuhi KKM selebihnya
yaitu 14 (46,67 %) siswa memperoleh nilai di bawah KKM dengan rerata
nilai yang diperoleh 69,33.
Pada siklus I digunakan metode diskusi kelompok untuk
mengomunikasikan materi pokok tentang struktur dan fungsi jaringan pada hewan. Hasil
pengukuran melalui tes siklus
I menyatakan sebanyak 19 (63,33%) siswa memperoleh nilai memenuhi KKM dan 11 (36,67%) siswa
memperoleh nilai di bawah KKM, dengan rerata hasil belajar Biologi siswa sebesar
76,67. Oleh karena indikator keberhasilan belum terpenuhi, maka penelitian
tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II.
Pada siklus II digunakan juga metode diskusi
kelompok untuk mengomunikasikan materi pokok tentang
struktur dan fungsi jaringan pada hewan. Hasil
pengukuran melalui tes siklus
II menyatakan sebanyak 27 (90%) siswa memperoleh nilai memenuhi KKM dan 3
(10%) siswa memperoleh nilai di bawah KKM, dengan rerata hasil belajar Biologi siswa sebesar
81,67. Oleh karena indikator keberhasilan sudah terpenuhi, maka penelitian
tindakan kelas ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Hipotesis tindakan yang diuji
kebenarannya berbunyi �Penerapan metode diskusi
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar Biologi Siswa
Kelas XI MIPA
4 SMA Negeri 2 Bangli
semester 1 Tahun
pelajaran 2019/2020.�.
Hipotesis tindakan ini selanjutnya diuji melalui analisis data dengan analisis
deskriptif kuantitatif.
Perbandingan rerata hasil belajar
biologi siswa dari prasiklus ke siklus I menunjukkan peningkatan nilai sebesar
7,34 (76,67 � 69,33) poin,
prasiklus ke siklus II menunjukkan peningkatan nilai sebesar 12,34 (81,67 - 69,33) poin, dan
siklus I ke siklus II menunjukkan peningkatan nilai sebesar 5 (81,67 - 76,67) poin.
Dari ketiga perbandingan rerata nilai hasil belajar biologi yang dilakukan
ternyata ketiga perbandingan tersebut menunjukkan peningkatan, yakni sebesar
7,34 poin, 12,34 poin, dan 5 poin. Oleh karena ketiga perbandingan rerata nilai
hasil belajar biologi menunjukkan peningkatan, maka hipotesis tindakan yang
diajukan ternyata benar.
Rangkuman peningkatan hasil belajar
biologi siswa melalui penerapan metode diskusi kelompok
dari siklus I ke siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Peningkatan Hasil belajar
������� Indikator�� Kinerja |
Siklus
I |
Siklus
II |
Peningkatan |
Rata-rata |
76,67 |
81,67 |
5,00 |
Ketuntasan |
63,33% |
90% |
26,67% |
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang peningkatan hasil belajar biologi siswa melalui penerapan metode diskusi kelompok dari siklus I
ke siklus II dapat dilihat pada histogram berikut.
Gambar 1
Grafik Perbandingan Hasil Belajar Biologi Siswa
Temuan dalam penelitian ini menyatakan
penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar biologi
siswa karena penyampaian materi biologi oleh
guru tidak lagi menggunakan metode
ceramah, pembelajaran
sudah berpusat pada siswa (student Centre). Hal ini dapat dilihat
dari perbandingan rerata hasil belajar Biologi siswa dari
prasiklus ke siklus I menunjukkan peningkatan nilai� sebesar 7,34 (76,67 � 69,33) poin,
prasiklus ke siklus II menunjukkan peningkatan nilai sebesar 12,34 (81,67 - 69,33) poin, dan
siklus I ke siklus II menunjukkan peningkatan nilai sebesar 5 (81,67 - 76,67) poin
poin. Dari ketiga perbandingan rerata nilai hasil belajar biologi yang
dilakukan ternyata ketiga perbandingan tersebut menunjukkan peningkatan, yakni
sebesar 7,34 poin,
12,34 poin dan 5 poin, serta terjadi pula peningkatan ketuntasan� belajar, pada prasiklus siswa yang tuntas
hanya 53,33%, siklus I siswa yang tuntas 63,33% dan pada siklus II ketuntasan
belajar siswa menjadi 90%, sudah diatas kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan untuk mata pelajaran Biologi yaitu sebesar
73, sehingga penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Dari ketiga
perbandingan rerata nilai serta ketuntasan belajar siswa ternyata menunjukkan
peningkatan, oleh karena demikian maka hipotesis tindakan yang diajukan
ternyata benar.
Kesimpulan
Analisis data dalam penelitian ini
menyatakan hasil belajar Biologi siswa dari
prasiklus ke siklus I meningkat� 7,34 poin, prasiklus
ke siklus II meningkat 12,34 poin, dan siklus I ke siklus II meningkat 5 poin dan� terjadi pula peningkatan ketuntasan� belajar, pada prasiklus siswa yang tuntas
hanya 53,3%, siklus I siswa yang tuntas 63,33% dan pada siklus II ketuntasan
belajar siswa menjadi 90 %. Dengan kata lain, penerapan metode
pembelajaran diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa.
Anam, Saiful. 2005 Indrajati
Sidi Dari ITB Untuk Pembaharuan
Pendidikan Jakarta : Traju.
Arikunto, Suharsisni.1999. Prosedur Penelitian Suatu Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
�Bloom. Bejamin S.,Et. Al. 1979. Evaluation to Improve Learning. New
York: McGraw-Hill Book Company.
Desiyanti (2014).� Penggunaan� Metode� Diskusi� Kelompok Untuk� Meningkatkan�
�������������� Keterampilan� Berbicara� Bahasa�
Indonesia� Pada Peserta Didik Kelas
�������������� V� SDN 1�
Gantung��
Pengayuh��
Kecamatan��
Seruyan��
Tengah� Tahun
�������������� Pelajaran 2014/2015. From
http://www.umpalangkaraya.ac.id/perpustakaan
�������������� /digilib/files/disk
1/6/123-dfadf-minarnides-287-1-bab 1-5.pdf, 5 Juli�
�������������� 2015
Djajadisastra., Jusuf. 1989. Administrasi Pendidikan dan Metodologi Pengajaran. Bandung: proyek
BPG Tertulis, Depdikbud.��
Djamariah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 996. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Djamhur dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : CV. Ilmu.
Endarno., Edy, dkk. 1987. Bimbingan dan Konseling di sekolah. Semarang: FIP-IKIP Semarang.
Gayatri (2009).Penggunaan Metode Diskusi untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Pada Siswa
Kelas IV SDN Sambi 4 Tahun
Pelajaran 2009/2010. From https://core.ac.uk/download/pdf/16507744.pdf, 5 juli 2015
Gie., The Liang. 1980. Kamus Logika. Yogyakarta: Karya Kencana.
Gie., The Liang. 1983. Cara Belajar Yang Efisien.Yogyakarta: Liberty.
Hariman., PhilipL., 1995. Panduan Untuk Memahami Istilah Psikologi. Jakarta: Restu
Agung.
Isnawati. 1999. Bimbingan belajar. Bandung : Sinar Baru
Madya, Sumarsih. 1994. Panduan
Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
Midastra dkk., 2007. Pendidikan
Agama Hindu Kelas IX. Disusun berdasarkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan� (KTSP).
Nasution., S. 1993. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta; Bumi Aksara.
Prayitno. 1999. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Rajaguguk (2013). Metode diskususi
kelompok meningkatkan hasil� belajar �Siswa�
���������������� kelas
V SDN 18 Kwala mandor. B.
��������������������� From ��http://download.portalgaruda.org/article.php?article=112397&val=2338, 5 Juli 2015
����
Romlah, Tatiek. 1989. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rindjin., Ketut. 1980. Petunjuk Menyusun Karangan
Ilmiah. Singaraja:
Lembaga Penerbitan Fakultas
Keguruan, Unud.
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.
Ruseeffendi. 1976. Dasar-dasar Matematika Modern Untuk Guru. Jakarta: IKIP.
Soedjadi, R. 1989. Memahami Kenyataan Pengaaran Matematika SD Dewasa ini dan Menatap Hari Depan. Surabaya: IKIP Surabaya.
Sugiono..2001.
Statistika Untuk Penelitian Bandung. Bandung: Alfabeta.
Sudjna., Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sukardi.,Dewa Ketut. 1983. Bimbingan Belajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suwarsono. 1999. Prolematika pendidikan Matematika di
Indonesia. Surabaya: UNESA.
Tabrani., Rusyam. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Tirtonegoro., Sutratinah. 1984. Anak Supernormal dan Pendidikannya.
Jakarta: Bima Aksara.
Sudiasa., Dewa Ketut. 1997. Peningkatan Interaksi Belajar Mengajar Melalui Pembelajaran Kooperatif. Makalah disampaikan dalam Penelitian PBM dan PTK Kemitraan Nasional STKIP dan La Trobe University. STKIP
Singaraja: 23-24 September 1998.�
Wardi., Husaini. 1993. Dikdatik & Metodik. Mutu Vol. I No.04
Edisi Januari-Maret 1993.
Jakarta: Depdikbud, Proyek
Education Quality Improvement project (PEQIP) . 4-21.
Woodworth
dan Marquis. 1961. Some Long Term Effect of Unforrmed
Conceptual Change. Journal of Research in Science Taching,
Vol. 76, No. 2.
Zubaidah/ 1999. Membangun Konsepsi
Geometri melalui Model Belajar Perubuhan Konseptual Berpadu Pada Pada Teori Van Hiele Pada Siswa kelas V sekolah Dasar (Tesis). Malang: PPS IKIP Malang.
Copyright holder: I
Wayan Seriada (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |