�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
�
PENGARUH PEMBERIAN FEEDBACK PADA PENILAIAN PORTOFOLIO
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Dwita Hadisyahputra, Kosim, Yumiati
Program Pasca Sarjana, Universitas Terbuka, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian Feedback pada penilaian portofolio terhadap hasil belajar siswa. Metode penelitian adalah kuasi eksperimen. Sampel penelitian terdiri dari 17 siswa kelas X ATR1 sebagai kelas eksperimen dan 15 siswa kelas X ATR2 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh dari nilai buku catatan matematika siswa, rekap absensi siswa, PR/latihan, Lembar Kerja Siswa (LKS), hasil ulangan harian, penilaian diri siswa, dan penilaian keterampilan. Hasil penelitian menunjukkan data bahwa (1) Hasil belajar afektif (sikap) siswa yang diberikan feedback pada penilaian portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar afektif (sikap) siswa tanpa diberikan feedback pada penilaian portofolio, (2)� Hasil belajar keterampilan (psikomotorik) siswa yang diberikan feedback pada penilaian portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar keterampilan (psikomotorik) siswa tanpa diberikan feedback pada penilaian portofolio, dan (3) Hasil belajar kognitif (pengetahuan) siswa yang diberikan feedback pada penilaian portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kognitif (pengetahuan) siswa tanpa diberikan feedback pada penilaian portofolio
Kata Kunci: feedback; penilaian portofolio; hasil belajar
Abstract
The purpose of this study
was to determine the effect of providing feedback on portfolio assessment on
student learning outcomes. The research method is quasi-experimental. The
research sample consisted of 17 students of class X ATR1 as the experimental
class and 15 students of class X ATR2 as the control class. The instrument of
this research is learning outcomes obtained from students' math notebook
scores, student attendance recap, homework/practice, Student Worksheet (LKS),
daily test results, student self-assessment, and skills assessment. The results
showed that (1) the affective learning outcomes (attitudes) of students who
were given feedback on the portfolio assessment were higher than the affective
learning outcomes (attitudes) of students without being given feedback on the
portfolio assessment, (2) the skills (psychomotor) learning outcomes of
students who were given feedback on portfolio assessment is higher than student
learning outcomes (psychomotor) without being given feedback on portfolio
assessment, and (3) cognitive learning outcomes (knowledge) of students who are
given feedback on portfolio assessment are higher than cognitive learning
outcomes (knowledge) students without being given feedback on portfolio
assessment.
Keywords: feedback; portfolio assessment; learning
outcomes
Received:
2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Sistem penilaian yang
digunakan harus mempunyai tujuan untuk mendorong peningkatan kualitas
pembelajaran yang secara langsung dapat berdampak pada peningkatan kualitas
pendidikan. Dengan hasil penilaian yang telah diketahui maka guru dapat
mendorong, memfasilitasi dan memotivasi siswa untuk menemukan strategi
pembelajaran yang tepat bagi siswa dan pendidik.
Kualitas Pendidikan dari tahun
ke tahun harus mengalami peningkatan, maka diperlukan sistem penilaian yang
berkelanjutan yang mempunyai prinsip menilai seluruh kompetensi dasar,
menganalisis hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut berupa program
pengayakan atau perbaikan. Penilaian kompetensi yang dimaksud mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu perlu adanya
penilaian yang memantau perkembangan siswa secara terus menerus. Hal ini
berarti penilaian tidak hanya fokus pada hasil akhir yang diperoleh siswa saja,
tetapi juga keseluruhan proses dalam pembelajaran.
Akan tetapi penerapannya di
lapangan, penilaian hasil belajar siswa hanya fokus pada penilaian pengetahuan
(kognitif). Hasil wawancara dengan guru Matematika dan pengalaman guru selama 8
(delapan) tahun mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tarano
diperoleh bahwa penilaian pada mata pelajaran matematika saat ini belum
menunjukkan model penilaian yang dapat digunakan untuk memantau perkembangan
siswa secara terus menerus (kontinue).
Model penilaian yang digunakan hanya fokus pada penilaian hasil akhir siswa.
Guru hanya menilai penguasaan materi pengetahuan (kognitif) berdasarkan tes
obyektif (tes tulis/ulangan/latihan) yang
diberikan kepada siswa. Hal ini dapat berakibat pada orientasi belajar siswa
hanya pada penguasaan materi secara kognitif saja dan kurang memperhatikan
aspek afektif dan psikomotorik.
Selain masalah tersebut di
atas, observasi awal yang telah dilakukan pada pembelajaran matematika di SMK
Negeri 1 Tarano, ditemukan bahwa sebagian besar guru matematika masih
menerapkan penilaian konvensional. Pada penilaian konvensional, hasil belajar
siswa dinilai berdasarkan kemampuan siswa terhadap penguasaan kompetensi
pengetahuan yang diujikan dalam bentuk tes obyektif dan tanpa memberikan umpan
balik dari hasil tersebut. Hal ini menyimpang dari Permendiknas� No 20 Tahun 2007. Dalam Permendiknas tersebut
diamanatkan bahwa setelah melaksanakan penilaian (baik itu tugas atau ulangan)
guru harus mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai umpan balik
(feedback). Akibatnya siswa hanya
menerima hasil pekerjaannya dalam bentuk nilai tanpa mengetahui apa kekurangan
dan kelebihannya dalam mengerjakan tugas atau ulangan tersebut.
Dalam penilaian hasil
pembelajaran matematika di SMKN 1 Tarano, guru dianggap memberikan penilaian
yang tidak adil. Guru hanya menilai siswa berdasarkan kemampuan kognitifnya
saja atau menilai siswa berdasarkan apa jawaban yang ditulis siswa terhadap
tugas/latihan, pengerjaan pekerjaan rumah dan hasil ulangan harian. Pada
observasi awal tersebut juga ditemukan, siswa mengerjakan tugas rumah dengan
menyalin� jawaban atau menyontek
jawaban� siswa lain sehingga nilai yang
dia peroleh tinggi. Kemudian terdapat siswa dengan kemampuan kognitif rendah,
tetapi ia mengerjakan tugas, pekerjaan rumah dan ulangan harian dengan
sungguh-sungguh dan jujur, selalu hadir di kelas setiap dan tepat waktu. Tetapi
karena kemampuan kognitif atau pengetahuannya rendah, maka nilai yang ia
peroleh pun rendah. Hal ini yang kurang diperhatikan oleh guru, akibatnya nilai
yang diperoleh siswa kurang berkeadilan. Sehingga siswa dengan karakter yang
baik, lambat laun akan terbawa dengan situasi dan lingkungan belajar mengajar
yang buruk.
Penilaian otentik memiliki
hubungan yang kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam dalam proses pembelajaran,
di mana penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa.
Penilaian otentik menekankan pada pemberian tugas yang menuntut pembelajar
menampilkan, mempraktikkan, atau mendemonstrasikan hasil pembelajarannya di
dunia nyata secara bermakna yang mencerminkan penguasaan pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam suatu mata pelajaran. Dalam penilaian otentik terdapat
beberapa jenis penilaian, salah satunya yaitu penilaian portofolio.
Penilaian portofolio adalah
penilaian terhadap kumpulan karya siswa sebagai hasil pelaksanaan tugas
kinerja, yang ditentukan bersama guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai
dari usaha untuk mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang
ditentukan dalam kurikulum (Surapranata & Hatta, 2004).
Penilaian portofolio bertujuan untuk mengukur sejauhmana kemampuan siswa dalam
mengkonstruksi dan merefleksikan sutu pekerjaan/tugas melalui pengumpulan
bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikonstruksi oleh
siswa, sehingga hasil konstruksi tersebut dapat dinilai dan dikomentari guru
dalam periode tertentu (Arifin, 2010).
�Penggunaan penilaian portofolio lebih luas
dibandingkan penilaian melalui tes, karena dengan portofolio, guru dapat
mengikuti perkembangan kognitif, sikap, dan keterampilan siswa berkaitan dengan
matematika. Sehingga guru dapat memanfaatkan portofolio dalam meningkatkan mutu
pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa (Santoso, 2007).
Bentuk tagihan dalam penilaian portofolio dapat berupa tes tertulis (obyektif
dan non-obyektif), tes lisan (wawancara), tes pengamatan (lembar pengamatan),
dan non-tes (angket, kuisioner).
Hasil pemberian tugas,
pekerjaan rumah dan ulangan siswa oleh guru sering tidak dibagikan. Selain itu,
ketika hasil tersebut dibagikan hanya diberikan dalam bentuk hasil akhir berupa
nilai tanpa ada komentar atau umpan balik (feedback).
Padahal memberikan feedback terhadap
kemajuan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini berdasarkan
penelitian yang dilakukan Seruni dan Hikmah (2014), hasil belajar dengan
pemberian umpan balik (feedback)
dengan segera terhadap tugas siswa lebih tinggi daripada hasil belajar dengan
pemberian umpan balik (feedback)
tertunda.
Pemberian feedback pada penilaian dalam pembelajaran matematika yang dapat
digunakan untuk memantau perkembangan belajar siswa secara terus menerus.
Pemberian feedback dapat juga dilakukan dengan pemberian catatan kemajuan
siswa. Ketika pemberian penilaian dan feedback
ditingkatkan, maka siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut (Arikunto, 2002),
feedback adalah segala informasi baik yang menyangkut proses dan hasil yang
diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Pemberian feedback dalam kegiatan pembelajaran merupakan pernyataan yang
memberikan kepastian kepada siswa bahwa kegiatan belajar telah atau belum
mencapai tujuan.
Pemberian feedback merupakan bagian dari penilaian yang lebih memperhatikan
pada pemberian informasi mengenai kemampuan siswa. Penilaian tidak hanya fokus
pada hasil akhir tetapi harus juga memperhatikan proses dan perkembangan
belajar siswa. Penilaian yang tidak hanya fokus pada nilai kognitif, tetapi
juga memadukannya dengan nilai sikap dan keterampilan. Penilaian yang tidak
hanya fokus pada hasil akhir yang diperoleh siswa, tetapi juga keseluruhan
proses dalam pembelajaran. Penilaian yang mengacu pada proses, hasil akhir dan
berkeadilan adalah penilaian otentik.
Sebelum hasil penilaian
portofolio di bagikan kepada siswa, guru harus memberikan komentar (feedback / umpan balik) terlebih dahulu
hasil tersebut sehingga siswa dapat mengetahui kekurangan/kelebihan pada tugas
yang mereka susun untuk dilakukan perbaikan dan kesempurnaan pada dokumen/tugas
berikutnya. Feedback atau umpan balik merupakan informasi yang dikomunikasikan
pada siswa dan ditujukan untuk merubah pemikiran atau perilakunya untuk
memperbaiki proses pembelajaran (Sumarno, 2016).
Karena diharapkan dari penilaian yang efektif dapat memberikan
informasi/masukan yang bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan efektifitas
proses belajar mengajar (Ghufron, A., 2011).
Selain itu, dengan pemberian feedback menggunakan penilaian
portofolio akan ada interaksi yang kuat antara siswa dan guru, yang saling
melengkapi serta menggambarkan belajar siswa secara mendalam. Sehingga pada
akhirnya dapat membantu siswa menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai
siswa yang baik. Karena setiap dokumen akan dinilai dan diberi feedback / umpan balik, maka akan ada
motivasi siswa untuk mengerjakan berbagai tugas dari guru. Akibat proses
belajar mengajar yang dilaksanakan meningkat, sehingga hasil belajar yang siswa
peroleh pun semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (KURNIASIH, 2012),
menyatakan bahwa penggunaan penilaian portofolio dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Senada pula dengan yang dinyatakan oleh Barbara F. Reese, Guru
Fisika di West Genesee High School, New York, dalam
(Purwanto, 2006)
dari wawancaranya dengan siswa dan membaca refleksi mereka. Dalam penilaian
portofolio terjadi kolaborasi antara guru dan siswa, dimana siswa merasa di
perhatikan dan dihargai dalam kegiatan belajar, sehingga� membuat siswa termotivasi, aktif dan kreatif.
Berdasarkan uraian diatas,
maka untuk melihat pengaruh pemberian feedback pada penilaian portofolio dalam
penilaian pembelajaran matematika, maka peneliti melakukan penelitian dengan
judul �Pengaruh Pemberian Feedback
pada Penilaian Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa�.
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui 1) apakah terdapat pengaruh Pemberian feedback terhadap hasil belajar kognitif
(pengetahuan) siswa dibandingkan hasil belajar kognitif siswa tanpa pemberian feedback yang yang dinilai dengan
penilaian portofolio?, 2) apakah terdapat pengaruh Pemberian feedback terhadap hasil belajar afektif
(sikap) siswa dibandingkan hasil belajar afektif siswa tanpa pemberian feedback yang yang dinilai dengan
penilaian portofolio?, dan 3) apakah terdapat pengaruh Pemberian feedback terhadap hasil belajar
psikomotorik (keterampilan) siswa dibandingkan hasil belajar psikomotorik siswa
tanpa pemberian feedback yang yang
dinilai dengan penilaian portofolio?.
Metode Penelitian
Desain penelitian ini adalah
penelitian eksperimen semu (kuasi eksperimen), karena tidak dapat dilakukan
kontrol terhadap variabel luar yang mungkin berpengaruh terhadap variabel yang
diteliti serta tidak mungkin melakukan pengelompokkan responden secara acak.
Menurut (Sugilar,. & Juandi, 2013),
penelitian kuasi eksperimen dilaksanakan secara alami dan tidak dilakukan
pemilihan secara acak seperti halnya penelitian eksperimen murni. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap
perlakuan yang diteliti. Peneliti berpartisipasi aktif dalam proses penelitian
semenjak awal serta memberikan kerangka kerja secara teratur dan sistematis
tentang penilaian portofolio berbasis pembelajaran langsung.
Berdasarkan rumusan masalah
yang telah dikemukakan, maka desain penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
berikut :
Tabel 1
Desain Penelitian
Kelas |
Model Pembelajaran |
Teknik Penilaian |
Eksperimen |
Q |
X |
Kontrol |
Q |
Y |
Keterangan :
X : Kelompok yang diberikan feedback dengan
penilaian portofolio
Y : Kelompok yang tidak diberikan feedback
dengan penilaian portofolio
Q : Penilaian Portofolio dengan Model Pembelajaran langsung pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Populasi dari penelitian ini adalah siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tarano
yang berjumlah 380 siswa. Sampel dalam penelitian
adalah siswa kelas X ATR1� dengan jumlah siswa 17 orang sebagai kelas eksperimen
dan kelas kontrol diwakili oleh kelas X ATR2� dengan jumlah siswa 15 orang.
Bahan penilaian portofolio yang dijadikan instrumen pengumpulan data diperoleh dari :
a). Absensi siswa, b). Angket Hasil penilaian diri sikap siswa,
c). Catatan siswa, d).
Lembar Kerja Siswa (LKS),
e). Latihan/PR, f). Ulangan Harian,
g). Penilaian keterampilan/psikomotorik. Sebelum digunakan untuk pengumpulan data, instrument penelitian
terlebih dahulu divalidasi oleh dua orang dosen dari Universitas Mataram. Tujuannya agar instrumen penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Analisis data penelitian dilakukan dengan Teknik analisis deskriptif dalam bentuk nilai
rata-rata dan analisis dengan
menggunakan uji-t.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian
ini dilaksanakan pada dua kelas yaitu kelas X Agribisnis Ternak Ruminansia 1
(ATR1) sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 17 orang dan X
Agribisnis Ternak Ruminansia 2 (ATR2) sebagai kelas kontrol dengan
jumlah siswa 15 orang. Materi yang diajarkan adalah program linear. Berikut
dipaparkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian feedback pada penilaian
portofolio terhadap hasil belajar siswa.
Pengaruh pemberian feedback pada penilaian portofolio terhadap hasil belajar afektif
siswa
Data hasil
belajar afektif siswa setelah diberikan feedback pada penilaian portofolio yang
berasal dari data hasil penilaian diri, absensi, dan catatan siswa. Untuk hasil
penilaian diri, setelah angket hasil penilaian diri terkumpul, data diolah
dengan memberikan skor pada jawaban siswa. Penilaian diri sikap diberikan
setelah siswa melaksanakan ulangan harian. Penilaian terhadap catatan siswa
dilakukan pada saat pelaksanaan ulangan harian dan hasil rekapitulasi absensi
dilakukan setelah ulangan harian dilaksanakan. Sehingga diperoleh seperti pada
tabel berikut:
Tabel 2
Hasil
Belajar Afektif
No |
Komponen
Penilaian |
Kelas
Eksperimen |
Kelas Kontrol |
Rata-rata |
Rata-rata |
||
1 |
Afektif |
81,647 |
65,333 |
2 |
Jumlah siswa |
17 |
15 |
Sebelum dilaksanakan
pengujian beda dan pengaruh, kedua data tersebut diuji normalitas dan homgenitasnya. Dengan bantuan program Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) 24, diperoleh nilai Shapiro-Wilk kelas
Eksperimen 0,436 dan kelas kontrol 0,484. Karena kedua nilai lebih besar
dari α = 0,05, maka
data hasil penilaian afektif siswa kedua
kelas adalah normal. Kemudian hasil uji homogenitasnya kedua kelas diperoleh Sig. = 0,374.
Karena Sig. = 0,374 lebih besar
dari 0,05 maka data hasil penilaian afektif siswa kedua
kelas adalah homogen.
Setelah didapatkan hasil bahwa data dari kedua kelas
normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan perhitungan t-test dengan menggunakan bantuan program SPSS
24.0, diperoleh nilai
Sig.(2-taileed) = 0,000. Karena 0,000
< 0,05 maka Ho ditolak
dan H1 diterima. Hal ini
berarti terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan
dari hasil penilaian afektif siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dengan nilai rata-rata penilaian afektif kelas eksperimen lebih tinggi daripada
nilai rata-rata penilaian afektif kelas kontrol.
Pengaruh pemberian feedback
pada penilaian portofolio terhadap hasil belajar psikomotorik (keterampilan) siswa
Data hasil belajar
penilaian keterampilan yang
bersumber dari Pekerjaan Rumah (PR)/Latihan,
Lembar Kerja Siswa (LKS)
dan hasil ulangan harian dari materi
menentukan nilai optimum
yang fokus pada tata Bahasa, ketelitian
dalam menentukan nilai optimum dan penyajian tugas/ulangan yang dikumpulkan siswa. Sehingga diperoleh seperti pada tabel berikut:
Tabel 3
Hasil Belajar Keterampilan
No |
Komponen
Penilaian |
Kelas
Eksperimen |
Kelas Kontrol |
Rata-rata |
Rata-rata |
||
1 |
Keterampilan |
77,058 |
68,000 |
2 |
Jumlah siswa |
17 |
15 |
Sebelum dilaksanakan
pengujian beda dan pengaruh, kedua data tersebut diuji normalitas dan homgenitasnya. Dengan bantuan program Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) 24, diperoleh nilai Shapiro-Wilk kelas
Eksperimen 0,455 dan kelas kontrol 0,924. Karena kedua nilai lebih besar
dari α = 0,05, maka
data hasil penilaian keterampilan siswa kedua kelas adalah
normal. Kemudian hasil uji homogenitasnya kedua kelas diperoleh Sig. = 0,312.
Karena Sig. = 0,312 lebih besar
dari 0,05 maka data hasil penilaian keterampilan siswa kedua kelas adalah
homogen.
Setelah didapatkan hasil bahwa data dari kedua kelas
normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan perhitungan t-test dengan menggunakan bantuan program SPSS
24.0, diperoleh nilai
Sig.(2-taileed) = 0,013. Karena 0,013
< 0,05 maka Ho ditolak
dan H1 diterima. Hal ini
berarti terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan
dari hasil penilaian keterampilan siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dengan nilai rata-rata penilaian keterampilan kelas eksperimen lebih tinggi daripada
nilai rata-rata penilaian keterampilan kelas kontrol.
Pengaruh pemberian feedback
pada penilaian portofolio terhadap hasil belajar pengetahuan (kognitif) siswa
Data hasil belajar
penilaian kognitif bersumber dari Pekerjaan Rumah (PR)/Latihan,
Lembar Kerja Siswa (LKS)
dan hasil ulangan harian dari materi
menentukan nilai optimum
yang tabel pada tata tabel,
ketelitian dalam menentukan nilai optimum dan penyajian tugas/ulangan yang dikumpulkan siswa. Sehingga diperoleh seperti pada tabel berikut:
Tabel 4
�Hasil Belajar Pengetahuan
No |
Komponen
Penilaian |
Kelas
Eksperimen |
Kelas Kontrol |
Rata-rata |
Rata-rata |
||
1 |
Pengetahuan |
73,35 |
68,33 |
2 |
Jumlah siswa |
17 |
15 |
Sebelum dilaksanakan
pengujian beda dan pengaruh, kedua data tersebut diuji normalitas dan homgenitasnya. Dengan bantuan program Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) 24, diperoleh nilai Shapiro-Wilk kelas
Eksperimen 0,310 dan kelas kontrol 0,484. Karena kedua nilai lebih besar
dari α = 0,05, maka
data hasil penilaian pengetahuan siswa kedua kelas adalah
normal. Kemudian hasil uji homogenitasnya kedua kelas diperoleh Sig. = 0,328.
Karena Sig. = 0,328 lebih besar
dari 0,05 maka data hasil penilaian pengetahuan siswa kedua kelas adalah
homogen.
Setelah didapatkan hasil bahwa data dari kedua kelas
normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan perhitungan t-test dengan menggunakan bantuan program SPSS
24.0, diperoleh nilai
Sig.(2-taileed) = 0,041. Karena 0,041
< 0,05 maka Ho ditolak
dan H1 diterima. Hal ini
berarti terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan
dari hasil penilaian pengetahuan siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dengan nilai rata-rata penilaian pengetahuan kelas eksperimen lebih tinggi daripada
nilai rata-rata penilaian pengetahuan kelas kontrol.
Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh pemberian umpan balik (feedback)
pada penilaian portofolio terhadap hasil belajar siswa baik
hasil belajar kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap). Pemberian feedback� tidak hanya berfungsi
untuk penguat jawaban benar tetapi
juga menjadi informasi korektif (Sumarno, 2016).
Setiap jawaban siswa selain diberi
penilaian benar atau salah, pada jawaban salah
juga diberikan petunjuk (komentar) bagaimana jawaban benar, serta siswa dituntut
untuk memperbaiki jawaban yang masih salah sampai benar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkonsultasi, baik sebelum, saat dan setelah proses kegiatan belajar mengajar. Jadi pemberian feedback
tidak hanya memperkuat jawaban� benar
dan memberikan petunjuk atas jawaban salah siswa hingga menjadi
benar, tetapi adanya tuntutan agar siswa selalu berusaha
memperbaiki jawaban salah hingga benar.
Dari hasil analisis
hipotesis hasil belajar siswa kognitif,
afektif dan keterampilan, hasil belajar siswa
kelas eksperimen memiliki hasil penilaian kognitif yang lebih baik daripada
hasil belajar kognitif kelas kontrol. Hasil penilaian kognitif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol karena adanya umpan balik
(feedback) yang kontinue dan terus-menerus
terhadap hasil pekerjaan siswa. Pada kelas eksperimen, saat hasil penilaian
kognitif siswa dibagikan disertai dengan komentar (umpan balik/feedback) terhadap hasil
kerja siswa baik secara individu
maupun secara klasikal. Pemberian umpan balik (feedback) secara langsung/individu diberikan oleh guru dengan pertimbangan hasil penilaian kognitif siswa.
Dari dokumen portofolio,
guru dan siswa dapat mengetahui kekurangan dari dokumen portofolio
yang ia kumpulkan. Sehingga guru dapat segera memberikan feedback terhadap
hasil pekerjaan siswa. Selain itu,
pemberian feedback
melalui dokumen penilaian portofolio, guru membangun komunikasi dua arah yang dilakukan
bersama siswa melalui pemberian komentar dari setiap
dokumen portofolio yang dikumpulkan siswa. Dimana sebelum hasil penilaian
portofolio dibagikan, guru harus telah memberikan
komentar pada dokumen portofolio tersebut. Salah satu manfaat penilaian
portofolio bagi guru adalah memberikan umpan balik (feedback) terhadap metode,
proses dan hasil kerja siswa. Umpan balik
harus dikomunikasikan kepada siswa baik
secara langsung, lisan, maupun secara
tertulis yang dapat berupa komentar, nilai, saran, motivasi dan sebagainya. Melalui pemberian feedback
ini, diharapkan siswa mendapat manfaat dari penilaian
portofolio diantaranya mengetahui pemahaman, dan penguasaan materi yang telah diterima dan dikuasai siswa.
Hal ini berbeda
dengan penggunaan penilaian portofolio pada kelas kontrol yang tanpa disertai dengan pemberian umpan balik (feedback), setelah memeriksa
hasil pekerjaan siswa kemudian guru kadang-kadang membagikan kepada siswa tanpa
adanya komentar� atau
umpan balik (feedback). Pada saat
membagikan hasil penilaian guru masih ingat apa kelebihan
dan kekurangan siswa, tetapi pada pertemuan berikut mungkin guru sudah lupa dengan
hal tersebut disebabkan dengan banyaknya kesibukan guru. Hal ini terbukti dengan
hasil penilaian keterampilan siswa kelas eksperimen dengan pemberian feedback pada penilaian
portofolio lebih tinggi daripada hasil belajar keterampilan
siswa tanpa pemberian feedback
pada penilaian portofolio
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar
afektif, psikomotorik dan kognitif� siswa dengan pemberian umpan balik (feedback) pada penilaian portofolio lebih baik daripada hasil
belajar afektif psikomotorik dan kognitif siswa dengan tanpa
pemberian umpan balik (feedback)
pada penilaian portofolio.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Anggraini & Hudiono, 2015)
yang menyatakan bahwa pemberian umpan balik (feedback) berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Kemudian Seruni dan Hikmah (2014)
menyatakan bahwa hasil belajar matematika
yang diberikan umpan balik (feedback) segera lebih tinggi
dibandingkan mahasiswa yang
diberikan umpan balik (feedback) tertunda.
Dari pembahasan diatas
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
(kognitif, afektif dan psikomotorik) yang diberikan umpan balik (feedback) pada penilaian portofolio lebih baik daripada hasil
belajar kognitif siswa tanpa diberikan
feedback pada penilaian
portofolio secara umum maupun dilihat
dari hasil pengujiannya dan terbukti kebenarannya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan� dalam penelitian ini,
diperoleh kesimpulan bahwa 1) hasil belajar kognitif (pengetahuan) siswa yang
diberikan feedback lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
kognitif (pengetahuan) siswa tanpa pemberian feedback pada penilaian
portofolio.2) Hasil belajar psikomotorik (keterampilan) siswa yang diberikan feedback
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar psikomotorik (keterampilan)
siswa tanpa pemberian feedback pada penilaian portofolio.3) Hasil
belajar afektif (sikap) siswa yang diberikan feedback lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar afektif (sikap) siswa tanpa pemberian feedback
pada penilaian portofolio.
anggraini, Wahyu, & Hudiono, Bambang. (2015). Pemberian
Umpan Balik (Feedback) Terhadap Hasil Belajar Dan Self-Efficacy Matematis Siswa
Kelas Vii Smp. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(9).
Google Scholar
Arifin, Zainal. (2010). Kerangka Pedoman
Penilaian Portofolio. Makalah. Bandung: Jurusan Kurikulum Dan Teknologi
Pendidikan, Fip, Upi. Google Scholar
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Suatu
Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Google Scholar
Ghufron, A., &. Sutama. (2011). Evaluasi
Pembelajaran Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka. Google Scholar
Kurniasih, A. D. E. (2012). Penggunaan
Penilaian Portofolio Produk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Pertumbuhan Dan Perkembangan Di Kelas Viii Mts Negeri Krangkeng
Kabupaten Indramayu. Iain Syekh Nurjati Cirebon. Google Scholar
Purwanto, Sigid Edy. (2006). Penggunaan
Model Assessment Portofolio Dalam Penilaian Proses Dan Hasil Belajar Program
Linear. Jurnal Mimbar Pendidikan. Google Scholar
Santoso, Budi. (2007). Penilaian Portofolio
Dalam Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2), 31�38. Google Scholar
Sugilar,. & Juandi, Dadang. (2013). Metode
Penelitian Pendidikan Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka. Google Scholar
Sumarno, Sumarno. (2016). Pengaruh Balikan (Feedback)
Guru Dalam Pembelajaran Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik (Suatu
Kajian Teoritis Dan Empirik). Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 1(2), 115�125. Google Scholar
Surapranata, Sumarna, & Hatta, Muhammad.
(2004). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya. Google Scholar
Copyright holder: Dwita Hadisyahputra,
Kosim, Yumiati (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |