�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
�
AKUPUNTUR SEBAGAI TERAPI
PADA LOW BACK PAIN
��������������������
Rifka Kurniati, Khie Khiong
Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda, Jakarta Timur, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Nyeri punggung bawah
adalah nyeri, ketegangan otot atau kekakuan yang terlokalisasi dibawah batas
kosta dan diatas lipatan gluteal inferior, dengan atau tanpa sciatica, dan
didefinisikan sebagai kronik saat terjadi nyeri pada 12 minggu atau lebih.
Secara tradisional, penyakit LBP dapat disebabkan adanya PPD trauma eksternal,
atau defisisensi internal resistensi tubuh dan masuknya PPL patogen angin
dingin atau dingin lembab, mengakibatkan hambatan qi dan darah pada meridian
merupakan penyebab terjadi sakit daerah lumbar. Tujuannya untuk menganalisis
efektifdan pengaruh terapi akupunktur dengan titik-titik yang berbeda sebagai
pengobatan untuk kasus nyeri punggujng bawah. Metode review jurnal didapatkan
10 jurnal dengan tahun terbit 2012-2021. Metode pencarian jurnal dilakukan
secara elektronik dengan menggunakan mesin pencari google scholar dengan kata kunci �acupuncture for low back pain�. Sedangkan untuk jurnal nasional
menggunakan pencarian dengan kata kunci �akupuntur untuk nyeri punggung bawah�.
Analisis review jurnal didapatkan 6 dari 10 jurnal menggunakan instrument VAS (visual analog scale). Adapun subjek
digunakan ialah laki-laki dan perempuan dengan rentang umur 45-65 tahun.
Hasilnya adalah akupuntur efektif dalam menghilangkan nyeri yang menyertai
penyakit LBP dengan cara menyeimbangkan energy Qi tubuh. Titik terapi akupuntur
pada titik Dachangshu, Shenshu, weizhong,
taixi, hegu, dan sanyijiao dapat
menurunkan tingkat nyeri pada pasien dengan Low
Back Pain dan memiliki nilai yang signifikan.
Kata Kunci: akupuntur; low back pain; dachangshu; shenshu; weizhong; taixi; hegu; dan sanyijiao
Abstract
Low back pain is pain, muscle tension, or stiffness
that is localized below the costal margin and above the inferior gluteal fold,
with or without sciatica, and is defined as chronic when pain persists for 12
weeks or more. Traditionally, LBP disease can be caused by external trauma PPD,
or internal deficiency of the body's resistance and the entry of pathogenic PPL
wind-cold or damp cold, resulting in the inhibition of qi and blood in the
meridians which is the cause of lumbar pain. The aim was to analyze the
effectiveness and effect of acupuncture therapy with different points as a
treatment for cases of low back pain. The journal review method obtained 10
journals with the year 2012-2021 published. The journal search method was
carried out electronically using the search engine Google Scholar with the
keywords "acupuncture for low back pain". Meanwhile, for national
journals using a search with the keywords "acupuncture for low back
pain". Analysis of journal reviews obtained 6 out of 10 journals using the
VAS (instrument visual analog scale). The subjects used were men and women with
an age range of 45-65 years. The result is that acupuncture is effective in
relieving the pain that accompanies LBP by balancing the body's Qi energy.
Acupuncture therapy points at Dachangshu, Shenshu, weizhong, taixi, hegu, and
sanyijiao points can reduce pain levels in patients with Low Back Pain and have
a significant value.
Keywords: acupuncture; low
back pain; dachangshu; shenshu; weizhong; taixi; hegu; dan sanyijiao
Received:
2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Dewasa ini, nyeri punggung
bawah seringkali menjadi permasalahan yang sering dikeluhkan pada masyarakat.
Dikarenakan posisi yang salah yang menjadi persoalan utama akibat nyeri
punggung bawah. Aktivitas yang sering dilakukan setiap hari secara
terus-menerus dan kurangnya kesadaran terhadap posisi yang salah. Nyeri
punggung bawah / Low Back Pain (LBP) merupakan masalah kesehatan yang paling
sering dijumpai dalam keseharian masyarakat. LBP didefinisikan sebagai suatu
kondisi tidak spesifik yang mengacu pada keluhan nyeri akut atau kronik dan
ketidaknyamanan pada atau di dekat daerah lumbosacral, yang dapat disebabkan
oleh inflamasi, degenerative, keganasan, kelaianan ginekologi, trauma dan
gangguan metabolik (Chou, 2011).
Nyeri punggung adalah nyri yang
di bagian lumbar, lumbosacral, atau di daerah leher. Nyeri ini sangat beragam
ketajaman dan intensitasnya. Nyeri punggung diakibatkan oleh rengangan otot
atau tekanan pada akar saraf (1). Definisi LBP dalam keseharian yang berkaitan
dengan kegiatan membungkuk ataupun aktivitas yang mencederai lumbasacral
sehingga terjadinya inflamasi yang bermanifestasi nyeri pada punggung bagian
bawah. Definis lain, nyeri punggung bawah adalah nyeri, ketegangan otot atau
kekakuan yang terlokalisasi dibawah batas kosta dan diatas lipatan gluteal
inferior, dengan atau tanpa sciatica, dan didefinisikan sebagai kronik saat
terjadi nyeri pada 12 minggu atau lebih (Chou, 2011).
Berdasarkan data RISKESDAS
tahun 2013 dalam (Satriadi, 2018),
prevalensi penyakit muskuloskeletal di Indonesia, berdasarkan pernah di
diagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau
gejala yaitu 24,7%. Jumlah penderita nyeri punggung bawah di Indonesia tidak
diketahui secara pasti, namun diperkirakan antara 7,6% sampai 37%. Berdasarkan
IASP (International Assciation for The Study of
Pain) (2021), yaitu prevalensi LBP pada tahun 2017 diperkirakan lebih dari 7,5%
di populasi dunia, atau sekitar 577 juta orang.
Berdasarkan studi IASP (2021)
menyatakan bahwa terjadi kenaikan pada penderita LBP sejak tahun 1990. Disabilitas
terkait dengan LBP naik pada semua umur diantara tahun 1990 dan 2019 dan pada
kelompok umur 50-54 di tahun 2019. Sekitar 70% dialami pada usia produktif
(20-65 tahun).
Menurut teori pengobatan barat
mengenai nyeri punggung bawah adalah penyakit degenerative yang bersifat
kronis. Kebanyakan nyeri ini mulai dialami pada mereka yang berusia dekade
kedua dan kejadian tertinggi ditemui pada dekade keliam (Remon, dkk. 2015).
Menurut Denny setyawan (2018) dalam kutipannya menyebutkan bahwa LBP menjadi
alasan ke rumah sakit dengan urutan ke-2 dan menjadi urutan ke-5 dengan alasan
penyebab dilakukannya tindakan operasi.
Perbedaan penanganan kasus LBP
dapat menggunakan pengobatan barat dan/atau pengobatan timur. Secara pengobatan
barat, Manajemen kasus LBP meliputi pertimbangan bedah, interventsional,
pharmakologikal, fisik, psikologis, pengetahuan dan didukung modalitas majemen
diri (Williamson, 2021).
Penggunaan obat nyeri yang diberikan agar mengurangi rasa nyeri yang diderita
oleh penderita.
Dalam penangananya bisa
menggunakan terapi farmakologi maupun non farmakologi. Terapi farmakologi ialah
terapi dalam bentuk pemberian obat-obatan, sedangkan terapi non farmakologi
dalam bentuk terapi akupuntur, bekam, tui na dan lain-lain (Kurnillah, 2020).
Selama ini orang yang mengalami low back pain hanya melakukan pengobatan dengan
cara minum obat untuk mengurangi nyeri. Masih jarang sekali yang langsung
melakukan terapi alternative dengan menggunakan terapi akupuntur untuk
mengobati keluhan tersebut. Dalam beberapa studi menjelaskan bahwa terapi
akupuntur dapat menurunkan nyeri tanpa efek samping, walaupun pemberian terapi
akupuntur mebutuhkan waktu yang lebih lama (Kurnillah, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh university of Maryland pada tahun 2003
menunjukkan bahwa titik shenshu (BL23), titik Qihaishu (BL24), titik� Dachangshu (BL25) dan titik Pangguangshu
(BL28) dengan menggunakan akupuntur mengalami perbaikan pada rasa sakit pada
kasus LBP. Hal ini menunjukkan bahwa rangsangan tersebut sangat efektif untuk
mengobati pada pasien yang mengalami Low Back Pain (Meng, et al., 2003).
Penelitian lain yang dilakukan Southern Medical University pada tahun 2013
menyatakan bahwa terapi akupuntur dan akupresur pada titik Yaoyangguan (DU3)
dapat mengurangi nyeri sciatica akut (Danpin Luo, et al., 2013).
Menurut Rachmi L. P. Rukmono,
Fidha Rahmayani dan nurul utami (2019) menjelaskan bahwa akupuntur digunakan
sebagai terapi untuk rasa sakit, alergi, peradangan, gangguan metabolisme dan
pasca stroke. Akupuntur merupakan stimulasi terhadap titik anatomis tertentu
pada tubuh dengan berbagai macam teknik melalui penyisipan jarum besi yang
tipis menembus kulit menggunakan tangan atau dengan stimulus listrik.
Secara tradisional, penyakit
LBP dapat disebabkan adanya PPD trauma eksternal, atau defisisensi internal
resistensi tubuh dan masuknya PPL patogen angin dingin atau dingin lembab,
megakibatkan hambatan qi dan darah pada meridian merupakan penyebab terjadi
sakit daerah lumbar (Yin dan Liu. 2000). Faktor lain yang menyebabkan terjadi
LBP seperti angin dingin dan patogen lembab yang menyerang tubuh hingga masuk
ke dalam organ dan penderita merasakan nyeri pada daerah punggung bawah, darah
stasis yang terjadi akibat Qi yang lemah dan adanya serangan patogen sehingga
peredaran darah menjadi tidak lancar dan berakhir pada darah stasis, serta
defisiensi Jing ginjal yang biasanya diakibatkan karena keadaan lemah atau
sakit, faktor usia atua aktivitas seksual berlebih sehingga mengganggu organ
ginjal yang menyebabkan nyeri pinggang (Utari. 2017).
Metode Penelitian
Strategi pencarian jurnal
elektronik internasional yaitu menggunakan mesin pencari google scholar dengan
kata kunci acupuncture for low back pain. Jurnal elektronik yang didapatkan
dari mesin pencari google mencapai 93.700, hal ini terjadi dikarenakan adanya
kemiripan antara jurnal akupresur dengan jurnal akupuntur. Jurnal kemudia
dipilah sesuai dengan topic sehingga terkumpul 10 jurnal yang dianggap mewakili
dari keseluruhan jurnal tentang akupuntur dalam menurunkan nyeri. Kriteria
inklusi yang digunakan yaitu elektronik jurnal internasioanl dan nasional yang
terbit antara tahun 2012-2021, desain penelitian eksperimental, menggunakan
terapi akupunktur untuk menurunkan nyeri. Kriteria eksklusi yang digunakan
yaitu terapi akupresur dengan menggunakan penekanan.
Ada beberapa teknik akupuntur
yang digunakan dalam menurunkan nyeri pada kelompok intervensi yaitu sebagian
besar akupuntur dilakukan secara manusal pada titik tertentu.�
Sampel
yang digunakan dalam penelitian jurnal berkisar antara 20 responden sampai 152
responden. Sebagian besar jurnal akupuntur menggunakan metode randomized
controlled trial dan beberapa jurnal menggunakan quasi Eksperimental study.
Alat mengukur tingkat nyeri hampir semua jurnal akupuntur menggunakan visual
analogue scale (VAS).
Hasil dan Pembahasan
Pada 10
jurnal dalam review jurnal ini, terdapat berbagai macam bentuk jurnal
penelitian tentang akupuntur sebagai pengobatan Low Back Pain, masing-masing
jurnal juga menjelaskan mengenai pengaruh dan keefektivan akupuntur.
Pada penelitian yang dilakukan (Purwanto, Purwandari, & Arfianto,
2012) mengenai pengaruh terapi akupuntur terhadap penurunan kasus Low Back
Pain menunjukkan bahwa hasil pre terapi akupuntur sebanyak 11 (55%) orang
mengalami nyeri berat dan setelah dilakukan terapi akupuntur terjadi perubahan
sebanyak 12 (60%) orang mengalami nyeri sedang dan sebanyak 7 (35%) orang
mengalami nyeri ringan dari total 20 orang. Selain itu, nilai mean antara pre
dan post menunjukkan penurunan, dimana pada pre terapi akupuntur didapatkan
nilai meannya 5,4 dan nilai mean post terapi akupuntur didapatkan 3,25, yang
artinya ada penurunan dari nilai tersebut. Sehingga dapat disimpulkan ada
perubahan yang signifikan antara sebelum dan setelah terapi akupuntur.�
Author |
Judul |
Metode |
Titik yang digunakan |
Hasil |
(Kusumawati, Estuningsih, & Widowati, 2016) |
Efektivitas Pemberian Terapi Akupuntur Dengan KOmbinasi Titik Akupuntur BL-23 (Sheshu), Bl-40 (Weizhong) dan BL-23 (shenshu), KI 3 (Taixi) Terhadap Perbaikan Keluhan Nyeri Pada Kasus Nyeri Punggung Bawah Di Posyandu Lansia Klodran Dan Bendo Colomandu |
Subjek: 15 penelitian Durasi: 8 minggu Desain: Quasi Experimental dengan prepost Test Instrumen: |
Akupuntur BL-23 (Sheshu), Bl-40 (Weizhong) dan BL-23 (shenshu), KI 3 (Taixi) |
Pada uji Mann-Whitney terhadap VAS sebelum dan sesudah terapi Akupuntur didapatkan bahwa nilai signifikan p = 0,085 > 0,05 maka Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan nilai VAS sebelum dan sesudah terapi. Akupuntur antara kelompok peertama (kombinasi BL 23, Bl 40) dengan kelompok (BL23, KI 3). |
(Purwanto et al., 2012) |
Pengaruh Terapi Akupuntur Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Low Back Pain (LBP) di Polineurologi RSUD Dr. Harjono Ponorogo |
Subjek: 20 penelitian Durasi: 1-30 desember 2012 Desain: Pre-experimental dengan one-group prepost test Instrumen: analisis menggunakan wilcoxon rank test |
|
Hasil uji statistik pengaruh pemberian akupuntur terhadap tingakt nyeri pasien low back pain di poli neurologi RSUD Dr. Harjono Ponorogo. Fdari data tingkat nyeri sebelum dan sesudah pemberian terapi akupuntur kemudia dilakukan uji wilcoxon sign rank test didapatkan nilai p value =0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh pemberian terapi akupuntur terhadap penurunan tingkat nyeri pasien LBP di Poli Neurologi RSUD Dr. Harjono ponorogo. |
(Yatmihatun, Badri, & Wardoyo, 2019) |
Pengaruh Kombinasi Titik Lokal dan YNSA Terhadap Penurunan Derajat Nyeri Pada Pasien Nyeri Pinggang (Low Back Pain) |
Subjek: 45 responden Durasi: januari- September 2017 Desain: Prepost Test Instrumen: Visual Analog Scale (VAS) |
Titik lokal, titik YNSA dan titik kombinasi (titik lokal dan titik YNSA) |
Terapi akupuntur menggunakan kombinasi titik akupuntur lokal dan titik Yamamoto News Scalp Acupuncture (YNSA) paling efektif dalam menurunkan nyeri pinggang dibandingkan menggunakan terapi akupuntur titik lokal atau titik YNSA |
(Widowati, 2017) |
Efektivitas Terapi Akupuntur Dan Inframerah Dalam Menurunkan Nyeri Muskuloskeletal Pada Lanjut Usia |
Subjek: 60 responden Durasi: mei 2016 Desain: Prepost Test Instrumen: Kruskall Wallis Test and Post-Hoc Test menggunakan Mann-Whitney |
Titik ST 36 (zusanli), titik LI4 (Hegu), titik PC 6 (Neiguan), dan titik Sp 6 (Sanyijiao) |
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney didapatkan bahwa penurunan nyeri musculoskeletal pada lanjut usia yang paling efektif adalah pada kombinasi terapi akupuntur dan inframerah (p<0.001; mean difference = 2.53). terapi kombinasi akupuntur dan inframerah paling efektif dalam menurunkan nyeri musculoskeletal pada lanjut usia |
(Haryanto & Ningtyas, 2020) |
Efektivitas Penggunaan Terapi Akupuntur Metode Korean Hand Therapy Pada Lansia dengan Nyeri Muskuloskeletal di Posyandu Lansia Poltekkes Kemenkes Surakarta |
Subjek: 30 responden Durasi: maret-mei 2019 Desain: quasi experimental Instrumen: Visual Analog Scale (VAS) |
Metode Korean hand therapy |
Hasil test signifikan>0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak adapa perbedaan metode dalam menurunkan nyeri. Sehingga ketiga grup tersebut tidak ada perbedaan dalam menurunkan nyeri baik kelompok terapi akupuntur, terapi Korean hand terapi dan kombinasi. |
(�evik, Anıl, & İşeri, 2015) |
Effective Chronic Low Back And Knee Pain Treatment With Acupuncture in Geriatric Patients� |
Subjek: 34 responden Durasi: 2 hari sekari selama 10 sesi. Dan 20 menit setiap terapi Desain: quasi experimental Instrumen: Visual Analog Scale (VAS) |
Yintang, HT 7, LI4, KI 3 dan KI6 |
Mean nyeri punggung skor (8.8696�1.546) and mean nyeri lutut skor (9.1304�1.4239) signifikan menurunkan nyeri pada pasien menjadi 2.1739 �1.466 dan 1.455�0,7; p <0.001 setelah dilakukan akupuntur. Hasil yang didapatkan dalam rasio untuk penggunaan terapi akupuntur khususnya kronik nyeri punggung bawah dan nyeri lutut pada kelompok anak-anak dapat menurunkan nyeri. |
(Lee et al., 2018) |
Efficacy and Safety of Thread Embedding Acupuncture for Chronic Low Back Pain : A Randomized Controlled Pilot Trial |
Subjek: 40 responden Durasi: 8 minggu Desain: blinded randomized controlled pilot trial Instrumen: Visual Analog Scale (VAS) |
GC 3, BL 23, BL 24, BL 25, BL 26, BL 40, BL 60, GB 30, GB31 dan EX-B7 |
Dari 40 partisipasi, 36 orang menyelesaikan dan 4 d.o. antara grup TEA dan akupuntur menunjukkan adanya perubahan signifikan pada VAS, SF-MPQ dan ODI skor. |
(Yong et al., 2019) |
Effect of Hand-Ear Acupuncture on Chronic Low Back Pain: a Randomized Controlled Trial |
Subjek: 152 responden Durasi :15 menit pada setiap terapi, selama �6 bulan Desain: a randomized controlled trial Instrumen: Visual Analog Scale (VAS |
BL 23, BL 40, dan KI 3. Tangan-telinga akupuntur |
Pada bulan ke 6 skor RNDQ menunjukkan 7.74 poin dari akupuntur tangan-telinga. Dan menunjukkan perubahan signifikan pada VAS dan RMDQ pada kelompok akupuntur (p<0.0001), dan tidak ada perubahan yang signifikan pada kelompok standar akupuntur. Antara kelompok tangan-telinga akupuntur dan astandar akupuntur sangat bermanfaat dan efektif untuk menurunkan cLBP dengan ditambah perawatan biasanya. |
(Kizhakkeveettil, Rose, Kadar, & Hurwitz, 2019) |
An Exploratory Analysis of Gender as a Potential Modifier of Treatment Effect Among Patients in a Randomized Controlled Trial of Integrative Acupuncture and spinal Manipulation for Low Back Pain |
Subjek: 100 responden Durasi :60 hari Desain: a randomized controlled trial Instrumen: RMDQ dan VAS |
|
Perempuan yang mendapatkan akupuntur menujukkan rata-rata 3.8 poin penurunan LBP dan 2.0 point pada SMT, sedangkan laki-laki yang menunjukkan rata-rata 3.5 point penurunan pada SMT dan 1.8 poin pada akupuntur (P untuk interaksi =0,4).� Pada perempuan yang mendapatkan akupuntur merasakan 50% lebih baik untuk menurunkan nyeri dan sedangkan laki-laki yang menerima SMT menunjukkan 50% lebih baik dalam menurunkan nyeri |
(Sung et al., 2020) |
Efficacy and Safety of Thread Embedding Acupuncture Combined With Acupuncture for Chronic Low Back Pain |
Subjek: 38 responden� Durasi: 8 minggu (16 kali sesi) Desain: a randomized controlled trial Instrumen: VAS, RMDQ, Quality of life, global assessment, economic analysis, credibility test dan safety assesment |
GV 3, BL 23, BL 24, BL 25, BL 26, BL 40, BL 60, dan EX-B5 |
Hasil dari kelompok terapi menunjukkan penurunan signifikan pada skor VAS saat dibandingkan dengan kelompok kontrol (-33.7�25.1 vs -15.6�17.0, P = 0.13). Adapun pengukuran hasil sekunder, kelompok yang diberi perlakuan menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam penurun sebesar 50% pada VAS dan kesan perubahan global pasien. Dan tidak ada efek samping serius yang terkait dengan TEA dan AT |
(Delavar et al., 2021) |
Effect of Acupuncture on the Pain of Patients with Acute Low Back Pain : A Randomized Double-Blind Clinical Study |
Subjek: 80 responden Durasi :2 minggu� Desain: a randomized controlled trial Instrumen: numeric rating scale |
|
Rerata perubahan nyeri pada kelompok akupuntur pada awal penelitian dan dua jam serta satu hari setelah akupuntur secara signifikan menunjukkan (P=0,001). |
Terapi non farmakologis untuk nyeri punggung bawah semakin
menarik dan termasuk dalam rekomendasi pengobatan saat ini. Akupuntur, salah
satu yang paling umum digunakan saat ini, dapat dianggap sebagai bentuk
stimulasi sensorik, dan penggunaanya untuk menghilangkan rasa sakit didukung
oleh bukti mekanisme biologis untuk pengaruhhnya
Hormone endorphin merupakan senyawa yang dikeluarkan dibagian
bawah belakang otak, yang berfungsi dapat membuat orang merasa nyaman, dan
senang sehingga nyeri yang diderita dapat berkurang (Nadeseul dan Retno Kusuma.
2015). Dalam penjelasan mekanisme yang terjadi saat distimulasi, yakni :
1. Menstimulasi saraf
afferent tipe I dan tipe II atau serat delta di otot yang akan mengirim impuls
menuju traktus anterolateral di medulla spinalis. Sesampainya di medulla
spinalis, nyeri dihambat pada presinaptik oleh pelepasan enkephalin dan
dynorphin, mencegah pesan nyeri menaiki traktus spinthalamin.
2. Menstimulasi otak tengah
dengan mengaktivasi sel-sel di periaqueductal gray matter dan inti raphe.
Kemudian akan dikirim sinyal menurun melewati traktus dorsalateral, yang
menyebabkan pelepasan monoamine norepineprin dan serotonin di medulla spinalis.
Neurotransmitter ini akan menghambat nyeri pada presinaptik dan postsinaptik
dengan menurunkan transmisi sinyal melewati traktus spinothalamik.
3. Stimulasi pada kompleks
puitarihypothalamik menyebabkan pelepasan sistemik dari beta-endorfin ke dalam
aliran darah dari kelenjar puitari. Pelepasan beta-endorfin di sertai dengan
pelepasan hormone adrenokortikotropik.
(Kurniyawan, Enggal Hadi.
2016).�
Prinsip pengobatan TCM dengan
akupunktur yakni untuk memperkuat dan memperlancar peredaran darah (Kurnillah,
2020) titik yang sering
digunakan dalam beberapa penelitian diatas salah satunya titik.
Dalam
Perspektif TCM
�� Terjadinya Rasa nyeri
dapat timbul disebabkan oleh sindroma She atau sindroma Xi.� Pada sindroma She, nyeri yang terjadi
disebabkan patogen luar, Qi-energi yang tidak lancar, darah stasis (yang tidak
lancar), adanya Than-dahak, makanan tidak tercerna, atau mikroba. Beberapa
peyebab tersebut dapat menyebabkan terjadinya peredaran Qi dan Xue-darah yang
tidak lancar dan timbul perasaan nyeri. Pada sindroma Xi atau kekurangan, nyeri
biasanya disebabkan tubuh kekurangan Qi, Xue-darah, atau Jing sehingga pada
organ Zhang Fu dan meridian menjadi kekurangan nutrisi dan terjadi perasaan
nyeri (Jie
& Herfan, 1997).
Daerah punggung bawah seringkali yang dikaitkan dengan ginjal
ataupun dengan meridian ginjal. Dalam sindroma She (berlebihan) nyeri pinggang
sering disebabkan serangan pathogen angin, dingin, lembab, panas dan darah
stasis (tidak lancar). Sedangkan dalam sindroma Xi nyeri pinggang biasanya
terjadi disebabkan kekurangan Jing, Qi, Yin atau Yang di dalam Shen-ginjal (Jie
& Herfan, 1997). Nyeri pada daerah
lumbago biasanya disebabkan obstruksi meridian pada daerah tersebut (Ridho,
2012).
Menurut TCM, penyebab terjadi suatu penyakit dikarenakan
adanya ketidakseimbangan antara Yin dan Yang. Hal tersebut dapat dipengaruhi
oleh Sie Qi (faktor patogen) dan Zheng Qi (daya tahan tubuh). Zheng Qi yakni
aktivitas fungsional dari berbagai macam organ Zhang Fu, jaringan dan daya
tahan tubuh manusia. Sedangkan Sie Qi yakni berbagai jenis penyebab penyakit
atau patogen. Walaupun adanya berbagai jenis penyebab penyakit, yang menjadi
penentu terjadinya suatu penyakit yakni dari keadaan Zheng Qi. (Jie, 1997) dan
(Abdurrahman, dkk. 2015).
Jika seseorang dengan kondisi organ Zhang Fu yang berfungsi
baik, Qi dan darah yang tercukupi dan daya tahan tubuh yang baik, maka patogen
tidak akan masuk ke dalam tubuh. Sebaliknya, jika seseorang dengan kondisi
organ Zhang Fu dalam keadaan lemah, Qi dan darah yang tidak tercukupi dan daya
tahan tubuh lemah, maka patogen akan mudah masuk ke dalam tubuh tersebut (Jie,
1997).
Dalam TCM, penyebab penyakit dapat dikategorikan menjadi dua,
yakni penyebab penyakit dari luar (PPL) dan penyebab penyakit dari dalam (PPD).
Penyebab penyakit dari luar adalah patogen angin, dingin, panas, lembab,
kering, dan api. Berbagai jenis luka atau trauma seperti yang disebabkan oleh
gigitan binatang, jatuh, dan mendapat benturan juga dapat digolongkan dalam
penyabab penyakit dari luar. Sedangkan penyebab penyakit dari dalam adalah
emosi yang berlebihan serta makanan dan minuman (Jie,1997).
Berdasarkan jurnal diatas, titik yang sering digunkaan untuk
terapi akupuntur pada nyeri punggung bawah adala sebagai berikut:
Penggunaan
Titik Akupuntur
No. |
Nama |
Letak |
Indikasi |
1. |
Titik Dachangshu
(BL25) |
terletak pada daerah lumbar, pada
tingkat yang sama dengan batas inferior dari spinous process pada lumbar
vertebra keempat (L4), 1.5 cun lateral ke garis tengah posterior |
Mengurangi rasa
sakit pada daerah lokal |
2. |
Titik Yaoyangguan
(DU3) |
terletak pada daerah lumbar, di
inferior bawah menuju spinous process pada lumbar vertebra keempat, di garis
tengah posterior. |
Mengurangi rasa
sakit pada daerah lokal |
3. |
Titik Shenshu (BL23)
|
Terletak Pada daerah lumbar, pada
garis inferior yang sama dengan spinous process lumbar vertebrata kedua, 1.5
cun lateral ke garis posterior. |
Melancarkan aliran
darah dan mengurasi rasa sakit pada daerah lokal. |
4. |
Titik qihaishu (BL
24) |
1,5 Cun lateral ke batas bawah
proses spinose dari vertebrata kayu ke 3 (L3) |
Borborygmus,
distensi abdomen, disminore, nyeri punggung bawah |
5. |
Titik Guanyuanshu
(BL26 ) |
1,5 cun lateral ke batas bawah
proses spinose dari vertebrata ke 5 (L5) |
Distensi perut,
sakit punggung bawaj, dan sering berkemih atau retensi urine. |
6. |
Titik Weizhong �(BL40) |
Titik tengah dari lipatan
transversal dari fossa popliteal |
Poin utama untuk
rasa sakit punggung dan lumbar, kejang yang disebabkan oleh demam tinggi,
muntah akut dan diare (memantuk darh) |
7. |
Titik Hegu
(LI 4) |
Di dorsum tangan, ditengah tengah
antara tuang metacarpal ke-1 dank ke-2 metakarpal, kira-kira di tengah-tengah
tulang metacarpal ke-2 disisi radial |
Penyakit wajah,
mnenghilangkan rasa sakit dari seluruh tubuh, menurnkan tekanan darah, dan
untuk sakit atau mati rasa, terumata untuk gangguan pergerakan tangan |
8. |
Titik Taixi
(KI3) |
Dalam depresi antara keunggulan
media mallelous dan tendon tumit |
Tekanan darah
tinggi, tinnitus, insomnia, sakit kepala dan sakit gigi serta sakit
tenggorokan disebabkan oleh kekurangan yin yang berlebihan. |
Kesimpulan
Akupuntur merupakan terapi komplementer alternatif dasar ilmu
akupuntur karena terapi komplementer alternative sangat berguna dan bermanfaat
dalam mengatasi berbagai maca masalah gejala-gejala yang muncul dari penyakit
sehingga dapat digunakan sebagai terapi alternative atau terapi tambahan
bersama dengan terapi alternatif atau terapi tambahan bersama dengan terapi
farmakologi. Akupuntur juga efektif dalam menghilangkan nyeri yangn menyertai
penyakit nyeri punggung bawah dengan cara menyeimbangkan aliran energy Qi
tubuh. Titk terapi akupuntur pada titik Shenshu (BL23), titik Weizhong (BL 40),
Titik qihaishu (BL 24), Titik Guanyuanshu (BL26 ), Titik Dachangshu (BL25),
Titik Hegu (LI 4), dan Titik Taixi (KI3) dapat menurunkan tingkat nyeri pada
pasien dengan nyeri punggung bawah.
Penulis memberikan saran pada para terapis atau tenaga medis
dengan kompetensi ilmu akupuntur diharapkan lebih banyak memperdalam tentang
akupuntur agar masyarakat dapat diperkenalkan pengobatan terapi komplementer
ini sebagai pendamping pengobatan konvensional sehingga hasil pengobatan yang
maksimal dapat tercapai.
�evik, Cemal, Anıl, Afitap, & İşeri,
Sevgin �zlem. (2015). Effective Chronic Low Back Pain And Knee Pain Treatment
With Acupuncture In Geriatric Patients. Journal Of Back And Musculoskeletal
Rehabilitation, 28(3), 517�520.
Chou, Robert. (2011). Low Back Pain
(Chronic). American Family Physician, 84(4), 437�438.
Delavar, Peyman, Foroughian, Mahdi, Khorsand
Vakilzadeh, Ali, Jarahi, Lida, Kalani, Navid, & Bolvardi, Ehsan. (2021). Effect
Of Acupuncture On The Pain Of Patients With Acute Low Back Pain: A Randomized
Double-Blind Clinical Trial Study. Koomesh, 23(3), 338�346.
Haryanto, Joko Tri, & Ningtyas, Listina
Ade Widya. (2020). Efektivitas Penggunaan Terapi Akupunktur Metode Korean Hand
Therapy Pada Lansia Dengan Nyeri Muskuloskeletal Di Posyandu Lansia Poltekkes
Kemenkes Surakarta. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 9(1),
96�103.
Jie, Sim Kie, & Herfan, Djony. (1997). Dasar
Teori Ilmu Akupunktur: Identifikasi Dan Klasifikasi Penyakit. Gramedia
Widiasarana Indonesia (Grasindo).
Kizhakkeveettil, Anupama, Rose, Kevin A., Kadar,
Gena E., & Hurwitz, Eric L. (2019). An Exploratory Analysis Of Gender As A
Potential Modifier Of Treatment Effect Among Patients In A Randomized
Controlled Trial Of Integrative Acupuncture And Spinal Manipulation For Low Back
Pain. Journal Of Manipulative And Physiological Therapeutics, 42(3),
177�186.
Kurnillah, Alvin Rizqa. (2020). Akupunktur
Sebagai Pengobatan Alternatif Nyeri Lutut Pada Pasien Dengan Osteoarthritis.
UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Kusumawati, Heni Nur, Estuningsih, Estuningsih,
& Widowati, Risna. (2016). Efektivitas Pemberian Terapi Akupunktur Dengan
Kombinasi Titik Akupunktur BL-23 (Shenshu), BL-40 (Weizhong) Dan BL-23 (Shenshu),
KI 3 (Taixi) Terhadap Perbaikan Keluhan Nyeri Pada Kasus Nyeri Punggung Bawah
Di Posyandu Lansia Klodran Dan Bendo Colomadu. Interest: Jurnal Ilmu
Kesehatan, 5(2), 144�148.
Lee, Hyun Jong, Choi, Byung Il, Jun, Seungah,
Park, Mu Seob, Oh, Se Jung, Lee, Jung Hee, Gong, Han Mi, Kim, Jae Soo, Lee, Young
Joon, & Jung, So Young. (2018). Efficacy And Safety Of Thread Embedding
Acupuncture For Chronic Low Back Pain: A Randomized Controlled Pilot Trial. Trials,
19(1), 1�10.
Purwanto, Purwanto, Purwandari, Henny,
& Arfianto, Moh Ari. (2012). Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Pasien Low Back Pain (LBP) Di Polineurologi RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1(2), 7�13.
Ridho, Ahmad Ali. (2012). Bekam Sinergi:
Rahasia Sinergi Pengobatan Nabi, Medis Modern & Traditional Chinese Medicine.
Aqwamedika.
Satriadi, Albertus Are. (2018). Pengaruh Peregangan
Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bagian Produksi Di PT. SDJ
Pontianak. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 4(2).
Sung, Won Suk, Hong, Yejin, Jeon, Sae Rom, Yoon,
Jimin, Chung, Eun Kyoung, Jo, Hyeong Geun, Kim, Tae Hun, Shin, Seungwon, Lee, Hyun
Jong, & Kim, Eun Jung. (2020). Efficacy And Safety Of Thread Embedding
Acupuncture Combined With Acupuncture For Chronic Low Back Pain: A Randomized,
Controlled, Assessor-Blinded, Multicenter Clinical Trial. Medicine, 99(49).
Widowati, RISNA. (2017). Efektifitas Terapi
Akupunktur Dan Inframerah Dalam Menurunkan Nyeri Muskuloskeletal Pada Lanjut
Usia. R. Widowati," Efektifitas Terapi Akupuntur Dan Inframerah Dalam Menindonesian
Journal Of Medicine, 2(1), 41�51.
Williamson, Owen D. (2021). The Global
Burden Of Low Back Pain. International Association For The Study Of Pain.
Yatmihatun, Sri, Badri, Sholichan, & Wardoyo,
Suwaji Handaru. (2019). Pengaruh Kombinasi Titik Lokal Dan YNSA Terhadap
Penurunan Derajat Nyeri Pada Pasien Nyeri Pinggang (Low Back Pain). Jurnal
Keterapian Fisik, 4(2), 100�104.
Yong, Luo, Min, Yang, Tao, Liu, Xiaolong, Zhong,
Wen, Tang, Mingyang, Guo, & Yonghe, Hu. (2019). Effect Of Hand-Ear
Acupuncture On Chronic Low-Back Pain: A Randomized Controlled Trial. Journal
Of Traditional Chinese Medicine, 39(4), 587�594.
Copyright holder: Eko Prasetyo, Ivan
Anindito Arista, Rudi Hermawan, Erlanda Pane (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |