�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
�
ANALISIS PARAMETER
PENGELASAN ROTARY FRICTION WELDING
PADA MATERIAL S45C
Jerramey� P. P., M. Sobron Y. Lubis, Rosehan
Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], �[email protected]
Abstrak
Dalam industri logam, material berbentuk silinder padat sangat dibutuhkan. Masih sulit untuk menggabungkan bahan silinder padat saat menggunakan pengelasan fusi. Kesulitan dalam membuat sambungan tersebut dapat diatasi dengan melakukan Rotary Friction Welding (RFW). RFW ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bubut yang tersedia dengan menentukan parameter pengelasan yang tepat agar mendapatkan hasil yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter yang dominan pada proses las gesek. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan mengumpulkan jurnal-jurnal yang memiliki hubungan dengan penelitian. Perbandingan dua data sekunder digunakan untuk menunjukkan korelasi antara varian yang paling dominan dan paling efektif. Metode analisis varians (Anova) digunakan untuk memperoleh nilai korelasi dari grafik koefisien, plot probabilitas normal tegangan tarik maksimum, dan signifikansi data penelitian ini. Waktu gesekan merupakan variabel yang paling signifikan karena korelasi antara waktu gesekan dan kecepatan putaran berpengaruh dominan terhadap kekuatan tarik maksimum, semakin lama waktu gesekan dilakukan pada benda kerja maka semakin tinggi kekuatan tarik Ultimate benda kerja.
Kata Kunci: pengelasan gesekan; variasi waktu gesekan; kekuatan tarik; baja S45C; analisis varians
Abstract
In the metal industry,
solid cylindrical materials are needed a lot. It is still difficult to join
solid cylindrical materials when using fusion welding. Difficulty in making
these connections can be overcome by doing Rotary Friction Welding (RFW). This
RFW can also be done using the available lathe by determining the right welding
parameters in order to get the best results. This study aims to determine the
dominant parameter in the friction welding process. This study uses secondary
data obtained by collecting journals that have a relationship with the
research. Comparison of two secondary data is used to show the correlation
between the most dominant and effective variants. The method of analysis of
variance (Anova) was used to obtain the correlation
value from the coefficient graph, the normal probability plot of the maximum
tensile stress, and the significance of this research data. Friction time is
the most significant variable because the correlation between friction time and
rotation speed has a dominant effect on the maximum tensile strength, the
longer the friction time is carried out on the workpiece, the higher Ultimate
tensile strength of the workpiece.
Keywords: friction welding; friction time variation;
tensile strength; S45C steel; analysis of variance
Received:
2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Proses pengelasan gesek
(friction welding) adalah metode penyambungan dua buah material logam. Dalam
metode ini panas dihasilkan dari perubahan energi mekanik kedalam energi� panas�
pada� bidang interface benda kerja
karena adanya gesekan selama gerak putar dibawah tekanan/gesekan (Anam,
Syuhri, & Sutjahjono, 2018).
Beberapa keuntungan dari friction welding ini adalah penghematan material dan
waktu untuk penyambungan dua material yang sama maupun berbeda. Sedangkan
parameter proses yang penting adalah waktu gesekan, tekanan gesekan, waktu
tempa, tekanan tempa dan kecepatan putar (Fatha,
2019).
Pada pengelasan gesek
(friction welding) proses penyambungan logamnya tanpa pencairan (solid state
proses) yang mana proses pengelasan terjadi sebagai akibat
penggabungan antara laju� putaran� salah satu benda kerja yang berputar. Gesekan
yang diakibatkan oleh pertemuan kedua benda kerja tersebut akan menghasilkan
energi panas� yang� dapat�
melumerkan kedua ujung benda kerja yang bergesekan sehingga�� mampu��
melumer dan akhirnya terjadi proses penyambungan.
Pengelasan gesek (friction welding) terjadi beberapa fenomena fisik seperti
perubahan panas akibat gesekan deformasi plastis dan sebagainya. Adapun
parameter penting dalam proses pengelasan gesek (friction welding) meliputi
friction time, rotational speed, dan friction pressure. Parameter- parameter
yang ditunjukkan diatas akan berpengaruh terhadap sifat mekanik hasil sambungan
las gesek (Saputra & Syarief, 2014).
Metode anova� (analysis� of�
variance) adalah metode statistik yang digunakan sebagai pengujian
untuk memperkirakan variabel data yang lebih dominan berdasarkan hubungan
antara variabel lainnya. Metode anova dapat membantu secara produktif selama
penelitian dan pengembangan supaya dapat menghasilkan dengan cepat sehingga
optimal dalam proses friction welding (Wisnujati & Kartika,
2017).
Manfaat dari penelitian
�Analisis Parameter Pengelasan Rotary Friction Welding Pada Material S45C�
adalah sebagai referensi dibidang industri, untuk mencari kekuatan tegangan
maksimal yang diinginkan ketika melakukan friction welding menggunakan mesin
bubut.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang� digunakan pada
penelitian ini adalah metode eksperimen. Data�
yang� diperloleh diolah
menggunakan metode Anova yang kemudian dibuat menjadi bentuk grafik, sehingga
dapat dianalisa perubahan kekuatan tarik�
maksimal dari masing masing data. Dalam pembuatan analisa yang telah
dibuat berdasarkan data dan grafik yang sudah didapat untuk dijadikan
kesimpulan. Dibawah ini adalah� flowchart
eksperimen yang dilakukan.
Gambar 1
�Flowchart Pengambilan
Data
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini, yaitu:
1.
Mesin bubut sebagai mesin
yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan proses friction
welding.
2.
Penjepit atau chuck pada mesin bubut digunakan untuk mencekam atau menjepit spesimen� agar tidak bergerak saat chuck berputar untuk proses pengelasan berlangsung.
3.
Penjepit spesimen tidak berputar digunakan untuk menjepit spesimen yang tidak berputar yang nantinya menekan spesimen untuk proses pengelasan.
4.
Gergaji mesin digunakan untuk memotong benda kerja secara
otomatis sesuai ukuran yang ditetapkan.
5.
Jangka Sorong digunakan untuk mengukur diameter benda kerja sebelum
dan sesudah melakukan
proses rotary friction welding.
6.
Baja S45C berfungsi sebagai spesimen penelitian
Tabel 1
Komposisi Baja S45C (Mishra & Ma, 2005)
Material |
Carbon (C) % |
Iron (Fe) % |
Mangan (Mn) % |
Fosfor (P) % |
Sulfur (S) % |
S45 C |
0.42- 0.50 |
97. 74 |
0.50- 0.80 |
0.0 35 |
0.0 35 |
Tabel 2
Sifat Mekanis S45C (Mishra & Ma, 2005)
Sifat mekanik |
Nilai |
Kekuatan tarik |
640-850 (MPa) |
Kekerasan |
190-270 (BHN) |
Kekuatan yield |
500-600 MPa |
Modulus elatisitas |
190-210 GPa |
Perolehan Hasil Data
Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Table 3
Hasil Percobaan Tegangan Tarik Maksimal
Percobaan |
Parameter friction |
UTS
(MPa) |
||
N (r) |
Waktu |
Pf (M) |
||
1 |
100 |
70 |
70 |
30.29 |
2 |
100 |
70 |
70 |
38.39 |
3 |
100 |
100 |
70 |
44.47 |
4 |
100 |
100 |
70 |
55.91 |
5 |
100 |
130 |
70 |
65.54 |
6 |
100 |
130 |
70 |
70.31 |
7 |
250 |
70 |
70 |
32.81 |
8 |
250 |
70 |
70 |
41.58 |
9 |
250 |
100 |
70 |
58.17 |
10 |
250 |
100 |
70 |
60.56 |
11 |
250 |
130 |
70 |
71 |
12 |
250 |
130 |
70 |
76.15 |
Berikut merupakan data tegangan tarik maksimal yang didapatkan saat� melakukan
pengujian metode anova. Gambar 2, Table 4, dan 5 menunjukkan
nilai presentase efek uji kontribusi yang paling besar dari variabel
bebas secara individu.
Gambar 2
Normal Probality Plot tegangan maksimal Data Satu
Pada gambar
grafik normal probality
plot kekuatan tegangan tarik maksimal diatas membandingkan hasil metode anova
dengan hasil metode eksperimental.� Hal� tersebut� dapat dilihat jika titik
yang ada pada gambar grafik normal probality plot kekuatan tegangan tarik maksimal semakin dekat dengan
garis maka perhitungan pada
metode anova berjalan normal, jika titik terlalu jauh
dari garis maka data hasil percobaan tersebut perlu diulang kembali dikarenakan memiliki angka yang tidak sesuai dengan perhitungan
anova. Berdasarkan gambar 2 uji normalitas pada data
satu, titik- titik yang ada mengikuti garis diagonal yang mengarah
keatas, yang berarti ada hubungan positif
antara variabel X dan Y.
Jika nilai
P-Value < 0.05 berarti variabel
independen memiliki pengaruh terhadap variabel� dependen.
Table 4
Uji Kontribusi Tegangan Tarik Maksimal Data Satu
Berdasarkan tabel
4 dapat dilihat bahwa nilai P-Value variabel n lebih kecil dari 0.05 yakni 0.004 < 0.05 lalu nilai P-Value waktu gesek lebih kecil
dari 0.05 yakni 0.000 <
0.05 Dan nilai P-Value� Pf�
lebih� besar� dari� 0.05� yakni 0.356 >
0.05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa n, Pf dan waktu gesek memiliki pengaruh terhadap tegangan maksimal. sedangkan Pf kurang berpengaruh terhadap kekuatan tegangan maksimal. Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat� bahwa� nilai� f-value�
yang terbesar adalah
variabel waktu gesek. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa waktu gesek
memiliki pengaruh yang
paling dominan.
Tabel 5
Model
Summary Tegangan
Tarik Data Dua
Berdasarkan tabel
5 dapat dilihat bahwa R-sq adalah sebesar 94.90% yang berarti pengaruh variabel X (n, waktu gesek, dan Pf) secara simultan memiliki pengaruh sebesar 94.90% terhadap variabel Y (tegangan tarik makismal). Model summary digunakan
untuk mengetahui pengaruh parameter friction welding terhadap
tegangan tarik makismal pada data percobaan yang
dilakukan,� semakin besar persen pada R-sq. Maka data tersebut dianggap akurat.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dari tabel perolehan data kemudian dibuat grafik untuk dilakukan
analisa. Berikut merupakan grafik pada data satu.
80 70 76. 15 60.56 60 55 41.58 38. 1000 r/min 2500 r/min ��������� Log. (1000 r/min) Log. (2500 r/min)
Grafik 1
Variasi Waktu Gesek
Dan RPM Terhadap Tegangan
Tarik Maksimum Data Satu
Dapat� dilihat� dari� grafik� diatas� dengan waktu� gesek� dan� kecepatan� putar� yang semakin� tinggi� maka� nilai� tegngan tarik� maksimal� akan�� semakin�� baik. Dari percobaan pertama menggunakan waktu gesek (70s) dan kecepatan putar (2500 r/min) memiliki nilai� tegangan
tarik permukaan paling tinggi (41.58 MPa), kemudian waktu gesek ditingkatkan
menjadi�
(100s)� nilai
tegangan tarik meningkat menjadi (60.56 MPa). Berikut waktu gesek
(130s) memiliki nilai tegangan tarik yang paling baik yaitu (76.15 MPa), maka waktu gesek
dan kecepatan putar yang semakin tinggi kekuatan tegangan tarik akan semakin
baik.
83. 52. 6 42. 48. 1000 r/min 2500 r/min 33.������������������������� ��������� Log. (1000 r/min) ��������� Log. (2500 r/min) Waktu Gesek (s)
Grafik 2
Variasi Waktu Gesek
Dan Rpm Terhadap Tegangan
Tarik Maksimum Data Dua
Dapat
dilihat dari grafik diatas dengan
waktu gesek dan kecepatan putar yang semakin tinggi maka nilai tegngan
tarik maksimal akan semakin baik.
Dari percobaan kedua menggunakan waktu gesek (70s) dan kecepatan putar (2500 r/min) memiliki nilai tegangan tarik permukaan paling tinggi (42.07 MPa), kemudian waktu gesek ditingkatkan
menjadi (100s) nilai tegangan tarik meningkat menjadi (52.49 MPa). Berikut waktu gesek
(130s) memiliki nilai tegangan tarik yang paling baik yaitu (83.71 MPa), maka waktu gesek
dan kecepatan putar yang semakin tinggi kekuatan tegangan tarik akan semakin
baik.
Kesimpulan
Berdasarkan anova
dapat diketahui bahwa pada kedua parameter� yaitu waktu gesek dan kecepatan putar memiliki korelasi yang sangat signifikan
pada tegangan tarik maksimal, dengan meningkatkan waktu gesek dan meningkatkan kecepatan putar akan memperbesar nilai tegangan tarik maksimal.
Pada tegangan tarik
maksimal, parameter friction welding yang paling berpengaruh adalah waktu gesek (130s), variabel kedua yang paling berpengaruh adalah kecepatan putar (2500 r/min), dan
variabel terakhir yang
paling berpengaruh adalah Pf
(70 MPa ).
Waktu gesek paling berpengaruh karena korelasi antara Waktu gesek dan kecepatan putar mempengaruhi kekuatan tarik maksimal, semakin tinggi waktu gesek
pada benda kerja menghasilkan kekuatan tarik maksimal semakin baik, dan kecepatan putar semakin tinggi menghasilkan kekuatan tarik maksimal semakin baik.
Anam, Khairul, Syuhri, Ahmad, & Sutjahjono, Hary.
(2018). Pengaruh Waktu Tempa dan Tekanan Tempa Terhadap Sifat Mekanik Aisi 1045
Pada Proses Friction Welding. STATOR: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin,
1(1), 95�99. Google Scholar
Fatha, Fathurohman. (2019). OPTIMASI
SAMBUNGAN ROTARY FRICTION WELDING (RFW) PADA ALUMINIUM DENGAN VARIASI BENTUK
PROFIL SAMBUNGAN. Google Scholar
Mishra, Rajiv S., & Ma, Z. Y. (2005).
Friction stir welding and processing. Materials Science and Engineering: R:
Reports, 50(1�2), 1�78. Google Scholar
Saputra, Hendi, & Syarief, Akhmad.
(2014). Analisis pengaruh media pendingin terhadap kekuatan tarik baja st37
pasca pengelasan menggunakan las listrik. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam,
3(2), 91�98. Google Scholar
Wisnujati, Andika, & Kartika, Rivaldy
M. (2017). Analisis Nyala Torch Oksidasi Pada Oxy-Acetylene Terhadap Sifat
Fisik Dan Mekanik Sambungan Las Pelat Baja Karbon Rendah. Semesta Teknika,
20(1), 89�96. Google Scholar
Copyright holder: Jerramey� P. P., M. Sobron
Y. Lubis, Rosehan (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |