Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 6, No. 12, Desember 2021

�

PENGARUH ATTITUDE DAN SUBJECTIVE NORM TERHADAP INTENSI MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT MAAL DI KOTA LUBUKLINGGAU DENGAN RELIGIUSITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

 

Rachmiya Saputri, Cholidi, Dinnul Alfian akbar

Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Intensi Muzakki Dalam Membayar Zakat Maal Di Kota Lubuklinggau. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan meyebarkan kuesioner terhadap 65 responden muzakki di kota Lubuklinggau menggunakan metode insidental Sampling untuk mengetahui tanggapan responden terhadap variabel yang ada. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) berbasis partial least square (PLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa attitude tidak terdapat pengaruh terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal, subjective norm berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal. Dan variabel religiusitas berpengaruh positif dan signifikan dalam memoderasi antara attitude terhadap intensi dan subjective norm terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal.

 

Kata Kunci: attitude; subjective nor; intention; religiosity; zakat maal

 

Abstract

This study aims to determine how much Muzakki's intention to pay Zakat Maal in Lubuklinggau City. In this study the data were collected by distributing questionnaires to 65 muzakki respondents in the city of Lubuklinggau using the incidental sampling method to determine respondents' responses to the existing variables. The analysis was performed using the Structural Equation Modeling (SEM) method based on partial least square (PLS). The analysis result shows that attitude has no effect on muzakki intention in paying zakat maal, subjective norm has a positive and significant effect on muzakki intention in paying zakat maal. And the variable of religiosity has a positive and significant effect in moderating the attitude towards intention and subjective norm towards muzakki's intention in paying zakat maal.

 

Keywords: attitude; subjective nor; intensi; religiusitas; zakat maal

 

Received: 2021-11-20; Accepted: 2021-12-05; Published: 2021-12-20

 

 

 

Pendahuluan

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk mayoritas muslim memiliki peluang untuk membangun sosial ekonomi masyarakat melalui pengoptimalan instrumen zakat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik dalam Kementrian Agama Republik Indonesia jumlah penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam sebanyak 207.176.162 jiwa atau sebesar 87,21% dari jumlah penduduk Indonesia (Yughi & Awaludin, 2018).

Dengan jumlah� penduduk� muslim yang �sangat besar Indonesia memiliki potensi� penghimpunan� dana� zakat cukup besar pula. Ketua BAZNAS� Bambang Sudibyo mengungkapkan potensi dana zakat di Indonesia mencapai Rp 217 Triliun per tahun atau setara dengan 5,2% dari jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam 5 tahun terakhir. tetapi� realisasi� yang� terjadi� tidak demikian, masih terdapat� ketimpangan� yang� sangat� besar� antara� potensi dan� realisasi. Realitas pengelolaan zakat secara nasional di tahun 2017 berada pada angka 2,9% dari potensi 217 trilliun rupiah (Divisi, 2017).

Berdasarkan data Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) hingga akhir Desember 2017 terdapat� 603 organisasi pengelolah zakat di Indonesia. Jumlah tersebut� terdiri dari 584 BAZNAS (48 BASNAS Provinsi dan 514 BAZNAS Kabupaten/Kota) dan 55 LAZ (19 LAZ� Nasional, 11 LAZ Provinsi, dan 25 LAZ Kabupaten/kota)� terdapat 17 entitas Lembaga Amil Zakat (LAZ) skala Nasional, yang� telah mendapatkan rekomendasi BAZNAS dan izin dari Kementerian Agama Indonesia.Total penghimpunan dana zakat nasional selama tahun 2010 hingga 2017 terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 21,13%/tahun dan total dana zakat nasional mencapai Rp 6,23 Trilliun pada tahun 2017 (Divisi, 2017). Berikut data yang memperlihatkan Total Penghimpunan Dana Zakat Nasional Periode Tahun 2010-2017:

 

Tabel 1

Total Penghimpun Dana Zakat Nasional

Tahun 2010-2017

ITEM

2010

2011

2012

2014

2015

2016

2017

BAZNAS

33,125,920,074

40,403,967,865

50,212,435,875

82,293,545,780

94,068,893,820

111,690,914,428

153,542,103,405

Pusat

2.21%

2.34%

2.27%

2.49%

2.58%

2.23%

2.47%

BAZNAS

306,512,258,082

204,482,157,749

253,252,821,346

415,451,020,092

642,797,514,841

192,609,000,494

448,171,189,258

Provinsi

20.43%

11.83%

11.45%

12.59%

17.61%

3.84%

7.20%

BAZNAS

525,608,580,693

824,014,964,426

1,179,716,104,080

1,422,364,285,476

885,309,169,850

3,311,745,042,024

3,426,689,437,619

Kab/Kota

35.04%

47.66%

53.32%

43.10%

24.25%

66.01%

55.05%

LAZ

634,917,482,126

659,963,269,358

729,217,590,043

1,379,891,148,652

2,028,193,434,453

1,401,248,170,005

2,195,968,539,189

 

42.32%

38.17%

32.96%

41.81%

55.56%

27.93%

35.28%

NASIONAL

1,500,164,240,976

1,728,864,359,399

2,212,398,951,345

3,300,000,000,001

3,650,369,012,965

5,017,293,126,952

6,224,371,269,472

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

GROWTH

 

228,700,118,423

483,534,591,946

660,395,930,271

350,369,012,964

1,366,924,113,987

1,207,078,142,520

 

 

15.25%

27.97%

25.02%

10.62%

27.23%

19.39%

Sumber: BAZNAS Nasional, 2020

 

�Dari data tersebut dapat dilihat dana zakat nasional terus menunjukan pertumbuhan yang signifikan. BAZNAS mencatatat untuk penghimpun dana zakat terbesar ada pada BAZNAS Kab/Kota yang setiap tahunnya meningkat hingga 3,43 Trilliun pada tahun 2017. Akan tetapi apabila pengumpulan dana zakat dikategorikan berdasarkan wilayah Kab/Kota, pada wilayah Lubuklinggau menurut data BAZNAS kota Lubuklinggau penghimpunan dana zakat masih sangat jauh dari potensi zakat yang ada dikota Lubuklinggau (Hafidin, 2020). Dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) kota Lubuklinggau dalam angka 2019 ada 217. 975 penduduk yang memeluk agama Islam� atau sekitar 93,59 % dari 232.900 jumlah penduduk kota Lubuklinggau. Dengan jumlah penduduk yang mayoritas muslim kota Lubuklinggau memiliki potensi dana zakat yang cukup besar�� Namun ketimpangan� antara potensi dan realisasi zakat yang diterima bertolak belakang dengan fakta bahwa kota Lubuklinggau merupakan mayoritas dengan penduduk muslim.

Minimnya minat� Muzakki� (wajib� zakat)� menyadari� dan� melakukan� pembayaran zakat� menjadi penyebab kesenjangan antara besaran potensi zakat dan nominal zakat yang diterima, Dalam realisasinya dana yang masuk dalam lembaga zakat sangat jauh dari potensi yang di harapkan. Realisasi� dana� zakat� yang� terkumpul sebesar 320 juta� dari�� total 7,88 milyar potensi� yang� ada.� Rendahnya dana zakat yang terkumpul dapat diartikan bahwa kurangnya minat muzakki untuk mmembayar zakat.

Penelitian ini berfokus pada faktor yang mempengaruhi minat muzakki� dalam membayar zakat maal di ota Lubuklinggau. Minat muzzaki dalam membayar zakat maal dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya adalah factor religiusitas. Religiusitas berarti ketaatan pada agama, baik berupa perintah maupun larangan yang merupakan ajaran-ajaran agama (Hamali, 2015). Dalam hal ini jika seseorang semakin tinggi nilai religiusitasnya maka diharapkan dapat meningkatkan minat muzakki dalam membayar zakat.

Faktor religiusitas merupakan aspek penting yang mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat maal, karena religiusitas berkaitan dengan pegetahuan dan pemahaman seseorang terhadap norma-norma syari�ah khususnya yang terkait dengan kewajiban zakat sangat mempengaruhi kesadaran seseorang untuk mengeluarkan zakat, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap seseorang terhadap suatu objek (kewajiban zakat), maka semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang terkait dengan objek (kewajiban zakat) tersebut (Hafidhuddin, 2002). Seseorang yang mempuyai pemahaman terhadap agama atau religiusitas yang dapat diartikan sebagai pengabdian terhadap agama. salah satu faktor keberhasilan dalam pengumpulan zakat disuatu daerah adalah faktor keagamaan.

Selain dari faktor religiusitas, faktor sikap dan lingkungan muzakki juga akan mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat, factor sikap dan pengaruh lingkungan sekitar dapat dilihat� dengan serangkaian theory Reasoned Action (TRA), dari beberapa penelitian terdahulu dalam berbagai disiplin ilmu telah membuktikan dengan mengunakan TRA dapat mengukur intensi seseorang untuk mengambil keputusan.

Selain itu hal yang mendasari peneliti untuk mengadakan penelitian di wilayah kota Lubuklinggau, antara lain: 1) masyarakat Kota Lubuklinggau mayoritas penduduknya beragama Islam, 2) Wilayah Kota Lubuklinggau merupakan salah satu pusat pengembangan ekonomi yang ada di Sumatera Selatan terutama daerah pertanian, dan perkebunan. 3) potensi zakatnya cukup besar karena masyarakatnya sebagian besar berprofesi sebagai pengusaha dan pedagang. Berdasarkan pertimbangan tersebut, wilayah Kota Lubuklinggau dianggap sangat objektif dan menarik untuk dijadikan tempat penelitian.

1.      Attitude

Menurut fishbien dan Ajzen attitude adalah evaluasi kepercayaa atau perasaan yang dirasakan seseorang positif atau negatif untuk melakukan sesuatu tindakan. Sedangkan menurut berkowitz dalamAzwar sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan mendukung atau tidak terhadap objek, peristiwa, orang atau ide tertentu. Sikap merupakan perasaan, keyakinan dan kecendrungan perilaku yang relative menetap. Menurut sarwono siakap adalahkesiapan pada sseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini dapat bersifat positif, dan dapat pula bersifat negative. Dalam sikap positif kecendrungan tindakan adlah mendekati menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan dslsm sikap membenci tidak menyukai objek tertentu.

2.      Subjective Norm

Menurut fishbien dan Ajzen subjective norm adalah suatu pengukuran dari persepsi individu terhadap reaksi social atas yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan yang sedang dipertimbangkan. Subjective norm dibentuk dari dua komponen:

a.       Normative Belief (keyakinan normatif), keyakinan terhapa orang lain (referensi) bahwa mereka berfikir subjek seharusnya atau tidak melakukan suatu perilaku atau keyakinan normative tentang keyakian orang lain terhadap keputusan yang diambil untuk dirinya

b.      Motivation to comply (motivasi mematuhi), yaitu motivasi yang sejalan dengan keyakinan normative atau motivasi yang sejalan denga kelompok acuan.

Menurut Ajzen subjective norm adalah seajuh mana seseorang memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang lain terhadap tindakan yang akan dilakukannya (Mormative belief). Motivation to comply menggambarkan Jika individu mematuhi pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya atau tidak.�

3.      Religiusitas

Religiusitas berasal dari kata religion (agama). Menurut anshori, agama menunjukan pada aspek �aspek formal yang berkaitan dengan aturan dan kewajiban, sedangkan religiusitas menunjukan pada aspaek agama yang telah dihayati seseorang dalam hati (Risnawita, 2010). Dari pengertian tersebut dapat kita tarik pengertian Religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai agama dalam diri seseorang. Internalisasi di sini berkaitan dengan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran agama baik dalam hati maupun dalam ucapan. Kepercayaan ini kemudian diaktualisasikan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari. Religiusitas juga diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia, aktivitas agama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan lahir. Menurut perspektif islam religiusitas merupakan perbuatan melakukan aktivitas ekonomi, social, politik atau aktivitas apapun dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

4.      Zakat

Secara� bahasa� (etimology)� zakat� berasal� dari� Bahasa� Arab,� zakaa-yuzakki-tazkiyatan-zakaatan� yang� memiliki� arti� bermacam-macam,� yakni �thaharah,� namaa', barakah atau� amal� saleh� (Zainuddin, 2013). Perkataan zakat berasal dari kata zaka, artinya tumbuh dengan subur.� Makna lain dari kata zaka, sebagaimana digunakan dalam Al-Qur'an adalah suci dari dosa. Zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim� yang� memenuhi� syarat� kepada� orang-orang� tertentu,� dengan� syarat-syarat tertentu pula (Hafidhuddin, 1998).� Ridlo� mengutip� pendapat� Ibnu� Al-Hummam� dalam� Kitab� Al-Hidayah� Syarb Fathul� Qadir� menjelaskan �bahwa� zakat� menurut� pengertian� bahasa� berarti� tumbuh seperti "zaka azzaru" apabila dia tumbuh dan berkembang dan berarti suci bersih, arti tumbuh dan suci tidak digunakan untuk harta saja tetapi juga untuk jiwa orang yang menzakatkannya (Huda, 2015).

5.      Pengembangan Hipotesis

Sikap (attitude) merupakan evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan positif atau negative dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Mohd Haikal, Muamar Khaddafi dan (Heikal, 2014) yang berjudul �The Intention To Pay Zakat Commercial: An Application Of Revised Theory Of Planned Behavior�. Hasilnya menunjukan bahwa terbukti attitude dan subjective norm berpengaruh positif dan signifikan terhadap intention membayar zakat. Didukung juga oleh penelitian (Bidin, Othman, & Noor Azman, 2013) yang berjudul � Zakat Compaliance Intention Behavior on Saving� pada penelitian ini variabel sikap menunjukan bahwa ada hubungan positif antara sikap dan niat untuk mematuhi zakat tabungan. Dan pada variabel subjective norm juga terdapat hubungan yang.� H1:� attitude berpengaruh terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklingga.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh (Alpriyamah & Adityawarman, 2017) dengan judul �analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan (compliance behavior) pemabayaran zakat perdagangan (studi kasus pengusaha muslim batik di kota Pekaloan)�. Hasil analisis data dalam penelitian ini variabel sikap (attitude) dan subjective norm berpengaruh positif terhadap perilaku kepatuhan pembayaran zakat perdagangan. Didukung juga dengan penelitian Wahyudin, Siti Zulaikha Wulandari Dan Larisa Pradisti (2018) dengan judul �Analisis Intense Membayar Zakat Berdasarkan Planned Behavior Approach (Studi Pada Lazis Baitul Arqam Purwokwero)�. Hasil dalam penelitian ini menyatakan variabel sikap (attitude) dan sumjective norm berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berperilaku muzakki dalam membayar zakat). H2:� subjective norm berpengaruh terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau.

Keberadaan aspek agama yang merupakan human value dapat menjadi variabel moderasi dalam hubungnya dengan variabel sikap (attitude). Berdasarkan penelitian oleh (Khanifah, Anam, & Astuti, 2018) bahwa hasil dari penelitian ini intensi mampu memediasi sikap dan norma subyektif dengan signifikan. Didukung juga oleh penelitian (Aryadhe, Suryani, & Sudiksa, 2018) bahwa sikap dan norma subjektif berpengaruh signifikan terhadap niat dan membuat keputusan pembalian pada konsumen. Dan penelitian (Huda & Ghofur, 2012) dengan judul �Analisis Intense Muzakki Dalam Membayar Zakat Profesi�. Hasil penelitiannya sikap dan normasubjektif mampu dimediasi oleh intense sehingga medorong muzakki untuk berprilaku membayar zakat profesi. Dari uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut H3:� attitude berpengaruh terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau melalui religiusitas sebagai variabel moderasi.

 

Metode Penelitian

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian inii yaitu analisis jalur (path analysis). Metode analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh hubungan attitude, subjective norm, terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau dengan religiusitas sebagai variabel moderasi. Data� yang� digunakan dalam penelitian� ini� adalah� data� primer� dengan teknik pengumpulan� data� dilakukan� dengan penyebaran kuesioner.� Populasi penelitian adalah seluruh muzakki kota Lubuklinggau yang sesuai kriteria untuk dijadikan responden. Kriteria yang digunakan meliputi demografi, attitude, subjective norm, intensi dan religiusitas muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Penentuan jumlah sampel yang di tentukan berdasarkan perhitungan melalui rumus� Hair et al adalah tergantung pada jumlah indikator dikali 5 sampai 10 �(Hair, 2006). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 responden, Penelitian� ini� menggunakan� teknik insidental sampling. Kuesioner tersebut �didistribusikan dalam 8 kecamatan di Kota Lubuklinggau berdasarkan kategori pendapatan, pengeluaran, pendidikan dan jenis pekerjaan. Kondisi ini dilakukan untuk memastikan bahwa responden cukup berpengetahuan untuk memahami pentingnya muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau yang menempatkan masalah yang diteliti.

Pada penelitin ini analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji� reliailitas dan uji hipotesis dengan SEM (structural Equation Modeling). Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara variabel satu dengan yang lain.� Metode yang digunakan adalah uji validitas konvergen, dimana nilai loading factor dari setiap indicator pertanyaan harus lebih besar dari 0,50. Dengan begitu seluruh variabel teramati, yang dituangkan melalui setiap pertanyaan dalam kuesioner, dapat dengan tepat mengukur variabel latennya. Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka variabel dalam kuesioner dianggap valid dan dapat digunakan untuk pengolahan data. Uji Reliabilitas dalam penelitian ini menggunkan metode Cronbach�s Alpha yang dianggap reliable apabila memiliki nilai cronbach�S alpha lebih dari 0.6 dan nilai composite reability lebih besar dari 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat exploratory. Apabila seluruh variabel memiliki koefisien alpha dan composite reability lebih besar dari 0,6. Artinya kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dianggap reliable, karena menunjukan tingkat konsistensi dan keakuratan yang baik.� Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan adanya pengaruh atau tidak antar variabel penelitian dengan metode resampling bootstrap yang dikembangkan oleh geisser.� Pengujian hipotesis menggunakan analisis full model Struktural Equation Modeling (SEM) dengan smartPLS. Dalam full model SEM dengan PLS selain memprediksi model, juga menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten. Hipotesis penelitian diterima jika nilai weight dari hubungan antar variabel laten menunjukkan arah dengan nilai t-statistik di atas nilai t-tabel 1,96 untuk α= 0,5: Hipotesis penelitian ditolak jika nilai weight dari hubungan antar variabel menunjukkan nilai t-statistik dibawah nilai t-tabel untuk α = 0,5.

 

Hasil dan Pembahasan

1.      Pengujian Model Pengukuran (Measurement Model)

a.      Outer Loading Factor

Nilai loading factor sebesar 0,50 atau lebih dianggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. Nilai outer loading awal pada variabel attitude, subjective norm, intention, religiosity dan behavior dapat dilihat pada Tabel berikut Menurut Yamin dan Kurniawan (2011) indikator yang memiliki nilai loading factor antara 0.5 -0.6 dapat diterima.

 

Tabel 2

Outer Loading

Item

Efek Moderasi X1

Efek Moderasi X2

Attitude

Subjective norm

Religiusitas

Intention

 ATT1

0.953

 ATT3

0.955

 Attitude*religiusitas

1.636

 INT1

0.921

 INT 2

0.952

 INT 3

0.945

 INT 4

0.947

 INT 5

0.940

 RM1

0.913

 RM2

0.938

�RM3

0.956

�RM4

0.925

�RM5

0.923

�RM6

0.948

 SUB1

0.946

 SUB3

0.954

 SUB4

0.959

 Subjective norm* religiusitas

1.656

Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2020

 

Indikator yang dieliminasi pada� model ini ada� 3 yaitu ATT2= 0,394, SUB2= 0.467 dan INT6= 0.431 kedua indicator ini memiliki nilai loading factor dibawah 0,50. Setelah menghilangkan indicator variabel yang tidak valid dalam model, selanjutnya model kembali dicalculate sehingga menghasilkan nilai outer loading yang baru dan dapat dilihat pada gambar path diagram final berkut ini:

Gambar 1

Path Diagram Final

Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2020

 

Dari total indikator awal pengoprasian 19 tersisa 16 untuk dilakukan pengujian lebih lanjut. Ada 3 indikator yang dihilangkan atau dieliminasi dari model yaitu:

1.      ATT1 Mengeluarkan zakat maal untuk membersihkan harta

2.      INT1 Akan mengeluarkan 2,5% dari harta untuk berzakat

3.      SUB2 Teman-teman dekat selalu taat membayar zakat maal

b.      Uji Realibilitas

Instrument realiabilitas dalam penelitian ini diukur dengan dua Kriteria yaitu nilai composite reliability dan cronbach�s alpha. Penggunaan cronbach�s alpha cendrung menaksirkan lebih renda reliabilitas variabel dibandingkan composite reliability sehingga disarankan untuk menggunakan composite reliability menurut (Haryono, 2017). Sebuah konstruk dapat dikatakan reliable apabila nilai cronbach�s alpha lebih 0,70 sedangkan menurut Ghozali (2005) variabel dikatakan reriabel jika nilai composite reliability di atas 0,70.

 


Tabel 3

Construct reliability dan validity

 

Cronbach�s Alpha

rho_A

Composite Reliability

Average Variance Extracted (AVE)

Attitude

0.901

0.901

0.953

0.910

Religiusitas

0.971

0.972

0.976

0.872

Efek Moderasi X1

1.000

1.000

1.000

1.000

Efek Moderasi X2

1.000

1.000

1.000

1.000

Intention

0.968

0.969

0.975

0.886

Subjective Norm

0.950

0.952

0.967

0.908

Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2020

 

Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai cronbach�s alpha dan composite reliability di atas 0,70. Oleh karena itu indicator yang digunakan dalam variabel penelitian ini dikatakan reliable. Sedangkan validitas mengunakan nilai average variance axtracted (AVE) dengan nilai batasan diatas 0,50 pada tabel IV.13 terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai AVE diatas 0,50. Hal ini dapat diartikan bahwa keseluruhan indikator dan variabel dinyatakan valid.

c.       Uji Korelasi Diskriminan

Uji korelasi diskriminan dilakukan untuk melihat korelasi antara konstruk dengan konstruk lainya. Jika nilai akar kuadrad (square root of average) AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konsturk lainya dalam model maka dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki tingkat validitas yang baik.

Tabel 4

Nilai Discriminant Validity

 

Attitude

Efek Moderasi X1

Efek Moderasi X2

Intensi

Religiusitas

Subjective Norm

Attitude

0.954

 

 

 

 

 

Efek Moderasi X1

-0.680

1.000

 

 

 

 

Efek Moderasi X2

-0.689

0.990

1.000

 

 

 

Intensi

0.901

-0.709

-0.706

0.941

 

 

Religiusitas

0.911

-0.708

-0.705

0.978

0.934

 

Subjective Norm

0.910

-0.698

-0.692

0.930

0.965

0.953

Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2020

 

Pada tabel 4, perbandingan nilai akar AVE memperlihatkan bahwa masing-masing dari nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan korelasi antar variabel lainya, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel laten dalam penelitian memiliki construct validity dan discriminant validity yang baik.

2.      Pengujian Structural Model

Pengujian structural model dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel dependen. Nilai estimasi R-square dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

 

Tabel 5

Nilai R-square

�������������������

R-square

Adjusted R-square

Intensi

0.963

0.961

Sumber: hasil penelitian, diolah dengan SmartPLS 3.0, 2020

 

Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa Nilai R-square untuk variabel Intention sebesar 0,963 atau 96,3% yang dapat di interprestasikan bahwa besarnya faktor yang mempengaruhi intensi muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau dapat dijelaskan oleh faktor attitude, subjective norm dan religiusitas, sedangkan sebesar 3,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

3.      Evaluasi Fit Test of Combination Model (Seluruh Model)

Pada PLS Path Modelling dapat mengidentifikasi kriteria global optimization untuk mengetahui goodness of fit index. Goodness of fit atau GoF Index dikembangkan oleh tenehause et al (2004) digunakan untuk mengevaluasi model pengukuran dan model structural dan disamping itu menyediakan pengukuran sederhana untuk keseluruhan dari prediksi model. Kriteria nilai GoF adalah 0,10, 0,025 dan 0,36 yang menunjukan bahwa GoF small, GoF Medium dan GoF Large (ghozali dan latan, 2015). Nilai GoF dapat dinilai pada tabel berilut ini.

 

Tabel 6

�Goodness of Fit

Item

R-square

Communality

Intensi

0.963

0.975

Mean

0.963

0.975

����������������������������� GoF

0.951

Sumber: hasil penelitian, diolah dengan SmartPLS 3.0, 2020

 

Nilai GoF dihitung dengan akar kuadrat nilai average communality index dan average R-squares:

GoF = √(com �R^2 )

������ = √(0.975 �)� 0.963

������ = 0.951

Berdasarkan tabel 6 dan perhitungan rumus diatas menunjukan bahwa nilai GoF sebesar 0.951.� Dengan demikian model termasuk kedalam kriteria Large.

4.      Uji Hipotesis

Diterima atau tidaknya sebuah hipotesis yang diajukan, perlu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan fungsi Bootstripping pada SmartPLS 3.0. hipotesis diterima pada saat tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 atau t-value melebihi nilai kritisnya. Nilai t statistics untuk tingkat signifikansi 5% sebesar 1,96. dapat dilihat pada gambar path diagram serta tabel Hasil Path Coefficient berkut ini:

 

Gambar 2

Path Diagram

Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2020

 

Tabel 7

Uji Hipotesis

 

Variabel/Konstruk

Original Sampel

Sampel Mean

Standard Deviation (STDEV)

T Statistik (O/STDEV)

P Values

Hasil

H1

Attitude ->� intensi

0.113

0.116

0.062

1.815

0.070

Ditolak

H2

Efek Moderasi Religiusitas X1-> intensi

-0.180

-0.171

0.083

2.170

0.030

Diterima

H3

Efek Moderasi Religiusitas X2-> intensi

0.160

0.154

0.077

2.071

0.039

Diterima

H4

Subjective Norm-> intensi

-0.275

-0.253

0.110

2.504

0.013

Diterima

Sumber: Hasil penelitian, diolah dengan SmartPLS 3.0, 2020

 

Dari path coefficient di atas dapat dilihat nilai original sampel, p value atau t statistics yang digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Hipotesis dapat diterima jika nilai t statistics > t tabel atau p value < 0,05.�

5.      Pembahasan

Dasar pemikiran dari penelitian ini adalah untuk memindai dan mengamati faktor-faktor determinann dari intnsi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau untuk memastikan kekuatan relative dari masing-masing faktor determinan yang terdiri dari attitude, subjective norm dan religiusitas.

H1: Attitude tidak dapat berpengaruh terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau.

Hasil dalam penelitian ini attitude menghasilkan nilai tindakan negatif sehingga tidak dapat mempengaruhi intensi muzakki di kota lubuklinggau untuk membayar zakat maal. Hal ini berlaku sebaliknya dengan asumsi teoritis toeri tindakan beralasan yang menyatakan bahwa attitude sebagai faktor determinan untuk menerapkan tindakan tertentu. Penilaian pribadi yang muncul dari muzakki merupakan evaluasi perasaan muzakki terhadap minat dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Attitude yang muncul dari diri muzakki akan mendorong dirinya untuk bertingkah laku sesuai dengan penilaian masing-masing muzakki terhadap penilaiannya. Adanya indikasi bahwa baik muzakki yang memiliki nilai attitude positif dan negatif sama-sama memiliki penilaian dan persepsi yang sama terhadap intensi untuk melakukan pembayaran zakat maal, attitude merupakan hal yang sensitive bagi sebagian orang, dimana hal tersebut sangat berkaitan dengan kebiasan privasi yang pernah atau masih dilakukan. Dengan itu ada kemungkinann dalam memberi penilaian responden kurang objektif dalam menilai diri mereka sendiri dan cenderung untuk tidak member jawaban (netral) atau bahkan cenderung memmberikan jawaban sesuai dengan normative yang berlaku dan tidak menggambarkan dirinya.

H2:� Subjective norm berpengaruh terhadap behavior muzakki membayar zakat maal di kota di lubuklinggau.

Dari hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan antara subjective norm terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Anisa Sepryna dan Nissa (Gulma Ratnasari, 2013) variabel subjective norm berpengaruh terhadap minat (intention) Hasil penelitian ini sejalan dengan theory of reasoned action (TRA) yang dicetus oleh Ajzen menyatakan bahwa minat seseorang diperkuat oleh 2 faktor salah satunya ialah faktor subjective norm. Subjective norm adalah persepsi atau pandanganseseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi intensi untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan atau dalam pengertian lain dorongan orang-orang sekitar atau lingkungan yang mampu mempengaruhi sehingga menimbulkan minat untuk melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini subjective norm menghasilkan nilai tindakan yang positif sehingga mampu mempengaruhi intensi muzakki di kota Lubuklinggau untuk membayar zakat maal.

H3: Attitude berpengaruh terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota lubuklinggau melalui religiusitas sebagai variabel moderasi.

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa religiusitas secara sinifikan dapat memoderasi pengaruh attitude terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Hasil ini dapat di interpretasikan bahwa baiknya religiusitas muzakki�� mampu memoderasi perilaku para muzakki di lubuklinggau untuk membayar zakat maal di kota lubuklinggau. Dalam asumsi teoritis yang dicetus oleh ajzen pada teori tindakan beralasan salah satu faktor pembentuk intensi seseorang didasarkan dari dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ialah di dasarkan oleh sikap atau dorongan dari diri individu itu sendiri. Pada penelitian ini religiusitas merupakan faktor dorongan yang berasal dari diri individu dimana pemahaman tiap individu menganut dan melaksanakan ajaran agama berbeda satu sama lain. Religiusitas sangat erat hubungannya dengan batin manusia. Sikap keagamaan yang muncul dari diri seseorang akan mendorong dirinya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatan masing-masing individu terhadap agamanya.

Nilai religiusitas atau peran ajaran agama merupakan salah satu faktor yang terpenting atau dominan dalam mempengaruhi seseorang untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk disumbangkan. Qardawi pemahaman dan pengetahuan tentang ketentuan Islam dan zakat memberikan pengaruh terhadap intensi membayar zakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik religiusitas muzakki maka akan mampu memoderasi hubungan antara attitude dengan intensi muzakki untuk membayar zakat maal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Ulil Archam (2015) variabel religiusistas dapat memoderasi antara variabel sikap terhadap minat. Agama merupakan suatu system keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh sesuatu kelompok atau masyarakat dalam menginprestasikan dan memberi respons terhadap apa yang dirasakan dan diyakini.

H4:� Subjective norm berpengaruh terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota lubuklinggau melalui religiusitas sebagai variabel moderasi.

Hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan bahwa religiusitas secara sinifikan dapat memoderasi pengaruh subjective norm terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Hasil ini dapat di interpretasikan bahwa baiknya religiusitas muzakki yang merupakan bagian dari human value mampu memoderasi para muzakki di lubuklinggau untuk membayar zakat maal di kota lubuklinggau. Nilai religiusitas atau ajaran agama merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi minat muzakki untuk menyisikan hartanya untuk disumbangkan. Religiusitas dalam lingkungan sosial atau pemahaman keagamaan dalam lingkungan social muzakki memberi dasar bagi muzakki untuk membentuk minat dalam membayar zakat maal. Dorongan pengalaman ibadah dan pemahaman ibadah orang-orang terdekat membuat religiusitas dapat memoderasi variabel subjective norm terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Abu Bakar U. Farouk, Kamil Md Idris dan Ram Al Jaffri Bin Saad (2018) variabel religiusistas dapat memoderasi antara variabel subjective norm terhadap intensi.� Subjective norm akan mengerahkan intensi muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau, dan dengan keberadaan aspek agama yang merupakan bagian dari human value dapat memoderasi dalam hubungannya dengan subjective norm.

 

 

Kesimpulan

Penelitian ini menginvestigasi intensi atau minat muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau dan faktor determinannya. Diperoleh temuan bahwa attitude tidak berkontibusi terhadap intensi muzakki dalam membayar� zakat maal. Subjective norm sebagai refleksi dari tekanan social dari orang-orang yang dianggap berpengaruh terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal berhubungan dan berkontribusi positif. Religiusitas yang merupakan variabel moderasi antara attitude terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal dan subjective norm terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal berhubungan dan berkontribusi positif.

Penelitian ini memberi implikasi teoritis dan praktik bagaimana subjective norm� dan religiusitas berpengaruh terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal. Dalam upaya menerapkan intensi muzakki untuk membayar zakat maal pemerintah daerah harus memperhatikan determinan dari intensi muzakki tersebut serta indicator-indikator pembentuknya. Alat ukur intensi muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau ini dapat digunakan pengambilan kebijakan untuk menilai faktor-faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan intensi muzakki dalam membayar zakat maal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BIBLIOGRAFI

 

Alpriyamah, Qurotu Uyun, & Adityawarman, Adityawarman. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan (Compliance Behavior) Pembayaran Zakat Perdagangan (Studi Kasus Pengusaha Muslim Batik di Kota Pekalongan Tahun 2017). Diponegoro Journal of Accounting, 6(3), 680�692. Google Scholar

 

Aryadhe, Trisdayana, Suryani, Alit, & Sudiksa, Ida Bagus. (2018). Pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat beli dan keputusan pembelian. Udayana University. Google Scholar

 

Bidin, Zainol, Othman, Mohd Zainudin, & Noor Azman, Farah Mastura. (2013). Zakat compliance intention behavior on saving among Universiti Utara Malaysia�s staff. Google Scholar

 

Divisi, I. T. (2017). Statistik Zakat Nasional 2016. Google Scholar

 

Hafidhuddin, Didin. (1998). Panduan praktis tentang zakat infak sedekah. Gema Insani. Google Scholar

 

Hafidhuddin, Didin. (2002). Zakat dalam perekonomian modern. Gema Insani. Google Scholar

 

Hamali, Syaiful. (2015). Asketisme Dalam Islam Perspektif Psikologi Agama. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 10(2), 202�215. Google Scholar

 

Heikal, Mohd. (2014). The intention to pay zakat commercial: an application of revised theory of planned behavior. Journal of Economics and Behavioral Studies, 6(9), 727�734. Google Scholar

 

Huda, Nurul. (2015). Zakat Perspektif Mikro-Makro: Pendekatan Riset. Prenada Media. Google Scholar

 

Huda, Nurul, & Ghofur, Abdul. (2012). Analisis intensi Muzakk� dalam membayar zakat profesi. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 4(2). Google Scholar

 

Khanifah, Khanifah, Anam, Muhammad Choirul, & Astuti, Ernawati Budi. (2018). Pengaruh Attitude Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavioral Control Pada Intention Whistleblowing. AKSES: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 12(24). Google Scholar

 

Yughi, Sheila Ardilla, & Awaludin, Taufik. (2018). Preferensi muzakki dalam memilih membayar zakat di lembaga zakat formal. AL-FALAH: Journal of Islamic Economics, 3(2), 41�62. Google Scholar

 

Zainuddin, Hukum Zakat. (2013). Perspektif Normatif, Kesejahteraan dan Keadilan Sosial. Alauddin Press, Makassar. Google Scholar

 

Copyright holder:

Rachmiya Saputri, Cholidi, Dinnul Alfian akbar (2021)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: