Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
6, No.
12, Desember 2021
�
PENGARUH ATTITUDE DAN SUBJECTIVE NORM TERHADAP INTENSI MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT MAAL DI KOTA
LUBUKLINGGAU DENGAN RELIGIUSITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Rachmiya Saputri, Cholidi, Dinnul Alfian akbar
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Intensi Muzakki Dalam Membayar
Zakat Maal Di Kota Lubuklinggau. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan
meyebarkan kuesioner terhadap 65 responden muzakki di kota Lubuklinggau
menggunakan metode insidental Sampling untuk mengetahui tanggapan
responden terhadap variabel yang ada. Analisis dilakukan dengan menggunakan
metode Structural Equation Modelling (SEM) berbasis partial least square (PLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa attitude tidak terdapat pengaruh
terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal, subjective norm berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi
muzakki dalam membayar zakat maal. Dan variabel religiusitas berpengaruh
positif dan signifikan dalam memoderasi antara attitude terhadap intensi dan subjective
norm terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal.
Kata Kunci: attitude;
subjective nor; intention; religiosity; zakat maal
Abstract
This study aims to determine how much
Muzakki's intention to pay Zakat Maal in Lubuklinggau City. In this study the
data were collected by distributing questionnaires to 65 muzakki respondents in
the city of Lubuklinggau using the incidental sampling method to determine
respondents' responses to the existing variables. The analysis was performed
using the Structural Equation Modeling (SEM) method based on partial least
square (PLS). The analysis result shows that attitude has no effect on muzakki
intention in paying zakat maal, subjective norm has a positive and significant
effect on muzakki intention in paying zakat maal. And the variable of
religiosity has a positive and significant effect in moderating the attitude
towards intention and subjective norm towards muzakki's intention in paying
zakat maal.
Keywords: attitude;
subjective nor; intensi; religiusitas; zakat maal
Received: 2021-11-20; Accepted: 2021-12-05;
Published: 2021-12-20
Pendahuluan
Indonesia sebagai salah satu negara dengan
penduduk mayoritas muslim memiliki peluang untuk membangun sosial ekonomi
masyarakat melalui pengoptimalan instrumen zakat. Menurut data dari Badan Pusat
Statistik dalam Kementrian Agama Republik Indonesia jumlah penduduk Indonesia
yang memeluk agama Islam sebanyak 207.176.162 jiwa atau sebesar 87,21% dari
jumlah penduduk Indonesia (Yughi & Awaludin, 2018).
Dengan jumlah� penduduk�
muslim yang �sangat besar
Indonesia memiliki potensi�
penghimpunan� dana� zakat cukup besar pula. Ketua BAZNAS� Bambang Sudibyo mengungkapkan potensi dana
zakat di Indonesia mencapai Rp 217 Triliun per tahun atau setara dengan 5,2%
dari jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam 5 tahun terakhir.
tetapi� realisasi� yang�
terjadi� tidak demikian, masih
terdapat� ketimpangan� yang�
sangat� besar� antara�
potensi dan� realisasi. Realitas
pengelolaan zakat secara nasional di tahun 2017 berada pada angka 2,9% dari potensi
217 trilliun rupiah (Divisi, 2017).
Berdasarkan data Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) hingga akhir Desember 2017 terdapat�
603 organisasi pengelolah zakat di Indonesia. Jumlah tersebut� terdiri dari 584 BAZNAS (48 BASNAS Provinsi
dan 514 BAZNAS Kabupaten/Kota) dan 55 LAZ (19 LAZ� Nasional, 11 LAZ Provinsi, dan 25 LAZ
Kabupaten/kota)� terdapat 17 entitas
Lembaga Amil Zakat (LAZ) skala Nasional, yang�
telah mendapatkan rekomendasi BAZNAS dan izin dari Kementerian Agama
Indonesia.Total penghimpunan dana zakat nasional selama tahun 2010 hingga 2017
terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 21,13%/tahun dan total dana zakat
nasional mencapai Rp 6,23 Trilliun pada tahun 2017 (Divisi, 2017).
Berikut data yang memperlihatkan Total Penghimpunan Dana Zakat Nasional Periode
Tahun 2010-2017:
Tabel 1
Total Penghimpun Dana Zakat Nasional
Tahun 2010-2017
ITEM |
2010 |
2011 |
2012 |
2014 |
2015 |
2016 |
2017 |
BAZNAS |
33,125,920,074 |
40,403,967,865 |
50,212,435,875 |
82,293,545,780 |
94,068,893,820 |
111,690,914,428 |
153,542,103,405 |
Pusat |
2.21% |
2.34% |
2.27% |
2.49% |
2.58% |
2.23% |
2.47% |
BAZNAS |
306,512,258,082 |
204,482,157,749 |
253,252,821,346 |
415,451,020,092 |
642,797,514,841 |
192,609,000,494 |
448,171,189,258 |
Provinsi |
20.43% |
11.83% |
11.45% |
12.59% |
17.61% |
3.84% |
7.20% |
BAZNAS |
525,608,580,693 |
824,014,964,426 |
1,179,716,104,080 |
1,422,364,285,476 |
885,309,169,850 |
3,311,745,042,024 |
3,426,689,437,619 |
Kab/Kota |
35.04% |
47.66% |
53.32% |
43.10% |
24.25% |
66.01% |
55.05% |
LAZ |
634,917,482,126 |
659,963,269,358 |
729,217,590,043 |
1,379,891,148,652 |
2,028,193,434,453 |
1,401,248,170,005 |
2,195,968,539,189 |
|
42.32% |
38.17% |
32.96% |
41.81% |
55.56% |
27.93% |
35.28% |
NASIONAL |
1,500,164,240,976 |
1,728,864,359,399 |
2,212,398,951,345 |
3,300,000,000,001 |
3,650,369,012,965 |
5,017,293,126,952 |
6,224,371,269,472 |
100% |
100% |
100% |
100% |
100% |
100% |
100% |
|
GROWTH |
|
228,700,118,423 |
483,534,591,946 |
660,395,930,271 |
350,369,012,964 |
1,366,924,113,987 |
1,207,078,142,520 |
|
|
15.25% |
27.97% |
25.02% |
10.62% |
27.23% |
19.39% |
Sumber: BAZNAS Nasional, 2020
�Dari data tersebut dapat dilihat dana zakat
nasional terus menunjukan pertumbuhan yang signifikan. BAZNAS mencatatat untuk
penghimpun dana zakat terbesar ada pada BAZNAS Kab/Kota yang setiap tahunnya
meningkat hingga 3,43 Trilliun pada tahun 2017. Akan tetapi apabila pengumpulan
dana zakat dikategorikan berdasarkan wilayah Kab/Kota, pada wilayah
Lubuklinggau menurut data BAZNAS kota Lubuklinggau penghimpunan dana zakat
masih sangat jauh dari potensi zakat yang ada dikota Lubuklinggau (Hafidin,
2020). Dapat
dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) kota Lubuklinggau dalam angka
2019 ada 217. 975 penduduk yang memeluk agama Islam� atau sekitar 93,59 % dari 232.900 jumlah
penduduk kota Lubuklinggau. Dengan jumlah penduduk yang mayoritas muslim kota
Lubuklinggau memiliki potensi dana zakat yang cukup besar�� Namun ketimpangan� antara potensi dan realisasi zakat yang
diterima bertolak belakang dengan fakta bahwa kota Lubuklinggau merupakan mayoritas
dengan penduduk muslim.
Minimnya minat� Muzakki�
(wajib� zakat)� menyadari�
dan� melakukan� pembayaran zakat� menjadi penyebab kesenjangan antara besaran
potensi zakat dan nominal zakat yang diterima, Dalam realisasinya dana yang
masuk dalam lembaga zakat sangat jauh dari potensi yang di harapkan.
Realisasi� dana� zakat�
yang� terkumpul sebesar 320 juta� dari��
total 7,88 milyar potensi�
yang� ada.� Rendahnya dana zakat yang terkumpul dapat
diartikan bahwa kurangnya minat muzakki untuk mmembayar zakat.
Penelitian ini berfokus pada faktor yang
mempengaruhi minat muzakki� dalam
membayar zakat maal di ota Lubuklinggau. Minat muzzaki dalam membayar zakat
maal dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya adalah factor religiusitas.
Religiusitas berarti ketaatan pada agama, baik berupa perintah maupun larangan
yang merupakan ajaran-ajaran agama (Hamali, 2015).
Dalam hal ini jika seseorang semakin tinggi nilai religiusitasnya maka
diharapkan dapat meningkatkan minat muzakki dalam membayar zakat.
Faktor religiusitas merupakan aspek
penting yang mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat maal, karena
religiusitas berkaitan dengan pegetahuan dan pemahaman seseorang terhadap
norma-norma syari�ah khususnya yang terkait dengan kewajiban zakat sangat
mempengaruhi kesadaran seseorang untuk mengeluarkan zakat, sehingga dapat
dikatakan bahwa semakin baik sikap seseorang terhadap suatu objek (kewajiban
zakat), maka semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal
yang terkait dengan objek (kewajiban zakat) tersebut (Hafidhuddin, 2002).
Seseorang yang mempuyai pemahaman terhadap agama atau religiusitas yang dapat
diartikan sebagai pengabdian terhadap agama. salah satu faktor keberhasilan
dalam pengumpulan zakat disuatu daerah adalah faktor keagamaan.
Selain dari faktor religiusitas, faktor
sikap dan lingkungan muzakki juga akan mempengaruhi minat muzakki dalam
membayar zakat, factor sikap dan pengaruh lingkungan sekitar dapat dilihat� dengan serangkaian theory Reasoned Action
(TRA), dari beberapa penelitian terdahulu dalam berbagai disiplin ilmu telah
membuktikan dengan mengunakan TRA dapat mengukur intensi seseorang untuk
mengambil keputusan.
Selain itu hal yang mendasari peneliti
untuk mengadakan penelitian di wilayah kota Lubuklinggau, antara lain: 1)
masyarakat Kota Lubuklinggau mayoritas penduduknya beragama Islam, 2) Wilayah
Kota Lubuklinggau merupakan salah satu pusat pengembangan ekonomi yang ada di
Sumatera Selatan terutama daerah pertanian, dan perkebunan. 3) potensi zakatnya
cukup besar karena masyarakatnya sebagian besar berprofesi sebagai pengusaha
dan pedagang. Berdasarkan pertimbangan tersebut, wilayah Kota Lubuklinggau
dianggap sangat objektif dan menarik untuk dijadikan tempat penelitian.
1.
Attitude
Menurut fishbien dan Ajzen attitude
adalah evaluasi kepercayaa atau perasaan yang dirasakan seseorang positif atau
negatif untuk melakukan sesuatu tindakan. Sedangkan menurut berkowitz
dalamAzwar sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak maupun perasaan mendukung atau tidak terhadap objek, peristiwa, orang
atau ide tertentu. Sikap merupakan perasaan, keyakinan dan kecendrungan
perilaku yang relative menetap. Menurut sarwono siakap adalahkesiapan pada
sseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini
dapat bersifat positif, dan dapat pula bersifat negative. Dalam sikap positif
kecendrungan tindakan adlah mendekati menyenangi, mengharapkan objek tertentu.
Sedangkan dslsm sikap membenci tidak menyukai objek tertentu.
2.
Subjective Norm
Menurut fishbien dan Ajzen subjective
norm adalah suatu pengukuran dari persepsi individu terhadap reaksi social atas
yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan yang
sedang dipertimbangkan. Subjective norm dibentuk dari dua komponen:
a.
Normative Belief (keyakinan normatif), keyakinan terhapa
orang lain (referensi) bahwa mereka berfikir subjek seharusnya atau tidak
melakukan suatu perilaku atau keyakinan normative tentang keyakian orang lain
terhadap keputusan yang diambil untuk dirinya
b.
Motivation to comply (motivasi mematuhi), yaitu motivasi
yang sejalan dengan keyakinan normative atau motivasi yang sejalan denga
kelompok acuan.
Menurut Ajzen subjective norm adalah
seajuh mana seseorang memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang lain
terhadap tindakan yang akan dilakukannya (Mormative
belief). Motivation to comply menggambarkan Jika individu mematuhi
pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya atau tidak.�
3.
Religiusitas
Religiusitas berasal dari kata religion (agama).
Menurut anshori, agama menunjukan pada aspek �aspek formal yang berkaitan
dengan aturan dan kewajiban, sedangkan religiusitas menunjukan pada aspaek
agama yang telah dihayati seseorang dalam hati (Risnawita, 2010). Dari pengertian tersebut dapat
kita tarik pengertian Religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai agama dalam
diri seseorang. Internalisasi di sini berkaitan dengan kepercayaan terhadap
ajaran-ajaran agama baik dalam hati maupun dalam ucapan. Kepercayaan ini
kemudian diaktualisasikan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.
Religiusitas juga diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia, aktivitas
agama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas lain yang
didorong oleh kekuatan lahir. Menurut perspektif islam religiusitas merupakan
perbuatan melakukan aktivitas ekonomi, social, politik atau aktivitas apapun
dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
4.
Zakat
Secara� bahasa�
(etimology)� zakat� berasal�
dari� Bahasa� Arab,�
zakaa-yuzakki-tazkiyatan-zakaatan�
yang� memiliki� arti�
bermacam-macam,� yakni �thaharah,�
namaa', barakah atau� amal� saleh� (Zainuddin, 2013). Perkataan zakat berasal dari kata zaka,
artinya tumbuh dengan subur.� Makna lain
dari kata zaka, sebagaimana digunakan dalam Al-Qur'an adalah suci dari dosa.
Zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim� yang�
memenuhi� syarat� kepada�
orang-orang� tertentu,� dengan�
syarat-syarat tertentu pula (Hafidhuddin, 1998).� Ridlo�
mengutip� pendapat� Ibnu�
Al-Hummam� dalam� Kitab�
Al-Hidayah� Syarb Fathul� Qadir�
menjelaskan �bahwa� zakat�
menurut� pengertian� bahasa�
berarti� tumbuh seperti "zaka
azzaru" apabila dia tumbuh dan berkembang dan berarti suci bersih, arti
tumbuh dan suci tidak digunakan untuk harta saja tetapi juga untuk jiwa orang
yang menzakatkannya (Huda, 2015).
5.
Pengembangan Hipotesis
Sikap (attitude) merupakan evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan
positif atau negative dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan
ditentukan. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Mohd Haikal, Muamar Khaddafi
dan (Heikal, 2014)
yang berjudul �The Intention To Pay Zakat Commercial: An Application Of Revised
Theory Of Planned Behavior�. Hasilnya menunjukan bahwa terbukti attitude dan
subjective norm berpengaruh positif dan signifikan terhadap intention membayar
zakat. Didukung juga oleh penelitian (Bidin, Othman, & Noor Azman, 2013)
yang berjudul � Zakat Compaliance
Intention Behavior on Saving� pada penelitian ini variabel sikap menunjukan
bahwa ada hubungan positif antara sikap dan niat untuk mematuhi zakat tabungan.
Dan pada variabel subjective norm juga terdapat hubungan yang.� H1:� attitude berpengaruh terhadap intensi muzakki
membayar zakat maal di kota Lubuklingga.
Berdasarkan penelitian sebelumnya
oleh (Alpriyamah & Adityawarman, 2017)
dengan judul �analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan (compliance behavior) pemabayaran zakat
perdagangan (studi kasus pengusaha muslim batik di kota Pekaloan)�. Hasil analisis
data dalam penelitian ini variabel sikap (attitude)
dan subjective norm berpengaruh
positif terhadap perilaku kepatuhan pembayaran zakat perdagangan. Didukung juga
dengan penelitian Wahyudin, Siti Zulaikha Wulandari Dan Larisa Pradisti
(2018) dengan judul �Analisis Intense Membayar Zakat Berdasarkan
Planned Behavior Approach (Studi Pada Lazis Baitul Arqam Purwokwero)�. Hasil
dalam penelitian ini menyatakan variabel sikap (attitude) dan sumjective norm berpengaruh positif dan signifikan
terhadap niat berperilaku muzakki dalam membayar zakat). H2:� subjective norm berpengaruh
terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau.
Keberadaan aspek agama yang merupakan
human value dapat menjadi variabel moderasi dalam hubungnya dengan variabel
sikap (attitude). Berdasarkan penelitian oleh (Khanifah, Anam, & Astuti, 2018)
bahwa hasil dari penelitian ini intensi mampu memediasi sikap dan norma
subyektif dengan signifikan. Didukung juga oleh penelitian (Aryadhe, Suryani, & Sudiksa, 2018)
bahwa sikap dan norma subjektif berpengaruh signifikan terhadap niat dan
membuat keputusan pembalian pada konsumen. Dan penelitian (Huda & Ghofur, 2012)
dengan judul �Analisis Intense Muzakki Dalam Membayar Zakat Profesi�. Hasil
penelitiannya sikap dan normasubjektif mampu dimediasi oleh intense sehingga
medorong muzakki untuk berprilaku membayar zakat profesi. Dari uraian tersebut
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut H3:� attitude berpengaruh
terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau melalui
religiusitas sebagai variabel moderasi.
Metode Penelitian
Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian inii yaitu analisis jalur (path
analysis). Metode analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh hubungan attitude, subjective norm, terhadap intensi muzakki dalam
membayar zakat maal di kota Lubuklinggau dengan religiusitas sebagai variabel
moderasi. Data� yang� digunakan dalam penelitian� ini�
adalah� data� primer�
dengan teknik pengumpulan�
data� dilakukan� dengan penyebaran kuesioner.� Populasi penelitian adalah seluruh muzakki
kota Lubuklinggau yang sesuai kriteria untuk dijadikan responden. Kriteria yang
digunakan meliputi demografi, attitude, subjective norm, intensi dan
religiusitas muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Penentuan
jumlah sampel yang di tentukan berdasarkan perhitungan melalui rumus� Hair et al adalah tergantung pada jumlah
indikator dikali 5 sampai 10 �(Hair, 2006). Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 65 responden, Penelitian�
ini� menggunakan� teknik insidental sampling. Kuesioner
tersebut �didistribusikan dalam 8
kecamatan di Kota Lubuklinggau berdasarkan kategori pendapatan, pengeluaran,
pendidikan dan jenis pekerjaan. Kondisi ini dilakukan untuk memastikan bahwa
responden cukup berpengetahuan untuk memahami pentingnya muzakki dalam membayar
zakat maal di kota Lubuklinggau yang menempatkan masalah yang diteliti.
Pada penelitin ini analisis
data yang digunakan adalah uji validitas, uji�
reliailitas dan uji hipotesis dengan SEM (structural Equation Modeling). Uji validitas dilakukan dengan melihat
korelasi antara variabel satu dengan yang lain.�
Metode yang digunakan adalah uji validitas konvergen, dimana nilai
loading factor dari setiap indicator pertanyaan harus lebih besar dari 0,50.
Dengan begitu seluruh variabel teramati, yang dituangkan melalui setiap
pertanyaan dalam kuesioner, dapat dengan tepat mengukur variabel latennya.
Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka variabel dalam kuesioner dianggap valid
dan dapat digunakan untuk pengolahan data. Uji Reliabilitas dalam penelitian
ini menggunkan metode Cronbach�s Alpha yang dianggap reliable apabila memiliki
nilai cronbach�S alpha lebih dari 0.6 dan nilai composite reability lebih besar
dari 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat exploratory. Apabila seluruh variabel
memiliki koefisien alpha dan composite reability lebih besar dari 0,6. Artinya
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dianggap reliable, karena
menunjukan tingkat konsistensi dan keakuratan yang baik.� Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan
adanya pengaruh atau tidak antar variabel penelitian dengan metode resampling
bootstrap yang dikembangkan oleh geisser.�
Pengujian hipotesis menggunakan analisis full model Struktural Equation
Modeling (SEM) dengan smartPLS. Dalam full model SEM dengan PLS selain
memprediksi model, juga menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel
laten. Hipotesis penelitian diterima jika nilai weight dari hubungan antar
variabel laten menunjukkan arah dengan nilai t-statistik di atas nilai t-tabel
1,96 untuk α= 0,5: Hipotesis penelitian ditolak jika nilai weight dari
hubungan antar variabel menunjukkan nilai t-statistik dibawah nilai t-tabel
untuk α = 0,5.
Hasil dan Pembahasan
1. Pengujian Model Pengukuran (Measurement Model)
a. Outer Loading Factor
Nilai loading factor sebesar 0,50 atau lebih dianggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. Nilai outer loading awal pada variabel attitude, subjective norm, intention, religiosity dan behavior dapat dilihat pada Tabel berikut Menurut Yamin dan Kurniawan (2011) indikator yang memiliki nilai loading factor antara 0.5 -0.6 dapat diterima.
Tabel 2
Outer Loading
Item |
Efek Moderasi X1 |
Efek Moderasi X2 |
Attitude |
Subjective
norm |
Religiusitas
|
Intention |
ATT1 |
0.953 |
|||||
ATT3 |
0.955 |
|||||
Attitude*religiusitas |
1.636 |
|||||
INT1 |
0.921 |
|||||
INT 2 |
0.952 |
|||||
INT 3 |
0.945 |
|||||
INT 4 |
0.947 |
|||||
INT 5 |
0.940 |
|||||
RM1 |
0.913 |
|||||
RM2 |
0.938 |
|||||
�RM3 |
0.956 |
|||||
�RM4 |
0.925 |
|||||
�RM5 |
0.923 |
|||||
�RM6 |
0.948 |
|||||
SUB1 |
0.946 |
|||||
SUB3 |
0.954 |
|||||
SUB4 |
0.959 |
|||||
Subjective
norm* religiusitas |
1.656 |
Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2020
Indikator yang dieliminasi pada� model ini ada� 3 yaitu ATT2= 0,394, SUB2= 0.467 dan INT6= 0.431 kedua indicator ini memiliki nilai loading factor dibawah 0,50. Setelah menghilangkan indicator variabel yang tidak valid dalam model, selanjutnya model kembali dicalculate sehingga menghasilkan nilai outer loading yang baru dan dapat dilihat pada gambar path diagram final berkut ini:
Gambar 1
Path Diagram Final
Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2020
Dari total indikator awal pengoprasian 19 tersisa 16 untuk dilakukan pengujian lebih lanjut. Ada 3 indikator yang dihilangkan atau dieliminasi dari model yaitu:
1. ATT1 Mengeluarkan zakat maal untuk membersihkan harta
2. INT1 Akan mengeluarkan 2,5% dari harta untuk berzakat
3. SUB2 Teman-teman dekat selalu taat membayar zakat maal
b. Uji Realibilitas
Instrument realiabilitas dalam penelitian ini diukur dengan dua Kriteria yaitu nilai composite reliability dan cronbach�s alpha. Penggunaan cronbach�s alpha cendrung menaksirkan lebih renda reliabilitas variabel dibandingkan composite reliability sehingga disarankan untuk menggunakan composite reliability menurut (Haryono, 2017). Sebuah konstruk dapat dikatakan reliable apabila nilai cronbach�s alpha lebih 0,70 sedangkan menurut Ghozali (2005) variabel dikatakan reriabel jika nilai composite reliability di atas 0,70.
Tabel 3
Construct reliability dan validity
|
Cronbach�s
Alpha |
rho_A |
Composite
Reliability |
Average
Variance Extracted (AVE) |
Attitude |
0.901 |
0.901 |
0.953 |
0.910 |
Religiusitas |
0.971 |
0.972 |
0.976 |
0.872 |
Efek Moderasi X1 |
1.000 |
1.000 |
1.000 |
1.000 |
Efek Moderasi X2 |
1.000 |
1.000 |
1.000 |
1.000 |
Intention |
0.968 |
0.969 |
0.975 |
0.886 |
Subjective Norm |
0.950 |
0.952 |
0.967 |
0.908 |
Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2020
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai
cronbach�s alpha dan composite reliability di atas 0,70. Oleh karena itu
indicator yang digunakan dalam variabel penelitian ini dikatakan reliable.
Sedangkan validitas mengunakan nilai average variance axtracted (AVE) dengan
nilai batasan diatas 0,50 pada tabel IV.13 terlihat bahwa semua variabel
memiliki nilai AVE diatas 0,50. Hal ini dapat diartikan bahwa keseluruhan
indikator dan variabel dinyatakan valid.
c. Uji Korelasi Diskriminan
Uji korelasi diskriminan dilakukan untuk melihat korelasi
antara konstruk dengan konstruk lainya. Jika nilai akar kuadrad (square root of average) AVE setiap
konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konsturk
lainya dalam model maka dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki tingkat
validitas yang baik.
Tabel 4
Nilai Discriminant Validity
|
Attitude |
Efek Moderasi X1 |
Efek Moderasi X2 |
Intensi |
Religiusitas |
Subjective Norm |
Attitude |
0.954 |
|
|
|
|
|
Efek Moderasi X1 |
-0.680 |
1.000 |
|
|
|
|
Efek Moderasi X2 |
-0.689 |
0.990 |
1.000 |
|
|
|
Intensi |
0.901 |
-0.709 |
-0.706 |
0.941 |
|
|
Religiusitas |
0.911 |
-0.708 |
-0.705 |
0.978 |
0.934 |
|
Subjective
Norm |
0.910 |
-0.698 |
-0.692 |
0.930 |
0.965 |
0.953 |
Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2020
Pada tabel 4, perbandingan nilai akar AVE memperlihatkan bahwa masing-masing dari nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan korelasi antar variabel lainya, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel laten dalam penelitian memiliki construct validity dan discriminant validity yang baik.
2. Pengujian Structural Model
Pengujian structural model dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel dependen. Nilai estimasi R-square dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 5
Nilai R-square
������������������� |
R-square |
Adjusted R-square |
Intensi |
0.963 |
0.961 |
Sumber: hasil penelitian, diolah dengan SmartPLS 3.0, 2020
Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa Nilai R-square untuk variabel Intention sebesar
0,963 atau 96,3% yang dapat di interprestasikan bahwa besarnya faktor yang
mempengaruhi intensi muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau
dapat dijelaskan oleh faktor attitude, subjective norm dan religiusitas,
sedangkan sebesar 3,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
3. Evaluasi Fit Test of Combination Model
(Seluruh Model)
Pada PLS Path Modelling dapat mengidentifikasi kriteria global optimization untuk mengetahui goodness of fit index. Goodness of fit atau GoF Index dikembangkan oleh tenehause et al (2004) digunakan untuk mengevaluasi model pengukuran dan model structural dan disamping itu menyediakan pengukuran sederhana untuk keseluruhan dari prediksi model. Kriteria nilai GoF adalah 0,10, 0,025 dan 0,36 yang menunjukan bahwa GoF small, GoF Medium dan GoF Large (ghozali dan latan, 2015). Nilai GoF dapat dinilai pada tabel berilut ini.
Tabel 6
�Goodness of Fit
Item |
R-square |
Communality |
Intensi |
0.963 |
0.975 |
Mean |
0.963 |
0.975 |
�����������������������������
GoF |
0.951 |
Sumber: hasil penelitian, diolah dengan SmartPLS 3.0, 2020
Nilai GoF dihitung dengan akar kuadrat nilai average communality index dan average R-squares:
GoF = √(com �R^2 )
������ = √(0.975 �)� 0.963
������ = 0.951
Berdasarkan tabel 6 dan perhitungan rumus diatas menunjukan bahwa nilai GoF sebesar 0.951.� Dengan demikian model termasuk kedalam kriteria Large.
4. Uji Hipotesis
Diterima atau tidaknya sebuah hipotesis yang diajukan, perlu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan fungsi Bootstripping pada SmartPLS 3.0. hipotesis diterima pada saat tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 atau t-value melebihi nilai kritisnya. Nilai t statistics untuk tingkat signifikansi 5% sebesar 1,96. dapat dilihat pada gambar path diagram serta tabel Hasil Path Coefficient berkut ini:
Gambar 2
Path Diagram
Sumber: Hasil penelitian
diolah dengan smartPLS 3.0, 2020
Tabel 7
Uji Hipotesis
|
Variabel/Konstruk |
Original Sampel |
Sampel Mean |
Standard Deviation
(STDEV) |
T Statistik (O/STDEV) |
P Values |
Hasil |
H1 |
Attitude ->� intensi |
0.113 |
0.116 |
0.062 |
1.815 |
0.070 |
Ditolak |
H2 |
Efek Moderasi Religiusitas X1-> intensi |
-0.180 |
-0.171 |
0.083 |
2.170 |
0.030 |
Diterima |
H3 |
Efek Moderasi Religiusitas X2-> intensi |
0.160 |
0.154 |
0.077 |
2.071 |
0.039 |
Diterima |
H4 |
Subjective Norm-> intensi |
-0.275 |
-0.253 |
0.110 |
2.504 |
0.013 |
Diterima |
Sumber: Hasil penelitian, diolah dengan SmartPLS 3.0, 2020
Dari path coefficient di atas dapat dilihat nilai
original sampel, p value atau t statistics yang digunakan sebagai acuan untuk
mengambil keputusan hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Hipotesis dapat
diterima jika nilai t statistics > t tabel atau p value < 0,05.�
5. Pembahasan
Dasar pemikiran dari penelitian ini adalah untuk memindai dan mengamati faktor-faktor determinann dari intnsi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau untuk memastikan kekuatan relative dari masing-masing faktor determinan yang terdiri dari attitude, subjective norm dan religiusitas.
H1: Attitude tidak dapat berpengaruh terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau.
Hasil dalam penelitian ini attitude menghasilkan nilai tindakan negatif sehingga tidak dapat mempengaruhi intensi muzakki di kota lubuklinggau untuk membayar zakat maal. Hal ini berlaku sebaliknya dengan asumsi teoritis toeri tindakan beralasan yang menyatakan bahwa attitude sebagai faktor determinan untuk menerapkan tindakan tertentu. Penilaian pribadi yang muncul dari muzakki merupakan evaluasi perasaan muzakki terhadap minat dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Attitude yang muncul dari diri muzakki akan mendorong dirinya untuk bertingkah laku sesuai dengan penilaian masing-masing muzakki terhadap penilaiannya. Adanya indikasi bahwa baik muzakki yang memiliki nilai attitude positif dan negatif sama-sama memiliki penilaian dan persepsi yang sama terhadap intensi untuk melakukan pembayaran zakat maal, attitude merupakan hal yang sensitive bagi sebagian orang, dimana hal tersebut sangat berkaitan dengan kebiasan privasi yang pernah atau masih dilakukan. Dengan itu ada kemungkinann dalam memberi penilaian responden kurang objektif dalam menilai diri mereka sendiri dan cenderung untuk tidak member jawaban (netral) atau bahkan cenderung memmberikan jawaban sesuai dengan normative yang berlaku dan tidak menggambarkan dirinya.
H2:� Subjective norm berpengaruh terhadap behavior
muzakki membayar zakat maal di kota di lubuklinggau.
Dari hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan antara subjective norm terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Anisa Sepryna dan Nissa (Gulma Ratnasari, 2013) variabel subjective norm berpengaruh terhadap minat (intention) Hasil penelitian ini sejalan dengan theory of reasoned action (TRA) yang dicetus oleh Ajzen menyatakan bahwa minat seseorang diperkuat oleh 2 faktor salah satunya ialah faktor subjective norm. Subjective norm adalah persepsi atau pandanganseseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi intensi untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan atau dalam pengertian lain dorongan orang-orang sekitar atau lingkungan yang mampu mempengaruhi sehingga menimbulkan minat untuk melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini subjective norm menghasilkan nilai tindakan yang positif sehingga mampu mempengaruhi intensi muzakki di kota Lubuklinggau untuk membayar zakat maal.
H3: Attitude berpengaruh terhadap
intensi muzakki membayar zakat maal di kota lubuklinggau melalui religiusitas
sebagai variabel moderasi.
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa religiusitas secara sinifikan dapat memoderasi pengaruh attitude terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Hasil ini dapat di interpretasikan bahwa baiknya religiusitas muzakki�� mampu memoderasi perilaku para muzakki di lubuklinggau untuk membayar zakat maal di kota lubuklinggau. Dalam asumsi teoritis yang dicetus oleh ajzen pada teori tindakan beralasan salah satu faktor pembentuk intensi seseorang didasarkan dari dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ialah di dasarkan oleh sikap atau dorongan dari diri individu itu sendiri. Pada penelitian ini religiusitas merupakan faktor dorongan yang berasal dari diri individu dimana pemahaman tiap individu menganut dan melaksanakan ajaran agama berbeda satu sama lain. Religiusitas sangat erat hubungannya dengan batin manusia. Sikap keagamaan yang muncul dari diri seseorang akan mendorong dirinya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatan masing-masing individu terhadap agamanya.
Nilai religiusitas atau peran ajaran agama merupakan salah satu faktor yang terpenting atau dominan dalam mempengaruhi seseorang untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk disumbangkan. Qardawi pemahaman dan pengetahuan tentang ketentuan Islam dan zakat memberikan pengaruh terhadap intensi membayar zakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik religiusitas muzakki maka akan mampu memoderasi hubungan antara attitude dengan intensi muzakki untuk membayar zakat maal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Ulil Archam (2015) variabel religiusistas dapat memoderasi antara variabel sikap terhadap minat. Agama merupakan suatu system keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh sesuatu kelompok atau masyarakat dalam menginprestasikan dan memberi respons terhadap apa yang dirasakan dan diyakini.
H4:� Subjective norm berpengaruh terhadap intensi
muzakki membayar zakat maal di kota lubuklinggau melalui religiusitas sebagai
variabel moderasi.
Hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan bahwa religiusitas secara sinifikan dapat memoderasi pengaruh subjective norm terhadap intensi muzakki membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Hasil ini dapat di interpretasikan bahwa baiknya religiusitas muzakki yang merupakan bagian dari human value mampu memoderasi para muzakki di lubuklinggau untuk membayar zakat maal di kota lubuklinggau. Nilai religiusitas atau ajaran agama merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi minat muzakki untuk menyisikan hartanya untuk disumbangkan. Religiusitas dalam lingkungan sosial atau pemahaman keagamaan dalam lingkungan social muzakki memberi dasar bagi muzakki untuk membentuk minat dalam membayar zakat maal. Dorongan pengalaman ibadah dan pemahaman ibadah orang-orang terdekat membuat religiusitas dapat memoderasi variabel subjective norm terhadap intensi muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Abu Bakar U. Farouk, Kamil Md Idris dan Ram Al Jaffri Bin Saad (2018) variabel religiusistas dapat memoderasi antara variabel subjective norm terhadap intensi.� Subjective norm akan mengerahkan intensi muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau, dan dengan keberadaan aspek agama yang merupakan bagian dari human value dapat memoderasi dalam hubungannya dengan subjective norm.
Kesimpulan
Penelitian
ini menginvestigasi intensi atau minat muzakki dalam membayar zakat maal di
kota Lubuklinggau dan faktor determinannya. Diperoleh temuan bahwa attitude
tidak berkontibusi terhadap intensi muzakki dalam membayar� zakat maal. Subjective norm sebagai refleksi
dari tekanan social dari orang-orang yang dianggap berpengaruh terhadap intensi
muzakki dalam membayar zakat maal berhubungan dan berkontribusi positif.
Religiusitas yang merupakan variabel moderasi antara attitude terhadap intensi
muzakki dalam membayar zakat maal dan subjective norm terhadap intensi muzakki
dalam membayar zakat maal berhubungan dan berkontribusi positif.
Penelitian
ini memberi implikasi teoritis dan praktik bagaimana subjective norm� dan religiusitas berpengaruh terhadap intensi
muzakki dalam membayar zakat maal. Dalam upaya menerapkan intensi muzakki untuk
membayar zakat maal pemerintah daerah harus memperhatikan determinan dari
intensi muzakki tersebut serta indicator-indikator pembentuknya. Alat ukur
intensi muzakki dalam membayar zakat maal di kota Lubuklinggau ini dapat
digunakan pengambilan kebijakan untuk menilai faktor-faktor yang berpengaruh
dalam meningkatkan intensi muzakki dalam membayar zakat maal.
Alpriyamah, Qurotu Uyun, & Adityawarman,
Adityawarman. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Kepatuhan (Compliance Behavior) Pembayaran Zakat Perdagangan (Studi Kasus
Pengusaha Muslim Batik di Kota Pekalongan Tahun 2017). Diponegoro Journal of
Accounting, 6(3), 680�692. Google Scholar
Aryadhe, Trisdayana, Suryani, Alit, & Sudiksa, Ida
Bagus. (2018). Pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat beli dan
keputusan pembelian. Udayana University. Google Scholar
Bidin, Zainol, Othman, Mohd Zainudin, & Noor
Azman, Farah Mastura. (2013). Zakat compliance intention behavior on saving
among Universiti Utara Malaysia�s staff. Google Scholar
Divisi, I. T. (2017). Statistik Zakat Nasional 2016.
Google Scholar
Hafidhuddin, Didin. (1998). Panduan praktis tentang
zakat infak sedekah. Gema Insani. Google Scholar
Hafidhuddin, Didin. (2002). Zakat dalam
perekonomian modern. Gema Insani. Google Scholar
Hamali, Syaiful. (2015). Asketisme Dalam Islam
Perspektif Psikologi Agama. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 10(2),
202�215. Google Scholar
Heikal, Mohd. (2014). The intention to pay zakat
commercial: an application of revised theory of planned behavior. Journal of
Economics and Behavioral Studies, 6(9), 727�734. Google Scholar
Huda, Nurul. (2015). Zakat Perspektif Mikro-Makro:
Pendekatan Riset. Prenada Media. Google Scholar
Huda, Nurul, & Ghofur, Abdul. (2012). Analisis
intensi Muzakk� dalam membayar zakat profesi. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu
Ekonomi Syariah, 4(2). Google Scholar
Khanifah, Khanifah, Anam, Muhammad Choirul, &
Astuti, Ernawati Budi. (2018). Pengaruh Attitude Toward Behavior, Subjective
Norm, Perceived Behavioral Control Pada Intention Whistleblowing. AKSES:
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 12(24). Google Scholar
Yughi, Sheila Ardilla, & Awaludin, Taufik. (2018).
Preferensi muzakki dalam memilih membayar zakat di lembaga zakat formal. AL-FALAH:
Journal of Islamic Economics, 3(2), 41�62. Google Scholar
Zainuddin, Hukum Zakat. (2013). Perspektif
Normatif, Kesejahteraan dan Keadilan Sosial. Alauddin Press, Makassar.
Google Scholar
Copyright holder: Rachmiya Saputri, Cholidi,
Dinnul Alfian akbar (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |