Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 12,
Desember 2021
EKSTRAK
ETANOL BIJI ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL)
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH
JANTAN� (RATTUS NOVERGICUS) MODEL DIABETES
Septa
Anggeria, Kamaluddin, Irsan Saleh
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Di
Indonesia angka prevalensi diabetes mengalami peningkatan cukup signifikan
selama lima tahun terakhir. Di tahun 2013, angka prevalensi diabetes pada orang
dewasa mencapai 6,9 % dan ditahun 2018 angka terus melonjak menjadi 8,5%. Alpukat
adalah salah satu buah yang memiliki efek antidiabetik yang dapat membantu
tubuh dalam mengkompensasi adanya gula darah dalam tubuh. Penelitian ini
bertujuan untuk menilai efektivitas antara ekstrak etanol biji alpukat dengan
acarbose terhadap penurunan kadar glukosa darah 2 jam post prandial. Metode yang digunakan merupakan penelitian �eksperimental secara in vivo dalam bentuk pre and
post test only. Penelitian ini
menggunakan 25 ekor tikus dan dibagi secara acak menjadi 5 kelompok dengan
jumlah tikus lima ekor perkelompok yaitu kontrol positif (Acarbose), Kontrol negatif (NaCMC), ekstrak etanol biji alpukat 250
mg/kgBB, ekstrak etanol biji alpukat 500 mg/kgBB dan ekstrak etanol biji
alpukat 1000 mg/kgBB. Seluruh kelompok diinduksi aloksan 160 mg/kgBB sehingga
memiliki glukosa darah 2 jam post
prandial (>180 mg/dL) (pretest).
Setelah 14 hari diberi perlakuan dilakukan pengukuran glukosa darah 2 jam post
prandial (posttest). Hasil penelitian
menunjukan bahwa ekstrak etanol biji alpukat efektif dalam menurunkan kadar
glukosa darah 2 jam post prandial hampir
menyerupai kontrol positif (Acarbose).
Kata Kunci:�� biji
alpukat (persea americana mill.); kadar
glukosa darah 2 jam post prandial; aloksan; diabetes
mellitus; acarbose
Abstract
In Indonesia, the prevalence
rate of diabetes has increased quite significantly in the last five years. In
2013,The prevalence rate of diabetes in adults reached 6,9 %� and in 2018 the numbers continued to increase
to 8,5 %. Avocado is a fruit that has an antidiabetic effect that can help the
body compensate for the presence of blood glucose in the body. This study aims
to assess efectiveness ethanol excract of avocado seeds and acarbose to reduce
2-hour post prandial blood glucose levels. The method was in vivo experimental
research (pre and post test only). The samples were 25 rats and divided
randomly into 5 treatment groups, which every group contained five rats namely positive
control (Acarbose), negative control (NaCMC), ethanol
extract of avocado seeds
250 mg/kgBW, ethanol extract of avocado seeds 500 mg
/ kgBW and avocado seed ethanol extract 1000 mg/ kgBW. All treatment groups were induced
by alloxan 160 mg / kgBW so they had >
180 mg / dL 2-hour post prandial
blood glucose (pretest). After 14 days treated, blood glucose levels remeasure (posttest). The results showed that the ethanol
extract of avocado seeds was effective in reducing post prandial blood glucose
levels and almost closed to positive control (Acarbose)
Keywords:� avocado
seeds (persea americana mill.); blood glucose
level post prandial; alloxan; diabetetes mellitus; acarbose
Received: 2021-11-20; Accepted: 2021-12-05; Published:
2021-12-20
Pendahuluan
Diabetes Melitus merupakan suatu
penyakit tidak menular yang ditandai dengan sekumpulan gejala pada
seseorang� salah satunya dengan� kenaikan kadar glukosa darah melebihi batas normal
atau hiperglikemia dan terjadinya
gangguan metabolisme kompleks seperti gangguan karbohidrat, lemak dan protein
yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut (Kooti et al. 2016).
Di
Indonesia data angka prevalensi diabetes mengalami peningkatan cukup signifikan selama lima tahun
terakhir. Di tahun 2013, angka prevalensi diabetes pada orang dewasa mencapai
6,9 persen, dan di tahun 2018 angka terus melonjak menjadi 8,5 persen (Riskesdas 2018).
Tanaman
alpukat merupakan salah satu tanaman yang populer di Indonesia dan hanya
dikenal buahnya saja. Sedangkan bijinya tidak dimanfaatkan karena hanya
dianggap sebagai limbah oleh masyarakat. Namun ternyata, biji alpukat merupakan
salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat tradisional.
Penelitian sebelumnya �menyatakan bahwa konsumsi
ekstrak air biji alpukat pada dosis 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB, dan 1200 mg/kgBB
memberikan efek hipoglikemik yang
signifikan pada tikus diabetes yang di induksi aloksan (Alhassan et al. 2012).
Ekstrak etanol biji alpukat dosis 250
mg/kgBB, 300 mg/kgBB,350 mg/kgBB memberikan efek terhadap penurunan kadar
glukosa darah tikus putih jantan model hiperkolestrolemia-diabetes. Ekstrak
etanol biji alpukat pada dosis 350 mg/kgBB merupakan dosis yang efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah dengan nilai rata-rata 99,8 mg/dL (Patala, Dewi, and Pasaribu 2019).
Tanaman yang mengandung flavonoid telah terbukti memberikan efek menguntungkan
dalam melawan penyakit diabetes melitus, baik melalui kemampuan mengurangi
penyerapan glukosa maupun dengan cara meningkatkan toleransi glukosa (Brahmachari 2011). �
Alpukat adalah salah satu buah yang
memiliki efek antidiabetik yang dapat membantu tubuh dalam mengkompensasi
adanya gula darah dalam tubuh (Kapupara et al. 2011).
Berdasarkan skrining fitokimia, biji buah alpukat diketahui mengandung beberapa
senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid, dan
saponin (Marlinda, Sangi, and Wuntu 2012).
Metode
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental secara in vivo dalam
bentuk pre and post test only yang�
bertujuan untuk menilai efektivitas antara ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill.) dengan acarbose
terhadap penurunan kadar glukosa darah 2 jam post prandial. Penelitian ini�
telah dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2020 di
Laboratorium Biokimia, Bioteknologi dan Animal
House Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Sampel penelitian adalah
tikus putih jantan (Rattus novergicus)
model diabetes sebanyak 25 ekor yang telah memenuhi kriteria inklusi.� Ekstrak etanol biji alpukat diperoleh dengan
menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%.
Tikus putih jantan (5
ekor/kelompok) diinduksi dengan aloksan 160 mg/kgBB/ Setelah sepuluh hari
diukur glukosa darah 2 jam post prandial
≥180 mg/dL (pre test), tikus
diberi perlakuan dengan acarbose untuk kontrol positif, NaCMC untuk kontrol
negatif, kelompok perlakuan lain dengan berbagai ekstrak etanol biji alpukat
dengan masing-masing dosis. Setelah 15 hari perlakuan, diukur kadar glukosa
darah 2 jam post prandial dengan cara
mengambil darah pada bagian ekor secara rat
tail flick. Darah yang diperoleh diteteskan pada glukometer test strip,
selanjutnya setelah 5 detik kadar glukosa akan tertera pada layar GlucoDR� Blood Glukose (post test). �Data kadar glukosa
darah 2 jam post prandial �yang diperoleh di analisa dengan menggunakan
SPSS �versi 23.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menggunakan biji
alpukat (Persea americana Mill.) yang
diperoleh dari Kelurahan Kalisorong, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten
Karanganyar dengan ketinggian 1.200 mdpal. Proses ekstraksi menggunakan pelarut
etanol 96%. Sebanyak 5000 gram biji alpukat segar dipotong kecil dan dikering
anginkan selama tiga hari. Biji alpukat kemudian dihaluskan dengan cara
diblender. Kemudian serbuk biji alpukat (simplisia) sebanyak 1000 gram
diekstraksi dengan metode maserasi selama 3 hari dan diaduk sesekali agar
sampel bagian bawah berada bagian atas dalam botol gelap. Hasil maserasi
disaring menggunakan kertas saring dan corong. Maserat atau ekstrak cair� yang diperoleh diuapkan menggunakan alat rotary evaporator sampai mengental atau
tidak dapat dituang, sehingga diperoleh hasil ekstraksi yaitu ekstrak kental
biji alpukat seberat 141.5429 gram dan rendemen 14,5 %.
����� Metode maserasi dipilih karena
peralatannya mudah ditemukan dan pengerjaannya sederhana. Maserasi merupakan
proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik. Proses ini sangat
menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena melalui perendaman sampel
tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan
tekanan antara didalam dan luar sel sehingga metabolit sekunder yang ada
didalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa
akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pada proses
maserasi pemilihan pengekstrak akan memberikan efektifitas tinggi dengan cara
memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam pelarut tersebut.
Pada penelitian ini telah dilakukan
uji fitokimia untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung di dalam
ekstrak etanol biji alpukat di Laboratorium Biokimia Unsri. Hasil uji fitokimia
tersebut menunjukan bahwa ekstrak etanol biji alpukat mengandung senyawa
golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin dan triterpenoid. Hal ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya (Marlinda et al. 2012)
menyatakan� bahwa berdasarkan skrining
fitokimia biji alpukat diketahui mengandung beberapa senyawa metabolit� sekunder, yaitu alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin dan triterpenoid. Kandungan fitokimia ekstrak etanol biji alpukat yang
diduga berperan sebagai antihiperglikemia adalah senyawa flavonoid dan tanin.
Telah diketahui bahwa senyawa
fenol, khususnya flavonoid dapat menurunkan kadar glukosa darah melalui dua
cara yaitu aktifitas antioksidan intra pankreatik yang menghambat kerusakan sel
beta pankreas dan melalui mekanisme ekstra pankreatik dengan menghambat
aktifitas alfa glukosidase yang
menyebabkan penurunan absorpsi glukosa (Setyani et al. 2019).
Tanin berfungsi sebagai astringent atau pengkhelat yang dapat mengerutkan
membran epitel usus halus sehingga mengurangi penyerapan sari makanan dan
sebagai akibatnya� menghambat asupan gula
dan laju peningkatan darah tidak terlalu tinggi (Prameswari, 2014).
Ekstrak etanol biji alpukat pada dosis 350 mg/kgBB merupakan dosis yang efektif
dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan nilai rata-rata 99,8 mg/dL (Patala et al. 2019).
Hasil pengujian efektivitas ekstrak
etanol biji alpukat (Persea americana
Mill) terhadap kadar glukosa darah 2 jam PP sebelum (Pretest) dan sesudah (Posttest)
diberi perlakuan dianalisis dengan paired
sample t-test ditampilkan pada� Tabel
1 berikut.
Tabel 1. Perbedaan� ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill) terhadap kadar
glukosa darah 2 jam PP sebelum dan sesudah diberi� perlakuan.
Tabel 1
Paired Sample T-Test
Kelompok |
N |
Pretest (Hari ke 0) Mean �� SD |
Postest (Hari ke 15) Mean �� SD |
P value |
Acarbose |
5 |
198,20� 13,31 |
125,40� � 11,58 |
0,000 |
NaCMC |
5 |
204,60 �7,70 |
173,00� �4, 89 |
0,001 |
EBA 250 mg/kgBB |
5 |
208,00 �14,47 |
147,60� � 4,27 |
0,001 |
EBA 500mg/kgBB |
5 |
201,20 � 6,26 |
140,20� �� 3,76 |
0,000 |
EBA 1000mg/kgBB |
5 |
204,60 �13,93 |
140,80� � 7,82 |
0,001 |
Paired Samplet� T� Test
(p = 0,05)
Dari hasil analisis menggunakan paired simple t-test dapat dilihat pada
Tabel 1 menunjukan bahwa setelah diberikan perlakuan selama 14 hari, terjadi
penurunan secara signifikan kadar glukosa darah 2 jam PP pada seluruh kelompok
perlakuan. Hal itu dapat dilihat dari nilai (p <0,05). Sehingga dapat diartikan ada perbedaan bermakna kadar
glukosa darah sebelum diberi perlakuan (pretest)
dan sesudah diberi perlakuan (post test).
Gambar
1
Penurunan
kadar glukosa darah 2 jam PP �pretest�
dan postt test
Perbandingan efektivitas ekstrak
etanol biji alpukat (Persea americana
Mill)� antarkelompok� terhadap kadar glukosa darah 2 jam PP setelah
perlakuan (Post test) dilakukan pada
hari ke-15 setelah perlakuan (Posttest)
menggunakan analisis independent sample
t-test. Data hasil perbandingan
antarkelompok kadar glukosa darah 2 jam PP setelah perlakuan (Posttest) tersebut ditampilkan dalam
tabel 2. berikut. Tabel 2 Perbandingan
ekstrak etanol biji alpukat (Persea
americana Mill) antarkelompok�
terhadap kadar glukosa darah 2 Jam PP setelah perlakuan (Postest) 2 Jam PP pretest� dan postt test.
Tabel 2
Independent T test
Kelompok |
Mean � SD |
Kelompok |
Mean � SD |
P (value) |
Acarbose |
125,40 � 11,58 |
NaCMC |
173,00 � 4,89 |
0,000 |
|
|
EBA 250 mg/kgBB |
147,60 � 4,27 |
0,004 |
|
|
EBA 500 mg/kgBB |
140,20 � 3,76 |
0,026 |
|
|
EBA 1000 mg/kgBB |
140,80 � 7,82 |
0,039 |
NaCMC |
173,00 � 4,89 |
Acarbose |
125,40 � 11,58 |
0,000 |
|
|
EBA 250 mg/kgBB |
147,60 � 4,27 |
0,000 |
|
|
EBA 500 mg/kgBB |
140,20 � 3,76 |
0,000 |
|
|
EBA 1000 mg/kgBB |
140,80 � 7,82 |
0,000 |
EBA 250 mg/kgBB |
147,60 � 4,27 |
EBA 500 mg/kgBB |
140,20 � 3,75 |
0,020 |
|
|
EBA 1000 mg/kgBB |
140,80 � 7,82 |
0,127 |
EBA 500 mg/kgBB |
140,20 � 3,76 |
EBA 1000 mg/kgBB |
140,80 � 7,82 |
0,881 |
Independent T test, p = 0,05
Dari hasil analisis menggunakan independent t-test dapat dilihat pada
tabel 2. menunjukan bahwa pada kelompok acarbose dibandingkan dengan kelompok
NaCMC, ekstrak 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBB nilai (p<0,05). Kelompok NaCMC dibandingkan
dengan acarbose,ekstrak 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBB nilai (p<0,05). Kelompok ekstrak 250 mg/kgBB
dengan 500 mg/kgBB nilai (p<0,05)
dengan ekstrak 1000 mg/kgBB nilai( p>0,05) yaitu 0,127 sedangkan kelompok
ekstrak 500 mg/kgBB dibandingkan dengan ekstrak 1000 mg/kgBB nilai (p >0,05)
yaitu 0,881.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan pada ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill) terhadap kadar glukosa darah 2 jam PP ada
perbedaan efektivitas antara ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill) dengan acarbose terhadap penurunan� kadar glukosa darah 2 jam PP tikus putih
jantan model diabetes.
Alhassan, A. J., M. S. Sule, M. K. Atiku, A. M. Wudil, and H.
Abubakar. 2012. �Effects of Aqueous Avocado Pear ( Persea Americana ) Seed
Extract on Alloxan Induced Diabetes Rats.� 2(January):5�11. Google Scholar
Brahmachari, Goutam. 2011. �Bio-Flavonoids with Promising
Anti- Diabetic Potentials : A Critical Survey.� Opportunity, Challenge
and Scope of Natural Products in Medicinal Chemistry - Research Signpost 661(2):187�212. Google Scholar
Kapupara, P. P., S. P. Dholakia, V. P. Patel, and B. N.
Suhagia. 2011. �Journal of Chemical and Pharmaceutical Research Preparations.� Journal
of Chemical and Pharmaceutical Research 3(4):287�94.
Kooti, Wesam, Maryam Farokhipour, Zahra Asadzadeh, Damoon
Ashtary-Larky, and Majid Asadi-Samani. 2016. �The Role of Medicinal Plants in
the Treatment of Diabetes: A Systematic Review.� Electronic Physician
8(1):1832�42. Google Scholar
Marlinda, Mira, Meiske S. Sangi, and Audy D. Wuntu. 2012.
�Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji
Buah Alpukat (Persea Americana Mill.).� Jurnal MIPA 1(1):24. Google Scholar
Patala, Recky, Niluh Puspita Dewi, and Meilinda Handayani
Pasaribu. 2019. �Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea Americana Mill
) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus) Model
Hiperkolesterolemia-Diabetes.� 8744(x). Google Scholar
Riskesdas. 2018. �Laporan Riskesdas 2018.� Journal of
Chemical Information and Modeling 53(9):181�222.
Setyani, Wahyuning, Hanny Setyowati, Dwi Hadi Setya Palupi,
Hanievia Rahayunnissa, and Maywan Hariono. 2019. �Antihyperlipidemia and
Antihyperglycemic Studies of Arcangelisiaflava(L.) Merr. Phenolic Compound:
Incorporation of In Vivo and In Silico Study at Molecular Level.� Indonesian
Journal of Pharmaceutical Science and Technology 6 (2):84. Google Scholar
Copyright
holder: Septa Anggeria
(2021) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |