Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN : 2548-1398

Vol. 6, No. 12, Desember 2021

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP FINANCIAL PERFORMANCE DENGAN GENDER DIVERSITY SEBAGAI VARIABEL MODERASI

 

Stevan Adri Santoso, Sugeng Wahyudi

Universitas Diponegro (UNDIP) Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Perusahaan sangat antusias dalam menjalankan sebuah aktivitas CSR dengan pencintraan perusahaan dengan keterberlangsungan yang mampu untuk meningkatkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan yang ada pada bisnis Indonesia yang memberikan sebuah lingkungan yang ada pada pengungkapan CSR pada sebuah kepercayaan pada lingkungan peusahaan. Corporate social responsibility yang memiliki sebuah informasi yang ada pada lingkungan perusahaan di Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan unit analisis yang dipakai pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun 2015 � 2019. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Structural Equation Modeling (SEM) yang dijalankan melalui program AMOS (Moment Structure Analysis) merupakan teknik analisis yang digunakan untuk meneliti data pada penelitian ini. SEM sering disebut sebagai Path Analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara GCG terhadap financial performance, terdapat pengaruh postitif antara CSR terhadap financial performance, terdapat pengaruh GCG terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi dan terdapat pengaruh CSR terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi.

 

Kata Kunci:�� tata kelola perusahaan; tanggung jawab sosial perusahaan; kinerja keuangan; keragaman gender

 

Abstract

The company is very enthusiastic in carrying out a CSR activity with a company image with sustainability that is able to increase its own benefits for the company. Companies that are in Indonesian business provide an existing environment for CSR disclosure to a belief in the corporate environment. Corporate social responsibility which has information on the environment of companies in Indonesia. In this study, the unit of analysis used in this study is the financial statements of manufacturing companies listed on the IDX from 2015 to 2019. The data analysis technique used in this study is the Structural Equation Modeling (SEM) method which is run through the AMOS (Moment Structure) program. Analysis) is an analysis technique used to examine the data in this study. SEM is often referred to as Path Analysis. The results show that there is a positive influence between GCG on financial performance, there is a positive influence between CSR on financial performance, there is an effect of GCG on financial performance with gender diversity as a moderating variable and there is an effect of CSR on financial performance with gender diversity as a moderating variable.

 

Keywords:corporate governance; corporate social responsibility; financial performance; gender diversity

 

Received: 2021-11-20; Accepted: 2021-12-05; Published: 2021-12-20

 

Pendahuluan

Issue yang berkembang cukup pesat dalam beberapa decade terakhir ini adalah mekanisme good corporate governance, khususnya gender diversity. Gender diversity menjadi topik yang paling menarik dan banyak diperdebatkan dalam literatur (Erhardt, Werbel, & Shrader, 2003). Munculnya issue tentang gender diversity atau keberagaman gender khususnya dalam jajaran manajemen puncak menarik untuk dibahas terkait dengan relevansi pada mekanisme tata kelola perusahaan, hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia memiliki anggapan bahwa pria lebih superior dan lebih pantas menjabat sebagai pemimpin dalam sebuah perusahaan dibandingkan wanita.

Perusahaan sangat antusias dalam menjalankan sebuah aktivitas CSR dengan pencintraan perusahaan dengan keterberlangsungan yang mampu untuk meningkatkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan yang ada pada bisnis Indonesia yang memberikan sebuah lingkungan yang ada pada pengungkapan CSR pada sebuah kepercayaan pada lingkungan peusahaan. Corporate social responsibility yang memiliki sebuah informasi yang ada pada lingkungan perusahaan di Indonesia.

Dewan komisaris dalam perusahaan adalah satu-satunya mekanisme� kontrol internal paling signifikan yang bertujuan mengendalikan manajemen dan berfungsi sebagai pencegah perilaku oportunistik manajer (Erhardt et al., 2003). Keragaman dewan telah menjadi perhatian utama dalam literatur tata kelola perusahaan. Keanekaragaman dewan melibatkan seperangkat keanekaragaman gender, keragaman etnis atau demografis, dan keragaman pendidikan (Chen, Hemmer, & Zhang, 2007). Para pendukung keragaman gender dewan berdebat atas dua alasan: etika dan ekonomi. Pada debat etis, Campbell dan M�nguez-Vera, 2008 berpendapat bahwa secara etis salah untuk mengeluarkan wanita dari jabatan dewan hanya karena mereka adalah wanita. Di sisi ekonomi, studi sebelumnya menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dan keunggulan kompetitif menderita banyak jika kumpulan bakat perempuan diabaikan. Proposisi ini menjadikan penting bagi perusahaan untuk memanfaatkan talenta hebat ini dengan rekan prianya di lingkungan bisnis yang dinamis dan kompleks saat ini. Dalam penelitian lain, dua atau lebih direktur wanita di dewan perusahaan berkontribusi untuk menghasilkan pendapatan dan memaksimalkan laba enam tahun kemudian (Brown & Caylor, 2004). Dengan demikian, ada seruan bagi perusahaan untuk mempromosikan keragaman gender untuk memastikan pemberdayaan ekonomi dan kebaikan masyarakat.

Wanita yang ada sebuah minoritas yang menanggapi dalam sebuah kedudukan yang mendominasi oleh laki-laki (Young, 2009). Kedudukan yang mempertahankan dengan menjadi sebuah pemicu yang memiliki dampak positif pada aspek dalam sebuah keuangan perusahaan (Krishnan & Park, 2005). Perusahaan yang memperkerjakan wanita memiliki hasil yang tinggi dengan manajemen puncak dalam sebuah representasi yang tinggi dalam hasil yang dihasilkan yang lebih baik karena representasi wanita yang rendah (Catalyst, 2004). Diversity gender memberikan pengaruh positif pada company performance (Erhardt et al., 2003) (Francoeur, Labelle, & Sinclair-Desgagn�, 2008).

Mengingat bahwa telah ada kampanye besar-besaran untuk tindakan afirmatif di Ghana yang telah mengarah pada adopsi kuota partai politik non-wajib dari 40 persen perempuan dalam pemerintahan, pertanyaan apakah Ghana harus mengadopsi kuota wajib untuk perwakilan perempuan di dewan perusahaan dan posisi manajemen puncak masih ada. Meskipun studi ini mengkonfirmasi gagasan nilai tambah keanekaragaman gender di ruang dewan, model dalam makalah ini biasanya membuat prediksi efek BGD (Board Gender Diversity) pada kinerja tetapi tidak efisiensi. Sementara itu, bukti empiris menunjukkan bahwa efisiensi memediasi BGD dan hubungan kinerja perusahaan.

Penelitian (Adeabah, Gyeke-Dako, & Andoh, 2018) menyimpulkan bahwa keragaman gender meningkatkan efisiensi bank hingga maksimum dua direktur perempuan di dewan direksi yang beranggotakan sembilan orang, menunjukkan pengaruh ambang batas pada efisiensi bank. Ukuran papan meningkatkan efisiensi bank. Independensi dewan berhubungan negatif dengan efisiensi bank. Juga, chief executive officer yang kuat merugikan efisiensi bank. Akhirnya, hasil tambahannya adalah struktur kepemilikan, ukuran bank, umur bank, dan rasio pinjaman terhadap deposito adalah faktor penting yang mempengaruhi efisiensi bank.

Charles (2018) menyimpulkan bahwa BGD berpengaruh terhadap kinerja manufaktur. Penelitian Putra (2013) menunjukkan bahwa BGD hanya penting di seluruh bagian dari distribusi kinerja. Selain itu, ketika kemungkinan endogenitas hubungan antara BGD dan kinerja pasar diperhitungkan, ada beberapa kondisi dimana hubungan positif dan signifikan diamati untuk delapan kuantil terendah.

Penelitian Adams dan Ferreira (2009) menghasilkan bahwa keanekaragaman yang lebih tinggi meningkatkan efisiensi bank hingga maksimum dua direktur wanita pada dewan direktur yang beranggotakan sembilan orang, yang menunjukkan efek ambang batas pada efisiensi bank. ukuran board meningkatkan efisiensi bank. Independensi dewan berhubungan negatif dengan efisiensi bank. Selain itu, chief executive officer yang kuat merugikan efisiensi bank. Akhirnya, hasil penelitiannya menemukan bahwa struktur kepemilikan, ukuran bank, umur bank, dan rasio pinjaman terhadap deposito adalah faktor penting yang mempengaruhi efisiensi bank.

Penelitian Dani dkk (2018) menyimpulkan bahwa hubungan yang signifikan antara dewan direksi, dewan komisaris dan stakeholders, dan kinerja ekonomi-keuangan ketika dimediasi oleh keragaman gender. Hubungan ini tidak diamati antara CSR dan kinerja ekonomi-keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa diversifikasi gender dalam dewan direksi perusahaan, pemantauan manajer yang lebih baik dapat terjadi karena peningkatan kemandirian mereka dalam pengambilan keputusan, serta peningkatan kinerja. Hasil ini berbeda dari literatur tentang pengaruh partisipasi perempuan dalam dewan perusahaan dalam CSR.

 

Metode Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah penelitian kausal yang bertujuan untuk menentukan hubungan sebab akibat dari variabel independen terhadap variabel dependen. Tidak ada tingkat intervensi peneliti karena peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BEI dan website perusahaan yang bersangkutan.

Unit analisis yang dipakai pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun 2015 - 2019. Pada penelitian ini, populasinya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015 - 2019. Sifat populasi yang diketahui dengan kriteria:

1.         Perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun 2015 - 2019.

2.         Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang menyertakan laporan�� keuangan� selama periode 2015 - 2019.

Tabel 1

Pemilihan Sampel

No.

Keterangan

2015

2016

2017

2018

2019

Total

1.

Perusahaan manufaktur di BEI

139

141

140

166

169

755

2.

Data laporan tahunan tidak dapat diakses

(6)

(7)

(6)

(5)

(8)

(32)

3.

Data keuangan tidak dalam rupiah

(27)

(29)

(27)

(48)

(51)

(182)

 

Total sampel :

106

105

107

113

110

541

Sumber: www.idx.co.id

 

Tabel 2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No

Variabel Penelitian

Definisi operasional

Indikator/Measurement

Sumber

1.

Mekanisme Corporate Governance

Corporate governance adalah sistem dimana suatu organisasi diekendalikan sebagai salah satu cara meningkatkan dan mengontrol kinerja perusahaan. Corporate governance pada dasarnya salah satu cara menyeimbangkan kepentingan berbagai pihak atau stakeholder perusahaan.

Internal:

a.       Dewan Komisari (BS)

Jumlah anggota� dewan komisaris

(Iatridis, 2013)

b.       Board Meetings (BM)

Jumlah rapat dewan komisaris di tahun ini

(Bokpin, 2011)

Eksternal:

c.       Institutional Ownership (IO)

Prosentase kepemilikan institusional

(Dharmastuti & Wahyudi, 2013)

d.       Debt Holder (DH)

Pemegang hutang (Debt Holder) adalah pihak eksternal yang memberikan pinjaman kepada� perusahaan

(Dharmastuti & Wahyudi, 2013)

2.

Corporate Social Responsibility

CSR adalah sebuah pendekatan bisnis dengan bertindak secara etis dan legal yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi, sosial, masyarakat, karyawan, dan lingkungan bagi semua pemangku kepentingan.

 
a.                          CSR
Biaya CSR tahun t
 
(Rezende, Dalmacio, & Facure, 2010)

 

b.                         LB/CSR
Laba bersih/ biaya CSR
(Almeida‐Santos, Dani, Machado, & Krespi, 2013)

3.

Financial Performance

Kinerja operasional yang memiliki sebuah kinerja keuangan yang sangat baik dan nilai keuangan yang dihasilkan pada perusahaan akan dijelaskan dengan baik yang disebut dengan financial performance.

 

a.      Return on Assets (ROA)

Net Income / Total Asset

(Ehikioya, 2009)

b.     Retunr on Equity� (ROE)

Net Income / Total Equity

(Filatotchev, Lien, & Piesse, 2005)

c.      Return on Sales (ROS)

Net Income / Liquid Sales

 

(Kajola, 2008)

d.     Debt Levels DL)

(CL + NCL) / Total Asset

(Iatridis, 2013)

4.

Gender Diversity

Keragaman gender adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan identitas gender yang menunjukkan keragaman ekspresi di luar kerangka biner

a.      Gender Diversity on the Board Persentase Perempuan dalam Dewan Perusahaan

(Dani, Picolo, & Klann, 2019)

 

Hasil dan Pembahasan

A.    Hasil Penelitian

1.      Statitstik Deskriptif

 

Tabel 3

Statistik Deskriptif

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

DK

200

2,00

9,00

4,1550

1,67181

Rapat_DK

200

1,00

22,00

6,6600

3,09715

KI

200

,00

92,50

38,1687

33,26015

Debt_Holder

200

1,00

99,00

11,5850

15,15490

CSR

200

-,56113

12,85735

,1527880

1,07847486

Gender

200

,00000

1,14286

,1348036

,20092986

ROA

200

-,24881

2,92458

,0622869

,22038386

ROE

200

-1,31110

,82594

,0745569

,24222523

ROS

200

-1,76599

1,01652

,0493915

,19001091

DL

200

,00038

2,41279

,4767288

,32322565

LB_CSR

200

-6162,95133

17701,10044

310,4076148

1759,98582788

Valid N (listwise)

200

 

 

 

 

 

2.      Evaluasi atas Kriteria Goodeness of Fit Model

 

Tabel 4

Goodness of Fit Indeks untuk Full Model

Goodness of Fit Indeks

Kriteria

Hasil Analisis

Evaluasi Model

AGFI

GFI

NFI

CFI

RMSEA

Chi-Square

Probability

> 0.90

> 0.90

> 0.90

> 0.90

< 0.70

< 124.6

> 0.05

0. 993

0.901

0.997

0.985

0.321

96.55

0.070

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

 

Dapat dilihat nilai uji kelayakan dari full model sudah memenuhi standard uji kriteria goodness of fit seperti AGFI memiliki nilai 0,993> 0,90, GFI memiliki nilai 0,901> 0,90, NFI memiliki nilai 0,997> 0,90, CFI memiliki nilai sebesar 0,985> 0,90, dan nilai RMSEA 0,321< 0,70, nilai Chi-Square 96.55 < 124.6, serta nilai probability 0.070 > 0.05. Dari keseluruhan uji yang dilakukan sudah memenuhi kriteria. Maka disimpulkan semua uji dinyatakan memiliki model yang baik atau fit.

3.      Pengujian SEM

Dengan didapatkannya model yang tepat maka dilakukan pengujian parameter sebagaimana yang dihipotesiskan dapat diinterpretasikan. Uji kesesuaian dan uji statisik dilakukan untuk mendapatkan analisis hasil pengolahan data pada tahap full model SEM. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

.

Gambar 1

Model Empirik SEM

 

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa variabel GCG berpengaruh terhadap financial performance dengan korelasi sebesar 0.553, variabel corporate social responsibility terhadap financial performance dengan korelasi sebesar 0.952, variabel pengaruh good corporate governance terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi dengan korelasi sebesar 0,607, variabel corporate social responsibility terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi dengan korelasi sebesar 0,482.

 

Tabel 5

Estimasi Parameter Regression Weights

Estimate

S.E.

C.R.

P

Financial_performance

<---

GCG

,553

,146

3,774

***

Financial_performance

<---

CSR

,925

,115

8,029

***

Financial_performance

<---

Moderating1

,607

213,632

2,053

,038

Financial_performance

<---

Moderating2

,482

,187

2,582

,010

 

Tabel 6

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Penelitian

C.R.

P

Kesimpulan Hipotesis

H1: Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Financial Performance

3,774

***

Diterima

H2: Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Financial Performance

8,029

***

Diterima

H3: Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Financial Performance dengan Gender Diversity sebagai Variabel Moderasi

2,053

,038

Diterima

H4: Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Financial Performance dengan Gender Diversity sebagai Variabel Moderasi

2,582

,010

Diterima

 

B.     Pembahasan

1.      Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Financial Performance

Hasil penelitian ini berhasil membuktikan secara empiris bahwa terdapat pengaruh positif antara GCG terhadap financial performance. Hal ini sesuai dengan teori agency, dimana semakin rendah konflik yang terjadi antara principal dengan agen, maka akan menurunkan agency cost. Agency theory merupakan teori yang paling mendasar yang menjadi dasar praktik bisnis perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa: �an agency relationship as a contract under which one or more persons (the principal (s) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent. If both parties to the relationship are utility maximizers, there is good reason to believe that the agent will not always act in the best interests of the principal�.

Financial Performance merupakan sebuah gambaran bagaimana sebuah laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan baik atau tidak. Sebuah perusahaan dikatakan mampu dalam mencapai tujuannya bila laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan tersbut sudah mampu untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Hasil ini akan membuat stake holders mampu memberikan tujuan yang lebih maksimal lagi. Financial yang semakin meningkat mampu menambah performa dari sebuah perusahaan. Laporan keuangan merupakan sebuah data yang mampu mempengaruhi sebuah kondisi keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan. Hal yang paling terlihat apabila laporan keuangan itu membaik dengan mengadakan sebuah pelaporan yang sangat tepat waktu dalam mengirim laporan keuangannya. Jika laporan keuangan mampu diterbitkan dengan cepat dan tepat waktu menandakan bahwa perusahaan sudah mampu menerapkan sistem keterbukaan, transparansi, tanggung jawab, dan independensi.

Mekanisme good corporate governance memberikan sebuah tujuan yang mampu diterapkan oleh stake holder dalam terlindungi dari perilaku manajemen yang tidak jujur atau tidak transparan. Penerapan ini mampu membawa nama serta nilai yang terbaik bagi perusahaan yang menerapkannya, selain itu menciptakan perusahaan yang baik bagi semua kalangan perusahaan.

Penelitian Charles et al (2018) menyatakan bahwa mekanisme good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja manufaktur. Penelitian Putra (2013) menunjukkan bahwa �BGD hanya penting di seluruh bagian dari distribusi kinerja. Selain itu, ketika kemungkinan endogenitas hubungan antara BGD dan kinerja pasar diperhitungkan, ada beberapa kondisi dimana hubungan positif dan signifikan diamati untuk delapan kuantil terendah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dani dkk (2018) menyimpulkan bahwa mekanisme good corporate governance berpengaruh positif terhadap financial performance. dewan direksi, dewan komisaris dan stakeholders, dan kinerja ekonomi-keuangan ketika dimediasi oleh keragaman gender, serta menggunakan variabel control size perusahaan dan umur perusahaan. Hubungan ini tidak diamati antara CSR dan kinerja ekonomi-keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa diversifikasi gender dalam dewan direksi perusahaan, pemantauan manajer yang lebih baik dapat terjadi karena peningkatan kemandirian mereka dalam pengambilan keputusan, serta peningkatan kinerja. Hasil ini berbeda dari literatur tentang pengaruh partisipasi perempuan dalam dewan perusahaan dalam CSR.

2.      Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Financial Performance

Hasil peneliitan menunjukkan H2 diterima, artinya terdapat pengaruh postitif antara CSR terhadap financial performance. Hal ini juga didukung oleh teori keagenan (agency theory) yaitu teori tentang konflik kepentingan dalam kaitannya dengan pemegang saham maupun dengan pihak manajemen perusahaan. Gitman (2006) menyatakan bahwa rasio keuangan perusahaan yang merupakan ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang menerapkan praktek tanggung jawab sosial atau CSR yang baik berarti adanya indikasi good news bagi para investornya, sehingga apabila semakin tinggi pengungkapan CSR akan berdampak pada kinerja yang semakin baik ditinjau dari financial performance atau laporan keuangan perusahaannya (Nurlela dan Islahuddin, 2008 dalam Rimba, 2010).� Hal ini juga sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa dengan adanya peningkatan pengungkapan CSR berarti perusahaan makin peduli pada lingkungan dan pada akhirnya akan berdampak pada kinerja yang makin baik.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Citraningrum (2014) melakukan penelitian dengan hasil bahwa praktek CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.�

3.      Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Financial Performance dengan Gender Diversity sebagai Variabel Moderasi

Hasil penelitian membuktikan bahwa H3 diterima, artinya terdapat pengaruh GCG terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi. Hal ini sesuai dengan teori keagenan (agency theory) yang menjelaskan bahwa adanya konflik kepentingan dalam kaitannya dengan pemegang saham maupun dengan pihak manajemen perusahaan.� Gitman (2009) menyatakan bahwa rasio keuangan perusahaan yang merupakan ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang menerapkan praktek tanggung jawab sosial atau CSR yang baik berarti adanya indikasi good news bagi para investornya, sehingga apabila semakin tinggi pengungkapan CSR akan berdampak pada kinerja yang semakin baik ditinjau dari financial performance atau laporan keuangan perusahaannya (Nurlela dan Islahuddin, 2008 dalam Rimba, 2010).� Zuhroh dan Putu (2003) dalam Wien Ika (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Citraningrum (2014) melakukan penelitian dengan hasil bahwa praktek CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.� Hal ini sesuai dengan teori agensi. Teori agensi mampu menekankan sebuah kewajiban serta hak yang dimiliki pada setiap agen guna terjadinya konflik keagenan dalam sebuah pengaturan kontrak. Good corporate governance artinya teori ini termasuk pada kategori keagenan. Good corporate governance mampu memberikan sebuah konsep yang ada pada kepercayaan guna mengelola sebuah investor. Teori pada penelitian ini mampu diukur dengan komisaris independen yang menyatakan bahwa komisaris independen mampu mengindikasikan sebuah kinerja yang baik pada perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dahlia dan Siregar (2008) menyimpulkan bahwa dengan adanya pengungkapan CSR yang semakin tinggi maka merupakan indikasi berita baik bagi investor dalam melakukan investasi dan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, terlebih lagi dengan adanya gender diversity sebagai variabel moderasi. Juga mendukung teori tentang gender diversity yang menyatakan bahwa bagi banyak orang yang beragam gender, konsep gender biner harus memilih untuk mengekspresikan diri sebagai pria atau wanita menjadi kendala. Beberapa orang lebih suka memiliki kebebasan untuk berubah dari satu jenis kelamin ke yang lain, atau tidak memiliki identitas gender sama sekali (Jacobs dan Acosta, 2002). Yang lain hanya ingin dapat secara terbuka menentang atau menantang konsep gender yang lebih normal (Chong & L�pez-de-Silanes, 2007). Banyak dari klaim ini dilebih-lebihkan, dengan mempertimbangkan istilah yang sangat khusus dan khusus, atau eksplorasi gender yang sangat pribadi (Centre for Governance, Institutions & Organisations, 2012). Teori ini juga menyatakan bahwa adanya keragaman gender akan memberikan lebih banyak ide sehingga akan mengklaim lebih baik dalam kinerja perusahaan yang bersangkutan.

4.      Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Financial Performance dengan Gender Diversity sebagai Variabel Moderasi

Hasil penelitian berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh CSR terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi. Pelaksanaan dan pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR) wajib dilaporkan bagi setiap perusahaan terbatas yang aktifitas usahanya berkaitan dengan sumber daya alam. Maka dari itu, International Integrated Reporting Committee (IIRC) melakukan kerjasama dengan Global Reporting Initiative (GRI) dalam pembentukan kerangka konsep pelaporan CSR (Jeffry dan Perkins, 2014). Hal ini juga didukung atau sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa dengan semakin peduli pada pemegang saham atau stakeholder maka perusahaan akan makin peduli pada lingkungan melalui peningaktan biaya CSR dan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.

Berbeda gender, identitas mereka adalah tentang menghadirkan sesuatu yang lebih otentik ke dunia, apakah mereka memahami diri mereka berbeda gender, atau tidak memiliki gender sama sekali. Penting untuk menyadari bahwa banyak budaya sepanjang sejarah telah mengakui keragaman gender di luar kejantanan dan feminin (Merchant, 2012). Rovers (2010) melakukan penelitian dan menyatakan bahwa adanya pengaruh antara pengungkapan CSR terhadap kinerja perusahaan. Penelitian dari Fauziah (2018) menunjukkan bahwa diversitas gender berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility. Juga mendukung teori tentang gender diversity yang menyatakan bahwa dengan adanya keragaman gender pada board director/ board commissioners,� menjadikan lebih banyak ide dan variasi kinerja (Chong & L�pez-de-Silanes, 2007, Centre for Governance, Institutions & Organisations, 2012).�

Hasil penelitian ini mengukung penelitian yang dilakukan oleh Yu et al. (2020) menunjukkan bahwa CSR strategi dan kinerja lingkungan dimoderasi secara negatif oleh gender dewan perbedaan. Juga mendukung penelitian dari Citraningrum (2014) yang menunjukkan bahwa Hasil Uji T menunjukkan bahwa� CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.� Hal ini sesuai dengan teori agensi. Teori agensi mampu menekankan sebuah kewajiban serta hak yang dimiliki pada setiap agen guna terjadinya konflik keagenan dalam sebuah pengaturan kontrak. Good corporate governance artinya teori ini termasuk pada kategori keagenan. Good corporate governance mampu memberikan sebuah konsep yang ada pada kepercayaan guna mengelola sebuah investor. Teori pada penelitian ini mampu diukur dengan komisaris independen yang menyatakan bahwa komisaris independen mampu mengindikasikan sebuah kinerja yang baik pada perusahaan.

 

Kesimpulan

Terdapat pengaruh positif antara GCG terhadap financial performance. Hasil penelitian ini berhasil membuktikan secara empiris bahwa terdapat pengaruh positif antara GCG terhadap financial performance. Hal ini sesuai dengan teori agency, dimana semakin rendah konflik yang terjadi antara principal dengan agen, maka akan menurunkan agency cost. Agency theory merupakan teori yang paling mendasar yang menjadi dasar praktik bisnis perusahaan.

Terdapat pengaruh postitif antara CSR terhadap financial performance. Hasil peneliitan menunjukkan H2 diterima, artinya terdapat pengaruh postitif antara CSR terhadap financial performance. Hal ini juga didukung oleh teori keagenan (agency theory) yaitu teori tentang konflik kepentingan dalam kaitannya dengan pemegang saham maupun dengan pihak manajemen perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa dengan adanya peningkatan pengungkapan CSR berarti perusahaan makin peduli pada lingkungan dan pada akhirnya akan berdampak pada kinerja yang makin baik.

Terdapat pengaruh GCG terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa H3 diterima, artinya terdapat pengaruh GCG terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi. Hal ini sesuai dengan teori keagenan (agency theory) yang menjelaskan bahwa adanya konflik kepentingan dalam kaitannya dengan pemegang saham maupun dengan pihak manajemen perusahaan.

Terdapat pengaruh CSR terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh CSR terhadap financial performance dengan gender diversity sebagai variabel moderasi. Pelaksanaan dan pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR) wajib dilaporkan bagi setiap perusahaan terbatas yang aktifitas usahanya berkaitan dengan sumber daya alam.

BIBLIOGRAFI

 

Adams, Ren�e B., & Ferreira, Daniel. (2009). Women in the boardroom and their impact on governance and performance. Journal of Financial Economics, 94(2), 291�309. Google Scholar

 

Adeabah, David, Gyeke-Dako, Agyapomaa, & Andoh, Charles. (2018). Board gender diversity, corporate governance and bank efficiency in Ghana: a two stage data envelope analysis (DEA) approach. Corporate Governance: The International Journal of Business in Society. Google Scholar

 

Almeida‐Santos, Paulo S�rgio, Dani, Andr�ia Carpes, Machado, D�bora Gomes, & Krespi, Nayane Thais. (2013). Influence of family control in the practice of earnings management: The case of open Brazilian companies. Management Research: Journal of the Iberoamerican Academy of Management. Google Scholar

 

Bokpin, Godfred A. (2011). Ownership structure, corporate governance and dividend performance on the Ghana Stock Exchange. Journal of Applied Accounting Research. Google Scholar

 

Brown, Lawrence D., & Caylor, Marcus L. (2004). Corporate governance and firm performance. Available at SSRN 586423. Google Scholar

 

Campbell, Kevin, & M�nguez-Vera, Antonio. (2008). Gender diversity in the boardroom and firm financial performance. Journal of Business Ethics, 83(3), 435�451. Google Scholar

 

Catalyst. (2004). The bottom line: Connecting corporate performance and gender diversity. Catalyst. Google Scholar

 

Chen, Qi, Hemmer, Thomas, & Zhang, Yun. (2007). On the relation between conservatism in accounting standards and incentives for earnings management. Journal of Accounting Research, 45(3), 541�565. Google Scholar

 

Chong, Alberto, & L�pez-de-Silanes, Florencio. (2007). Corporate governance and firm value in Mexico. Investor Protection and Corporate Governance: Firm-Level Evidence across Latin America, 397�481. Google Scholar

 

Dani, Andreia Carpes, Picolo, Jaime Dagostim, & Klann, Roberto Carlos. (2019). Gender influence, social responsibility and governance in performance. RAUSP Management Journal, 54, 154�177. Google Scholar

 

Dharmastuti, Christiana, & Wahyudi, Sugeng. (2013). The effectivity of internal and external corporate governance mechanisms towards corporate performance. Research Journal of Finance and Accounting, 4(4), 132�139. Google Scholar

 

Ehikioya, Benjamin I. (2009). Corporate governance structure and firm performance in developing economies: evidence from Nigeria. Corporate Governance: The International Journal of Business in Society. Google Scholar

 

Erhardt, Niclas L., Werbel, James D., & Shrader, Charles B. (2003). Board of director diversity and firm financial performance. Corporate Governance: An International Review, 11(2), 102�111. Google Scholar

 

Filatotchev, Igor, Lien, Yung Chih, & Piesse, Jenifer. (2005). Corporate governance and performance in publicly listed, family-controlled firms: Evidence from Taiwan. Asia Pacific Journal of Management, 22(3), 257�283. Google Scholar

 

Francoeur, Claude, Labelle, R�al, & Sinclair-Desgagn�, Bernard. (2008). Gender diversity in corporate governance and top management. Journal of Business Ethics, 81(1), 83�95. Google Scholar

 

Iatridis, George Emmanuel. (2013). Environmental disclosure quality: Evidence on environmental performance, corporate governance and value relevance. Emerging Markets Review, 14, 55�75. Google Scholar

 

Jensen, Michael C., & Meckling, William H. (1976). Theory of the firm: Managerial behaviour, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305�360. Google Scholar

 

Kajola, Sunday O. (2008). Corporate governance and firm performance: The case of Nigerian listed firms. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences, 14(14), 16�28. Google Scholar

 

Krishnan, Hema A., & Park, Daewoo. (2005). A few good women�on top management teams. Journal of Business Research, 58(12), 1712�1720. Google Scholar

 

Rezende, Amaury Jose, Dalmacio, Flavia Zoboli, & Facure, Carlos Eduardo Fernandes. (2010). Practice of corporate governance in football clubs. International Journal of Economics and Accounting, 1(4), 410�447. Google Scholar

 

Yu, Xinhua, Duan, Jiasong, Jiang, Yu, & Zhang, Hongmei. (2020). Distinctive trajectories of the COVID-19 epidemic by age and gender: A retrospective modeling of the epidemic in South Korea. International Journal of Infectious Diseases, 98, 200�205. Google Scholar

 

Copyright holder:

Stevan Adri Santoso, Sugeng Wahyudi (2021)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: