�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
�
DESAIN PEMBELAJARAN LITERASI
KITAB KUNING MELALUI METODE SOROGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN AGAMA ISLAM
Zaky Fajar Taufiqurrahman, Habibi Al Amin
Program Pascasarjana Universitas Hasyim Asy�ari Tebuireng Jombang, Jombang, Indonesia, Universitas Hasyim Asy�ari Tebuireng Jombang, Jombang, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]�����
Abstrak
Desain pembelajaran, merupakan cetak biru
yang berisi akan materi, tujuan� dan
evaluasi. Sedangkan literasi kitab kuning adalah kemampuan untuk membaca,
menulis dan mengulangi kembali kalimat yang telah diajarkan. Tujuan dalam riset
ini, yaitu 1) Untuk mendeskripsikan Desain Pembelajaran Literasi Kitab Kuning
Melalui Metode Sorogan Di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, 2) Untuk
mendeskripsikan, mengetahui dan menganalisis implementasi Desain Pembelajaran
Literasi Kitab Kuning Melalui Metode Sorogan dalam meningkatkan Pemahaman Agama
Islam di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, dan 3) Untuk mendeskripsikan,
mengetahui dan menganalisis faktor-faktor penghambat dan pendukung serta solusi
dalam Implementasi Desain Pembelajaran Literasi Kitab Kuning dengan Metode
Sorogan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan studi
kasus. Hasil penelitian tersendiri dimulai dengan pembacaan Ummul Kitab oleh
guru, dilanjutkan dengan mengabsensi para santri, kemudian para santri mulai
menyetorkan bacaan� berupa kitab tanpa
makna kepada guru, kemudian guru akan memberikan pertanyaan mengenai materi yang
dibaca dan materi tambahan, kegiatan ditutup dengan membaca hamdalah
Kata Kunci: Desain
Pembelajaran, Literasi Kitab Kuning, Pemahaman Agama Islam
Learning
design is a blueprint that contains materials, objectives and evaluations so as
to facilitate in every learning activity. Yellow literature means they can to reading
write and repeat sentences that have been taught. The purpose of this research
is: to describe Design Literacy Learning of The Yellow Book Through the Sorogan Method of Tebuireng
Islamic Boarding School Jombang, implement the sorogan method in improving the understanding of Islamic
religion in Tebuireng Islamic Boarding School Jombang, and What Are the Inhibiting Factors, Supporters
and Solutions in the implementation of Yellow Book Literacy with sorogan methods to Improve Understanding of Islam in Tebuireng Islamic Boarding School Jombang.
This research uses qualitative approach, with a case study approach. The
results of research, itself began with the reading of the Ummul
Kitab by the teacher, followed by licensing the students, the activity closes by
reading hamdalah.
Keywords: Learning
Design, Yellow Book Literacy, Understanding of Islam
Pendahuluan
Dari sekian permasalahan pada umunya, menjadi titik terlemah dalam lingkup edukasi ialah kurangnya pengkajian (Sanjaya, 2019). Pelajar tidak mendapatkan dorongan dalam anak kurang didorong untuk meluaskan akan potensi intelektual. Pembelajaran yang bersifat tertutup berfokus pada kesanggupan siswa dalam menyimpan segala hal. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menghafal berbagai informasi tanpa harus memahami kabar berita yang mereka ingat dari kehidupan sehari-hari. Karena itu, siswa kami secara teoritis cerdas ketika mereka lulus, tetapi diterapkan dengan buruk
Secara konseptual, desain pembelajaran adalah praktik menghasilkan alat dan konten atau materi pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi seefektif mungkin (Abdul, 2012). Proses yang disebutkan dalam ikhtisar mencakup mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa, mengidentifikasi tujuan pembelajaran, dan membuat kegiatan atau "intervensi" untuk mencapai tujuan pembelajaran. Idealnya, proses tersebut didasarkan pada teori pembelajaran yang efektif. Hasil belajar dapat berupa perubahan perilaku siswa, yang dapat diamati dan diukur secara langsung maupun tidak langsung
Implementasi dalam dalam arti umum, adalah orang yang melakukan tindakan atau rencana yang dilakukan dengan cermat dan detail (terampil).Sedangkan lembaga pendidikan yang bersifat pribadi adalah suatu jalur didikan yang diselenggrakan sebagai satu kesatuan sistemik edukasi dan mempunyai nilai kekhususan. Misalnya yaitu pondok pesantren, kelompok bimbingan kursus, lembaga traning, serta satuan pendidikan yang sejenis,
Adapun kata literasi disini, bermakna kesanggupan membaca dan menulis. Kemampuan tersebut sangatlah penting mengingat bahwasanya didalam lingkungan Pondok Pesantren yang mayoritas kegiatannya diisi dengan mengaji menggunakan Kitab Kuning.
Dunia tradisi Islam menghidupi dan melestarikan budaya agamis yang diturunkan oleh para pendahulu selama rentan waktu yang cukup lama. Yayasan keagamaan ini secara faktual telah membuktikan dedikasinya sebagai lembaga yang memberikan pendidikan dan pencerahan bagi masyarakat. Pondok pesantren sendiri memiliki arti tempat para santri belajar agama. Ma�had Daini Islami merupakan salah satu lembaga studi nonformal yang sudah terlihat hasil dalam sejarah perkembangan negara (Azra & Islam, 2002).
Peninggalan Islam klasik yang berbentuk manunskrip biasanya dikenal dengan istialah �yellow book� yang dipengaruhi oleh cetakan warna pada media (Van Bruinessen, 1995). Pada istilah yang lain menyebutkan bahwa kitab kuning adalah lembaran-lembaran kertas yang berisikan tulisan-tulisan Arab tanpa tanda (harakat) yang sangat familiar bagi kalangan santri.
Madjid, 1997 Kitab Kuning telah lama menjadi bahan ajar bagi santri, sehingga memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting di kalangan para penuntut ilmu. Istilah tersebut sangat akrab pada ruang lingkup tersebut. Pesantren dan Buku Kuning adalah dua aspek yang tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan Islam di Indonesia. Ada sistem pentranferan ilmu dimana bersifat khususiyah individu terhadap atau golongan hamba pada kiyainya untuk diajari kitab tertentu, atau biasa disebur dengan sorogan. Penggunanan sistem ini berlaku pada santri yang cukup paham akan nahwu dan shorof, tertentu khususnya memiliki keinginan kelak esok memerankan sosok guru.
Tata cara sorogan merupakan seseorang murid menghadiri pengajar ketika hendak melisankan sebagian baris Al- Quran ataupun bahan ajar yang menggunakan literasi asing serta mengartikan huruf serta kalimat kedalam bahasa tertentu yang pada giliranya pelajar mengucapkan ulang serta mengartikanan kata perkata sesama bisa jadi dengan yang dicoba gurunya (Dhofier, 1982).
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
Penelitian kualitatif. Secara bahasa ini adalah penelitian yang berusaha
memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, seperti tingkah laku,
opini, kemauan, dan kegiatan (Burhan, 2007).
Dijelaskan dalam istilah kata dan bahasa secara umum dan dalam konteks alami
tertentu, dengan menggunakan segala kaidah rasional.
Di dalam peneliti menggunakan
jenis studi kasus sebagai pendekatan. Studi kasus itu sendiri adalah studi
"sistem kendala" atau "satu kasus / banyak kasus", yang
dapat dilakukan melalui pengumpulan data yang terperinci dan penggunaan sumber
informasi gaya "kaya" dalam konteks.
Sebuah studi yang menjaga
integritas subjek studi, dengan fokus pada masalah kedalaman dan detail. Data
dan informasi yang dikumpulkan peneliti dibentuk menjadi satu kesatuan yang
terintegrasi untuk mengembangkan gagasan tentang tema penelitian. Data
merupakan fakta yang di kumpulkan peneliti, baik yang berupa angka maupun
fenomena. Pada istilah lain data adalah segala fakta dan angka yang di jadikan
bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah suatu data
yang telah di proses dan diubah menjaid konteks yang berartu sehingga memiliki
makna dan nilai bagi penerimannya dan biasa digunakan untuk pengambilan
keputusan.
1.
Sumber data di dalam sebuah
penelitian adalah sebuah faktor yang sangat penting, karena sumberdata tersebut
akan menentukan kualitas dari hasil penelitian itu sendiri. Maka dari itu,
sember data akan menjadi sebuah keputusan dalam menentukan sebuah metode dalam
pengumpulan data.
�Sumber data terbagi:
a)
Kepala /Wakil Kepala Pondok,
b)
Kepala MudirTakhasus,
c)
Guru Takhasus
d)
Santri
Data sekunder adalah kumpulan
berkas yang dipakai sebagai penguat dan pendukung dalam sebuah observasi. Sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah seorang
informan sebagai berikut:
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah
langkah yang dilakukan dalam rangka menghimpun semua hal yang memiliki sangkut
paut dalam mencapai tujuan akhir penelitian.
Berikut
beberapa teknik pengumpulan data:
1.
Observasi, pengkaji pergi ke
lokasi untuk membuktikan sendiri mengenai fukus masalah yang diteliti.
2.
Wawancara, langkah yang
dilakukan dalam mencari sumber data yang komunikasi dialog dari objek yang
diteliti.
3.
Dokumentasi, merupakan cara
yang lazim dilakukan pada setiap riset.�
Teknik ini selalu menjadi bukti penguat bahwa telah dilaksanakan sebuah
pengkajian terhadap suatu permasalahan.
4.
Analisis data merupakan hal
yang sangat penting dalam tahap ini, dikarenakan pada bagian ini sangat
berfungsi mengenai semua eksplorasi yang dilakukan.
Analisis bisa dijalankan
Ketika pada tahap pengumpulan ataupun penyortiran telah selesai. penggabungan
berkas, data dikumpulkan menentukan akan dibawa�
ke arah� mana penemuan ilmiah, jika
dianalisis dengan teknik yang benar.
Pembahasan
1. Desain Pembelajaran
Literasi Kitab Kuning Melalui Metode Sorogan.
a.
Ciri khas
Desain
Identiknya desain yang diterapkan di Pondok
Pesantren meliputi kurikulum yang digunakan, lingkungan pembelajaran, faktor
internal dan eksternal dalam belajar, serta merancang prosedur kerja yang bertujuan
untuk membantu proses pembelajaran santri dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan lembaga terkait.
b.
Kelebihan
Desain Pembelajran metode Sorogan
1.
Memiliki
pengalaman tersendiri bagi santri yang dapat langsung belajar dengan Kiai
2.
Komunikasi
yang efektif antara santri dan guru
3.
Pembelajaran
lebih dalam dan jelas, sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahpahaman
dalam segi makna atau penjelasan.
4.
Secara
langsung mereka dituntut agar lebih disiplin tinggi terhadap ilmu.
5.
Bisa
dikontrol, dievaluasi dan diketahui perkembangan serta kemampuan diri santri.
c.
Kekurangan
1.
Menuntut
kesabaran tinggi, kerajinan, dan ketaatan diri sendiri
2.
Memerlukan
waktu yang tidak sebentar dalam prosesnya
3.
Jumlah yang
bisa mengikuti kelas ini sangat dibatasi
2. Implementasi
Metode Sorogan Dalam Meningkatakan Pemahaman Agama Islam Pondok Pesantren
Tebuireng Jombang?
a. Penerapan
Pembelajaran
Pondok Pesantren Tebuireng adalah lembaga
pendidikan Islam yang mengabungkan pendidikan umum dan salaf dalam penerapanya.
Pada pendidikan formal sudah tersedia dari jenjang menengah sampai atas
sedangkan untuk nonformal tersedia unit muallimin. Untuk pendidikan didalam
pondok majelis ilmi menjadi penanggung jawab mengenai pembelajaran salaf kepada
para santri.
Dalam pelaksanaan sendiri diadakan kelas pengajian
takhasus yang dilaksanakan seusai sholat magrib dan bertempat di serambi masjid
dan sekitarnya. Terdapat berbagai tingkatan kelas dengan sistem pembelajaran
yang berbeda dan sesuai dengan kemapuan para santri. Sorogan tersendiri memiliki
beberapa syarat yang harus dimilki agar dapat mengikuti. Para santri harus
lulus dari seleksi program kelas tersebut, apabila layak maka dapat menjadi
anggota dari kelas tersebut.
Dalam metode sorogan dibagi menjadi dua, sebagai berikut:
�
Terbimbing
1.
Guru
membacakan 3-5 kali, santri kemudian menirukan kembali
2.
Siswa membaca
dan menyetorkan bacaan ke guru.
3.
Tenaga
pendidik menjelaskan inti maqro�
4.
Pengajar� bertanya kepada santri mengenai maksud dari
kalimat.
�
Mandiri.
1.
Persiapkan
bacaan secara mandiri sesuai bacaan yang diberikan, dan bandingkan dengan kamus
bahasa Arab dan buku-buku yang bermakna.
2.
Kemudian
dilanjutkan dengan menyetor bacaan yang telah ditentukan oleh guru melalui
kitab kosongan.
3.
Guru
menanyakan tarkib dan maksud kalimat, serta memberikan penguatan dan penjelasan
tambahan.
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
implementasi metode sorogan dapat dilakukan dengan diadakanya kelas takhasus,
sedangkan untuk pemahaman agama islam sendiri mengikuti dengan sendiri ketika
proses belajar yakni dengan santri aktif bertanya dan paham akan materi yang
diajarkan. Guru berperan penting dalam proses belajar, karena menjadi media
bagi para santri bertanya tetang yang berkaitan dengan materi maupun tidak.
Jadi pengajar diwajibkan paham akan kelimuan yang akan mereka ajarkan kepada
para santri ketika proses belajar berlangsung.
b. Hasil Belajar
Setiap semester dilakukan penilaian untuk
mengetahui tingkat kesiapan seorang anak terhadap pendidikan tertentu dan
kegiatan ini memberikan informasi yang konkrit tentang kesiapan siswa untuk
sekolah atau tidakSetelah diadakan ujian kenaikan kelas, maka para santri wajib
mengasah kemampuan yang ada dengan mengikuti pengajian yang telah disediakan.
Diharapkan dengan menggunakan metode ini para
santri dapat dengan mudah memhami isi dan makna baik yang tersirat maupun tidak
dalam kitab kuning tersebut, sehingga mereka dapat mengamalkanya dengan baik.
Serta lebih giat dalam hal belajar karena perjalanan mereka dalam menuntut ilmu
tidak berhenti ketika sudah dinyatakan lulus dalam proses evalusi.
c. Keberlanjutan
Metode Sorogan
Metode ini dapat digunakan oleh pihak-pihak atau
lembaga pendidikan agama Islam secara keseluruhan. Syarat agar program ini
berjalan adalah adanya kurikulum yang telah ditetapkan, desain pembelajaran
yang digunakan guru yang menguasai materi nahwu dan shorof, santri yang
memenuhi syarat mengikuti kelas tersebut, materi kitab yang akan diajarkan
serta evaluasi yang dilakukan sesuai kebutuhan pembelajaran.
d. Bagaimana
caranya menerapkan metode sorogan supaya dapat terus ada di lembaga pendidikan
islam.
Metode sorogan akan terus digunakan, selama Pondok
Pesantren masih berdiri. Karena itu adalah warisan ulama kita terdahulu dan
terbukti hingga sekarang hasil dari metode
4. Faktor-Faktor
Penghambat, Pendukung Dan Solusi Dalam implementasi Metode Sorogan.
a. Faktor
Penghambat
Faktor penghambat Proses Desain Pembelajaran
Literasi Kitab Kuning Melalui Metode Sorogan Dalam Meningkatakan Pemahaman
Agama Islam Di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, ini meliputi dari faktor
lokasi, yang mana lokasi yang sangat sempit dan terkadang satu tempat diisi
oleh puluhan kelomopok sehingga tidak efektif ketika pembelajaran, faktor
siswa, yang mana kurangnya konsentrasi, capek akibat program full day, dan
ketiduran ketika pembelajaran.
b. Faktor
Pendukung
Sedangkan faktor pendukungnya yaitu berupa
fasilitas yang sudah disediakan oleh Majelis Ilmi agar dapat menunjang suatu
proses pembelajaran, sehingga proses pembelajarannya berjalan sesuai dengan apa
yang hendak dicapai oleh pendidik dan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang
c. Solusi
Sedangkan upaya dalam mengatasi Sedangkan upaya
dalam mengatasi faktor peserta didik yaitu dengan memberikan cerita-cerita yang
lucu dan menarik sehingga mampu memotivasi peserta didik agar konsentrasi
peserta didik kembali lagi, faktor cuaca, ini menjadi kendala ketika guru
berhalangan hadir akibat dari tidak kondusifnya cuaca sehingga mengakibatkan
kelas kosong dan diikutkan pada kelas yang lain, sehingga harus memperdayakan
peran figure dikamar dan badal pengganti guru takhasus yang tidak bisa hadir
ketika jam belajar.
Hasil
1.
Desain
Pembelajaran Literasi Kitab Kuning Melalui Metode Sorogan.
Dalam hal ini, pihak majelis ilmi selaku
coordinator bidang kegiatan keilmuan diniyah di pondok Pesantren Tebuireng
Jombang, telah menyusun semua materi beserta indikator-indikator dalam
pembelajaran yang telah menyesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan
pihak Yayasan.
2.
Implementasi
Metode Sorogan Dalam Meningkatakan Pemahaman Agama Islam Pondok Pesantren
Tebuireng Jombang?
Melalui adanya kegiatan jam belajar selepas waktu
sholat magrib, para santri dapat mengikuti kegiatan yang telah dibuat majelis
ilmi dalam proses pembelajaran. Durasi pembelajaran salama satu jam , yang
sudah incloud semua materi yang sesuai dengan tingkatan kelas.
3.
Faktor-Faktor
Penghambat, Pendukung Dan Solusi Dalam implementasi Metode Sorogan.
Hampir disetiap kegiatan yang sudah ada, pasti
memiliki kendala dalam setiap pelaksanaan. Tingaal bagaimana kita dapat mencari
solusi agar kegiatan tetap berjalan lancar tanpa harus mengubah susunan yang
telah ditetapkan.
Kesimpulan
Berlandaskan ulasan yang mendalam
disertai pengecekan ulang dan diskusi Panjang, penelitian ini secara kognitif disimpulkan bahwa:
1. Mengenai Desain Pembelajaran Literasi Kitab Kuning Melalui Metode Sorogan pada Pondok Pesantren Tebuireng Jombang tersendiri dimulai dengan pembacaan Ummul Kitab oleh guru, dilanjutkan dengan mengabsensi para santri, kemudian para santri mulai menyetorkan bacaan berupa kitab tanpa makna kepada guru, setelah proses setoran sudah selesai guru akan memberikan pertanyaan mengenai materi yang dibaca dan materi tambahan, kegiatan ditutup dengan membaca hamdalah.
2. Untuk Implementasi Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Islam, melalui program takhasus ini para santri dapat belajar secara itensif dan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi belajar bersama para guru, setalah mendapat penjelasan, maka secara langsung santri akan mempraktikanya dalam setiap kegiatan, seperti memasuki waktu sholat jamaah, para santri akan segera pergi ke masjid tanpa disuruh oleh pembina.
3. Untuk faktor penghambat, pendukung dan solusi pada desain pembelajaran literasi kitab kuning melalui metode sorogan dalam meningkatkan�� pemahaman�� Agama�� Islam��� di��� Pondok Pesantren Tebuireng Jombang meliputi penempatan kelompok belajar dalam satu ruangan yang diisi puluhan kelas, kondisi anak-anak yang lelah akibat dari karena sistem full day yang diterapkan, dan cuaca yang kadang tidak kondusif mengakibatkan para guru tidak dapat mengajar ketika jam belajar dimulai. Faktor pendukung sendiri meliputi administrasi yang sudah rapi, fasilitas belajar dan mengajar sudah dilengkapi serta tempat belajar yang layak bagi para santri.
Abdul, G. (2012). Desain Pembelajaran. Yogyakarta:
Ombak. Google Scholar
Azra, A., & Islam, P. (2002). Tradisi dan
Modernisasi Menuju Milenium Baru [Islamic Education: Tradition and
Modernisation In the New Millennium]. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Google Scholar
Burhan, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media
Group. Google Scholar
Dhofier, Z. (1982). Tradisi pesantren: Studi
tentang pandangan hidup kyai. LP3ES. Google Scholar
Sanjaya, W. (2019). Strategi pembelajaran berorientasi
standar proses pendidikan. Google Scholar
Van Bruinessen, M. (1995). Kitab kuning pesantren
dan tarekat: tradisi-tradisi islam di Indonesia. Mizan. Google Scholar
Copyright holder: Zaky Fajar
Taufiqurrahman, Habibi Al Amin (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |