�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
�
ANALISA UJI BEDA KADAR GULA
DARAH&TEKANAN DARAH SERTA PROFIL PENGOBATANNYA PADA PASIEN KATARAK&NON
KATARAK DI RSUD CIAWI TAHUN 2018
Affandi Kurniawan1, Ros Sumarny2, Yati Sumiyati3, Itha Fernandez4
123Magister Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas
Pancasila, Jakarta, Indonesia
4RSUD Ciawi, Bogor, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Katarak merupakan penyakit lensa mata keruh, pada
kondisi fisiologis normal lensa mata jernih dan transparan. Berdasarkan data
rekam medis, penyakit katarak di RSUD Ciawi meningkat dari tahun 2016 sampai
tahun 2018, sehingga peneliti ingin mengetahui faktor risiko dari kasus katarak
tersebut. Tujuan penelitian ini, yaitu�
menganalisis data profil glukosa darah sewaktu, puasa, dan post prandial
pada pasien katarak dan non katarak,menganalisis data tekanan darah diastolik
dan tekanan darah sistolik pada pasien katarak dan non katarak, dan mengetahui
profil obat antihipertensi dan antihiperglikemia pada pasien katarak dan non
katarak. Prosedur penelitian ini, yaitu pengumpulan data pasien katarak dan non
katarak RSUD Ciawi Bogor, pengumpulan data laboratorium pasien dengan nilai
kadar glukosa darah dan tekanan darah yang mengarah ke katarak dan non
katarak;data kadar glukosa darah diambil pada saat pasien pertama kali
didiagnosa katarak atau sebelum didiagnosa katarak;data tekanan darah diambil
pada saat pasien didiagnosa menderita katarak dan sebelum didiagnosa katarak,
pengumpulan data, dan diolah secara statistik dengan SPSS. Hasil penelitian
ini, yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan gula darah sewaktu, gula darah
puasa, gula darah post prandial, serta tekanan darah diastolik pada pasien
katarak dan non katarak. Ada perbedaan yang signifikan tekanan darah sistolik
pada pasien katarak dan non katarak. Tidak ada perbedaan yang signifikan gula
darah puasa, gula darah sewaktu, tekanan darah sistolik, tekanan darah
diastolik pada pasien katarak stadium ringan, sedang, berat katarak, dan non
katarak. Ada perbedaan yang signifikan gula darah post prandial pada pasien
katarak stadium II, katarak stadium III, dan non katarak.
Kata Kunci: RSUD
Ciawi; profil glukosa darah; katarak; non katarak
Abstract
A cataract is a cloudy eye lens disease. In normal
physiological conditions, the eye lens is clear and transparent. Based on
medical record data, cataract disease in Ciawi Hospital increased from 2016 to
2018, so the researchers wanted to know the risk factors of the cataract case.
This study aimed to analyze data on blood glucose profiles during fasting and
postprandial in cataract and non-cataract patients, analyze data on diastolic
blood pressure and systolic blood pressure in cataract and non-cataract
patients, and determine the profile of antihypertensive and antihyperglycemic
drugs in cataract patients. and non-cataract. The procedure of this study,
namely data collection of cataract and non-cataract patients at Ciawi Hospital
Bogor, collection of laboratory data of patients with values of
blood glucose levels and blood pressure leading to cataracts and non-cataracts;
blood glucose level data was taken when the patient was first diagnosed with
cataracts or before diagnosed with cataract; blood pressure data was taken when
the patient was diagnosed with cataract and before cataract diagnosis, data
collection, and statistically processed with SPSS. The results of this study,
namely that there was no significant difference in blood sugar while, fasting
blood sugar, post prandial blood sugar, and diastolic blood pressure in
cataract and non-cataract patients. There was a significant difference in
systolic blood pressure in cataract and non-cataract patients. There was no
significant difference in fasting blood sugar, temporary blood sugar, systolic
blood pressure, diastolic blood pressure in patients with mild, moderate,
severe cataracts, and non-cataracts. There was a significant difference in post
prandial blood sugar in cataract stage II, cataract stage III, and non-cataract
patients.
Keywords: RSUD Ciawi; blood
glucose profile; cataract; non cataract
Received:
2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Berdasarkan
data yang dihimpun oleh Kementrian Kesehatan �90% ganggguan pada mata di
wilayah penduduk berpendapatan minim, 82% kebutaan terjadi pada usia ≥ 50
tahun. 80% gangguan mata termasuk kebutaan dapat ditemukan solusinya �(Indonesia, 2019). Berdasarkan hasil penelitian
lain terdapat hubungan bermakna antara kejadian katarak dengan Diabetes
Mellitus (DM) (p=0,033) dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,400) (Rizkawati, n.d.).
Hasil penelitian tersebut,yaitu terdapat hubungan antara kejadian katarak
dengan Diabetes Mellitus dimana penderita Diabetes Mellitus berisiko tujuh kali
lebih besar untuk menderita katarak dibanding penderita non-Diabetes Mellitus (Rizkawati, n.d.).
Katarak di RSUD Ciawi merupakan kasus yang terbesar dibagian poli mata.
Berdasarkan data rekam medis dari tahun 2016 sampai dengan 2018 populasi
penderita katarak mengalami kenaikan lalu penurunan dengan rincian sebagai
berikut: tahun 2016 435 pasien,tahun 2017 635 pasien, dan tahun 2018 491
pasien. Kasus Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang masuk kedalam 10 daftar
penyakit terbesar yang ada di RSUD Ciawi sehingga kemungkinan banyak dari
penderita Diabetes Mellitus menderita katarak juga (Pollreisz &
Schmidt-Erfurth, 2010).
Metode Penelitian
Data diambil dari rekam medis poli mata
tahun 2018 mengenai pasien dengan diagnosa katarak, non katarak, glukosa darah,
tekanan darah, data umur pasien, data jenis kelamin. Langkah � langkah
penelitian adalah sebagai berikut;
1. Pengumpulan
data pasien RSUD Ciawi Bogor
2. Pengumpulan
sampel atau pasien dengan nilai kadar glukosa darah� dan tekanan darah yang mengarah ke katarak
dan non katarak. Data kadar glukosa darah diambil pada saat pasien pertama kali
didiagnosa katarak atau sebelum didiagnosa katarak. Data tekanan darah diambil
pada saat pasien didiagnosa menderita katarak dan sebelum didiagnosa katarak.
3. Pengumpulan
data diolah secara statistik atau SPSS. Data yang dikumpulkan berdasarkan
variabel yang telah ditentukan.
Hasil dan Pembahasan
Data Demografi Katarak dan Non Katarak
Tahun 2018
Tabel 1
Demografi
Parameter |
Katarak |
Non Katarak |
||
Total |
% |
Total |
% |
|
Jenis kelamin |
|
|
|
|
Pria |
72 |
40 |
51 |
51,5 |
Perempuan |
108 |
60 |
48 |
48,4 |
Usia (tahun) |
||||
41-50 tahun |
23 |
12.78 |
21 |
21,2 |
51-60 tahun |
60 |
33.33 |
30 |
30,3 |
61-70 tahun |
62 |
34.44 |
31 |
31,3 |
71-80 tahun |
28 |
15.56 |
9 |
9 |
81-90 tahun |
6 |
3.33 |
7 |
7 |
91-100 tahun |
1 |
0.56 |
1 |
1 |
Gambar 1
Jenis
Kelamin Pasien Katarak dan Non Katarak
Laki-laki
Usia Pasien Katarak
Ket. :
1 = 41-50 thn������������ 4 =
71 � 80 thn
2 = 51 � 60 thn��������� 5 = 81 �
90 thn��
3 = 61 � 70 thn����� ���6 = 91 � 100 thn
Gambar
3
Usia Pasien Non Katarak
Ket. :
1 = 41-50 thn������������ 4 =
71 � 80 thn
2 = 51 � 60 thn��������� 5 = 81 �
90 thn��
3 = 61 � 70 thn�������� 6 = 91 �
100 thn
Berikut adalah
tabel parameter uji katarak
dan non katarak serta tabel uji normalitas dan homogenitas tiap variabel:
Tabel 2
Parameter Uji
Tabel 2
Parameter Uji
Dari� hasil analisis
parameter usia, jenis kelamin, gula darah sewaktu, gula darah puasa, gula darah post prandial,
dan tekanan darah diastolik nilai p value > 0,05
artinya bahwa H1 ditolak yang artinya tidak ada perbedaan
yang signifikan variabel
gula darah sewaktu,gula darah puasa, gula darah post prandial serta tekanan darah diastolik
pada� pasien katarak dan non katarak. Untuk parameter tekanan darah sistolik nilai p value < 0,05 artinya bahwa H1 diterima artinya ada perbedaan
yang signifikan variabel tekanan darah sistolik
pada pasien katarak dan non
katarak.
Tabel 4
Uji Beda
Kruskal Wallis
Untuk gula darah sewaktu nilai
p value > 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan variabel gula
darah sewaktu pada pasien katarak ringan, sedang, berat, dan non katarak. Untuk
gula darah puasa nilai p value > 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan variabel gula darah puasa pada pasien ringan, sedang, berat, dan non
katarak. Untuk gula darah post prandial nilai p value < 0,05 artinya ada
perbedaan yang signifikan variabel gula darah post prandial pada pasien sedang,
berat, dan non katarak. Untuk tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik nilai p value > 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan
variabel tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic pada pasien katarak
dan non katarak.
Gambar 4
Profil Obat Antihipertensi
pasien katarak dan non katarak
Dari hasil diagram diatas
dapat dikatakan bahwa jenis obat golongan antagonis calcium paling tinggi
jumlahnya dibandingkan dengan jenis golongan lain pada pasien katarak dan non
katarak, sedangkan diurutan kedua ada golongan ACE Inhibitor, yang ketiga jenis
obat penyekat reseptor angiotensin
Berikut disajikan diagram untuk profil jenis obat
antihiperglikemia pada pasien katarak dan non katarak :
Gambar 5
Profil Obat Anti
Hiperglikemia Pasien Katarak dan Non Katarak
Dari hasil diagram diatas
dapat dikatakan bahwa penggunaan golongan obat biguanida pada kasus diabetes
paling tinggi penggunaannya pada pasien katarak dan non katarak, kemudian
diurutan kedua jenis golongan insulin, sulfonilurea, inhibitor alfa glukosidase,
dan terakhir tiazolidindion.
Hasil studi kohort disimpulkan
bahwa ada hubungan antara Diabetes Mellitus dengan terjadinya katarak. Katarak
posterior subkapsular berhubungan dengan naiknya kadar glukosa darah (Rizkawati, n.d.). Penelitian dengan metode prospektif
menyatakan� bahwa katarak diderita oleh
sekitar 15% pasien yang memiliki Diabetes Mellitus (Sukoco, 2017).
Jika dihubungkan dengan penelitian ini yang dilakukan di RSUD Ciawi dari sampel
pasien tahun 2018 didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna variabel glukosa
darah pada pasien katarak dan non katarak dengan uji Mann Whitney, hal ini
dimungkinkan disebabkan karena data yang tidak homogen dan data yang terlalu
ekstrim nilai nya. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan
bermakna GP PP terhadap kelompok katarak dan non katarak hal ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya bahwa glukosa darah mempengaruhi timbulnya katarak.
Berdasarkan penelitian lain disebutkan bahwa faktor utama pencetus terbentuknya
katarak adalah usia atau faktor degeneratif dimana semakin tua usia maka organ
mata mengalami fungsi penurunan dimana mata tidak mampu lagi menangkal segala
macam radikal bebas yang berasal dari sinar UV maupun gawai.
Tekanan darah diastolik lebih
dari 95 mmHg dapat meningkatkan risiko kekeruhan pada lensa mata �(Salinurasa, 2015). Pada pasien
tekanan darah tinggi terjadi peningkatan radikal bebas. Radikal bebas dapat
menyebabkan kekeruhan lensa. Tidak adanya perbedaan bermakna variabel tekanan
darah diastolik pada kelompok katarak dan non katarak dengan uji Mann Whitney
dan uji Kruskal Wallis kemungkinan disebabkan adanya faktor perancu. Untuk
variabel tekanan darah sistolik ternyata memiliki nilai p value < 0,05
artinya adalah ada perbedaan bermakna variabel tekanan darah sistolik pada
pasien katarak dan non katarak.
Kesimpulan
1. Tidak ada beda gula darah sewaktu, gula
darah puasa, dan gula darah post prandial pada pasien katarak dan non katarak.
Tidak ada perbedaan gula darah puasa dan gula darah sewaktu pada pasien katarak
stadium ringan, sedang, berat, dan non katarak. Ada perbedaan gula darah post
prandial pada pasien katarak stadium sedang, berat, dan non katarak.
2. Tidak ada perbedaan tekanan darah
diastolik pada pasien katarak dan non katarak. Ada perbedaan tekanan darah
sistolik pada pasien katarak dan non katarak. Tidak ada perbedaan tekanan darah
sistolik dan tekanan darah diastolik pada pasien katarak stadium ringan,
sedang, dan berat.
3. Profil obat anti hipertensi antagonis
kalsium pada pasien katarak dan non katarak lebih banyak digunakan dibandingkan
golongan lain.
4. Profil obat antihiperglikemia biguanida
pada pasien katarak dan non katarak lebih banyak digunakan dibandingkan
golongan lain.
Indonesia, K. K. (2019). Katarak
Penyebab Kebutaan Tertinggi di Indonesiia. Jakarta. Google Scholar
Pollreisz, A., & Schmidt-Erfurth, U.
(2010). Diabetic cataract�pathogenesis, epidemiology and treatment. Journal
of Ophthalmology, 2010. Google Scholar
Rizkawati, R. (n.d.). Hubungan antara
Kejadian Katarak dengan Diabetes Melitus di Poli Mata RSUD Dr. Soedarso
Pontianak. Tanjungpura University. Google Scholar
Salinurasa, I. d. (2015). Hubungan
Hipertensi Dengan Katarak. Yogyakarta. Google Scholar
Sukoco, W. B. (2017). Hubungan Diabetes
Mellitus Pada Wanita Usia 55-60 Tahun Dengan Kejadian Katarak-Studi Observasi
Analitik Case Control di Sultan Agung Eye Center (SEC) RSI Sultan Agung
SemarangA. Fakultas Kedokteran UNISSULA. Google Scholar
Copyright holder: Affandi Kurniawan, Ros Sumarny, Yati Sumiyati, Itha Fernandez (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |