�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
�
MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PERUBAHAN SISTEM
PEMBELAJARAN DARING KE LURING PADA MATAPELAJARAN IPA DI MASA PANDEMI
Dwi Sari Ida Aflaha
Fakultas Teknik, Prodi Teknik Elekto, Universitas Kahuripan Kediri, Indonesia
Email: [email protected]
������������������������������
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi dan minat belajar siswa dalam perubahan pembelajaran daring ke luring pada mata pelajaran IPA di masa pandemic Covid-19 sisa kelas VII SMP Islam Cendikia. Metode peneltian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Perubahan sistem pembelajaran tentu mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA. Hasil peneltian menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi dalam sistem pembelajaran luring dibandingkan sistem pembelajaran daring pada mata pelajaran IPA. Proses, praktik dan dampak perubahan system pembelajaran masih membutuhkan peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat lebih memotivasi dan meningkatkan minat belajar untuk mencapai tujuan pendidikan secara holistik kepada siswa.
Kata Kunci: motivasi; system pembelajaran; IPA; pandemic covid-19
�������������������������������������
Abstract
This study aims to determine students' motivation in
learning in changing online to offline learning in science subjects during the
Covid-19 pandemic for the remainder of class VII SMP Islam Cendikia.
The research method used is descriptive qualitative research. Changes in the
learning system certainly affect the level of motivation in student learning,
especially in science subjects. The results of the study show that students
have a higher level of motivation in learning in the offline learning system
than the online learning system in science subjects. The process, practice and
impact of changes in the learning system still require improvement in the
implementation of learning, so that it can motivate and increase interest in
learning to achieve educational goals holistically to students.
Keywords: motivation;
learning systm; science; pandemic covid-19
Received:
2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Merebaknya virus
COVID-19 yang berdampak besar
telah mengubah pola gaya hidup
baru. Pemerintah memutuskan mengubah sektor pendidikan melalui surat edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Nomor 3 tahun
2020 tentang pencegahan
virus COVID-19 di satuan pendidikan,
tak terkecuali seluruh pendidikan di Indonesia mengambil langkah tegas untuk melaksanakan
kegiatan belajar di rumah (pembelajaran daring).
Keputusan yang dikeluarkan pemerintah
bertujuan untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan
virus COVID-19 (Tabiin, 2020).
Pembelajaran daring disampaikan seperti pembelajaran konvensional yang disajikan dalam format digital melalui internet (Bariah, 2019).
Model pembelajaran ini menggabungkan pembelajaran formal
dengan informal, merangsang
kolaborasi dengan kolega dan spesialis, menciptakan komunitas virtual. Tujuan pembelajaran daring adalah untuk meningkatkan
tingkat efisiensi dan keefektivian dalam proses pembelajaran (Popa, Repanovici, Lupu, Norel, &
Coman, 2020). Pembelajaran ini memudahkan siswa dimanapun berada untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran serta berguna untuk
meningkatkan motivasi siswa menuju pembelajaran
kolaboratif dan memungkinkan
siswa untuk mencapai pengalaman belajar yang tak terlupakan (Milman, 2015).
Motivasi belajar adalah salah satu faktor yang menentukan pengaruh belajar. Jika ada faktor pendorong yaitu motivasi belajar, maka siswa
akan belajar dengan baik. Jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, mereka akan belajar dengan
giat. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal bagi siswa yang sedang belajar untuk berperilaku, secara umum terdapat
beberapa indikator atau unsur pendukung.
Indikator-indikator tersebut
antara lain: keinginan dan keinginan untuk sukses, motivasi dan tuntutan untuk belajar, harapan dan keinginan untuk masa depan, penghargaan untuk belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif (Uno, 2021).
Motivasi belajar sangat di perlukan siswa agar mencapai hasil belajar yang maksimal. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
memengaruhi. Siswa akan giat belajar
jika ia mempunyai
motivasi untuk belajar. Belajar sebagai proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respon. Belajar merupakan suatau proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk
perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman belajar (Kompri, 2017).
Motivasi belajar merupakan dorongan yang menggerakan individu untuk bertingkah laku, melakukan kegiatan belajar dan kelangsungan dari kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi belajar merupakan faktor penting yang harus dimiliki siswa. Siswa yang menyadari pentingnya motivasi belajar dapat memperlancar tercapainya tujuan dalam pembelajaran. Apabila motivasi belajar sudah tertanam
dalam diri siswa akan memudahkan
siswa dalam belajar secara terarah dan teratur serta dapat menunjang
keberlangsungan proses pembelajaran,
motivasi belajar yang tinggi dapat berdampak
terhadap hasil belajar siswa. Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat
dianalogikan sebagai bahan bakar untuk
menggerakkan mesin. Motivasi belajar yang memadai akan mendorong
siswa berperilaku aktif untuk berprestasi
dalam kelas.
IPA tidak hanya menguasai
sekumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep
atau prinsip, tetapi juga proses penemuan.
Pendidikan IPA berorientasi pada penelitian
dan tindakan untuk membantu siswa lebih memahami lingkungan alam (RI, 2014). Pembelajaran IPA memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk
memahami secara ilmiah tentang alam sekitar sehingga
dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kognitif, psikomotorik, dan sosial (Prabowo, 2015).
Menurut (Pratiwi, Gading, & Suartama, 2015)
pembelajaran IPA meliputi kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep,
dan prinsip serta proses penemuan. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung bagi siswa
untuk mengembangkan potensinya, sehingga siswa mampu memahami
alam sekitar melalui proses mencari tahu yang akan membantu siswa dalam memperoleh pengalaman tentang alam sekitar. Tetapi
dengan adanya pandemi, pembelajaran IPA harus dilakukan secara daring atau dilakukan mandiri oleh siswa.
Pembelajaran daring untuk mata pelajaran
IPA di masa pandemi biasanya
perlu lebih dimotivasi, karena dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran, siswa dapat mengeksplorasi topik secara lebih
luas kapan saja, di mana saja, terlepas dari lokasi
dan waktu. Namun, pembelajaran biasanya tergantung pada motivasi siswa dan keingintahuan terkait serta karakteristik
pengaturan diri untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Bahkan, teknologi itu sendiri dianggap
sebagai motivasi intrinsik oleh sebagian orang karena memberikan banyak kualitas yang dianggap penting untuk menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu tantangan, rasa ingin tahu, kebaruan,
dan fantasi. lingkungan belajar online, sehingga perlu dipertimbangkan kembali motivasi belajar di lingkungan belajar yang menggunakan teknologi (Fitriyani, Fauzi, & Sari, 2020).
Pada pertengahan tahun 2021, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran luring terbatas, dan secara bertahap mulai diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga efek pembelajaran lebih maksimal dan efeknya lebih terukur.
Pembelajaran luring adalah sistem pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa metode penggunaan media, materi, lembar kerja anak
(LKS), alat peraga, media, modul pembelajaran mandiri, dan buku ajar cetak yang terletak di sekitar lokasi lingkungan rumah, seperti kunjungan rumah dan shift oleh pekerjaan pendidikan disiapkan oleh tenaga pendidik. Pembelajaran luring merupakan singkatan dari pembelajaran di luar jaringan atau dengan
istilah offline, artinya pembelajaran ini tidak lain merupakan pembelajaran konvesional yang sering digunakan oleh guru sebelum adanya pandemic covid 19
(https://www.kompas.com/edu/read/2020/06/16/200131471/pembelajaran-jarak-jauh-bukan
pembelajaran-daring-ini-penjelasannya). Pembelajaran dengan metode Luring atau offline merupakan pembelajaran yang dilakukan di luar tatap muka
oleh guru dan peserta didik,
namun dilakukan secara offline yang berarti guru memberikan materi berupa tugas hardcopy kepada peserta didik kemudian dilaksanakan di luar sekolah
(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/kemendikbud-terbitkan-pedoman penyelenggaraan-belajar-dari-rumah).
Adanya peralihan perubahan tersebut memiliki berbagai dampak yang seringkali menjadi permasalahan terhadap pelaksanaannya jika tidak mampu untuk
diadaptasi kembali. Hal tersebut karena adanya perbedaan yang signifikan dalam pelaksanaan sistem pembelajaran online (daring)
beralih ke tatap muka (luring) yang dialami oleh peserta didik, pendidik dan orang tua siswa. Banyak perubahan dijumpai oleh guru terhadap peserta didik setelah
terjadinya peralihan pelaksanaan pembelajaran daring ke luring, salah satunya menunjukkan tidak keberhasilan pendidikan dalam sistem pembelajaran
selama daring yang cenderung
hanya memberi dan menerima ilmu pengetahuan
tanpa adanya pengawasan dari guru terhadap siswa dan tidak meratanya control orang tua kepada anaknya
tentang penanaman nilai karakter yang seharusnya diajarkan di sekolah (Sari, 2020). Perubahan terhadap karakter siswa berbeda jauh dengan
pembelajaran secara tatap muka sebelum
pandemi, hal tersebut karena pelaksanaan pembelajaran secara daring, guru sulit untuk mengamati emosional siswa, motorik atau keterampilan
siswa secara langsung sehingga berakibat pada ketidaktercapainya
upaya dalam pendidikan yang dilakukan. Dalam pembelajaran secara tatap muka
(luring) pasca
daring, guru beserta elemen
sekolah harus mampu saling berusaha
untuk menjalankan peralihan perubahan sistem pembelajaran kembali secara luring untuk mencapai tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, peneliti
ingin melakukan penelitian dengan melakukan observasi dan pemberian angket, pada peralihan system pembelajaran
daring ke luring terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Penerapan sistem pelaksanaan pembelajaran luring pasca daring sebagaimana kebijakan PPKM dan
SKB 4 Menteri tentang penyelenggaran
PTM pada wilayah provinsi level 1 dan 2. Adapun sekolah tujuan peneliti untuk melakukan penelitian ialah terhadap sekolah tingkat lanjutan pertama atau SMP Islam Cendikia. Sebagaimana observasi awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa penerapan sistem pembelajaran di SMPN Islam Cendikia
menggunakan sistem Luring secara keseluruhan.
Metode Penelitian
Metode dalam
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian kualitatif menggunakan data yang deskriptif dengan wawancara,observasi dan dokumentasi
(Zaluchu, 2020).
Sedangkan penelitian deskriptif ialah penelitian berupa kalimat-kalimat yang diperoleh secara tertulis dan lisan serta dalam
penyajiannya berupa
kata-kata dari narasumber
dan dideskripsikan untuk memberikan kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi
(Ahmadi, Ardianti, & Pratiwi, 2021).
Teknik pengumpulan sebagai perlengkapan instrument dalam tahapan mengumpulkan keterangan informasi yang membantu peneliti untukdijadikan dasar dalam penelitian. Adapun cara yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkanketerangan
informasi data sebagai pendukung dalam penelitian yaitu observasi, dokumantasi dan pemberian angket atau kuisioner.
Teknik pengumpulan
sebagai alat atau instrument yang digunakan dalam tahapan mengumpulkan
keterangan data yang membantu
peneliti yang dijadikan dasar penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Pertama, Teknik pengumpulan data melalui observasi merupakan pengumpulan data melalui upaya mengamati
situasi sosial di lapangan penelitian (Dahlia, 2021).
Observasi sebagai teknik dalam penelitian
kualitatif (Ichsan & Ali, 2020).
Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan berkenaan dengan dampak pelaksanaan pembelajaran online (daring)
dan pembelajaran tatap muka (Luring)� terhadap motivasi dan minat belajar siswa pada masa pandemic
Covid-19 d SMP Islam Cendikia.
Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan observasi terhadap siswa kelas VII yang berjumlah 20 siswa di SMP Islam Cendikia pada
proses pelaksanaan pembelajaran
online (daring) dan pembelajaran tatap muka (Luring) terhadap motivasi dan minat belajar siswa.
Kedua, teknik pengumpulan data berupa angket yang diisi oleh siswa yang merupakan usaha peneliti untuk mendapatkan dan mengumpulkan informasi yang lengkap dan akurat (Amelia & Karsa, 2019).
Melalui angket atau kuisioner, maka peneliti akan
menemukan informasi yang mendalam terkait partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi. Pedoman pertanyaan pada kuisioner dikategorikan dalam delapan indicator untuk motivasi belajar dan empat indikator untuk minat belajar siswa.
Kuisioner motivasi belajar terdiri dari 35 pertanyaan� yang sudah divalidasi oleh validator sebelum digunakan untuk mengumpulkan data.
Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui teknik
analisis deksriptif kualitatif dengan mengkategorikan proses pembelajaran
daring dan proses pembelajaran luring, serta dampak pembelajaran
daring dan luring terhadap motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Setelah data dikategorikan, maka tahapan selanjutnya ialah mengolah data dengan pengecekkan keabsahan data dengan pengujian kredibilitas data-data
yang telah dikategorisasikan
sampai peneliti menemukan data yang diperoleh telah jenuh dan telah sampai pada tingkat makna hingga
data telah dianggap valid, reliabel dan obyektif.
Hasil dan Pembahasan
Adanya perubahan
proses pembelajaran dari pembelajaran daring ke pembelajaran luring di masa pandemi
Covid-19 di Indonesia secara resmi
telah diedarkan tentang kebijakan PPKM dan SKB 4
Menteri tentang panduan penyelenggaran pembelajaran dengan tetap memperhatikan
zona wilayah dalam menentukan
aktivitas pembelajaran. Edaran tersebut mulai berlaku pada tahun ajaran baru
2021/2022 mengenai pedoman penyelenggaran pembelajaran pada
masa pandemi Covid-19 dimana
salah satu isi pertimbangan atas keputusan tersebut ialah perlunya kebutuhan pembelajaran tatap muka dari
peserta didik yang mengalami kendala untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Oleh karena itu, peneliti telah
mendapatkan data dalam
proses pembelajaran daring dan luring, serta dampak pembelajaran
daring dan luring terhadap motivasi
dan belajar siswa di SMP
Islam Cendikia. Seperti
yang diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran daring telah dilakukan selama kurang lebih
1 tahun dan telah banyak menimbulkan berbagai keluhan dari guru, siswa hingga orang tua. Akan tetapi di SMP Islam Cendikia yang
merupakan sekolah dibawah naungan pondok pesantren, maka proses pembelajarannya hanya selama satu
bulan dilaksanakan secara daring untuk kelas VII dan kemudian beralih pada proses pembelajaran
luring secara keseluruhan merujuk pada kebijakan pemerintah dan SKB 4 Menteri.
Proses pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SMP Islam Cendikia
Hasil penelitian
secara observasi terlihat bahwa proses pelaksanaan pembelajaran secara luring pasca pembelajaran daring di SMP Islam Cendikia
telah dilaksanakan secara keseluruhan, terutama untuk kelas VII. Dimana siswa kelas VII berasal dari sekolah asal
yang beragam, dan tentu pelaksanaan pembelajarannya juga berbeda-beda. Dari observasi yang
dilakukan, sangat terlihat berbedaan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Saat proses pembelajaran masih dilaksanakan secara daring, terlihat bahwa beberapa siswa tidak semangat dan cenderung bosan dalam mengikuti pembelajaran IPA, ada juga siswa yang kurang memperhatikan guru dan melakukan aktivitas lain selama proses pembelajaran. Begitu juga ketika sisa diminta
untuk diskusi dan dibagi kedalam beberapa kelompok, hanya beberapa saja siswa yang antusias mengikuti proses pembelajaran tersebut sehingga pembelajaran terasa kurang bermakna
dan cenderung monoton. Begitu juga ketika diberikan tugas, hanya beberpa siswa
yang mengerjakan dengan sungguh- sungguh, selebihnya hanya mengumpulkan asal-asalan dan bahkan ada yang tidak mengumpulkan.������
Hasil penelitian
melalui angket yang korespondennya merupakan siswa kelas VII SMP Islam Cendikia, yang terbagi menjadi delapan indikaor moivasi pembelajaran pada mata pelajaran IPA baik yang dilaksanakan secara daring maupun secara luring dan terdiri dari 20 pertanyaan untuk pembelajaran daring serta 15 pertanyaan untuk pembelajaran luring. Adapun hasil
penelitian dari angket proses pembelajaran daring
terhadap motivasi belajar disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1
Hasil Penelitian Dari Angket Proses Pembelajaran Daring
Terhadap Motivasi Belajar
Apakah mengumpulkan
tugas tepat waktu selama masa pembelajaran daring masih penting bagi saudara/i ? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Valid |
STS |
1 |
5,0 |
5,0 |
5,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
TS |
12 |
60,0 |
60,0 |
65,0 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
S |
3 |
15,0 |
15,0 |
80,0 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SS |
4 |
20,0 |
20,0 |
100,0 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Total |
20 |
100,0 |
100,0 |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Apakah saudara/i mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru melalui daring dengan sungguh-sungguh dan dikerjakan? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Valid |
STS |
1 |
5,0 |
5,0 |
5,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
TS |
9 |
45,0 |
45,0 |
50,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
S |
8 |
40,0 |
40,0 |
90,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
SS |
2 |
10,0 |
10,0 |
100,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Total |
20 |
100,0 |
100,0 |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, apakah saudara/i merasa puas saat memperoleh nilai IPA yang memuaskan? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Valid |
STS |
3 |
15,0 |
15,0 |
15,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
TS |
6 |
30,0 |
30,0 |
45,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
S |
10 |
50,0 |
50,0 |
95,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
SS |
1 |
5,0 |
5,0 |
100,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Total |
20 |
100,0 |
100,0 |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ketika pembelajaran daring sedang berlangsung, apakah saudara/i memperhatikan penjelasan guru sambil melakukan kegiatan lain? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Valid |
STS |
3 |
15,0 |
15,0 |
15,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
TS |
4 |
20,0 |
20,0 |
35,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
S |
10 |
50,0 |
50,0 |
85,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
SS |
3 |
15,0 |
15,0 |
100,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Total |
20 |
100,0 |
100,0 |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Apakah saat diberikan tugas IPA oleh guru saudara/i selalu mengerjakan sendiri? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Valid |
TS |
13 |
65,0 |
65,0 |
65,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
S |
7 |
35,0 |
35,0 |
100,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Total |
20 |
100,0 |
100,0 |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa pada pertanyaan �apakah mengumpulkan tugas tepat waktu
selama masa pembelajaran
daring masih penting�, Dari
20 responden menjawab tidak setuju sebesar
60%, yang menggamabarkan bahwa
siswa tidak lagi menganggap mengumpulkan tugas tepat waktu itu
penting selama pembelajaran daring. Kemudian untuk pertanyaan �apakah saudara/i mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru melalui
daring dengan sungguh-sungguh
dan dikerjakan�, dari tabel diatas terlihat
45% tidak setuju dan 40%
yang setuju. Hal ini menggambarkan bahwa 45% siswa mengerjakan tugas dengan tidak
sungguh sungguh. Selanjutnya pada pertanyaan �Dengan sistem pembelajaran
jarak jauh, apakah saudara/i merasa puas
saat memperoleh nilai IPA yang memuaskan�, terlihat bahwa 50% responden menjawab setuju yang artinya siswa sudah merasa
puas dengan nilai yang diperoleh. Pada pertanyaan �Ketika pembelajaran
daring sedang berlangsung, apakah saudara/i memperhatikan penjelasan guru sambil melakukan kegiatan lain�, responden menjawab 50% setuju, yang artinya siswa melakukan kegiatan lain selama pembelajaran IPA berlangsung.
Pada pertanyaan �apakah saat diberikan tugas IPA oleh guru saudara/i selalu mengerjakan
sendiri�, 65% menjawab tidak setuju, yang artinya saat diberikan
tugas siswa tidak mengerjakan sendiri tugas tersebut,
tetapi dibantu orang tua atau saudaranya.
Kemudian pada pertanyaan �apakah saat diskusi
pembelajaran daring sedang berlangsung, saudara/i ikut berperan
aktif dalam diskusi�, 60% siswa menjawab tidak setuju yang artinya siswa tidak aktif
saat diskusi berlangsung pada pembelajaran IPA
secara daring. Selanjutnya
pada pertanyaan �apakah saudara/i menanggapi
jika ada perbedaan pendapat selama diskusi pembelajaran daring�, pada tabel terlihan bahwa 60% siswa menjawab tidak setuju, yang dapat diartikan bahwa siswa malas untuk menanggapi jika terdapat perbedaan
pendapat dalam diskusi. Kemudian pertanyaan �ketika ada waktu luang
saat pembelajaran daring, apakah saudara/i mengisinya dengan
mengerjakan soal-soal IPA
yang ada di buku�, dari jawaban siswa
tergambar bahwa 40% siswa menjawab sangat tidak setuju dan 45% menjawab tidak setuju, yang artinya bahwa siswa tidak
mengisi waktu luang saat pembelajaran
daring dengan mengerjakan soal-soal IPA yang ada di buku. Pada pertanyaan �apakah selama pembelajaran
daring saudara/i lebih senang mengerjakan
soal dengan tingkat kesulitan yang tinggi�, 50% siswa memberi jawaban sangat tidak setuju, dan dapat dikatakan bahwa siswa tidak
senang mengerjakan soal-soal IPA dengan tingkat kesulitan tinggi. Terakhir pada pertanyaan �apakah saudara/i selalu
yakin dalam menjawab pertanyaan selama pembelajaran daring�, terlihat bahwa siswa 65% menjawab tidak setuju yang menggambarkan bahwa siswa cenderung tidak yakin dalam
menjawab pertanyaan selama pembelajaran daring.
Berdasarkan hasil
observasi dan pemberian angket yang terdiri dari beberapa pertanyaan,
dapat terlihat bahwa pada mata pelajaran IPA selama pembelajaran daring siswa kurang termotivasi. Gambaran tersebut dapat terlihat dari uraian
hasil observasi dan hasil melalui angket
yang disajikan dalam tabel.
Proses pembelajaran luring terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
Proses pembelajaran
luring telah dilaksanakan secara keseluruhan di SMP Islam Cendikia termasuk kelas VII. Dari hasil observasi terlihat bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa terutama
pada mata pelajaran IPA.
Hal tersebut dikarenakan dampak pengaruh pelaksanaan pembelajaran daring
yang berkaitan erat dengan gadget dan internet yang cenderung
mendorong siswa melakukan hal-hal tidak penting, seperti bermain game dan berujung pada penggunaan gadget
dan internet secara berlebihan.
Terlepas dari hal tersebut, pelaksanaan
pendidikan sangat penting untuk dilakukan walapun belum secara
menyeluruh, dimana masih ada pihak-pihak
yang belum memahami pelaksanaan pembelajaran daring untuk diterapkan, sebagaimana menurut (Fadhilaturrahmi, Ananda,
& Yolanda, 2021)
bahwa bagaimanapun keadaannya yang dihadapi oleh
negara, pendidikan sangat memiliki
tanggung jawab terhadap generasi bangsa Indonesia untuk menanamkan nilai-nilai yang telah tertanam kuat berupa cita-cita
bangsa leluhur. Dimana dampak daring yang dihadapi siswa sebagian besar mereka menggunakan
waktu berlebihan dalam menggunakan tekhnologi, salah satunya dampak dari game online yang erat dengan generasi
masa kini, sehingga siswa malas belajar, sering terlambat dan membolos (Ismi & Akmal, 2020). Adanya dampak pembelajaran
daring terhadap luring disebabkan
adanya perbedaan yang
sangat jauh dalam sistem pelaksanaannya. Awal pelaksanaan peralihan pembelajarn daring ke luring terlihat kurangnya motivasi belajar siswa. Setelah proses pembelajaran
berlangsung hingga sesudah penilaian tengah semester, barulah terlihat perubahan motivasi belajar siswa yang juga berdampak pada meningkatnya nilai siswa pada saat penilaian akhir semester dibandingkan saat penilaian tengah semester. Siswa juga lebih aktif jika dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk diskusi dan menyelesaikan praktikum sederhana.
Hasil penelitian
melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Hasil Penelitian Dari Angket Proses Pembelajaran Daring
Terhadap Motivasi Belajar
Setelah lama mengikuti pembelajaran daring, apakah anda lebih senang saat pembelajaran kembali dilaksanakan secara luring? |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Valid |
TS |
2 |
10,0 |
10,0 |
10,0 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
S |
2 |
10,0 |
10,0 |
20,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SS |
16 |
80,0 |
80,0 |
100,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Total |
20 |
100,0 |
100,0 |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dengan sistem pembelajaran luring, apakah saudara/i merasa puas saat memperoleh nilai IPA yang memuaskan dibandingkan saat pembelajaran jarak jauh? |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Valid |
S |
5 |
25,0 |
25,0 |
25,0 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SS |
15 |
75,0 |
75,0 |
100,0 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Total |
20 |
100,0 |
100,0 |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa siswa lebih
termotivasi ketika pembelajaran IPA dilaksanakan secara luring daripada dilaksanakan secara daring. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase
jawaban siswa dari beberapa pertanyaan
terkait pelaksanaan pembelajaran IPA secara luring. Dampak lain yang terjadi karena motivasi belajar yang lebih baik, maka akan
berpengaruh juga pada hasil
belajar siswa. Siswa juga memiliki pengalaman yang lebih nyata ketika diadakan
percobaan percobaan sederhana, hal ini karena dalam
kegiatan tersebut siswa saling berinteraksi
satu sama lain dan dibimbing guru secara langsung, sehingga akan memiliki pengalaman
belajar
yang lebih menarik.
Kesimpulan����������������������������������������������������������������������������������������������������������������
Motivasi belajar siswa dalam perubahan sistem pembelajaran daring ke
luring di masa pandemic covid -19� pada
mata pelajaran IPA di SMP Islam Cendikia berjalan dengan baik, yang terlihat
pada semakin meningkatnya motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan secara luring dan berdampak juga pada meningkatnya
hasil belajar siswa. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala yang dihadapi,
selain dari sisi faktor sekolah yang menjadi kendala, siswa sangat banyak
mengalami perubahan perilaku dan nilai akademik mereka. Hal tersebut
dikarenakan faktor dampak pelaksanaan pembelajaran daring yang sulit dikontrol.
Akan tetapi, sekolah akan terus mengupayakan untuk memaksimalkan pelaksanaan
pembelajaran secara luring di SMP Islam Cendikia.
ahmadi, Mahmud, Ardianti, Sekar Dwi, & Pratiwi,
Ika Ari. (2021). Nilai Pendidikan Karakter Dalam Cerita Rakyat Sendang Widodari
Kabupaten Kudus. Progres Pendidikan, 2(1), 1�6. Google Scholar
Amelia, Amelia, & Karsa, Aldo Hermaya
Aditiya Nur. (2019). Program Aplikasi Pengadaan Barang Pada Pt Kartu Perdana
Berbasis Dekstop. Equivalent: Jurnal Ilmiah Sosial Teknik, 1(1),
11�29. Google Scholar
Bariah, Siti Khusnul. (2019). Rancangan
Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Berbasis Daring. Jurnal Petik,
5(1), 31�47. Google Scholar
Dahlia, Nining. (2021). Studi Tentang
Proses Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Stitma Yogyakarta. Ilmu
Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, 9(2), 14�16. Google Scholar
Fadhilaturrahmi, Fadhilaturrahmi, Ananda,
Rizki, & Yolanda, Sisi. (2021). Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap
Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi Covid 19. Jurnal Basicedu, 5(3),
1683�1688. Google Scholar
Fitriyani, Yani, Fauzi, Irfan, & Sari,
Mia Zultrianti. (2020). Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring
Selama Pandemik Covid-19. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan
Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 6(2),
165�175. Google Scholar
Ichsan, Ichsan, & Ali, Arhamudin.
(2020). Metode Pengumpulan Data Penelitian Musik Berbasis Observasi Auditif. Musikolastika:
Jurnal Pertunjukan Dan Pendidikan Musik, 2(2), 85�93. Google Scholar
Ismi, Nurul, & Akmal, Akmal. (2020).
Dampak Game Online Terhadap Perilaku Siswa Di Lingkungan Sma Negeri 1 Bayang. Journal
Of Civic Education, 3(1), 1�10. Google Scholar
Kompri, M. (2017). Belajar; Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. Media Akademi. Google Scholar
Milman, Natalie B. (2015). Distance
Education. Google Scholar
Popa, Daniela, Repanovici, Angela, Lupu,
Daciana, Norel, Mariana, & Coman, Claudiu. (2020). Using Mixed Methods To
Understand Teaching And Learning In Covid 19 Times. Sustainability, 12(20),
8726. Google Scholar
Prabowo, S. A. (2015). The Effectiveness Of
Scientific Based Learning Towards Science Process Skill Mastery Of Pgsd
Students. Jurnal Pendidikan Ipa Indonesia, 4(1), 15�19. Google Scholar
Pratiwi, Ni Luh Putu Yanti, Gading, I.
Ketut, & Suartama, I. Kadek. (2015). Analisis Proses Pembelajaran Dengan Pendekatan
Saintifik Pada Pembelajaran Ipa Dan Dampaknya Terhadap Hasil Belajar. Mimbar
Pgsd Undiksha, 3(1). Google Scholar
Ri, Kemendikbud. (2014). Pembelajaran
Biologi Melalui Pendekatan Santifik (Kemendikbud, Ed.). Jakarta. Google Scholar
Sari, Gurita Arum. (2020). Dampak Sistem
Kegiatan Belajar Mengajar (Kbm) Daring Akibat Covid-19 Terhadap Siswa. Jurnal
Ika Pgsd (Ikatan Alumni Pgsd) Unars, 8(2), 462�470. Google Scholar
Tabiin, Qoerul Ahmad. (2020). Google
Classroom Sebagai Alternatif E-Learning Pembelajaran Akidah Ahlak Di Masa
Pandemi Covid-19 Di Madrasah Aliyah Hidayatullah Pringsurat. Google Scholar
Uno, Hamzah B. (2021). Teori Motivasi
Dan Pengukurannya: Analisis Di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara. Google Scholar
Zaluchu, Sonny Eli. (2020). Strategi
Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama. Evangelikal:
Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 4(1), 28�38. Google Scholar
Copyright holder: Dwi Sari Ida Aflaha (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |