�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
�
PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI
SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 PIYUNGAN
Friska Tiya Hermawati, Ulfa Danni Rosada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Latar belakang Minimnya pengetahuan siswa tentang interaksi social, masih terdapat siswa kelas di kelas VIII SMP Negeri 2 Piyungan yang memiliki kemampuan interaksi social kurang atau rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan ciri-ciri seperti kurangnya interaksi antar siswa dengan siswa, diswa dengan guru, kurangnya komunikasi dan tidak ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan: 1). Untuk mengetahui pengembangan media puzzle untuk meningkatkan interaksi social pada siswa kelas VIII di SMMP Negeri 2 Piyungan 2). Untuk mengetahui kelayakan setelah dilakukan penilaian hasil uji validitas ahli media, ahli materi, dan ahli layanan terhadap media puzzle untuk meningkatkan interaksi social pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Piyungan
Metode Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan menggunakan tahapan penelitian dan pengembangan R&D yang dikemukakan oleh Borg and Gall dalam penelitian ini, yang digunakan hanya tahap pertama sampai kelima yaitu : 1). Potensi dan masalah. 2). Pengumpulan data. 3). Desain produk. 4). Validitas desain. 5). Revisi desain. Pengumpulan data yang dilakukan melalui data hasil wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling. Hasil penelitian ini diukur menggunakan lembar uji validasi yang dilakukan oleh ahli uji validasi layanan, ahli uji validasi materi dan ahli uji validasi media dengan hasil: a) uji ahli materi memperoleh nilai 82,5 dengan kategori sangat baik, b) uji ahli media memperoleh nilai 90 dengan kategori sangat baik, c) uji ahli validasi layanan BK memperoleh nilai 84,4 dengan kategori sangat baik. Diharapkan dengan adanya pembaruan media pada layanan Bimbingan dan Konseling dapat menunjang para guru BK untuk pemahaman pentingnya berinteraksi social.
Kata Kunci: media puzzle; interaksi sosial; layanan bimbingan kelompok
Abstract
Background The lack
of knowledge of students about social interaction, there are still class VIII
students of SMP Negeri 2 Piyungan who have less or
low social interaction skills. This is indicated by characteristics such as
lack of interaction between students and students, students and teachers, lack
of communication and no goals to be achieved. Objectives: 1). To find out the
development ofmedia puzzle to increase social
interaction in class VIII students at SMP Negeri 2 Piyungan
2). To find out the feasibility after evaluating the results of the validity
test of media experts, material experts, and service experts onmedia puzzle to increase social interaction in class VIII
students at SMP Negeri 2 Piyungan
Method This study
uses the Research and Development (R&D) method using the stages of research
and development of R&D proposed by Borg and Gall in this study, which used
only the first to fifth stages, namely: 1). Potential and problems. 2). Data
collection. 3). Product design. 4). Design validity. 5). Design revision. Data
collection was carried out through data from interviews with Guidance and
Counseling Teachers. The results of this study were measured using a validation
test sheet carried out by service validation test experts, material validation
test experts and media validation test experts with the results: a) the
material expert test obtained a score of 82.5 with a very good category, b) the
media expert test obtained a score 90 in the very good category, c) the expert
test of BK service validation obtained a score of 84.4 in the very good
category. It is hoped that media updates on Guidance and Counseling services
can support BK teachers to understand the importance of social interaction.
Keywords: media
puzzle; social interaction; group guidance services
Received:
2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20
Pendahuluan
Fase perkembangan
siswa sekolah menengah pertama (SMP) merupakan fase dimana siswa mengalami
transisi dalam peralihan masa kanak-kanak menuju masa remaja. Masa perkembangan siswa SMP ditandai dengan adanya perubahan kognitif, perubahan perkembangan kognitif memiliki keterkaitan antara cara berpikir
remaja dan tugas �tugas yang muncul pada setiap periode perkembangan selanjutnya. Perkembangan sosial terjadi pada siswa SMP, tahap sosial terjadi
karena munculnya sikap tenang dan sikap tidak menentu,
adanya penyesuaian diri dengan norma-norma
kelompok, tradisi, moral, kerjasama� dan interaksi
sosial serta pencapaian kematangan hubungan sosial menjadikan siswa sudah bisa mengembangkan
dirinya dalam berbagai bidang, salah satunya bidang sosial. Interaksi sosial merupakan salah satu bagian terpenting
dalam bidang sosial yang harus dimiliki oleh siswa SMP karena interaksi sosial.
Interaksi sosial
pada siswa SMP juga bisa ditunjukkan sebagai kontak sosial dan komunikasi yang terjadi pada siswa SMP. Interaksi sosial merupakan hubungan yang terjadi antara individu dengan kelompok lainnya, antar kelompok satu dengan
kelompok lainnya, maupun antara individu
satu dan individu lainnya. Menurut Nasdian dalam (Fahri & Qusyairi, 2019) menyatakan bahwa interaksi sosial merupakan proses sosial dimana mengorientasikan dirinya pada orang lain dan bertindak
sebagai respon terhadap apa yang dikatakan di lakukan oleh orang
lain. Sedangkan menurut (Xiao, 2018) menyatakan bahwa interaksi sosial sendiri merupakan hubungan dinamis dimana pada hubungan tersebut berkaitan dengan hubungan antar peseorangan, antara kelompok satu dengan kelompok
lainnya, maupun hubugan antara perseorangan dengan kelompok. Namun, pada kenyataanya masih ditemukan siswa yang memiliki kemampuan interaksi sosial yang rendah. Hal ini diperkuat dengan hasil studi pendahuluan
oleh (PRADANA, Hartini, Alhadi, & Handaka,
2020)
dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Interaksi Soisal Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 PIYUNGAN Tahun
Ajaran 2019/2020 mengungkapkan
bahwa siswa-siswa di SMP
Negeri 2 Piyungan mempunyai
kemampuan interaksi sosial yang kurang. Hal ini terbukti dengan
adanya fenomena seperti interaksi sosial antara siswa
dan guru maupun siswa dengan siswa terlihat
kurang baik, hal tersebut menimbulkan
gejala seperti kurang nya komunikasi
baik komunikasi dari segi verban
maupun non verbal.
Berdasarkan hasil
studi pendahuluan di SMP
Negeri 2 Piyungan pada tanggal
5 November 2020 melalui wawancara
dengan guru BK SMP Negeri 2 Piyungan
menyatakan bahwa masih terdapat siswa di kelas VIII SMP Negeri 2 Piyungan yang memiliki kemampuan interaksi sosial yang kurang, hal tersebut ditunjukkan
dengan ciri-ciri seperti kurangnya interaksi antar siswa dengan siswa,
maupun siswa dengan guru, kurangnya komunikasi, dan tidak ada tujuan yang ingin dicapai. Interaksi sosial rendah ditandai dengan adanya beberapa
faktor penyebab seperti timbulnya seseorang yang bisa mempengaruhi orang lain dalam kehidupan sosial, adanya imitasi yaitu seseorang yang akan mencoba untuk
meniru gaya dari orang lain contohnya seperti meniru gaya idola yang dikagumi, timbulnya sifat yang akan membentuk kepribadian melekat pada seserorang seperti sifat yang muncul sama seperti dengan
orang lain, kurangnya rasa simpati
pada sesama maupun orang
lain, dan tidak adanya motivasi yang terjadi antar siswa dengan
siswa.
Peran guru BK disekolah sangatlah penting dalam rangka menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran disekolah, selain menangani permasalahan siswa yang ada disekolah, guru BK juga berperan sebagai pembimbing atau konselor untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling. Adapun pendapat dari beberapa
ahli terhadap peran guru BK disekolah, menurut (Widaningtyas,
2019) menyatakan
bahwa peran guru BK disekolah berperan penting dalam perkembangan
dan pendampingan siswa untuk menyesuaiakan nilai-nilai yang ada. Selain itu, guru bimbingan dan konseling juga memiliki peran penting dalam membimbing
serta mengarahkan siswa agar harapan siswa� yang diingkan
dapat tercapai. Dalam meningkatkan interaksi sosial diperlukan media yang mampu melibatkan siswa dalam pelaksanannya, salah satunya adalah media permainan puzzle.
Menurut Sundayana
dalam (Nisem, 2020) menyatakan bahwa media puzzle merupakan suatu jenis permaian edukatif, mainan puzzle juga bisa disebut sebagai
permainan edukasi tertua. Bahan pembuaan
puzzle beraneka ragam seperti spon, gabus,
logam, kayu, karton dan kardus. Media puzzle memiliki beberapa jenis, salah satunya yaitu bentuk jigsaw atau bentuk tiga
dimensi. Sedangkan menurut (Yudha, 2007) menyatakan bahwa puzzle adalah suatu gambar
yang terbagi menjadi potongan-potongan gambar, bertujuan untuk mengasah daya pikir,
membiasakan kemampuan berbagi dan melatih kesabaran. Selain itu, media puzzle dapat juga disebut sebagai permainan edukatif karena bisa melatih
kecepatan pikiran dan juga tangan.
Media puzzle dipilih karena memiliki metode bermain yang bisa dirancang agar siswa dapat mengembangkan
atau meningkatkan interaksi sosialnya. Selain itu, Guru BK juga menyampaikan bahwa belum pernah menggunakan
media puzzle dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling terutama terkait interaksi sosial. Dengan demikian, diharapkan media puzzle
bisa diterapkan dalam layanan bimbingan
dan konseling untuk meningkatkan interaksi sosial siswa
Media puzzle yang dikembangkan mencakup materi mengenai interaksi sosial. Dengan dikembangkannya media puzzle� ini diharapkan dapat membantu guru BK dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dengan media yang lebih inovatif untuk meningkatkan pemahaman tentang interaksi social pada siswa.
Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul �Pengembangan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Piyungan�.
Metode Penelitian
Pengembangan pada penelitian
tersebut menggunakan model Borg and Gall dimana
model tersebut tercipta berdasarkan pemikiran, dan bersifat konsep yang teruji dengan empiris
serta dilaksanakan teratur dari awal
perencanaan hingga tahap evaluasi hasil. Pada penelitian Reaeach and Development yang dikembangkan peneliti tentang pengembangan media puzzle
untuk meningkatkan interaksi social pada layanan Bimbingan dan Konseling disekolah. Penggunaan penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi siswa tentang
interaksi sosial, memberikan pandangan baru bagi layanan
bimbingan kelompok dan memberikan inovasi kreatif pada guru Bimbingan dan Konseling.
Dalam pengembangan
media puzzle sebagai media layanan
bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Piyungan tersebut menggunakan model pengembangan Borg and Gall. Menurut
Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih
2016) ada 10 tahap yang harus dilalui dalam
R & D, dan setiap tahap
pengembangan tersebut harus mencerminkan adanya penelitian yaitu ada pengambilan
data empiris, analisis data,
dan pelaporannya. Tahap-tahap
penelitian yang dikemukakan
oleh Borg and Gall antara lain: (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk,(4)
validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi masal. Berdasarkan model penelitian tersebut, maka prosedur penelitan disesuaikan dengan tahap penelitian Brog and Gall dan hanya dibatasi sampai pada tahap ke-5 dan secara lebih rinci dijelaskan
pada prosedur pengembangan.
Berikut uraian
prosedur yang dilakukan peneliti dalam penelitian dan pengembangan yaitu:
1. Potensi dan Masalah
Pada tahap ini
peneliti melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada di sekitar SMP Negeri 2 Piyungan serta mengetahui potensi yang dimiliki oleh setiap siswa, informasi mengenai masalah yang akan diteliti yaitu
interaksi sosial. Langkah tersebut dilakukan dengan cara observasi
dikelas VII SMP Negeri 2 Piyungan.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap kedua,
peneliti melakukan pengumpulan data terkait dengan penelitian dan pengembangan yang akan diteliti serta merancang rencana yang akan diberikan kepada peserta didik.
3. Desain media puzzle
Dalam pengembangan
penelitian ini peneliti menggunakan media puzzle
untuk meningkatkan interaksi sosial. Puzzle pun didesain semenarik mungkin agar para siswa tidak merasakan jenuh atau bosan
dalam proses .
4. Validasi desain
Dalam tahap ini media puzzle yang telah diuji validasi oleh para ahli kemudian direvisi
sesuai dengan masukan-masukan yang disarankan
oleh para ahli.�
Tahap ini merupakan kegiatan untuk menilai desain
produk penelitian yang dilakukan dengan uji validasi oleh uji validasi materi dilakukan oleh ahli materi terkait
interaksi sosial. Sedangkan validasi media dilakukan oleh ahli media. Validasi desain dilakukan dengan tujuan mendapat tingkat kelayakan produk dan saran dapat meningkatkan kualitas produk yang dikembangkan
5. Revisi Desain
Tahap ini peneliti melakukan revisi pada media puzzle� yang telah diuji validasi oleh para ahli sesuai dengan
masukan dan saran para ahli.
Hal ini bertujuan agar produk yang dikembangkan memiliki kelayakan yang tinggi.
Hasil dan Pembahasan
Pengembangan yang dilakukan
peneliti yaitu media puzzle
untuk meningkatkan interaksi social, sebelunya peneliti melakukan studi pendahuluan yang dimana peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada guru BK SMP
Negeri 2 Piyungan terkait pengumpulan data awal tentang media puzzle untuk meningkatkan interaksi social.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan pengebambangan media puzzle dapat
memberikan perubahan kepada siswa dalam
mencapai proses perkembangan
siswa serta dapat merefleksikan materi yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari terkait interaksi social dan� menjadi manfaat bagi siswa
sebagai refleksi dalam berinteraksi dengan orang lain. Hasil penyebaran
instrument non tes mengenai
interaksi social kepada 32 responden mendapatkan hasil antara lain, kategori tinggi sebanyak 22% siswa belum memahami tentang interaksi social, 47% siswa masih mengalami
kesulitan dalam berinteraksi social dan 31% siswa
paham tentang interaksi social. Hasil wawancara
dengan guru BK SMP Negeri 2 Piyungan
menjelaskan bahwa masih banyak siswa
yang belum memahami tentang interaksi social, kebanyakan siswa melakukan interaksi hanya kepada teman
yang dikenal nya saja seperti teman
satu geng atau tean satu
meja, selain itu siswa melakukan
interaksi kepada guru hanya saat didalam
kelas, ketika diluar kelas siswa
hanya menunduk dan tersenyum saat berpapasan dengan guru BK.� Pemilihan media menunjukkan bahwa 56% siswa memilih media puzzle, 16% siswa memilih uno,� 9% siswa memilih engklek dan 19% siswa memilih media ular tangga.
Berdasarkan hasil
proses tahapan produk Borg
and Gall pada penelitian pengembangan
media puzzle untuk meningkatkan
interaksi social pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Piyungan
sebagai berikut:
1.
Perencanaan
Peneliti pada tahap
ini melakukan pengumpulan data perencanaan desain produk yang nantinya peneliti merumuskan dan menetapkan rancangan sebuah produk yakni media puzzle tentang interaksi social. Hal-hal yang direncanakan oleh peneliti meliputi penetapan desain media dan komponen media, perumusan materi mengenai interaksi social, serta persiapan identifikasi kegiatan-kegiatan untuk menguji kelayakan rancangan media yang dikembangkan.
2.
Pengembangan Rencana Produk��������
����������� Pada
tahap pengembangan rancangan produk, peneliti menyusun dan merancang media puzzle yang dikembangkan.
Media ini terdiri dari beberapa komponen
yang saling melengkapi. Berikut rancangan produk awal media puzzle yang belum dilakukan revisi oleh ahli materi, ahl mmedia dan ahli layanan BK:
a. Buku
Panduan
b.
c. Kartu pertanyaan
d.
Punishment Card
3.
Validasi Desain
Data yang didapat berdasarkan hasil uji validitas dengan nilai keseluruhan media puzzle untuk meningkatkan interaksi social pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Piyungan dibawah ini:
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Dengan Nilai Keseluruhan Media Puzzle
No |
Aspek |
Kategori |
1 |
Uji Validasi Media |
90 |
2 |
Uji Validasi Materi |
82,5 |
3 |
Uji Validasi Layanan |
84,4 |
Jumlah |
256,9 |
|
Rata-rata |
85,63 |
|
Kategori |
Sangat Baik |
Dari table diatas
terlihat bahwa penilaian pada seluruh uji validasi media puzzle untuk meningkatkan interaksi social
pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Piyungan mendapat hasil dengan nilai
rata-rata 85.63 masuk dalam
kategori sangat baik. Media
puzzle untuk meningkatkan interaksi social dapat emmbawa pembaruan terbaru untuk guru Bimbingan dan Konseling saat memberikan layanan pada siswa dan bagi siswa diharapkan
dapat memahami tentang interaksi social.
Pembahasan
Pengembangan produk akhir merupakan
pembasahan akhir yang berkaitan dengan pengembangan media puzzle untuk meningkatkan interaksi social.
Hasil penelitian yang didapatkan
berdasarkan penilaian uji ahli materi, uji ahli media dan uji ahli layanan BK. Berdasarkan hasil penilaian dari masing-masing uji ahli menunjukkan bahwa media puzzle unruk meningkatkan interaksi social layak digunakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Piyungan.
Hal tersebut dibuktikan dari tiga uji ahli
media yaitu , uji ahli materi
dan uji ahli layanan BK dengan rata-rata pada kategori
sangat baik.�
Hasil dari penilaian
diperoleh dari ahli layanan BK sebesar 84,4 masuk dalam kategori sangat baik dan penilaian dari ahli materi
sebesar 82,5 masuk dalam kategori sangat baik, sedangkan hasil penilaian dari ahli media sebesar 90 asuk dala katergori sangat baik dengan rata-rata 85,63 yang termasuk dala kategori
sangat baik.
Kesimpulan
Hasil
penelitian berupa pengembangan media puzzle untuk meningkatkan interaksi social
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Piyungan. Berdasarkan angket kebutuhan
pengebangan media, siswa eilih menggunakan media puzzle yang menunjukkan
perolehan nilai 56% dari 3 media laiinya. Dengan demikian, siswa tertarik
menggunakan media puzzle yang dapat menjadi acuan pada interaksi social siswa
dan siswa memberikan tanggapan baik tentang materi interaksi social yang
diberikan. Hasil penelitian ini diukur menggunakan lembar uji validasi yang
dilakukan oleh uji layanan BK, ahli materi dan ahli media, dengan hasil: a) uji
ahli materi memperoleh nilai 82,5 dengan kategori sangat baik, b) uji ahli
media memperoleh nilai 90 dengan kategori sangat baik, c) ahli layanan BK
memperoleh nilai 84,4 dengan kategori sangat baik dengan rata-rata 85,63 masuk
dala kategori sangat baik.
Fahri, Lalu Moh, & Qusyairi, Lalu A. Hery. (2019).
Interaksi Sosial dalam Proses Pembelajaran. PALAPA, 7(1),
149�166. Google Scholar
Nisem, Nisem. (2020). UPAYA PPENINGKATAN
KETERAMPILAN MENGHITUNG PECAHAN SENILAI MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE. Jurnal
Ilmiah WUNY, 2(1). Google Scholar
PRADANA, RAKA CAESARIA PUTRA, Hartini, Sri,
Alhadi, Said, & Handaka, Irvan Budhi. (2020). Upaya meningkatkan
kemampuan interaksi sosial melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi
pada siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Yogyakarta Tahun ajaran 2019/2020.
Universitas Ahmad Dahlan. Google Scholar
Widaningtyas, P. .. (2019). Studi
Deskriptif Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Membantu Mengatasi Perilaku
Indisipliner Siswa Di Smp Muhammadiyah 1 Cilacap Tahun Ajaran 2018/2019. Skripsi
Tidak Diterbitkan.
Xiao, Angeline. (2018). Konsep Interaksi
Sosial Dalam Komunikasi, Teknologi, Masyarakat. Jurnal Komunika: Jurnal
Komunikasi, Media Dan Informatika, 7(2), 94�99. Google Scholar
Yudha, Andi. (2007). Cara pintar
mendongeng. DAR! Mizan. Google Scholar
Copyright holder: Friska Tiya
Hermawati, Ulfa Danni Rosada (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |