�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
�
FAKTOR-FAKTOR PENINGKATAN
KUALITAS MITRA KERJA STATISTIK PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LUBUKLINGGAU
Siti Fatimatul Khasanah, Sutanta, Gunadi, Sardiyo, Dheo Rimbano
Universitas Bina Insan Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, motivasi, dan komitmen terhadap kinerja mitra statistik pada Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, baik secara simultan maupun secara parsial. Desain penelitian ini menggunakan tipe assosiatif kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal. Sampel penelitian adalah mitra kerja statistik sebanyak 58 orang responden, dan pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan variabel kompetensi, motivasi, dan komitmen berpengaruh signifikan terhadap kinerja mitra kerja statistik pada Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau. Secara parsial masing-masing variabel kompetensi, motivasi, dan komitmen berpengaruh signifikan terhadap kinerja mitra kerja statistik pada Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear berganda dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh dan dominan dalam penelitian ini adalah motivasi yaitu sebesar 0,587 satuan, kemudian diikuti dengan kompetensi sebesar 0,398 satuan, dan terakhir adalah variabel komitmen sebesar 0,276 satuan. Untuk mengetahui tingkat kontribusi variable lain, disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan.
Kata Kunci: kompetensi; motivasi; komitmen; kinerja
Abstract
This study aims to
determine the effect of competence, motivation, and commitment on the
performance of statistical social partners at the Central Board of Statistics
of Lubuklinggau City, either simultaneously or
partially. The design of this study uses an associative type of research with
the form of a causal relationship. The research samples were statistical social
partner of 58 respondents, and data collection through questionnaires and
observations. The data analysis used was descriptive quantitative using the
SPSS program. The results shows that simultaneously the competency, motivation,
and commitment variables have a significant effect on the performance of
statistical social partners at the Central Bureau of Statistics, Lubuklinggau City. Partially each competency, motivation,
and commitment variables have also a significant effect on the performance of
statistical social partners at the Central Board of Statistics, Lubuklinggau City. Based on the results of multiple linear
regression calculations, it can be concluded that the most influential and
dominant variable in this study is motivation, which is 0.587 units, followed
by competence of 0.398 units, and finally the commitment variable is 0.276
units. In ordere to understanding the level of
contributions of other variables, it is recommended to hav
further research.
Keywords: competence; motivation; commitment;
performance
Pendahuluan
Sumber
daya manusia (SDM) memegang peranan
penting dalam menjalankan kegiatan organisasi atau instansi, baik itu instansi pemerintah
maupun instansi swasta. Saat ini dimana teknologi
berkembang pesat serta kemajuan sistem informasi, apabila tidak didukung
dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka suatu instansi akan sulit untuk
mencapai tujuannya. Secanggih dan selengkap
apapun fasilitas pendukung yang dimiliki suatu organisasi kerja, tanpa adanya
sumber daya manusia yang memadai, baik
jumlah (kuantitas) maupun kemampuannya (kualitas),
maka niscaya organisasi atau perusahaan tidak dapat berhasil mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi.
Pada era globalisasi saat ini, semua lembaga
pemerintahan harus siap beradaptasi dan memperkuat diri agar dapat bersaing
sehingga mampu menjawab semua tantangan di masa yang akan datang. Persaingan
yang terjadi di antara lembaga pemerintah juga semakin ketat, sehingga
mendorong lembaga pemerintah untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada kegiatan
pengelolaannya, baik terhadap infrastruktur maupun sumber daya manusia nya.
Oleh karena itu, lembaga pemerintahan sangat membutuhkan sumber daya manusia
yang kompeten dan berkualitas. Menurut Wibowo (2018)
kompetensi menunjukan karekteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
atau dibutuhkan oleh setiap individu yang memampukan mereka untuk melakukan
tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dan meningkatkan standar
kualitas profesional dalam pekerjaan mereka.
Badan Pusat Statistik yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen, memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dengan visi �Penyedia Data Statistik Berkualitas untuk Indonesia Maju�. Badan Pusat
Statistik Kota Lubuklinggau merupakan salah satu Kantor Perwakilan di Wilayah
Provinsi Sumatera Selatan. Dengan adanya kantor perwakilan di setiap daerah,
diharapkan data yang dihasilkan lebih akurat dan berkualitas. dimana terdapat aparat BPS yang bertanggung jawab
atas kegiatan BPS sampai tingkat Kecamatan
atau saat ini disebut sebagai
KSK (Koordinator Statistik Kecamatan). Untuk pekerjaan yang sifatnya besar, seperti sensus
ataupun survei yang membutuhkan energi
yang banyak, Badan Pusat Statistik
selalu merekrut petugas yang berasal dari berbagai kalangan untuk membantu kegiatan di lapangan. Di Badan Pusat Statistik, petugas ini dikenal
dengan istilah �Mitra Kerja
Statistik�.
Berdasarkan hasil
wawancara, diperoleh informasi bahwa masih banyak mitra kerja statistik yang
kinerjanya masih rendah dan belum optimal. Pada
dasarnya kinerja merupakan hasil pekerjaan yang telah dicapai oleh seseorang
atau organisasi baik secara kualitas maupun kuantitas disesuaikan dengan
standar yang telah ditetapkan. Menurut (Mangkunegara, 2017)
pengertian Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada beberapa mitra
tidak memiliki kompetensi yang tinggi, kurangnya motivasi dan tidak adanya
komitmen dalam berorganisasi. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya kinerja
mitra yang tidak menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, masih kurangnya
perhatian mitra kerja statistik akan kualitas data yang dihasilkan dari
pekerjaannya, dan menurunnya semangat dari dalam diri mitra tersebut untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Pengelolaan sumber
daya manusia perlu adanya motivasi kerja karyawan agar kepuasan kerja karyawan
akan tercapai sehingga karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien, maka
disini perusahaan perlu memotivasi karyawan dengan baik terhadap situasi kerja
yang dihadapi. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2020).
Selain itu, belum adanya komitmen dalam diri mitra sehingga keinginan untuk mencapai tujuan belum optimal dan masih kurangnya perhatian terhadap kualitas data yang dihasilkan dilapangan. Serta belum adanya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap organisasi. Komitmen dapat diartikan sebagai dorongan emosional diri dalam arti positif. Dimana pegawai/karyawan yang ingin kariernya maju berkomitmen untuk mengejar keunggulan dan meraih prestasi dan karyawan yang merasa penting terhadap pelayanan berkomitmen untuk meningkatkan prestasi (Emron, 2017).
Berdasarkan Observasi awal yang dilakukan pada kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional Kor dan Konsumsi (SUSENAS) Maret 2020, diketahui bahwa setidaknya ada sekitar 6,06 persen dari 33 orang mitra kerja yang tidak menyelesaikan pencacahan di lapangan tepat waktu. Kemudian, masih banyaknya isian dokumen yang tidak sesuai dengan konsep dan metodologi yang telah ditetapkan sehingga terdapat setidaknya 43,85 persen dari 570 dokumen yang dikembalikan ke petugas pendataan untuk diperbaiki. Setelah dokumen selesai diperbaiki, maka diserahkan ke petugas khusus bagian pengolahan untuk selanjutnya dilakukan entry data. Pada tahap ini, semua isian yang ada pada dokumen akan dientry pada sistem yang telah dirancang khusus oleh Badan Pusat Statistik untuk kegiatan SUSENAS sehingga dapat langsung diketahui berapa banyak sampling error. Setelah semua data selesai di entry, setidaknya masih ada sekitar 15,78 persen dari 570 sampel yang perlu untuk dilakukan validasi.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian Tipe Assosiatif, yaitu
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan diantara dua variabel atau lebih.
Dengan bentuk hubungan Hubungan Kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab
akibat. Jadi disini ada varibel independen (variable yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (dipengaruhi).
Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri atas Variabel independen (variabel
bebas) adalah Kompetensi (X1), Motivasi (X2) dan Komitmen (X3). Sedangakan Variabel
dependen (variabel terikat) adalah Kinerja (Y).
Populasi dalam penelitian
ini adalah sejumlah 140 orang mitra�
Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga
obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2019).
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple random sampling, dimana teknik ini memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Penentuan jumlah sampel dari populasi menggunakan rumus Slovin, yaitu:
������������������������������������������������������������������������������������
Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi e = Persentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan yang masih dapat
ditolerir atau diinginkan yaitu 10%.
Jadi jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 58 orang mitra kerja statistik dari total jumlah populasi
sebanyak 140 orang mitra kerja statistik yang terdapat pada database Badan
Pusat Statistik Kota Lubuklinggau
Menurut (Sugiyono, 2019)
bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah: 1) Kuesioner (Angket), merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. 2) Observasi, Observasi adalah teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
yang lain. Digunakan untuk obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses
kerja, gejala alam, responden kecil. Dalam hal ini peneliti berperan sebagai
pegawai sehingga dapat mengamati perilaku mitra dalam bekerja, bagaimana
semangat kerjanya, hubungan mitra dengan mitra lainnya dan hubungan mitra
dengan pegawai� kantor.
Instrumen yang digunakan
adalah kuesioner (angket) dengan Skala Likert.
Menurut (Sugiyono, 2019)
Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dengan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
indtrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan
analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor. Adapun penjelasan
gradasi dan skor jawaban dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel
1
Instrumen
Penelitian Menggunakan Skala Likert
No |
Alternatif Jawaban |
Skor |
1 |
Sangat Setuju (SS) |
5 |
2 |
Setuju (S) |
4 |
3 |
Ragu-ragu (RR) |
3 |
4 |
Kurang Setuju (TS) |
2 |
5 |
Sangat Tidak Setuju (STS) |
1 |
Sumber: Sugiyono, 2019
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan infrensial. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengungkapkan gamparan kompetensi, motivasi, komitmen dan kinerja mitra kerja statistik pada Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau. Analisis infrensial dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini dilakukan analisis regresi berganda, menggunakan rumus persamaan sebagai berikut:
Y= a +
b1X1 + b2X2 +b3X3
Dimana: Y= Kinerja pegawai, X1 = Kompetensi, X2� = Motivasi, X3 = Komitmen, a = Konstanta, dan b1, b2, b3������ = Koefisien regresi diuji di tingkat
signifikan alpha 0,05
Kuesioner
sebagai instrumen penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji
Validitas digunakan untuk mengetahui keabsahan dari setiap butir pernyataan
dengan menggunakan alat uji korelasi Product Moment (rhitung), antara skor butir dan skor total menggunakan (rtabel ) dengan tingkat a =
0,05. dengan kriteria hasil : koefesien validitas dianggap signifikan jika harga rhitung
> rtable atau sig (0,05). Uji
reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui kehandalan/ konsistensi alat ukur bila
dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama melalui metode Alpha Cronbach
Standard yang membandingkan r hitung dengan Alpha Cronbach dimana r hitung harus lebih besar
dari 0,6. Dengan diperolehnya nilai r hitung akan menunjukan
hasil indeks korelasi yang menyatakan ada tidaknya hubungan
antara dua instrumen atau lebih.
Pendekatan
regresi dapat digunakan jika data yang digunakan memenuhi asumsi klasik. Uji
Asumsi Klasik yang dilakukan adalah: 1) Uji Normalitas, Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini menetapkan signifikasi 5% (α=0,05), jika
nilai asym. Sig > 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal. 2) Uji Linieritas, Pengujian linearitas menggunakan taraf signifikasi 5%
(α=0,05) interpretasi data dilakukan
dengan ketentuan jika Fhitung < Ftabel, maka variabel bebas dengan variabel terikat tersebut mempunyai pengaruh yang linear.
Hasil dan Pembahasan
Regresi Linear Sederhana
Model regresi linear sederhana digunakan untuk melihat bagaimana peranan kompetensi,
motivasi, dan komitmen berpengaruh
signifikan terhadap kinerja mitra kerja statistik pada Kantor Badan
Pusat Statistik Kota Lubuklinggau.
Tabel 2
Hasil Regresi Linear Sederhana Variabel Kompetensi
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
6.299 |
6.676 |
|
.944 |
.349 |
Kompetensi |
.743 |
.088 |
.748 |
8.430 |
.000 |
Sumber: Hasil
Olahan Data Tahun 2021
Berdasarkan tabel
diatas, diketahui bahwa hasil pengujian regresi sederhana diperoleh persamaan
sebagai berikut: Y = 6,299 + 0,743 X1�����������������
Dari persamaan regresi tersebut, diketahui nilai konstanta yang diperoleh sebesar 6,299 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel kompetensi nilainya adalah 0, maka nilai dari variabel kinerja adalah sebesar 6,299 satuan. Untuk nilai koefisien regresi variabel kompetensi adalah sebesar 0,743 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai variabel kompetensi mengalami peningkatan, maka nilai variabel kinerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,743 satuan. Sebaliknya jika nilai regresi mengalami penurunan, maka nilai variabel kinerja diprediksikan juga mengalami penurunan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan kompetensi mempunyai hubungan yang searah terhadap kinerja.
Tabel 3
Hasil Regresi Linear Sederhana Variabel Motivasi
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
7.281 |
5.940 |
|
1.226 |
.225 |
Motivasi |
.875 |
.094 |
.779 |
9.312 |
.000 |
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2021
����������� Berdasarkan tabel
diatas, diketahui bahwa hasil pengujian regresi sederhana diperoleh persamaan
sebagai berikut: Y = 7,281 + 0,875 X2.
Dari persamaan regresi tersebut, diketahui nilai konstanta yang diperoleh sebesar 7,281 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel motivasi nilainya adalah 0, maka nilai dari variabel kinerja adalah sebesar 7,281
satuan. Untuk nilai koefisien regresi variabel motivasi adalah sebesar 0,875
satuan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai variabel motivasi mengalami
peningkatan, maka nilai variabel kinerja akan mengalami peningkatan sebesar
0,875 satuan. Sebaliknya jika nilai regresi mengalami penurunan, maka nilai
variabel kinerja diprediksikan juga mengalami penurunan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan motivasi mempunyai hubungan yang searah terhadap kinerja.
Tabel 4
Hasil Regresi Linear Sederhana Variabel Komitmen
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
38.545 |
5.231 |
|
7.368 |
.000 |
Komitmen |
.670 |
.146 |
.523 |
4.597 |
.000 |
Sumber: Hasil
Olahan Data Tahun 2021
Berdasarkan
tabel diatas, diketahui bahwa hasil pengujian regresi sederhana diperoleh
persamaan sebagai berikut: Y = 38,545 + 0,670
X3��������������
Dari persamaan regresi tersebut, diketahui nilai konstanta yang diperoleh sebesar 38,545 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel komitmen nilainya adalah 0, maka nilai dari variabel kinerja adalah sebesar 38,545 satuan. Untuk nilai koefisien regresi variabel motivasi adalah sebesar 0,670 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai variabel komitmen mengalami peningkatan, maka nilai variabel kinerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,670 satuan. Sebaliknya jika nilai regresi mengalami penurunan, maka nilai variabel kinerja diprediksikan juga mengalami penurunan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan komitmen mempunyai hubungan yang searah terhadap kinerja.
Koefisien Korelasi
Koefisien
korelasi digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan dan arah hubungan
antara dua variabel. Pengujian kontribusi pengaruh dari variabel
bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y), dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5
Hasil
Uji Koefisien Korelasi (r)
Correlations |
|||||
|
Kinerja |
Kompetensi |
Motivasi |
Komitmen |
|
Kinerja |
Pearson Correlation |
1 |
.748** |
.779** |
.523** |
Sig. (2-tailed) |
|
.000 |
.000 |
.000 |
|
N |
58 |
58 |
58 |
58 |
|
Kompetensi |
Pearson Correlation |
.748** |
1 |
.493** |
.413** |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
|
.000 |
.001 |
|
N |
58 |
58 |
58 |
58 |
|
Motivasi |
Pearson Correlation |
.779** |
.493** |
1 |
.273* |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
.000 |
|
.038 |
|
N |
58 |
58 |
58 |
58 |
|
Komitmen |
Pearson Correlation |
.523** |
.413** |
.273* |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
.001 |
.038 |
|
|
N |
58 |
58 |
58 |
58 |
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2021
Berdasarkan tabel
diatas, menunjukkan bahwa hasil uji koefisien korelasi (r) variabel kompetensi dan variabel kinerja adalah 0,748. Hal ini dapat diartikan bahwa,
hubungan antara variabel kompetensi dan variabel kinerja
secara parsial dapat dikatakan kuat yaitu sebesar 0,748 karena
nilai berada di interval koefisien 0,60 � 0,799.
Sama halnya dengan variabel
kompetensi, untuk hasil uji koefisien korelasi (r) variabel motivasi dan variabel kinerja nilai yang diperoleh adalah 0,779. Hal ini dapat diartikan bahwa,
hubungan antara variabel motivasi
dan variabel kinerja secara parsial
dapat dikatakan kuat yaitu sebesar 0,779 karena nilai berada di interval koefisien 0,60 � 0,799. Selanjutnya, untuk hasil uji koefisien korelasi (r)
variabel komitmen
dan variabel kinerja nilai yang diperoleh adalah 0,523. Hal ini dapat diartikan bahwa,
hubungan antara variabel komitmen
dan variabel kinerja secara parsial
dapat dikatakan sedang yaitu sebesar 0,523 karena nilai berada di interval koefisien 0,40 � 0,599.
Uji t (Parsial)
Tabel 6
Hasil Uji t X1 dan Y
Model |
T |
Sig. |
||
1 |
(Constant) |
.944 |
.349 |
|
Kompetensi |
8.430 |
.000 |
Sumber : Hasil Olahan Data Tahun 2021
Dari tabel diatas diketahui hasil uji t dengan variabel kompetensi (X1) terhadap kinerja (Y) diperoleh nilai thitung = 8,430 lebih besar dari nilai ttabel (58-1=57) = 2,002 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Artinya, variabel kompetensi (X1) memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja mitra kerja statistik (Y) di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau.
Tabel 7
Hasil Uji t X2 dan Y
Model |
T |
Sig. |
||
1 |
(Constant) |
1.226 |
.225 |
|
Motivasi |
9.312 |
.000 |
Sumber : Hasil Olahan Data Tahun 2021
Dari tabel diatas diketahui hasil uji t dengan variabel motivasi (X2) terhadap kinerja (Y) diperoleh nilai thitung = 9,312 lebih besar dari nilai ttabel (58-1=57) = 2,002 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Artinya, variabel motivasi (X2) memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja mitra kerja statistik (Y) di Kantor Badan Pusat Statistik Kota
Lubuklinggau.
Tabel 8
Hasil
Uji t X3 dan Y
Model |
T |
Sig. |
||
1 |
(Constant) |
7.368 |
.000 |
|
Komitmen |
4.597 |
.000 |
Sumber : Hasil Olahan Data Tahun 2021
Dari tabel diatas diketahui hasil uji t dengan variabel komitmen (X3) terhadap kinerja (Y) diperoleh nilai thitung = 4,597 lebih besar dari nilai ttabel (58-1=57) = 2,002 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Artinya, variabel komitmen (X3) memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja mitra kerja statistik (Y) di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau.
Persamaan Regresi Linier Berganda
Metode� regresi� linier�
berganda digunakan� untuk mengetahui persamaan regresi linear berganda dan menghitung besarnya pengaruh antara kompetensi, motivasi, dan komitmen terhadap
kinerja. dari hasil� penyebaran� kuesioner yang� dilakukan� terhadap 58 orang responden diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut.
Tabel 9
Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
-14.532 |
4.942 |
|
-2.940 |
.005 |
Kompetensi |
.398 |
.070 |
.401 |
5.703 |
.000 |
|
Motivasi |
.587 |
.075 |
.523 |
7.851 |
.000 |
|
Komitmen |
.276 |
.081 |
.215 |
3.386 |
.001 |
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2021
Berdasarkan hasil perhitungan
di atas, maka diperopleh nilai b1 = 0,398� b2 = 0,587, b3
= 0,276 dan nilai a = -14,532,� kemudian nilai a dan b disusun ke dalam persamaan
regresi linear berganda sebagai berikut:
Y� =� a� +� b1X1� + �b2X2 +� b3X3
Y = -14,532 + 0,398X1
+ 0,587X2 + 0,276X3
Dari persamaan regresi tersebut diatas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai
konstanta sebesar a= -14,532, hal ini menunjukkan bahwa� apabila variabel kompetensi, motivasi, dan
komitmen tidak mengalami perubahan atau nilainya nol, maka nilai variabel
kinerja adalah sebesar -14,532.
2. Nilai
koefisien regresi sebesar b1= 0,398 ini berarti setiap terjadi
perbaikan satu satuan variabel kompetensi akan mempengaruhi variabel kinerja
sebesar 0,398 satuan. Kemudian�
nilai� koefisien� regresi�
sebesar b2= 0,587 ini berarti setiap terjadi peningkatan satu
satuan variabel motivasi akan mempengaruhi variabel kinerja sebesar 0,587
satuan. Selanjutnya nilai koefisien�
regresi� sebesar b3=
0,276� ini� berarti setiap terjadi peningkatan satu
satuan variabel komitmen akan mempengaruhi variabel kinerja sebesar 0,276
satuan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kompetensi, motivasi, dan
komitmen mempunyai hubungan yang searah terhadap kinerja. Variabel yang paling
berpengaruh dan dominan dalam penelitian ini adalah motivasi.
Koefisien Determinasi
Berdasarkan pengolahan hasil
data, diketahui nilai dari koefisien determinasi yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya proporsi variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen, nilai koefisien korelasi merupakan sebuah nilai untuk mengukur
kekuatan pengaruh antara variabel respons kinerja dengan semua variabel penjelas yaitu kompetensi (X1), motivasi (X2), dan komitmen (X3). Dengan
cara memasukkan nilai rekapan atau
tabulasi data tersebut ke rumus koefisien� korelasi dan
determinasi dengan menggunakan SPSS For Windows 20.0 dengan
hasil sebagai� berikut :�
Tabel 10
Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.906a |
.820 |
.810 |
1.79015 |
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2021
Dari hasil perhitungan tabel
diatas, menunjukkan bahwa nilai determinasi (R) sebesar 0,906 (90,6%) berada
pada interval koefisien 0,80-1,000 yang berarti hubungan antara variabel
kompetensi, motivasi, dan komitmen terhadap kinerja menunjukkan hubungan yang
sangat kuat dan korelasi positif atau dapat dikatakan searah. Sedangkan
koefisien determinasi R2 (Adjusted
R Square) diperoleh nilai sebesar 0,810 (81%) yang berarti kompetensi,
motivasi, dan komitmen dapat menjelaskan variasi atau perubahab kinerja mitra
Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau sebesar 81%. Jadi sisanya sebesar 100 -
81% = 19% hal tersebut dapat dijelaskan oleh variabel lain seperti kompensasi,
lingkungan kerja, disiplin serta variabel lainnya yang tidak termasuk dalam
model regresi.
Uji F (Pengujian secara Simultan)
Untuk mengetahui kompetensi, motivasi, dan komitmen berpengaruh signifikan terhadap kinerja mitra kerja statistik pada Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, Hasil Uji F (simultan) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 11
Pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap kinerja
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
752.710 |
2 |
376.355 |
98.668 |
.000b |
Residual |
209.790 |
55 |
3.814 |
|
|
|
Total |
962.500 |
57 |
|
|
|
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2021
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai yang diperoleh adalah
Fhitung 98,668 > Ftabel (58-2-1=55) = 3,16 dengan nilai
signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi dan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat kinerja mitra kerja statistik pada Kantor Badan
Pusat Statistik Kota Lubuklinggau.
Tabel 12
Pengaruh motivasi dan komitmen terhadap kinerja
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
685.220 |
2 |
342.610 |
67.958 |
.000b |
Residual |
277.280 |
55 |
5.041 |
|
|
|
Total |
962.500 |
57 |
|
|
|
Sumber: Hasil
Olahan Data Tahun 2021
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai yang diperoleh adalah
Fhitung 67,958 > Ftabel (58-2-1=55) = 3,16 dengan nilai
signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas motivasi dan komitmen memiliki pengaruh
yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat kinerja mitra kerja statistik pada Kantor Badan
Pusat Statistik Kota Lubuklinggau.
Tabel 13
Pengaruh kompetensi dan komitmen terhadap kinerja
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
591.909 |
2 |
295.955 |
43.923 |
.000b |
Residual |
370.591 |
55 |
6.738 |
|
|
|
Total |
962.500 |
57 |
|
|
|
Sumber: Hasil
Olahan Data Tahun 2021
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai yang diperoleh adalah Fhitung 43,923 > Ftabel (58-2-1=55) = 3,16 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi dan komitmen memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat kinerja mitra kerja statistik pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau.
Tabel 14
Pengaruh kompetensi, motivasi, dan komitmen terhadap kinerja
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
789.449 |
3 |
263.150 |
82.115 |
.000b |
Residual |
173.051 |
54 |
3.205 |
|
|
|
Total |
962.500 |
57 |
|
|
|
Sumber: Hasil
Olahan Data Tahun 2021
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai yang diperoleh adalah
Fhitung 82,115 > Ftabel (58-3-1=54) = 2,78 dengan nilai
signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi, motivasi,
dan komitmen memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat kinerja mitra kerja
statistik pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau.
�
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian ini dapat simpulkan bahwa secara simultan
maupun secara parsial variabel kompetensi, motivasi, dan komitmen berpengaruh signifikan terhadap kinerja mitra kerja
statistik pada Badan Pusat Statistik
Kota Lubuklinggau dengan variabel yang paling berpengaruh dan
dominan yaitu motivasi. Dibuktikan dengan hasil perhitungan regresi linear
berganda didapatkan persamaan regresi Y = -14,532 + 0,398X1 +
0,587X2
+ 0,276X3, dimana artinya nilai konstanta sebesar a= -14,532
dan nilai koefisien regresi sebesar b1=
0,398
b2= 0,587, dan b3= 0,276. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kompetensi, motivasi, dan komitmen
mempunyai hubungan yang searah terhadap kinerja. Variabel yang paling
berpengaruh dan dominan dalam penelitian ini adalah motivasi yaitu sebesar
0,587 satuan, kemudian diikuti dengan kompetensi sebesar 0,398 satuan, dan
terakhir adalah variabel komitmen sebesar 0,276 satuan.
Emron, Edyson. dkk. (2017). Manajemen Sumber Daya
Manusia, Strategi dan Perubahan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai dan
Organisasi. Bandung: Alfabeta. Google Scholar
Hasibuan, Malayu S. P. (2020). Manajemen
Sumber Daya Manusia (Edisi Revi). Jakarta: PT Bumi Aksara. Google Scholar
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2017). Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan (Cetakan 14; Susan Sandiasih, ed.). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Google Scholar
Wibowo. (2018). Manajemen Kinerja
(Cetakan ke). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Google Scholar
Copyright holder: Siti Fatimatul Khasanah, Sutanta; Gunadi, Sardiyo, Dheo Rimbano (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |