������ Syntax Literate : Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
������
e-ISSN : 2548-1398
������
Vol. 4, No. 2 Februari 2019
�
ANALISIS MULTIATRIBUT MODEL FISHBEIN TERHADAP BUAH
JERUK (STUDI KASUS KOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG)
Mutia Intan Savitri
Herista
Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati
(UNSWAGATI) Cirebon
Email: mutiaintan2308@gmail.com
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis
sikap konsumen terhadap buah jeruk, meneliti atribut yang paling
dipertimbangkan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian buah
jeruk di kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. Lokasi penelitian dilakukan
secara purposive di ritel modern dan pasar
tradisional dengan
melibatkan 180 responden. Metode analisis data yang dipakai adalah analisis
multiatribut model Fishbein. Hasil analisis menunjukkan kinerja dari
setiap jeruk
lokal dan jeruk impor. Kebersihan kulit dan kandungan biji untuk atribut buah
jeruk lokal dirasa perlu diperbaiki supaya sama dengan komposisi jeruk impor. Adanya persamaan dengan atribut promosi yang dinilai kurang bagi jeruk lokal. Promosi di
pasar-pasar modern lebih banyak terdapat buah jeruk impor. Dari semua penilaian kepentingan dan kinerja membentuk sikap
konsumen jeruk kota Bandar Lampung positif untuk kedua jenis jeruk.
Kata kunci: Buah Jeruk, Analisis Multiatribut Model Fishbein,
Sikap Konsumen, Keputusan Pembelian
Pendahuluan
Hortikultura merupakan subsektor pertanian yang berperan vital
dalam perekonomian nasional. Salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi dan berperanan penting bagi pembangunan pertanian adalah
buah-buahan. Buah-buahan bisa menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat serta
petani baik skala kecil, menengah, maupun besar yang memiliki kelebihan berupa market value yang tinggi, ragam jenis,
ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi, serta konsumsi terus meningkat
sejalan dengan pertumbuhan dan kesadaran penduduk.
Seiring dengan pertambahan jumlah populasi masyarakat, konsumsi
buah-buahan juga meningkat. Salah satu buah yang banyak dikonsumsi
masyarakat di Indonesia adalah buah jeruk dari jenis buah-buahan lainnya seperti pisang, pepaya, rambutan, dan apel (Kementerian Pertanian
2013).
Buah jeruk merupakan jenis buah yang paling banyak
dikonsumsi masyarakat diantara jenis buah-buahan lainnya (Statiska Konsumsi
Pangan, 2012). Jeruk juga merupakan buah yang paling banyak diimpor
bersamaan dengan buah apel, pir, anggur dan kelengkeng. Berdasarkan kinerja
analisis perdagangan Kementrian Pertanian (2013), rata-rata pertumbuhan volume
impor buah jeruk dari tahun 2008-2012 mencapai 17,54% per tahun.
����������� Pertumbuhan
impor buah jeruk cenderung meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi
perkapita untuk buah jeruk yang menempati posisi pertama (PKHT IPB, 2013).
Studi di beberapa wilayah yang dilakukan di pasar-pasar domestik menunjukkan
sebagian besar konsumen lebih menyukai konsumsi buah jeruk impor (Yosini,
2011). Konsumen kota Bandar Lampung cenderung menyukai buah jeruk impor
(Rajagukguk et al, �2013).
Pola konsumsi konsumen
kini juga dipengaruhi oleh aspek kesehatan dan keamanan (Kusnadi, 2014). Seiring
ditemukannya buah� impor yang mengandung
formalin di beberapa tempat penjualan buah di kota Bandar Lampung, konsumen
mulai membatasi konsumsinya untuk buah impor dan beralih ke buah lokal.
Konsumen membatasi pembelian buah-buahan yang mengandung formalin yang banyak
ditemukan di buah impor di beberapa tempat penjualan seperti pasar dan ritel di
kota Bandar Lampung. Mustakin
(2013) mengatakan penurunan trend penjualan buah impor di ritel terjadi sampai
20%. Trend
penjualan buah impor di beberapa ritel yang ada di Bandar Lampung mengalami
penurunan penjualan karena kuantitas importir berkurang.
Beralihnya sikap konsumen tertentu dalam pembelian buah jeruk memberikan peluang
bagi produsen dan pemasar untuk dapat memasarkan produk lokal yang dapat
diterima konsumen. Oleh
karenanya perlu dilakukan penelitian yang dapat dijadikan sebagai informasi pasar yang penting bagi sektor
agribisnis sebagai masukan dalam rencana peningkatan potensi
ekonomis dan pemasaran buah-buahan dengan baik khususnya
di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. Pengetahuan mengenai ciri khas suatu
produk yang diminati konsumen dapat diperoleh melalui penelitian terhadap
perilaku konsumen berdasarkan pendekatan konsep atribut produk. Produk yang diminati
konsumen yaitu produk yang dapat memenuhi harapan konsumen. Sikap
konsumen terhadap atribut-atribut buah jeruk akan menentukan seberapa besar
buah tersebut bisa diterima oleh konsumen. Pengetahuan akan sikap
konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor dapat dijadikan bahan
pertimbangan atau acuan bagi pihak-pihak terkait agar dapat memproduksi,
mengembangkan dan memasarkan buah jeruk sesuai dengan harapan konsumen.
Metode Penelitian������������������������������������������������������������������
Lokasi
dan waktu penelitian
Bandar Lampung, Provinsi Lampung merupakan tempat yang dipilih peneliti untuk
di jadikan tempat penelitian. Pemilihan tempat
dilakukan dengan pertimbangan tujuan penjualan buah-buahan baik dari
hasil daerah sendiri maupun dari luar daerah diutamakan untuk mengisi
pasar-pasar ritel maupun tradisional di kota Bandar Lampung. Penelitian dilakukan
pada bulan Agustus 2014 dienam lokasi terdiri atas pasar modern dan pasar
tradisional di kota Bandar Lampung. Lokasi sampel yang diambil ditentukan secara
sengaja di Hypermart Central Plaza, Giant Antasari, dan Chandra Superstore
untuk ritel modern. Sedangkan pasar tradisional terdiri dari Pasar Tugu, Pasar
Way Halim, dan Pasar Tugu.
Metode
pengambilan Sampel
Responden yang termasuk pada penelitian ini berjumlah 180
orang. Metode pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah non-probability sampling dengan teknik convenient sampling. Setiap lokasi penelitian masing-masing diambil 30
responden.
Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder berupa kuantitatif maupun kualitatif. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
metode survei. Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui teknik
wawancara. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara berstruktur, yaitu
teknik perolehan data melalui pertanyaan-pertanyaan berdasarkan panduan
kuesioner. Jenis pertanyaan dalam kuesioner berupa pertanyaan berstruktur.
Menurut Nazir (2005) pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dirancang
sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode
pengolahan dan analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan analisis multiatribut model Fishbein untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan pada
sikap konsumen.
Pengolahan data dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS (Statitical
Package for Science) versi 18 for windows.
����������� Model sikap multiatribut Fishbein
adalah alat yang bermanfaat dalam mempelajari proses pembentukan,
memperkirakan, dan mempelajari sikap konsumen terhadap atribut produk
(Simamora 2002). Alasan pemilihan model
Multiatribut Fishbein adalah karena model ini mampu memberikan informasi
tentang persepsi konsumen terhadap produk yang sudah ada, lebih sederhana dalam
penggunaan data maupun proses analisisnya. Model sikap multiatribut
Fishbein mendiagnosa korelasi antara pengetahuan produk dan sikap terhadap
produk, yang berkaitan dengan atribut produk tersebut guna membangun sikap yang
menyeluruh terhadap produk.
Sikap
didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh. Intensitas, dukungan dan kepercayaan
merupakan hal penting dari suatu sikap. Adapun formula model Multiatribut
Fishbein sebagai berikut :
Keterangan:
Ao�� : ��������� Sikap semua
konsumen terhadap objek (apel lokal/apel impor)
bi ��� : ��������� Kekuatan dan kepercayaan mengenai apel lokal dan apel impor �memiliki ciri-ciri
ei ���� : ��������� Evaluasi konsumen terhadap atribut-i
n����� :���������� Jumlah atribut yang dimiliki
i������ :���������� Atribut dan ciri
Langkah pertama yang dilakukan dalam
menghitung sikap adalah menentukan
atribut objek. Atribut yang digunakan dalam analisis ini berjumlah dua belas
atribut yaitu atribut harga, rasa, kemudahan memperoleh, kandungan air, warna
kulit, ukuran, kebersihan kulit, kondisi kesegaran, derajat kematangan, tekstur
daging buah, ada tidaknya biji, dan promosi penjualan. Atribut yang digunakan
untuk komponen (bi) harus sama dengan atribut yang digunakan untuk komponen
(ei).
Langkah kedua adalah penentuan
pengukuran terhadap komponen kepercayaan (bi) dan komponen evaluasi (ei).
Komponen (bi) menggambarkan seberapa kuat kepercayaan konsumen mengenai kekuatan
objek atribut yang diberikan. Ciri khas skala ukuran kuantitatif untuk tingkat
kepentingan menurut persepsi konsumen dan kinerja secara rill dinyatakan dalam
skala likert yang merupakan skala pengukuran ordinal. Hasil pengukuran ini
dapat dibuat peringkat tanpa diketahui selisih antara satu tanggapan dengan
tanggapan lain. Kekuatan kepercayaan biasanya diukur pada skala likert dengan 5
(lima) angka dimulai dari sangat baik (5), baik (4), biasa saja (3), buruk (2),
dan sangat buruk (1).
Sangat
baik ___:___:___:___:___:___ Sangat buruk �����
����������������������� � 5���� 4����
3���� 2���� 1
Konsumen akan menganggap atribut
produk memiliki tingkat kepentingan
yang berbeda. Adapun
komponen (ei) yaitu menggambarkan evaluasi (tingkat kepentingan)
konsumen terhadap atribut buah jeruk secara menyeluruh. Evaluasi (tingkat
kepentingan) ini dilakukan pada skala likert 5 (lima) angka, dimana hal
tersebut menunjukkan nilai sangat penting (5), penting (4), biasa saja (3),
tidak penting (2) dan sangat tidak penting (1)
Sangat
baik ___:___:___:___:___:___ Sangat tidak penting��
����������������������� � 5���� 4����
3���� 2���� 1
Langkah
selanjutnya adalah menghitung rata-rata nilai (ei) dan (bi) setiap atribut. Kemudian, setiap skor
kepercayaan (bi) harus dikalikan dengan skor evaluasi (ei) yang sesuai
atributnya. Seluruh hasil perkalian harus dijumlahkan. Sehingga dari hasil
tabulasi bisa diperoleh sikap konsumen (Ao) pada produk dengan membandingkan
memakai skala interval dengan formula sebagai berikut.
Skala
Interval = m−n
b
Keterangan
:
m = Skor
paling tinggi yang mungkin terjadi
n�� = Skor paling rendah yang mungkin terjadi
b
= Jumlah skala penilaian yang terbentuk
Maka besarnya range untuk tingkat kepercayaan dan tingkat evaluasi (kepentingan) adalah :
5−1 = 0.8
5
Nilai kepentingan (ei) dan nilai kinerja
(bi) responden pada atribut buah jeruk diklasifikasikan pada rentang skala
interval sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori tingkat kepentingan dan
tingkat kepercayaan
|
Tingkat Kepentingan |
Nilai |
Tingkat Kepercayaan |
Nilai |
|
|
|
|
|
|
Sangat
Tidak Penting |
1.0 ≤ ei
≤ 1.8 |
Sangat Buruk |
1.0 ≤ bi
≤ 1.8 |
|
Tidak
Penting |
1.8 < ei
≤ 2.6 |
Buruk |
1.8 < bi
≤ 2.6 |
|
Biasa |
2.6 < ei
≤ 3.4 |
Biasa |
2.6 < bi
≤ 3.4 |
|
Penting |
3.4 < ei
≤ 4.2 |
Baik |
3.4 < bi
≤ 4.2 |
|
Sangat
Penting |
4.2 < ei
≤ 5.0 |
Sangat Baik |
4.2 < bi
≤ 5.0 |
Hasil penilaian
sikap responden terhadap atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor (ei.bi) secara keseluruhan akan diklasifikasikan kedalam
lima kategori, yaitu sangat positif, positif, netral, negatif dan sangat
negatif. Besarnya range untuk
kategori sikap yaitu:
[(5x5)−(1x1)] = 4.8
5
Penilaian sikap
responden terhadap jeruk lokal dan jeruk impor (ei.bi)
responden secara keseluruhan dikategorikan pada rentang skala interval yang bisa
dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. �Kategori nilai sikap terhadap atribut secara
keseluruhan
|
Nilai
Sikap Atribut |
Nilai |
|
|
|
|
|
|
|||
|
Sangat Negatif |
1.0 ≤ Ao
≤ 5.8 |
|
||
|
Negatif |
5.8 |
< Ao ≤ 10.6 |
|
|
|
Netral |
10.6 |
< Ao ≤ 15.4 |
|
|
|
Positif |
15.4 < Ao ≤
20.2 |
|
||
|
Sangat Positif |
20.2< Ao ≤
25.0 |
|
||
Hasil dan Pembahasan
Penilaian
Tingkat Kepentingan dan Kinerja Konsumen Buah Jeruk
Hasil penilaian
responden terhadap dua belas atribut tersebut menunjukkan sejauh mana kedua
jenis jeruk dapat memenuhi kebutuhan responden sebagai konsumen. Sikap konsumen
terhadap atribut jeruk lokal dan jeruk impor dianalisis dengan mengggunakan
model multiatribut Fishbein. Dalam model ini penilaian sikap dilakukan dengan
menganalisis setiap komponen kepercayaan konsumen terhadap atribut produk (bi)
dan komponen evaluasi yang berhubungan dengan setiap atribut tersebut (ei).
Nilai sikap konsumen untuk buah jeruk lokal dan jeruk impor didapatkan setelah
mengalikan skor
evaluasi kepentingan (ei) setiap atribut dengan skor kepercayaan (bi). Apabila
nilai sikap dari setiap atribut dijumlahkan maka akan diperoleh keseluruhan
nilai sikap bagi jeruk lokal dan jeruk impor.
Analisis total
nilai sikap konsumen terhadap atribut produk secara keseluruhan pada kedua
jenis jeruk bertujuan untuk mengetahui minat konsumen pada jenis jeruk yang
dikonsumsi. Penentuan sikap dilakukan dengan cara mengurutkan hasil skala
interval dari yang paling baik hingga paling buruk sesuai jenis atributnya.
1. Tingkat kepentingan
terhadap atribut buah jeruk
Komponen
evaluasi menunjukkan bobot kepentingan suatu atribut di mata konsumen. Kategori
kepentingan diperoleh dari rentang skala interval, mulai dari 1-1.8 = sangat
tidak penting, 1.9-2.6 = tidak penting, 2.6-3.4 = biasa, 3.5-4.2 = penting,
4.3-5 = sangat penting. Dari hasil analisis multiatribut Fishbein diperoleh
nilai kepentingan (nilai evaluasi) atribut buah
jeruk yang disajikan pada Tabel berikut
Tabel
3.��� Nilai evaluasi kepentingan (ei) dan kategori
tingkat kepentingan atribut jeruk
Atribut |
Evaluasi Kepentingan |
Kategori Kepentingan |
Urutan (ei) |
Rasa |
4.49 |
Sangat penting |
I |
Kesegaran |
4.44 |
Sangat penting |
II |
Harga |
4.31 |
Sangat penting |
III |
Kandungan air |
4.18 |
Penting |
IV |
Kebersihan kulit |
4.17 |
Penting |
V |
Derajat kematangan |
4.06 |
Penting |
VI |
Kemudahan memperoleh |
4.03 |
Penting |
VII |
Promosi |
3.95 |
Penting |
VIII |
Warna kulit |
3.84 |
Penting |
IX |
Ukuran |
3.61 |
Penting |
X |
Tekstur daging |
3.60 |
Penting |
XI |
Kandungan biji |
2.97 |
Biasa |
XII |
|
|
|
|
Hasil
penilaian tingkat kepentingan atribut jeruk menunjukkan bahwa responden menilai
dua belas atribut jeruk untuk kategori sangat penting adalah rasa, kesegaran
dan harga. Atribut yang paling mempengaruhi konsumen yang menjadi pertimbangan
untuk menentukan sikap dalam pembelian buah jeruk adalah rasa buah jeruk,
kondisi buah jeruk dalam keadaan segar kemudian harga yang kompetitif bagi
konsumen. Kandungan air, kebersihan kulit, derajat kematangan, kemudahan memperoleh,
promosi, warna kulit, ukuran, tekstur daging adalah atribut-atribut penting
selanjutnya yang konsumen pertimbangkan dalam proses pembelian buah jeruk.
Konsumen menganggap ada tidaknya biji dalam buah jeruk bukan sesuatu yang harus dipermasalahakan.
Dari tingkat kepentingan atribut, konsumen melihat biasa saja.�� �
2.
Komponen
Kepercayaan (Tingkat Pelaksanaan)
Pengukuran
tingkat kepercayaan konsumen terhadap kinerja atribut yang meleka pada kedua
jenis buah jeruk dihitung berdasarkan hasil penilaian responden tentang baik
tidaknya dua belas atribut dari setiap jenis jeruk. Nilai 5 untuk atribut yang
dianggap sangat baik, nilai 4 untuk baik, nilai 3 untuk penilaian cukup baik,
nilai 2 untuk tidak baik, dan nilai 1 yang paling rendah untuk sangat tidak baik.
Selanjutnya diperoleh kategorisasi berdasarkan rentang skala penilaian tersebut
yaitu: 1-1.8 = sangat tidak baik, 1.9-2.6 = tidak baik, 2.6-3.4 = biasa,
3.5-4.2 = baik. 4.3-5 = sangat baik. Hasil nilai kepercayaan atribut jeruk
lokal dan jeruk impor bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel
4.��� Nilai kepercayaan (bi) dan kategori tingkat
pelaksanaan atribut buah jeruk
Atribut |
Jeruk
Lokal |
Jeruk
Impor |
|||
Bi |
Kategori |
bi |
Kategori |
||
|
|||||
Harga |
3.90 |
Baik |
2.8 |
Biasa |
|
Rasa |
3.68 |
Baik |
3.68 |
Baik |
|
Kemudahan memperoleh |
3.92 |
Baik |
3.59 |
Baik |
|
Kandungan air |
3.75 |
Baik |
3.53 |
Baik |
|
Warna kulit |
3.63 |
Baik |
4.23 |
Baik |
|
Ukuran |
3.44 |
Baik |
3.33 |
Baik |
|
Kebersihan kulit |
3.48 |
Baik |
4.00 |
Baik |
|
Kesegaran |
3.74 |
Baik |
3.75 |
Baik |
|
Kematangan |
3.89 |
Baik |
3.68 |
Baik |
|
Tekstur daging |
3.60 |
Baik |
3.58 |
Baik |
|
Ada tidaknya biji |
3.37 |
Biasa |
3.64 |
Baik |
|
Promosi |
3.40 |
Biasa |
3.92 |
Baik |
Sikap Konsumen terhadap Atribut Jeruk Lokal dan
Jeruk Impor
Kotler
(2005) menyatakan sikap konsumen merupakan salah satu
karakteristik
konsumen yang berpengaruh terhadap proses pembelian. Sikap
sering
memberikan loyalitas apakah konsumen ingin mengkonsumsi atau tidak. Sikap
merupakan kecenderungan individu untuk memahami, merasakan,
bereaksi
dan berperilaku terhadap suatu produk tertentu yang merupakan hasil dari
interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif.
Sikap
dalam konsep perilaku konsumen merupakan apa yang dipikirkan atau yakini,
rasakan, serta ingin dilakukan berhubungan dengan stimuli pemasaran atau
lingkungan yang dihadapi. Sikap merupakan respon atas stimuli yang diperoleh konsumen
dan kemudian dipelajari, ditelusuri pengetahuannya sehingga menimbulkan
motivasi untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk yang selanjutnya diyakini
oleh konsumen sebagai sesuatu yang positif, negatif, menguntungkan atau
merugikan, maupun baik atau buruk bagi konsumen. Sikap positif pada produk
tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian ulang. Sebaliknya sikap
negatif akan menghalangi konsumen untuk membeli lagi.
Konsumen
menilai suatu produk sebagai kumpulan atribut
(bundle of attributes) dengan kemampuan yang bermacam-macam untuk setiap
produk. Konsumen membedakan satu
produk dengan produk lainnya melalui atribut. Dengan adanya atribut yang
melekat pada sebuah produk yang digunakan konsumen menilai dan mengukur keserasian
karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan.
Multiatribut
produk agribisnis dapat dilihat berdasarkan kriteria mutu produk agribisnis.
Mutu buah meliputi visual, mouthfeel
(rasa di mulut), nilai gizi (mutu fungsional), keamanan konsumsi, kemudahan
penanganan dan sifat mutu lainnya. Untuk mengukur sikap konsumen terhadap buah
jeruk, penelitian ini menggunakan alat analisis Multiatribut Fishbein.
Dilihat
dari nilai Ao hasil analisis Fishbein untuk masing-masing atribut pada Tabel 5, nilai sikap tertinggi
pada jeruk lokal terdapat pada atribut harga, rasa, kemudahan memperoleh,
kandungan air, kesegaran, dan derajat kematangan. Sedangkan nilai sikap
tertinggi pada jeruk impor terdapat pada rasa, warna kulit, kebersihan kulit,
kesegaran, derajat kematangan dan promosi.
Tabel
5.
�� Hasil analisis sikap terhadap atribut
buah jeruk lokal dan buah jeruk impor
|
Kepentingan |
Jeruk Lokal |
|
Jeruk Impor |
|
|||
Atribut |
|
Ao |
Kategori |
|
Ao |
Kategori |
||
(ei) |
bi |
Bi |
||||||
|
(ei.bi) |
sikap |
(ei.bi) |
sikap |
||||
|
|
|
|
|||||
Harga |
4.31 |
3.90 |
16.81 |
Positif |
2.8 |
12.07 |
Netral |
|
Rasa |
4.49 |
3.68 |
16.52 |
Positif |
3.68 |
16.52 |
Positif |
|
Kemudahan |
4.03 |
3.92 |
15.80 |
Positif |
3.59 |
14.47 |
Netral |
|
memperoleh |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||
Kandungan |
4.18 |
3.75 |
15.68 |
Positif |
3.53 |
14.76 |
Netral |
|
Air |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||
Warna kulit |
3.84 |
3.63 |
13.93 |
Netral |
4.23 |
16.24 |
Positif |
|
Ukuran |
3.61 |
3.44 |
12.42 |
Netral |
3.33 |
12.02 |
Netral |
|
Kebersihan |
4.17 |
3.48 |
14.51 |
Netral |
4.00 |
16.68 |
Positif |
|
Kulit |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||
Kesegaran |
4.44 |
3.74 |
16.61 |
Positif |
3.75 |
16.65 |
Positif |
|
Kematangan |
4.06 |
3.89 |
15.79 |
Positif |
3.68 |
14.94 |
Positif |
|
Tekstur |
3.60 |
3.36 |
12.10 |
Netral |
3.58 |
12.89 |
Netral |
|
Daging |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||
Kandungan |
2.97 |
3.37 |
10.01 |
Negatif |
3.64 |
10.81 |
Netral |
|
Biji |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||
Promosi |
3.95 |
3.40 |
13.43 |
Netral |
3.92 |
15.48 |
Positif |
|
Total |
|
|
174.078 |
Positif |
|
174.005 |
Positif |
Catatan: Nilai
Kepentingan (ei) 1-1.8 sangat tidak penting; 1.9-2.6 tidak penting; 2.7-3.4
biasa; 3.5-4.2 penting; 4.3-5 sangat penting. Kepercayaan (bi) 1-1.8 sangat
tidak baik; 1.9-2.6 tidak baik; 2.7-3.4 biasa; 3.5-4.2 baik; 4.3-5 sangat baik.
Kategori sikap (Ao), sangat negatif 1-5.8; negatif 5.9-10.6; netral: 10.7-15.4;
positif: 15.5-20.2; dan sangat positif 20.3-25. Kategori sikap total (Ao total)
sangat negatif 10-58; negatif 59-107; netral 108-156; positif 157-205; dan
sangat positif 206-254.
Responden
menyatakan sikap positif pada atribut harga untuk buah jeruk lokal. Harga yang
terdapat pada jeruk lokal dinilai baik menunjukkan harga dapat diterima
responden pada kategori tersebut. Artinya responden merasakan manfaat dari
harga yang dibayarkan pada jeruk lokal. Sikap sering mempengaruhi loyalitas
untuk konsumen ingin mengkonsumsi atau tidak. Sikap
positif terhadap produk tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian
ulang. Pada buah jeruk impor, atribut harga yang melekat dinilai biasa oleh
responden. Responden belum cukup merasakan manfaat yang ada pada jeruk impor
pada harga yang ditetapkan. Sikap yang terbentuk pada jeruk impor untuk atribut
harga adalah netral. Artinya konsumen belum tentu loyal untuk memilih atau
membeli buah jeruk impor sebagai pilihan.
Atribut rasa merupakan atribut paling utama
berdasarkan kepentingan. Sejalan dengan penelitian Riska (2012) yang
menggunakan analisis Fishbein menyatakan rasa merupakan atribut utama yang
mempengaruhi pembelian buah jeruk lokal dan impor di Kudus. Dalam penelitian
ini responden menilai rasa pada buah jeruk lokal dan jeruk impor dalam kategori
baik pada Tabel 5.� Artinya responden
mendapatkan rasa yang dikandung baik jeruk lokal maupun jeruk impor sesuai
dengan selera mereka. Responden memberikan sikap positif pada kedua produk
tersebut. Atribut penting yang sudah dinilai baik ini harus dapat
dipertahankan.
Kemudahan memperoleh merupakan atribut selanjutnya
yang dianggap penting oleh konsumen. Konsumen menilai atribut tersebut lebih
tinggi pada jeruk lokal dengan sikap positif sedangkan pada buah jeruk impor
menyatakan sikap netral. Saat peredaran buah impor dibatasi, buah lokal mudah
didapatkan, hampir di semua pasar tradisional, kios buah dan ritel.
Untuk atribut-atribut kualitas lainnya responden
menunjukkan sikap positif seperti pada derajat kematangan, kandungan air, dan
kesegaran baik jeruk lokal maupun jeruk impor. Ukuran buah dan tekstur daging
buah konsumen menyatakan netral terhadap keduanya. Kandungan air responden
lebih positif sikapnya untuk jeruk lokal. Promosi lebih positif untuk jeruk
impor. Atribut - atribut yang lebih positif pada jeruk lokal menjadi keunggulan
dan harus dipertahankan sedangkan atribut-atribut jeruk impor yang lebih
positif seperti kebersihan kulit dapat menjadi acuan bagi buah jeruk lokal
untuk dapat menyamakan posisi atributnya dengan mengembangkan potensi buah
jeruk lokal.�
Secara keseluruhan berdasarkan total nilai Ao tidak
jauh berbeda antara buah jeruk lokal maupun jeruk impor. Responden memiliki
sikap positif antara keduanya. Responden menilai atribut-atribut yang melekat
pada buah jeruk lokal dan jeruk impor sama-sama baik dan sebagian besar bisa
diterima konsumen dengan ditunjukkan nilai kepercayaan yang baik dan sikap yang
positif.
Kesimpulan
Konsumen kota Bandar Lampung memiliki sikap positif
untuk buah jeruk. Hasil analisis menunjukkan kinerjanya masing-masing untuk
buah jeruk lokal �dan jeruk impor. Secara
keseluruhan atribut-atribut buah jeruk lokal memiliki keunggulan pada rasa,
harga, kemudahan memperoleh, kandungan air, kondisi kesegaran dan derajat
kematangan sedangkan jeruk impor unggul pada kandungan biji, kebersihan kulit
dan promosi.
Kebersihan kulit
dan kandungan biji untuk atribut buah jeruk lokal dirasa perlu adanya perbaikan
supaya sejajar dengan
atribut jeruk impor. Sama halnya dengan atribut promosi yang dinilai kurang
untuk jeruk lokal. Promosi dipasar-pasar modern lebih banyak menjual buah jeruk
impor. Dari semua penilaian
kepentingan dan kinerja membentuk sikap konsumen buah jeruk kota Bandar Lampung
positif untuk kedua jenis buah jeruk.
BIBLIOGRAFI
Kementrian Pertanian.
2013. Volume Impor Buah Jeruk Tahun 2012.
Jakarta (ID): Kementrian Pertanian.
Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jilid 1.
Benyamin Molan, penerjemah; Jakarta (ID): Prenhallindo. Terjemahan dari Marketing Management.
Kusnardi. 2014. Ratusan
Buah Impor di Lampung Mengandung Formalin [diunduh 2015 Januari 2016].
Kupastuntas.co.id.
Mustakin A. 2013. Tren Penjualan Buah Impor Turun Sampai 20 persen. [diunduh pada
2015 Januari 20]. Tersedia pada Tribun Lampung.co.id
Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia
Indonesia
Pusat Kajian Buah Tropika.
2009. Perkiraan Konsumsi Buah di
Indonesia Tahun 2000-2015. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat
.Institut Pertanian Bogor.
Rajagukguk MJ, Sayekti WD, Situmorang S. 2013. Sikap dan Pengambilan Keputusan Konsumen
dalam Membeli Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Bandar Lampung.
Jurnal-jurnal Ilmu Agribisnis. 1(4): 351-357.
Riska IY, Mulya S,
Padmaningrum D. 2012. Analisis Preferensi
Konsumen Pasar Tradisional Terhadap Buah Jeruk Lokal Dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten ��Kudus. Agrista.
Sadeli AH, Utami HN. 2013. Sikap konsumen terhadap atribut produk untuk mengukur daya saing produk
jeruk. Trikonomika. 12(1): 61-71.
Yosini D. 2011. Consumer Preferences on Import and Local Fruit in Indoneia. Lucrar stiintifice seri Agronomie. 54(2).