�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
�
ANALISIS KUANTITAS DAN KUALITAS KEBUTUHAN AIR BERSIH
DAN ALTERNATIF PENYEDIAAN PADA KAWASAN WISATA PANTAI BIRA
Andi Gita Tenri Sumpala, Mahyuddin,
Maming
Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan telah memenuhi persyaratan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Persyaratan dari segi kualitas meliputi parameter fisika, kimia dan biologi, sehingga pada saat dikonsumsi tidak akan menimbulkan efek samping. Kuantitas air adalah jumlah air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas sumber air yang digunakan dalam Kawasan Wisata Pantai Bira serta untuk mengetahui proyeksi kebutuhan air bersih sesuai dengan jumlah wisatawan setiap tahun di Kawasan Wisata Pantai Bira. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ketiga sampel air menunjukkan status tercemar berat dengan nilai Indeks Pencemaran (IP) yaitu pada sampel 1, 2 dan 3 sebesar 10,450; 88,038; 14,401 dan untuk proyeksi kebutuhan air bersih di dapatkan hasil bahwa setiap tahunnya mengalami peningkatan, seiring dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Kawasan Wisata Pantai Bira.
Kata Kunci: kualitas air; kuantitas air; indeks pencemaran (IP)
Abstract
Clean water is water that
is used for daily needs and has met the requirements, both in terms of quality
and quantity. Requirements in terms of quality include physical, chemical and
biological parameters, so that when consumed it will not cause side effects.
Water quantity is the amount of clean water used to meet daily needs. The
quantity in the provision of clean water is viewed from the amount of raw water
available. This means that the raw water can be used to meet local needs. The
purpose of this study was to find out how the quality of the water sources used
in the Bira Beach Tourism Area and to find out the projected clean water needs
according to the number of tourists each year in the Bira Beach Tourism Area. The
results showed that the three water samples showed a heavily polluted status
with a Pollution Index (IP) value in samples 1, 2 and 3 of 10.450; 88.038;
14,401 and for the projection of clean water needs, the results show that every
year it has increased, along with the increasing number of tourists visiting
the Bira Beach Tourism Area.
Keywords: water
quality; water quantity; pollution index (IP)
Pendahuluan
Kabupaten Bulukumba adalah
salah satu daerah tujuan wisata. Daerah ini dikenal dengan �Bumi Panrita Lopi�
yaitu tempat pembuatan kapal phinisi dan terdapat sejumlah potensi daya tarik
wisata. Salah satu potensi pariwisata yang ada di kabupaten Bulukumba adalah
Pantai Bira� (Musawantoro & Ridwan, 2019).
Sejalan dengan bertambahnya kunjungan wisatawan yang semakin pesat maka
pembangunan sarana dan prasarana (Infrastruktur)
seperti sarana penyediaan air bersih juga sangat diperlukan (Sundra, 2006).
Pertambahan wisatawan dengan segala aktifitasnya menyebabkan kebutuhan air
meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Penyediaan air bersih
menjadi perhatian khusus bagi negara di dunia termasuk Indonesia. Hal ini
menjadi salah satu isu utama dalam Millenium
Goals Development (MDG�s). Salah satu masalah pokok ialah
kurang tersedianya sumber air bersih di daerah tertentu. Air bersih melalui
pelayanan PDAM pun belum optimal dalam kuantitas dan kualitasnya.
Warga di Kota Bulukumba tidak
dipersulit untuk mengakses air bersih. Namun pada kenyataannya di Kawasan
Wisata Pantai Bira mengalami kesulitan mengenai air bersih. Hal ini dikarenakan
kondisi geografisnya yang menyebabkan masyarakat sulit untuk mengakses air
bersih. Jaringan air bersih pada kawasan wisata Tanjung Bira saat ini sudah
tersedia dengan menggunkan jaringan air dari PDAM. Namun air dari PDAM belum
maksimal untuk memenuhi kebutuhan air bersih (Fitrianingsih, 2019). Sumber
yang diperoleh menyebutkan bahwa fasilitas PDAM yang disediakan pemerintah
tidak mencukupi kebutuhan air. Selain itu, tidak dimungkinkan untuk membuat
sumur di daerah Kawasan wisata karena air yang dihasilkan memiliki salinitas
yang tinggi sehingga tidak layak untuk digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Masyarakat di dalam Kawasan
Wisata Pantai Bira saat ini memenuhi kebutuhan dengan membeli air bersih
seharga Rp. 5.000/kubik dengan biaya sebesar Rp. 25.000-35.000 untuk sekali
antar. Sumber yang diperoleh menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kebutuhan air
yang sangat signifikan terjadi pada musim liburan, dimana pengantaran air ke
dalam kawasan wisata minimal 4 kali dalam sehari dan pada hari biasa 1 kali
pengantaran dalam sehari. Ketersediaan air bersih di Kawasan wisata Pantai Bira
ini menjadi masalah serius yang harus segera mendapatkan solusi mengingat
semakin tingginya angka kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun yang tentunya
akan membuat semakin meningkat pula kebutuhan air bersih.
Berdasarkan penjelasan di
atas, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui kuantitas
dan kualitas air bersih di Kawasan Wisata Pantai Bira.
Metode Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian observasional dimana faktor yang akan
dianalisis adalah kuantitas dan kualitas air. Penelitian ini dilakukan di
Kawasan Wisata Pantai Bira, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Lokasi
penelitian ini telah menjadi objek wisata yang diminati oleh wisatawan dari
dalam maupun luar negeri. Waktu penelitian dilakukan pada bulan agustus hingga
oktober 2021.
Gambar 1
Peta Lokasi Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang
dilakukan adalah Teknik Purposive Sampling yaitu merupakan teknik
pengambilan sampel secara sengaja dengan pertimbangan tertentu. Peneliti
membagi menjadi tiga (3) titik pengambilan sampel. Pengambilan sampel kriteria
tertentu yaitu dua (2) sumur yang dipilih adalah sumur yang digunakan
masyarakat yang berada di dalam Kawasan Wisata serta satu (1) sumur yang berada
di luar Kawasan Wisata.
Prosedur dalam pengambilan sampel air khususnya untuk
pengujian parameter fisika, kimia dan biologi mengacu pada SNI 6989.58 : 2008
Tentang Metode Pengambilan Contoh Air Tanah.
Metode untuk menganalisis hasil
penelitian dari data yang didapat terhadap peraturan mengenai baku mutu
kualitas air bersih yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 32 Tahun 2017. Kemudian dilanjutkan dengan membandingkan
data hasil pengukuran baku mutu dengan menggunakan Metode Indeks Pencemaran
dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003.
Indeks pencemaran air dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut (Hidup, 2015):
Keterangan:
PIj������� = Indeks
Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan��
fungsi
�������������� dari
Ci/Lij
Ci ������� = konsentrasi parameter kualitas air ke i
Lij ������ =
konsentrasi parameter kualitas air i yang dicantumkan dalam baku� mutu peruntukan air j.
Evaluasi terhadap nilai PI adalah (Hidup, 2015):
�
0
≤ PIj ≤ 1,0 memenuhi baku mutu (kondisi baik)
�
< PIj
≤ 5,0 cemar ringan
�
5,0 <
PIj ≤ 10 cemar sedang
PIj > 10 cemar berat
Metode analisa yang digunakan dalam menetukan data kuantitas air pada penelitian ini adalah neraca air (water balance). Neraca air (water balance) adalah suatu analisis yang menggambarkan pemanfaatan dari sumber daya di suatu daerah. Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan air.
Pertumbuhan jumlah wisatawan merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah kebutuhan air bersih di daerah Kawasan wisata, karena akan berpengaruh terhadap kondisi ketersediaan air baku. Metode yang digunakan dalam memproyeksi jumlah wisatawan berdasarkan DDK (Daya Dukung Kawasan) (Sadewa & Hadi, 2013).
Daya Dukung Kawasan = K
Dimana:
K�������� = Maksimum wisatawan per satuan unit area (orang)
Lp������� = Luas area yang dimanfaatkan (m)
Lt�������� = Luas area untuk kategori rekreasi wisata Pantai Bira
Wt������ = Waktu yang disediakan oleh Kawasan untuk kegiatan wisata�� dalam satu hari (Jam/hari)
Wp����� = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan wisata (Jam/hari)
Setelah pertumbuhan wisatawan diproyeksikan maka langkah selanjutnya adalah perhitungan kebutuhan air di area tersebut (Sadewa & Hadi, 2013). Berdasarkan Departemen PU Tahun 1996, kebutuhan air untuk obyek wisata adalah 0,1-0,3 ltr/detik/ha.
Penggunaan Air = 0,3 liter/detik/ha� x� total luas area wisata.
Kebutuhan air perorang = Penggunaan air� x� DDK
Hasil dan Pembahasan
Hasil
observasi lapangan yang telah dilakukan, terdapat 3 titik sampel yang dijadikan
sebagai titik penelitian, 3 titik sampel ini merupakan 3 sumber utama air
bersih yang digunakan masyarakat dalam Kawasan Wisata Pantai Bira. Titik
pertama dan kedua adalah sumur bor yang berada di dalam Kawasan Wisata, serta
titik 3 juga merupakan sumur bor yang berada di luar Kawasan Wisata Pantai Bira.
Ketiga titik
sampel ini kemudian dilakukan uji kimia, fisika dan biologi di Laboratorium
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar. Hasil pemeriksaan parameter fisika
dari 3 sampel sumber air bersih di daerah Kawasan Wisata Pantai Bira tersaji
dalam tabel 1.
Tabel 1
Hasil
Pengujian Parameter Fisika,
Kimia dan Mikrobiologi
Parameter |
Satuan |
Sampel 1 |
Sampel 2 |
Sampel 3 |
1)
Fisika �
TDS �
Kekeruhan �
Suhu �
Warna �
Rasa �
Bau |
mg/L NTU 0C TCU - - |
5020 1,36 30,5 5 Tidak berasa Tidak berbau |
7120 3,26 33 25 Tidak berasa Tidak berbau |
2640 1,21 33,2 5 Tidak berasa Tidak berbau |
2)
Kimia �
Fe �
Cl- �
NO3 �
pH �
Kesadahan �
Cr �
Zn �
Salinitas |
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L |
0,80 3412,24 41,20 7,3 1499,4 <0,01 0,11 6,142 |
0,34 29,87 18,09 7 204 <0,01 0,08 0,054 |
0,77 14,74 10,06 7 175,44 <0,01 <0,01 0,027 |
3)
Mikrobiologi �
Total Coliform �
E.coli |
CFU/100 mL |
18 0 |
15.000 0 |
385 0 |
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium
Berdasarkan data pada tabel 1 dapat dilihat
bahwa diantara parameter fisika, untuk konsentrasi
TDS pada sampel 1, 2 dan 3 melebihi
standar baku mutu yaitu 5020 mg/L, 7120 mg/L
dan 2640 mg/L dari standar
1000 mg/L. Selain itu, untuk parameter suhu pada sampel 3 juga melebihi standar baku mutu
yaitu 33,2 0C dari standar 27-33 0C. Untuk Parameter
kimia, khususnya konsentrasi Cl- pada sampel 1 melebihi standar baku mutu yaitu
3412,24 mg/L dari standar
600 mg/L dan parameter kesadahan yaitu
1499,4 mg/L dari standar
500 mg/L. Pada parameter mikrobiologi, sampel yang tidak memenuhi syarat baku mutu yaitu
sampel 2 dan 3 dengan kadar total coliform yaitu 15.000
dan 385 CFU/100 mL dari standar
50 CFU/100 mL.
Kemudian dilakukan
uji status mutu air dengan menggunakan Indeks Pencemaran (IP). Indeks Pencemaran adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pencemaran terhadap parameter kualitas Air.
Hasil analisis status mutu air pada sumber air di
Kawasan Wisata Pantai Bira, dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Hasil Pengujian Status Mutu Air
Titik
sampling |
Nilai
IP |
Status
Mutu Air |
Titik
1 (Dalam Kawasan Wisata) |
10,450 |
Tercemar
Berat |
Titik
2 (Dalam Kawasan Wisata) |
88,038 |
Tercemar
Berat |
Titik
3 (Luar Kawasan Wisata) |
14,401 |
Tercemar
Berat |
Kebutuhan air bersih
di Kawasan Wisata Pantai Bira umumnya
lebih besar untuk keperluan MCK, karena untuk kebutuhan
makan/minum, masyarakat biasanya menggunakan air galon. Proyeksi kebutuhan air di Kawasan
Wisata Pantai Bira dengan memperhitungkan pengunjung� menggunakan
metode DDK (Daya Dukung Kawasan). Adapun proyeksi kebutuhan air bersih setiap tahun, dapat
dilihat pada gambar 2.
Gambar 2
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
2016-2030
����������� Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat
bahwa setiap tahunnya jumlah wisatawan mengalami peningkatan. Hal tersebut berbanding lurus dengan semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air bersih di Kawasan Wisata Pantai Bira.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ketiga
sumber air bersih yang biasa digunakan dalam Kawasan Wisata Pantai Bira
memiliki nilai IP yaitu 10,450; 88,038; dan 14,401. Hal ini berarti ketiga
sumber air berstatus tercemar berat.
2. Kebutuhan
air bersih di Kawasan Wisata Pantai Bira umumnya lebih besar digunakan untuk
keperluan MCK. Setiap rahunnya jumlah wisatawan semakin bertambah dan
berbanding lurus dengan semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air bersih.
Fitrianingsih, Wiwik. (2019). Strategi Pengembangan
Kawasan Pariwisata Tanjung Bira pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Bulukumba. Google Scholar
Hidup, Kementerian Lingkungan. (2015).
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia, 6. Google Scholar
Musawantoro, Muhammad, & Ridwan, Masri.
(2019). Potensi Pantai Panrangluhung di Bira Kabupaten Bulukumba sebagai
Destinasi Wisata. Jurnal Kepariwisataan: Destinasi, Hospitalitas Dan
Perjalanan, 3(1), 1�7. Google Scholar
Sadewa, Sukmaputri, & Hadi, Wahyono.
(2013). Studi Kelayakan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Laut Menjadi Air
Bersih di Wisata Bahari Lamongan. Jurnal Teknik ITS, 2(2),
D127�D132. Google Scholar
Sundra, I. Ketut. (2006). Kualitas Air
Bawah Tanah Di Wilayah Pesisir Kabupaten Badung. Universitas Udayana. Google Scholar
Copyright holder: Andi Gita Tenri Sumpala, Mahyuddin, Maming (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |