Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, Special Issue No. 2, Februari 2022
BUDAYA KERJA ERA NEW NORMAL: SAATNYA MERUBAH PARADIGMA
(STUDI PADA UKM DI MALANG RAYA)
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Malang
Email: [email protected];
[email protected];
[email protected];
[email protected];
[email protected]��
UKM sangat terdampak dengan pandemi
Covid-19.� Perlu dilakukan beberapa
perubahan atau adaptasi dengan mengikuti perubahan yang terjadi. Penelitian
tindakan dipilih untuk melaksanakan penelitian ini, dengan menggunakan metode
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, dimana�
sampel adalah UKM kuliner yaitu kafe di Malang Raya. Tahap perencanaan
dilakukan dengan indentifikasi masalah dan hambatan yang dihadapi oleh UKM,
melalui wawancara dengan bantuan interviu guide, kemudian dari tahap ini
diperoleh rumusan strategi yang akan diimpelentasikan pada tahap pelaksanaan.
Mengadopsi budaya kerja yang dikemukakan oleh Denison dan Haaland, tersusunlah
strategi budaya kerja baru untuk menghadapi era new normal. Misi, keterlibatan,
adaptasi dan konsistensi digunakan sebagai indikator pada tahap pelaksanaan.
Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan
penelitian dalam berkontribusi pada keberlanjutan UKM dalam menjalankan
bisnisnya.� �UKM tidak lagi dijalankan secara asal, namun
harus dilakukan perencanaan yang matang untuk meminimalisir kegagalan produk,
menjaga keberlanjutan bisnis bahkan dapat menang menghadapi persaingan bisnis
baik dengan sesama UKM maupun dengan perusahaan.
Kata Kunci: �UKM, budaya kerja, new normal, misi, keterlibatan,
adaptasi, konsistensi
SMEs have been severely impacted by the Covid-19
pandemic. Some changes or adaptations need to be made to follow the changes
that occur. Action research was chosen in this study, using the planning,
implementation and evaluation method, where the samples were culinary SMEs,
several cafes in Malang Raya. The planning stage involves identifying the
problems and obstacles faced by SMEs, through interviews using an interview
guide, then from this stage a strategy formulation is obtained which is
implemented at the implementation stage. Adopting the work culture proposed by
Denison and Haaland, a new work culture strategy is formulated to deal with the
new normal era. Mission, involvement, adaptation and consistency are used as
indicators at the implementation stage. Then proceed with an evaluation to
measure the level of success of research in contributing to the sustainability
of SMEs in running their business. SMEs are no longer run at random, but with
careful planning to minimize product failures, maintain business sustainability
and even win in the face of business competition both with fellow SMEs and with
companies.
Keywords: SMEs, work culture, new normal, mission, involvement,
adaptation, consistency
Penelitian ini didasari pada beberapa pendapat tentang
kontribusi UKM pada perekonomian suatu bangsa serta merupakan
upaya peningkatan kesejahteraan penduduk melalui pembangunan bidang ekonomi
yang berkelanjutan (Aminudin & Cahyono, 2020). Asumsi global tentang UKM
sebagai mesin utama pendorong pertumbuhan ekonomi, memberikan peluang bagi UKM
untuk terus bertumbuh (Robson
& Bennett, 2000); (Abor & Quartey, 2010). Negara maju
maupun negara berkembang fokus pada UKM karena UKM membawa manfaat ekonomi yang
besar termasuk menciptakan lapangan kerja dan pendapatan bagi keluarga (Acs, Desai, & Hessels, 2008); (Kang & Heshmati, 2008).
Khususnya di negara berkembang, UKM tidak hanya menciptakan lapangan kerja
tetapi juga menampung pekerja tidak terampil yang banyak terdapat di masyarakat
(Aurick et al., 2017).
Posisi UKM yang sangat penting tersebut, bukan berarati
UKM mudah dalam menjalankan bisnisnya. Banyak hal yang menjadi kendala bagi UKM
untuk dapat survive di pasar. Terdapat faktor intenal dan eksternal yang
menjadi hambatannya. Faktor internal salah satunya adalah budaya kerja yang
dibangun oleh pemilik untuk dijalankan sebagai aturan, norma dan kesepakatan
bersama, dalam pengambilan kebijakan, langkah dan sikap mana yang boleh diambil
dan mana yang menjadi larangan. Budaya tidak selamanya tetap, harus selalu
disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan yang ada di masyarakat.
Bisnis di bidang kuliner terus berkembang seiring dengan beranekaragamnya �kebutuhan masyarakat. Bisnis kuliner dengan
konsep kafe,� sangat melekat dengan gaya
hidup masyarakat masa kini (Pujianto,
Vallery, & Soetanto, 2021) sehingga lazimnya di Indonesia,
begitu tumbuh satu, berikutnya bak jamur di musim hujan. Bisnis sejenis akan
bermunculan hadir. Kemunculan sebuah UKM yang tidak didasari dari perencanaan yang atang,
menjadi penyebab masalah UKM di Indonesia yaitu lemahnya
kemampuan manajerial wirausaha (Wirda,
Herizon, & Putra, 2020).
Adanya pandemi Covid-19 yang dialami secara global,
pastinya merubah keseluruhan struktur dan tatanan dunia, baik sosial
kemasyarakatan, bisnis, hukum, dan semua yang menjadi aktifitas masyarakat.
Masyarakat terkena dampak
seperti kehilangan pekerjaan, serta daya beli yang berkurang (Rahman & Nurdian, 2021).
Sehingga perlunya memberdayakan potensi sumberdaya lokal di lingkungan
masyarakat dalam rangka mengurangi dampak merugikan dengan adanya wabah
Covid-19 dan mempertahankan pendapatan (Bain,
et al., 2021). Pada sektor bisnis, pandemi ini juga memaksa
usaha kecil yaitu UKM untuk menyesuaikan banyak hal jika ingin tetap dapat
menjalankan bisnisnya. Kondisi yang tidak menentu, beberapa kebijakan
pemerintah seperti kewajiban untuk stay at home, pembatasan sosial, kebijakan
menjalankan bisnis di era new normal, semua menjadi perubahan yang wajib
diikuti, dalam arti UKM harus mampu beradaptasi dan berdamai dengan keadaan
saat ini.
Mengadopsi budaya kerja yang dikemukakan oleh Denison
& Haaland (2003), bahwa dimensi budaya
meliputi kegiatan keterlibatan (involvement), konsistensi (consistency),
adaptabilitas (adaptability) dan misi (mission) dianggap sesuai
untuk menjadi indikator dalam melakukan identifikasi, analisis dan pemecahan
masalah yang dihadapi oleh UKM terkait dengan budaya kerja baru di era new
normal. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Kafe Panggon sebagai
UKM, dengan mengadopsi dimensi budaya kerja di atas. Intinya, setiap langkah yang
diambil sebagai upaya untuk keberlangsungan bisnis (Liguori & Pitzz, 2020), dengan adopsi teknologi (Musa & Aifuwa, 2020), meningkatkan produktivitas
(Nyanga & Zirima, 2020), mencari sumber pendanaan
yang efektif (McGeever,
McQuinn, & Myers, 2020), dan rencana-rencana lain yang sesuai dengan kebutuhan
Kafe Panggon terkini dalam upaya untuk mempertahankan bisnisnya. Sesuai dengan sumber teori, empiris dan kondisi riil pada
beberapa kafe di Malang Raya, maka perumusan masalah
dikemukakan sebagai berikut:
1. Bagaimana misi yang harus dilakukan dalam
menghadapi budaya kerja era new normal?
2. Bagaimana keterlibatan yang harus dilakukan
dalam menghadapi budaya kerja era new
normal?
3. Bagaimana adaptasi yang harus dilakukan dalam
menghadapi budaya kerja era new normal?
4. Bagaimana konsistensi yang harus dilakukan
dalam menghadapi budaya kerja era new
normal?
Sesuai dengan
perumusan yang telah disampaikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
memberikan solusi dalam �menjalankan
misi, keterlibatan, adaptasi dan konsistensi sebagai perwujudan dari
implementasi budaya kerja di era new
normal guna menjaga survival bisnis yang dijalankan UKM.
Sampel
penelitian adalah enam kafe yang ada di Malang Raya, yaitu Kafe Panggon di Kota
Batu, Kafe Canvil Dau, Kafe Misbar di Kabupaten Malang dan Kafe Gedang Ganteng,
Kafe Kopi Sawah, dan Kafe Toko Kopi Jaya di Kota Malang. Dipilih metode
penelitian tindakan (action research),
dengan membagi dalam tiga tindakan, sebagai berikut:
1. Perencanaan, dilakukan observasi pendahuluan, dengan
melakukan identifikasi permasalah dengan dilakukan wawancara menggunakan
bantuan interviu guide dan kuisioner
terbuka, untuk menggali data dan �merumuskan strategi yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan, dengan disusun beberapa strategi
budaya kerja baru yang akan diimplementasikan pada saat menghadapi kondisi new normal, dengan melibatkan pemilik
kafe, karyawan, dan konsumen.
3. Evaluasi, melakukan survei kepuasan terhadap
karyawan dan konsumen, dengan memberikan kuisioner sebagai ukuran keberhasilan
penelitian.
Sesuai dengan metode yang telah disampaikan, pada setiap metode
menghasilkan output/luaran yang
digunakan untuk melangkah pada fase berikutnya untuk mencapai tujuan akhir dari
penelitian. Pada tahap perencanaan, diperoleh rumusan strategi berdasar pada teori
budaya kerja yang dikemukakan oleh Denison
dan Haaland (2003) dengan melakukan modifikasi untuk kepentingan penerapan
budaya kerja di era new normal saat
ini.
Rumusan strategi bisnis dikembangkan dari hasil wawancara dengan pemilik UKM serta fenomena ekonomi dan sosial yang
mempengaruhi bisnis. Kemudian digambarkan dengan jelas untuk menjadi pedoman
dalam melaksanakan penelitian ini serta implementasi
budaya kerja baru ke depannya. Lebih pentingnya lagi,
supaya lebih mudah dalam mengukur sejauhmana keberhasilan dari penelitian beserta hambatan-hambatan pada saat
pelaksanaan strategi yang telah dirumuskan. Berikut rumusan strategi model
budaya kerja era new normal yang
disebut dengan B�Kerja Enewal:
Gambar 1
Model B�Kerja Enewal
(Sumber: Hasil Pengembangan Model Denison dan Haaland, 2022)
Pada tahap pelaksanaan, dari strategi yang telah
dirumuskan dan disepakati, berikutnya diimplementasikan melalui beberapa
tindakan yaitu mengimplementasikan beberapa misi yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu:
1. Fokus pada
konsumen, yaitu produk yang dijual harus melalui analisis pasar terkait dengan
selera, kebijakan harga, dan kebijakan yang diambil lainnya. Produk harus
benar-benar dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Semua harus
melalui perencanaan yang matang untuk meminimalisir kegagalan produk mengingat
kondisi ekonomi yang semakin tidak dapat diprediksi serta consumers space (ruang konsumen dengan ventilasi/outdoor yang cukup, tersedianya tempat
cuci tangan, tersedianya pengukur suhu badan, layout duduk dengan memperhatikan aturan physical distancing, aturan tegas bagi pengunjung untuk mematuhi
protokol kesehatan). Perlunya kemampuan dalam mengelola konsumen, mengingat
konsumen merupakan nafas dari keberlanjutan bisnis sesuai dengan yang
disampaikan pada penelitian Wirda, Herizon, & Putra (2020).
2. Memperhatikan
kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan karyawan dengan tindakan �yang terkait dengan work environment (ketersediaan air bersih untuk membersihkan alat
kerja, layout ruang kerja yang diatur
dengan mempertimbangkan efisiensi kerja, waktu kerja sesuai dengan beban kerja,
tersedianya alat pelindung diri). Inti dari fase ini adalah menjaga
produktifitas karyawan diantara kondisi bisnis yang belum stabil sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nyanga & Zirima, (2020).
Pertanyaan
|
Jawaban
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
Apakah telah diterapkan protokol kesehatan dengan baik?
|
|
|
Apakah pernah menjumpai ikut terlibat
dalam kegiatan kemasyarakatan? Sponsor/Peserta/Narasumber/Pemateri |
|
|
Apakah telah menerapkan hemat energi?
|
|
|
Apakah tidak menggunakan plastik untuk kemasannya?
|
|
|
Apakah terdapat fasilitas: Free WIFI/melayani pembelian
online/memiliki media sosial/menggunakan menu barcode/terdapat fasilitas
outdoor |
|
|
Apakah telah melengkapi produknya
dengan P-IRT dan sertifikasi halal? |
|
|
Berdasarkan
hasil evaluasi, ada jawaban mencolok yang diutarakan oleh konsumen, bahwa kafe-kafe ini belum
memiliki sertifikasi halal untuk produknya. Ini memang perlu dipertimbangkan,
mengingat Malang
Raya menuju international tourism, dimana wisatawan tidak hanya dari lokal
namun juga dari mancanegara. Selain itu, mayoritas masyarakat Indonesia muslim,
sehingga keyakinan akan suatu produk tersertifikasi halal, sangat penting. Sementara untuk hal-hal
lainnya konsumen memberikan respon yang positif.
Pertanyaan
|
Jawaban
|
|
Ya
|
Tidak
|
|
Apakah tercipta work environment
yang mendukung budaya kerja baru?
|
|
|
Apakah ada keterlibatan karyawan dalam
memutuskan kebijakan yang diambil? |
|
|
Apakah tersedia APD bagi karyawan?
|
|
|
Apakah pekerjaan yang dilaksanakan dapat mensejahterakan?
|
|
|
Apakah terdapat proses pembelajaran? |
|
|
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penelitian
ini menemukan beberapa solusi dari masalah yang selama ini dihadapi dalam
rangka persiapan untuk melaksanakan budaya kerja di era new normal pada UKM. Mengadopsi dari budaya kerja
yang dikemukakan oleh Denison&Haaland (2003), hasil penelitian
diharapkan memberikan kontribusi nyata bagi UKM untuk keberlangsungan bisnis
yang sedang dijalankan, memunculkan sinergi atau hubungan baik antara pemilik
UKM dengan karyawannya, serta dengan pihak-pihak eksternal seperti pemasok dan
pemerintah. UKM tidak dapat berdiri sendiri, perlu bantuan dari berbagai pihak
untuk dapat menopang bisnisnya dalam jangka panjang. Untuk itu UKM perlu
membuka diri demi kebaikan dan masa depannya.
Abor, J.,
& Quartey, P. (2010). Issues in SME Development in Ghana and South
Africa. International Research Journal of Finance and Economics (39),
218-228. Google Scholar
Acs, Z. J., Desai, S.,
& Hessels, J. (2008). Entrepreneurship, economic development and
institutions. Small Business Economics , 219-234. Google Scholar
Aminudin, & Cahyono, E.
(2020). Peningkatan Daya Saing Pelaku Usaha Berbahan Baku Kayu Melalui
Teknologi Informasi. Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat,
275-283. Google Scholar
Aurick, M., Munalula, M.,
Mundia, L., Mwale, N., & Vincent, K. (2017). Urban Informality and Small
Scale Enterprise (SME) Development in Zambia: An Exploration of Theory and
Practice. Google Scholar
Bain, A., Nasiu, F.,
Kurniawan, W., Napirah, A., Hadini, H., Daoed, D., et al. (2021).
Pengembangan Aneka Produk dan Olahan Limbah Ternak Sebagai Sumer Pendapatan
Alternatif Bagi Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pengamas,
56-65. Google Scholar
Denison, D. R., & Haaland,
S. (2003). Corporate Culture and Organizational Effectiveness. The Academy
of Management Review, 205-227. Google Scholar
Kang, J. W., &
Heshmati, A. (2008). Effect of credit guarantee policy on survival and
performance of SMEs in Republic of Korea. Small Business Economics,
445-462. Google Scholar
Liguori, E., & Pitzz, T.
(2020). Strategies for small business: Surviving and thriving in the era of
COVID-19. . J. Int. Counc. Small Bus, 1-5. Google Scholar
McGeever, N., McQuinn, J.,
& Myers, S. (2020). SME Liquidity Needs during the COVID-19 Shock.
Dublin: Financial Stability Notes; Central Bank of Ireland. Google Scholar
Musa, S., & Aifuwa, H.
(2020). Coronavirus pandemic in Nigeria: How can Small and Medium
Enterprises (SMEs) cope and flatten the. Eur. J. Account. Financ. Invest,
56-61. Google Scholar
Nyanga, T., & Zirima, H.
(2020). . Reactions of Small to Medium Enterprises in Masvingo, Zimbabwe To
Covid 19: Implications on Productivity. Bus. Excell. Manag, 22-32. Google Scholar
Pujianto, T. R., Vallery, V.,
& Soetanto, A. (2021). Perancangan Kafe di Era New Normal. Memperkuat
Kontribusi Kesehatan Mental dalam Penyelesaian Pandemi Covid 19: Tinjauan
Multidisipliner (pp. 251-262). Malang: Fakultas Pendidikan Psikologi
Universitas Negeri Malang. Google Scholar
Rahman, T., & Nurdian, Y.
(2021). Pendampingan Pemanfaatan Teknologi Digital Untuk Meningkatkan
Pemasaran Toko Roti di Pabian Sumenep. DINAMISIA: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 645-650. Google Scholar
Robson, P. J., & Bennett,
R. (2000). SME Growth: The Relationship with Business Advice and External
Collaboration. Small Business Economics, 193-208. Google Scholar
Wirda, F., Herizon, &
Putra, T. (2020). Penguatan Daya Saing UKM Pada Usaha Makanan Khas Daerah
Sumatra Barat. DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
579-587. Google Scholar
Copyright
holder: Halid Hasan, Farika Nikmah, E. Andi Sukma, Heru Utomo, E. Eka Wahyu (2022) |
First
publication right: |
This article is
licensed under: |