Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 4, No. 3 Maret 2019
HUBUNGAN ANTARA
PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN
KEPUTIHAN DI SMAN 1 LEBAKWANGI KAB.KUNINGAN
Alfiani Rizqi
Universitas
Islam Al Ihya Kuningan
Email:
[email protected]
Abstrak
Masa remaja adalah masa peralihan antara masa
anak-anak� dan masa dewasa. Yang
peralihannya dicirikan dengan beberapa perubahan yang terjadi misal perubahan
fisik, emosi, dan psikis. Kisaran usia masa remaja yakni antara usia 10-19
tahun, �yang merupakan suatu periode
suatu pematangan organ reproduksi manusia, atau lebih sering disebut dengan masa
pubertas. Masa remaja adalah periode perubahan dari masa anak-anak ke masa
dewasa (Widyastuti, 2010:67). Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada
remaja merupakan proses yang saling berkaitan, berkesinambungan dan berlangsung
secara bertahap. Perkembangan merupakan proses dimana perubahan-perubahan dalam
diri remaja akan di integrasikan sedemikian rupa sehingga remaja tersebut dapat
berespon dengan baik dalam menghadapi rangsangan-rangsangan dari luar dirinya.
Yang paling dominan dalam perkembangan remaja adalah dengan perubahan secara
fisik, alat reproduksi, kognitif dan psikososial (Tim Penulis Poltekkes Depkes
Jakarta, 2010). �Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengenalkan hubungan antara pengetahuan remaja puteri mengenai
pribadi hygiene terkait sikap mencegah keputihan di SMA Negeri 1
Lebakwangi-Kuningan Tahun 2014. Hasil penelitian ini dimaksudkan agar dapat
memperbanyak wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan reproduksi wanita,
khususnya terkait dengan personal hygiene dan keputihan. Dalam penelitian ini
penulis memanfaatkan metode penelitian analitik melalui pendekatan cross
sectional. Alat ukur yang digunakan menggunkan kuesioner,skala yang digunakan
ordinal, populasi yang digunakan seluruh siswi SMAN 1 Lebakwangi yang berjumlah
592 siswi, sample yang digunakan purpose sampling sebanyak 178 siswi. Hasil
penelitian bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang personal hygiene kurang
sebanayak 68 siswi(38,20%), cukup sebanyak 65 orang (36,51%), dan baik sebanyak
45 orang (25,29%).Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan data
bahwa siswi SMAN 1 Lebakwangi mempunyai perilaku yang cukup tentang pencegahan
keputihan.
Kata kunci : Hubungan, Pengetahuan, Personal Hygiene, Perilaku,
Pencegahan Keputihan.
Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada
remaja merupakan proses yang saling berkaitan, berkesinambungan dan berlangsung
secara bertahap. Perkembangan merupakan proses dimana perubahan-perubahan dalam
diri remaja akan di integrasikan sedemikian rupa sehingga remaja tersebut dapat
berespon dengan baik dalam menghadapi rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Yang
paling dominan ketika memasuki masa�
remaja ialah adanya perkembangan fisik, alat reproduksi, kognitif dan
psikososial (Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta, 2010).
Seorang remaja putri memiliki permasalahan yang
sangat kompleks, diantaranya ialah masalah reproduksi. Masalah ini perlu
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, karena masih kurangnya ketersediaan
jalan pada remaja untuk memperoleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi ialah suatu keadaan atau
kondisi sehat secara menyeluruh baik kesejahteraan fisik, mental serta sosial
yang sempurna dalam segala keterangan yang berkorelasi dengan fungsinya, bagaimana
perannya dan serta proses reproduksi yang dimiliki remaja. Program kesehatan
reproduksi bertujuan sebagai upaya membantu remaja untuk memahami dan menyadari
ilmu tersebut, dan pada akhirnya memiliki sifat serta perilaku sehat yang tentunya
bertanggung jawab kaitannya dengan pasal kehidupan reproduksinya. Metode �yang digunkan adalah dengan advokasi, publikasi,
KIE, bimbingan psikologi dan pelayanan terhadap remaja yang mempunyai permasalah
khusus serta pemberian motivasi dalam setiap aktifitas remaja yang bersifat
positif (Widiyastuti, 2010:68).Upaya untuk memiliki kehidupan reproduksi yang
sehat dan konsisten, berarti pula suatu upaya meningkatkan kualitas keluarga
karena remaja adalah bagian dari suatu keluarga (Widiyastuti, 2010).
Data menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar
15.000 kasus kanker serviks atau leher rahim ditemukan ada di Indonesia dalam
setiap tahunnya. Indonesia merupakan negara tertinggi di dunia dengan jumlah
kasus kangker serviksnya.
�Akibat
keputihan ini sangat fatal bila lambat ditangani. Dapat mengakibatkan kemandulan
serta hamil yang terjadi diluar kandungan yang disebabkan karena saluran tuba
yang tersumbat, masalah keputihan ini dapat juga merupakan cikal bakal
terjadinya kanker rahim �pada wanita yang
hingga saat ini merupakan pembunuh nomor satu bagi para kaum wanita dengan
angka insiden kanker serviks dikisarkan hingga 100 per 100.000 penduduk per
tahunnya, hingga dapat berujung pada kematian.
�75% wanita di
Indonesia pasti �pernah mengalami
keputihan, paling sedikit satu kali selama hidupnya dan 45% lainnya pernah
mengalami keputihan hanya sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN, 2009). Lalu Pada
remaja yang pengetahuannya kurang mengenai kebersihan alat reproduksi akan sangat
memberikan efek samping �pada� pola tingkahlaku remaja dalam menjaga
kebersihan alat reproduksinya, karena itu disebabkan oleh minimnya �pengetahuan mengenai keilmuan tersebut dan perlakuan
perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam menjaga kebersihan alat
genitalia (Notoadmojo,2010:79).
Berdasarkan analisa pendahuluan yang diterapkan pada
tahun 2014 di SMA Negeri 1 Lebakwangi-Kuningan,�
ditemukan 7 dari 10 responden memiliki pemahaman mengenai personal hygiene yang kurang tetap hingga
berpengaruh pula pada perilaku pencegahan keputihan yang kurang baik.
Metode Penelitian
Metode penelitian teknik sampel yang digunakan dalam
penelitian ini. Yaitu �seluruh siswi SMA
Negeri 1 Lebakwangi, yang berjumlah 592 siswi. Teknik sampling yang digunakan
untuk mendapatkan sampel adalah purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan didasarkan pada beberapa
pertimbangan yang dibuat oleh peneliti.� �Berdasarkan karakteristik atau sifat populasinya
yang telah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).
Sampel yang digunakan dalam penitian adalah keseluruhan
siswi SMA Negeri 1 Lebakwangi yaitu siswi kelas X dan XI yang berjumlah 385
orang,dengan kriteria inklusi adalah semua siswi yang ada pada saat pengambilan
data. Sampel tersebut diambil karena siswi kelas X dan siswi kelas XI memiliki
karakteristik yang sama, yaitu sama- sama jarang mendapatkan penyuluhan
mengenai kesehatan reproduksi. Fakta ini didapat dari hasil wawancara yang
dilakukan pada siswi dan Badan Kesiswaan (BK) SMA Negeri 1 Lebakwangi.
Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, Instrument yang
digunakan adalah kuisioner yaitu
berupa quesioner yang digunakan untuk memperoleh
data tentang pengetahuan
dan perilaku dari responden maksudnya
laporan mengenai pribadinya dan hal-hal
yang telah diketahuinya serta dilakukannya. Jumlah semua pertanyaan
adalah 50 butir, 30 butir pertanyaan menanyakan tentang pengetahuan dan 25
butir pertanyaan menanyakan tentang perilaku.Pada pertanyaan tentang perilaku
terdapat pertanyaan yang favouriabel dan unfavouriabel, diantaranya pertanyaan
favourabel adalah nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 22,
23, 24, 25 dan pertannya unfavourabel adalah nomor� 2,5, 7, 11, 14, 15, 19.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Lebakwangi kab. Kuningan tentang hubungan
antara pengetahuan remaja puteri tentang personal hygiene dengan perilaku
pencegahan keputihan. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri
dari 2 bagiaan yaitu analisa univariat dan bivariat.
Tabel 1
Distribusi frekuensi pengetahuan remaja puteri tentang
personal hygiene di SMAN 1 Lebakwangi tahun 2014.
No |
Kategori |
F |
% |
1 |
Baik |
45 |
25,29 |
2 |
Cukup |
65 |
36,51 |
3 |
Kurang |
68 |
38,20 |
|
Jumlah |
178 |
100 |
Berdasarkan tabel 1� menunjukan bahwa
pengetahuan remaja tentang personal hygiene secara keseluruhan memiliki
pengetahuan kurang sebesar 68 siswa (38,20%).
Tabel 2
Distribusi frekuensi perilaku
pencegahan keputihan
No |
Kategori |
F |
% |
1 |
Baik |
58 |
32,58 |
2 |
Cukup |
65 |
36,53 |
3 |
Kurang |
55 |
30,89 |
|
Jumlah |
178 |
100 |
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa pengetahuan remaja tentang perilaku
pencegahan keputihan secara keseluruhan mempunyai pengetahuan yang cukup
sebesar 65 siswa (36,53%).
��� ��������������������������������������������������� Tabel
3
Distribusi frekuensi Hubungan
antara pengetahuan remaja puteri terhadap personal hygiene dan perilaku
pencegahan keputihan di SMA Negeri 1 Lebakwangi � Kuningan tahun 2014
Kategori |
Hubungan |
Total
|
P-Value |
|
||||
Pengetahuan remaja |
Perilaku remaja |
|
||||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
0,045 |
||
Baik |
45 |
25,29 |
58 |
32,58 |
45 |
100 |
||
Cukup |
65 |
36,51 |
65 |
36,53 |
65 |
100 |
||
Kurang |
68 |
38,20 |
55 |
30,89 |
68 |
100 |
||
∑ |
178 |
100 |
178 |
100 |
178 |
100 |
Hasil Peneliti menggunakan uji korelasi Rank-Spermand
α= 0,05 didapat nilai p = 0,045, yang berarti Ho ditolak. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat keterkaitan yang kuat antara pengetahuan remaja mengeai
personal hygiene dengan sikap mencegah keputihan di SMA Negeri 1 Lebakwangi.
Adapaun kefisien korelasinya menunjukan r = 1,00 yang berarti korelasi diantara
kedua variabel tersebut bersifat positif dan sangat kuat. Hasil uji hipotesa
dalam penelitian ini bertolak belakang dengan pendapat Baziad (2010) yang menyatakan
bahwa semakin banyak pengetahuan remaja tentang personal hygiene maka semakin
baik pula perilaku pencehagan remaja terhadap keputihan. Pengetahuan
adalah bentuk dari tahu, dan hal ini terjadi sapabila seseorang �telah melakukan
pengindraan mengenai
suatu objek tertentu.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Lebakwangi mengenai� hubungan antara pengetahuan remaja puteri
tentang personal hygiene dengan perilaku pencegahan keputihan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Sebagian besar
pengetahuan remaja tentang personal hygiene di SMAN 1 Lebakwangi sebanyak 68
siswa (38,20%) mempunyai berpengetahuan kurang tentang personal hygiene.
2.
Sebagian besar
responden di SMAN 1 Lebakwangi kabupaten kuningan mempunyai perilaku yang cukup
tentang pencegahan keputihan. Hal ini terbukti pada penelitian sebesar 65 siswa
(36,53 %) dari 178 responden mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap
pencegahan keputihan.
3.
Peneliti menggunakan
uji korelasi Rank-Spermandα=
0,05 didapat nilai p = 0,045, yang berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang kuat
antara pengetahuan remaja tentang personal hygiene dengan perilaku pencegahan
keputihan di SMA Negeri 1 Lebakwangi. Adapaun kefisien korelasinya menunjukan r
= 1,00 yang berarti korelasi diantara kedua variabel tersebut bersifat positif
dan sangat kuat.
BIBLIOGRAFI
Aziz, Alimul, 2007, Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data, Salemba
Medika, Jakarta.
Arikunto, S, 2010, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta, Jakarta
Azam, 2012, La Tahzan� untuk
Wanita Haid, QultumMedia,
Jakarta.
Dunuoto, Dadang, 2012, Validitas
dan Reabilitas. Nuha Medika, Yogyakarta.
Hidayat, Aziz, Alimul, 2007, Metode Penelitian Kebidanan
Teknik Analisid Data, Salemba Medika, Jakarta.
Notoatmodjo,
S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan,
Rineka cipta, Jakarta.
Paramita,
2013, Kamus Keperawatan, Indeks,
Jakarta.
Sibagariang,
dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita.
TIM, Jakarta.
Sugiono,
2007, Statistik untuk Penelitian,
Alfabet. Bandung.
Tim
Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010, Kesehatan
Remaja Problem dan Solusinya,
Salemba Mendika, Jakarta
Wawan,
A, Dewi, M, 2011, Tori dan Pengetahuan,
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Salemba Medika. Yogyakarta.
Widyastuti,
2010, Kesehatan Reproduksi,
Fitramaya, Jakarta.