������
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
������ e-ISSN : 2548-1398
������ Vol. 4, No. 3 Maret 2019
�
STRATEGI PEMAKAIAN MEDIA LAGU DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KOMPETENSI MENULIS CERITA PENDEK DI SMA NEGERI 5
CIREBON
Euis Antika
Akademi Maritim (AKMI) Cirebon
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa
dalam kegiatan menulis cerita pendek melalui penggunaan media lagu. Jenis
penelitian adalah termasuk penelitian
tindakkan kelas. Sedangkan pelaksanaan penelitian ini
dilakukan melalui dua siklus tahapan, dimana setiap siklus terdiri dari�
perencanaan
tindakkan, pelaksanaan tindakkan, observasi dan interpretasi, serta analisis
dan refleksi. Pengambilan sumber data yaitu berupa kejadian pada saat pelaksanaan pembelajaran, informan dan dokumentasi. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, tes, dan
analisis dokumen. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan
triangulasi metode. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan pemakaian media
lagu dapat meningkatkan kemauan dan kemampuan menulis cerpen siswa mulai siklus pertama sampai dengan siklus kedua. Hal itu ditunjukkan dengan adanya peningkatan: (1) motivasi siswa
dari siklus ke siklus mengalami peningkatan yang cukup signifikan; (2)
rata-rata nilai menulis cerpen siswa, yaitu dari 65,9 pada siklus I dan 76,2
pada siklus II.
Kata
Kunci : Media Lagu, Motivasi, Kompetensi Menulis Cerpen
Pendahuluan
Problematika dunia pendidikkan beragam macamnya, salah satu diantaranya yang sering dihadapi adalah
rendahnya hasil belajar siswa yang telah dicapai dalam proses pembelajaran.
Seiring dengan hal itu sanjaya, 2011 berpendapat bahwa pencapaian prestasi
belajar siswa yang rendah dan kurang berkulitas ditandai oleh pencapaian
hasil� belajar siswa� yang belum memenuhi standar kompetensi lulusan
yang dituntut oleh kurikulum.
Hal
ini siswa
seharusnya
bisa mencapai hasil kompetensi lulusan belajar yang sesuai, yakni perpaduan antara pengetahuan (knowlage), sikap (etitude), dan keterampilan (skill) yang terefleksi dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi fakta dilapangan belum tentu seperti
yang diharapkan.
Rendahnya kualitas hasil dan proses pembelajaran juga terjadi pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup
empat keterampilan berbahasa dan satu keterampilan bersastra. Permasalahannya,
selama ini, siswa kurang tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia, terutama
pembelajaran berkaitan menulis materi pembelajaran� yang dirasa cukup sulit� adalah menulis. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan (Semi, 1990) bahwa kemampua menulis atau mengarang
adalah suatu pemindahan pemikiran dan perasaan yang disatukan dalam bentuk lambang atau kata-kata. Lambang bahasa ini berupa
tulisan kata-kata yang isinya adalah pesan atau gagasan hasil� pemikiran penulis agar� kemudian bisa dipahami oleh para pembaca. �
Selama ini, motivasi atau keinginan siswa
untuk belajar menuangkan ide dan gagasannya ke dalam sebuah tulisan masih
sangat rendah. Disamping itu penggunaan metode �pembelajaran yang monoton dan� kurangnya kreativitas dari seorang guru untuk
mengembangkan penggunaan media pembelajaran, sehingga� siswa merasa �jenuh dan bosan kurang tertarik ketika mengikuti
pembelajaran. Sejalan dengan pendapat�
Sadirman bahwa di dalam proses kegiatan belajar mengajar faktor yang sangat penting yang memepengaruhi siswa
agar� mencapai hasil yang maksimal� adalah motivasi. �
Materi pembelajaran tentang menulis adalah salah satu kemampuan dalam bidang� sastra bahasa yang memang harus dikuasai oleh siswa-siswi SMA. Namun dalam kenyataannya dilapanga
pembelajaran tentang menulis cerita pendek cenderung siswa menghindarinya.
Padahal kita tahu bahwa fungsi dari belajar itu sendiri adalah meningkatkan
kecerdasan intelektual kita.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa, ada beberapa
hambatan dalam pembelajaran menulis cerpen yang dialami siswa. Hambatan tersebut
diantaranya: 1) adanya anggapan bahwa cerpen kurang menarik, 2) adanya
pandangan yang disertai prasangka bahwa menulis cerpen sering terhambat pada
pengalaman dan sulitnya menuangkan cerita ke dalam sebuah tulisan, dan 3)
metode pembelajaran yang dilaksanakan guru masih bersifat konvensional. Berdasarkan
paparan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang dihadapi siswa diantaranya:
1) motivasi menulis siswa masih sangat rendah, 2) siswa
kesulitan menuangkan ide dan gagasannya dalam sebuah tulisan, dan 3) metode
yang digunakan guru belum menarik perhatian siswa. Solusi terhadap masalah ini
adalah penerapan penggunaan media lagu dalam pembelajaran.
Media lagu merupakan sarana tepat yang bisa dimanfaatkan untuk
menggugah ide serta minat siswa dalam menulis cerpen. Dalam sebuah lagu
terdapat berbagai macam diksi yang bisa memberikan suguhan kata-kata yang
membantu pembuatan cerpen bagi siswa. Lagu sangat dekat dengan siswa, tetapi
siswa terkadang kurang memperhatikan isi dan cerita yang terdapat dibalik
lirik-liriknya.
Penggunaan media lagu akan membawa perasaan
hati dalam suasana keheningan dan ketenangan melalui alunan lagu siswa
diharapkan mempu membuat karya cerita pendek dalam bentuk tulisan atas ide dan
gagasan yang dituangkan dengan tema yang sudah ditentukan oleh guru.
Sebagaimana Aizid (2011) mengemukakan pendapatnya bahwa
musik� atau lagu mampu membuat fungsi dan
rangsangan otak� menjadi meningkat dan
bekerja dengan� aktif serta menciptakan
rasa nyaman dan ketenangan dalam hati, sehingga daya konsentrasipun meningkat
dengan sendrinya.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas,
dimana dalam penelitian terdapat kajian mengenai permasalahan yang ada didalam
kelas melalui refleksi diri dan bagaimana upaya memecahkan permasalahan
tersebut dengan melakukan bermacam tindakan yang sudah
direncanakan (Sanjaya, 2011).
Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang� tujuannya tidak lain adalah untuk
mendeskripsikan berbagai informasi yang diperoleh dari hasil kejadian-kejadian
yang ada dan juga dari informasi hasil wawancara dengan para infroman. Penelitian
deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi
kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh dengan nuansa untuk
meng-gambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal (individu atau kelompok),
keadaan, gejala atau fenomena yang telah berharga daripada hanya pernyataan
dalam bentuk angka-angka dan tidak terbatas pada pengumpulan data melainkan
meliputi analisis dan interpretasi data (Sutopo, 1999).
Hasil dan Pembahasan
Langkah awal yang dilakukan sebelum melaksanakan
kegiatan penelitian, peneliti melakukan survey awal sebanyak dua kali survey ke
tempat penelitian, dalam rangka mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis di
kelas. Selain peneliti melakukan observasi langsung� peneliti juga melakukan kegiatan wawancara
kepada guru kelas yang bersangkutan juga dengan siswa.� Peneliti juga�
kemudian melakukan� analysis
document� pembelajaran yaitu RPP dan
hasil belajar atau tulisan siswa yang sudah pernah dikerjakan sebelumnya.
Kegiatan awal ini peneliti menghasilkan beberapa masalah yang diperoleh khususnya di kelas X-2 SMA Negeri 5 Cirebon.
Dalam menganalisi dan mengukur tinggi rendahnya
tingkat kemampuan menulis siswa dalam pelajaran menulis lebih mudah bisa
dilihat dari hasil test� kemampuan
menulis paragraf dibandingkan dengan kemampuan�
atau uji coba test menulis lainnya. Hasil tes yang diproleh dari 34 siswa menunjukkan, hanya sekitar
60% saja yang lulus dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
Berikut ini adalah tabel nilai menulis siswa sebelum tindakan (pratindakan).
Tabel. 1
�����
Nilai
Menulis Siswa Pratindakan
Kompetensi |
Tuntas |
Tidak tuntas |
Menulis Narasi |
63,6
% (22 siswa) |
36,4
% (12 siswa) |
Menulis Paragraf |
60, 3 % (21 siswa) |
39,5 % (13 siswa) |
Deskripsi |
|
|
Menulis Puisi |
72,8 % (25 siswa) |
27,4 % (9 siswa) |
Berdasarkan hasil skor siswa dalam penilaian pembelajaran menulis dari
tabel diatas menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam� menulis baik dari
menulis narasi, paragrap, maupun menulis puisi masih terbilang rendah.
Kenyataan tersebut kiranya� membuktikan
bahwa siswa mengalami permasalahan�
atau� kesulitan berkaitan dengan
menulis. Hal ini sangat erat kaitanya dengan tingkat kemampuan siswa� dalam menuangkan ide dan gagasan� yang dihasilkan. Oleh sebab itulah peneliti
dan guru bekerja sama untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga ketercapaian hasil
belajar siswa tentang menulis bisa teratasi.
Setelah ada kesepakatan� antara
guru dengan� peneliti dalam penggunaan
media belajar yang kiranya tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran
menulis yaitu dengan penggunaan musik atau lagu dalam rangka meningkatkan
kompetensi dan motivasi� menulis pada
siswa kelas X-2 di SMA� Negeri 5 Cirebon.
Langkah selanjutnya peneliti dan guru melakukan penyusunan rencana
pembelajaran yang digunakan pada proses tindakan siklus pertama. Rencana
kegiatan� yang nanti akan dilaksanakan
adalah seperti berikut;
1) Guru mata pelajaran memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan
garis -garis besar materi berkaitan tentang menulis cerita pendek.
2) Guru menginstruksikan kepada siswa agar membuat
kelompok� masing-masing satu kelompok terdiri dari (5 orang) dan guru membagikan contoh
cerpen kepada siswa untuk kemudian dianalisis unsur intrisik yang ada dalam
cerita pendek tersebut dan didiskusikan secara berkelompok.
3) Guru memutarkan salah satu lagu yang sudah dipersiapkan, kemudian siswa
diberikan tugas untuk menganalsis isi lagu tersebut.
4) Setelah siswa mendengarkan lagu yang� diputarkan oleh guru, siswa disuruh kembali
untuk menuliskan contoh naskah cerita pendek dari hasil analisis yang sudah dilakukan oleh masing-masing kelompok.
5) Guru beserta siswa masing-masing kelompok menganalisis kekurangan dari hasil
penulisan cerita pendek yang sudah dibuat.
6) Kemudian guru kembali
memutarkan satu musik� lagu yang berbeda
dari sebelumnya.
7) Guru memberikan tugas kembali kepada siswa untuk membuat naskah cerita
pendek sesuai dengan tema lagu yang diperdengarkan,
8) Siswa membuat cerpen berdasarkan isi dari lagu yang diputarkan ke 2 yang telah
diperdengarkan.
9) Guru memberikan penilaian terhadap hasil tulisan cerpen dari siswa
yang telah dikumpulkan.
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan tindakan kelas pada siklus 1 bisa
disimpulkan bahwa hasil tindakan yang dilakukan belum berhasil secara maksimal,
karena masih ada beberapa kekurangan diantaranya kontrol pengawasan guru yang
masih cenderung guru berada diposisi depan. Sehingga hal ini bisa menimbulkan masalah
khusunya siswa� yang posisi duduknya
berada dibelakang. Saat proses
pembelajaran pada siklus I berlangsung siswapun masih kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran, mungkin hal ini karena mereka juga malu dan takut
karena hadirnya peneliti. Berkaitan dengan aspek media, lagu yang digunakan
tergolong sulit menurut siswa karena bahasa yang digunakan dalam lirik tersebut
begitu dalam.
Dikarenakan hasil yang diperoleh pada tindakan� siklus 1 kurang memuaskan dan masih belum
mencapai target yang diinginkan, maka guru dan peneliti bersepakat untuk
melaksanakan tindakan siklus II. Dalam siklus II ini sesuai dengan hasil
diskusi antara� peneliti dengan guru
sepakat agar ketika dalam posisi mengajar hendaknya posisi guru tidak selalu
berada didepan, baiknya guru harus berganti posisi keliling kedepan dan
kebelakang untuk mengontrol dan memonitor siswa yang ada disamping, tengah dan
belakang. Kemudian guru hendaknya harus lebih aktif memotivasi siswa agar siswa
dibiasakan berani bertanya, mengungkapkan pendapat, ide dan gagasan pada saat
proses kegiatan belajar.� Berkaitan dengan masalah media, pada siklus II guru dan peneliti
memilih lagu yang mudah dipahami oleh siswa dan dekat dengan kehidupan siswa. Hal ini dilakukan agar
memudahkan siswa untuk bisa lebih mudah mengeksplor kemampuan yang ada dalam
diri siswa.
Akhirnya� setelah peneliti
melakukan tahapan siklus yang ke II�
hasil yang diperoleh menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Melalui
media pembelajaran yang digunakan dengan menggunakan media pemutaran� musik dan
lagu yang sudah ditentukan. Hal ini menjadi daya tarik sendiri bagi siswa
dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen, sehingga akhirnya banyak juga siswa-siswi
�yang tertarik dengan proses belajar
dengan menggunakan media pemutaran lagu. Peningkatan prestasi hasil belajar ini
dapat terlihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2.
Hasil Uji�
Kompetensi Siklus
No. |
Kegiatan
siswa |
Persentase |
|
|
|
|
|
|
|
Siklus I |
Siklus II |
1. |
Siswa
aktif selama appersepsi |
45,75 % |
77 % |
2. |
Siswa
aktif dan antusias mengikuti |
55, 53 % |
83, 76 % |
|
pembelajaran
menulis |
|
|
3. |
Siswa
mampu menulis cerpen |
39,6 % |
80, 72 % |
|
|
|
|
Berdasarkan data yang telah
diperoleh, bisa disimpulkan bahwa guru dan peneliti berhasil melaksanakan
perbaikan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media lagu. Media lagu
terbukti bisa membantu siswa dalam menuangkan ide/gagsannya dalam sebuah cerpen.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, gurupun bisa mengetahui bagaimana
pengelolaan kelas yang baik dan membuat pembelajaran menulis menjadi lebih
menyenangkan.
Keberhasilan media lagu dalam
meningkatkan motivasi dan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X-2 SMA
Negeri 5 Cirebon dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut.
a. Motivasi
Menulis Cerpen Siswa Meningkat
Perihal motivasi dalam mengikuti�
mata pelajaran tentang menulis cerita pendek, sebenarnya bisa terlihat
dari kreativitas dan keaktifan siswa dikelas pada saat mengikuti kegiatan
belajar dikelas. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Arsyad (2006) menyatakan
bahwa dampak positif dari penggunaan media yang dipakai dalam proses penunjang
belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Hal ini pun
menjadi daya tarik dan� motivasi yang
berdampak positif bagi peningkatan hasil belajar siswa serta membuat siswa
tetap terjaga dan terkontrol.
Proses Peningkatan
motivasi siswa ini bisa terlihat pada hasil berikut:
1) Pengamatan yang dilakuakan dimulai dari saat tindakan appersepsi, motivasi siswa bisa terlihat dari keaktifan siswa pada� saat proses belajar berlangsung pada setiap
tindakan yang dilakukan. Pada siklus I
ada 45,74% dan pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 77%.
2) Motivasi siswa saat mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan,
yaitu pada siklus I 55,53% dan pada
siklus II 83,76%.
3) Jumlah siswa yang mampu menulis cerpen juga mengalami peningkatan,
yaitu pada siklus II hanya 39,6%, sedangkan
pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 80, 7%.
Sesuai dengan penjelasan diatas, terlihat bahwa terdapat peningkatan
motivasi siswa terhadap materi menulis cerpen dengan melihat dari hasil
pengamatan keaktifan siswa dikelas. Bisa disimpulkan bahwa penggunaan media
belajar melalui pemutaran musik pada saat pembelajaran menulis cerpen itu bisa
meningkatkan motivasi siswa. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Angkowo (2007)
menjelaskan bahwa pemanfaatan� media pembelajaran yang tepat dan kreatif sesungguhnya akan meningkatkan motivasi
diri siswa.
b.
Kemampuan
Menulis Cerpen Siswa Meningkat
Hasil Peningkatan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran menulis, sudah pasti berpengaruh atas peningkatan kemampuan
dan kreativitas siswa dalam menulis cerita pendek. Berdasarkan hasil peningkatan ini terjadi setelah adanya tindakan berupa penggunaan
media lagu pada saat pembelajaran. Peningkatan bisa dilihat dari persentase
nilai siswa dari awal, siklus I, dan siklus II. Pada siklus I, hanya ada 13
siswa yang nilainya di atas 70, sedangkan pada siklus II ada 27 siswa yang
nilainya di atas 70. Hasil ini tentu membuktikan bahwa ada kenaikan dari siklus
I ke siklus II.
Tahapan peningkatan kompetensi menulis
dalam menulis cerita� pendek dapat dilihat dari peningkatan pemahaman
siswa seperti berikut :
1) Dalam mengembangkan ide/gagasan yang
dituangkan oleh siswa menunjukkan bahwa�
siswa mampu mengembangkan gagasan-gagasannya yang dituliskan. Pada siklus I, penulisan cerita yang disampaikan masih belum menunjukkan hasil yang
maksimal, dikarenakan mungkin masih belum terlalu� faham betul dengan tema intinya. Namun, pada
siklus II setelah dilakukan adanya perubahan strategi pengajaran dalam isi
cerita pendek yang dituliskan siswa telah menemukan inti dari tema yang
dientukan guru sesuai dengan isi lagu yang diperdengarkan. Hasil
yang diperoleh siswa juga menunjukkan�
hasil yang cukup memuaskan. Hal ini tentunya bisa dilihat� dari pengembangan tema yang lebih� kreatif,
2) Pada pengembangan kekuatan alur cerita siswa sudah mampu
mengembangkan alur cerita yang mereka buat dengan baik. Peningkatan kualitas pengembangan alur cerita yang mereka buat telah mencakup bagian alur dari mulai
pengenalan, pemunculan masalah, klimaks, penurunan klimaks hingga penyelesaian
masalah.
3) Kekuatan tokoh. Siswa telah mampu menggambarkan watak tokoh disetiap
cerita dengan baik. Mereka bisa menentukan sudut pandang cerita dengan baik
sehingga menghasilkan cerpen yang mudah dipahami oleh pembaca.
4) Kekuatan imajinasi. Cerita yang ditulis oleh siswa dari siklus I sampai II
telah menunjukkan adanya penggambaran imajinasi yang jelas dan kreatif. Dari
hasil tulisan siswa, terlihat bahwa bahasa yang digunakan pun figuratif.
5) Kesatupaduan. Secara keseluruhan, dilihat dari skor nilai menulis
siswa, mereka telah bisa menulis cerpen. Siswa bisa mengembangkan unsur-unsur
intrinsik dalam cerpen dengan baik. Cerita yang disampaikan pun bersifat
kohesif dan koheren.
6) Penulisan ejaan dan tanda baca. Hasil tulisan siswa menunjukkan
bahwa kesalahan penulisan atau ejaan mulai berkurang pada siklus II. Awalnya
siswa hanya sekadar menulis tanpa memperhatikan lebih detail tulisan yang
mereka buat. Kesalahan ejaan dan tata tulis pada siklus II hanya ada beberapa
siswa saja dan tidak membingungkan atau mengaburkan makna.
Kesimpulan
Penggunaan media pembelajaran dengan musik atau lagu
dalam materi menulis cerita pendek dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas
proses pembelajaran. Penerapan media
lagu pada pembelajaran menulis cerpen dapat meningkatan kualitas proses dan
hasil pembelajaran menulis cerpen. Indikator peningkatan tersebut� ditandai dengan beberapa aspek sebagai
berikut. Pertama, adanya peningkatan
motivasi siswa: 1) jumlah siswa yang aktif saat appersepsi menunjukkan adanya
peningkatan dari setiap siklusnya, yaitu pada siklus I ada 45,74% dan pada
siklus II mengalami peningkatan menjadi 77%, 2) jumlah siswa yang aktif
mengikuti pembelajaran menulis cerpen mengalami peningkatan, yaitu pada siklus
I ada 51,53% dan pada siklus II 75,76%, dan 3) jumlah siswa yang mampu menulis
cerpen juga mengalami peningkatan, yaitu pada siklus II hanya 55,53% dan pada
siklus II 83,76%. �Kedua, adanya peningkatan kemampuan menulis cerpen. Hal ini
ditandai dengan adanya peningkatan nilai siswa disetiap siklusnya. Jumlah siswa
yang tuntas pada siklus I hanya 39,6% (13 siswa),
sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 81,82% (27 siswa).
Rata-rata menulis cerpen siswa pun mengalami peningkatan disetiap siklusnya.
Pada siklus I, rata-rata menulis cerpen 65,9, sedangkan pada siklus II 76,2.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan nilai dan
rata-rata nilai menulis cerpen setelah diterapkan media lagu dalam proses
pembelajaran.
BIBLIOGRAFI
Aizid, R. 2011. Sehat dan
Cerdas dengan Terapi Musik.Yogyakarta: Laksana.
Angkowo.
2007. Optimalisasi Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Grasindo.
Arsyad 2006. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya. 2011.
Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:
Prenada Media Group.
Sutopo. 1999. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. �Press