Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN : 2548-1398

Vol. 4, No. 3Maret 2019

 


KAJIAN OPTIMASI PENGOPERASIAN WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN - JAWA BARAT

 

Zaenal Muttaqin

Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon

Email : [email protected]

 

Abstrak

Waduk Darma merupakan salah satu waduk buatan yang berada pada daerah aliran sungai Cisanggarung bagian hulu. Sejak Waduk Darma dioperasikan pada tahun 1962 sampai sekarang, kondisi persediaan air di Waduk Darma terus menyusut. Penyusutan itu diduga akibat adanya kebocoran teknis (seepage) terutama di Rockfill Dam dan Babakan Dam. Dalam permasalahan yang ingin dicapai terhadap Waduk Darma, diperlukan data-data sebagai pendukung berupa: system dan kinerja operasional waduk, pengumpulan data hidrologi, prosedur dan pembuatan pola pengoperasian waduk, pengumpulan data kinerja irigasi dan penyusunan pola operasi waduk. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa pengoperasian Waduk Darma masih optimal karena berdasarkan hasil analisis simulasi operasi waduk menunjukan bahwa volume air Waduk Darma masih diatas Minimum Operating Level (MOL). Berdasarkan catatan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, sejak Waduk Darma dibangun pada jaman Pemerintahan Kolonial Belanda sampai sekarang, kondisi persediaan air di Waduk Darma terus menyusut. Penyusutan itu diduga akibat proses sedimentasi (pelumpuran) yang cukup tinggi. proses sedimentasi yang cukup tinggi di Waduk Darma sebagian dipicu oleh penebangan pohon di areal hutan sekitar lokasi waduk, sehingga ketika hujan turun air dan lumpur masuk ke dalam waduk dan dalam waktu yang cukup lama terjadi penumpukan lumpur.

 

Kata Kunci : Simulasi, Optimasi, Operasi, Waduk.

 

Pendahuluan

Waduk merupakan suatu bangunan air yang digunakan untuk menampung debit air berlebih pada saat musim basah supaya kemudian dapat dimanfaatkan pada saat debit rendah atau pada saat musim kering (Sudjarwadi, 1987).

Pada umumnya waduk berfungsi sebagai tempat untuk menampung, mengeluarkan/menyalurkan air yang sebagian besar dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian atau untuk beberapa kepentingan lainnya diantaranya yaitu untuk pengendalian banjir pada saat musim hujan, budi daya ikan air tawar dan juga sebagai tempat sarana rekreasi/pariwisata. Air yang terdapat di waduk sendiri bersumber dari air hujan, air tanah dan dari daerah aliran sungai (DAS) yang dialirkan melalui sungai-sungai yang bermuara ke waduk tersebut.

Waduk Darma merupakan salah satu waduk buatan yang berada pada daerah aliran sungai Cisanggarung bagian hulu. Secara administratif terletak di Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat. Luas Waduk Darma mencapai 425 hektar dan dapat menampung air maksimum 58.978.571,106 m3 yang digunakan untuk menyuplai lahan seluas 22.060 hektar. Waduk buatan ini dibangun dengan cara membendung aliran sungai Cisanggarung dan beberapa anak sungainya seperti Kali Cikalapa, Kali Cilame, Kali Cilandak, Kali Cimuncang dan Kali Cinangka, serta beberapa sumber mata air seperti Cibuntu, Balong Beunteur dan Citambang.

Sejak Waduk Darma dioperasikan pada tahun 1962 sampai sekarang, kondisi persediaan air di Waduk Darma terus menyusut. Penyusutan itu diduga akibat adanya kebocoran teknis (seepage) terutama di Rockfill Dam dan Babakan Dam selain itu juga karena terjadinya proses sedimentasi (pelumpuran) yang cukup tinggi. proses sedimentasi yang cukup tinggi di Waduk Darma sebagian dipicu oleh penebangan pohon di areal hutan sekitar lokasi waduk, sehingga ketika hujan turun, air dan lumpur masuk ke dalam waduk dan dalam waktu yang cukup lama terjadi penumpukan lumpur. Penyusutan volume air di Waduk Darma selain akibat kebocoran teknis (seepage) dan sedimentasi, juga karena kurang kontrolnya terhadap manajemen pengoperasian dan pengelolaan air di Waduk Darma tersebut, sehingga pada saat musim kering jumlahnya bisa menurun drastis. Maka dari itu apabila tidak segera diperbaiki manajemen dan pengelolaannya, dikhawatirkan dalam hitungan waktu hanya beberapa tahun saja kondisi waduk bisa dinyatakan kritis. Apabila sudah dalam tahap kritis, tidak menutup kemungkinan beberapa wilayah yang pasokan air bersih maupun irigasinya mengandalkan waduk itu akan terjadi bencana kekurangan air.

Dengan adanya permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut dan mencoba mengkaji mengenai bagaimana pola pengoperasian dari Waduk Darma tersebut sebagai bahan kajian.

Adapun Maksud dan Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini yaitu untuk menganalisis Hidrologi Waduk Darma dan Kinerja Irigasi Waduk Darma.

 

Metode Penelitian

Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan �jika kita melakukan  sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?�. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang dikontrol secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.  Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono : 2010).

Ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yang terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independen dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).

 

Hasil dan Pembahasan

1.      Perhitungan Curah Hujan Efektif

a.       Curah Hujan Efektif Waduk Darma

�������� Data curah hujan efektif yang digunakan dalam analisis ditunjukan seperti pada tabel 1.

 

 

 

 

Tabel 1. Koefisien Curah Hujan Efektif � Bulanan

Hujan � Bulanan (mm)

% Efektif

0 � 15

0

15 � 50

70

50 � 75

60

75 � 100

45

100 � 250

40

> 250

-

Sumber : Direktorat Jendral Pengairan. Dept. PU � A Review of The Feasibility of�� Jatigede Dam Project � Okt 1983.

����������� Data curah hujan bulanan dan curah hujan efektif untuk stasiun Waduk Darma ditunjukan pada tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 2 Curah Hujan Efektif Waduk Darma

 

Catatan : % Efektif Terlampir Pada Tabel 4.1 Koefisien Curah Hujan Efektif � Bulanan Pada Halaman 55.

 

b.      Analisis Inflow Menggunakan Metode Hidrograf Sintetis Nakayasu

Analisis hidrograf sintetis nakayasu diuraikan sebagai berikut :

Luas DTA (A)= 24,044 km2 (hasil dari peta DAS)

Panjang Sungai = 8,9������ km2 (hasil dari peta DAS)

Tabel 3 Volume Ketersediaan Air (Inflow) Waduk Darma � Bulanan

 

 

Catatan : Volume Curah Hujan � Bulanan (m�) Terlampir Pada Tabel 4.7. � 4.18.�� Pada Halaman 64 � 75.

 

Tabel 4 Rekap Pengeluaran Air (Outflow) Waduk Darma

� Bulanan

Tabel 5 Volume Pengeluaran Air (Outflow) Waduk Darma

� Bulanan

 

c.       Evaporasi Waduk Darma � Bulanan

Dalam perhitungan laju evaporasi diperlukan data klimatologi yaitu lamanya penyinaran matahari, kecepatan angin, kelembaban udara dan lain-Iain.

Tabel 4.34. Evaporasi Rencana� Bulanan Waduk Darma

2.      Analisis Simulasi Operasi Waduk Darma

Persamaan dasar dalam simulasi waduk yaitu persamaan dasar simulasi neraca air yang merupakan fungsi dari masuk (inflow), keluaran (outflow) dan tampungan waduk yang dapat disajikan dalam persamaan sebagai berikut :

St-1������ = St + Inflow � Evaporasi � Outflow

Dimana :

St-1����������������� : Volume waduk pada periode t-1 (m3)

St�������������� : Volume waduk pada periode t (m3)

Adapun kebijakan dalam operasi waduk tahunan diasumsikan sebagai berikut :

a.       Pada bulan mulainya tahun hidrologi yaitu bulan oktober, volume waduk diasumsikan � volume efektif waduk.

St�� = 0,5 (SFSL � SMOL) + SMOL

St�������������� : Volume waduk pada periode t (m3)

SFSL����������� : Volume waduk pada �full supply level�(m3)

SMOL���������� : Volume waduk pada �minimum operating level� (m3)

b.      Jika inflow bulanan dan outflow bulanan menyebabkan muka air di waduk melebihi FSL maka outflow harus diperbesar sedemikian, sehingga muka air waduk tidak melebihi FSL. Demikian pula jika akibat inflow dan outflow bulanan menyebabkan muka air di waduk lebih rendah dari MOL maka outflow harus dikurangi sedemikian, sehingga muka air waduk tidak turun dibawah MOL, maka kondisi ini harus dapat dipenuhi.

Ri�� = Si-1 + Qi � SMOL ������ Jika Si-1 + Qi � Rd < SMOL

Ri�� = Rd���������������������������� Jika SFSL ≥ Si-1 + Qi � Rd ≥ SMOL

Ri�� = Si-1 + Qi � SFSL ������� Jika Si-1 + Qi � Rd > SFSL

Dimana :

Ri�� = outflow bulan yang nyata pada bulan i (m3)

Si-1 = Volume waduk pada bulan i � 1 (m3)

Qi�� = inflow bulanan pada bulan i (m3)

Rd�� = outflow bulanan yang sesuai dengan kebutuhan (m3)

c.       Perhitungan Operasi Waduk

Diketahui :

SFSL= 58.978.571,106 m3��� dengan���� ElvFSL������� = + 712,68 m3

SMOL =7.390.000 m3���� dengan����� ElvMOL = + 702,620 m3

 

 

St����� = 0,5 (SFSL � SMOL) + SMOL

�������� = ( 0,5 (58.978.571,106 � 7.390.000)) + 7.390.000

�������� = 29.492.980,553 m3

Untuk perhitungan St-1 disajikan pada tabel berikut ini :

����������� St-1������ = St + Inflow � Evaporasi � Outflow

 

Cek terhadap ElvFSL dan ElvMOL jika hasilnya �ok� lanjutkan jika �tidak ok� maka outflow harus disesuaikan.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab-bab sebelumnya, maka kajian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.       Berdasarkan catatan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Sejak Waduk Darma dibangun pada jaman Pemerintahan Kolonial Belanda sampai sekarang, kondisi persediaan air di Waduk Darma terus menyusut. Penyusutan itu diduga akibat proses sedimentasi (pelumpuran) yang cukup tinggi. proses sedimentasi yang cukup tinggi di Waduk Darma sebagian dipicu oleh penebangan pohon di areal hutan sekitar lokasi waduk, sehingga ketika hujan turun air dan lumpur masuk ke dalam waduk dan dalam waktu yang cukup lama terjadi penumpukan lumpur.

2.       Permasalahan yang terjadi pada Waduk Darma yaitu terjadinya proses sedimentasi dan adanya kebocoran teknis (seepage) terutama di Rockfill Dam dan Saddle Dam. Besar kecilnya debit kebocoran sangat berkaitan erat dengan elevasi muka air waduk.

3.       Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa pengoperasian Waduk Darma masih optimal karena berdasarkan hasil analisis simulasi operasi waduk menunjukan bahwa volume air Waduk Darma masih diatas Minimum Operating Level (MOL).

4.       Pada saat-saat dimana air tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dengan pengaliran menerus, maka pemberian air tanaman dilakukan secara bergilir.

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Linsley, R.K dan Joseph B. Franzini. 1984. Teknik Sumber Daya Air. Diterjemahkan oleh Djoko Sasongko. Erlangga : Jakarta.

Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP-01), Direktorat Jendral Pengairan DPURI. Bandung : Galaxy Persada.

 

Dinas PU Pengairan. 1994. Buku Data D.I Waduk Darma.

 

Supervisi Konstruksi Rehabilitasi Bendungan Darma dan Malahayu. 1997. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Hidromekanikal Waduk Darma.

Dinas Pekerjaan Umum Prop. DT. I Jawa Barat wilayah pengairan seksi Cirebon / Kuningan, Nota Penjelasan Waduk Darma.

 

Rono Cahyadi. 2008. Studi Erosi dan Sedimen di Daerah Aliran Sungai Bagian Hulu dalam Menentukan Perkiraan Sisa Umur Rencana Waduk Darma Kabupaten Kuningan - Jawa Barat. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon.