Syntax Literate : Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 4, No.
4 April 2019
�
PENGARUH
STRUKTUR ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN
DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PT. BANK MEGA, TBK
Abu Yazid
Universitas Pamulang
Email: [email protected]
Abstrak
Setiap organisasi atau perusahaan akan
berusaha meningkatkan kinerja karyawannya untuk mencapai tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
dalam mencapai tujuannya tidak lepas dari faktor sumber daya manusianya.
Karena, sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai
sektor, sumber daya manusia merupakan faktor kunci untuk menggerakkan sumber
daya yang lain yang ada dalam perusahaan. Berbagai cara bisa ditempuh
perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawannya diantaranya dengan pengaturan
struktur orgnisasi yang baik, gaya kepemimpinan yang sesuai dengan harapan
karyawan maupun pembentukkan budaya organisasi yang
nyaman, sehingga sebuah organisasi atau perusahaan dapat meningkatkan kinerja
sumber daya manusia secara optimal.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh sruktur organisasi, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap
kinerja karyawan PT. Bank Mega, Tbk KCU Tendean. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua karyawan pada PT. Bank Mega, Tbk. KCU Tendean yang berjumlah 100
orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian sensus. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana, regresi linier
berganda.Dari pengujian yang dilakukan terdapat pengaruh struktur organisasi,
gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja
karyawan secara statistik menunjukkan hasil yang positif dan� signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai F hitung sebesar 94.546 dengan F tabel adalah 2,70.
Besarnya nilai F hitung > F tabel mengindikasikan bahwa pengaruhnya
berdampak positif dan�
signifikan. Dengan demikian telah terbukti bahwa struktur
organisasi, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Kata Kunci : Struktur Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Kinerja
Karyawan.
Pendahuluan
Karyawan atau pegawai merupakan unsur terpenting dalam
menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan
diperlukan karyawan yang sesuai dengan persyaratan dalam perusahaan, dan juga
harus mampu menjalankan tugas-tugas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Setiap
perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawannya, dengan
harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai.
PT. Bank Mega Tbk adalah sebuah bank umum yang berawal dari
usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 dan
berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT.
Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan
perkembangannya PT. Mega Bank pada tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP
(PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama). Untuk lebih
meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo
dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih
mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega. Dalam rangka memperkuat struktur
permodalan maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial
Public Offering dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian
sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi
PT. Bank Mega Tbk. Pada saat krisis ekonomi, Bank Mega mencuat sebagai salah
satu bank yang tidak terpengaruh oleh krisis dan tumbuh terus tanpa bantuan
pemerintah bersama-sama dengan Citibank, Deutche Bank dan HSBC.
�
Metode Penelitian
Untuk memperoleh data
yang objektif dan terpecaya, penulis mengadakan penelitian kelapangan atau
ketempat yang dipusatkan sebagai objek penelitian ini, penulis menggunakan teknik
dan instrument penelitian sebagai berikut :
1.
Observasi, yaitu tekhnik penelitian yang
dilakukan dengan cara mengamati langsung�
ke lokasi dimana penelitian itu dilakukan.
2.
Angket, yaitu suatu tekhnik yang digunakan
untuk memperoleh informasi secara langsung dengan jalan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu secara tertulis.
3.
Dokumentasi, yaitu teknik penelitian yang
dilakukan dengan cara mencatat dan mendokumentasikan setiap tahab dari
penelitian itu dilakukan
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitaif adalah penelitian yang
informasinya atau data-datanya dekelola dengan statistik. Menurut Azwar (2003),
penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data
numerikal atau angka yang diolah dengan metoda statistika.
Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan menggunakan
teknik-teknik statistik (Kountur, 2004). Pada umumnya penelitian kuantitatif
banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
data, serta penampilan dari hasil penelitiannya. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif korelasional.
.
1. Uji
Validitas
Menurut Ridwan (2008) untuk mengetahui deskripsi
masing-masing variabel secara rinci akan disajikan atau ditampilkan dalam
bentuk tabel interpretasi dimana dalam perhitungannya mengacu kepada ;
a. Nilai Interpretasi����
=� Jumlah
Skor Jawaban Responden x 100 %
�����������������
Jumlah Nilai Ideal
b.
Nilai Ideal �������= Jumlah Responden x Jumlah Item Pertanyaan x Skor
Tertinggi
Tabel 1. Interprestasi
Interval Koefisien |
Implementasi Jawaban |
81 % -
100 % |
Sangat
Tinggi |
61 % -
80 % |
Tinggi |
41 % -
60% |
Cukup |
21 % -
40 % |
Rendah |
0 % -
20 % |
Sangat
Rendah |
Sumber : Sarwono (2002)
Uji validitas dilakukan untuk
mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam
pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variable
jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel, kemudian hasil
korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 5%. Tinggi
rendahnya validitas instrumen akan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Nilai r hitung diperoleh
dari hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS dan rumus yang telah
ditentukan sedangkan nilai r tabel didapat dari tabel t-product moment yang
dalam penelitian ini mengambil taraf signifikansi 5%. Dengan taraf signifikansi
sebesar 5% dan jumlah responden sebesar 100 orang maka diperoleh nilai r tabel
= 0,1946 untuk semua variabel bebas dan terikat sedangkan nilai r hitung
diperoleh dari hasil perhitungan.
Tabel 2. Rekapitulasi r hitung dan r tabel Struktur
Organisasi (X1)
Nomor Kuesioner |
X1 |
Validitas |
|
r hitung |
r tabel |
||
1 |
0,450 |
0,1986 |
Valid |
2 |
0.415 |
0,1986 |
Valid |
3 |
0,598 |
0,1986 |
Valid |
4 |
0,344 |
0,1986 |
Valid |
5 |
0,509 |
0,1986 |
Valid |
6 |
0,650 |
0,1986 |
Valid |
7 |
0,492 |
0,1986 |
Valid |
8 |
0,642 |
0,1986 |
Valid |
9 |
0,552 |
0,1986 |
Valid |
10 |
0.464 |
0,1986 |
Valid |
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Variabel Struktur Organisasi
(X1) berjumlah 10 butir pernyataan yaitu nomor butir pernyataan dimulai dari 1
sampai dengan nomor 10. Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat bahwa semua butir
pernyataan untuk Variabel Sruktur Organisasi (X1) dinyatakan valid karena
berdasarkan hasil perhitungan SPSS semua butir pernyataan yang ada memiliki
nilai r hitung > r tabel.
Tabel 3.Rekapitulasi r hitung dan r tabel Gaya
Kepemimpinan (X2)
Nomor Kuesioner |
X2 |
Validitas |
|
r hitung |
r tabel |
||
1 |
0,542 |
0,1986 |
Valid |
2 |
0,496 |
0,1986 |
Valid |
3 |
0,774 |
0,1986 |
Valid |
4 |
0,761 |
0,1986 |
Valid |
5 |
0,595 |
0,1986 |
Valid |
6 |
0,849 |
0,1986 |
Valid |
7 |
0,888 |
0,1986 |
Valid |
8 |
0.835 |
0,1986 |
Valid |
9 |
0.766 |
0,1986 |
Valid |
10 |
0.848 |
0,1986 |
Valid |
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Variabel Gaya Kepemimpinan
(X2) berjumlah 10 butir pernyataan yaitu nomor butir pernyataan dimulai dari 1
sampai dengan nomor 10. Berdasarkan tabel 3 maka dapat dilihat bahwa semua
butir pernyataan untuk Variabel Gaya Kepemimpinan (X2) dinyatakan valid karena
berdasarkan hasil perhitungan SPSS semua butir pernyataan yang ada memiliki
nilai r hitung > r tabel.
Tabel 4. Rekapitulasi r hitung dan r tabel Budaya
Organisasi (X3)
Nomor Kuisioner |
X3 |
Validitas |
|
r hitung |
r tabel |
||
1 |
0,489 |
0,1986 |
Valid |
2 |
0,592 |
0,1986 |
Valid |
3 |
0,316 |
0,1986 |
Valid |
4 |
0,229 |
0,1986 |
Valid |
5 |
0,717 |
0,1986 |
Valid |
6 |
0,745 |
0,1986 |
Valid |
7 |
0,921 |
0,1986 |
Valid |
8 |
0.882 |
0,1986 |
Valid |
9 |
0.675 |
0,1986 |
Valid |
10 |
0.574 |
0,1986 |
Valid |
������������������������������� Sumber : Hasil
Pengolahan Data
Variabel Budaya Organissi
(X3) berjumlah 10 butir pernyataan yaitu nomor butir pernyataan dimulai dari 1
sampai dengan nomor 10. Berdasarkan tabel 4, maka dapat dilihat bahwa semua
butir pernyataan untuk Variabel Budaya Organisasi (X3) dinyatakan valid karena
berdasarkan hasil perhitungan SPSS semua butir pernyataan yang ada memiliki
nilai r hitung > r tabel.
Tabel 5. Rekapitulasi r hitung dan r tabel Kinerja
Karyawan (Y)
Nomor Kuisioner |
Y |
Validitas |
|
r hitung |
r tabel |
|
|
1 |
0,403 |
0,1986 |
Valid |
2 |
0,767 |
0,1986 |
Valid |
3 |
0,825 |
0,1986 |
Valid |
4 |
0,518 |
0,1986 |
Valid |
5 |
0,784 |
0,1986 |
Valid |
6 |
0,750 |
0,1986 |
Valid |
7 |
0,836 |
0,1986 |
Valid |
8 |
0,447 |
0,1986 |
Valid |
9 |
0.795 |
0,1986 |
Valid |
10 |
0.659 |
0,1986 |
Valid |
����������� �������� ��������������������������Sumber : Hasil Pengolahan Data
Variabel Kinerja Karyawan
(Y) berjumlah 10 butir pernyataan yaitu nomor butir pernyataan dimulai dari 1
sampai nomor 10. Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan
untuk variabel Kinerja Karyawan (Y) dinyatakan valid karena berdasarkan hasil
perhitungan SPSS semua butir pernyataan yang ada memiliki nilai r hitung > r
tabel.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya
konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur
tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada
waktu yang berbeda. Logikanya jika kita lakukan penelitian yang sama, dengan tujuan
yang sama dan karakteristik responden yang sama, maka hasil pengambilan data
berikutnya akan kita dapatkan respon yang kurang lebih sama.
Menurut
Arikunto (1998), penggunaan Teknik Alpha-Cronbach
akan menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila
memiliki koefisien reliabilitas atau alpha sebesar 0,6 atau lebih.
Penggunaan teknik alpha ini tidak membagi item/atribut menjadi dua bagian
seperti layaknya metode Gutman
Split-Half, tetapi ia mengkorelasikan semua item secara langsung.
Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel �6. Rekapitulasi Uji Reliabilitas Variabel X1,
X2, X3 dan Y
Nomor |
Variabel |
Alpha Cronbach`s |
Batas Minimum |
Realibilitas |
1 |
X1 |
0,863 |
0,600 |
Reliabel |
2 |
X2 |
0.891 |
0,600 |
Reliabel |
3 |
X3 |
0,812 |
0,600 |
Reliabel |
4 |
Y |
0,864 |
0,600 |
Reliabel |
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS dengan Uji Statistik Alpha Cronbach`s yang tertuang pada
tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa :
1.
Variabel X1 mempunyai nilai koefisien Alpha atau Alpha Cronbach`s sebesar 0,863 dan 0,863 > 0,600. Maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah Reliabel.
2.
Variabel X2 mempunyai nilai koefisien Alpha atau Alpha Cronbach`s sebesar 0,891 dan 0,891 > 0,600. Maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah Reliabel.
3.
Variabel X3 mempunyai nilai koefisien Alpha atau Alpha Cronbach`s sebesar 0,812 dan 0,812 > 0,600. Maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah Reliabel.
4.
Variabel Y mempunyai nilai koefisien Alpha atau Alpha Cronbach`s sebesar 0,864 dan 0,864 > 0,600. Maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah Reliabel.
Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa semua nilai r dari variabel
Struktur Organisasi (X1), variabel Gaya Kepemimpinan (X2), variabel Budaya
Organisasi (X3) dan variabel Kinerja Karyawan (Y) berada di atas nilai batas
minimum yaitu 0,600 sehingga instrument tersebut dinyatakan valid dan reliabel.
3.
Uji Normalitas Data
Uji
normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji
normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki
oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud
data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk
distribusi normal. Santosa (2005:85). Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov
Smirnov". Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot.
4.
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dapat dideteksi
dari nilai tolerance dan Variance Inflaction Factor (VIF).
Dasar yang diacu dalam pengambilan (Ghozali,2006) adalah jika nilai
Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10, menunjukkan adanya
multikolonieritas. Disajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Uji Multikolinieritas variabel Struktur
Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
-.456 |
2.592 |
|
-.176 |
.861 |
|
|
Sruktur_Organisasi |
.113 |
.077 |
.140 |
1.468 |
.145 |
.291 |
3.437 |
|
Gaya_Kepemimpinan |
.428 |
.091 |
.471 |
4.703 |
.000 |
.262 |
3.810 |
|
Budaya_Organisasi |
.487 |
.078 |
.382 |
6.222 |
.000 |
.698 |
1.434 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan |
���� Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari
Tabel 8. di ketahui bahwa :
1. Nilai
tolerance variabel Struktur Organisasi 0.291 > 0.10 dan nilai VIF variabel
Struktur Organisasi 3,437 < 10.
2. Nilai
tolerance variabel Gaya Kepemimpinan 0.262 > 0.10 dan nilai VIF variabel
Gaya Kepemimpinan 3,810 < 10.
3. Nilai
tolerance variabel Budaya Organisasi 0.698 > 0.10 dan nilai VIF variabel
Budaya Organisasi 1,434 < 10.
Maka
dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas
antar variabel independent dalam model regresi karena nilai tolerance semua
variabel > 0,1 dan nilai semua variabel VIF <10
Pada
penelitian ini digunakan uji t, uji F, analisis regresi linear berganda,
analisis korelasi dan analisis determinasi untuk menguji hipotesis yang telah
disebutkan pada bab sebelumnya. Untuk hipotesis 1, 2 dan 3 (H1, H2 dan H3)
digunakan uji t sedangkan untuk hipotesis 4 (H4) digunakan uji F, analisis
regresi linear ganda, analisis korelasi dan analisis determinasi sebagai
berikut :
1) Hasil
Uji Hipotesis 1 yaitu Struktur Organisasi (X1) Berpengaruh Terhadap
Kinerja karyawan (Y).
Pada
penelitian ini penulis menggunakan Uji t untuk menguji hipotesis 1 yaitu
Struktur Organisasi (X1) Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan (Y) yang telah
diterangkan pada bab sebelumnya. Pada uji t ini jika nilai t hitung lebih besar
dari t tabel dan nilai signifikansi hitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa pada hipotesis tersebut terdapat pengaruh Struktur Organisasi
yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Nilai t hitung diperoleh dari hasil pengolahan data
kuesioner dengan menggunakan Program Software SPSS versi 17.00 berikut ini
adalah tabel 9.regresi struktur organisasi terhadap kinerja karyawan.
Tabel 9. Regresi Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
16.221 |
2.313 |
|
7.012 |
.000 |
Struktur Organisasi |
.582 |
.057 |
.718 |
10.213 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan |
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari data yang
terdapat pada tabel 9. dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel
Struktur Organisasi sebesar 10.213 dan nilai signifikansinya adalah sebesar
0.000. Nilai t hitung dari variabel Struktur Organisasi harus dibandingkan
dengan nilai t tabel. Untuk mendapatkan nilai t tabel diperoleh dengan cara
menghitung derajat kebebasannya yaitu derajat bebas (df) sama dengan jumlah
sampel dikurangi jumlah variabel sehingga didapatkan 100 - 4 = 96 dan
selanjutnya adalah melihat di tabel t berapa nilai r tabel dengan df = 100 dan
derajat signifikansinya sebesar 5%. �
Dari tabel t
diperoleh nilai t tabel = 1.98. Dengan didapatkannya nilai t hitung dan t tabel
maka selanjutnya ke dua nilai tersebut dibandingkan mana yang lebih besar
diantara ke dua nilai tersebut. Dengan demikian didapatlkan nilai t hitung >
t tabel. Nilai signifikansinya adalah 0.000 dan 0.000 < 0,05 sehingga
didapatkan untuk variabel Struktur Organisasi nilai t hitung > nilai t tabel
(10.213 > 1.98). Keputusan yang diambil berdasarkan data tersebut adalah
nilai t hitung > t tabel (10.213 > 1.98) adalah Ho ditolak dan Ha
diterima hal ini berarti berdasarkan uji t tersebut diatas maka variabel
Struktur Organisasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja
karyawan (Y).
Tabel 10. Nilai R dan R Square
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.718a |
.516 |
.511 |
3.405 |
a. Predictors: (Constant),
Struktur_Organisasi |
||||
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan |
Sumber : Hasil Pengolahan
Data
Untuk
mengetahui seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan arah korelasi yang terjadi maka dilakukan analisis korelasi. Dalam
analisis korelasi ini yang dilakukan adalah menghitung besarnya koefisien
korelasi dan menganalisisnya. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai
Koefisien Korelasi (R) untuk variabel Struktur Organisasi (X1), dan variabel
Kinerja Karyawan (Y), R disebut juga dengan koefisien korelasi ganda. Dari
tabel 10. di atas dapat dilihat bahwa angka R sebesar 0.718 Untuk mengetahui
apakah nilai R sebesar 0.718 kuat atau tidak pengaruhnya maka digunakan tabel
interpretasi nilai R berikut ini :
Tabel
11. Interprestasi Nilai R
Range Nilai |
Keterangan |
�0,00 sampai
0,25 |
Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada |
>0,25 sampai 0,50 |
Korelasi cukup kuat |
>0,50 sampai 0,75 |
Korelasi kuat |
>0,75 sampai 1,00 |
Korelasi sangat kuat |
Sumber data SPSS
Dengan
demikian terlihat jelas bahwa nilai 0.718 terletak pada range > 0,50 sampai
0.75 sehingga korelasinya adalah korelasi kuat atau dengan kata lain korelasi
antara variabel Struktur Organisasi terhadap variabel Kinerja Karyawan adalah
kuat.
2)
Hasil Uji Hipotesis 2
yaitu Gaya Kepemimpinan (X2) Berpengaruh Terhadap Kinerja karyawan (Y).
Pada
penelitian ini penulis menggunakan Uji t untuk menguji hipotesis 2 yaitu Gaya
Kepemimpinan (X2) Berpengaruh Terhadap Kinerja karyawan (Y) yang telah
diterangkan pada bab sebelumnya. Pada uji t ini jika nilai t hitung lebih besar
dari t tabel dan nilai signifikansi hitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa pada hipotesis tersebut terdapat pengaruh Motivasi yang
signifikan terhadap Kinerja karyawan. Nilai t hitung diperoleh dari hasil
pengolahan data kuesioner dengan menggunakan Program Software SPSS versi 17.00
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel
12. Regresi Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
11.205 |
2.180 |
|
5.141 |
.000 |
Gaya_Kepemimpinan |
.726 |
.055 |
.799 |
13.143 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan |
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari data yang
terdapat pada tabel 12. dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel Gaya
Kepemimpinan sebesar 13.143 dan nilai signifikansinya adalah sebesar 0.000.
Nilai t hitung dari variabel Gaya Kepemimpinan harus dibandingkan dengan nilai
t tabel. Untuk mendapatkan nilai t tabel diperoleh dengan cara menghitung
derajat kebebasannya yaitu derajat bebas (df) sama dengan jumlah sampel
dikurangi jumlah variabel sehingga didapatkan 100- 4 = 96 dan selanjutnya
adalah melihat di tabel t berapa nilai r tabel dengan df = 96 dan derajat
signifikansinya sebesar 5%. Dari tabel t diperoleh nilai t tabel = 1.98. Dengan
didapatkannya nilai t hitung dan t tabel maka selanjutnya ke dua nilai tersebut
dibandingkan mana yang lebih besar diantara ke dua nilai tersebut. Dengan
demikian didapatlkan nilai t hitung > t tabel. Nilai signifikansinya adalah
0.000 dan 0.000 < 0,05 sehingga didapatkan untuk variabel motivasi nilai t
hitung > nilai t tabel (13.143 > 1.98).
Keputusan yang
diambil berdasarkan data tersebut adalah nilai t hitung > t tabel (13.143
> 1.98) adalah Ho ditolak dan Ha diterima hal ini berarti berdasarkan uji t
tersebut diatas maka variabel Gaya Kepeimpinan (X2) berpengaruh signifikan
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).
Tabel
13. Nilai R dan R Square
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.799a |
.638 |
.634 |
2.944 |
a. Predictors: (Constant),
Gaya_Kepemimpinan |
||||
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan |
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Untuk
mengetahui seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan arah korelasi yang terjadi maka dilakukan analisis korelasi. Dalam
analisis korelasi ini yang dilakukan adalah menghitung besarnya koefisien
korelasi dan menganalisisnya. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai
Koefisien Korelasi (R) untuk variabel Gaya Kepemimpinan (X2), dan variabel
Kinerja Karyawan (Y), R disebut juga dengan koefisien korelasi ganda. Dari
tabel di atas dapat dilihat bahwa angka R sebesar 0,799. Dengan demikian
terlihat jelas bahwa nilai 0,799 terletak pada 0,75 sampai 0,100 sehingga
korelasinya adalah korelasi sangat kuat atau dengan kata lain korelasi antara
variabel Gaya Kepemimpinan terhadap variabel Kinerja Karyawan adalah sangat
kuat.
3)
Hasil Uji Hipotesis 3
yaitu Budaya Organisasi (X3) Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Pada uji t ini
jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi hitung
lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pada hipotesis tersebut
terdapat pengaruh kompensasi yang signifikan terhadap Kinerja karyawan. Nilai t
hitung diperoleh dari hasil pengolahan data kuesioner dengan menggunakan
Program Software SPSS versi 17.00 yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel
14. Regresi Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
4.873 |
3.519 |
|
1.385 |
.169 |
Budaya_Organisasi |
.901 |
.091 |
.708 |
9.913 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan |
Sumber : Hasil
Pengolahan Data
Dari data yang
terdapat pada tabel 14. dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel
kompensasi sebesar 9.913 dan nilai signifikansinya adalah sebesar 0.000. Nilai
t hitung dari variabel kompensasi harus dibandingkan dengan nilai t tabel. Dari
tabel t diperoleh nilai t tabel = 1.98. Dengan didapatkannya nilai t hitung dan
t tabel maka selanjutnya ke dua nilai tersebut dibandingkan mana yang lebih
besar diantara ke dua nilai tersebut.
Dengan
demikian didapatlkan nilai t hitung > t tabel. Nilai signifikansinya adalah
0.000 dan 0.000 < 0,05 sehingga didapatkan untuk variabel motivasi nilai t
hitung > nilai t tabel (9.913 > 1.98). Keputusan yang diambil berdasarkan
data tersebut adalah nilai t hitung > t tabel (9.913 > 1.98) adalah Ho
ditolak dan Ha diterima hal ini berarti berdasarkan uji t tersebut diatas maka
variabel Budaya Organisasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Y).
Tabel
15. Nilai R dan R Square
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.708a |
.501 |
.496 |
3.457 |
a. Predictors: (Constant),
Budaya_Organisasi |
||||
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan |
���� Sumber : Hasil
Pengolahan Data
Untuk
mengetahui seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan arah korelasi yang terjadi maka dilakukan analisis korelasi. Dalam
analisis korelasi ini yang dilakukan adalah menghitung besarnya koefisien
korelasi dan menganalisisnya. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai
Koefisien Korelasi (R) untuk variabel Budaya Organisasi (X3), dan variabel
Kinerja Karyawan (Y), R disebut juga dengan koefisien korelasi ganda. Dari
tabel di atas dapat dilihat bahwa angka R sebesar 0,708.
Dengan demikian
terlihat jelas bahwa nilai 0,708 terletak pada 0,75 sampai 0,100 sehingga
korelasinya adalah korelasi sangat kuat atau dengan kata lain korelasi antara
variabel Budaya Organisasi terhadap variabel Kinerja Karyawan adalah sangat
kuat.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program Software SPSS versi 17.00
diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 16. Hasil Uji F
ANOVAb |
||||||
Model |
Sum �of
Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
1752.903 |
3 |
584.301 |
94.546 |
.000a |
Residual |
593.287 |
96 |
6.180 |
|
|
|
Total |
2346.190 |
99 |
|
|
|
|
a.
Predictors:
(Constant), Budaya_Organisasi, Struktur_Organisasi, Gaya_Kepemimpinan |
||||||
b.
Dependent
Variable: Kinerja_Karyawan |
Sumber : Hasil
Pengolahan Data
Dari
hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS diperoleh nilai dan signifikansinya
sebagaimana yang tercantum pada tabel 16. diatas maka diperoleh nilai F hitung
sebesar 94.546 sedangkan untuk nilai F tabel dengan taraf signifikansi 5% dan
df pembilang = jumlah variabel � 1 = 4 � 1 = 3, serta df penyebut = jumlah
sampel � jumlah variabel = 100 � 4 = 96 maka diperoleh F tabel sebesar 2,70.
Jika nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel maka akan terlihat bahwa
nilai F hitung > F tabel (94.546 > 2,70). Keputusan yang diambil
berdasarkan data diatas bahwa nilai F hitung > F tabel (94.546 > 2,70)
adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Yang mana berarti berdasarkan uji F tersebut
diatas, bahwa Struktur Organisasi (X1) Gaya Kepemimpinan (X2)
dan Budaya Organisasi (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kinerja Karyawan (Y) secara bersama-sama (simultan).
Tabel
17. Nilai R dan R Square
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.864a |
.747 |
.739 |
2.486 |
a.
Predictors:
(Constant), Budaya_Organisasi, Struktur_Organisasi, Gaya_Kepemimpinan |
||||
b.
Dependent
Variable: Kinerja_Karyawan |
Sumber : Hasil
Pengolahan Data
Untuk
mengetahui seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan arah korelasi yang terjadi maka dilakukan analisis korelasi. Dalam
analisis korelasi ini yang dilakukan adalah menghitung besarnya koefisien
korelasi dan menganalisisnya. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai Koefisien Korelasi (R) untuk
variabel Struktur Organisasi (X1), variabel Gaya Kepemimpinan (X2)
dan Budaya Organisasi (X3) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y), R
disebut juga dengan koefisien korelasi ganda.
Dari tabel 17.
di atas dapat dilihat bahwa angka R sebesar 0,864 Untuk mengetahui apakah nilai
R sebesar 0,864 kuat atau tidak pengaruhnya maka digunakan tabel koefisien
korelasi tabel 4.24.
Dengan demikian
terlihat jelas bahwa nilai 0,864 terletak pada range > 0,75 sampai 0,100
sehingga korelasinya adalah korelasi sangat kuat atau dengan kata lain korelasi
antara variabel Struktur Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
terhadap variabel Kinerja Karyawan adalah sangat kuat.
Berdasarkan hasil pengujian
secara statistik dapat terlihat bahwa secara parsial (individu) semua variabel
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengaruh yang diberikan ketiga
variabel bebas tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi pengaruh
struktur organisasi, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi maka mengakibatkan
semakin tinggi pula kinerja karyawan. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis
yang telah diajukan. Penjelasan dari masing-masing pengaruh variabel dijelaskan
sebagai berikut :
1.
Pengaruh
Struktur Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil
pengujian pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja karyawan terhadap
kinerja karyawan secara statistik menunjukkan hasil yang positif dan� signifikan. Hal itu ditunjukkan oleh nilai t
hitung sebesar 10.213 pada df = 100 dengan nilai t tabel 1.98. Besarnya nilai t
hitung > t tabel mengindikasikan bahwa pengaruhnya berdampak positif
dan� signifikan.
2.
Pengaruh
Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan secara statistik menunjukkan hasil yang
positif dan signifikan. Hal itu ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 13.143
pada df = 100 dengan nilai t tabel 1.98. Besarnya nilai t hitung > t tabel
mengindikasikan bahwa pengaruhnya berdampak positif dan� signifikan.
3.
Pengaruh
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian pengaruh budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan secara statistik menunjukkan hasil yang
positif dan signifikan. Hal itu ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 9.913
pada df = 100 dengan nilai t tabel. Besarnya nilai t hitung > t tabel
mengindikasikan bahwa pengaruhnya berdampak positif dan� signifikan.
4.
Pengaruh
Struktur Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara
bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian pengaruh struktur
organisasi, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama-sama
terhadap kinerja karyawan secara statistik menunjukkan hasil yang positif
dan� signifi����������� kan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar
94.546 dengan F tabel adalah 2,70. Besarnya nilai F hitung > F table
mengindikasikan bahwa pengaruhnya berdampak positif dan� signifikan. Dengan demikian telah terbukti
bahwa struktur organisasi, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
�Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian pada responden karyawan Bank Mega ini, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut ini :
1) Pengaruh
Struktur Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian pengaruh struktur
organisasi terhadap kinerja karyawan terhadap kinerja karyawan secara statistik
menunjukkan hasil yang positif dan�
signifikan. Hal itu ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 10.213 pada
df = 100 dengan nilai t tabel 1.98. Besarnya nilai t hitung > t tabel
mengindikasikan bahwa pengaruhnya berdampak positif dan� signifikan.
2) Pengaruh
Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan secara statistik menunjukkan hasil yang
positif dan signifikan. Hal itu ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 13.143
pada df = 100 dengan nilai t tabel 1.98. Besarnya nilai t hitung > t tabel
mengindikasikan bahwa pengaruhnya berdampak positif dan� signifikan.
3) Pengaruh
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian pengaruh budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan secara statistik menunjukkan hasil yang
positif dan signifikan. Hal itu ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 9.913
pada df = 100 dengan nilai t tabel 1.98. Besarnya nilai t hitung > t tabel
mengindikasikan bahwa pengaruhnya berdampak positif dan� signifikan.
4) Pengaruh
Struktur Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara bersama-sama
terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil pengujian pengaruh struktur
organisasi, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama-sama
terhadap kinerja karyawan secara statistik menunjukkan hasil yang positif
dan� signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai F hitung sebesar 94.546 dengan F tabel adalah 2,70. Besarnya nilai F
hitung > F table mengindikasikan bahwa pengaruhnya berdampak positif
dan� signifikan. Dengan demikian telah
terbukti bahwa struktur organisasi, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
BLIBIOGRAFI
Amirullah. 2015. Pengantar
Manajemen. Mitra
Wacana Media: Bekasi.
Danang, Sunyoto.
2015. Penelitian
Sumber Daya Manusia. Center of Academic Publishing Service: Yogyakarta.
Duwi, Priyatno. 2014.
SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Andi
Offset: Yogyakarta.
Dewi, Hanggraeni, 2012, Manajemen Sumber Daya manusia, Lembaga Penerbit �� fakultas Ilmu �Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.
Ike
Kusdyah Rachmawati, 2008, Manajemen Sumber
Daya Manusia.
Andi Offset:���������� Yogyakarta.
Indah, Puji Hartatik.
2014. Buku
Praktis Mengembangkan SDM. Laksana:
Yogyakarta.
Kasmir. 2002.
Dasar-Dasar Perbankan. �Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Mien
R. Uno. 2014.
On Becoming High Performance
Leader Operation Supervisor Development Program. Duta
Bangsa: Jakarta.
Mila, Badriyah. 2015. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Pustaka
Setia: Bandung.
M. Manullang. 2012. Dasar-Dasar
Manajemen. Gadjah
Mada University Press:���� Yogyakarta.
M.
Yani. 2012.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Mitra Wacana
Media: Jakarta.
Rusmin
Tumanggor, Kholis Ridho dan Nurochim. 2014. Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar. Prenademedia Group: Jakarta.
Sudaryono. 2014.
Leadership Teori dan Praktek
Kepemimpinan,
Lentera Ilmu Cendikia: Jakarta.
Suparno
Eko Widodo. 2015.
Manajemen Pengembangan Sumber
Daya Manusia,
Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Syamsir
Torang. 2014. �Organisasi
dan Manajemen. Alfabeta:
Bandung.
Taliziduhu, Ndraha.
2012. Pengantar
Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta: Jakarta