Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
������ e-ISSN :
2548-1398
������ Vol.4, No.4 April 2019
ANALISIS
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA BERBASIS KOMPETENSI
(STUDI PADA PT. BINTANG INDOKARYA GEMILANG).
Azizah Indriyani
Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian� ini�
dilakukan� atas� dasar�
bahwa� keberhasilan� pencapaian�
tujuan� sebuah� perusahaan�
dibutuhkan suatu system manajemen yang efektif, efisien dan mempunyai
nilai yang mampu bersaing dalam hal pengelolaan sumber daya manusia yang� dimiliki. �Dengan� sistem�
manajemen� kinerja�� yang bernilai baik,� perusahaan�
mampu mengolah dapat� kapasitas
kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki, agar mampu bekerja dengan baik dan
optimal serta mampu membuat ketercapaian yang sesuai dengan tujuan perusahaan.
Usaha yang dilakukan oleh PT. Bintang Indokarya Gemilang dalam hal membuat dan
memiliki system manajemen kinerja yang efektif dan berdaya guna, yang mampu
bersaing dan menjadi berdaya saing dan dapat membantu produktivitasnya, dengan cara membuat sistem manajemen kinerja berbasis kompetensi
atau pencapaian. Tujuan penelitian ini adalah memberi penjelasan mengenai
implementasi sistem manajemen kinerja berbasis�
kompetensi� di� PT. Bintang Indokarya Gemilang,� serta�
menganalisis� dan� menjelaskan mengenai hal-hal yang menjadi
pendukung� dan penghambat
pengimpelemtasian sistem� manajemen� kinerja�
berdasarkan kemapuan dan pengalaman pada PT. Bintang Indokarya
Gemilang.� Metode penelitian yang dipakai� pada� penelitian�
ini� adalah� jenis deskriptif� kualitatif.�
Hasil� yang diperoleh� penelitian�
ini memunculkan fakta bahwa pengaplikasian sistem� manajemen�
kinerja� berdasarkan� kompetensi�
di� PT. Bintang Indokarya Gemilang
termasuk pada bentuk pengolahan siatem�
Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasar Kompetensi (MSDMBK).
Kata Kunci: Sistem
Manajemen Kinerja, Kompetensi, Manajemen Sumber� Daya Manusia Berbasis Kompetensi
Pendahuluan
Sumber�
daya� manusia� adalah unsur penggerak� yang�
paling� vital� dalam� hal
mencapai tujuan� perusahaan.� Tujuan dibentuknya perusahaan� adalah�
meraih keinginan bersama dan detak jantungnya sebuah� perusahaan, yang mana� ditentukan�
berdasarkan tingkat keberhasilannya�
dalam� meraih keingan dan tujuan� tersebut. Keberhasilan yang dicapai tersebut
sangat tidak lepas dari �sebuah sistem manajemen� yang efektif, baik dan� benar dan mempunyai nilai kompetitif perihal �mengelola sumber daya yang dimiliki.
Manajemen�
kinerja merupakan
bagaimana cara pengelolaan� sumber� daya�
perusahaan agar mampu bekerja secara baik dan sepenuh hati menjalankan
kewajibannya sebagai pekerja demi mencapai keingan perusahaan. Sistem �manajemen
kinerja yang optimal akan otomatis berpengaruh�
pada kinerja� setiap individu� pekerjanya, unit� kerja,�
dan� keseluruhan yang berkaitan
dengan perusahaan. Maka dari itu sistem manajemen kinerja adalah suatu kebutuan
primer setiap perusahaan karenanya manajemen kinerja berorientasi pada� penataan proses selama
bekerja serta pencapaian atau reward kerja sumber daya manusianya dalam
mencapai tujuan strategik perusahaan.
Manajemen�
kinerja� dipandang�
sebagai suatu sistem yang beroperasi dalam sistem yang luas. Ketika
pengoprasian sebuah siste manajeman itu buruk , maka
hanya kan menghabiiskan waktu percuma dan pemanfaatan sumber daya manusia yang
tidak optimal. Maka dari�
itu, pengoprasian sistem manajemen yang tertata dengan baik pada sebuah� sistem yang�
dinamis, berkaitan dengan� bagian-bagian
lain dalam suatu sistem yang lebih globa,dan berkaitan dengan fungsi-fungsi vital
dalam perusahaan. Tujuan pokok dari sistem manajemen kinerja ialah
memaksimalkan kinerja para pegawai yang mana fungsi manajemen mampu� mengkaitkan�
tugas-tugas� dan� karakteristik�
kemampuan� karyawan dengan� tujuan�
strategik� perusahaan.
Yang mana pendekatan sistem� manajemen� kinerja ini menggunakan pendekatan berbasis
kompetensi dalam berbagai aspek. Sistem manajemen� kinerja�
menggunakan pendekatan� berbasis
kompetensi ini telah �dipakai dan dikembangkan
di beberapa corporate swasta ��maupun�
BUMN, dengan tujuan ingin�
memperbaiki sistem� manajemennya
demi tujuan perusahaan dan tolakukur sebuah capaian, serta sebagai upaya
pekerja agar� selalu� memiliki komitmen� dan�
motivasi� yang kuat untuk berprestasi
di perusahaan.
Perencnaan Sistem Manajemen Kinerja Berbasis
Kompetensi (Competency Based� Performance Management Sistem)
adalah sesuatu yang tidak terpisahkan�
dari� Manajemen� Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi
(MSDM-BK) dengan nama lain Competency Based Human Resource Management
(CB-HRM). Sistem� manajemen kinerja� berbasis�
kompetensi� ini� mampu mempersatukan kebutuhan sebagai bentuk
penghargaan untuk para pekerja yang memiliki skill lebih atau
diatas� ratarata, yang paling banyak� berkontribusi, dan karyawan� sebagai�
�knowledge� workers�.
Selain itu,� dapat� menjamin�
arah� tercapainya� tujuan perusahaan.
Untuk menaikan
kualitas sumber daya manusia sebuah
perusahaan, maka sudah
seharusnya perusahaan memperhatikan betul kualitas sumber daya manusianya yakni
para karyawan yang merupakan asset sebuah perusahaan, yang mana para karyawan
yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi adalah suatu pencapaian positif
perusahaan.
Kompetensi dalam arti sebuah konsep yang mengandung arti untuk
menggabungkan SPKJ yaitu penggabungan antara Skill (Ketrampilan), Personal`s
Atribut (Atribut Perseorangan), Knowledge ( ilmu pengetahuan) dan
tercermin dari Job Behaviour (Perilaku Kinerja) yang terukur, dapat dianalisis sehingga bias dilakukan evaluasi.
Dapat dikatakan kompetensi
ketika faktor keberhasilan kinerja setiap individu tercapai. Jadi
fokus utama dalam
berkompetensi adalah �perilaku yang memadukan keterampilan, atribut perseorangan dan ilmu pengetahuan. Faktor utama munculnya sistem manajemen berbasis kompetensi adalah adanya suatu keinginan untuk menempatkan karyawan pada
posisi atau jabatan yang tepat sesuai dengan
kemampuannya dengan istilah lain The Right Man on
The Right Place.
Jadi �penjelasan detail menganai Manajemen Sumber Daya Berbasis Kompetensi ialah
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian seluruh aktifitas karyawan, dimulai dengan proses rekruitmen, pengembangan diri, perencanaan karier,
evaluasi kerja, rencana suksesi, maupun sistem renumerasi hingga memasuki masa
pensiun. Yang mana semua proses tersebut digunakan untuk mengambil sebuah
keputusan yang berlandaskan pada informasi akan kebutuhan dari kompetensi
sebuah jabatan atau posisi, dan kompetensi setiap individu guna mencapai tujuan
perusahaan atau sebuah organisasi.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Menurut Soerjono Soekanto, pendekatan kualitatif sebenarnya merupakan
tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang� dinyatakan oleh responden secara tertulis
atau lisan, dan perilaku yang nyata. (Arikunto 2010:32).
Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan mengamati kinerja karyawan pada PT. Bintang Indokarya Gemilang Brebes baik itu pada sisi pengambilan, pengelolaan maupun pendistribusiannya. Kemudian dari pengamatan ini diharapkan
menghasilkan data deskriptif yang merupakan fakta dari kinerja karyawan pada PT.
Bintang Indokarya Gemilang Brebes.
Subjek
penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau subjek
yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti, yaitu karyawan pada PT. Bintang
Indokarya Gemilang Brebes.
Dalam� penelitian�
kualitatif,� teknik� pengumpulan�
data� dilakukan� secara terpadu� antara�
berbagai� teknik� yang�
dikenal� dengan� triangulasi�
(adanya� upaya mengkomparasikan� antara�
data� hasil� observasi,�
dengan� hasil� wawancara mendalam,� dan�
dokumentasi� atau� antara�
sumber� data� satu�
dengan� sumber� data lainnya).
Hasil dan
Pembahasan
A.
Penerapan
Sistem Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi pada PT. Bintang Indokarya
Gemilang Brebes
1.
Perencanaan
Kinerja
Perencanaan�
kinerja� merupakan� titik�
awal dalam� proses� sistem�
manjemen� kinerja� di� PT.
Bintang Indokarya Gemilang. Hal tersebut tampak�
dalam penyajian� data� bahwa�
dalam� perencanaan� kinerja telah�
ditentukan� pejabat� penilai�
dan� karyawan yang� dinilai�
secara� berjenjang� yang�
disesuaikan dengan� tata� cara�
kerja� yang� mengatur�
aspek koordinasi,� tugas,� wewenang�
dan pertanggungjawaban� dari� masing-masing�
unit kerja. Dimana pejabat penilai dan karyawan yang dinilai� tersebut�
bekerja� sama� untuk�
menetapkan Sasaran� Kinerja� Individu�
(SKI)� dengan
mengidentifikasi,� memahami,� dan�
menyepakati sasaran yang akan dituju�
oleh� karyawan� yang dinilai,�
kompetensi� yang� harus�
dicapai� oleh karyawan yang
dinilai, serta metode untuk menilai kinerja�
karyawan� yang� dinilai.�
Penetapan� target yang� harus�
dicapai� oleh� karyawan�
yang� dinilai tersebut� mengacu�
pada� RKAP� yang�
telah ditetapkan� oleh� Direksi�
dan� Komisaris� dan�
atau penugasan-penugasan�
dari� Direksi,� dan kompetensi� yang�
harus� dicapai� oleh�
karyawan yang� dinilai� harus�
mengacu� pada� Kebutuhan Kompetensi� Jabatan�
(KKJ)� yang� dipegang�
oleh karyawan� yang� dinilai.�
Sedangkan� untuk� metode penilaiannya harus adil dan memuat
kriteria yang akan dipakai guna menilai�
kinerja� karyawan yang� dinilai�
pada� akhir� periode.
Hal� ini� selaras dengan� pernyataan�
Williams� dalam� Dharma (2004:30)� bahwa�
sasaran� hendaknya� bersifat mendukung� strategi�
perusahaan� secara keseluruhan� sehingga�
sasaran� yang� ditetapkan bersama� dapat�
terintegrasi� dan� konsisten,�
serta perlunya� menetapkan� pengukuran�
tingkatan sesungguhnya� dari� pencapaian,�
sehingga� dasar penilaian� kinerja�
dapat� dimengerti� sebelumnya dengan� jelas.�
Hasil� dari� perencanaan�
kinerja berupa pemahaman� dan kesepakatan� bersama atas tujuan,� sasaran,�
standar� kinerja� dan�
kebutuhan kompetensi� yang� dituliskan�
melalui� formulir Sasaran Kinerja
Individu (SKI)� dan disepakati oleh
keduanya,� yang� kemudian�
menjadi rencana� kerja� karyawan�
yang� dinilai� untuk�
satu tahun.�
Menurut�
Williams� penetapan� sasaran kinerja� juga�
merupakan� proses� yang�
memastikan bahwa� setiap� karyawan�
memahami� pencapaian apa yang akan
dilakukan untuk target mengoptimalkan peranan karyawan pada� perusahaan, dan penetapan sasaran
memungkinkan karyawan untuk�
mengetahui� apa yang disyaratkan
untuk mereka dan atas dasar apa kinerja dan kontribusi mereka akan
dinilai.� Proses perencanaan� kinerja�
berdasarkan� penetapan
Sasaran� Kinerja� Individu�
(SKI)� melalui kesepakatan� antara�
pejabat� penilai� dan�
karyawan yang� dinilai� tersebut�
dilakukan� pada� setiap�
awal tahun pada bulan Januari.
2.
Komunikasi� Kinerja,�
Bimbingan,� dan Dokumentasi
Komunikasi�
kinerja,� bimbingan,� dan dokumentasi� merupakan�
proses� pemecahan masalah� dengan�
mengkomunikasikannya� dan
mengidentifikasi penyebab dasar yang sebenarnya dari� permasalahan�
atau� kegagalan� kinerja�
yang terjadi� sehingga� dapat�
dirumuskan� penyelesaian dari� masalah�
tersebut.� Menurut� Bacal�
(2001:35) komunikasi� kinerja� yang�
dilakukan� secara� terusmenerus�
akan� memberi� jalan�
bagi� manajer� dan karyawan�
untuk� saling� bekerjasama�
mencegah timbulnya� masalah,� menyelesaikan�
masalah� yang terjadi, dan memperbaiki
kinerja.� Hal yang terjadi dilapangan� pun� demikian.�
Penerapan� komunikasi
kinerja,� bimbingan,� dan�
dokumentasi� di� PT. Bintang Indokarya Gemilang berjalan� dengan�
proses komunikasi� dua� arah�
yang� terus� menerus�
dan berkesinambungan� antara� pejabat�
penilai� dan karyawan� yang�
dinilai� untuk� memastikan�
bahwa pelaksanaan� target� kerja�
yang� telah� disepakati berjalan� sebagaimana�
mestinya, mengkomunikasikan�
identifikasi� kendala� yang timbul�
dan� mendiskusikan� cara�
penyelesaiannya, serta� saling
memberikan� informasi� secara�
up� to date� tentang�
apa� yang� mereka�
perlukan� dalam mencapai
keberhasilan kinerja.
Didalam proses ini pejabat� penilai�
berperan� sebagai� mentor yang dapat� memberikan�
bimbingan� untuk� membatu mengembangkan� pengetahuan�
dan� keahlian karyawan� yang�
dinilai� dalam� proses�
pemecahan masalah� dan� mendukung�
peningkatan� kinerja karyawan� yang�
dinilai.�
Handy�
dalam� Dharma (2004:28)� juga�
menyatakan� bahwa� dalam�
sistem manajemen� kinerja� dapat�
membantu� manajer menjadi guru,
pembimbing dan teman yang lebih dari�
sekedar� menjadi� pemimpin,�
mempercayai karyawan� untuk� memakai �metodenya�
sendiri untuk mencapai apa yang diharapkan manajer, dan memahami� setiap�
masalah� dapat� diatasi�
dengan cara� mengembangkan� kapasitas�
orang� lain� untuk mengatasinya.�
Hasil� dari� proses�
komunikasi� dan bimbingan� yang berupa catatan-catatan yang perlu
didokumentasikan� pada� formulir�
bimbingan sebagai� refrensi� yang�
bermanfaat� bagi peningkatan� kinerja,�
dan� mendukung� pencapaian target kinerja yang telah
disepakati dalam formulir SKI (Sasaran Kerja Individu).� Hal ini juga selaras dengan� pernyataan�
Bacal� (2001:37)� bahwa�
hasil dari� dokumentasi� berupa�
catatan-catatan� yang perlu� disimpan�
untuk� mendukung� pencapaian sasaran� yang telah�
disepakati.� Pastikan� bahwa catatan�
tersebut� memberikan� manfaat�
dan memberikan� dampak� positif�
bagi� pencapaian sasaran yang
telah disepakati.
3.
Penilaian
Kinerja dan Evaluasi
Penilaian�
kinerja� merupakan� tahap�
yang menentukan apakah pejabat penilai�
atau karyawan yang� dinilai� telah�
berhasil� menunjukkan� kinerja yang�
sesuai dengan sasaran yang�
diharapkan atau tidak.� Setelah
itu dilakukan evaluasi� kinerja� yang memungkinkan� pejabat�
penilai� dan� karyawan yang�
dinilai� bekerjasama� untuk�
mengidentifikasi kekurangan yang ditemukan� sehingga tidak dapat mencapai� sasaran�
yang� telah�� ditetapkan, kemudian� diperbaiki�
dalam� rencana� kinerja selanjutnya.� Hal ini dapat dilihat dalam penyajian
data� bahwa� penerapan�
penilaian� kinerja� di� PT.
Bintang Indokarya Gemilang dilakukan�
melalui� tahap pengisian formulir
Penilaian Akhir Kinerja (PAK) oleh�
pejabat� penilai.� Dimana�
pejabat� penilai memberikan� penilaian�
prestasi� kerja� karyawan yang�
dinilai� dengan� membandingkan�
antara rencana� target� dan�
kompetensi� yang� telah ditetapkan� dalam�
SKI� atau� bimbingan�
dan� telah disepakati� sebelumnya�
dengan� realisasinya� pada akhir�
periode� penilaian� tersebut.�
Penilaian� Akhir Kinerja�
dilakukan� pada� bulan�
Januari� tahun berikutnya.� Kriteria�
penilaian� meliputi� hasil pencapaian� target�
dan� pencapaian� kompetensi yang� dibutuhkan�
selama� kurun� waktu�
Januari-Desember� tahun� sebelumnya.�
Proses� tersebut sesuai� dengan�
penjelasan� Mondy� (2008:260) dalam� proses�
penilaian� kinerja� bahwa�
pada periode akhir penilaian, penilai dan karyawan bersama-sama� menilai�
kinerja� dalam� pekerjaan�
dan mengevaluasinya�
berdasarkan� standar-standar
kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pejabat penilai kemudian dapat menuliskan� pendapatnya sebagai� bahan�
evaluasi� kinerja� karyawan�
yang dinilai� pada� kolom�
rekomendasi� pejabat� penilai yang�
tertera� dalam� formulir�
Penilaian� Akhir Kinerja (PAK).
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kreitner� dan�
Kinicki� dalam� Wibowo�
(2011:262) menjelaskan evaluasi kinerja adalah pendapat yang
bersifat� evaluatif� atas�
sifat,� perilaku� seseorang, atau� prestasi�
sebagai� dasar� untuk�
keputusan� dan rencana� pengembangan�
personil.� Hasil� penilaian akhir� yang�
dituangkan� kedalam� formulir.
Penilaian� Akhir� Kinerja� (PAK)�
didistribusikan kepada pejabat penilai, karyawan yang dinilai dan
Departemen� Personalia. Dimana� formulir Penilaian� Akhir�
Kinerja� (PAK)� tersebut selanjutnya� menjadi�
dasar� penetapan� kebijakan pengelolaan� SDM�
oleh� Departemen� Personalia, yang meliputi: penempatan,
promosi, perencanaan karir, kebutuhan pelatihan dan� pengembangan karyawan, serta penggajian atau
remunerasi.
4.
Konsep� Penerapan�
Kompetensi� dalam Sistem Manajemen
Kinerja
Kompetensi adalah sesuatu yang diperlukan oleh setiap
karyawan guna menunjang pekerjaanya yang berupa bentuk jenis dan tingkatan
perilaku yang berbeda.
Identifikasi bentuk jenis�
dan tingkatan perilaku ini diklasifikasikan berdasarkan
kemampuan,� pengetahuan� dan keahlian�
yang� dibutuhkan� untuk�
melaksanakan berbagai� pekerjaanya
yang berkaitan dengan tugas yang diembannya. Berdasarkan penyajian data, proses
identifikasi� kompetensi� dalam�
sistem� manajemen kinerja di PT.
Bintang Indokarya Gemilang dilakukan dengan penyusunan� secara�
top� down, yang� dimulai�
dari visi� dan� misi�
perusahaan dijabarkan kedalam values (nilai-nilai dasar) serta
strategi perusahaan.
Selaras�
dengan� nilai-nilai� dasar� dan� strategi perusahaan� tersbut,�
maka� digali� dan�
dirumuskan kompetensi� inti� perusahaan�
(Corporate� Core Competence).� Corporate� Core� Competence tersebut� kemudian�
dijabarkan� menjadi� Soft Competence dan Hard� Competence.� Soft competence� merupakan� kompetensi yang� terdiri atas motif, sifat dan konsep diri,
yang diperlukan individu guna memperoleh kinerja yang optimal. Sedangkan� Hard�
copetence� merupakan
kompetensi� yang� terdiri�
dari� knowlage and skill yang
diperlukan individu sebagai untuk mampu dapat�
bekerja� dengan efektif,� namun�
belum� mengakibatkan� individu tersebut� memiliki�
kinerja� unggul.�
Hard Competence� diturunkan�
lagi� menjadi� Core�
Hard Competence� yang� merupakan�
kompetensi� inti yang� wajib�
dimiliki� oleh� seluruh�
fungsi� dalam perusahaan,� dan� Supporting� Hard�
Competence (kompetensi bidang) yang merupakan kompetensi
pendukung� yang� dibutuhkan�
oleh� fungsi-fungsi tertentu dalam
perusahaan. Gabungan antara�
Core Competence�
dan� Supporting� Competence� disebut Corporate Competence� (Kompetensi Perusahaan). Hal� ini�
sesuai� dengan� pernyataan�
dari� Wibowo (2011:334-335)� yang�
menjelaskan� bahwa kompetensi
dikelompokkan� menjadi core
competencies yang� merupakan� kompetensi�
inti yang dihubungkan� dengan� strategi�
perusahaan sehingga� harus� dimiliki�
oleh� semua� karyawan dalam perusahaan, managerial competencies� yang merupakan kompetensi yang mencermikan
aktivitas manajerial dan� kinerja� yang�
diperlukan dalam peran tertentu�
dimana� dapat� menunjukkan kemampuan� dalam menjalankan manjemen dan functional� competencies� yang�
merupakan kompetensi� yang� menjelaskan�
tentang kemampuan� peran� tertentu�
yang� diperlukan� dan biasanya�
dihubungkan� dengan� keterampilan profesional� atau�
teknis.�
Setelah�
itu� dilakukan penyusunan untuk
Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) dan Kebutuhan� Kompetensi�
Individu� (KI) pada� setiap�
jenis� kompetensi yang
dilaksanakan dengan cara analisis jabatan untuk mengidentifikasi� lingkup �pekerjaan guna mengetahui� jenis�
dan� level� kompetensi�
yang dipersyaratkan.
B.
Faktor� Pendukung�
Penerapan� Sistem Manajemen
Kinerja Berbasis Kompetensi pada PT. Bintang Indokarya Gemilang
Faktor�
yang� mendukung� dalam�
penerapan sistem� manajemen� kinerja�
berbasis� kompetensi pada� PT. Bintang Indokarya Gemilang adalah� kesadaran setiap� karyawan�
untuk� selalu� disiplin mengumpulkan lembar pengisian
formulir Sasaran Kinerja� Individu� (SKI),�
formulir� Bimbingan,� dan formulir�
Penilaian� Akhir� Kinerja�
(PAK)� ke Departemen� Personalia�
sesuai� dengan� jangka waktu�
yang� telah� ditentukan.�
Selain� itu, keterlibatan dari
setiap individu karyawan untuk dapat�
menyelesaikan� setiap� catatan�
mengenai kinerjanya� dengan� baik�
sesuai� dengan� kaidah-kaidah�
pengisian� formulir� pelaporan�
yang� telah ditetapkan.� Setiap�
individu� karyawan� sebagai pejabat� penilai�
maupun� karyawan� yang�
dinilai harus� bekerjasama� menetapkan�
kesepakatan kinerja� mulai� dari�
menetapkan� Sasaran� Kinerja Individu (SKI), membuat laporan
bimbingan yang telah dilakukan, sampai pelaporan Penilaian Akhir Kinerja� (PAK).�
Namun�
berdasarkan� hasil pengamatan� hal�
yang� terjadi� dilapangan�
tidak demikian.� Masih� tidak�
adanya� perhatian� tertentu dari�
karyawan,� masih� banyak�
karyawan� yang mengisi formulir
tersebut dengan� copy, paste� dan ketidak disiplinan dalam mengumpulkan
formulir PAK. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa� karyawan� belum�
sepenuhnya� mendukung dalam
beberapa proses sistem manajemen kinerja ini. Masih
diperlukannya kesadaran, kedisiplinan, dan keterlibatan dalam setiap prosesnya.�
Menurut Dharma�
(2004:29)� proses� manajemen�
kinerja merupakan� sebuah
kemitraan diantara� manajer dan� individu�
dimana� pada� setiap�
tahapannya sasarannya� adalah� untuk�
mencapai� kesepakatan bersama� mengenai�
sasaran� serta� persyaratan keahlian� dan�
kompetensi,� tentang� penilaian�
hasil dan� faktor-faktor� yang�
mempengaruhinya,� dan tentang� rencana�
pengembangan� dan� peningkatan kinerja.� Jika� proses�
tersebut� tidak� didukung sepenuhnya oleh karyawan, maka dapat
dipastikan keuntungan secara maksimal tidak akan diperoleh dari� proses�
ini.� Karena� untuk�
mendapatkan keuntungan� yang� maksimal,�
perlu� melaksanakan proses� tersebut�
secara� menyeluruh,� bukan�
hanya satu bagiannya saja.
C.
Faktor� Penghambat�
Penerapan� Sistem Manajemen
Kinerja Berbasis Kompetensi pada PT. Bintang Indokarya Gemilang
Faktor�
yang� menghambat� penerapan�
sistem manajemen� kinerja� berbasis�
kompetensi� pada� PT. Bintang Indokarya Gemilang adalah� ketidak�
obyektifan pejabat� penilai� dalam�
memberikan� Penilaian Akhir� Kinerja�
(PAK).� Pejabat� penilai�
seringkali memberikan�
penilaian� tidak� berdasarkan�
fakta yang� ada� dilapangan,�
namun� berdasarkan penilaian secara
hubungan pribadi pejabat penilai dengan�
karyawan� yang� dinilai.�
Hal� ini mengakibatkan� tim�
pengelola� sistem� manajemen kinerja� sulit�
mengidentifikasi� karyawan� yang memiliki�
kompetensi� unggul� dan�
karyawan� yang memiliki� kompetensi�
biasa� saja.� Dimana�
juga akan� mempengaruhi� proses�
penetapan� kebijakan
pengelolaan� SDM� oleh�
Departemen� Personalia, yang
meliputi penempatan, promosi, perencanaan karir,� kebutuhan�
pelatihan� dan� pengembangan karyawan,� serta�
penggajian� atau� remunerasi.
Penilaian�
kinerja� tentunya� harus�
berdasarkan kenyataan kinerja karyawan yang ada di lapangan, tidak
dipengaruhi� oleh� unsur�
apapun� yang� dapat mengakibatkan� hasil�
penilaian� tidak� objektif. Sesuai dengan pernyataan oleh� Dharma (2004:79) yang� menyatakan bahwa� penilaian�
kinerja karyawan� harus� berakar�
pada� realitas� kinerja karyawan yang bersifat nyata, bukan
abstrak, yang memungkinkan para manajer dan karyawan untuk mengambil pandangan
tentang bagaimana kinerja bisa� menjadi
lebih baik dan bagaimana masalah-masalah yang timbul� dapat�
dipecahkan� untuk memenuhi sasaran
kinerja.
Kesimpulan
Pola� pengelolaan�
manajemen� sumber� daya manusia�
di� PT. Bintang Indokarya Gemilang menerapkan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (Competency-Based
Human Resource Management)
yang� dilaksanakan dalam� berbagai aspek� mulai�
dari� recruitment,� pelatihan, perencanaan� karir,�
termasuk� dalam� penerapan sistem� manajemen�
kinerjanya.� Pencapaian� visi, misi,�
nilai-nilai� dan� strategi �perusahaan merupakan� tujuan�
dari� implementasi� CBHRM secara�
keseluruhan.� Berdasarkan� struktur organisasi� yang�
telah� dibentuk� dapat�
dirumuskan deskripsi
pekerjaan dari masing-masing� elemen struktur� dan�
diidentifikasi� kebutuhan� kompetensi untuk� setiap�
jabatan.�
Kebutuhan� kompetensi jabatan� tersebut�
dipergunakan� untuk� setiap�
tahap proses manajemen sumber daya manusia termasuk proses sistem
manjemen kinerja. Penerapan proses sistem�
manajemen� kinerja� di� PT.
Bintang Indokarya Gemilang
itu� sendiri�
merupakan� suatu� proses�
untuk menciptakan� pemahaman� bersama�
antara� pejabat penilai� dan�
karyawan� yang� dinilai�
mengenai� apa yang� harus�
dicapai� (Key� Performance�
Indicator perusahaan/Key� Performance� Indicator�
unit kerja/Key �Performance� Indicator� individu),�
dan bagaimana� mencapainya� serta�
metode penilaiannya.
BLIBIOGRAFI
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.
Bacal,� Robert.� 2001.� Performance� Management.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dessler,� Gary.�
2010.� Manajemen� Sumber�
Daya Manusia ed.10. PT Indeks: Jakarta Barat.
Dharma,� Surya.�
2004.� Manajemen� Kinerja, Falsafah, Teori dan
Penerapannya. Jakarta: Direktorat� Jendral� Pendidikan�
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Lexi
J. Moleong. 2007. Metode
Penelitian Kalitatif. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Miles,� Mathew�
B,� and� A.� Michael� Huberman.
1992.� Analisis� Data�
Kualitatif.� Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press): Jakarta. �
Moleong,� Lexy�
J.� 2007.� Metodologi� Penelitian Kualitatif� ed.� revisi. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Mondy,� R�
Wayne.� 2008.� Manajemen� Sumber Daya Manusia ed.10. Erlangga:
Jakarta.
Nazir,
Muhammad,2005.Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
�
Sahoo,� Chandan� Kumar;�
Jena,� Sambedna.� 2012. Organizational� Performance� Management System:� Exploring�
The� Manufacturing Sectors.� Industrial� And�
Comercial Training, 44(5): 296 302.
Sugiyono,
2012. Memahami Penelitian Kualitatif. ALFBETA: Bandung.
Susilo,� Heru.�
2012.� Manajemen� Kinerja� dan Kompensasi.� UB� Distance Learning: Malang. �
Syamsi,� Ibnu.�
2004.� Efisiensi,� Sistem,� dan Prosedur Kerja. Bumi Aksara: Jakarta.
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada: Jakarta.