Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN : 2548-1398

Vol. 4, No. 4 �April 2019�����������������������������������������������

 

 


PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT PADA MINUMAN ISOTONIK BERBAGAI MERK YANG DIJUAL DISALAH SATU SWALAYAN KOTA CIREBON

 

Supriyatin

Akademi Analis Kesehatan An Nasher Cirebon

Email: [email protected]

 

Abstrak

Minuman isotonik merupakan minuman formulasi yang ditujukan untuk mengganti cairan, karbohidrat, elektrolit dan mineral tubuh dengan cepat. Minuman isotonik sering dikonsumsi masyarakat tidak hanya sebagai pelepas dahaga atau rasa haus, tetapi juga memiliki kesehatan tertentu. Minuman isotonik dimanfaatkan oleh orang yang sedang atau telah melalukan aktivitas fisik, Seperti bekerja dan olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Natrium Benzoat pada minuman isotonik berbagai merk yang dijual di salah satu Swalayan Kota Cirebon dan untuk mengetahui kadar Natrium Benzoat pada minuman isotonik berbagai merk yang dijual di salah satu Swalayan Kota Cirebon. Minuman isotonik yang mengandung bahan pengawet khususnya natrium benzoat dalam jumlah berlebihan akan menggangu kesehatan manusia. Natrium benzoat cenderung diserap oleh lambung dan jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar akan mengiritasi lambung lalu merusak organ target (hati) setelah menumpuk satu jumlah yang berlebihan. Penulisan penelitian ini bersifat Deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini terdapat 1 merek mengandung Natrium Benzoat dari 10 merek dan kadar natrium benzoat pada minuman isotonik didapatkan hasil rata-rata 250 mg/kg. Berdasarkan hasil pengolahan data statistik tersebut didapatkan nilai signifikasi (Sig. 1- tailed) sebesar 0.188a,b, nilai tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, hal tersebut menunjukan tidak terdapat Natrium Benzoat pada minuman isotonik yang dijual di salah satu Swalayan Kota Cirebon.

 

Kata Kunci: Minuman Isotonik, Natrium Benzoat, Cirebon

 

Pendahuluan

Makanan tanpa pengawet kimia sekarang ini sulit ditemukan. Informasi seputar bahaya pengawet sudah sering disampaikan oleh berbagai media massa, tetapi kesadaran yang kurang membuat peredaran dan penggunaannya masih luas dimasyarakat. Pengawet yang sering digunakan oleh industri makanan dan minuman adalah natrium benzoat, atau biasa disebut sodium benzoat. Penggunaan natrium benzoat dibolehkan karena sifatnya mudah larut, dapat menahan bakteri dan jamur dalam kondisi asam, tapi tidak boleh berlebihan.

Natrium benzoat biasa digunakan pada industri makanan dan minuman seperti minuman ringan, minuman berkarbonasi, minuman isotonik, jus, saus tomat, jelly, kecap dan lain � lain. Penggunaan natrium benzoat dalam makanan dan minuman di Indonesia sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 033 Tahun 2012 tentang bahan tambahan makanan. Penggunaan natrium benzoat dalam minuman ringan sudah di tentukan batas penggunaanya oleh pemerintah, yaitu maksimal 400 mg/kg.

Minuman isotonik sering dikonsumsi masyarakat tidak hanya sebagai pelepas dahaga atau rasa haus, tetapi juga memiliki kesehatan tertentu. Minuman isotonik selain mengandung air sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang, juga mengandung mineral sebagai pengganti mineral yang hilang bersama keringat dan gula sebagai energi yang digunakan saat beraktivitas. Minuman isotonik dimanfaatkan oleh orang-orang saat sedang atau setelah melakukan aktivitas fisik, seperti bekerja dan olahraga. Minuman isotonik jika diminum berlebihan, hal ini akan menyebabkan ginjal harus bekerja ekstra keras dan berisiko gagal ginjal. Badan pengawasan obat dan makanan menemukan beberapa merek minuman isotonik yang beredar di swalayan mengandung bahan pengawet melebihi kadar yang sudah diatur oleh Permenkes.

Swalayan adalah tempat atau toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari termasuk minuman ringan, salah satunya adalah minuman isotonik. Minuman isotonik padaini banyak beredar berbagai merek di swalayan baik dalam kemasan kaleng, botol plastik atau sachset. Produk tersebut menawarkan beragam manfaat kepada masyarakat, akan tetapi tidak menjelaskan akibat dari minuman isotonik yang mengandung pengawet tersebut. Penulis mengindikasikan bahwa minuman isotonik berbagai merek yang dijual di swalayan mengandung natrium benzoat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul �Penetapan Kadar Natrium Benzoat Pada Minuman Isotonik Berbagai Merek Yang Dijual Di Salah Satu Swalayan Kota Cirebon�.

 

 

 

Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskiptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi sampel penelitian ini adalah seluruh minuman isotonic berbagai merk yang dijual di salah satu Swalayan Kota Cirebon sejumlah 10 buah.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Sampel yang diperiksa dalam penelitian ini berjumlah 10 buah, agar penelitian yang dilakukan lebih akurat, sampel diperlakukan secara berulang.

 

Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan pemeriksaan kadar Natrium Benzoat dengan metode kualitatif dari sampel minuman isotonik yang dijual di salah satu swalayan kota Cirebon didapatkan hasil-hasil sebagai berikut.

Tabel 2. Data Hasil Penelitian Uji Kualitatif Natrium Benzoat

Kode

Volume

Berat Sampel

Hasil

Sampel

Sampel

(g)

UjiKualitatifNatri

 

(ml)

 

umBenzoat

 

 

 

(Negatif/Positif)

1a

20,0

20,1738

Negatif

1b

20,0

20,1706

Negatif

1c

20,0

20,1720

Negatif

2a

20,0

20,0700

Negatif

2b

20,0

20,0704

Negatif

2c

20,0

20,0710

Negatif

3a

20,0

19,7219

Negatif

3b

20,0

19,7230

Negatif

3c

20,0

19,7225

Negatif

4a

20,0

19,7365

Negatif

4b

20,0

19,7367

Negatif

4c

20,0

19,7359

Negatif

5a

20,0

20,0369

Negatif

 

5b

20,0

20,0365

Negatif

 

5c

20,0

20,0370

Negatif

 

6a

20,0

20,6690

Negatif

 

6b

20,0

20,6694

Negatif

 

6c

20,0

20,6699

Negatif

 

7a

20,0

20,0337

Positif

 

7b

20,0

20,0330

Positif

 

7c

20,0

20,0341

Positif

 

8a

20,0

20,0516

Negatif

 

8b

20,0

20,0520

Negatif

 

8c

20,0

20,0518

Negatif

 

9a

20,0

20,1548

Negatif

 

9b

20,0

20,1544

Negatif

 

9c

20,0

20,1540

Negatif

 

10a

20,0

20,3059

Negatif

 

10b

20,0

20,3056

Negatif

 

10c

20,0

20,3051

Negatif

 

Sumber: Hasil penelitian, 2015

Berdasarkan hasil dari metode kualitatif sampel nomor 7 menunjukan hasil positif, maka dilanjutkan dengan metode kuantitatif, didapatkan hasil sebagai berikut.

 

Tabel 3. Data Hasil Perhitungan Kadar Natrium Benzoat

 

Kode

 

Volume

 

Berat

 

Volume

 

Kadar

 

Sampel

 

Sampel

 

Sampel

 

Titran NaOH

 

Na-Benzoat

 

 

 

(ml)

 

(g)

 

(ml)

 

(mg/kg)

 

 

 

50,0

 

50,0245

 

1,9

 

 

 

 

7a

 

 

 

 

 

 

 

 

 

244

 

 

 

50,0

 

50,0239

 

1,7

 

 

 

 

 

 

50,0

 

50,0329

 

1,8

 

 

 

 

7b

 

 

 

 

 

 

 

 

 

244

 

 

 

50,0

 

50,0320

 

1,8

 

 

 

 

 

 

50,0

 

50,0288

 

2,0

 

 

 

 

7c

 

 

 

 

 

 

 

 

 

264

 

 

 

50,0

 

50,0300

 

1,9

 

 

 

 

Sumber: Hasil Perhitungan, 2015

 

 

 

 

 

 

Kadar Benzoat

= ml titrasi x N. NaOH x BE Benzoat x 1000

 

 

 

 

 

 

 

Berat Sampel

 

 

 

 

Catatan : BE Benzoat 144

 

 

 

 

 

 

Hasil analisa bisa dilaporkan/ dinyatakan sebagai mg/kg atau part per million, dengan anggapan bahwa 1 liter air setara dengan 1 kg, maka ppm dapat dinyatakan pula mg/kg.

Text Box: 1 ppm      = 1 mg/kg
                = 1 mg/lt = 1 gr/ton = 0,0001 %

Dari data hasil perhitungan yang telah diolah, diperoleh kadar Natrium Benzoat sebagai berikut, Dengan batas penggunaan Maksimum Natrium Benzoat pada minuman isotonik sebesar 400 mg/kg sebagai Natrium Benzoat.

Table 4. Data Hasil Pengolahan Kadar Natrium Benzoat pada Minuman Isotonik

Kadar Na-Benzoat (mg/kg)

Keterangan

244

MS

244

MS

264

MS

 

Keterangan : MS = Memenuhi Syarat

������������������ TMS = Tidak Memenuhi syarat

Berdasarkan Data Hasil Penelitian Kadar Natrium Benzoat pada Minuman Isotonik, diperoleh presentase jumlah sampel sebagai berikut.

Tabel 5. Data Hasil Presentase Natrium Benzoat

���� Grafik Hasil Data Pemeriksaan Natrium Benzoat pada Minuman Isotonik

 

Gambar 3. Grafik Hasil Data Pemeriksaan Natrium Benzoat pada Minuman Isotonik

Berdasarkan penelitian kadar Natrium Benzoat pada minuman isotonik berbagai merk yang dijual di salah satu swalayan Kota Cirebon, analisa yang digunakan adalah Binomial Test. Hasil statistik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Data Hasil Uji Statistik Natrium Benzoat

Binomial Test

 

 

 

 

Observed

Test

Asymp. Sig.

 

 

Category

N

Prop.

Prop.

(1-tailed)

Uji kualitatif

Group 1

Negatif

27

.90

.95

.188a,b

NatriumBenzoat

Group 2

Positif

3

.10

 

 

 

 

 

 

Total

 

30

1.00

 

 

a)         Alternative hypothesis states that the proportion of cases in the first group < .95.

b)        Based on Z Approximation.

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang diteliti sebanyak 30 sampel, dan diperoleh nilai sig 0.188a,b. Berdasarkan penelitian hasil kadar natrium benzoat pada 30 sampel minuman isotonik berbagai merk yang dijual di salah satu Swalayan Kota Cirebon, didapatkan 3 sampel yang mengandung natrium benzoat dan 27 lainnya tidak mengandung natrium benzoat, sedangkan 3 sampel yang mengandung benzoat didapatkan kadar natrium benzoat sebesar 244 mg/kg, 244 mg/kg dan 264 mg/kg.

Hasil yang didapatkan 3 sampel yang mengandung natrium benzoate yaitu dalam satu merk, Sehingga hanya satu merk yang mengandung natrium benzoate dengan kadar rata-rata 250 mg/kg.

Menurut Peraturan Menetri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012, batas maksimum penggunaan Natrium Benzoat pada minuman isotonik adalah 400 mg/kg. Hasil penelitian yang diperoleh kemudian diuji dengan statistic menggunakan analisa SPSS.17 dengan Uji Binomial Test. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis dalam satu variabel dengan dua kategori yaitu positif dan negatif.

Hasil dari SPSS didapatkan nilai signifikasi (Sig. 1- tailed) sebesar 0.188a,b, nilai tersebut dibandingkan dengan nilai α (umumnya dipakai α = 0.05 atau 5 %) jika nilai sig < α maka H0 ditolak. Hasil yang didapat 0.188a,b lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, Hal tersebut menunjukan tidak terdapat Natrium Benzoat pada minuman isotonik berbagai merk yang dijual di salah satu Swalayan Kota Cirebon.

Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa industri minuman isotonik sudah memenuhi aturan PERMENKES No. 033 Tahun 2012, tentang batas maksimum bahan tambahan pangan (Pengawet Natrium Benzoat).

Bahan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertugas mengawasi penggunaan bahan tambahan pangan yang ditambahkan ke dalam makanan, setiap produk makanan dan minuman yang telah teregister oleh BPOM.

Kemungkinan besar produknya sudah sesuai dengan aturan pembuatan yang telah ditentukan pemerintah, sehingga produk-produk minuman kemasan yang dipasaran layak untuk di konsumsi oleh masyarakat, meskipundemikian diharapkan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi produk minuman yang mengandung pengawet, karena apabila dikonsumsi secara terus-menerus bagi kesehatan tubuh. Natrium Benzoat, meskipun sifatnya mudah larut dalam air, tetapi penggunaan natrium benzoat tersebut perlu dilihat dampaknya mengingat dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan apabila dikonsumsi secara aterus-menerus.

Dampak dari penggunaan natrium benzoat yang terus-menerus tidak akan langsung dirasakan, dampak ini baru akan terasa beberapa waktu kemudian setelah akumulasi dalam tubuh. Selain itu juga Natrium Benzoat bersifat karsinogen didalam tubuh, yaitu dapat memicu terjadinya kanker.

�����������

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kadar Natrium Benzoat pada minuman isotonik berbagai merk yang dijual di salah satu Swalayan Kota Cirebon, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.        Tidak terdapat Natrium Benzoat pada minuman isotonik berbagai merk yang dijual di salah satu Swalayan Kota Cirebon. Hal ini dibuktikan berdasarkan uji analisa dengan menggunakan SPSS didapatkan hasil sig 0.188a.b > 0.05

2.        Kadar Natrium Benzoat pada minuman isotonic didapatkan hasil terendah

244 mg/kg dan tertinggi 264 mg/kg.

 

 

 

BLIBIOGRAFI

 

 

Afrianti,LH. 2010. Pengawet Makanan Alami dan Sintetis. ALFABETA: Bandung.

 

Anonim. 2012. Permenkes No. 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP). pdf [Online] tersedia: www.or.id [1 April 2015]

 

Anonim. 2013. Perk BPOM No 36 Tahun 2013. Pdf [Online] tersedia: http://usdaindonesia.org [7 April 2015]

 

Anonim. (2014). UNIMED-Undergraduate-22537-5.BABII.pdf [15 Desember 2014]

Cahyadi,W. (2009). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedu. PT BumiAksara: Jakarta.

 

Dwiyono, E. 2014. Jurnal Praktikum Analisa Makanan dan Minuman (AMAMI), Cirebon: tidak diterbitkan

 

Jessen, Et al. 1994. BukuAjar VOGEL: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi 4, Jakarta:EGC

 

Koswara,S. 2009. Minuman Isotonik.pdf [Online] tersedia: http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/MINUMAN-ISOTONIK.pdf [ 3 Desember 2014]

 

Kurniasih. 2007. Begini Cara Mengawetkan Makanan. PT. Karya Kita: Jakarta Timur.

 

Melikah, M. 2013. Penetapan Kadar Na Benzoat Pada Minuman Kemasan Gelas Plastik Dalam Berbagai Merk yang Dijual Di Pasar Sumber Kabupaten Cirebon Menggunkan Metode Titrasi Alkalimetri, KTI Akademi Analis Kesehatan Cirebon: tidak diterbitkan

 

Mulyono. 2011. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. PT.BumiAksara: Jakarta.

 

Rorong, J.A. 2013. Analis Benzoat dengan Perbedaan Preparasi pada Kulit dan Kayu Manis. [Online] attachement.pdf [8 Februari 2015]

 

Sofyaningsih,M. 2007. Teknologi Pangan Jilid 1, Aneka Ilmu

 

Sujarweni, V. Wiranta. 2015. Statistik untuk kesehatan. Gava Media: Yogyakarta.

 

Winarto,D. 2013. Analisis Kuantitatif. [Online]

tersedia: http://www.ilmukimia/2013/05/alkalimetri.html?m=1 [17 Desember 2014]