Syntax Literate : Jurnal
Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol.
2, No 2 Februari
2017
PARADIGMA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI ( IT )
DALAM PROSES PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN ( STUDY DI SMP
NEGERI 2 CILEDUG KABUPATEN CIREBON)
Agus
Muhibudin
Akademi Maritim Cirebon
email: [email protected]
Abstrak
Teknologi informasi merupakan salah
satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar PAI.
Terlihat ada suatu kesenjangan dalam pengajaran PAI diberbagai lembaga
pendidikan, Guru PAI di SMP Negeri 2 Ciledug Kabupaten Cirebon belum bisa
memanfaatkan teknologi informasi dalam mengajar. Hal ini mengidentifikasikan
ada yang bermasalah dengan kemampuan Guru PAI dalam memanfaatkan teknologi
informasi. Oleh karena itu Guru berkewajiban meningkatkan kemampuannya dalam
menggunakan teknologi informasi. Pemberian Pelatihan dan Pembinaan Teknologi
Informasi untuk guru PAI sangatlah penting dilaksanakan, Mengingat Guru PAI
belum bisa memanfaatkan dan menggunakan teknologi informasi sehingga proses
belajar mengajar PAI masih bersifat klasik yang hanya menggunakan metode
ceramah dan buku paket. Adapun cara yang efektif untuk mengembangkan pembelajaran PAI
melalui teknologi informasi dengan cara mengadakan pelatihan tentang teknologi
informasi dan mengadakan pelatihan pengembangan ke-PAI-an dalam menggunakan
metode dan media yang kreatif dan efektif�
dengan mendatangkan para ahli di bidang pendidikan Agama Islam untuk
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam
�
Kata Kunci :Pembelajaran, Pemanfaatan, Peningkatan Mutu
Pendidikan
Pendahuluan
Persoalan
pendidikan diakui oleh banyak Negara merupakan persoalan yang pelik. Bangsa
yang ingin maju, membangun dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakatnya tentu
menyatakan bahwa pendidikan yang baik merupakan kunci keberhasilan dari
bangsanya. Dalam hal ini Guru merupakan salah satu penentu tinggi rendahnya
pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh
kesiapan guru dalam mempersiapkan siswa didiknya melalui proses pembelajaran.
Proses
belajar mengajar menurut Asnawir (2002: 13) adalah proses komunikasi dengan
menggunakan alat atau media, karena menggunakan alat atau media adalah sebagai
informasi sikap dan pengembangan informasi.
Menurut Haag dan Keen
(1996), Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja
dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan
informasi. Menurut Martin (1999), Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan
untuk memproses dan menyimpan dan menyebarkan informasi. Sementara William dan
Sawyer (2003), Mengungkapkan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi
yang membawa data, suara, dan video.
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu
pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab (Undang-undang No.20 tahun 2003).
Berkaitan
dengan itu Pemerintah telah melakukan berbagai penataan dalam sistem
standarisasi pendidikan seperti yang dituangkan dalam peraturan pemerintah (PP)
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) dan PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam kedua peraturan
tersebut dikemukakan bahwa � Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Standar
nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan Nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.
Seperti yang telah dijelaskan pada Peraturan
Pemerintah PP nomor 19 tahun 2005 dan PP nomor 32 tahun 2013 di dalam Standar
Nasional Pendidikan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan kompetensi sosial (Mulyasa, 2013: 12). Masalah
yang dihadapi guru PAI adalah belum maksimalnya penggunaan teknologi informasi
pada pembelajaran PAI, Guru hanya mengandalkan metode ceramah yang memang
sangat tidak sesuai dengan tujuan Standar Nasional Pendidikan bahwa seorang
guru harus profesional dan berkompeten dalam pembelajaran, tapi kenyataannya
guru PAI di SMP Negeri 2 Ciledug Kabupaten Cirebon belum memanfaatkan teknologi
informasi untuk mengembangkan Pendidikan Agama Islam.
Permasalahan tersebut mengakibatkan peserta didik
atau kompetensi lulusan yang tidak mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang
luas dan berkompetensi sesuai tujuan pendidikan nasional.
Pembahasan
Pemanfaatan Teknologi
Informasi Untuk PAI
Pemanfaatan teknologi informasi untuk PAI masih sangat kurang,
bagaimanapun teknologi informasi seperti internet, komputer infokus masih
sangat di butuhkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pendidikan
ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Pengetahuan Agama Islam, sehingga Pendidikan
Agama Islam akan terus berkembang di era globalisasi ini.
Pada dunia pendidikan di Indonesia, komputer sudah diperkenalkan
dan digunakan di sekolah-sekolah mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan
tinggi. Bahkan untuk pendidikan di kota-kota besar, komputer sudah
diperkenalkan sejak anak-anak masuk taman kanak-kanak atau Play group untuk
bermain dan belajar. Selain digunakan sebagai alat bantu untuk pembelajaran
interaktif juga bersifat audio-visual untuk memudahkan proses pembelajaran itu
sendiri.
Dengan komputer kemudahan dalam mencari dan menyediakan bahan-bahan
pembelajaran juga bisa di dapatkan, misalnya dengan adanya konsep perpustakaan
elektronik (e-library) atau buku elektronik (e-book). Ditambah
lagi dengan adanya internet dimungkinkan untuk mencari koleksi perpustakaan
berupa buku-buku, modul, jurnal, makalah, majalah, surat kabar, dan lain
sebagainya. Bahkan saat ini sudah bisa dilakukan pembelajaran jarak jauh
melalui internet yang dikenal dengan electronic learning (e-learning).
Beberapa Negara telah menerapkan sekolah yang pembelajarannya melalui internet
atau semacam universitas terbuka. Mahasiswanya dapat belajar lewat buku-buku
atau modul yang disajikan lewat internet. Bahkan dengan internet dimungkinkan
untuk setiap mahasiswanya berkomunikasi dengan e-mail bahkan berinteraksi
langsung dengan menggunakan teleconference dan Videoconference.
Peningkatan Mutu Pendidikan
Masalah utama pekerjaan profesi adalah implikasi dan konsekuensi
jabatan tersebut tugas dan tanggung jawabnya. Persoalan ini dianggap penting
sebab inilah perbedaan pokok antara satu profesi dan profesi lainnya. Kita
dapat mengambil contoh dua jabatan profesi, misalnya dokter dan guru.
Keduanya memenuhi syarat jika dikaji dari segi ciri-ciri profesi.
Dalam hal ini melalui observasi dan metode wawancara, serta pembagian angket
untuk mengetahui situasi di lapangan bagaimana guru PAI mengajar di sekolah.
Namun, sebelum melihat tugas dan tanggung jawab yang diembannya, kita belum
dapat membedakan kedua macam profesi tersebut.
Sepintas kita dapat melihat bagaimana dan tanggung jawab seorang
dokter. Tugas utamanya tidak lain adalah mengobati orang sakit. Dalam
melaksanakan tugasnya, seorang dokter memulainya dengan mendiagnosis penyakit,
yakni mencari sebab-sebabnya dengan cara memeriksa keadaan pasien, seperti
denyut jantung, tekanan darah, dan suhu badan. Setelah diketahui penyebabnya, barulah
ia menentukan pengobatan atau cara penyembuhannya.
Mengingat kemajuan keahliannya. Dimulai dari dokter umum kemudian
menjurus ke spesialisasi, seperti spesialisasi paru-paru, mata, bedah, dan
kulit. Ini berarti adanya usaha pengembangan jabatan profesi.
Menurut Zamroni (2007;16) ada tiga perencanaan strategis yang
berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah, yaitu strategi yang menekankan pada
hasil (The Output Oriented Strategy), strategi yang menekankan pada
proses (The Process Oriented Strategy), dan strategi komprehensif (The
Comphrehensive Strategy).
Strategi yang menekankan pada hasil bersifat top down. Hasil yang
akan dicapai, baik kuantitas maupun kualitas, telah ditentukan dari atas (dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah propinsi, ataupun pemerintah daerah
Kabupaten/ Kota).
Strategi yang menekankan pada proses, muncul tumbuh berkembang dan
digerakkan mulai dari bawah, yakni sekolah sendiri. Pelaksanaan strategi sangat
ditentukan oleh inisiatis dan kemampuan dari sekolah.
Strategi komprehensif menggariskan bahwa hasil yang akan dicapai
yakni standar proses, standar pengelolaan sekolah, standar guru, kepala sekolah
dan pengawas, standar keuangan, standar isi kurikulum, serta standar sarana
prasarana. Di balik standar yang ditentukan dari atas, sekolah memiliki
kekuasaan dan otonomi yang besar untuk mengelola sekolah, dalam rangka mencapai
standar hasil.
Setiap strategi mengandung kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan ini intinya menggerakkan semua
komponen sekolah yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan. Strategi
untuk meningkatkan mutu mencakup membangun kapasitas level birokrat. Menurut
Zamroni (2007;19) memerlukan tiga hal, yaitu mengembangkan budaya kerja,
mempersiapkan infrastruktur dan pengembangan tenaga pendidik, khususnya guru.
Adapun prosedurnya merupakan rangkaian kegiatan yang dikendalikan secara
sistematis dan berkesinambungan guna mencapai tujuan tertentu. Kegiatan
peningkatan mutu sekolah mencakup tiga hal, yaitu birokrat yang meliputi suatu
wilayah, sekolah dan kelas. Pada tataran birokrat dicapai sekolah ditentukan
secara nasional, yang diwujudkan dalam standar nasional. Untuk mencapainya,
berbagai standar yang berkaitan dengan hasil juga ditentukan sebagai jaminan
hasil yang akan dicapai, upaya peningkatan mutu berupa kebijakan dan program
yang jelas, yang dapat menjadi pedoman bagi peningkatan mutu tataran sekolaj
dan kelas.
Pelaksanaan peningkatan mutu pada level sekolah dan kelas merupakan
satu kesatuan, sehingga tidak perlu dipisah dalam suatu prosedur
sendiri-sendiri.� Peningkatan mutu level
ini menurut Zamroni (2007: 20) dapat dilakukan melalui aktivitas :
(a)
Melakukan school
review
(b)
Merumuskan
visi, misi dan strategi, serta program kerja
(c)
Memperluas
kepemimpinan partisipasif
(d)
Intervensi pada
berbagai level
Kesimpulan
Proses kegiatan Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di
sekolah dalam kegiatannya masih monoton dengan menggunakan metode ceramah dan
menggunakan Buku Paket dalam menyampaikan materi oleh pendidik ke peserta
didik, hal ini tidak akan merubah kemajuan pendidikan dalam mengarungi
perkembagan zaman, sehingga akan menyebabkan peserta didik yang tidak terampil
dan kreatif yang sesuai tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD No. 20 tahun 2003.
Tingkat pemahaman Guru PAI SMP Negeri 2 Ciledug Kabupaten Cirebon
tentang teknologi informasi masih sangat rendah dan kualitas Guru PAI harus
ditingkatkan dalam menunjang proses Belajar Mengajar PAI, bagaimanapun� teknologi informasi seperti Infokus,
Komputer, Internet, dan yang lainnya merupakan alat penunjang untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya PAI, sehingga PAI terus berkembang
dalam menghadapi Era Globalisasi, hanya teknologi informasi yang merupakan
penunjang yang Modern dalam mengembangkan teknologi Informasi.
Terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan tidak dimanfaatkannya teknologi informasi
seperti komputer,� infokus,� internet oleh�
guru PAI diantaranya :
a)
Kurangnya
pemahaman Guru PAI tentang teknologi informasi
b)
Kurangnya
kreatifitas dan keterampilan Guru PAI yang hanya menggunakan metode ceramah
yang tidak efektif dan buku paket.
c)
Kurangnya
pemahaman Guru PAI tentang infokus, power point, dan Program yang lainnya yang
menunjang proses� kegiatan Belajar
Mengajar.
Adapun
cara yang efektif untuk mengembangkan pembelajaran PAI melalui teknologi
informasi dengan cara mengadakan pelatihan tentang teknologi informasi dan
mengadakan pelatihan pengembangan ke-PAI-an dalam menggunakan metode dan media
yang kreatif dan efektif� dengan
mendatangkan para ahli di bidang pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan mutu
Pendidikan Agama Islam.
BIBLIOGRAFY
Ahmad,
2002. Kamus Lengkap 250 Juta.
Yogyakarta: GALAN Press.
Arief
Kurniawan, 2009. Terampil Berinternet.
Bandung: Karya Kita.
Asnawir,
2002. Media Pembelajaran. Jakarta:
Ciputat Press.
Doni
Wahyudi, Ade. 2010. Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Surakarta: CV. Sinar Mandiri.
John
M. Echols, Hassan Stadily, 2003. An
English Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Maylany
Christine, 2009. Strategi dan Teknik
Mengajar Dengan Berkesan. Bandung: PT. Setia Purna Inves.
Mulyasa,
2013. Pengembangan Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Murhada,
2011. Pengantar Teknologi Informasi.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Widiyanti,
2009. Konsep Mutu Dalam Manajemen
Pendidikan Vokasi. Semarang: Sindur Press.