Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
����� e-ISSN : 2548-1398
����� Vol.4, No.5 Mei 2019
UPAYA PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PADA PENGURUS BADAN EKSEKUTIF MAHASISWADI PERGURUAN TINGGI SE-KABUPATEN BREBES
Slamet Bambang Riono dan Wahyu
Wibowo
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhadi
Setabudi (UMUS) Brebes
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Berdasarkan hasil�� observasi
awal,�� peneliti�� memperoleh��
gambaran��
bahwa pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan
Tinggi Swasta di Kabupaten Brebes, belum mempuyai kesadaran arti pentingnya
pelatihan dan pengembangan kemampuan dan kepemimpinan maanajerial yang akan
memberikan bekal sikap, pengetahuan
dan keterampilan
manajerial organisasi bagi
mahasiswa
khususnyayang aktif berorganisasi. Mereka lebih bersikap pragmatis
untuk kegiatan lapangan sebelum
dibekali dengan Keterampilan Manajerial Mahasiswa (KMM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pelatihan dan pengembangan SDM
pada pengurus BEM, serta tahap-tahapan untuk meningkatkan kinerja dan
kompetensi manajerial pengurus BEM. Fokus masalah yang dikaji dalam penelitian
ini adalah tentang model atau
langkah-langkah strategis atau upaya pelatihan dan pengembangan para pengurus
BEM untuk meningkatkan kemampuan manajerialnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari hasil wawancara,
dokumentasi, angket dan observasi. Untuk mengecek keabsahan data,
digunakan metode triangulasi data dan triangulasi sumber.
Kata
Kunci: Pelatihan dan Pengembangan, Keterampilan Manajerial, SDM, BEM.
Pendahuluan
Sebuah organisasi akan berjalan dengan sehat jika dikelola dengan
baik oleh pemimpin dan anak buahnya. Demikian pula dengan organisasi yang ada di Perguruan Tinggi yang dikenal
dengan istilah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Ketua dan pengurus BEM biasanya
minimal berasal dari mahasiswa semester tiga. Mereka berasal dari berbagai
latar belakang pengalaman sebelumnya di Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Mahasiswa yang terpilih sebagai ketua BEM dan pengurus adalah mahasiswa
pilihan. Mereka dipilih melalui berbagai persyaratan akademik dan proses
pemilihan yang selektif.
Pemimpin� dan pengurus organisasi BEM yang baik tidak
semata-mata karena faktor bawaan, akan tetapi juga karena diusahakan atau diupayakan. Latar sosial dan budaya
seorang pemimpin menjadi salah satu yang
berpengaruh terhadap keefektifan dan keefisienan kepemimpinan, sehingga di tangan merekalah diharapkan kegiatan kemahasiswaan
akan berjalan sesuai dengan Program Kerja yang direncanakan.
Pengalaman di lapangan menunjukkan
bahwa tidak semua program kerja dapat dilaksanakan dengan baik oleh pengurus
BEM. Kendala yang muncul, bisa berasal dari pihak ekstern maupun dari pihak
intern. Dinamika organisasi dalam sebuah organisasi, tentunya bukan hanya peran kepemimpinan dalam
roda perjalanannya. Akan tetapi membutuhkan banyak elemen lain yang harus
mendukung. Diantaranya adalah tuntutan adanya manajemen, administrasi, organisasi yang
solid.
Untuk itu mahasiswa perlu dibekali dengan pelatihan dan pengembangan berupa
KMM sebagai bekal sebelum mulai bekerja sebagai pengurus BEM. Diharapkan dengan
bekal yang cukup, pengurus BEM lebih siap dalam mengelola kegiatan
kemahasiswaan dan mampu mengubah keadaan organisasi menjadi lebih baik,
sehingga memmpu bersaing di era globalisasi.
Pelatihan memberi pembelajaran dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pada saat sekarang, sedangkan
pengembangan melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini dan
memiliki fokus jangka panjang. Pengembangan mempersiapkan pengurus BEM untuk
tetap berjalan sesuai dengan perkembangan zaman. Aktivitas pelatihan dan
pengembangan SDM, memungkinkan munculnya potensi-potensi manajerial dari
mahasiswa. Oleh karena itu, sebuah organisasi BEM yang para pengurusnya adalah
mahasiswa yang baru dilantik, diharapkan mampu menyelasaikan tugas-tugasnya,
maka perlu adanya pelatihan terlebih dahulu.
Pelatihan dan pengembangan SDM
para pengurus BEM diharapkan mampu menunjang eksistensi kepengurusan dalam
melaksanakan kegiatan kemahasiswaan yang lebih maju dan berkembang. Dari uraian
di atas, peneliti tertarik dengan adanya upaya pelatihan dan pengembangan SDM
bagi pengurus BEM Perguruan Tinggi di wilayah Kabupaten Brebes.
Manfat dari penelitian ini adalah:
1.
Memberikan informasi tentang pelatihan keterampilan manajerial bagi pengurus
BEM dalam menjalankan peran organisasi di kampus.
2.
Diharapkan dapat
membantu�
memberikan wawasan dan keterampilan
mahasiswa dalam mengkoordinasidan
membina tim kerja dalam
suatu organisasi,
3.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik untuk meneliti tentang pelatihan dan pengembangan SDM.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di enam Perguruan Tinggi yang berada di wilayah Kabupaten Brebes, yaitu 1) Universitas
Muhadi Setiabudi, 2) Universitas Peradaban, 3) STIE
Widya Manggalia, 4) AKBID YPIB, 5) STAI 6) AKBID Alhikmah Benda. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan sekitar bulan April
s.d. September tahun 2018.
Jenis penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam melakukan penelitian ini, peneliti� menggunakan metoda dan rancangan
(design)tertentu dengan mempertimbangkan
tujuan penelitian
dan sifat masalah yangdihadapi.
Secara garis besar, tahapan-tahapan yang ditempuh
dalam
melaksanakan
penelitian ada tiga tahap,yaitu:
1.
Tahap
Perencanaan
a.
Merumuskan Masalah���������������������������
b.
Menyusun RencanaPenelitian
c.
Mengadakan Studi
Pendahuluan
d.
Merumuskan
Sampel Penelitian
2.
�TahapanPelaksanaan
a.
Materi, Topik dan Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM ���������������������
b.
Upaya Pelatihan dan Pengembangan KMM.
c.
LaporanPenelitian
Populasi adalah sebagai keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi Arikunto
2009:115). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Pengurus BEM PT
di wilayah Kabupaten Brebes yang sudah dilantik sebagai pengurus organisasi
harian BEM.
Secara ilmiah, penelitian perlu
menentukan
jumlah
sampel dan jumlah populasi yang ada secara representative (dianggap mewakili), teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak. Cara ini ditempuh dengan maksud bahwa setiap
populasi memiliki pelung yang sama untuk dijadikan sampel.
Menurut pendapat Suharsimi Arikunto
(2005:95) mengemukakan bahwa
�Sebagai
ancer-ancer,
jika peneliti mempunyai beberapa
ratus subjek dalam populasi� mereka dapat�
menggunakan� kurang lebih�
25-30%
dari� jumlah tersebut, jika anggota subjek dalam populasi hanya meliputi
antara 100-150 orang, dan
dalam
pengumpulan data
peneliti mengunakan angket, sebaiknya� subjek
di dalam populasi diambil seluruhnya. � Dari keterangan di atas
berarti, apabila subjek�
kurangdari 100, maka lebih�
baik� diambil� semua,�
sehingga penelitianya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar diambil antara 25sampai 30%� atau lebih.
Ada enam kampus di Kab. Brebes yaitu 1) Universitas
Muhadi Setiabudi, 2) Universitas Peradaban, 3) STIE
Widya Manggalia, 4) AKBID YPIB, 5) STAI 6) AKBID Alhikmah Benda. Selanjutjnya
masing-masing kampus diambil 5 mahasiswa pengurus BEM untuk diikutkan dalam
pelatihan dan pengembangan keterampilan manajerial mahasiswa, sehingga jumlah
sampel yang diteliti adalah 30 orang.
Jenis data dan sumber yang digunakan dalam penelitian
ini ada dua macam. Data primer dan sekunder. Data
primer adalah data� yang diperoleh langsung dari� sumbernya, diamati dicatat dan dikumpulkan untuk
pertama kalinya (Marzuki, 2005:55). �Data
sekunder adalah
data yang bukan
diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis, misalkan dari biro statistik, majalah,
keterangan�keterangan
dan publikasi lainnya (Marzuki, 2005:55). Dalam
mendapatkan data penulis melakukan dengan metode wawancara, observasi, studi
dokumentasi, skala sikap dan
kuesioner/angket.
1.
Wawancara
Satu� metode pengumpulan� data dengan
cara tanya jawab�
secara sepihak yang
dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan (Sutrisno Hadi, 2000:193) metode ini dipakai untuk mendatkan data yang
menyatakan tentang
upaya peneliti
pada beberapa sumber yang dianggap representative.
2.
Observasi
Metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistemastis
mengenai tingkah laku,dengan
melihat atau mengamati
individu atau kelompok secara langsung (Suharsimi Arikunto, 2005:115). Dalam penelitian ini diadakan
pengamatan secara langsung
terhadap fenomena-fenomena yang
ada, sehingga penelitian
ini mendapatkan
data yang diperlikan.
3.
Studi
Dokumentasi
Pengumpulan
data
dengan
mencatat
dokumen-dokumen yang
ada di tempat penelitian
dilaksanakan.
4.
Kuesioner/Angket
Bentuk kuesioner diberikan kepada
responden dengan tujuan agar responden dalam memberikan
jawaban sesuai
dengan temasentral
penilaian ini. Selanjutnya
kuesioner disebarkan dan diberikan bobot sesuai jawaban
dan
tingkat kepentingan
model Skala Likert menurut Sugiono (2007:86). Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat
dan persepsi seseorang
atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala
sosial ini ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian.
Data yang akan diambil mengenai kegiatan pelatihan dan pengembangan SDM dan
kegiatan organisasi kampus.
Hasil dan
Pembahasan
Materi pelatihan dan
pengembangan manajerial berupa KMM. Adapun kisi-kisi materinya adalah 1) Pengembangan Bidang Kemahasiswaan, 2) Potensi Mahasiswa 3) Etika Diskusi
Ilmiah,
4)�Hakikat Organisasi,
5) Klasifikasi Masalah Organisasi, 6) Pengukuran Kinerja
Organisasi.
Gambar Materi,
Topik dan Metode KMM
Kegiatan
yang dilaksanakan sebagai
bentuk dari implementasi
Pelatihan dan Pengembangan SDM adalah sebagai berikut.
1.
Tahapan Pelatihan
Tahap
ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemampuan yang diperlukan oleh mahasiswa
sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus BEM
2.
Tahapan Pengembangan
Tahap
ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemampuan lanjutan dalam meningkatkan
keefektifan organisasi BEM baik pengembangan pribadi maupun kelompok, baik
selama menjadi mahasiswa maupun sudah masuk dunia kerja.
3.
Desain Pelatihan dan
Pengembangan
Desain
ini merupakan model pelatihan dan pengembangan yang akan diterapkan bagi
pengurus BEM. Dilaksanakan selama tiga hari waktu efektif� kegiatan
4.
Penetapan Tujuan
Tujuan
yang diharapkan agar pengurus BEM dalam melaksanakan program kerja secara
efektif dan efisien.
5.
Penetapan Metode dan
Cara Penyampaian
Metode
yang dipakai adalah ceramah, tanta jawab dan pelatihan. Juga menggunakan sistem DORA (Do Observasion Refektif Afektif). Metode
ini melatih mahasiswa untuk praktik, bertindak secara pragmatik.
6.
Implementasi Program
KMM
Kegiatan
ini dilaksanakan pada pengurus BEM Perguruan Tinggi di Kab. Brebes. Semua
pengurus BEM dikumpulkan untuk menyatukan visi misi organisasi sehingga bisa
bertukar pikiran dalam melaksanakan program kerja.
Dari tabel variabel Kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa 83% promosi
jabatan pengurus BEM didasarkan
pada prestasi mahasiswa. Bahwa prestasi mahasiswa baik
akademik maupun non-akademik mempengaruhi kesempatan untuk menjadi pengurus
BEM.
Tabel 1.
Perbedaan
Pelatihan dan Pengembangan
|
Pelatihan |
Pengembangan |
Fokus |
Posisi mahasiswa saat ini |
Pekerjaan yang akan datang |
Ruang
Lingkup |
Mahasiswa secara individual |
Kelompok kerja/organisasi |
Kerangka
Waktu |
Segera/jangka pendek |
Jangka panjang |
Sasaran |
Memperbaiki kekurangan/kemampuan saat ini |
Mempersiapkan tuntutan kerja di masa yang
akan datang |
Aktivitas |
Menunjukkan /memperlihatkan |
Pembelajaran |
Dari tabel variabel Pelatihan SDM dapat disimpulkan bahwa 100% responden
menyatakan bahwa pelatihan SDM mempunyai peranan yang
sangat penting dalam suatu jabatan, dan 100% responden menyatakan bahwa program pelatihan merupakan upaya pengembangan sumber
daya manusia ke arah yang lebih kompeten dan profesional.
Dari tabel variabel Pengembangan dapat disimpulkan bahwa baru 70%
responden yang mengikuti kegiatan pendidikan dan
pembinaan Sumber Daya Manusia, dan 63% responden yang pernah mengikuti kegiatan
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia. Untuk itu itu dirasa perlu
diadakan adanya workshop atau
pelatihan dan pengembangan SDM bagi pengurus untuk membekali kompetensi
manajerialnya.
Konsep pengembangan Sumber Daya Manusia tidak hanya
melalui Pendidikan dan Pelatihan pada umumnya, namun dari fenaomena di lapangan
menunjukkan bahwa peserta didik perlu dibekali dengan Tahap Awal dengan
Pendidikan SDM terlebih dahulu, selanjutnya ke Tahap Menengah yaitu Pembinaan
SDM. Selanjutnya ke Tahap Lanjutan yakni Peleatihan SDM dan Tahap Implikatif ke Pengembangan SDM
Kesimpulan
Konsep pelatihan dan pengembangan dilaksanakan di kampus Universitas
Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes. Upaya pelatihan dan pengembangan SDM dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: 1) Tahapan Pelatihan, 2) Tahapan
Pengembangan, 3) Desain Pelatihan dan Pengembangan, 4) Penetapan Tujuan, 5)
Penetapan Metode dan Cara Penyampaian, dan Implementasi Program KMM.
Gambar Desain/Model KMM Pelatihan dan Pengembangan SDM
Dari hasil penelitian diperoleh hasil
bahwa:
a.
Konsep pengembangan Sumber Daya
Manusia tidak hanya melalui Pendidikan dan Pelatihan pada umumnya, namun dari
fenaomena di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik perlu dibekali dengan
Tahap Awal dengan Pendidikan SDM terlebih dahulu, selanjutnya ke Tahap Menengah
yaitu Pembinaan SDM. Selanjutnya ke Tahap Lanjutan yakni Peleatihan SDM dan
Tahap Implikatif ke Pengembangan SDM
b.
Kegiatan
workshop untuk berperan penting untuk membekali pengurus BEM tentang kemampuan
manajerial.
c.
Kegiatan workshop atau
diklat diperlukan untuk membentuk super tim
manajemen yang kompeten dan profesional.
BLIBIOGRAFI
Arikunto, Suharsimi. 2009.
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit
Kenaikan Pangkat / Jabatan Akademik Dosen
Marzuki. 2005. Metodologi Riset. Yogyakarta: Ekonisia.
Moekidjat. 1991. Latihan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar
Maju.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RepublikIndonesia Nomor 42 Tahun 2007�
Tentang Peraturan Pemerintah
No. 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan AtasPeraturan
Pemerintah
No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Siswoyo, Dwi,
dkk. 2007. Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia,
Suwanto,
M.Si, dkk. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi
Public dan Bisnis. Bandung:
Alfabeta, hal. 117.
Wulandari, �Anna dan Heru Mulyanto. 2010. Penelitian Metode dan Analisis. Semarang:
CV. Agung,