Syntax Literate
: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�����
e-ISSN : 2548-1398
�����
Vol.4, No.6 Juni 2019
PENGARUH TERAPI
MUSIK KLASIK UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RUANG FLAMBOYAN RSUD BREBES
Arisnawati,
Ahmad Zakiudin dan Riki Iskandar
Akademi
Keperawatan Al Hikmah 2 Brebes
Email: [email protected], [email protected] dan
[email protected]
Abstrak
Fraktur merupakam terputusnya kontiunitas jaringan tulang
rawan yang biasanya diakibatkan pada
rudapaksa. Nyeri merupakan pengetahuan sensori serta emosional yang tidak mengenakan sebab dari kehancuran jaringan yang aktual dan potensional. Manajemen nyeri yang benar memerlukan agar dapat menangani respon nyeri. Tujuan : penelitian
untuk memahami pengaruh terapi terhadap musik klasik agar nyeri dapat berkurang oleh pasien post operasi fraktur. Metode : metode yang digunakan adalah studi kasus dengan mengaplikasikan terapi musik klasik untuk menurunkan rasio nyeri terhadap responden post operasi
fraktur di ruangan Flamboyan RSUD
kabupaten brebes. Hasil : dari penelitian mengambarkan bahwa
pada responden mengalami penurunan dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan,
ternyata terbukti yakni terapi musik
klasik mampu memberikan rasa tenang sehingga responden tidak fokus terhadap
nyerinya. Kesimpulan : terapi musik klasik diketahui dapat
berpengaruh untuk menurunkan rasio nyeri terhadap responden post
operasi fraktur di ruang Flamboyan RSUD kabupaten brebes. Saran : Untuk tenaga kesehatan, mengurangi nyeri bukan hanya dengan
menggunakan obat analgetik, tetapi sekarang bisa menggunakan terapi non
farmakologi dengan terapi musik klasik.
Kata Kunci� : Terapi musik, Nyeri, Responden post operasi fraktur.
Pendahuluan
Fraktur
merupakan patah tulang, pada umumnya diakibatkan oleh tekanan mental atau
mungkin tenaga fisik. Daya serta sudut dari tenaga inilah, posisi tulang, serta
jaringan lunak� tulang dapat menetapkan
apa mungkin fraktur yang terjadi ini utuh atau tidak utuh. (Kusuma, 2015)� Fraktur ialah terpotongnya
kontiunitas jaringan tulang atau tulang rawan yang biasanya diakibatkan oleh
rudapaksa. (Mansjoer,
2000) Fraktur juga mengaitkan
jaringan otot, saraf serta pembuluh darah di sekitarnya hal ini tulang bersifat
rapuh akan tetapi cukup memiliki daya serta gaya pegas agar bertahan, namun jika
tekanan dari luar yang datang lebih kuat dari apa yang dapat diserap oleh tulang,
hal ini dapat mengakibatkan trauma pada tulang yang menyebabkan hancurnya atau
terpotongnya kontinuitas tulang (Novita, 2012).
Penanganan
terhadap fraktur dapat dengan pembedahan atau tanpa pembedahan, meliputi:
Imobilisasi, Reduksi, Proteksi saja, Reposisi, Traksi dan Rehabilitation (Mansjoer, 2000)
�Pembedahan atau operasi merupakan� langkah penyembuhan yang menerapkan metode
invasif dengan menunjukkan sel tubuh yang akan diatasi. Objek pembedahan yang
dilaksanakan agar memulihkan fungsi dengan menormalkan kembali gerakan,
stabilitas, menurunkan rasa nyeri tingkat dan keparahan nyeri paska operasi terletak
kepada fisiologis serta psikologis masing-masing dan toleransi yang ditimbulkan
nyeri (R, 2015)
Efek samping
yang bisa ditimbulkan oleh paisen post
operasi adalah nyeri. Proses pembedahan berakibat jangka penyembuhan yang lama,
terhalangnya ambulasi dini, penurunan fungsi sistem (Novita, 2012). Nyeri adalah
salah satu efek terhadap �responden post
operasi pembedahan yang meningkatkan hormon stress misalnya
adrenokortikotropin, kortisol dan secara simultan mampu menurunkan pelepasan
insulin serta fibrinilisis yang mungkin akan menghambat proses penyembuhan luka (Novita, 2012)
Nyeri ialah
pengalaman sensori serta emosional yang tidak mengenakan yang disebabkan oleh
kehancuran jaringan yang aktual dan potensional. Nyeri sangat menganggu dan
menyulitkan lebih banyak orang dari pada suatu penyakit (Smeltze. Brunner. C & Bare. Brenda. G, 2008) Nyeri ialah
pengalaman sensori serta emosional tidak membahagiakan yang disebabkan oleh kehancuran
jaringan yang aktual dan potensional atau biasa disebut sebagai kehancuran (International Association for the study of pain); awitan
yang mendadak mungkin lamban terhadap intensitas ringan hingga berat dengan hasil
yang bisa diantisipasi atau diprediksi �(Herdman, T. H
& Kamitsuru. S. 2015-2017)
Secara skema
makro terdapat dua manajemen untuk menumpas nyeri yakni manajemen farmakologi serta
manajemen non farmakologi. Manajemen farmakologi yang umumnya diaplikasikan ialah
analgetik supaya meredakan nyeri. Manajemen non farmakologi supaya menumpaskan
nyeri terdiri atas berbagai upaya pengendalian fisik seperti stimulus kulit,
stimulus elektrik saraf kulit, akupuntur. Intervensi perilaku kognitif seperti
tindakan distraksi, teknik relaksasi, hypnosis serta sengatan terapeutik bahkan
teknik relaksasi diantaranya dengan menggunakan musik (Novita, 2012).
Musik dapat
menyentuh individu baik secara fisik, psikososial, emosional dan spiritual.
Mekanisme musik ialah dengan memadukan pola getar dasar tubuh manusia. Vibrasi
musik yang terikat erat dengan frekuensi dasar tubuh atau pola getar dasar bisa
mempunyai dampak terhadap pengobatan yang begitu hebat bagi tubuh, pikiran serta
jiwa manusia. Getaran ini juga menimbulkan perubahan emosi, organ, hormon,
enzim, sel-sel dan atom di
tubuh (Novita, 2012) Mekanisme
musik ialah dengan memadankan pola getar dasar tubuh manusia. Vibrasi musik
yang terikat erat dengan frekuensi dasar tubuh atau pola getar dasar mampu mempunyai
dampak terhadap pengobatan yang begitu luar biasa bagi tubuh, pikiran bahkan
jiwa manusia. Musik tidak membutuhkan analisis yang membuat hemisfer kiri
bekerja, tetapi dengan musik membantu otak kiri mendominasi untuk meningkatkan
proses belajar (Smeltze. Brunner. C &
Bare. Brenda. G, 2008). Keunikan musik yang mempunyai sifat terapi ialah musik non dramatis, dinamikanya dapat diprediksi, mempunyai nada yang lembut,
harmonis dan tidak bersyair, temponya 60-80 beat per menit, dan musik pilihan responden.
Musik yang berkebalikan dengan musik ini ialah musik yang mengakibatkan
ketegangan, tempo sangat cepat, berirama sangat keras, ritme yang irregular,
tidak harmonis atau dinyalakan
dengan volume keras mungkin akan mengakibatkan efek terapi. Efek yang datang merupakan
menaikkan tekanan denyut nadi, tekanan darah, tempo pernafasan, serta meningkatkan
stress �(A., 2015). Terapi musik sangat
berkembang di dunia sebagai terapi non farmakologi untuk mengurangi nyeri post
operasi dan telah terbukti dapat menurunkan nyeri, mengurangi penggunaan
analgesik dan efek sampingnya, memperpendek lama hari rawat (Novita, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO), kasus
fraktur banyak terjadi di belahan dunia kira-kira 13 juta orang per tahun 2008,
dengan angka prevalensi sebesar 2,7%. Sementara pada tahun 2009 terdapat kurang
lebih 18 juta orang mengalami fraktur dengan angka prevalensi 4,2%. Tahun 2010
meningkat menjadi 21 juta orang dengan angka prevalensi sebesar 7,5%. Terjadinya fraktur ini termasuk didalamnya insiden kecelakaan, cedera
olahraga, kebakaran, bencana alam serta yang lainnya (R., 2015).
Tingkat
kecelakaan transoprtasi jalan kawasan Asia Afrika memberikan kontribusi sebesar
44% dari total kecelakaan di dunia yang didalamnya termasuk Indonesia. Dari hasil
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada Badan Penelitian serta Pengembangan
Depkes RI tahun 2013 angka kejadian cidera mengalami kenaikkan disepadankan dengan
hasil tahun 2007. Di Indonesia terjadi kasus fraktur yang diakibatkan dari
cedera semisalnya karena jatuh, kecelakaan lalu lintas serta trauma terhadap
benda tajam atau tumpul. Kecondongan prevalensi cedera menampilkan kenaikkan
yang signifikan dari 7,5 % (RKD 2007) menjadi 8,2 % (RKD 2013). Dari 45.987
peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (58%) menurun
menjadi 40,9%, dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas yang mengalami fraktur
sebanyak 1.770 orang (25,9%) meningkat menjadi 47,7%, dari14.125 trauma benda
tajam atau tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (20,6%) menurun
menjadi 7,3% �(Smeltze. Brunner. C & Bare. Brenda. G ,
2008)
Angka terjadinya
kecelakaan di Jawa Tengah sekitar tahun 2014 yang telah tercatat oleh
Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, 603 orang pengguna jalan,
sebab beberapa kecelakaan kian terjadi sepanjang semester awal 2014 Angka
kejadian ini terus naik dua kali lipat saat arus mudik serta arus balik saat
lebaran. Tingginya angka kecelakaam tersebut menyebabkan dampak terjadinya
kematian serta kecatatan. Satu diantara penyebab dari kematian serta kecatatan ini
ialah patah tulang atau fraktur (Herdman, T.
H & Kamitsuru. S. , 2015-2017).
Diatasi dapat menampilkan masalah dan mengganggu proses
operasi atau bisa juga terjadi pembatalan operasi, keadaan ini membutuhkan
suatu tindakan dalam menstabilkan kekhawatiran yang bisa dilakukan dengan
mengajarkan responden tentang teknik relaksasi misalnya : teknik relaksasi
nafas dalam, mendengarkan musik dan massage. Tindakan tersebut mempunyai
bertujuan agar meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi stress
dan kecemasan yang dirasakan (Smeltze. Brunner. C & Bare. Brenda. G , 2008).
Massage ialah satu diantara cara menyenangkan diri,
karena rangsangan mempunyai keistimewaan tersendiri yang sangat berguna untuk
melupakan sejenak rasa lelah terhadap tubuh, memperbaiki sirkulasi darah,
merangsang tubuh agar mengeluarkan racun serta meningkatkan kesehatan pikiran (Smeltze.
Brunner. C & Bare. Brenda. G , 2008). Massage juga dapat diterjemahkan sebagai pijat atau urut yang sudah
dilengkapkan dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia atau gerakan-gerakan tangan
yang mekanis terhadap tubuh manusia dengan memperagakan beberapa bentuk
pegangan atau teknik (A., 2015) Massage merangsang tubuh melepas senyawa
endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat
menciptakan rasa nyaman dan enak. Tujuan teknik relaksasi massage mengurangi
ketegangan otot, membantu melancarkan sirkulasi darah, memberikan rasa rileks
pada tubuh serta menghilangkan stress. Area massage yang baik dilakukan adalah
pada area punggung (Smeltze. Brunner. C & Bare. Brenda. G , 2008)
Berdasarkan data WHO (2013), hasil penelitian yang
dilakukan di Amerika Serikat pada 1 Oktober 2003 sampai 30 September 2006
menunjukkan dari 35. 539 pasien bedah yang di rawat di unit perawatan intensif,
terdapat 8.922 pasien dengan angka prevalensi 25,1% mengalami kondisi kejiwaan
dan 2. 473 pasien dengan angka prevalensi 7% mengalami kecemasan (J., 2011). Di Indonesia prevalensi
terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau
sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang
ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi (Erwin, 2015) Di Jawa Tengah menurut Departemen
Kesehatan 2013 (DepKes, 2013) prevalensi gangguan kecemasannya tercatat
sebanyak 4,7% (Erwin, 2015).
Metode Penelitian
Penyusunan
KTI ini menggunakan metode pendekatan studi kasus. Studi kasus ini mempunyai
tujuan agar mengetahui tentang pengaruh musik klasik untuk penurunan rasio nyeri
terhadap responden post operasi fraktur di ruang Flamboyan RSUD Brebes.
Partisipan
yang terlibat adalah dua pasien yang dirawat diruang Flamboyan RSUD Brebes
dengan kriteria :
1. Partipisan
yang mengalami nyeri post operasi fraktur
2. Tidak menderita penyakit sistemik
3. Kondisi psikologis responden baik
4. Responden sudah melakukan mobilisasi 2 jam post operasi
5. Responden aktif dan mau bekerja sama bersedia menjadi partisipan
Hasil Dan Pembahasan
Penulis
terlebih dahulu mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria. Kemudian
memeriksa catatan keperawatan atau catatan medis apakah partisipan memenuhi
kriteria untuk dilakukan intervensi
atau tidak. Setelah sekiranya partisipan sesuai kriteria, penulis
memperkenalkan diri kepada partisipan dan keluarga. Kemudian penulis meminta
persetujuan partisipan dan keluarga untuk dilakukan intervensi, dilanjutkan
dengan menjelaskan maksud, tujuan dan waktu penerapan. Selanjutnya keluarga atau partisipan mengisi lembar
informed consent sebagai tanda bukti persetujuan. Penulis mulai melakukan
pemberian terapi musik klasik pada partisipan
dengan durasi kurang lebih 15 menit dalam waktu 2 hari.
Setelah dilakukan terapi musik klasik, kemudian dilakukan evaluasi untuk
mengetahui apakah ada atau tidaknya perubahan skala nyeri setelah dilakukan
penerapan terapi musik klasik tersebut.
Berdasarkan intensitas skala nyeri yang diukur
menggunakan skala nyeri menurut Bill-Melzack di ruang Flamboyan RSUD Brebes
disajikan pada tabel 1 untuk partisipan pertama dan partisipan kedua disajikan
pada tabel 2.
Tabel 1
Evaluasi Intensitas Skala Nyeri Partisipan Pertama
Tanggal |
8 Februari 2018 |
9 Februari 2018 |
||
Sebelum |
Sesudah |
Sebelum |
Sesudah |
|
Skala
nyeri menurut Bill-Melzack |
5 (ditekan-tekan) |
4 (dipotong-potong) |
4 (dipotong-potong) |
3 (ditusuk-tusuk) |
Tanggal |
9 Februari 2018 |
10 Februari 2018 |
||
Sebelum |
Sesudah |
Sebelum |
Sesudah |
|
Skala
nyeri menurut Bill-Melzack |
5 (ditekan-tekan) |
4 (dipotong-potong) |
4 (dipotong-potong) |
2 (ditembus hilang) |
Tabel 2 Evaluasi Intensitas Kecemasan Partisipan Kedua
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dibahas di atas dapat di
ambil kesimpulan bahwa Penerapan terapi musik klasik bermanfaat untuk
mengurangi tingkat nyeri terhadap responden post
operasi fraktur dan diharapkan perawat dapat menerapkan teknik tersebut agar rasio
nyeri terhadap
responden post operasi dapat berkurang.
BIBLIOGRAFI
Erwin,
Nurdiansyah. T. 2015 . Pengaruh
Terapi Musik Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi. Lampung: Jurnal kesehatan STIKES Mitra Lampung. (16) (VI) ; 14-22.
Herdman, T. H & Kamitsuru. S. (2015-2017).
Diagnosa Keperawatan. Buku
kedokteran: EGC. Jakarta
Kusuma,
H., & Huda A.N. 2015. Asuhan Keperawatan� Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda
NIC-NOC. Yogyakarta:
Mediaction Publishing.
Mansjoer,
A., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran (2rd ed.)
Jakarta:
Media Aesculapius.
Melati. R. 2015. Kejadian Fraktur Di Jawa Tengah. Semarang: UMS
Novita,
Dian. 2012. Pengaruh Terapi Musik Terhadap
Nyeri Post Operasi Open Reduction And Internal Fixation (ORIF) Di RSUD DR. H Abdul
Moeloek Provinsi Lampung. Tesis : Universitas Indonesia Jakarta.
Smeltze.
Brunner.C & Bare. Brenda.G. 2008. Keperawatan Medikal Bedah.
Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Wagman, Richad. J. 2011. Standar Medical & Health
encyclopedia. New York: Trident Reference Publishing. volume II.
Yanuar. A. 2015.
Pengaruh Terapi Musik klasik Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Fraktur Di Rsu PKU Muhamadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta.