�Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
������ e-ISSN : 2548-1398
������ Vol.4, No.6 Juni 2019
ANALISIS MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN DI SEKOLAH DASAR (SD)
Casmudi
Manajemen Pendidikan, FKIP Universitas Balikpapan
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penulisan jurnal ini
mengetahui tentang Pelaksanaan Manajemen Kepemiminan di Sekolah Dasar (SD), dalam hal pembagian kerjanya, semua itu diukur dari wewenang
terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. Pelaksanaan Manajemen Kepemiminan di Sekolah Dasar (SD). secara
pelaksanaan di sekolah maka kepala sekolah melaksanakannya. Pembagian kerja (division of work) dilakukan oleh kurikulum melalui� pembagian tugas mengajar yang di SK kan oleh
kepala sekolah. Penelitian ini karena bersifat teori, maka
menggunakan analisis drai peneliti. Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam
manajemen sekolah dasar, kepala sekolah memiliki wewenang dan tanggung
jawab (authority and responsibility) Membagi jadwal kerja dengan para wakasek
sesuai tugas masing-masing. Disiplin (discipline), �Kesatuan perintah (unity
of command) kepala sekolah memberikan perintah sesuai tupoksi teradap guru dan
staf. Kesatuan pengarahan (unity of direction), pusat arahan dalam pergerakan
pekerjaan terpusat dari kepala sekolah lalu di sosialisasikan kepada guru dan
siswa juga warga sekolah.. Mengutamakan kepentingan
organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interests
to the general interests). Pemusatan
(centralisation) pemusatan informasi yang berhubungan dengan tugas dan
tanggungjawab semua warga sekolah diarahkan oleh keapla sekolah seagai pusat
informasi. Tata tertib (order), Kepala sekolah membuat tata terbib sekolah yang harus
ditaati bersama oleh warga sekolah Keadilan (equity),
keadilan harus ditegakan oleh karena iti kepala sekolah menempatkan semua guru
dan siswa serta warga sekolah secara forposional. Inisiatif (Inisiative), segala ide yang di sampaikan oleg guru tentunya
untuk pengembangan sekolah di lakukan dengan cara musyawarah dan kesepakan
dalam menerima dan menjalankan ide atau gagasan yang masuk. Semangat kesatuan (esprits de corps).
Kata Kunci: Manajemen, Kepemimpinan di Sekolah Dasar
Pendahuluan
Pendidikan Nasional
harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu,
dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya
pada diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif bagi
peserta didik.� Dalam perkembangan yang
terkait dengan IPTEK, masyarakat, berbangsa dan bernegara, maupun isu-isu di
dalam dan di luar negeri merupakan tantangan yang harus dipertimbangkan dalam
manajemen pembelajaran.
Sekolah harus dipimpin oleh pemimpin yang berkualitas
unggul, memiliki wawasan luas dan berkemampuan tinggi untuk melaksanakan dan
mengembangkan berbagai program dan kegiatan kependidikan baik yang
diselenggarakan di sekolah maupun di luar sekolah. Kepala sekolah yang
berkualitas unggul dan professional diharapkan mampu memanfaatkan semua
sumberdaya yang ada di sekolah maupun yang ada di luar sekolah sebagai upaya
dalam mencapai tujuan sekolah, guna menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan lapangan kerja (Direktorat PSMK, 2005). Sedangkan
menurut Dubrin (2005) mengemukakan bahwa:
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi
untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah,
tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespon dan menimbulkan
perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk
menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional
dapat tercapai.
Arti dari
ungkapan tersebut bila bila di analisa, kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya
sebagai kepemimpinan pembelajaran diharapkan mampu membangun budaya sekolah
yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Budaya sekolah yang kerap
disebut dengan iklim kerja yang menggambarkan suasana kerja dan hubungan kerja
antara sesama, antara guru dengan kepala sekolah, antara guru dengan tenaga
kependidikan lainnya serta antar dinas di lingkungannya merupakan wujud dari
lingkungan kerja yang kondusif.
Sehubungan dengan kepemimpinan di sekolah,
menurut Slamet PH (2008), menyatakan �kepemimpinan sekolah adalah kapasitas
pemimpin sekolah dalam memahami dan mengembangkan dirinya, menciptakan dan
mengartikulasikan (visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi sekolah)�.� Jadi dari ungkapan tersebut maksudnya Komitmen dan loyalitas guru yang bekerja dengan baik. Kondisi tersebut
dapat dilihat dari aktivitas mereka dalam menjalankan tanggung jawabnya dalam
melakukan kerja, prestasi yang dicapainya, pengembangan diri dan kemandiriannya
dalam bertindak. Adapun peran kepala sekolah dalam peningkatan motivasi kerja
guru.
Berdasar uraian di atas� dalam kepemimpinan,� untuk memiliki motivasi kerja yang cukup
tinggi. Komunikasi organisasi mempunyai peran yang
sangat penting di dalam proses pendidikan, oleh karena itu kepala sekolah harus
mampu membangun komunikasi organisasi untuk mengkoordinasikan
kebijakan-kebijakan dan mewujudkan visi-misi, tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai agar dapat difahami oleh warga sekolahnya.
Tugas seorang
pemimpin akan berhasil dengan baik apabila seorang kepala sekolah memahami akan
tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepala sekolah akan tampak dalam
proses di mana dia mampu mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau
menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian tujuan sekolah diperlukan kepemimpinan
kepala sekolah yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai
seorang pemimpin. Townsend (2011) menyatakan bahwa:
The role of principal is changing rapidly and seems to be becoming
increasingly complex. Change in society towards a more knowledge-based way of looking
at the world has been accompanied by changing paradigms of leadership, ranging
from organizational leadership, through management, and towards a strong focus
on instructional leadership.
Pendidikan semakin
meningkat. Perubahan di masyarakat terhadap dasar ilmu sebagai cara pandang
dunia telah diikuti perubahan paradigma kepemimpinan, yang bergeser dari
kepemimpinan organisasi melalui manajemen dan menuju ke fokus yang kuat
terhadap kepemimpinan pembelajaran.
Ungkapan di atas
mengenai kepemimpinan,� seorang kepala
sekolah dipersyaratkan untuk menunjukkan fungsi penting yaitu menganalisa dan
mempengaruhi perkembangan tujuan dan kebijakan, membangun dan mengkoordinasikan
organisasi pendidikan yang berhubungan dengan perencanaan dan melaksanakan
program-program yang tepat, dan mencari dan mengelola sumberdaya yang
dibutuhkan untuk mendukung sistem pendidikan dan program-program yang
terencana.
Adanya gerakan pembaharuan pembelajaran, yang melibatkan peran dari
pengawas sekolah� mengingat beratnya tugas kepengawasan tersebut maka sudah menjadi suatu
keharusan bahwa kepala� sekolah harus
menjadi seorang yang profesional dalam bidangnya. Untuk itulah diperlukan suatu
pengawasan supaya sebuah lembaga pendidikan yang dalam hal ini sekolah, dapat
melayani pelanggan pendidikan sesuai kriteria yang telah ditentukan sehingga
pada akhirnya dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan sekaligus
menjamin tercapainya tujuan pendidikan nasional.
����������� Kemampuan staff
sekolah dalam memberikan layanan yang tepat dalam segala keterbatasannya kepada
peserta didik yang telah masuk ke sekolah tersebut guna mencapai prestasi yang
tinggi manajemen juga mencangkup struktur organisasi, peranan dan proses kerja
manajemen yang akan disusun untuk memilih strategi�.
����������� Berdasar hal
tersebut bila berbicara mengenai manajemen kepemimpinan, maka manajemen
kepemimpinan� merupakan suatu strategi
yang harus dilakukan oleh para pemimpin di sekolah� dalam suatu institusi atau lembaga pendidikan
yang meliputi adanya suatu strategi dalam suatu proses kerja yang akan
dilakukan yang dimulai dengan suatu perencanaan yang baik, sebagai konsep awal
dari suatu manajemen pembelajaran.
����������� Proses pembelajaran menjadi salah satu kunci utama dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Pembelajaran yang menarik, berkualitas, inovatif,
dan kreatif dapat mendorong peserta didik untuk menguasai bahan ajar, sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan secara interaktif dan dialogis. Secara
prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka sehingga
memiliki kemampuan yang memadai baik dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sebagai bekal dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan hidup umat manusia.
����������� Oleh karena itu diperlukan strategi
pembelajaran yang memuat kompetensi apa yang seharusnya dikuasai dan dimiliki
oleh peserta didik, sesuai dengan standar proses yang telah ditetapkan.Untuk
itu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta penilaian proses
maupun hasil pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang
penulis gunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode penelitian pendekatan
manajemen kepemimpinan.
Menurut Siagian (2002) menyatakan:�
kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
(bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak
pemimpin meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenanginya�.
Jadi, untuk meningkatkan mutu pendidikan maka sekolah harus menyediakan guru
yang professional,guru yang professional akan tercermin di dalam pelaksanaan
tugas-tugasnya yang ditandai dengan keahlian baik materi maupun metode.
Menurut Nimran
(2004), bahwa� kepemimpinan atau leadership
adalah merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku
seperti yang akan dikehendaki�. Hal ini sejalan dengan pendapat� Robbinson (1996) mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah
tercapainya tujuan.
��������������������������������������������������������
Hasil dan Pembahasan
1.
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu
tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada rumusan yang
sama dan berlaku umum untuk fungsi manajemen dapat ditelaah dari
aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan para manajer yaitu perencanaan
pelaksanaan dan penilaian. (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia, 2014).
Mengadaptasi fungsi
manajemen dari para ahli, fungsi manajemen kepemimpinan di sekolah dasar (SD)
adalah:� yang sesuai dengan profil
kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi (planing,
organizing, staffing, coordinating, leading, facilitating, motivating,
innovating, reporting, controlling), namun demikian dalam
operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu fungsi manajemen pada tingkat
level/level makro/messo seperti departemen dan dinas dengan melakukan fungsi
manajemen secara umun dan pada level institusi pendidikan makro yaitu sekolah
yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, motivating, innovating,
controling. Fungsi perencanaan, pengorganisasian penyusunan staf
pelaksanaan kegiatan pengawasan merupakan esensi pada setiap menginterpretasikan
actuating pada dunia pendidikan lebih disesuaikan dengan karakteristik
lembaga dunia pendidikan. Pada dunia pendidikan, istilah directing lebih
tepat dengan leading dengan perluasan peran motivating dan facilitating.
Pemakaian istilah motivating dan facilitating lebih filosofis
dibandingkan dengan istilah directing. Motivating mengandung
makna membangun kepercayaan diri agar seluruh potensi dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Dalam dunia pendidikan fungsi kepengawasan
dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan manajeria: Pada level sekolah
pengawas lebih utama pembinaan terhadap staf untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pendidikan.
2.
Pelaksanaan
Manajemen Kepemimpinan di Sekolah Dasar
Masukan program manajemen
pelaksanaannya secara program kerja di mulai dari� planning,
organizing, motivating, innovating,
controlling, sampai pada program evaluating atau evaluasi, �akan dipaparkan sebagai berikut :
1) Perencanaan/planning
membuat program kerja jagka pendek dan jangka panjang
2) Organizing. Mengorganisasikan sumber daya yang
ada baik itu penempatan guru sesuai kualitas pendidikannya, tenaga kependidikan
dan siswa
3) motivating, memberi motivasi kepada guru dan staf TU agar sennatiasa
semangat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam bekerja.
4) innovating, memiliki karay inovasi dan
senantiasa mengarahkan guru dan siswa sgar sellau berinovasi.
5) Controling, mengadakan kontrol terhadap setiap
kegiatan yang ada atau yang dilakukan oleh warga sekolah, dan membuat laporan
yang selalu di validasi oleh pengawas dan dinas pendidikan.
6) Evaluating, melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan dari setiap program yang di lakukan.
3.
Prinsip-Prinsip Manajemen Kepemimpinan di Sekolah
Dasar
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat
lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi
khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol
dalam Kompri (2015:27), seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari
Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1)
Pembagian kerja (division
of work)
2)
Wewenang dan tanggung
jawab (authority and responsibility)
3)
Disiplin (discipline)
4)
Kesatuan perintah (unity
of command)
5)
Kesatuan pengarahan (unity
of direction)
6)
Mengutamakan kepentingan
organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual
interests to the general interests)
7)
Pembayaran upah yang
adil (renumeration)
8)
Pemusatan (centralisation)
9)
Hirarki (hierarchy)
10)Tata tertib (order)
11)Keadilan (equity)
12)Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
13)Inisiatif (Inisiative)
14)Semangat kesatuan (esprits de corps)
Berdasar
pendapat di atas, dalam sebuah manajemen kepemimpinan� setiap pelaksana harus mengetahui kepada
siapa harus bertanggung jawab dan dari siapa mendapat perintah dalam hal
pembagian kerja, pembagian kerja dan semua itu diukur dari wewenang terbesar
yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah.
4.
Pelaksanaan Manajemen Kepemiminan di Sekolah
Dasar (SD)
Dari prinsip manajemen tersebut maka
secara pelaksanaan di sekolah kepala sekolah melaksanakan.
a.
Pembagian kerja (division
of work) dilakukan oleh kurikulum melalui pembagian tugas mengajar yang di
SK kan oleh kepala sekolah
b.
Wewenang dan tanggung
jawab (authority and responsibility) Membagi jadwal kerja dengan para
wakasek sesuai tugas masing-masing.
c.
Disiplin (discipline),
d.
Kesatuan perintah (unity
of command) kepala sekolah memberikan perintah sesuai tupoksi teradap guru
dan staf
e.
Kesatuan pengarahan (unity
of direction), pusat arahan dalam pergerakan pekerjaan terpusat dari kepala
sekolah lalu di sosialisasikan kepada guru dan siswa juga warga sekolah.
f.
Mengutamakan kepentingan
organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual
interests to the general interests)
g.
Pemusatan (centralisation)
pemusatan informasi yang berhubungan dengan tugas dan tanggungjawab semua warga
sekolah diarahkan oleh keapla sekolah seagai pusat informasi.
h.
Tata tertib (order),
Kepala sekolah membuat tata terbib sekolah yang harus ditaati bersama oleh
warga sekolah
i.
Keadilan (equity),
keadilan harus ditegakan oleh karena iti kepala sekolah menempatkan semua guru
dan siswa serta warga sekolah secara forposional.
j.
Inisiatif (Inisiative),
segala ide yang di sampaikan oleg guru tentunya untuk pengembangan sekolah di
lakukan dengan cara musyawarah dan kesepakan dalam menerima dan menjalankan ide
atau gagasan yang masuk.
k.
Semangat kesatuan (esprits
de corps),
Kesimpulan
Dari keragaman definisi tentang manajemen.
Manajemen yang berasal dari bahasa Inggris: management dengan kata
kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau
kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan. Menurut Maman Ukas (2006), �manajemen berasal dari kata kerja
to manage yang dalam bahasa Indonesia berarti mengurus,
mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola menyelenggarakan,
menjalankan, melaksanakan, dan memimpin. Para ahli bidang manajemen telah
menemukan akar katanya berasal dari bahasa latin yaitu �mano�. Berarti
tangan menjadi �manus� artinya bekerja berkali-kali menggunakan tangan,
ditambah imbuhan �agere� yang artinya melakukan sesuatu sehingga
menjadi� managiare�, yang artinya menggunakan sesuatu berkali kali� dengan menggunakan tangan-tangan.
Dengan kata lain untuk mengerjakan sesuatu,
dikerjakan dengan dan melalui kegiatan orang lain, maksudnya dalam melalukan
sesuatu pimpinan dari suatu organisasi tidak hanya bekerja sendirian, akan
tetapi dibantu melalui kegiatan-kegiatan, orang lain atau bawahan yang
merupakan perpanjangan tangan dalam menyelesaikan pekerjaan sampai berhasil
mencapai tujuan yang� diinginkan.
����������� Terdapat tiga hal penting dalam manajement, antara lain ada tujuan yang
ingin dicapai, pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan, pengendalian atas
kegiatan manusia, agar mereka menjalankan tugasnya dengan benar. Namun saat
ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, dalam manajemen
terdapat perencanaan (planning), yaitu memikirkan apa yang akan
dikerjakan� mellaui suatu perencanaan
yang dilakukan untuk menentukan tujuan yang akan dicapai. Begitu pula seorang
manajer� harus melakukan evaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil keputusan.
����������� Perencanaan manajemen kepemimpinan di sekolah, (Planning)
menggambarkan tentang apa, bagaimana, mengapa, dan kapan dilakukannya
aktivitas, kemudian ditetapkan siapa yang melakukan, bagaimana pembagian kerja,
pembagian wewenang, tanggung jawab serta pertanggung jawaban dari masing-masing
kegiatan. Manfaat perencanan, dapat memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai.
����������� Dalam manajemen kepemimpinan di sekolah dasar ada suatu
pengorganisasian (organizing)
pengorganisasian ini dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan sesuai fase
masing-masing, untuk mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan oleh
setipa orang, lalu siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
����������� Sedangkan untuk suatu pengarahan (directing) adalah suatu
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
Berdasar pada uraian mengenai manajemen diatas
secara definisi, berarti suatu pengelolaan dilakukan melalui proses dan
dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Dengan
melakukan pengelolaan sumber daya yang di miliki oleh sekolah atau
organisasi yang di antaranya adalah manusia, uang, metode, material,
mesin dan pemasaran.
Jadi manajemen sebagai suatu proses merencana,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala
aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
efisien. Manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagimana orang bekerja sama.� Tujuan
manajemen berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan.
����������� Mengenai sarana manajemen, menurut
Kompri (2015), Untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk
mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut
dikenal dengan 6M, yaitu men,
money, materials, machines, method, dan markets. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya
orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
����������� Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat
(tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang
yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
����������� Material terdiri dari
bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil
yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi
dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang dikehendaki.
����������� Machine atau Mesin digunakan
untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efesiensi kerja. Metode adalah suatu tata cara kerja yang
memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,
fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan
utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
����������� Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu
sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung.
Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
(kemampuan) konsumen (Purwanto, 2001).
����������� Berdasar pada uraian
mengenai sarana manajemen, terdapat Tools, Tools� tersebut
dikenal dengan 6M, yang terdiri dari men,
money, materials, machines, method, dan markets. Man merujuk pada sumber daya manusia yang
dimilikinya, Money atau
uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat
tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan, Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw
material) dan bahan jadi, Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. Metode adalah suatu tata cara kerja yang
memperlancar jalannya pekerjaan manajer, Market atau pasar adalah tempat di mana
organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya.
����������� Prinsip-prinsip manajemen adalah
dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan
sebuah manajemen. Menurut (Henry Fayol,� dalam Purwanto, 2001), dalam Kompri (2015),
prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan pundamental atau kebenaran
umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Berikut ini beberapa
prinsip umum manajemen (general principle of management) terdiri dari: Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam
arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan
situasi-situasi yang berubah, menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori
manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen
kepemimpinan di sekolah dasar� ini
terdiri dari : Pembagian kerja (Division of work), Wewenang dan tanggung
jawab (Authority and responsibility), Disiplin (Discipline),
Kesatuan perintah (Unity of command), Kesatuan pengarahan (Unity of
direction), Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan
sendiri, Penggajian pegawai, Pemusatan (Centralization), Hirarki
(tingkatan), Ketertiban (Order), Keadilan dan kejujuran, Stabilitas
kondisi karyawan, Prakarsa (Inisiative), Semangat kesatuan, semangat
korps.
����������� Pembagian kerja (Defision of work)
yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam
pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan
dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang
berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan
menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya. Ketertiban dalam melaksanakan
pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa
bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila
seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin
sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
����������� Wewenang dan Tanggung Jawab (Autority
and Responsibility),� dalam kepemimpinan di sekolah dasar, Wewenang dan tanggung jawab harus
seimbang, setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggung jawaban yang
sesuai dengan wewenang.� Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh
terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin
ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan
dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin
terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan
sesuai dengan wewenang yang ada padanya. Kesatuan Perintah (unity of command) �merupakan suatu syarat yang
sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan
dapat tercapai dengan baik.
����������� Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur
dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan
ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka
setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan
dari siapa ia mendapat perintah. Pembagian kerja menimbulkan
adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang
cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer
puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan
adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus
bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
BIBLIOGRAFI
Dubrin, A. (2005). Leadership
(terjemahan). Jakarta: Prenada Media.
James A.F. Stoner dan R.
Edward Freeman. (1994). Manajemen. Edisi Kelima. Jakarta: Intermedia.
Kompri.
(2015). Manajemen Pendidikan I.�
Bandung: Alfabeta.
Nimran, U. (2004). Perilaku
Organisasi. Surabaya: Citra Media
Ukas,� Maman.�
(2006). Manajemen, Konsep, Prinsif dan Aplikasi. Bandung: Agnini.
Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013,� tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013,
tentang Standar Isi.
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses.
Robinson, S. (1996). Organizational
Behavior (Terjemahan). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Siagian, S. P. (2002). Kiat Meningkatkan
Produktivitas Kerja. Jakarta:
�����
Rineka Cipta.
Tim Dosen Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2014). Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.