Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

����� e-ISSN : 2548-1398

����� Vol. 4, No. 7 Juli 2019

MENANAMKAN KARAKTER BISNIS SEBELUM MENINGKATKAN PELATIHAN UNTUK PRODUKTIVITAS EKONOMI

 

Etika Sabariah

Fakultas Tekhnologi Informasi Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta Selatan

Email: [email protected]

 

Abstrak

Masyarakat selalu melakukan aktivitas ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menjaga keamanan dalam memenuhi biaya hidup tergantung pada pertumbuhan produktivitas. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan seperti salah satunya dari pelatihan, pengembangan dan motivasi. Untuk meningkatkan produktivitas pada usia dewasa pelaksanaanya lebih dikonsentrasikan pada pelatihan strategi dan aplikasi tekhnologi. Sedangkan pelatihan karakter bisnis tidak di implementasikan karena keterbatasan waktu. Detail (rincian) karakteriistik bisnis hanya diberikan dari bagian materi yang diskusikan sebagai pengingat, agar tidak lupa pada prakteknya di dunia usaha dan kerja. Pelatihan karakter bisnis membutuhkan waktu lama yang beradaptasi pada tumbuh kembangnya sebuah ide dan pola pikir yang seiring sejalan dengan masa pertumbuhan usia dini hingga dewasa, dan usia dimana berada pada perjalanan waktu kerja dan usaha. Karakter bisnis di upgrading melalui pencarian bakat dan minat serta konselling. Diperlukan pengembangan materi pengkayaan karakter bisnis yang memerlukan dukungan dan peran pemerintah untuk mewajibkan dan memudahkan penyelenggaraan materi dan praktek yang berkaitan dengan usaha membangun karakter bisnis melalui pelatihan yang diterapkan mulai pada usia dini hingga pada usia produktif, yang menyempurnakan materi entrepreneurship ditingkat pendidikan dasar, hingga sampai pada tingkat pendidikan tinggi dan tingkat karir yang ditekuni oleh setiap individu. Dengan demikian pemerintah akan mudah melakukan program pemberdayaan manusia untuk berwirausaha sebagai salah satu upaya dalam pembangunan sumber daya manusia karena bagaimanapun bidang pekerjaan dengan bidang usaha adalah dunia yang membutuhkan produktivitas potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi oleh pertama dan utama adalah karakter bisnis dan yang kedua adalah kemampuan kerja dan usaha yang didukung oleh bidang keilmuan dan pengalaman.

 

Kata kunci: Produktivitas, Training, Motivasi, Karakter Bisnis

 

Pendahuluan

Ilmu ekonomi harus dimiliki oleh setiap orang, meskipun setiap orang berbeda dalam minat, bakat, konsentrasi dan pilihan karir, serta pengetahuan yang mereka tekuni. Seperti kita ketahui bahwa setiap individu wajib melakukan aktivitas ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu ilmu ekonomi adalah ilmu yang diterapkan pada semua bidang (bersifat universal). Hal tersebut dapat kita lihat jelas dari semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mengedepankan nilai efektivitas dan efisiensi, serta nilai guna. Produktivitas dipengaruhi oleh unsurpelatihan, pengembangan dan motivasi. Untuk melakukan pelatihan, pengembangan dan motivasi tidak dapat dilakukan secara singkat. Butuhwaktu lama, berkala dan dilakukan terus�menerus, menyesuaiakan dengan perubahan dan perkembangan ekonomi globalisasi. Pelatihan, pengembangan dan motivasi pada usia dewasa (usia produktif), lebih fokus pada strategi dan aplikasi tekhnologi (contohnya operasional mesin) yang dilakukan secara berkala untuk mengup date status SDM dalam menyesuaikan kemampuan/skill terhadap perkembangan dunia kerja dan dunia usaha. Pelatihan dan motivasi pada usia produktif tidak menyertakan aplikasinya pada unsur karakter bisnis, karena butuh waktu lama, sehingga materinya hanya disampaikan saja sebagai pengingat. Seperti diketahui karakter bisnis dan komunikasi bisnis selalu terjadi pada rutinitas kegiatan ekonomi baik yang ada di dunia kerja ataupun dunia usaha, selain implementasi bisnis, usaha dan kerja yang berbentuk aplikasi kerja, metode, strategi dan aplikasi tekhnologi.���������

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah:

1.      Tekhnik pengumpulan data melalui observasi yang meliputi: Studi literatur yang dilakukan dengan membaca buku literatur, tentang tujuan dari Undang-Undang pendidikan no.20/tahun 2003, serta keterkaitan dengan aktivitas ekonomi yang dilakukan setiap orang baik dari usia dini dengan belajar disekolah, hingga sampai usia produktif yang melakukan kegiatan kerja dan usaha, dimana semua itu mempengaruhi kemampuan produktivitas individu, perusahaan dan negara, sehingga pelatihan, pengembangan serta motivasi akan selalu dilakukan, menyesuaikan dengan kebutuhan terkait dengan perubahan ekonomi global yang bergerak dinamis, dengan demikian beberapa teori diikut sertakan dari bagian yang membentuk pengembangan yang dapatmemberikan sumbangan untuk dapat menemukan metode tepat untuk menguniversalkan bentuk dasar pelatihan, pengembangan dan motivasi, dimana usaha titik temu korelasi antar obyek yang diteliti dikembangkan.

2.    Jenis data adalah data sekunder dan validasi dilakukan dengan metode trianggulasi data, yaitu dengan ,melakukan perbandingan data untuk dikorelasikan.

3.    Teknik analisa data dilakukan dengan proses analisa berdasar pengamatan beberapa teori sesuai dengan kenyataan yang terjadi, untuk dasar pengembangan.

 

Hasil Dan Pembahasan

Seperti diketahui SDM adalah faktor produksi yang terpenting. Macam-macam faktorproduksi, antaralain: (1) Air adalah faktor produksi yang tidak bisa diganti atau diproduksi dengan cepat, dan pada kondisi tertentu untuk mendapatkannya perlu waktu dan biaya cukup besar, (2) Udara adalah faktor produksi yang dibutuhkan oleh kesehatan manusia yang menjalankan tugas dan fungsinya sebagai makhluk pekerja, (3) Tanah adalah faktorproduksi yang kekayaan alamnya seperti pasir, kerikil, batu, minyak bumi, mineral berharga, bahkan permukaan yang kita pijak sangat bermanfaat untuk mengolah tanaman, peternakan dan bangunan atau infrastruktur, (4) pohon adalah faktor produksi yang dibutuhkan manusia dari banyaknya manfaat yang berasal dari beragam jenis pepohonan., (5) Potensi yang dimiliki manusia adalah faktor produksi yang paling utama perannya dalam memberikan kontribusi kepada perusahaan, karena manusia adalah makhluk yang mempunyai tenaga dan pikiran, (6) Sumber daya lain selain air, tanah, pohon, SDM, maka ada sumber daya lain yang merupakan faktor produksi, seperti mesin, uang dll, (7) Waktu adalah faktor produksi yang bersifar urgen perihal memenangkan persaingan, sehingga para pelaku ekonomi berlomba-lomba menciptakan sistem waktu yang menciptakan efisiensi dan efektivitas. (8) Informasi adalah faktor produksi yang dipakai guna mencari informasi terkait kondisi keadaan sesungguhnya yang akan berpengaruh terhadap perusahaan. (Sabariah, Etika, 2016).

Pada (Master, Lebah, 2018) mengutip pendapat John Dewey bahwa, pendidikan adalah bagian dari menciptakan sebuah keahlian yang mendasar dengan cara melatih emosional dan intelektualitasnya pada alam dan social manusia.

Sedangkan pelatihan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperbaharui skill atau kemampuan kerja SDM agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi global. Hal tersebut telah termaksud dalam Undang-Undang Pendidikan no.20 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan atas dasr keinginan sendiri tanpa unsur paksaan dan telah direncanakan guna menciptakan kondisi belajar dan pembelajaran supaya para murid dapat mengekspresikan secara bebas bakat yang dimiliknya, kapasitas spiritual keagamaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdikan, etika yang baik, dan skil yang dibutuhkan olehnya, manusia lain serta bangsa dan negara..

Pelatihan, pengembangan dan motivasi adalah merupakan sebuah kesatuan serta tidak mungkin dipisahkan, sehingga pelatihan akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dan menyesuaikan dengan perubahan aktivitas ekonomi global, sehingga setelah proses pelatihan diperlukan proses pengembangan dengan membagi tugas , atau memindahkan tugas dan beban kerja kepada SDM yang sudah dilatih, selain itu pengembangan juga dilakukan dengan cara memberi reward (balasan) berupa kenaikan jabatan, kenaikan gaji, bonus akhir tahun, pemberian cuti libur untuk wisata, dan masih banyak lagi contohnya. Agar mempertahankan prestasi kerja maka selanjutnya dibutuhkan motivasi sebagai kekuatan untuk selalu melakukan hal yang terbaik, dalam setiap aktivitas ekonomi.

A.    Pengembangan

Pengembangan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari perjalanan setiappekerjaandan usaha, seperti langkah yang selalu maju kedepan, maka pengembangan adalah merupakan wujud dari sebuah kemajuan yang ditunjukkan dari kenaikan posisi kerja, karena adanya prestasi kerja yang tercapai, serta perluasan usaha karena kemampuan menghasilkan laba sebagai tujuan perusahaan yang cukup significant.������

B.     Motivasi��

Motivasi adalah energi yang diarahkan oleh bagian konselling atau bagian yang menangani sumber daya manusia atau berasal dari diri sendiri, agar memiliki daya tahan, kemauan, minat, dan usaha dalam melakukan setiap perjuangan dalam berkarya didunia usaha dan kerja

C.    Kebutuhan Pelatihan, pengembangan, serta motivasi

Potensi yang dimiliki oleh manusia merupakan sebuah faktor produksi karena itu produktivitas adalah output utama yang dihasilkan. Produktivitas dipengaruhi oleh pendidikan, training dan motivasi sebagai pendidikan berkelanjutan untuk mengupdate kemampuan kerja sesuai kebutuhan dari para investor dan stakeholders.

Pelatihan, Pengembangan, dan motivasi Sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk memajukan perekonomian individu, perusahaan dan negara, karena SDM adalah penggerak ekonomi yang menggerakkan kekayaan / asset / sumber daya untuk dirubah, dikelola, ditransfer, diproses, digerakkan, dan diinovasi agar dapat meningkatkan nilai ekonomi. Ada faktor penting yang merupakan dasar dari keberhasilan pelatihan, pengembangan dan motivasi, yaitu karakter bisnis.

Karakter bisnis adalah didasari oleh pengetahuan ilmu ekonomi yang menjadi bekal terpenting oleh semua SDM, meskipun konsentrat pilihan bidang ilmu yang ditekuni serta karir yang dipilih tidak berkorelasi langsung dengan bidang ilmu ekonomi. Pada dasarnya bidang apapun pastinya akan bermuara pada tujuan ekonomi. Itu sebabnya konsep dasar ekonomi sangat penting menjadi mindset dari setiap sumber daya manusia. Oleh karena itu karakter bisnis akan melekat pada setiap individu yang berada di ruang kerja dan usaha pada setiap bidang apapun. Pentingnya konsep dasar ekonomi untuk diperkenalkan pada usia dini.

(Zakiyya, Zahra, 2013), dalam terjemahan buku social studies for the preschool primary Child 8th edition, penulis: carol Seeffeldt, Sharon castle,Renee C.Falconer, penerbit : pearson education,Inc 2010:

�Dimana Konsep ekonomi dasar untuk anak usia dini diperkenalkan, antaralainnya: (1) konsep memahami kelangkaan sumber daya (barang) yang dihadapkan pada manusia yang memiliki keinginan yang tak terbatas, (2) konsep pengambilan keputusan yang mempelajari bagaimana memutuskan tentang apa saja yang merupakan kebutuhan dan apa saja hanya sebagai keinginan. (3) konsep produksi adalah pembelajaran yang berkaitan dengan produksi sehingga anak bisa mengerti apa itu konsumen, fungsi uang, perbedaan antara barang & jasa, serta proses produksi, (4) konsep mempersiapkan karier (cita-cita) sebagai sesuatu yang dapat memberikan tujuan & arah dalam hidup, (5) konsep perilaku & nilai terhadap (a) diri sendiri dimana anak tumbuh dengan sense of self yang kuat yang akan menumbuhkan keberanian tampil di muka umum tentunya dapat membentuk tujuan pribadi. Kepercayaan diperoleh ketika anak dilibatkan dalam kegiatan kerjasama dikelas, (b) tugas dimana sikap terhadap pekerjaan di masa depan berkembang melalui rasa tanggung jawab dikelas, kesadaran akan pekerjaan, karir, dan pekerja akan menyadarkan mereka untuk memilih berada di posisi mana. (c) peran gender dimana profesi atau karir yang dikaitkann oleh gender merupakan sesuatu pemahaman yang salah, karena jika mampu melakukan pekerjaan pada bidang tertentu dengan baik maka mereka memiliki kesempatan yang sama untuk berkarir dalam bidang tersebut, (6) ketrampilan dasar dalam kehidupan seperti memiliki keterampilan dasar ( ilmu dasar matematika, meguasai teknologi serta dapat menggunakannya, membaca peluang dan mengambil keputusan) dan penguasaan soft skill ( dapat bekerja dengan tim, serta mampu menjelaskan dam memprestasikan dengan baik)�.

Salah satu model untuk mempelajari kosep dasar ekonomi adalah mengutip dari (Patty, Jetty.M,2013) tentang model pembelajaran anti korupsi dikalangan anak pra usia sekolah. Dengan (1) mengenalkan berbagai bentuk korupsi seperti: suap (bribery), penggelapan (embezzlement), penipuan (fraud), pemerasan, (2) upaya mencegah kejahatan korupsi, dimana dalam konsep ini lebih menekankan pembentukan moralitas pada usia dini, karena anak pada usia pra sekolah sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya (orang tua, saudara dan teman sebaya), dimana konsep materi yang diterapkan adalah berupa: metode pengajaran yang menciptakan jati diri yang anti terhadap korupsi bisa diajrakan pada anak-anak usia dini dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan dan morl diantaranya :

a.    Diajari berdoa ketika akan dan setelah melakukan susuatu.

b.    Bersikap baik pada segala hal yang diciptakan Tuhan.

c.    Menjalankan ritual ibadah yang sesuai dengan ketentuan yang ada dalam agamanya.

d.   Berbuat jujur

e.    Mengetahui perkara yang baik dan yang salah dalam suatu hal, ( ajarakan anak untuk memiliki sifat adil dalam membela temannya)Menunjukan perbuatan yang benar dan salah,

f.     Menyebutkan hal-hal yang baik atau buruk, ( ajarkan anak bahwa berbohong dan mencuri dalah hal yang sangat tidak baik)

g.    Pada saat bermain dengan temannya ajarakan anak untuk selalu berbuat baik ( missal ketka menginginkan barang punya temannya ajarakn untuk izin terlebih dahulu jangan mengambil langsung barang yang diinginkannya)

h.    Selalu ucapkan terimakasih pada orang lain yang telah berbuat baik.

i.      ���Ajarakan anak hidup hemat ( tidak boros membelanjakan uang jajanya)

j.      Melakukan kegiatan yang bermanfaat pada saat dibutuhkan

Penanaman nilai-nilai anti korupsi pada anka usia disni oleh orang tua dapat diciptakan dalam lingkungan keluarga dan sekitarnya dengan beberapa cara berikut : 1) jangan biasakan anak ketika menerima hadiah sifatnya materi, biisa dengan cara pengakuan bahwa anak itu hebat dan cerdas.orang tua dan guru harus mampu membedakan bagaimana hadiah dan sogokan. Sogokan merupakan suatu yang diberikan oleh seseorang dengan tujuan merayu agar mengikuti kehendak dan keinginan si penyogok. Tentunya perbuatan yang demikian itu sangat tidak baik. Sebab :sang anak sangat mudah menuruti keinginan orang lainketika sang anak memperoleh imbalan, anak menjadi tidak disiplin, tidak bertanggung jawab atas perbuatannya, akan mejadi pembangkan ketika ia merasa imbalan yang diterima tidak sesuai dan anak anakn selalu mencari keuntungan.Pemberian reward yang sifatnya morality pada anak bisa dengan cara memberikan pujian, dilakukan dihadapan orang lain, memeluk dan menciumnya, dan tentunya menggunakan Bahasa yang baik dan benar, memakai kalimat apresiasi dan memberi motivasi untuk melakukan kebaikan lagi contohya �terima kasih� sangat bagus� pintar, 2) Jangan memberikan sanksi atau hukuman pada ank yang berlebihan. Berilah sanksi yang bernilai edukasi kare tujuan dari sanksi adalah memberikan efek jera untuk tidak melakukannya lagi, memberikan pemahaman akan sebuah peraturan dan anak tersebut terus terotivasi untuk selalu berbuat baik, 3) Mengajak anak menabung uangnya, (ajarkan ank manajmen keuangn agar anak faham fungsi dari menabung), 4) Tunjukan dan ceritakan sikap teladan pada anak ( ceritakan kisah sang tokoh yang memiliki sikap teladan yang baik, ketika makan dan minum jangan sambal berbicara), 5) Beri pengertian pada suatu masalah atau pertanyaan yang diajukan dengan baik dan benar. Terkadang seorang anak yang cerdas akan memiliki banyak pertanyaan dan rasa ingin tahu yang tinggi, dan terkadang orang tua kewalahan untuk menjawabnya. Pertanyaannya yang konyol dan jawaban orang tuaseadanya dan sesekali bohong agar tidak bertanya kembali. Jawaban orang tua yang demikian akan membuat anak menerima informasi yang salah serta tidak lengkap dan anak sebetuljya tidak menemukan jawaban dan ketika menemukan masalah yang sama ank tidak akan dapat mengambil keputusan, 6) Jangan dipaksakantapi berilah motivasi. Supaya masalah dapat terselesaikan secepatnya, kebanyakan orang tua memilih jaln yang cepat dengan memaksakan anak mengikuti keinganan orang tua, contoh, sang ibu memaksakan kakaknya untuk memberikan barang yang diinginkan adiknya karena adiknya menagis, namun hal tersebut sebetulnya tidak menyelesaikan masalah tetapi membuat masalah baru, kedepannya sang adik akan menjadikan tangisan sebagai cara ia memperoleh apa yang diinginkan dan sang kakak akan merasa sedih karena merasa ibunya tidak adil dan ha katas barang tersebut hilang diambil oleh adiknya.

Metode pengajaran yang demikian apabila diaplikasikan pada ank debang baik dan tepat maka akan menciptakan pribadi anak yang sesuai keinginan, sebab Pendidikan suatu bangsa menjelaskan jati diri bangsanya.

Pada tingkat usia produktif (dewasa), pelatihan dilakukan dengan memfokuskan pada strategi dan aplikasi teknologi dengan mengacu pada waktu terkini sesuai perkembangan ekonomi globalisasi, sehingga pelatihan karakter bisnis tidak mungkin diberikan pada program pelatihan mereka. Point-point yang ada pada karakter bisnis memang selalu dilampirkan pada setiap acara pelatihan strategi atau pelatihan aplikasi teknologi, sebagai bagian dari materi. Point tersebut disampaikan untuk diingat oleh para anggota pelatihan, agar tak lupa diterapkan pada setiap aktivitas kerja dan usaha. Akan tetapi pelatihan karakter bisnis tidak akan sempat diselenggarakan, mengingat waktu yang dibutuhkan cukup banyak. Karakter bisnis dapat dilatih dengan memberikan hasil nyata, jika sudah diterapkan pada usia sekolah, karena pelatihan karakter bisnis ini sangat butuh waktu lama sesuai dengan masa tumbuh kembang pola pikir manusia. Menanamkan karakter bisnis pada usia tumbuh kembang sebelum meningkatkan pelatihan, pengembangan dan motivasi terkait dengan strategi baru atau aplikasi teknologi baru, adalah kunci sukses untuk meningkatkan produktivitas ekonomi. Selanjutnya pencarian bakat dan minat sudah mulai dilakukan ketika sumber daya manusia sudah mempunyai arah pilihan, pada usia 15 tahun sampai 17 tahun.

Menurut (Hadi, Syamsul, 2014) Telen diartikan sebagai kemahiran yang dibawa sejak lahir dan tercipta secara alami. bersifat umum (misal bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat memungkinkan seorang memperoleh prestasi di bidangnya, tentunya hal tersebut memerlukan pelatihan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi. Supaya kemampuan yang dimiliki teerus terasah. Namun, berbeda dengan minat. Minat meruakan sebuah kondisi dimana seseorang memiliki perhatian dan keinganan untuk menetahuinya lebih jauh, mempelajarinya lebih banyak dan menekuninya. Minat timbul setelah mengetahui informasi mengenai tentang hal tersebut dan dilibatkannya perasaan senang ketika melakukannya..

Pada usia SDM yang sudah mempunyai arah pilihan dan SDM yang berada pada zona mandiri akan selalu membutuh ruang untuk konseling, dimana ruang tersebut adalah ruang yang digunakan untuk bertukar pikiran dan mencari pertimbangan dalam lintas bidang yang berbeda dari bidang yang di tekuni oleh SDM yang bersangkutan. Konseling ini adalah rutinitas upgrading yang merupakan salah satu bagian dari karakter bisnis. Dimana karakter bisnis melekat pada output perilaku yang mempengaruhi etos kerja dan usaha.

Menurut Saefudin dan Abdul Bari, pada (dhinniemediabpi, 2012): Konselling adalah tahap transfer pengetahuan yang obyektif dan utuh, prosesnya tersistem dengan berpatokan pada komunikasi antar pribadi, tekhnik pengarahan dan penguasaan, tujuannya agar megenali kondisinya sekarang, mentukan masalahnya dan mencari solusi darin permasalahannya.

D.    Dampak Yang Berkaitan Dengan Kurangnya pelatihan, pengembangan dan motivasi

Pelatihan, pengembangan dan motivasi sangat berpengaruh pada produktivitas. Sekaya apapun suatu negara yang memiliki sumber daya berlimpah, jika tidak dapat mengelolanya karena kemampuan SDM yang terbatas, maka tetap saja negara berada dalam kondisi tidak kaya akan sumber daya, karena negara akan selalu bergantung pada negara-negara maju untuk dapat menerima manfaat dari sumber daya yang dimiliki.

Produktivitas tidak saja berpengaruh langsung pada kesejahteraan individu, perusahaan dan negara, melainkan juga produktivitas berpengaruh pada kondisi sosial yang tidak lepas dari munculnya konflik dalam interaksi, komunikasi dan negoisasi. Sehingga tidak heran jika banyak terjadi sistem kanibalisme dalam dunia usaha dan kerja. Dimana persaingan kerja dan usaha sangat tinggi, yang terlihat dari banyaknya perputaran karyawan, dan jatuh bangunnya sebuah perusahaan. Setiap persaingan terjadi, maka perisai dari kemampuan berproduktivitaslah, yang menyebabkan mereka bertahan didalam dunia usaha dan kerja. Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas, antaralainnya: (1) kesehatan dan kesempurnaan fisik dan psikis, yang merupakan faktor utama dalam melakukan kegiatan, (2) Reward atau imbalan kerja yang merupakan bagian utama dari tujuan pelaku ekonomi melakukan aktivitas ekonomi (kerja atau usaha), (3) motivasi yang muncul dari dalam jiwa sebagai dorongan semangat untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan gigih, (4) pelatihan: yang merupakan bagian dari usaha pemeliharaan skill atau pengetahuan kerja dan usaha, menyesuaikan dengan perubahan Iptek yang digunakan dalam aktivitas ekonomi globalisasi. Dari semua faktor yang mempengaruhi produktivitas, maka yang paling utama adalah pelatihan, karena jika materi pelatihan dikuasai dan diterapkan dalam dunia kerja atau usaha, maka dengan sendirinya faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas dapat dicover atau dipenuhi.

E.     Solusi Untuk Mengatasi pelatihan, pengembangan dan motivasi yang tepat guna

Dibutuhkan peran pemerintah untuk mewajibkan dan memudahkan penyelenggaraan materi dan praktek yang berkaitan dengan usaha membangun karakter bisnis melalui pelatihan yang diterapkan mulai pada usia dini hingga pada usia produktif, yang menyempurnakan materi entrepreneurship ditingkat pendidikan dasar, hingga sampai pada tingkat pendidikan tinggi dan pada tingkat karir yang ditekuni oleh setiap individu.

Keragaman materi sebaiknya tersampaikan sehingga dapat membentuk kepribadian bisnis yang sempurna, karena tidak semua individu dapat melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi, berkaitan dengan keahlian atau skill kerja dan usaha. Dengan cara ini maka individu yang terputus ditengah jalan dalam menempuh pendidikan masih mendapat nilai manfaat dari pelatihan yang didapatkan dari sekolah sampai akhir pendidikan, dimana dia terhenti untuk melanjutkan. Dengan bekal tersebut akan sangat mudah bagi pemerintah melakukan program pemberdayaan manusia untuk berwirausaha, karena sebagian ilmu pelatihan sudah mereka miliki sejak usia dini. Bagaimanapun dunia kerja dan usaha adalah dunia yang membutuhkan produktivitas sumber daya manusia yang dipengaruhi oleh pertama adalah karakter bisnis dan yang kedua adalah kemampuan kerja dan usaha yang didukung oleh bidang keilmuan dan pengalaman.

Dari kutipan metode pelatihan yang diterapkan dan dicetuskan oleh nara sumber, maka diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk melengkapi materi pelatihan dalam membentuk karakter bisnis tersebut, yang salah satunya memerlukan tambahan aktivitas antaralainnya:1) Meratakan peran untuk semua siswa untuk terlibat dalam kegiatan event organitation, kegiatan atau acara sekolah, kegiatan koperasi, sehingga peran osis atau senat adalah pihak ke dua yang melakukan pendampingan, 2) Setiap sekolah harus mempunyai koperasi, dan hendaknya tiap siswa mendapatkan giliran tugas mengelola usaha dan pembukuan koperasi sesuai jadwal masing-masing individu, 3) Pada kegiatan libur diusahakan siswa untuk aktif melakukan kegiatan entrepreneur baik disekolah ataupun dilingkungan rumah, 4) Selalu mengingatkan siswa agar melakukan identifikasi, seperti memberi nama pada barang-barang pribadi yang dimiliki seperti alat tulis, dan melakukan inventaris berkaitan dengan asset kelas, seperti kursi, meja dan lain-lain, 5) Siswa senantiasa diingatkan untuk melakukan pengecekan, croscek, teliti, detail, rapi, teratur, jujur, dan dibiasakan membaca sebelum bertanya, serta sopan dalam bersikap dan berbicara. Implementasi tersebut perlu direkapitulasikan pada unsur nilai hasil evaluasi belajar dan uji praktek, 6) Mengarahkan acara lomba pada setiap event, untuk melihat tumbuh kembang inspirasi siswa yang bermuatan pada nilai ekonomi dan uji kompetensi, 7) Mensinergikan materi antara bahasa Indonesia dengan ilmu ekonomi, misalnya tugas mengarang dalam pelajaran bahasa Indonesia, dapat diarahkan pada kegiatan ekonomi sehari-hari, 7) Mensinergikan materi antara matematika dengan ilmu ekonomi, misalnya penjumlahan dan pengurangan pada uang saku siswa pada sekolah dasar, 8) Mengenalkan inovasi peralatan yang menunjukan nilai pendidikan tentang betapa pentingnya sumber daya, misalnya bullpen dengan rantai, sehingga bullpen tidak hilang, tidak nyelip ketika dibutuhkan, dan lain-lain, 9) Siswa diwajibkan mempunyai buku harian yang berisi pembukuan kas masuk dan kas keluar serta saldo akhir dengan lampiran bukti-bukti, 10) Mengarahkan kegiatan siswa untuk melakukan daur ulang dan inovasi, 11) Disetiap kelas biasanya terpampang kliping (majalah dinding), yang berisi motto dan lain-lain, alangkah berguna lagi jika dibuat majalah dinding yang menunjukkan produk yang inovatif, efektif, efisien, tepat guna yang sudah dilakukan siswa.

 

Kesimpulan

Ilmu ekonomi dibutuhkan semua orang karena semua orang melakukan aktivitas ekonomi. Dan produktivitas ditingkatkan salah satunya melalui pelatihan. Pelatihan diusia produktif lebih fokus pada strategi dan aplikasi teknologi untuk meng up date status SDM dalam menyesuaikan kemampuan/skill dengan perkembangan dunia kerja dan usaha. Aktivitas ekonomi membutuhkan pengkayaan wacana dari ilmu ekonomi, konsep ekonomi , yang juga dipengaruhi oleh bakat, minat, kondisi lingkungan serta pelatihan, pengembangan dan motivasi, sehingga aktivitas ekonomi dapat produktif. Pada usia dewasa (produktif) saat menerima pelatihan cenderung difokuskan pada strategi dan aplikasi teknologi, sedangkan pelatihan dasar yang bersifat membangun karakter bisnis tidak dapat diterapkan pada para anggota pelatihan. Point-point karakter bisnis hanya merupakan bagian dari materi pelatihan agar tidak lupa di terapkan aplikasinya dalam dunia kerja dan usaha. Karakter bisnis sangat susah ditanamkan pada pribadi seseorang , sehingga butuh waktu lama pelatihannya, dan hal tersebut harus dilatih mulai dari usia dini hingga usia produktif, sesuai dengan tumbuh kembang pola pikir manusia. Dan diharapkan pemerintah membuat kebijakan yang berkaitan dengan unsure materi pelatihan pada dunia pendidikan (dimulai dari materi, praktek, ujian praktek dan fasilitas pendukung untuk pembelajaran dan evaluasi akhir) dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia.

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Dhinniemediabpi. (2012). Definisi Konselling melalui http://dhinniemediabpi.word

����������� .wordpress.com/definisi-konselling/

 

Hadi, Syamsul. (2014). Pengertian dan Mengenal Bakat dan Minat, melalui

����������� http://www.maribelajarbk.we.id/2014/12/penegrtian-dan-mengenal-bakat-dan-minat.html/

 

Master, lebah. (2018). Pengertian Pendidikan, pada John Dewey, melalui: http://

����������� www.lebahmaster.com/pengertian-pendidikan/���������

 

Patty, Jetty M. (2013). Model Pembelajaran Anti Korupsi di Kalanganan Pra Usia

����������� Sekolah, melalui http://hukum.unpatti.ac.id/korupsi/259-model-pembelajar

����������� An-anti-korupsi-di-kalangan-anak-pra-usia-sekolah

 

Sabariah , etika. (2016). Manajemen Strategi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

 

Undang-Undang pendidikan no.20/tahun (2003)

 

Zakiyya, Zahra. (2013). Pentingnya Konsep Dasar Ekonomi Untuk diPerkenalkan

����������� Pada Usia Dini, Terjemahan Book Social Studies For The Presscshool

����������� Primary Child, 2010) melalui: http://zahrahzakiyya.wordpress.com/2013/

����������� 02/04/konsep-ekonomi-dasar-untuk-anak-usia-dini/